PROSES PENCARIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DI Proses Pencarian Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan Di Surakarta.

PROSES PENCARIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA
REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DI
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
TARIKA ISNANINGTYAS
F 100 090 075

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PROSES PENCARIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA
REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DI
SURAKARTA


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
TARIKA ISNANINGTYAS
F 100 090 075

Kepada

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii

t!!

tlrrzllnft


zwfrfrueJ

rs.nlg@

q

"1_r/

;/

,/

L_---/ -"

,/

,/

ieLuBiG Eurqrurqrue.l


:

qelo m[ilissril qBIsJ

r[n8ua4 ue,^Aog wdop rp
ae){]e-Lpu_edrp

1n1

gLA A6{|

un

rn {h}es rp qe

IaJ

00I .c


@
: qolo trBTn[EJG Bur6

YJ,UYXYUIIS

NYHIISY IINYd I.I TYSSNIJ CT{YA
YfYIAItrU
YGYd dNGIH NIYYT\i}tY]TUgfl UX T{YIUY}NEd
TO

S,ESOIdd

,,"

nt

IS'W'lsd'S'ueplle,/Y\Jnd Aug
IJ Eurdurcpued rfn8ued

l


Eurdruepue4 r[n8ue6

ffi
etueln lfn8us4

ue6
EI0Z IInf 77pflfue1epe4
t[nEue6 rr"^\e6l uudep rp ue>Irreqepedp {n}un rnlnlesrp rpleJ
1ere,(g rqnuotuery qeleJ

ffi

sl,0 060 00I '.f
: r{olo

rru{nfe6 SueA

YIUYXYUOS IO
NYHNSY IINYd I(I TYS9NII SNYA YfYI{trU

V(rVd dNflH NYYN)TYNruf,BgX NYTUYSNf,d SgSOUd

PROSES PENCARIAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA
YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DI SURAKARTA
Tarika Isnaningtyas
Dr. Moordiningsih, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
tare_cha@yahoo.co.id
Penelitian ini bertujuan memahami dan mendeskripsikan bagaimana proses
pencarian kebermaknaan hidup yang dilalui remaja yang tinggal di panti asuhan.
Oleh karena itu, panti asuhan diharapkan dapat mengadakan kegiatan yang dapat
menumbuhkan semangat belajar bagi penghuni panti asuhan. Proses pencarian
kebermaknaan hidup pada remaja yang tinggal di panti asuhan dapat digambarkan
dalam beberapa tahap. Proses pertama ialah mengalami tragic event. Peristiwa
tragis yang dialami oleh remaja yang tinggal di panti asuhan ialah orang tua
meninggal. Perasaan yang dirasakan ketika itu diantaranya sedih, belum
mengetahui apa yang dirasakan karena usia masih kecil dan tidak tahu. Proses
kedua ialah pemahaman diri. Terdapat 24 remaja yang telah memahami dirinya
dengan tinggal di panti asuhan karena keinginan sendiri. Proses ketiga ialah
kebermaknaan hidup. Berdasarkan penelitian pencapaian kebermaknaan hidup

didapatkan hasil dari 53 remaja terdapat 2 remaja yang telah mencapai
kebermaknaan hidupnya. Remaja tersebut telah mencapai kebermaknaan hidup
setelah merasakan kebanggaan memenangkan juara I lomba Pencak Silat tingkat
jawa tengah dan membuat rangkaian elektronika. Remaja lain yang belum
mencapai kebermaknaan hidupnya memiliki alasan tersendiri. Alsaan tersebut
diantaranya belum bersungguh-sungguh untuk memulainya, masih berusaha untuk
mencapainya, masih bersekolah, dan kurang mendapatkan motivasi dari orang
terdekat. Pada saat tinggal di panti asuhan terdapat permasalahan yang dihadapi
anak panti asuhan diantaranya permasalahan akademik, personal dan teman.
Proses keempat ialah pengubahan sikap. Seluruh remaja panti asuhan mengalami
perubahan setelah tinggal di panti asuhan. Adapun perubahan yang dialami remaja
setelah tinggal di panti asuhan diantaranya perubahan dalam tingkah laku, agama
dan penambahan ilmu khususnya dalam bidang agama. Proses kelima ialah
keikatan diri. Berdasarkan hasil penelitian remaja yang tinggal di panti asuhan
merasa beruntung, kurang beruntung dan biasa. Pada proses ini terdapat 32 remaja
yang telah merasakan keikatan diri dengan merasa beruntung tinggal di panti
asuhan. Proses keenam ialah kegiatan terarah. Kegiatan terarah yang dilakukan
remaja di panti asuhan diantaranya olahraga, kegiatan keagamaan, hypnotheraphy
dan pelatihan skill. Remaja yang tinggal di panti mendapatkan dukungan sosial
dari penghuni panti, semua pihak dan keluarga.

Kata Kunci: Proses pencarian, Kebermaknaan Hidup, Remaja Panti Asuhan

v

1

materi yang akhirnya

PENDAHULUAN
Remaja

Erikson

remaja tersebut ke panti asuhan

2007)

untuk mendapatkan kehidupan yang

merupakan sekelompok orang yang


layak. Setiap remaja yang tinggal di

sedang mencari bentuk identitas diri

panti

dan kebermaknaan dalam hidupnya.

kenyataan pahit dan berusaha untuk

Menurut

mencari kebermaknaan hidupnya.

(Rathi

menurut

membawa


dan

Rasthogi,

Tasmara

mengemukakan

(1999)

bahwa

secara

asuhan

Menurut

ingin


keluar

Bastaman

dari

(1996)

singkat, kebermaknaan hidup ini

untuk mendapatkan kebermaknaan

merupakan seluruh keyakinan serta

terdapat aspek yang menentukan

cita-cita yang paling mulia yang

berhasil tidaknya perubahan dari

dimiliki oleh seseorang dan dengan

penghayatan

keyakinan itulah seseorang dapat

hidup

menjalankan misi kehidupan melalui

kebermaknaan

sikap dan perilaku yang bertanggung

sebagai berikut:

jawab dan berbudi luhur.

a.

Remaja yang tinggal di panti

ketidakbermaknaan
menjadi

memiliki

hidup

Pemahaman
meningkatnya

diantaranya

diri

yakni

kesadaran

atas

asuhan merupakan kelompok remaja

keaadaan yang buruk kondisi diri

yang mengalami proses pencarian

pada saat ini dan keinginan kuat

kebermaknaan hidup dengan cara

untuk

mengalami kenyataan pahit (tragic

kearah kondisi yang lebih baik.

event).

Pencarian

melakukan

perubahan

kebermaknaan

b. Kebermaknaan hidup yakni nilai-

hidup ini sering disebut dengan

nilai penting dan sangat berarti

mencari kebermaknaan hidup dalam

bagi kehidupan pribadi seseorang

penderitaan (meaning in suffering)

yang berfungsi sebagai tujuan

atau mencari hikmah dalam musibah

hidup dan kegiatan-kegiatannya

(blessing

harus dipenuhi.

in

disgue)

(Bastaman,

2007). Remaja yang tinggal di panti

c. Perubahan sikap dari yang semula

asuhan mengalami penderitaan atas

tidak baik menjadi lebih baik

kematiaan orang tua dan kekurangan

dalam

menghadapi

masalah,

2

kondisi hidup, dan musibah yang

sikap yang seseorang ambil terhadap

tak terelakan.

penderitaan yang dialami

d.

Keikatan

diri

kebermaknaan

terhadap

hidup

yang

ditemukan dan tujuan hidup yang
telah ditetapkan.
e. Kegiatan terarah yakni upayaupaya yang dilakukan seseorang
secara sadar dan sengaja berupa
pengembangan
pribadi

potensi-potensi

(bakat,

kemampuan,

keterampilan) yang positif serta
pemanfaatan relasi antar pribadi
untuk

menunjang

tercapainya

kebermaknaan dan tujuan hidup
f. Dukungan sosial yakni hadirnya

Kebermaknaan

hidup

ini

memiliki beberapa proses. Adapun
proses

tersebut

diantaranya

mengalami

kenyataan

pahit,

kehidupan

tak

bermakna,

pemahaman

diri,

penemuan

kebermaknaan dan tujuan hidup,
pengubahan sikap, keikatan diri,
kegiatan terarah dan pemenuhan
kebermaknaan

hidup,

kebermaknaan

hidup

menghasilkan

dan

yang

akan

kebahagiaan

(Bastaman, 1996).

seseorang atau sejumlah orang

Apabila proses tersebut dapat

yang akrab, dapat dipercaya, dan

dilalui dengan baik maka seseorang

selalu bersedia memberi bantuan

akan menemukan motivasi utama

pada saat-saat diperlukan.

yang

Adapun

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kebermaknaan hidup
seseorang.

Sebagaimana

yang

dikemukakan oleh Jaenudin (2012)
yaitu pertama dengan memberikan
arti pada dunia melalui suatu karya,
kedua dengan mengambil suatu hal
yang

ada

didunia

dari

sebuah

pengalaman dan yang ketiga dengan

ada

dalam

dirinya

untuk

menjalani kehidupan (Frankl, 2003).
Keberhasilan

proses

pencarian

kebermaknaan hidup ini tak bisa
lepas dari dukungan sosial dan
lingkungan

(Bastaman,

2007).

Dukungan sosial bagi remaja yang
tinggal di panti asuhan ini dapat
berasal dari pengasuh dan penghuni
lain yang memiliki kesamaan nasib
yang

nantinya

bersama-sama

mereka

secara

membantu

remaja

3

keluar dari penderitaan yang dialami

4. Menerapkan proses coding
dalam jawaban informan.

untuk meraih kebermaknaan hidup.
Berdasarkan
penulis

merasa

mengadakan
mengetahui

uraian

diatas,

tertarik

untuk

penelitian

untuk

bagaimana

proses

5. Membuat deskripsi dan tematema

ini

kembali

akan

disajikan

dalam

laporan

kualitatif.
6. Menginterpretasi data atau

pencarian kebermaknaan hidup pada

memaknai data.

remaja yang tinggal di panti asuhan
Surakarta.

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN
Subjek penelitian. Remaja yang

Proses pertama yang dialami

tinggal di panti asuhan berusia 13-21

remaja panti asuhan ialah tragic

tahun, berstatus yatim/piatu/yatim

event.

piatu dan tinggal di panti asuhan

responden ialah ditinggal oleh orang

minimal 3 tahun. Subjek penelitian

tua.

berjumlah 53 orang yang terdiri 28

mengalami apa yang disebut oleh

laki-laki dan 25 perempuan.

Bastaman

Alat

pengumpulan

data.

Tragic

Peristiwa

Seluruh

yang

responden

dengan
event

dialami

Event.

Tragic

ini

ini

merupakan

Menggunkan kuesioner terbuka dan

ketidakbermaknaan

wawancara. Hasil kuesioner terbuka

disebabkan oleh peristiwa tertentu

dan

(Bastaman,

wawancara

akan

dianalisis

1996).

yang

Pada

saat

peristiwa tersebut berbagai perasaan

dengan cara sebagai berikut :
1. Mengolah

hidup

dan

diungkapkan

ketika

hal

tersebut

mempersiapkan data untuk

terjadi. Perasaan tersebut diantaranya

dianalisis.

perasaan sedih, belum mengetahui

2. Membaca keseluruhan data.

apa-apa karena usia masih kecil dan

3. Menganalisis

tidak

dengan

lebih

meng-coding

jawaban informan.

detail
data

tahu.

Berbagai

alasan

di

ungkapkan oleh responden mengenai
sebab ditinggal oleh orang tua.
Alasan tersebut diantaranya sakit,

4

kecelakaan dan melahirkan.Setelah

terakhir ialah subjek tidak melakukan

ditinggal oleh orang tua terjadi

apa-apa ketika itu.

berbagai

aktivitas

dilakukan

responden untuk mengatasi peristiwa
tersebut.

Aktivitas

tersebut

diantaranya tidak tahu apa yang
harus dilakukan karena masih kecil,
menerima

keadaan

dan

tidak

melakukan apa-apa. Aktivitas yang
dilakukan

setelah

orang

meninggal

selanjutnya

mengatasi

dengan

tua
ialah

menerima

keadaan. Menerima keadaan tersebut
diantaranya seperti pasrah, bersabar,
tegar,

menenangkan

diri,

dan

mengikhlaskan beliau.

Proses yang dialami setelah
mengalami

tragic

seseorang

akan

ialah

event

melakukan

pemahaman diri. Pemahaman diri ini
dilakukan remaja untuk memperbaiki
kehidupan

setelah

orang

tua

meninggal dengan cara tinggal di
panti

asuhan.

peneilitian

Berdasarkan

terdapat

dua

hasil
alasan

responden tinggal di panti asuhan.
Tinggal karena keinginan pihak lain
dan keinginan diri sendiri. Keinginan
pihak lain ini berasal dari keluarga
dan orang lain. Berbagai alasan

Keadaan yang dialami oleh

dikemukakan

oleh

responden

responden tersebut disebut dengan

mengenai

nilai bersikap. Hal ini sesuai dengan

menginginkan responden tinggal di

teori yang dikemukakan oleh Frankl

panti

(dalam

Bastaman,

bersikap

ialah

asuhan

tersebut

diantaranya

agar

nilai

responden menjadi orang yang lebih

seseorang

dapat

baik, agar dapat melanjutkan sekolah
dan

apabila ia dapat menerima dengan

ekonomi.

penuh ketabahan, kesabaran, dan
atas

pihak

2007)

menemukan kebermaknaan hidupnya

keberanian

alasan

segala

bentuk

penderitaan yang tidak mungkin
dielakkan. Aktivitas yang dilakukan
setelah orang tua meninggal yang

dikarenakan

permasalahaan

Pihak-pihak terkait mempunyai
alasan untuk remaja tinggal di panti
asuhan diantaranya menjadi orang
yang

lebih

melanjutkan
permasalahaan

baik,

agar

sekolah

dapat
dan

ekonomi.

5

Permasalahan ekonomi dikarenakan

penelitian remaja yang tinggal di

keadaan orang tua yang tidak mampu

panti

membiayai sekolah. Selain keinginan

kebermaknaan hidup yang ingin

dari orang lain terdapat remaja yang

diraih. Kebermaknaan hidup tersebut

menginginkan sendiri untuk tinggal

diantaranya membanggakan orang

di panti asuhan. Terdapat berbagai

tua, mengemukakan menginginkan

alasan responden menginginkan hal

profesi tertentu, dan ingin menjadi

tersebut. Alasan tersebut diantaranya

orang

permasalahan ekonomi, ingin meraih

mengemukakan

cita-cita dan ingin berubah menjadi

mengapa

lebih baik.

kebermaknaan hidup tersebut. Alasan

Subjek

yang

menginginkan

sendiri untuk tinggal di panti asuhan
ia telah memahami dirinya setelah
mengalami tragic event. Subjek telah
menyadari

untuk

menginginkan

perubahan kearah kondisi lebih baik
dengan tinggal di panti asuhan. Hal
ini

sesuai

dengan

teori

yang

diungkapkan oleh Bastaman (1996)
bahwa

pemahaman

meningkatnya

diri

ialah

kesadaran

atas

keaadaan yang buruk kondisi diri
pada saat ini dan keinginan kuat
untuk melakukan perubahan kearah
kondisi yang lebih baik.
Proses selanjutnya ialah remaja
panti asuhan mencari apa yang
menjadi
hidupnya.

kebermaknaan

dalam

Berdasarkan

hasil

asuhan

memiliki

berguna.

tersebut

berbagai

Responden

berbagai

alasan

menginginkan

diantaranya

dikarenakan

keinginan

dalam

dirinya,

dikarenakan

responden

ingin

membanggakan orang tua dan untuk
kehidupan di masa yang akan datang
Menurut

Frankl

(dalam

Schultz, 2010) salah satu ciri orang
yang memiliki kebermaknaan hidup
ialah telah menemukan dirinya dalam
kehidupan

yang

sesuai

dengan

dirinya. Hal tersebut dialami oleh
penghuni panti asuhan. Hal tersebut
terlihat dari hasil penelitian perasaan
remaja yang tinggal di panti asuhan
ialah senang, tidak menentu dan
kesedihan. Jawaban responden yang
merasakan

tidak

menentu

dan

kesedihan ini menunjukkan bahwa
responden

belum

menemukan

6

dirinya

dalam

kehidupan

panti

akademik. Permasalahan akademik
tersebut diantaranya sulit belajar,

asuhan.
yang

tidak ada yang mengajari belajar,

dikemukakan remaja panti asuhan

bosan belajar dan nilai menjadi jelek.

mengapa merasakan hal tersebut.

Permasalahan remaja panti asuhan

Alasan

yang selanjutnya ialah permasalahan

Beberapa

alasan

tersebut

diantaranya

personal.

Permasalahan

Kebersaaman tersebut diantaranya

tersebut

antara

memiliki

dan

merindukan rumah, masalah batin,

dengan

tidak bisa membagi waktu, sulit

merasakan

kebersamaan.

banyak

merasakan

teman

kebersamaan

teman.

Alasan

tersebut

yang

merasakan
selanjutnya

memiliki

permasalahan

asuhan.

Merasaakan

permasalahan

di

diantaranya

personal

lain

seperti

hal

bangun, dan emosi tidak dapat

ialah

terkendali. Permasalahan responden

panti

yang terakhir ialah permasalahan

adanya

pertemanan.

rindu

pertemanan

Permasalahan
tersebut

seperti

teman, pemikiran pengasuh yang

terjadi konflik, teman susah diatur,

berbeda dengan remaja panti asuhan

tidak cocok dengan teman, dan

dan tidak cocok dengan teman.

terjadi kesalahpahaman.
Menurut

dengan

lain

orang tua, iri terhadap teman, dijauhi

Alasan merasakan hal tersebut yang

berkelahi

antara

beberapa

teman,

subjek

terakhir ialah dikarenakan keadaan

wawancara. Permasalahan yang ada

yang berubah-ubah. Keadaan yang

di selesaikan dengan cara sebagai

berubah-ubah tersebut diantaranya

berikut mengatur waktu yang ada,

seperti keadaan itu dapat berubah-

menyelesaikan

ubah, hidup itu berputar, hidup itu

pembuatan

berubah-ubah,

diri, dan meminta dukungan dari

banyak

perubahan

masalah

organisasi,

intropeksi

yang dialami dan bermacam-macam

teman

hal yang dialami.

masalah. Walaupun demikian masih

Berbagai permasalahan terjadi
di

panti

asuhan.

Permasalahan

tersebut diantaranya permasalahan

untuk

dengan

menyelesaikan

terdapat subjek yang tidak mengatasi
permasalahan
dialami

oleh

tersebut.

Hal

ini

subjek

E.

Ia

7

apabila

kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai

terdapat permasalahan dengan teman

dengan teori yang dikemukakan oleh

maka ia akan tetap terus memusuhi.

Bastaman (1996) perubahan sikap

Remaja panti asuhan yang dapat

dari yang semula tidak baik menjadi

menyelesaikan

lebih

mengungkapkan

bahwa

permasalahan

baik

dalam

menghadapi

merupakan salah satu ciri orang yang

masalah, kondisi hidup, dan musibah

memiliki kebermaknaan hidup. Hal

yang tak terelakan.

ini

sesuai

dengan

teori

yang

dikemukakan oleh Bastaman (2007)
yaitu

seorang

yang

memiliki

kebermaknaan hidup ditandai dengan
memiliki

kemampuan

mengatasi

berbagai

Sedangkan

yang

mengatasi

untuk
kendala.

belum

permasalahan

bisa

tersebut

maka ia belum termasuk kedalam
kriteria

orang

yang

memiliki

kebermaknaan hidup.
Apabila
menemukan

seseorang
apa

kebermaknaan

yang
dalam

telah
menjadi
hidupnya

proses selanjutnya yang dilalui ialah
pengubahan

sikap.

Perubahan-

perubahan yang dialami responden
setelah tinggal di panti asuhan
diantaranya sikap menjadi lebih baik,
mendapatkan ilmu khususnya dalam
bidang

agama

meningkat.

dan

religiusitas

Perubahan-perubahan

yang dialami oleh subjek di panti
asuhan ini merupakan perubahan

Setelah seseorang melakukan
perubahan sikap proses yang dialami
selanjutnya ialah melakukan keikatan
diri. Keikatan diri ini dilakukan
subjek yang tinggal di panti asuhan
dengan cara menerima keadaan panti
asuhan

sebagai

tempat

meraih

kebermaknaan hidupnya. Keikatan
diri yang dialami remaja di panti
asuhan

diantaranya

merasakan

kurang beruntung, beruntung dan
biasa. Perasaan beruntung tersebut
diantaranya seperti merasakan tidak
terlalu buruk, tidak berbeda jauh,
merasa lebih baik dan merasa enjoy
dibandingkan remaja yang tidak
tinggal di panti asuhan. Perasaan
beruntung berada di panti dirasakan
oleh subjek A, I dan R. Menurut
keempat subjek tersebut ia merasa
bahwa di panti ini merasa mendapat
pengalaman, mendapat bimbingan,
dan dapat mandiri. Subjek yang

8

merasakan beruntung di panti ini ia

kelebihan. Responden memiliki cara

telah menemukan sikap atas nasibnya

untuk mengatasi kondisi dirinya

tinggal di panti asuhan. Hal ini sesuai

sebagai remaja yang tinggal di panti

dengan ciri orang yang memiliki

asuhan. Cara mengatasinya diantara

kebermaknaan

yang

lain seperti bersabar, tidak mengikuti

diungkapkan oleh Frankl (dalam

tingkah laku remaja di luar, mencari

Schultz, 2010) yaitu bertanggung

teman

jawab

mensyukuri, dan memberikan contoh

hidup

sebagai

pribadi

terhadap

perilaku hidup dan sikapnya terhadap

yang

bisa

menerima,

yang baik untuk remaja lain.

nasib.

Keikatan diri telah ditetapkan
dirasakan

oleh remaja panti asuhan proses

merasa

selanjutnya ialah remaja yang tinggal

kurang beruntung tinggal di panti.

di panti asuhan melakukan kegiatan

Perasaan

terarah

Pandangan
subjek

yang

selanjutnya

ialah

kurang

beruntung

untuk

menunjang

diantaranya seperti subjek merasa

kebermaknaan hidupnya. Menurut

berbeda, minder, iri dan merasa

Basataman (1996) kegiatan terarah

kecewa. Remaja panti asuhan yang

(directed activities) yakni upaya-

merasakan minder tidak percaya diri

upaya yang dilakukan seseorang

ini belum bisa mengatasi defisit

secara sadar dan sengaja berupa

dalam dirinya. Hal ini tidak sesuai

pengembangan

dengan ciri orang yang memiliki

pribadi

kebermaknaan

keterampilan)

hidup

yang

potensi-potensi

(bakat,

kemampuan,

yang

positif

serta

dikemukakan Frankl (dalam Schultz,

pemanfaatan relasi antar pribadi

2010) yaitu mampu mengatasi defisit

untuk

yang ada dalam dirinya. Posisi ketiga

kebermaknaan dan tujuan hidup.

subjek merasakan biasa tinggal di

Menurut subjek di panti asuhan

panti.

tersebut

terdapat kegiatan bermanfaat bagi

diantaranya biasa karena menurutnya

subjek. Kegiatan tersebut antara lain

dunia nantinya akan berputar dan

kegiatan agama saperti hafalan surat-

tidak

surat,

Perasaan

meraskan

biasa

kekurangan

dan

menunjang

taklim,

Ikatan

tercapainya

Pemuda

9

Muhammadiyah,

muhadarah,

wawancara subjek mengungkapkan

qiro’ah, ESQ, pengajian, tadarus,

ia memiliki tiga alasan untuk tinggal

riyadhi sholikin, dan tamziz.

di panti asuhan yaitu karena kondisi

Kegiatan

terarah

telah

dilakukan oleh remaja yang tinggal
di panti asuhan proses selanjutnya
ialah

pencapaian

kebermaknaan

hidup. Berdasarkan hasil penelitian
dari 53 responden terdapat 2 orang
yang sudah mencapai kebermaknaan
dalam hidupnya. Subjek yang telah
mencapai sebagian kebermaknaan
hidupnya ialah subjek A dan MR.
Pencapaian
yang

kebermaknaan

didapatkan

dapatkan

subjek

setelah

hidup
A

ia

merasakan

kepuasan menjadi atlit jawa tengah
pada lomba Ikatan Pencak Silat
Indonesia. Kriteria yang telah dicapai
ini sesuai dengan proses pencarian
yang dikemukakan Bastaman (1996)
yaitu

pertama

pengalaman
mengalami

mengalami

tragis.
tragic

event

Subjek
yaitu

keluarga, ingin melanjutkan sekolah,
dan

mencari

Menetapkan
yang

pengalaman.

kebermaknaan hidup

ingin

dicapai

yaitu

orang

tua.

membahagiakan

Melakukan pengubahan sikap dalam
hal berpikir dan bertingkah laku.
Menetapkan keikatan diri dengan
subjek

merasakan

keberuntungan

tinggal di panti asuhan. Menurutnya
di panti asuhan ia mendapatkan
pendidikan

tentang

dunia

dan

akhirat. Melakukan kegiatan terarah
dengan mengikuti kegiatan pencak
silat baik di panti maupun di luar
panti.

Pencapaian

kebermaknaan

hidupnya ia dapatkan setelah ia
membanggakan orang tua. Subjek
membanggakan orang

tua dengan

menjadi juara satu pencak silat
tingkat Jawa Tengah.

ditinggal ayah dan telah melewati

Pencapaian

pengahayatan tak bermakna dengan

hidup

cara

selanjutnya

kebermaknaan
dialami

oleh

diri

sendiri.

Subjek MR. Subjek mengatakan ia

pemahaman

tentang

mencapai sebagian kebermaknaan

dirinya dengan tinggal di panti

hidup setelah membuat rangkaian

asuhan.

elektronika.

memotivasi

Melakukan

Hal

ini

terlihat

dalam

Kriteria

yang

telah

10

dicapai ini sesuai dengan proses

diinginkan proses keempat ialah

pencarian

dikemukakan

pengubahan sikap. Perubahan yang

Bastaman (1996) yaitu mengalami

dirasakan subjek setelah tinggal di

pengalaman tragis. Tragic event ini

panti ialah menjadi lebih dewasa,

dialami subjek yaitu ditinggalkan

percaya diri dan disiplin. Perubahan

oleh ibunya dikarenakan melahirkan

sikap telah dilalui oleh subjek proses

adiknya. Subjek mengatakan bahwa

selanjutnya

setelah ditinggalkan oleh ibunya ia

keikatan

tidak merasakan

apa-apa karena

setelah tinggal di panti asuhan ia

sudah ditinggal begitu lama. Subjek

merasakan keberuntungan karena ia

hanya teringat pesan ibunya agar

merasa lebih mempunyai hafalan al-

selalu

qur’an

yang

menyeimbangkan

antara

ialah
diri.

mengalami

Menurut

yang

lebih

subjek

banyak

urusan dunia dan akhirat. Proses

dibandingkan yang lain. Keikatan

kedua

diri.

diri telah dilalui proses selanjutnya

merupakan

ialah melakukan kegiatan terarah

ialah

Pemahaman

pemahaman
diri

ini

keinginan untuk tinggal di panti.

untuk

Menurut subjek ia tinggal di panti

hidupnya. Kegiatan terarah yang

bukan merupakan sendiri melainkan

dilakukannya di panti diantaranya

keinginan orang tua. Walaupun di

kegaamaan, hypnotherapy dan ESQ.

panti

merupakan

Menurutnya kegiatan tersebut dapat

keinginan subjek namun mampu

melatih dirinya agar nantinya bisa

menyesuaikan diri didalam panti

hidup

asuhan. Hal ini terlihat subjek dapat

memenuhi beberapa tahap subjek

mengambil hikmah dan merasakan

mendapatkan

kebersamaan tinggal di panti asuhan.

hidupnya

Hikmah yang dapat diambil ialah

kepuasan membuat banyak rangkaian

mendapatkan ilmu yang lebih dari

seperti traffic light, sensor pintu dan

sebelumnya.

sensor suara.

asuhan

bukan

Subjek

memiliki

keinginan untuk menjadi seorang

menunjang

di

kebermaknaan

masyarakat.

setelah

Kriteria

Setelah

kebermaknaan
ia

lain

merasakan

yang

desainer elektonika. Setelah subjek

menunjukkan bahwa subjek telah

memiliki kebermaknaan hidup yang

mencapai kebermaknaan hidupnya

11

ialah

subjek

memiliki

kegiatan-

remaja

yang

merasakan

kurang

kegiatan yang disukai yaitu membuat

beruntung berada di panti asuhan.

rangkaian-rangkaian.

Berdasarkan

Selain alasan tersebut berdasarkan

hasil wawancara subjek mengatakan

hasil penelitian menunjukkan bahwa

ia telah membuat banyak rangkaian

Belum tercapainya kebermaknaan

seperti traffic light, sensor pintu dan

hidup remaja yang tinggal di panti

sensor

asuhan

suara.

Kegiatan

yang

dialami

karena

terdapat

dilakukan oleh subjek merupakan

sejumlah

remaja

salah satu ciri orang yang memiliki

menerima

sepenuhnya

kebermaknaan hidup. Hal ini sesuai

asuhan. Hal ini terlihat dari 53

dengan teori yag dikemukakan oleh

responden terdapat 17 responden

Bastaman

yang merasakan iri, kecewa, minder

(2007)

yang

yang
di

belum
panti

mengungkapkan bahwa salah satu

dan

ciri

(Schultz, 2010) seseorang dikatakan

orang

yang

memiliki

berbeda.

Menurut

Frankl

kebermaknaan hidup ialah memiliki

memiliki

kegiatan-kegiatan yang disukai dan

apabila ia dapat menerima keadaan

dapat

yang sesuai dirinya. Remaja yang

menghasilkan

karya-karya

yang bermanfaat.

hidup

belum bisa menerima dirinya di

Remaja panti asuhan yang
belum

kebermaknaan

mencapai

kebermaknaan

dalam hidupnya dikarenakan remaja

dalam panti asuhan menyebabkan
terhambatnya

pencapaian

dalam

kehidupannya.

panti asuhan belum bersungguh-

Keberhasilan proses pencarian

sungguh untuk memulainya, masih

kebermaknaan hidup ini tidak bisa

berusaha untuk mencapainya, masih

lepas dari dukungan sosial dan

bersekolah,

lingkungan

kurang

mendapatkan

(Bastaman,

2007).

motivasi dari orang terdekat, masih

Meskipun remaja panti asuhan belum

banyak hal yang belum dimengerti,

mencapai

dan menginginkan untuk lebih giat

hidupnya namun remaja tersebut

dalam belajar. Selain itu berdasarkan

memiliki

hasil

berbagai

penelitian

masih

terdapat

kebermaknaan

dukungan
pihak.

dalam

sosial

dari

Dukungan

yang

12

asuhan

ialah tidak mengetahui apa yang

diantaranya berasal dari penghuni

harus dilakukan dikarenakan usia

panti, keluarga dan semua pihak.

masih kecil, menerima keadaan

Remaja

dan tidak melakukan apa-apa.

didapatkan

remaja

panti

panti

asuhan
yang

2. Remaja panti asuhan yang tinggal

diberikan pihak tersebut antara lain

di panti merupakan keinginan

seperti

semangat,

orang lain dan keinginan sendiri.

nasehat

Alasan pihak yang menginginkan

mengungkapkan

dukungan

memberikan

motivasi,

memberikan

kepada subjek dan memberikan doa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan

remaja

tinggal

di

panti

dikarenakan

agar

bisa

melanjutkan

sekolah,

menjadi

anak

lebih

yang

baik

dan

pembahasan penelitian maka dapat

permasalahan ekonomi. Remaja

disimpulkan proses-proses pencarian

yang memiliki kesadaran diri

kebermaknaan hidup pada remaja

untuk tinggal di panti asuhan

yang tinggal di panti asuhan ialah

mempunyai alasan untuk tinggal

sebagai berikut :

di

1. Tragic event yang dialami oleh
seluruh remaja yang tinggal di
panti asuhan ialah kematian orang
tua

baik

ayah,

ibu

maupun

keduanya. Orang tua remaja yang
tinggal di panti asuhan meninggal
dikarenakan sakit, kecelakaan dan
melahirkan. Perasaan remaja yang
tinggal di panti asuhan pada saat
peristiwa

tersebut

terjadi

diantaranya sedih, belum mengerti
dan tidak tahu. Setelah peristiwa
tersebut terjadi hal yang dilakukan

panti

asuhan

seperti

permasalahan ekonomi, merubah
diri menjadi lebih baik dan ingin
meraih cita-cita. Pada proses ini
terdapat

24

menemukan

remaja

yang

pemahaman

diri

dengan tinggal di panti asuhan.
3. a. Selama menjalani kehidupan
terdapat

permasalahan

dan

perasaan yang dialami remaja.
Permasalahan
diantaranya

tersebut
diantaranya

permasalahan akademik, personal
dan teman. Perasaan yang dialami
selama tinggal di panti asuhan

13

diantaranya senang, sedih dan

bersekolah, kurang mendapatkan

tidak menentu. Perasaan yang

motivasi

dialami oleh remaja panti asuhan

masih banyak hal yang belum

tersebut dikarenakan merasakan

dimengerti,

kebersamaan,

untuk lebih giat dalam belajar.

adanya

permasalahan
keadaan

di

panti,

yang

dan

berubah-ubah.

dari

orang

dan

terdekat,

menginginkan

4. Seluruh remaja yang tinggal di
panti

asuhan

merasakan

Selain itu seluruh remaja yang

mengalami

tinggal di panti asuhan memiliki

tinggal di panti asuhan. Perubahan

keinginan

meraih

tersebut ialah sikap, religiusitas

Adapun

meningkat dan mendapatkan ilmu

kebermaknaan hidup yang ingin

khususnya dalam bidang agama

diraih tersebut diantaranya ingin

setelah tinggal di panti asuhan.

membanggakan

Manfaat yang didapatkan dari

untuk

kebermaknaan

hidup.

orang

tua,

perubahan

setelah

menjadi suatu profesi tertentu dan

perubahan

menjadi orang yang berguna.

mengetahui

b.

diambil, menjadi mandiri, dapat

Berdasarkan penelitian dari

tersebut
sikap

dapat

yang

akan

2

dijadikan motivasi untuk meraih

mencapai

cita-cita, dapat menolong orang

hidupnya.

lain, dapat menerima keaadan

Kebermaknaan hidup yang telah

yang ada dan dapat bertukar ilmu

dicapai

dengan orang lain.

53

responden

responden

terdapat

yang

kebermaknaan

ialah

memenangkan

dengan

juara

lomba

5. Remaja yang tinggal di panti

pencak silat tingkat Jawa tengah

asuhan

dan

dirinya tinggal di panti asuhan.

membuat

elektronik.

Remaja

rangkaian
yang

memiliki

pandangan

lain

Pada proses ini terdapat 32 remaja

belum mencapai kebermaknaan

yang tinggal di panti asuhan yang

hidupnya

belum

telah

untuk

dengan

dikarenakan

bersungguh-sungguh
memulainya,
untuk

masih

mencapainya,

memiliki

keikatan

merasakan

diri

beruntung

berusaha

tinggal di panti asuhan. Remaja

masih

yang lain memiliki penilaian diri

14

kurang

beruntung

dan

biasa

diantaranya

memberikan

tinggal di panti asuhan. Penghuni

dukungan, memberikan nasehat

panti

dan memberikan doa.

asuhan

mengatasi

memiliki

perbedaan

cara
dengan

DAFTAR PUSTAKA

remaja yang tidak tinggal di panti
asuhan
tidak

dengan cara bersabar,
mengikuti

tingkah

remaja

yang

diluar,

teman

yang

bisa

mensyukuri,

dan

laku

mencari
menerima,

memberikan

contoh yang baik untuk remaja
lain.

H.D.

Hidup

remaja yang tinggal di panti
antara

lain

kegiatan

(1996).

Meraih

Bermakna:

Kisah

Pribadi Dengan Pengalaman
tragis. Jakarta : Paramadina.

________.

(2007).

Logoterapi

Psikologi Untuk Menemukan
Makna

6. Kegiatan terarah yang dilakukan

asuhan

Bastaman,

Hidup Dan Meraih

Hidup Bermakna . Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

olahraga,
keagamaan,

Frankl,

V.E. (2003).

Logoterapi

hypnotherapy dan pelatihan skill.

Terapi

Manfaat yang bisa diambil dari

Pemaknaan

kegiatan

Yogykarta : Kreasi Wacana.

tersebut

dapat

menyehatkan badan, menambah
ilmu

pengetahuan,

kedisiplinan,

melatih

melatih
bakat,

Jaenudin,

U.

Psikologi

Melalui
Eksistensi.

(2012).

Psikologi

Transpersonal. Bandung : CV

Pustaka Setia.

melatih diri untuk bisa hidup di
masyarakat
keterampilan,

umum,
mengisi

melatih
waktu

luang dan melindungi diri.
7. Dukungan sosial remaja yang

Rathi, N dan Rastogi, R. (2007).
Meaning

in

psychological

life

and

well-being

pre-adolescents

in
and

tinggal di panti asuhan didapatkan

adolescents. Journal of the

dari penghuni panti, semua pihak

Indian Academy of Applied

dan keluarga. Dukungan sosial

Psychology,

yang diberikan pihak tersebut

Vol. 33, No.1, 31-38.

January

2007,

15

Santrock, J.W. (2003). Adolescence

Tasmara, T. (1999). Dimensi Doa

Perkembangan Remaja . Jakarta

Dan

: Erlangga.

Samudera

Schultz,

D.

(2010).

Pertumbuhan:

Psikologi

Model-Model

Kepribadian Sehat. Yogyakarta

: Kanisius.

Zikir:
Qolbu

Menyelami
Mengisi

Makna Hidup. Jakarta: Dana

Bhakti Prima Yasa.