PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY PADA MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR.

(1)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

JELIANA VERONIKA SIRAIT

NIM. 8136176018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Jeliana Veronika Sirait. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Scientific Inquiry Pada Materi Fluida Dinamis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Juni, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa, aktivitas dan hasil

belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model pengembangan Borg & Gall. Sampel penelitian ini dipilih secara acak dengan mengundi 4 kelas yang ada untuk mendapatkan satu kelas yang akan dibelajarkan menggunakan bahan ajar berbasis scientific inquiry. Instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data ada tiga yaitu angket yang digunakan untuk validasi bahan ajar oleh tim ahli materi dan desain, penilaian guru fisika dan respon siswa terhadap bahan ajar berbasis scientific inquiry, dan lembar observasi aktivitas

siswa yang digunakan pada setiap proses pembelajaran serta tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda terdiri dari 10 pertanyaan yang diberikan pada setiap akhir pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis scientific inquiry yang

dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa, aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap pertemuan.


(6)

ABSTRACT

Jeliana Veronika Sirait. The Developing of Scientific Inquiry-Based Physics Teaching Materials to Improve Students’ Achievement. Thesis. Postgraduated School. State University Of Medan. June, 2015.

The study was conducted to investigate whether the developed scientific inquiry-based teaching materials can improve the students’ response, the students’ activity and the students’ achievement.

This study is development which based on Borg & Gall product development. Samples were selected randomly by raffling 4 classes into one class, applied teaching materials based scientific inquiry. The instruments which are used in this study consisted of three namely quetionnaires used for validation of teaching material by the expert of the material and the expert of design, the evaluation of physics teacher and students’ response towart teaching materials and observation sheet of students’ activity used in learning process and also test for students’ achievement in the form of multiple choice consisted of 10 quetions provided for end of the learning.

The results of this study showed that the developed scientific inquiry-based teaching materials can improve the students’ response, the students’ activity and the students’ achievement in every session.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan dengan baik skripsi ini sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Tesis ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi

Fluida Dinamis Berbasis Scientific Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si sebagai dosen pembimbing Tesis I dan Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si sebagai dosen pembimbing Tesis II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M., Bapak Dr. Ridwan Abdul Sani, M.Si dan Ibu Dr. Derlina Nasution, M.Si, sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika. Seluruh dosen dan staf pegawai Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Renata Nasution, S.Pd., M.Si sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 19 Medan, Ibu Adat Siagian, M.Si dan Ibu Irma Afriyani Simanjuntak, M.Si sebagai guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta R. Sirait dan Ibunda tercinta M. Purba, abang tersayang Martumbur Lamsihar


(8)

Sinaga dan Johanes Sirait dan buat adikku tersayang : Michael Jeferson Sirait dan Jefrianto Sirait serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama dalam perkuliahan. Ucapan terimakasih juga kepada sahabat-sahabat penulis yang selalu mendukung (Christine Sihaloho, Melva Simanjuntak, Hiba Siregar, Feny Saragih). Buat rekan-rekan seperjuangan Prodi Fisika angkatan XXIII khususnya Kelas Executive (B2) yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang senantiasa membantu dan mendukung untuk tetap semangat menyelesaikan studi dan tesis ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis ini. Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015

Penulis,

Jeliana Veronika Sirait NIM. 8136176018


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 8

1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 9

1.7.Definisi Operasional 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 11

2.1. Kerangka Teoritis 11

2.1.1. Pengertian dan Jenis Bahan Ajar 11

2.1.2. Jenis-Jenis Bahan Ajar 12

2.1.3. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar 18 2.1.4. Lembar Kegiatan Siswa Sebagai Bahan Ajar 20

2.1.4.1. Hakikat LKS Scientific Inquiry 22

2.1.4.2. Bentuk dan Tujuan LKS Scientific Inquiry 23 2.1.5. Model Pembelajaran Scientific Inquiry 24

2.1.6. Teori Pembelajaran 31

2.1.7. Aktivitas Belajar 34

2.1.7. Hasil Belajar 35

2.1.8. Penelitian Yang Relevan 37

2.2. Kerangka Berpikir 39

2.3. Uji Penggunaan Produk dalam PBM 40

BAB III : METODE PENELITIAN 41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 41

3.3. Jenis Penelitian 41

3.4. Prosedur Penelitian 41

3.4.1. Model Pengembangan Bahan Ajar Berbasi Scientific Inqury 43 3.4.2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Berbasi Scientific Inqury 46

3.4.3. Uji Coba Produk 48

3.5. Uji Produk dalam Proses Belajar Mengajar 49

3.6. Instrumen pengumpulan Data 51

3.6.1. Angket 51

3.6.2. Observasi 51


(10)

3.7. Analis Butir Tes 53

3.7.1. Validasi Butir Soal 53

3.7.2. Realibilitas Tes 54

3.8. Teknik Analisis Data 55

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58

4.1. Hasil Uji Coba Bahan Ajar 58

4.1.1. Hasil Validasi Tim Ahli Materi dan Ahli Desain 58

4.1.1.1. Hasil Validasi Ahli Materi 58

4.1.1.2. Hasil Validasi Ahli Desain 59

4.1.2. Penilaian Guru Fisika Terhadap Bahan Ajar 60

4.1.3. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil 62

4.1.4. Hasil Uji Coba Kelompok Besar 64

4.1.5. Hasil Uji Produk Dalam PBM 66

4.1.5.1. Data Hasil Belajar Siswa 67

4.1.5.2. Data Observasi Aktiitas Siswa 68

4.2. Revisi Produk 69

4.2.1. Revisi Pertama 69

4.2.2. Revisi Kedua 74

4.2.3. Revisi Ketiga 74

4.2.4. Revisi Keempat 75

4.3. Pembahasan 75

4.4. Keterbatasan Penelitian 81

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 83

5.1. Kesimpulan 83

5.2. Saran 84

DAFTAR PUSTAKA 85


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Scientific Inquiry 27

Tabel 2.2. Penelitian Yang Relevan 37

Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siswa 52

Tabel 3.2. Kriteria Jawaban Instrumen 55

Tabel 3.3. Persentase Kriteria Kesesuaian Indikator Karakter 57 Tabel 4.1. Persentase Penilaian Ahli Materi 59 Tabel 4.2. Persentase Penilaian Ahli Desain 60 Tabel 4.3. Persentase Rata-rata Hasil Penilaian Guru 61 Tabel 4.4. Persentase Rata-rata Respon Siswa Pada Uji Kelompok Kecil 63 Tabel 4.5. Persentase Rata-rata Respon Siswa Pada Uji Kelompok Besar 65

Tabel 4.6. Data Hasil Belajar Siswa 67

Tabel 4.7. Kriteria dan Nilai Persen 68


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Efek Model Pembelajaran Scientific Inquiry 27 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian dan Pengembangan 42 Gambar 3.2. Pengembangan Produk Bahan Ajar Model Borg ang Gall 45 Gambar 3.3. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar 46

Gambar 3.4. Prosedur Uji Produk Dalam PBM 50

Gambar 4.1. Perolehan Skor Empiris Terhadap Indikator Pada Kelompok

Kecil 64

Gambar 4.2. Perolehan Skor Empiris Terhadap Indikator Pada Kelompok

Besar 66

Gambar 4.3. Rerata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Pertemuan 68 Gambar 4.4. Rerata Aktivitas Siswa Pada Setiap Pertemuan 69 Gambar 4.5. Peta Konsep Sebelum dan Sesudah Revisi 70 Gambar 4.6. Keterangan Rumus Sebelum dan Sesudah Revisi 72 Gambar 4.7. Letak Judul Sebelum dan Sesudah Revisi 73


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 89

Lampiran 2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 106

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa 119 Lampiran 4. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa 125

Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen 134

Lampiran 6. Hasil Reliabilitas Instrumen 136

Lampiran 7. Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 137

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian 138


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. Mata pelajaran fisika di tingkat SMA dipandang penting untuk diajarkan tersendiri sebab mata pelajaran fisika bertujuan (Depdiknas, 2006): (1) menyadarkan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap TYME; (2) memupuk sikap ilmiah yang mencakup; jujur dan obyektif terhadap data, terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah dan dapat bekerja sama dengan orang lain; (3) memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsir data, menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dan lisan; (4) mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif; (5) menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fakta, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Berdasarkan tujuan tersebut, pendidikan fisika memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual anak.


(15)

Salah satu pembelajaran fisika adalah pembelajaran eksperimen yang berarti bahwa pembelajaran fisika semakin baik pula ditunjang dengan percobaan-percobaaan oleh guru atau siswa sendiri. Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini diterapkan dalam model pembelajaran scientific inquiry. Pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Menurut Sanjaya (2008:131), model pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir ini dilakukan mengenai tanya jawab antara guru dan siswa. Inti sari dari pembelajaran inquiry adalah memberi pembelajaran siswa untuk menangani permasalahan yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata.

Schwab (Joyce, 1980: 10) mengemukakan bahwa Scientific Inquiry designed to teach the research system of a discipline, but also expected to have

effects in other domains; sociological methods may be taught in order to increase

social understanding and social problem solving (model pembelajaran Scientific Inquiry dirancang untuk pembelajaran sistem penelitian dari suatu disiplin, dan memiliki efek dalam domain lainnya; metode sosial dapat diajarkan untuk meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial). Dalam model pembelajaran Scientific Inquiry, siswa dibimbing oleh guru dalam memahami konsep melalui serangkaian percobaan.

Hasil kajian di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pembelajaran fisika mengunakan metode ceramah sehingga siswa beranggapan bahwa fisika


(16)

hanya sekedar hafalan. Siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan eksperimen dan pembelajaran kurang dikaitkan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari sehinggan sasaran hasil belajar siswa seperti yang ditegaskan dalam kurikulum belum tercapai.

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran fisika maka dalam pembelajaran fisika tidak hanya dilakukan dengan memberi fakta dan konsep, tetapi harus diperhatikan juga bagaimana siswa dilatih untuk menemukan fakta dan konsep tersebut. Sehingga pembelajaran fisika dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah melalui metode ilmiah meniru cara ilmuwan bekerja menemukan fakta.

Tuntutan kurikulum mensyaratkan pembelajaran memenuhi ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) di dalam mengembangkan produk, proses, sikap dan pembekalan pembelajaran sains. Ini semua dapat dibekali dengan kegiatan pembelajaran yang dilengkapi dengan bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar yang disesuaikan dengan model pembelajaran juga menjadi faktor penentu proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas. Penggunaan bahan ajar yang masih berpusat pada guru ini membuat aktivitas siswa berkurang. Aktivitas siswa yang rendah juga mengakibatkan kejenuhan siswa dan rendahnya semangat dalam belajar fisika yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar kognitif siswa. Kebutuhan akan penggunaan bahan ajar yang sesuai dengan motode saintifik menjadi perhatian penting tersendiri.


(17)

Bahan ajar yang mendukung aktivitas siswa adalah bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kemandirian siswa dengan prinsip metode atau kerja ilmiah dalam menemukan konsep atau prinsip adalah bahan ajar berbasis scientific inquiry. Proses menemukan konsep tersebut melalui proses penyelidikan secara terarah yaitu, merumuskan masalah dan hipotesis, mengidentifikasi masalah serta menemukan cara untuk mengatasi masalah. Jadi, bahan ajar berbasis scientific inquiry mendukung kegiatan pembelajaran.

Studi pendahuluan menunjukkan bahwa bahan ajar yang sudah jadi atau bahan ajar yang beredar masih beragam kualitasnya, salah satunya bahan ajar tersebut kurang mengembangkan potensi berfikir siswa sebagaimana tuntutan dalam kurikulum.

Suyanto S, Paidi, dan Wilujeng I. (2011), menyatakan beredar banyak lembar kerja siswa yang umumnya berisi latihan soal atau reviu dari bahan ajar setiap topik. Hal itu sebenarnya bukan lembar kerja siswa, tetapi merupakan lembar penilaian. Lembar kerja siswa semacam itu tidak melatih siswa melakukan proses penyelidikan, sebaliknya hanya berupa latihan soal.

Penelitian lain yang berkaitan dengan bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan pada umumnya belum relevan dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kurikulum, tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum, kurang mengembangkan keterampilan sains dan kurang mengembangkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah (Nurohmayani dkk, 2009).

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 19 Medan, kegiatan pembelajaran di dalam kelas masih berpusat pada guru. Pelaksanaan pembelajaran


(18)

yang terjadi disekolah adalah guru dalam menyampaikan materi lebih dominan menggunakan pembelajaran langsung yang diakhiri dengan penugasan-penugasan. Selain itu proses pembelajaran lebih sering dilakukan dalam kelas, siswa tidak pernah melakukan praktikum di laboratorium. Metode praktikum adalah metode pemberian kesempatan bagi siswa untuk bekerja secara perorangan maupun kelompok untuk dilatih melakukan suatu percobaan. Penerapan metode praktikum berbasis scientific inquiry mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam setiap tahapannya karena siswa dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir dengan mengikuti metode ilmiah.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bidang studi fisika, bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah buku yang berasal dari penerbit dan lembar kerja siswa yang berisi latihan soal atau ulasan dari setiap topik. Bahan ajar tersebut tidak melatih siswa melakukan proses penyelidikan ilmiah, sebaliknya hanya berupa latihan soal. Bahan ajar tersebut jauh berbeda dengan ketentuan lembar kegiatan siswa sesungguhnya yang berisi panduan kegiatan eksplorasi.

Menurut Rohaeti, et all. (2006) untuk memudahkan siswa melakukan praktikum, maka praktikum dipandu dengan menggunakan lembar kerja siswa. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa dari beberapa sekolah yang melakukan praktikum selalu dipandu dengan menggunakan lembar kerja siswa. Adapun lembar kerja yang beredar umumnya hanya berisi instruksi langsung, sehingga siswa melakukan praktikum sesuai instruksi yang terdapat dalam lembar kerja tanpa memikirkan alasan pengerjaan tahap demi tahap yang dilakukan.


(19)

Marwoto (2009) menyatakan bahwa pembelajaran sains dengan keterampilan proses sains penting sekali untuk diterapkan karena melibatkan siswa untuk aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum yang dikembangkan. Implementasi lembar kerja siswa inkuiri membantu siswa dalam mempelajari konsep dan memberikan pengalaman yang lebih mendalam tentang konsep sains fisika. Rehulina (2013) telah melakukan penelitian mengenai pengembangan lembar kerja siswa berbasis inquiry untuk pembelajaran biologi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inquiry berbeda signifikan dengan yang dibelajarkan tanpa menggunakan produk lembar kerja siswa tersebut.

Selain itu Herlin Nur Hanifah (2012) juga telah melakukan penelitian pengembangan bahan ajar dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS) berbasis pemecahan masalah (problem solving) pada materi himpunan, hasil yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah penggunaan LKS yang telah dikembangkan memberikan motivasi untuk belajar dan membantu siswa dalam belajar pada materi himpunan. Mushawwir dan Ayu Sekarsari (2014) telah melakukan penelitian mengenai pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) Biologi yang terintegrasi kurikulum Cambridge untuk SMA kelas XI. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kentuntasan belajar siswa sebesar 92,11% dan menambah wawasan siswa dalam belajar Biologi.

Berdasarkan permasalahan di atas dan kebutuhan sekolah yang diteliti, perlunya dalam mewujudkan ketersediaan bahan ajar berbasis scientific inquiry yang merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang cocok untuk melatih


(20)

siswa bekerja secara ilmiah. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Fisika Pada Materi Fluida

Dinamis Berbasis Scientific Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya ketersediaan bahan ajar berbasis scientific inquiry yang beredar di pasaran.

2. Bahan ajar yang disediakan disekolah umumnya berisi latihan soal dari ringkasan bahan ajar setiap topik, tidak melatih siswa untuk melakukan proses penyelidikan ilmiah.

3. Bahan ajar yang beredar tidak memenuhi kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran fisika yang ingin dicapai siswa.

4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar sehingga

mengakibatkan minimnya penguasan konsep pada siswa. 5. Hasil belajar fisika siswa yang masih rendah.

6. Rendahnya aktivitas siswadalam proses pembelajaran. 1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini dibatasi masalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang dikembangkan pada pembelajaran Fisika hanya untuk materi fluida dinamis adalah bahan ajar berbasis scientific inquiry.


(21)

2. Uji coba bahan ajar berbasis scientific inquiry yang telah dikembangkan dilakukan secara uji ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

3. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar berbasis scientific inquiry pada materi Fluida Dinamis.

4. Uji coba kelompok besar diteliti pengaruh digunakannnya bahan ajar berbasis scientific inquiry terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa?

2. Apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas siswa ?

3. Apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian di atas maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah:

1. Untuk menganalisis apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatan respon siswa.

2. Untuk menganalisis apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatan aktivitas siswa.


(22)

3. Untuk menganalisis apakah bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatan hasil belajar siswa.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berupa LKS Fisika berbasis scientific inquiry. 2. Menarik minat bagi siswa dalam pembelajaran fisika sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

3. Memberikan alternatif penuntun bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis scientific inquiry dalam rangka meningkatkan aktivitas siswa.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti pengembangan bahan ajar berbasis scientific inquiry.

5. Bahan ajar yang dikembangkan ini dapat digunakan sebagai bahan ajar pendukung bagi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran aktif.

1.6. Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Scientific Inquiry mengacu pada beragam cara dimana ilmuwan mempelajari alam dan memberikan penjelasan berdasarkan bukti penyelidikan. Inti dari model pembelajaran scientific


(23)

inquiry adalah melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah sebenarnya dengan menghadapkan mereka dalam penyelidikan, membantu mereka mengidentifikasi masalah motodologis atau konseptual dalam penyelidikan dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah tersebut.

2. Bahan ajar berbasis scientific inquiry merupakan lembar kegiatan siswa yang berisi kegiatan eksperimen yang disajikan sesuai dengan sintaks model pembelajaran scientific inquiry. Bahan ajar ini mengupayakan kegiatan siswa dapat melatih siswa bekerja secara ilmiah serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara analitis, objektive, realistik dan mandiri dalam memecahkan masalah yang dipertanyakan.

3. Pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan. Tujuan penelitian dan pengembangan adalah menjembatani kesenjangan antara sesuatu yang terjadi dalam penelitian pendidikan dengan praktik pendidikan dan menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan untuk mengembangkan mutu pendidikan dan pembelajaran secara efektif


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa. Rata-rata respon siswa pada uji coba kelompok kecil terhadap bahan ajar yang dikembangkan adalah 82,92 dengan kriteria sangat baik dan rata-rata respon siswa pada uji coba kelompok besar adalah 86,37 dengan kriteria sangat baik.

2. Bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan. Aktivitas rata-rata siswa pada pertemuan I sebesar 58,92 dan pada pertemuan II sebesar 69,28 dengan peningkatan sebesar 10,36 serta pada pertemuan III sebesar 78,79 dengan peningkatan sebesar 9,51.

3. Bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap pertemuan. Hasil belajar rata-rata siswa pada pertemuan I sebesar 57,25 dan pada pertemuan II sebesar 66,25 dengan peningkatan sebesar 9 serta pada pertemuan III sebesar 77,25 dengan peningkatan sebesar 11.


(25)

5.2. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dimunculkan melalui kemampuan guru melibatkan siswanya dalam pembelajaran langsung melalui investigasi dan eksperimen. Sehubung dengan hasil penelitian ini maka dituntut kreatifitas guru dalam mendesain kegiatan belajar mengajar yang dikaitkan dengan strategi pembelajaran dan media pembelajaran. Hasil penelitian ini memberikan indikasi yang cukup memadai dalam penggunaan bahan ajar berbasis scientific inquiry dengan penerapan pembelajaran langsung.

2. Mengingat banyaknya beredar bahan ajar LKS yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum dan terbatasnya perangkat pembelajaran atau bahan ajar berbasisscientific inquiry, maka disarankan agar menggunakan bahan ajar yang berorientasi scientific inquiry dan investigasi dengan prinsip pembelajaran langsung sesuai kurikulum pembelajaran fisika sehingga mampu memberikan umpan balik yang lebihbaik bagi siswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar fisika dalam pembelajaran hendaknya menggunakan basis yang berbeda pada pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O. 2008. Assessment Of the Inquiry-Based Project Implementation Process In Science Education Upon Students’ Points Of Views.

International Journal of Instruction.1(1): 2-3.

Anderson, David. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anonim, 2004. Focus On Inquiry. A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning. Cataloguing in Publication Data.

Anonim. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas.

(gurupembaharu.com/home/wpcontent/uploads/downloads/2011/09/Pandu an-Pengembangan-Bahan-Pelajaran.doc, diakses tanggal 16 Januari 2015). Arfianty, Ermi. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk

Mengembangkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa. Bandung: UPI Bandung.

Arikunto, S. 2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.

Astuti, Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pendekatan Kooperatif Pada Materi Kalor.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1):88-92.

Bhaskara, Digumarti. 2008. Science Process Skill of School Students. New Delhi: Arora Offset.

Cimer, A. 2007. Effective Teaching in Science: A Review of Literature. Journal of Turkish Science Education, 4(1): 26-30.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.

Damayanti, D.S., Nur, N., Eko, S. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi,

3(1): 58-62.

Dewi, K., Sadia., Ristiati. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Setting Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan


(27)

Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1): 1-11.

Dhaka, Amita. 2012. BiologicalScience Inquiry Model And Biology Teaching.

Bookman International Journal of Accounts, Economics & Business Management, 1(2): 80-82.

Dimyati&Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah& Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Ergül, R. 2011. TheEffects of Inquiry-Based Science Teaching on Elementary School Students’ Science Process Skill and Science Attitudes.Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 5(1):48-68.

Faoziah, Kh, 2012. Pengembangan LKS Praktikum Berbasis Inquiry pada Pokok Bahasan Reaksi Kimia. Bandung: FMIPA UPI Bandung.

Karsli, F.& Sahin, C. 2009. Developing Worksheet Based on Science Process Skill: Factor Affecting Solubility.Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 10(1): 890-895.

Kurniawati, Ika. Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar. Kemendikbud,

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.

(sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 17 Januari 2015)

Kusuma, E. & Siadi, K. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo-Enterpreneurship Untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Life Skill Mahasiswa.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1): 544-551.

Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Grasindo.

Gustina, G. 2012. Pengembangan LKS Berbasis Inquiry Terbimbing Dengan Material Lokal pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Bandung: FMIPA UPI Bandung.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harlen, W. 2000. Teaching, Learning and Assesing Science 5-12 3rd ed. London:

Paul Chapman Publishing.

Hussain, A., Shakoor. 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social Science, 1(19): 269-276.

Joyce, Bruce., Marsha Weil. 2003.Models of Teaching (fifth edition).New Delhi: Prentice Hall.


(28)

Joyce, Bruce., Marsha Weil. 2009. Models of Teaching (edisi delapan). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kanginan, M. 2006. Fisika SMA 2B Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Khalick,F., Boujaoude, S., Lederman, NS. 2004. Inquiry in Science Education Internationa Perspectives. Wiley Periodical.

Kurniawati, Ika. Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar. Kemendikbud,

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.

(sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 17 Januari 2015)

Liang, L., Chen, S., Chen, X. 2002. Student Understanding of Scientific Inquiry (SUSI): Development and Validation of an Assessment Instrument. Paper prepared for the Eighth International History, Philosophy, Sociology & Science Teaching Conference (IHPST), Leeds, UK, July 15–18.

Marwoto, Y.& Subagyo W. 2009. Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu Dan Pemuaian.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1): 42-46.

Merdekawati, S.&Himmawati. 2011. Developing Student Worksheet In English Based On ConstructivismUsing Problem Solving Approach For Mathematics Learning On The Topic Of Social Arithmetics. Yogyakarta: UNY.

Rehulina. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inquiry Untuk Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Semester 1. Medan: UNIMED Rohaeti, E.,Endang, WLFX., Tutuk P, Regina. 2006. Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta : UNY Yogyakarta.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Slamet. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.


(29)

Töman, U. 2013. Extended Worksheet DevelopedAccording to 5e Model Based On Constructivist Learning Approach.International Journal on New Trends in Education and Their Implications, 4(16): 173-183.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wenning, C. J. 2011. Experimental Inquiry in Intriductory Physics Course.

Journal of Physics Teacher Education Online. 6(2): 2-8.

Wynn, H. 2004. Evaluating Inquiry-Based Science Developments. A Paper Commissioned By The National Research Council In Preparation For A Meeting On The Status Of Evaluation Of Inquiry-Based Science Education.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan respon siswa. Rata-rata respon siswa pada uji coba kelompok kecil terhadap bahan ajar yang dikembangkan adalah 82,92 dengan kriteria sangat baik dan rata-rata respon siswa pada uji coba kelompok besar adalah 86,37 dengan kriteria sangat baik.

2. Bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan. Aktivitas rata-rata siswa pada pertemuan I sebesar 58,92 dan pada pertemuan II sebesar 69,28 dengan peningkatan sebesar 10,36 serta pada pertemuan III sebesar 78,79 dengan peningkatan sebesar 9,51.

3. Bahan ajar berbasis scientific inquiry yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap pertemuan. Hasil belajar rata-rata siswa pada pertemuan I sebesar 57,25 dan pada pertemuan II sebesar 66,25 dengan peningkatan sebesar 9 serta pada pertemuan III sebesar 77,25 dengan peningkatan sebesar 11.


(2)

5.2. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dimunculkan melalui kemampuan guru melibatkan siswanya dalam pembelajaran langsung melalui investigasi dan eksperimen. Sehubung dengan hasil penelitian ini maka dituntut kreatifitas guru dalam mendesain kegiatan belajar mengajar yang dikaitkan dengan strategi pembelajaran dan media pembelajaran. Hasil penelitian ini memberikan indikasi yang cukup memadai dalam penggunaan bahan ajar berbasis scientific inquiry dengan penerapan pembelajaran langsung.

2. Mengingat banyaknya beredar bahan ajar LKS yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum dan terbatasnya perangkat pembelajaran atau bahan ajar berbasisscientific inquiry, maka disarankan agar menggunakan bahan ajar yang berorientasi scientific inquiry dan investigasi dengan prinsip pembelajaran langsung sesuai kurikulum pembelajaran fisika sehingga mampu memberikan umpan balik yang lebihbaik bagi siswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar fisika dalam pembelajaran hendaknya menggunakan basis yang berbeda pada pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O. 2008. Assessment Of the Inquiry-Based Project Implementation Process In Science Education Upon Students’ Points Of Views.

International Journal of Instruction.1(1): 2-3.

Anderson, David. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anonim, 2004. Focus On Inquiry. A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based Learning. Cataloguing in Publication Data.

Anonim. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Depdiknas.

(gurupembaharu.com/home/wpcontent/uploads/downloads/2011/09/Pandu an-Pengembangan-Bahan-Pelajaran.doc, diakses tanggal 16 Januari 2015). Arfianty, Ermi. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Untuk

Mengembangkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Koloid Siswa. Bandung: UPI Bandung.

Arikunto, S. 2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.

Astuti, Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pendekatan Kooperatif Pada Materi Kalor.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1):88-92.

Bhaskara, Digumarti. 2008. Science Process Skill of School Students. New Delhi: Arora Offset.

Cimer, A. 2007. Effective Teaching in Science: A Review of Literature. Journal of Turkish Science Education, 4(1): 26-30.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama.

Damayanti, D.S., Nur, N., Eko, S. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis

SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi,

3(1): 58-62.

Dewi, K., Sadia., Ristiati. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Setting Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan


(4)

Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa.e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1): 1-11.

Dhaka, Amita. 2012. BiologicalScience Inquiry Model And Biology Teaching.

Bookman International Journal of Accounts, Economics & Business Management, 1(2): 80-82.

Dimyati&Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah& Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Ergül, R. 2011. TheEffects of Inquiry-Based Science Teaching on Elementary School Students’ Science Process Skill and Science Attitudes.Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 5(1):48-68.

Faoziah, Kh, 2012. Pengembangan LKS Praktikum Berbasis Inquiry pada Pokok

Bahasan Reaksi Kimia. Bandung: FMIPA UPI Bandung.

Karsli, F.& Sahin, C. 2009. Developing Worksheet Based on Science Process Skill: Factor Affecting Solubility.Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. 10(1): 890-895.

Kurniawati, Ika. Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar. Kemendikbud,

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.

(sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 17 Januari 2015) Kusuma, E. & Siadi, K. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi

Chemo-Enterpreneurship Untuk meningkatkan Hasil Belajar dan Life Skill Mahasiswa.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1): 544-551.

Gulo, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Grasindo.

Gustina, G. 2012. Pengembangan LKS Berbasis Inquiry Terbimbing Dengan Material Lokal pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Bandung: FMIPA UPI Bandung.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harlen, W. 2000. Teaching, Learning and Assesing Science 5-12 3rd ed. London: Paul Chapman Publishing.

Hussain, A., Shakoor. 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social Science, 1(19): 269-276.

Joyce, Bruce., Marsha Weil. 2003.Models of Teaching (fifth edition).New Delhi: Prentice Hall.


(5)

Joyce, Bruce., Marsha Weil. 2009. Models of Teaching (edisi delapan). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kanginan, M. 2006. Fisika SMA 2B Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Khalick,F., Boujaoude, S., Lederman, NS. 2004. Inquiry in Science Education Internationa Perspectives. Wiley Periodical.

Kurniawati, Ika. Modul Pelatihan Pengembangan Bahan Ajar. Kemendikbud,

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.

(sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/, diakses tanggal 17 Januari 2015) Liang, L., Chen, S., Chen, X. 2002. Student Understanding of Scientific Inquiry

(SUSI): Development and Validation of an Assessment Instrument. Paper prepared for the Eighth International History, Philosophy, Sociology & Science Teaching Conference (IHPST), Leeds, UK, July 15–18.

Marwoto, Y.& Subagyo W. 2009. Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu Dan Pemuaian.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(1): 42-46.

Merdekawati, S.&Himmawati. 2011. Developing Student Worksheet In English Based On ConstructivismUsing Problem Solving Approach For Mathematics Learning On The Topic Of Social Arithmetics. Yogyakarta: UNY.

Rehulina. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inquiry Untuk Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Semester 1. Medan: UNIMED Rohaeti, E.,Endang, WLFX., Tutuk P, Regina. 2006. Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta : UNY Yogyakarta.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Slamet. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.


(6)

Töman, U. 2013. Extended Worksheet DevelopedAccording to 5e Model Based On Constructivist Learning Approach.International Journal on New Trends in Education and Their Implications, 4(16): 173-183.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wenning, C. J. 2011. Experimental Inquiry in Intriductory Physics Course.

Journal of Physics Teacher Education Online. 6(2): 2-8.

Wynn, H. 2004. Evaluating Inquiry-Based Science Developments. A Paper Commissioned By The National Research Council In Preparation For A Meeting On The Status Of Evaluation Of Inquiry-Based Science Education.