PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA.
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fauzul Muna Afani NIM 13301241010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
ii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA
Oleh:
Fauzul Muna Afani NIM. 13301241010
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk kelas XI IPA yang memiliki kualifikasi yang baik. LKS yang baik dinilai dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS.
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa LKS. Pengembangan LKS dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu analisis (analysis),desain (design), pengembangan (developmen), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3, uji coba dilakukan kepada kelas XI IPA 2 yang berjumlah 33 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu lembar penilaian LKS untuk ahli media dan ahli materi serta lembar penilaian RPP untuk menilai kevalidan LKS, angket respon guru dan angket respon siswa untuk menilai kepraktisan LKS dan tes hasil belajar siswa untuk menilai keefektifan LKS.
Hasil penelitian menunjukkan LKS yang dikembangkan memiliki kualifikasi baik yang ditinjau dari valid, praktis dan efektif. LKS yang dikembangkan diawali dengan masalah yang dapat menfasilitasi agar siswa dapat merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan menguji hipotesis, dan yang terakhir menyimpulkan. LKS valid dengan perolehan rata-rata penilaian yaitu 3,15 yang termasuk dalam kategori baik. LKS praktis berdasarkan rata-rata penilaian yaitu 3,20. LKS efektif dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa dengan persentase ketuntasan belajar 70%, sehingga LKS dikatakan efektif untuk digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: LKS, pengembangan, inquiry, turunan fungsi trigonometri, hasil belajar
(3)
iii
DEVELOPING AN INQUIRY – BASED LEARNING MATERIAL ON DERIVATION OF TRIGONOMETRIC FUNCTION TO IMPROVE THE STUDENTS’ LEARNING
OUTCOME OF THE ELEVENTH GRADERS OF SCIENCE PROGRAM ON THE SECOND SEMESTER
By: Fauzul Muna Afani
NIM. 13301241010
Abstract
This research was a development research which aimed to produce an inquiry – based learning material in the form of student worksheet including the derivation of trigonometric function material for the eleventh graders. A good student worksheet was assessed from the aspects of validity, practicality and effectiveness. The research development developed a student worksheet which followed five stages of ADDIE: analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subject of the study was a – 33 student of the eleventh graders of Science Program 2 of Senior High School 3. The instruments were: 1) worksheet assessment sheets for the experts of media and subject matter, 2) lesson plan assessment sheets, and 3) questionnaires for teachers and students to assess the practicality and effectiveness of the student worksheet. The result of the research show that the develop worksheet has good qualification in terms of valid, practical and effective. The student worksheet is developed by starting with the problems in order to formulate the problem, formulate hypotheses, collect data, test hypotheses, and draw conclusion. The student worksheet is valid with the average value of 3.15 which categoriz as a good category. The student worksheet is practical based on the average rating of 3.20. The student learning completeness percentage reach 70%, so that the worksheet is effective to use and can improve student learning outcomes.
Keywords: student worksheet, development, inquiry, trigonometric derivation function, learning outcomes
(4)
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN INQUIRY PADA MATERI TURUNAN FUGSI TRIGONOMETRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SEMESTER DUA
Disusun oleh:
Fauzul Muna Afani NIM 13301241010
telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Akhir Tugas Akhir Skripsi bagi yang
bersangkutan
Yogyakarta, 16 Juni 2017
Mengetahui, Disetujui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Dr. Ali Mahmudi Dr. R. Rosnawati
(5)
v
(6)
vi
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Fauzul Muna Afani
NIM :13301241010
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul TAS : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Inquiry Pada Materi Turunan Fungsi Trigonometri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Semester Dua.
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim..
Yogyakarta, 16 Juni 2017 Yang menyatakan,
Fauzul Muna Afani NIM. 13301241010
(7)
vii MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Al-Insyirah ayat 6)
(8)
viii
PERSEMBAHAN Alhamdululilahi robbil’alamin
Skripsi ini saya persembahan untuk
1. Kedua orang tua saya Bapak Wahid Afani dan Ibu Siti Fathonah atas do’a, semangat dan fasilitas yang telah diberikan.
2. Kakakku Iqbal Ramiza Afani dan dan adikku Aqila Shofia Afani yang selalu memberi semangat dan tidak bosannya mngingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi.
3. Bulekku Nurul Muthmainah yang tidak bosan selalu mengingatkan dan membantu saya menyelesaikan tugas skripsi.
4. Seluruh warga SMA Negeri 3 Klaten yang telah memberikan kesempatan untuk saya
5. Sahabat-sahabat saya (Gatot Jiwandono dan Risa Tri Oktaviani) terimakasih telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya 6. Teman-teman kost Srikandi Seturan (Nuna, Piyut, Rahma, Dita, Iim,
Dea) yang telah menemani dan mendukung selama saya kuliah dan membuat skripsi
7. Teman-teman pendidikan Matematika A 2013 yang telah berjuang bersama-sama
(9)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Inquiry pada Materi Turunan Fungsi Trigonometri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA Semester Dua” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi inidapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dr. R. Rosnawati, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, membantu, mengarahkan dan memberi motivasi sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Endang Listiyani, M.S, Ibu Endah Retnowati, M.Ed., Ph.D, dan Bapak Musthofa, M.Sc selaku Validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Ibu Dr. R. Rosnawati, Ibu Endang Listiyani, M.S, Bapak Musthofa, M.Sc, dan Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku Ketua Penguji, Sekertaris dan Penguji yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komperhesif terhadap TAS ini.
4. Bapak Dr. Ali Mahmudi, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Program Studi Pendidikan Matematika beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.
5. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir Skripsi.
6. Bapak Suharja, M.Pd, selaku kepala sekolah SMA Negeri 3 Klaten yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
(10)
x
7. Ibu Salimah, M.Pd, selaku guru matematika kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Klaten yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas XI IPA 2,
8. Semua pihak, secara lamgsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari ALLAH SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
Yogyakarta, Juli 2017 Penulis,
Fauzul Muna Afani NIM 13301241010
(11)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
MOTTO... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB IPENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB IIKAJIAN TEORI ... 9
A. Landasan Teori ... 9
1. Belajar ... 9
2. Hasil Belajar ... 10
3. LKS Sebagai Bahan Ajar ... 13
4. Materi Turunan Fungsi Trigonometri ... 14
5. Inquiry ... 21
6. Kualitas LKS ... 26
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 36
D. Pertanyaan Penelitian ... 37
BAB IIIMETODE PENELITIAN PENGEMBANGAN ... 38
A. Metode Penelitian Pengembangan ... 38
B. Prosedur Pengembangan ... 39
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 44
(12)
xii
E. Instrumen Penelitian ... 45
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian... 50
1. Tahap Analisis ... 50
2. Tahap Design ... 57
3. Tahap Development ... 65
4. Tahap Implementation ... 69
5. Tahap Evaluation ... 71
B. Pembahasan ... 75
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN... 83
A. KESIMPULAN ... 83
B. SARAN ... 83
C. KETERBATASAN PENELITI ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 85
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Turunan Trigonometri ... 21
Tabel 2. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa ... 46
Tabel 3. Kriteria Penilaian 47 Tabel 4. Kriteria Validitas Produk Pengembangan ... 48
Tabel 5. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa ... 48
Tabel 6. Interval Presentasi Ketuntasan Belajar ... 49
Tabel 7. Hasil Analisis Kompetensi Dasar Materi Turunan Fungsi Trigonometri kelas XI IPA ... 52
Tabel 8. Hasil Validasi oleh Ahli Materi 1 dan ahli materi 2 ... 72
Tabel 9. Hasil Validasi oleh Ahli Media ... 72
Tabel 10. Data Hasil Angket Respon Siswa ... 73
Tabel 11. Data Hasil Angket Respon Guru ... 73
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Perubahan Nilai dan ( )... 16
Gambar 2. Grafik ( ) = sin ... 17
Gambar 3. Grafik ( ) = cos ... 18
Gambar 4. Cover Depan LKS ... 67
(15)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A... 91
Analisis Kurikulum Turunan Fungsi Trigonometri... 92
Lampiran B... 96
Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP... 97
Deskripsi Lembar Penilaian RPP... 98
Lembar Penilaian RPP... 100
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 104
Deskripsi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 105
Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi... 106
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 111
Deskripsi Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 112
Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media ... 114
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 117
Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 118
Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 120
Deskripsi Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 121
Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 123
Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar... 125
Soal Tes Hasil Belajar... 142
Lampiran C... 145
Pengisian Lembar Penilaian RPP oleh dosen ahli 1... 146
Pengisian Lembar Penilaian RPP oleh dosen ahli 2... 150
Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi 1... 154
Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Materi 2... 158
Pengisian Lembar Penilaian LKS untuk Ahli Media... 162
Pengisian Lembar Penilaian LKS oleh Siswa... 165
Pengisian Lembar Penilaian LKS oleh Guru... 167 Pengisian Lembar Penilaian Soal Tes Hasil Belajar oleh dosen ahli
(16)
xvi
1... 169
Pengisian Lembar Penilaian Soal Tes Hasil Belajar oleh dosen ahli 2... 171
Pengisian Soal Tes Hasil Belajar... 173
Lampiran D 177 Hasil Analisis Penilaian RPP oleh Dosen Ahli 1... 178
Hasil Analisis Penilaian RPP oleh Dosen Ahli 2... 179
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Materi 1... 180
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Materi 2... 181
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Ahli Media 1... 182
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Guru... 183
Hasil Analisis Penilaian LKS oleh Siswa... 184
Lampiran E... 186
Surat Permohonan Validasi Instrumen... 187
Surat Permohonan Izin Penelitian FMIPA UNY... 190
Surat Permohonan Izin Penelitian BAPPEDA Klaten... 191
Surat Keterangan Penelitian SMA Negeri 3 Klaten... 192
Lampiran F... 193
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi Turunan Fungsi Trigonometri... 194 Lembar Kerja Siswa Materi Turunan Fungsi Trigonometri Berbasis Pendekatan Inquiry... 243
(17)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan dapat mengembangkan atau meningkatkan potensi manusia melaui pengajaran dan pelatihan-pelatihan melalui proses pembelajaran sehingga mampu menghadapi perubahan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan memegang peranan penting oleh sebab itu perlu perhatian yang khusus dan penanganan yang lebih terhadap kualitas maupun kuantitas pendidikan. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan hasil belajar.
Menurut Sudjana (2001:22) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menemukan pengalaman belajarnya. Jadi hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa menguasai suatu materi setelah dilakukan pembelajaran. Sudjana (2010:22) menyatakan hasil belajar diklasifikasikan secara garis besar menjadi 3 yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Hal ini sesuai dengan penilaian dalam Kurikulum 2013 yang tidak hanya menilai ranah kognitif saja tetapi juga menilai ranah afektif dan psikomotorik. Hal ini tersirat di dalam KD dari KI 2, 3 dan 4.Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, guru lebih banyak menggunakan ranah kognitif sebagai penilaian hasil belajar. Hal ini
(18)
dikarenakan ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. Oleh kareba itu, dalam penelitian ini digunakan hasil belajar yang ditinjau dari ranah kognitif.
Menurut Purwanto (2007:102−106) keberhasilan siswa belajar matematika dipengaruhi beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, Guru, cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Dalam uraian di atas dijelaskan bahwa alat-alat yang digunakan dalam belajar mempengaruhi keberhasilan siswa belajar. Salah satu alat yang digunakan dalam belajar adalah bahan ajar. Menurut Amri & Ahmadi (2010:159) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang harus ada didalam proses belajar mengajar, karena bahan ajar merupakan acuan guru untuk mengajarkan materi kepada siswa dan keberhasilan belajar ditentukan oleh bahan ajar yang digunakan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor.20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kewajiban guru sebelum mengajar adalah menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, kreatif, dinamis, dan dialogis dan mempunyai komitmen
(19)
secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kata lain diperlukan bahan ajar agar dapat menciptakan suasana belajar yang di inginkan. Guru wajib mempersiapkan bahan ajar yang dibutuhkan oleh siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya bahan ajar yang berkualitas sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan siswa. Selain itu, bahan ajar yang digunakan sebaiknya sesuai dengan kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013. Bahan ajar yang dibuat harus bersuasana santifik seperti yang telah diatur dalam Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 selain itu pemerintah juga telah membuat pedoman buku untuk mengajar dalam Permendikbud Tahun 2013 Nomor 71 tentang buku teks pelajaran dan buku penduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah sebagai pedoman guru membuat bahan ajar untuk digunakan dalam pembelajaran.
Bahan ajar yang banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Prastowo (2011: 204) menyatakan bahwa LKS merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. LKS sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan setiap tingkatan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena beberapa faktor dari karakteristik sasaran, maka
(20)
tidak semua bahan ajar yang dikembangkan oleh beberapa lembaga cocok untuk siswa.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi Lembar Kerja Siswa yang digunakan oleh guru berupa rumus dan kumpulan soal-soal, tidak ada langkah yang membantu siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman dari materi yang diajarkan. Untuk beberapa kasus hal ini tidak menjadi masalah akan tetapi pada umumnya siswa akan sulit memahami materi. Sulitnya memahami materi yang diajarkan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa menguasai suatu materi setelah dilakukan pembelajaran. Salah satu cara untuk dapat menguasai materi yaitu dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa. Berdasarkan Peraturan Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 tentang standar proses salah satu prinsip pembelajaran dikelas ialah dari peserta didik diberitahu menuju peserta didik diberitahu. Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk belajar dari pengalaman yaitu dengan pendekatan inquiry. Pendekatan inquiry memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif kepada siswa, sehingga siswa mudah untuk memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Lembar Kerja Siswa yang digunakan juga belum sesuai dengan karakteristik siswa SMA, hal ini terlihat dari design LKS yang berupa ringkasan materi dan latihan soal dimana tidak memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Piaget perkembangan kognitif siswa SMA termasuk pada tahap formal (et.al,
(21)
2013: 130). Penalaran formal ditandai dengan kemampuan berpikir tentang ide-ide abstrak, menyusun ide-ide, menalar tentang apa yang akan terjadi. Individu yang berada pada tahap operasi formal apabila dihadapkan kepada sesuatu masalah, dapat merumuskan dugaan-dugaan atau hipotesis-hipotesis tersebut. Dengan kata lain, individu yang berada pada tahap operasi formal dapat terlibat dalam tipe penalaran hipotetiko-deduktif. Makna dari Penalaran hipotetiko-deduktif disini mengandung konsep bahwa individu yang berada pada tahap operasi formal dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis. Dengan demikian perlu dikembangkan LKS yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA yang berada tahap formal.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA adalah pendekatan inquiry. Inquiry berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau mempertanyakan. Pendekatan inquiry telah diperkenalkan sejak tahun 1970 sebagai suatu metode. Secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Pendekatan inquiry merupakan penanaman dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan
(22)
kreativitas dalam memecahkan masalah. Dalam pembelajaran dengan pendekatan inquiry siswa sebagai subyek belajar dan guru sebagai pembimbing dan fasilitator. Siswa akan diarahkan guru untuk mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep, dan keterampilan yang sudah dipelajari untuk menemukan suatu pengetahuan yang baru yaitu berupa konsep atau prinsip matematika.
Materi matematika yang dapat didekati dengan pendekatan inquiry salah satunya turunan fungsi trigonometri. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka perlu dikembangkan bahan ajar berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk meningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA semester 2.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil identifikasi masalah seperti dibawah ini:
1. LKS yang digunakan guru berisi ringkasan materi dan soal-soal
2. LKS yang digunakan oleh guru saat ini belum sesuai dengan karakteristik siswa SMA yang berada pada tahap formal.
3. LKS yang digunakan, menggunakan metode yang belum sesuai dengan karakteristik siswa SMA.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengembangan LKS berbasis inquiry yang digunakan untuk pembelajaran matematika materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA Negeri 3 Klaten kelas XI IPA.
(23)
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat diambil rumusan masalah: bagaimana mengembangkan bahan ajar matematika berupa LKS pada materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan inquiry terhadap peningkatan hasil belajar ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai secara umum yaitu menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) matematika materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan inquiry terhadap peningkatan hasil belajar yang valid, praktis dan efektif.
F. Manfaat Penelitian
Pengembangan bahan ajar berupa LKS dengan pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. LKS ini dapat digunakan oleh siswa sebagai salah satu sumber belajar
b. LKS ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam belajar matematika
c. LKS matematika berbasis inquiry ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
(24)
2. Bagi guru mata pelajaran
a. LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar b. LKS ini akan mempermudah guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas dan membimbing siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan matematika dan sebagai alternatif dalam menyajikan materi.
b. Sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam memilih ragam inovasi pembelajaran untuk membuat dan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta potensi yang ada di sekolah.
4. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman baru untuk bahan ajar dengan pendekatan inquiry sebagai bekal untuk pembelajaran matematika di sekolah.
(25)
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Belajar
Menurut Hamalik (2001:27) belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.
Hilgard & Brower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman (Hamalik, 2002:45).
Menurut Gagne (2006:2) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisai berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Menurut Dahar (2006:3) belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan yang didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon. Pengalaman yang didapatkan dari stimulus dan respon tersebut akan terbentuk ide atau konsep dibenak siswa.
Menurut Skemp (1971:23) konsep adalah suatu ide. Oleh karena itu pemahaman siswa terbentuk dengan baik apabila konsep atau suatu ide tersebut dibentuk sendiri oleh siswa. Menurut skemp (1971:19−20) siswa membentuk konsepnya dengan mengklasifikasikan informasi yang didapat kemudian mengabstrasikan informasi yang didapat.
Menurut Hudojo suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklarifikasikan obyek-obyek atau
(26)
peristiwa-peristiwa serta mengklarifikasikan apakah obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk kedalam ide abstrak tersebut.
Dari beberapa pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mengkonstruksi pemahaman.
2. Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah bertujuan agar siswa berhasil menguasai materi sesuai indikator yang telah ditetapkan. Menurut Djamarah (2002:141) hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu.
Hasil belajar siswa selama pembelajaran dapat diketahui dari beberapa aspek. Menurut Sudjana (2010:22) mengklasifikasikan hasil belajar secara garis besar menjadi:
a. Ranah Kognitif
Berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri kognitif tingkat rendah (pengetahuan/ingatan, pemahaman) dan kognitif tingkat tinggi (aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi)
b. Ranah Afektif
Berhubungan sifat yang terdiri atas aspek penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan ternalisasi
c. Ranah Psikomotoris
Berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Dalam ranah psikomotoris terdapat enam aspek yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan/ ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan eksprsif dan interpretatif.
(27)
Menurut Purwanto (2007: 102-106) keberhasilan siswa belajar matematika dipengaruhi beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk faktor sosial ini antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru, cara mengajarnya, alat – alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Menurut Sudjana (2010:40) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor Utama
Faktor utama merupakan faktor yang berasal dari diri siswa yang berupa kemampuan yang dimiliki. Menurut Caroll yang berkaitan dengan kemampuan individu adalah bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran serta kemampuan individu.
b. Faktor Lingkungan sekolah atau faktor yang akan datang dari luar diri siswa. Salah satu contoh faktor lingkungan ialah kualitas pembelajaran. Salah satu faktor lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pembelajaran. Kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses-proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dari pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang didapatkan oleh siswa dalam bentuk tingkat penguasaan siswa pada materi yang diajarkan. Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, guru lebih banyak menggunakan ranah kognitif sebagai penilaian hasil belajar. Hal ini dikarenakan ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan.
(28)
Berdasarkan Permendikbud No 104 tahun 2014 ada 3 tujuan penilaian hasil belajar yaitu
a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi; b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan
d. memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya menilai ranah kognitif saja tetapi juga menilai ranah afektif dan ranah psikomotorik. Hal ini dijelaskan pada permendikbud nomor 24. Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Ranah psikomotorik dinilai dari keterampilan berpikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal aplikasi dari materi yang dipelajari. Sedangkan ranah kognitif dinilai dari beberapa aspek. Bloom membagi tipe hasil belajar pada aspek kognitif menjadi enam yaitu pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapam aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar dinilai dari ketercapaian KD pada materi yang dipelajari.
Berdasarkan Permendikbud Tahun 2014 Nomor 104 ada 3 cara penilaian kemampuan kognitif :
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
b. uraian dilengkapi pedoman penskoran. c. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
d. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
(29)
3. LKS Sebagai Bahan Ajar
Menurut Amri & Ahmadi (2010:159) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Jenis-jenis bahan ajar menurut Amri & Ahmadi (2010:161) sebagai berikut :
1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed), antara lain: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto, gambar, dan non cetak (not printed) seperti model/ maket.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
4) Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
LKS merupakan bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2011:204). Setiap pendidik dalam menyiapkan LKS harus memperhatikan beberapa persyaratan penyusunan LKS sehingga kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dapat tercapai. Oleh karena itu, pendidik akan dapat
(30)
menyusun LKS yang baik apabila memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup.
Majid (2006: 176) mengemukakan bahwa lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa memuat petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang didasari oleh suatu kompetensi dasar yang akan dicapai. Tugas-tugas dalam lembar kegiatan siswa dapat berupa tugas teoritis maupun tugas praktis. Tugas teoritis misalnya berupa tugas membaca, sedangkan tugas praktis berupa aktivitas atau kerja lapangan.
Dari beberapa pengertian LKS yang disampaikan oleh ahli dapat disimpulkan LKS adalah salah satu bahan ajar yang berbentuk lembaran-lembaran kegiatan yang memudahkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan, yang dapat menfasilitasi siswa belajar. Berdasarkan pengertian sebelumnya belajar adalah mengkonstruksi pemahaman. Jadi LKS yang dapat mengkonstruksi pemahaman siswa adalah LKS yang dilengkapi langkah-langkah yang dapat membantu siswa mengkalsifikasikan informasi yang didapatkan. Selain langkah-langkah, LKS juga harus berisi latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman yang telah didapatkan.
4. Materi Turunan Fungsi Trigonometri
Turunan fungsi trigonometri merupakan materi pembelajaran yang dipelajari oeleh siswa kelas XI IPA semester 2. Berdasarkan Kurikulum
(31)
2013 revisi 2014 yaitu Peraturunan Pemerintah Tahun 2014 No 24, KI dan KD yang harus dicapai oleh siswa adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi Inti yang harus dicapai siswa dalam silabus matematika adalah:
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam silabus matematika peminatan adalah:
(32)
3.10 Mendeskripsikan konsep turunan fungsi trigonometri untuk menurunkan sifat-sifatnya serta menggunakannya dalam memecahkan masalah
3.11 Menganalisis konsep dan sifat turunan fungsi trigonometri dan menerapkannya untuk menentukan titik stasioner (titik maksimum, titik minimum dan titik belok)
4.9 Merencanakan dan melaksanakan strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam memecahkan masalah nyata tentang fungsi trigonometri.
4.10 Menyajikan dan memecahkan masalah nyata yang berkaitan dengan turunan fungsi trigonometri
Untuk mencapai kompetensi tersebut maka materi yang harus dipelajari melingkupi:
Gambar 1.Grafik Perubahan Nilai dan ( )
Titik A ( , ) dan titik B ( , ), dimana = dan = + ℎ. h merupakan suatu bilangan.
(33)
Apabila semakin mendekati pada selang yang semakin sempit seperti gambar grafik diatas dan hampir tidak ada jarak maka laju perubahan dapat dituliskan
lim →
( + ℎ) − ( )
+ ℎ − ℎ
Laju perubahan sesaat fungsi = ( ) diperoleh jika ℎ mendekati 0 sebagai berikut:
lim → ( ) ( ) dengan syarat limitnya ada.
Turunan fungsi sinus, cosinus, tangen, cotangen, secan dan cosecan dapat dicari dengan menggunakan laju perubahan sesaat. (Larson & David, 590:2009), (Wirodikromo, 2007:254-256)
1. Turunan Sinus Grafik fungsi sinus
Gambar 2.Grafik ( ) = Turunan fungsi = sin adalah
( ) = lim →
( + ℎ)− ( )
−
( ) = lim
→
sin( + ℎ) −sin( )
(34)
( ) = lim →
sin( + ℎ) −sin( )
( + ℎ)−
( ) = lim
→
sin cosℎ+ cos sinℎ −sin
ℎ
( ) = lim →
( ) = lim →
cos sinℎ+ sin ( cosℎ −1)
ℎ
( ) = lim → + lim → ( )
( ) =
lim → cos . lim → + lim → sin . lim → ( )
( ) = cos . ( 1) + sin . ( 0) ( ) = cos
2. Turunan Cosinus Grafik fungsi cosinus
Gambar 3.Grafik ( ) = Turunan fungsi = cos adalah
( ) = lim →
( + ℎ)− ( )
−
( ) = lim
→
cos( + ℎ)−cos( )
(35)
( ) = lim →
cos( + ℎ)−cos( )
( + ℎ) −
( ) = lim
→
cos cosℎ −sin sinℎ −cos
ℎ
( ) = lim
→
−sin sinℎ+ cos cosℎ −cos
ℎ
( ) = lim
→
−sin sinℎ+ cos ( cosℎ −1)
ℎ
( ) = lim
→ −sin . lim→ sinℎ
ℎ + lim→ cos . lim→
cosℎ −1 ℎ ( ) = −sin . ( 1) + cos . ( 0)
( ) = −sin
3. Turunan Tanngen
= sin = cos
= cos = −sin
= . .
= cos ( cos )−sin (−sin )
( cos )
= cos + sin
cos
= 1
cos = sec
4. Turunan Cosecan
= 1 = sin
= 0 = cos
(36)
= 0( sin ) −1( cos ) sin
= 0−cos
sin
= −cos
sin
= −
sin .
1 sin
= −cot cosec
5. Turunan Secan
= 1 = cos
= 0 = −sin
= − ′
= 0( cos ) −1(−sin ) cos
= 0 + sin
cos
= sin
cos
= sin
cos .
1 cos
= tan sec
6. Turunan Cotangen
= cos = sin
= −sin = cos
(37)
= − sin ( sin ) −( cos ) ( ) sin
= −sin −cos
sin
= −( sin + cos )
sin
= −1
sin
= −
Di bawah ini tabel turunan fungsi trigonometri Tabel.1. Turunan Trigonometri
( ) ′( )
cos −sin
sec −
sec . tan
− . cot
Dibawah ini adalah rumus aturan rantai dalam turunan fungsi
Jika ( ) = { ( ) } , dengan ( ) adalah fungsi dari yang mempunyai turunan ′( ) dan adalah bilangan real, maka
( ) = { ( ) } . ′( )
5. Inquiry
Inkuiri berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau mempertanyakan. Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi,
(38)
mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Menurut Suryani & Agung (2012) pembelajaran inkuiri siswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari dan dicermati sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai penunjangnya.
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan kesimpulan membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu
a. Praktikum (tradisional hands-on)
Praktikum (tradisional hands-on) merupakaninkuiri yang paling sederhana. Guru menyediakan topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan oleh siswa. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri
b. Pengalaman sains terstruktur (structured science)
Guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa
c. inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, guru
(39)
berperan sebagai fasilitator untuk menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang.
d. inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry)
Pada tingkatan tipe inkuiri ini guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa menentukan atau memilih dan melaksanakan proses dari komponen inkuiri.
e. penelitian siswa (student research).
Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi (Nurhadi, 2004:123). Inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif kepada siswa. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan. Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Inkuiri melibatkan pula komunikasi (Nurhadi, 2004: 124).
Menurut Sanjaya (2009: 201-205) penggunaan inquiry harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip penggunaan inquiry didalam pembelajaran yaitu intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, prinsip keterbukaan.
Secara umum proses pembelajaran inquiry mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
(40)
a. Orientasi, pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.
b. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.
c. Merumuskan hipotesis, hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
d. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis proses menentukan jawaban yang diaggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data
f. Merumuskan kesimpulan, merupakan proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Menurut Khoirul Anam ada 5 prinsip dalam inquiry. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual b. Prinsip interaksi
Pembelajaran yang dilaksanakan tidak menjadikan guru sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau interaksi. Interaksi dapat berupa interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan lingkungan dan interaksi antar siswa.
(41)
c. Prinsip bertanya
Guru memberikan pertanyaan yang akan membimbing siswa untuk dapat mengkonstruksi pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sebuah fakta akan tetapi juga merupakan proses berpikir yang akan mengembangkan otak kanan dan kiri. Berpikir mengenai bagaimana mencari kebenaran dari fakta tersbut.
e. Prinsip keterbukaan
Anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba segala kemungkinan. Hal ini karena belajar merupakan proses mencoba berbagai kemungkinan dengan prinsip segala sesuatu mungkin saja terjadi.
Pemahaman yang didapat dari pengalaman akan bertahan lama dan meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibutuhkan bahan ajar dengan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa. Pendekatan inquiry menuntut siswa aktif dan menemukan sendiri konsep dari materi yang diberikan. Siswa dapat menemukan konsep dari materi yang dipelajari dengan berdiskusi dengan teman yang lain. Siswa SMA belum bisa memaksimalkan kemampuan berpikir pada tahap formal secara maksimal, diperlukan bantuan untuk dapat mengarahkan siswa memaksimalkan kemampuan pada tahap
(42)
formal. Oleh karena itu pendekatan inquiry yang digunakan adalah guided inquiry dimana guru menjadi fasilitator.
Dari uraian di atas diharapkan dengan penerapan pendekatan guide inquiry dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, karena siswa diberikan kemudahan dalam menyelesaikan persoalan secara kelompok, dengan demikian efektifitas belajar siswa menjadi maksimal, sehingga apa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai. LKS dengan pendekatan guide inquiry berisi langkah-langkah yang membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari, hal ini dapat diawali dengan memberikan siswa permasalahan yang harus diamati oleh siswa, kemudian mendorong siswa membuat jawaban sementara dari permasalah yang disajikan, menguji jawaban sementara tersebut dengan informasi yang diperoleh dan yang terakhir merumuskan kesimpulan. 6. Kualitas LKS
Kualitas LKS yang digunakan dalam pembelajaran tentu akan mempengaruhi proses dan hasilnya. Oleh karena itu untuk membuat LKS yang baik perlu memperhatikan beberapa hal. Menurut Nieveen (1999:125) kualitas LKS dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek validitas, aspek kepraktisan dan aspek keefektifan.
a. Aspek Kevalidan
Suatu produk dikatakan valid apabila materi (kurikulum yang dimaksut) harus dipertimbangkan dengan baik. Komponen serta materi harus didasarkan pada teoritiknya (content validity) dan setiap
(43)
komponen yang berhubungan harus konsisten (construct validity) (Nieveen, 1999: 127)
b. Aspek Kepraktisan
Suatu produk memiliki kepraktisan yang tinggi apabila guru dan ahli menganggap bahwa produk dapat bermanfaat bagi pengguna dan mudah untuk guru dan peserta didik untuk menggunakan produk di lapangan sesuai dengan niat pengembang (Nieveen, 1999: 127)
c. Aspek Keefektifan
Keefektifan suatu produk dapat tercapai apabila peserta didik mengapresiasi kegiatan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajarsehingga dapat mempengaruhi hasil evaluasi formatif sesuai dengan yang diharapkan (Nieveen, 1999: 127-128).
Menurut Darmodjo & Kaligis (1992: 41-46), LKS yang baik seharusnya disusun dengan memenuhi 3 syarat yaitu
1. Syarat Didaktik
Syarat didaktik berhubungan dengan LKS yang mengikuti asas-asas pembelajaran efektif di kelas. Asas-asas-asas tersebut antara lain:
a) Memperhatikan perbedaan individu sehingga dapat digunakan oleh seluruh siswa dengan kemampuan yang berbeda;
b) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari informasi bukan sebagai alat pemberi informasi;
(44)
c) Memiliki variasi stimulan melalui berbagai media dan kegiatan siswa sehingga dapat memberikan kesempatam kepada siswa untuk menulis, menggambar, berdialog dengan temannya, menggunakan alat, menyentuh benda nyata dan sebagainya; d) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral dan estetika pada diri anak, sehingga tidak hanya ditunjukkan untuk mengenal fakta dan konsep akademis;
e) Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa
2. Syarat Kontruksi
Syarat kontruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan kejelasan dalam LKS yang meliputi:
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa;
b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas
c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
d) Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, pertanyaan dianjurkan isian jawabannya merupakan hasil dari pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas
(45)
e) Mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan dan keterbacaan siswa
f) Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan hal-hal yang ingin siswa sampaikan dengan memberi bingkai tempat menulis dan menggambar jawaban
g) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek h) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata
i) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi
j) Mempunyai identitas untuk mempermudahkan administrasi, misalnya kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok dan sebagainya.
3. Syarat Teknis
Syarat teknis berhubungan dengan tulisan, gambar dan penampilan LKS. Berikut penjelasannya:
a) Tulisan
Tulisan dalam LKS harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin
(46)
3) Menggunakan bingkai untuk membedakan pertanyaan dan jawaban
4) Perbandingan antara huruf dan gambar serasi. b) Gambar
Gambar didalam LKS harus mendukung kejelasan konsep. c) Penampilan
Penampilan ini meliputi ukuran LKS, desain, tata letak dan ilustrasi harus dibuat menarik.
Menurut permendikbud Tahun 2013 Nomor 71 dijelaskan bahwa buku teks termasuk LKS dinyatakan baik dan layak apabila memenuhi empat aspek kriteria kelayakan yaitu:
a. Kelayakan Isi
Kelayakan isi ditinjau dari:
kesesuaian isi materi dengan Kompetensi Dasar (KD) keakhuratan materi
kemitakhiran materi
potensi memunculkan keingintahuan.
b. Kelayakan bahasa
Kelayakan bahasa ditinjau dari:
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia ketepatan kepenggunaan istilah dan simbol kekomunikatifan
(47)
kesesuaian dengan perkembangan siswa.
c. Kelayakan Penyajian
Kelayakan penyajian ditinjau dari: teknik penyajian
pendukung penyajian penyajian pembelajaran.
d. Kelayakan Grafika
Kelayak grafika dapat ditinjau dari: design sampul
design isi.
Dari uraian di atas, dalam pengembangan dalam penelitian ini dikembangkan LKS yang baik dengan kualifikasi :
1. Aspek Kevalidan
LKS dengan pendekatan inquiry diakatakan valid apabila memenuhi kriteria dari validator yang ,menyatakan bahwa LKS layak digunakan dengan revisi atau tanpa revisi berdasarkan landasan teoritik yang kuat. LKS ini valid dengan memenuhi syarat konstruksi, syarat teknis, kualitas materi LKS dan kesesuaian dengan pendekatan inquiry. 2. Aspek Kepraktisan
Aspek kepraktisan dalam LKS ini diambil dari pengertian kepraktisan menurut Nieveen (1999: 127). Kepraktisan dinilai dari (1)praktisi atau ahli dapat menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan bermanfaat bagi pengguna dan (2) LKS tersebut mudah diterapkan di
(48)
lapangan. Berdasarkan hal tersebut maka LKS dengan pendekatan inquiry dikatakan praktis apabila guru dan siswa memberikan respon baik terhadap manfaat dan kemudahan penggunaan LKS.
3. Aspek Keefektifan
Aspek keefektifan dalam LKS ini diambil dari pengertian keefektifan menurut Nieveen (1999: 127). Keefektifan LKS dinilai dari (1) pengalaman menggunakan LKS (2) penggunaan LKS memberikan hasil yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hal tersebut maka LKS yang dikembangkan dikatakan efektif apabila minimal persentase ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kategori baik.
Dari uraian diatas pula instrumen penilaian LKS pada penelitian ini disusun sebagai berikut:
1. Penilaian LKS oleh ahli materi
Terdapat 3 aspek dan 10 indikator yang dirumuskan berdasarkan syarat didaktik yaitu:
a. Aspek kesesuaian LKS dengan pendekatan inquiry dengan indikator penilaian yaitu perumusan masalah, prakiraan dan pemeriksaaan hasil jawaban atau hipotesis dan penyimpulan.
b. Aspek kelayakan isi dengan indikator penilaian yaitu kebenaran konsep turunan fungsi trigonometri, keruntutan materi, keakuratan materi, dan kelengkapan materi.
(49)
c. Aspek kesesuaian LKS dengan tujuan belajar dengan indikator penilaian yaitu pemahaman matematika siswa, kemampuan pemecahan masalah siswa, dan fasilitas kerja sama antar siswa. 2. Penilaian LKS oleh ahli media
Terdapat 3 aspek dan 8 indikator yang dirumuskan berdasarkan syarat konstruksi dan syarat teknis yaitu:
a. Aspek kesesuaian tampilan LKS dengan indikator penilaian yaitu penggunaan huruf pada LKS, desain LKS
b. Aspek keterbacaan LKS dengan indikator penilaian yaitu penggunaan bahasa, penggunaan kalimat, penggunaan gambar, dan penggunaan spasi
c. Aspek kesesuaian cover LKS dengan indikator penilaian yaitu warna pada cover LKS, dan desain cover LKS.
3. Penilaian LKS oleh guru
a. Aspek kesesuaian isi dengan indikator materi LKS dan penyajian materi
b. Aspek kesesuaian dengan pengembangan siswa dengan indikator penilaian sikap kerjasama dan hasil belajar
c. Aspek kebahasaan dan kegrafikan dengan indikator penilaian bahasa dan kalimat LKS serta gambar atau ilustrasi materi
d. Aspek keefektifan penggunaan dengan indikator penilaian manfaat LKS dalam pembelajaran
(50)
a. Aspek kesesuaian penggunaan bahasa dan kalimat serta tampilan LKS dengan indikator penilaian kesederhanaan bahasa,kejelasan kalimat, dan kesesuaian tampilan
b. Aspek penggunaan LKS dalam pembelajaran dengan indikator penilaian kemudahan menggunakan LKS, kerjasama antar siswa dalam penggunaan LKS, dan kepuasan penggunaan LKS
c. Aspek materi LKS dengan indikator penilaian kesesuaian LKS dengan materi pembelajaran
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini mengenai pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri pada materi turunan fungsi trigonometri untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA, berkaitan dengan hal ini ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2012) yang berjudul “pengembangan student worksheet berbasisi penemuan terbimbing pada materi trigonometri untuk siswa SMA RSBI kelas X”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tujuan penelitian menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif.
Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian dari Noor dengan judul “pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing
(51)
untuk menfasilitasi pemahaman konsep materi sistem persamaan linear dua variabel”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tujuan menghasilkan LKS matematika berbasis inkuiri terbimbing untuk menfasilitasi pemahaman konsepmateri sistem persamaan linear dua variabel yang valid, praktis dan efektif. LKS valid dengan mendapatkan skor 78,48%. LKS praktis dengan mendapatkan skor77,75% dan dikatakan efektif karena persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 75%serta evaluasi pemahaman konsep siswa sebesar 77,6%.
Penelitian yang relevan ketiga dari Hidayah (2015) dengan judul “pengembangan modul matematika berbasis inkuiri terbimbing pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (Plsv) untuk siswa SMP/MTs kelas VII”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan modifikasi dari model pengembangan Borg & Gall dengan tujuan menghasilkan produk modul matematika berbasis inkuiri terbimbing pada materi Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) menjadi produk yang valid dan efektif.
Penelitian yang relevan keempat adalah penelitian dari Dinata & Khabibah dengan judul “pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan komik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi irisan bangun ruang pada siswa kelas X-8 sman 8 surabaya”. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan 4D. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS dengan kualifikasi valid dan efektif terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. LKS valid dengan mendapatkan skor 3,56. LKS dikatakan efektif karena meningkatkan hasil
(52)
belajar siswa sebesar 63,16% danmeningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 1,7426.
Dari penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa inquiry meningkatkan konsep dan hasil belajar siswa. Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan dari ke empat penelitian yang relevan tersebut adalah penelitian yang dilakukan menekankan pada pengembangan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa kelas XI IPA. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pengembangan ADDIE, dengan tujuan menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif.
C. Kerangka Berpikir
Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang banyak digunakan adalah LKS. LKS yang digunakan sebaiknya memperhatikan karakteristik siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan setiap tingkatan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Perkembangan kognitif siswa SMA termasuk dalam tahap formal, dimana sudah dapat menyusun hipotesis (dugaan terbaik) tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis. Berdasarkan Permendikbud Tahun 2013 Nomor 65 tentang standar proses salah satu prinsip pembelajaran dikelas ialah dari peserta didik diberitahu menuju peserta didik diberitahu. Oleh karena itu salah satu pendekatan yang
(53)
dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA adalah pendekatan inquiry.
. Secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Dengan demikian perlu dikembangkan LKS dengan pendekatn inquiry yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA yang berada tahap formal. Langkah-langkah inquiry tersirat di dalam LKS dimana terdapat langkah-langkah yang akan membantu siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya, setiap akhir topik diberikan latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman yang didapatkan. Sehingga LKS dengan pendekatan inquiry dapat meningkatkan hasil belajar.
D. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana materi turunan fungsi trigonometri untuk SMA? b. Bagaimana karakteristik siswa SMA?
c. Bagaimana design LKS untuk anak-anak SMA? d. Bagaimana design LKS dengan pendekatan inquiry?
e. Bagaimana LKS inquiry yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi turunan fungsi trigonometri?
f. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap LKS yang dikembangkan? g. Bagaimana kevalidan dan keefektifan dari LKS yang dibuat?
(54)
BAB III
METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Metode Penelitian Pengembangan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2000: 407).
Menurut Gall model pengembangan pendidikan berdasarkan pada industri yang menggunakan temuan-teuan penelitian dalam merancang produk dan prosedur baru (Emzir, 2012:263).
Menurut Richey & Klein (2007:1) mendefinisikan desain dan pengembangan sebagai berikut :
The systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for the creation of instructional and noninstructional products and tools and new or enhanced models taht govern their development.
Produk yang dihasilkan tidak selalu berupa benda atau perangkat keras tetapi juga dapat berupa perangkat lunak seperti program komputer untuk pengolahan data pembelajaran di kelas, perpustakaan dll. Model pengembangan penelitian yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah model pengembangan ADDIE. Model pengembangan ini meliputi 5 tahap yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation.
(55)
B. Prosedur Pengembangan
Tahap-tahap penelitian pengembangan LKS yang dilakukan sebagi berikut. 1. Analysis
Tahap awal dalam model pengembangan adalah tahap analisis. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, kurikulum, dan karakteristik siswa. Analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu mengumpulkan informasi tentang perangkat pembelajaran apa yang perlu untuk dikembangkan. Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan wawancara terhadap guru matematika SMA Negeri 3 Klaten. Pada analisis ini, dilakukan pengkajian pada aspek-aspek untuk membuat dan mengembangkan LKS yang baik, yaitu LKS yang memenuhi aspek kelayakan isi, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan kegrafikan. Dilakukan juga analisis pada pendekatan inquiry yang menjadi dasar LKS yang akan dikembangkan, sehingga akan didapat LKS matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA kelas XI IPA.
b. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan dengan mengkaji kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum 2013 revisi 2014. Hal-hal yang
(56)
dianalisis adalah kompetensi dasar, kompetensi inti, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran. yang digunakan dalam pembelajaran materi turunan fungsi trigonometri, SKL, dan standar proses yang sesuai dengan kurikulum 2013.
c. Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa SMA kelas XI IPA secara umum mengenai cara berpikir siswa SMA. Siswa SMA berada pada tahap penalaran formal oleh karena itu pendekatan yang daat digunakan adalah pendekatan inquiry. Hasil dari analisis ini akan digunakan untuk menyusun peta konsep bahan ajar yang akan dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan wawancara terhadap guru matematika SMA, kajian teori, dan pengamatan saat pembelajaran.
2. Design
Penyusunan desain adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Desain Lembar Kerja Siswa (LKS)
Rancangan penelitian pengembangan LKS (Lembar Kerja Siswa) matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA kelas XI IPA dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(57)
Judul Lembar Kerja Siswa (LKS) ditentukan berdasarkan kompetensi dasar (KD), indikator-indikator, dan materi yang tercantum dalam kurikulum.
2) Menentukan Desain LKS (Lembar Kerja Siswa)
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penulisan LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai berikut:
a) Perumusan kompetensi dasar b) Perancangan dari sisi media c) Penyusunan topik materi d) Menentukan bentuk evaluasi b. Penyusunan Desain Instrumen
Hal ini bertujuan agar alat untuk menilai LKS yang dikembangkan bisa benar-benar valid. Sebelum digunakan dalam penilaian LKS, instrumen penilaian yang dikembangkan akan divalidasi terlebih dahulu.
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hal ini bertujuan agar mempermudah penggunaan LKS dalam pembelajaran. RPP yang disusun berisi pentunjuk-petunjuk penggunaan LKS dan jumlah pertemuan.
3. Development
Pada tahap ini, akan dikembangkan LKS (Lembar Kerja Siswa) matematika berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa SMA kelas XI IPA yang didasarkan pada hasil validasi dosen ahli
(58)
dan revisi produk tahap I. Langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:
a. Pengembangan LKS: a) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi yang akan memerlukan LKS. Hal ini dilakukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. b) Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas kompetensi dasar (KD), materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dari kurikulum. c) Penulisan LKS, meliputi:
i. perumusan KD yang harus dikuasai, ii. menentukan alat penilaian,
iii. penyusunan materi.
b. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket validasi ahli materi, angket validasi ahli media, angket respon siswa, angket respon guru dan tes hasil belajar. Angket respon guru dan angket respon siswa disesuaikan dari syarat LKS yang baik dengan mengubah struktur bahasanya menjadi bahasa yang komunikatif bagi siswa dan guru, serta didasarkan pada tujuan pengembangan
(59)
c. Validasi Ahli
Validasi Ahli merupakan tahap untuk mengetahui aspek kevalidan produk yang dikembangkan. Hal ini dilakukan dengan menguji validitas desain produk oleh dosen ahli serta mendapat saran dan kritik dari validator terhadap produk yang dikembangkan.
d. Revisi Tahap I
Tahap ini dilakukan setelah produk dan instrumen selesai divalidasi. Revisi disesuaikan dengan saran dari ahli yang kompeten di bidangnya
4. Implementation
Dalam tahap implementation atau penerapan, akan dilakukan uji coba produk. Lembar Kerja Siswa (LKS) akan diuji cobakan secara terbatas dengan mengambil satu kelas pada kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Klaten.
5. Evaluation
Evaluasi merupakan proses menganalisis LKS yang dikembangkan pada tahap implementasi serta melakukan revisi produk tahap II berdasarkan evaluasi pada saat uji coba. Pada tahap evaluasi, data-data yang diperoleh dianalisis untuk diketahui revisi yang perlu dilakukan serta menganalisis apakah produk yang dikembangkan sudah dapat dikatakan valid, praktis dan efektif.
(60)
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa SMA 3 Klaten sebanyak 33 siswa. Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah kelayakan bahan ajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan inquiry untuk materi turunan fungsi trigonometri pada siswa SMA kelas XI IPA. Kelayakan bahan ajar tersebut dilihat dari segi kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
D. Jenis Data
Data yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif selama proses pengembangan LKS. Data deskriptif berupa saran yang digunakan untuk perbaikan LKS yang dikembangkan. Data kuantitatif ini mendeskripsikan tentang:
1. Kevalidan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Data tersebut diperoleh dari dosen ahli materi dan pembelajaran, dan guru matematika di SMA Negeri 3 Klaten.
2. Kepraktisan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket respon siswa dan angket respon guru terhadap penggunaan LKS dengan pendekatan inquiry dalam proses pembelajaran.
3. Keefektifan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Data tersebut diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada siswa SMA kelas XI IPA.
(61)
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Penilaian Bahan Ajar
Lembar penilaian ini digunakan untuk bahan pertimbangan revisi media pembelajaran LKS (Lembar Kerja Siswa) matematika SMA berbasis inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk siswa kelas XI IPA. Tujuan lembar media ini agar dapat mengetahui kevalidan bahan ajar matematika berupa LKS, serta kelayakan untuk digunakan di dalam proses pembelajaran. Dalam lembar ini, peneliti menggunakan skala 1 (100% benar), 2 (75% benar), 3 (50% benar), dan 4 (25% benar). Lembar penilaian diberikan kepada ahli media dan ahli materi.
a. Lembar penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis inquiry untuk validator
Lembar ini bertujuan untuk menilai kevalidan LKS yang dikembangkan sebelum diuji cobakan. Lembar ini berisi tentang aspek-aspek untuk menilai LKS berbasis inquiry yang dikembangkan layak dan valid. Data yang diperoleh menjadi dasar kesiapan LKS berbasis pendekatan inquiry yang dikembangkan.
2. Angket Respon Siswa dan Angket Respon Guru
Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon siswa dan angket respon guru. Angket respon siswa dan guru bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan respon guru terhadap LKS yang digunakan
(62)
untuk pembelajaran. Alternatif jawaban yang digunakan pada angket ini adalah “TS” untuk Tidak Setuju, “KS” untuk Kurang Setuju, “S” untuk Setuju, “SS” untuk Sangat Setuju.
3. Metode Tes
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini berupa post-test. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan bahan ajar yaitu LKS dengan pendekatan inquiry pada materi turunan fungsi trigonometri untuk SMA kelas XI IPA.
Langkah-langkah menganalisis kriteria kualitas produk yang dikembangkan untuk memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kevalidan
a. Tabulasi data dilakukan oleh validator yaitu dari dosen ahli materi dan dosen ahli media. Tabulasi data dilakukan dengan memberikan penilaian pada aspek penilaian dengan memberikan skor 4, 3, 2 dan 1
Tabel 2. Pedoman Penskoran Lembar Penilaian Ahli Materi, Ahli Media, Guru, dan Angket Respon Siswa
Kategori Penilaian Skor
Sangat Baik 1 4
Baik 2 3
Kurang Baik 3 2
(63)
Berdasarkan dari data hasil penlilaian ahli materi dan ahli media digitung skor rata-rata dengan rumus
̅ = ∑
Keterangan
̅ = rata-rata skor yang diperoleh ∑ = jumlah skor yang diperoleh
= banyaknya butir pertanyaan
b. Mengkonversikan skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif
Tabel 3. Kriteria Penilaian
No Rentang Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif
1 > ( + 1,50 ) Sangat Baik
2 ( + ) < ≤ ( + 1,50 ) Baik
3 (−0,5 ) < ≤ ( + ) Cukup Baik
4 (−1,50 ) < ≤ ( −0,5 ) Kurang
5 ≤ ( −1,50 ) Sangat Kurang
(Eko P. Widoyoko, 2009: 238) Skor maksimal ideal = skor tertinggi
Skor minimal ideal = skor terendah
= Rerata skor ideal = ½ skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
= simpangan baku ideal= (skor maksimal ideal – skor minimal
ideal)
(64)
c. Menganalisis kevalidan produk LKS
Kevalidan produk ditentukan dengan menghitung rata-rata nilai aspek untuk tiap-tiap validator
Tabel 4. Kriteria Validitas Produk Pengembangan
Interval Kategori
> , Sangat Baik
, < ≤ , Baik
, < ≤ , Cukup
, < ≤ , Kurang
≤ , Kurang Baik
Keterangan
= rata-rata skor aktual dari validator 2. Analisis Kepraktisan
a. Angket Respon Siswa
1.) Tabulasi data diperoleh dari siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Klaten. Siswa mengisi angket dengan memberi tanda (√) dikolom alternatif jawaban yang telah disediakan yaituSS/Sangat Setuju (skor 4), S/Setuju (skor 3), TS/Tidak Sutuju (skor 2), STS/Sangat Tidak Setuju (skor 1).
2.) Mengkonversi rata-rata skor menjadi nilai kualitatif sesuai dengan tabel 1 menjadi tabel 4
Tabel 5. Kriteria Kepraktisan Berdasarkan Respon Siswa
Interval Kategori
> , Sangat Baik
, < ≤ , Baik
, < ≤ , Cukup
, < ≤ , Kurang
(65)
Keterangan
= rata-rata skor aktual dari siswa 3.) Menganalisis keefektifan produk LKS
Kefektifan LKS dilihat dari minimal persentase ketuntasan belajar siswa ( ) yang mengacu pada tabel 6. LKS yang dikembangkan dikatakan efektif apabila minimal persentase ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kategori baik.
3. Analisis Hasil Belajar
Ketuntasan belajar individu sesuai dengan KKM yang ditetapkan SMA Negeri 3 Klaten yaitu 70.
i. Ketuntasan belajar siswa pada saat post-test dihitung dengan cara:
= × 100%
Keterangan:
= persentase ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar siswa menggunakan atau mengacu pada tabel berikut
Tabel 6. Interval Persentase Ketuntasan Belajar No Presentasi Ketuntasan Kriteria Kualitatif
1 > 80 Sangat Baik
2 60 < ≤80 Baik
3 40 < ≤60 Cukup
4 20 < ≤40 Kurang
5 ≤ 20 Sangat Kurang
Eko P.Widoyoko (2009:247) Keterangan: = persentase ketuntasan belajar
(66)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang memiliki 5 tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. . Tahap-tahap pengembangan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Analisis
Tahap analisis pada pengembangan ini meliputi analisis kebutuhan, analisis karakteritik siswa dan analisis kurikulum. Adapun penjelasan setiap tahap analisis sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Kegiatan pembelajaran membutuhkan media untuk memudahkan guru dalam menyampaiakan materi, salah satu media yang dapat digunakan adalah LKS. LKS yang digunakan berupa ringkasan materi dan latihan soal. Penyajian materi yang disajikan tidak mengarahkan siswa untuk memahami konsep dari materi melainkan menghafalkan rumus. Hal ini tidak sesuai dengan karakter siswa SMA yang termasuk dalam tahap berpikir formal, dimana siswa sudah mampu untuk mengabstraksi suatu benda, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang diterima.
Oleh karena itu, diperlukan LKS yang dapat membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan. LKS yang dapat
(67)
mengkonstruksi pemahman siswa adalah LKS ynag berisi langkah-langkah serta berisi latihan soal untuk mengevaluasi pemahaman siswa yang didapatkan. Langkah-langkah dalam LKS tersebut akan membantu siswa mengklasifikasikan informasi yang didapatkan sehingga akan membentuk sebuah konsep baru. Selain itu juga dibutuhkan LKS yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu yang membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa yang berada pada tahap formal. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka diperlukan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa SMA. Pendekatan yang dapat digunakan adalah inquiry, dimana terdapat beberapa tahap yang dapat membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan.
b. Analisis Kurikulum
Kurikulum 2013 revisi 2014 menggunakan saintifik dalam proses pembelajaran yang memuat 5M yaitu mengamati, menanya, mencari informasi, mencoba dan mengkomunikasikan. Hal ini tidak berbeda dengan pendekatan inquiry yang memuat langkah merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, membuktikan hipotesis dan menyimpulkan. Pendekatan inquiry dan saintifik pada dasarnya memiliki kesamaan dalam langkah-langkahnya, langkah mengamati dalam saintifik sama dengan langkah merumuskan masalah dalam pendekatan inquiry, langkah menanya sama dengan langkah mengajukan hipotesis, langkah
(1)
diperoleh nilai 3,3333 yang termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk ahli media dilakukan penilaian terkait aspek kesesuaian tampilan LKS diperoleh nilai 2,333 yang termasuk dalam kategori cukup, aspek keterbacaan LKS diperoleh nilai 2,6 yang termasuk dalam kategori cukup dan aspek kesesuaian cover LKS diperoleh nilai 3 yang termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil penilaian ahli media, ahli materi, angket respon siswa, angket respon guru dan nilai post-test siswa maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbentuk LKS yang dikembangakan termasuk dalam kategori valid, praktis dan efektif digunakan untuk pembelajaran dikelas.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan diawali dengan masalah yang dapat memfasilitasi agar siswa dapat merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dan menguji hipotesis, dan yang terakhir menyimpulkan.
2. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan memiliki kualifikasi baik yang dinilai dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan Lembar Kerja Siswa.
3. LKS valid karena hasil penilaian LKS oleh validator menunjukkan skor 3,15 yang termasuk dalam kategori baik. LKS praktis karena hasil angket respon siswa dan guru menunjukkan skor 3,20. LKS efektif karena tes hasil belajar menunjukkan bahwa dengan penggunaan LKS yang dikembangkan tingkat kelulusan siswa > 60%.
4. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
1. Lembar kerja siswa digunakan untuk pembelajaran dengan alokasi waktu 2 JP atau 2 × 45 menit.
(3)
2. Lembar Kerja Siswa digunakan untuk materi turunan fungsi trigonometri kurikulum 2013 revisi 2014.
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan LKS materi turunan fungsi trigonometri dengan pendekatan yang berbeda sesuai dengan karakteristik siswa SMA.
C. KETERBATASAN PENELITI
Dalam pelaksanaan, peneliti memililki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Kompetensi dasar produk yang diujicobakan pada tahap implemetation hanya 1 KD.
2. Soal tes hasil belajar hanya memuat materi turunan fungsi trigonometri yang telah dipelajari siswa
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anam, K. (2016). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama
Darmodjo, H dan Kaligis, J,R.E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.
Dekdikbud. (2013). Undang-Undang RI No.20, Tahun 2013, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Djamarah, S.B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Emzir. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayah, E.R. (2015). Pengembangan Modul Matematika Berbasis Inkuiri
Terbimbing Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel (Plsv) Untuk Siswa Smp/Mts Kelas VII. Skripsi, Tulung Aagung: IAIN Tulung Agung
Hudojo, H. (2003). Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang
Izzaty, R.E., Suardiman, S.P., Purwandari, Y.A., et.al. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY PRESS.
Kurnia, Novia, & Sharma. S.N. (2014). Matematika 2 SMA Kelas XI.Jakarta :Yudhistira.
Larson, R & Falvo, D.C. (2009) .Calculus An Applied Approach.USA Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosada.
Nieveen, N. (1999). Prototyping to Reach Product Quality.Dalam van den Akker, J., Branch, R.M., Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. (Eds). Design Approaches and Tools in Educational and Training. Dordrecht: Kluwer Academic Publisher.
(5)
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.
Noor, Y.A. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Memfasilitasi Pemahaman Konsep Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabe. Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kali Jaga
Permendikbud Nomor 104, Tahun 2014, tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah . Permendikbud Nomor 24, Tahun 2014, tentang KI.
Permendikbud Nomor 66, Tahun 2014, tentang Standar Penilaian Permendikbud Nomor 65, Tahun 2013, tentang Standar Proses
Permatasari, R.I. (2012). Pengembangan Student Worksheet Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Trigonometri Untuk Siswa SMA RSBI Kelas X Layak Digunakan Dan Mampu Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi, Yogyakarta: UNY
Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Duva Press.
Purcell, E. J. (2007). Kalkulus dan Geometri Analitik (terjemahan I.N. Susila, dkk). Jilid 1 Edisi VI. Jakarta: Erlangga
Purwanto, N. (2007). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Richey, C. & Klein, J.D. 2007. Design and Development Research : Methods, Strategies, and Issues. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Satriadinata, T., & Khabibah, S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Dengan Komik Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Irisan Bangun Ruang Pada Siswa Kelas X-8 Sman 8 Surabaya.(Jurnal).Yogyakarta: UNY
Skemp, R.R. (1971) .The Psychology Of Learning Mathematics. Pinguin Books.
(6)
Sofan, A & Ahmad,I.K. (2010). Konstruksi Pengembangan. Pembelajaran (Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik. Kurikulum. Jakarta
Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2013). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, N. & Agung, L. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak
Wahyuningsih, F., Saputro, S. & Mulyani, S. (2014) Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Untuk SMA/MA(Jurnal)
Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.