Apa yang Salah dengan Pendidikan Kita?

"

StJARA p~ MEAR UW
.
o
-..

~~'\
(kolom)Oa))

o
1
17

OJan

"I

'

'


I..

2
18

.' '1'
..'

'-,

,

I,

:. "_~

~..~.

Sen;n


3
19

5

20

:-:

.,

_

.-'I--

."

:


,J . i "';;

[1;

:":"

. .

1.-:

-1W :,1
I

~.

,.["1

!::_~

.


I

'.' :.".

i:

~

,~.

0

Sefasa

4

J' i."

.


I

6

7
2~

2:

-----------OPt!b o Mill OApr

.

0

Rabu

8
23


Kamis

9

OMei OJun
.

--0

10

Jumat

12

11

24


25

OJuf
"

~

26

Sabtll
13

27

0

28

0 Ags 8Sep


OOkt

Minggu

14

15

S.
ONov

16

30

31

ODes

pengangguran Intelektual.M~ningk.at


ApavangSalahdengan
Pendidikan- - ;1-

--

-

U_

.

Tingginya angk~ pengangguran di kalangan sarjana,
tak lepas dari rendahnya keterampilan di luar
kompetens; utama mereka sebaga; sarjana.
Gelar
- -sarjana
- --tak otomatis -memuluskan
-- -- -- jalan meraih pekerjaan
ningkatkan akti'vi~ Kewira~

yang diterapkan di I>erbagai PT Jumlah Pengangguran Intelektual
usahaan di kalangan mahasisnfonnasi yang diperolebih terfokus pada bagaimana
Menurut Tingkat Pendidikan
wa. "Agar nantinya para luleh dari Departemen
(Februari 2009)
menyiapkan para mahasiswa
lusan PT bisa menjadi pencip~
Pendidikan Nasional
626.600
yang cepat lulus dan mendata lapangan kerja daripada
(Depdiknas), hampir
patkan pekerjaan. "Hampir sepencari kerja," katanya.
sejuta lulusan dari semua PT menerapkan sistem
Infonnasi yang diperoleh,
kitar 2.900 perguruan tinggi
pembelajaran yang kurang
laporan
BPS Maret 2009, ter(PT) di Indonesia, dan dari
efektif. Para mahasiswa diupajadi penurunan jumlah peberbagai disiplin ilmu pada
yakan cepat lulus dan mendanganggur terdidik menjadi

2009 ini, masih belum memipatkan pekerjaan, tapi ternyata
960.000 orang. Dan jumlah
100pekerjaan.
pada kenyataan di lapangan titersebut, sebany~ 598.000
Menurut Dirjen Pendidikdak demikian," katanya.
Diploma
Sarjana
merupakan lulusan S-l, sean Tinggi (Dikti) Depdiknas
Dia menjelaskan, berdaSumbe~
dangkan 362.000 lainnya luFasli Jalal, pengangguran insarkan hasil survei Sosial
lusan program dipJoma.
Tingkat
KeJenuhan
telektual yang berasal dari luFasli menerangkan, ada
Program Studi 2008
lusan sarjana dari taboo ke ta- Ekonomi Nasional (Susenas)
MIPA
beragam
penyebab yang memhun terus bertambah. Oleh ka:- oleh Badan Pusat Statistik
!i%
buat
mereka
tak lcunjoogmenrena itu, Depdiknas berupaya
(BPS) Maret 2006, jumlah
dapatkan
pekerjaan.Yaitu,
mengembangkan berbagai ke- penduduk miskin di Indonesia
kompetensi ilmu yang tidak sebijakan, antara lain Program
mengalami penambahan sekisuai, lulusan yangtak terserap,
Kreativitas Mahasiswa
tar empat juta orang. Angka
dan para lulusan dari program
(PKM), Cooperative Educapengangguran berada pada kistudi yang sudahjenuh.
tion (Co-op), dan Program
saran 10,8 persen sampai 11
Setiap taboo, rata-rata 20
Mahasiswa Wirausaha
persen dari tenaga kerja yang
~en lulusan PT'\1lenjadi
(pMW), ootuk menekan ang- . masuk kategori sebagai pengpengangguran."Tingginya
ka pengangguran intelektual.
angguran terbuka.
angka penganggurandi kalang"Khusus ootuk dua progKewirausahaanRendah
T~:~
an sarjanaini, tak lepas dari
ram yang lebih awal, yaitu
PKM dan Co-op, telah dihasilBahkan, mereka yang lulus Sumber:
Dlkti
KARTIKA
rendahnya keterampilan di luar
PT semakin soot mendapatkan __
kompetensi utama mereka sekan alumni yang terbuktilebih
kompetitif di dunia kerja, dan
pekerjaan,karena tidak banyak - Contohnya,Jepang dan Singabagai sarjana," katanya.
hasil-hasilkarya inovasimaha- terjadi ekspansikegiatanusaha. pura. dua negara maju yang
Padahal, kataIlfa, ootuk
siswa melaluiPKM potensial
Di sisi lain, aktivitaskewiramampu membangkitkanpermenjadi seorang lulusan yang
ootuk ditindaklanjutisecarako- usahaan (entrepreneurialactiekonomiannegaranya, dengan
siap kerja, merekaperlu tammersial menjadi sebuah embrio vity) relatif masih rendah. "Semengubah nilai potensi alam
bahan keterampilan di luar bibisnis berbasisiptek," kata Fas- makin tinggi iQdeksentrepre:
negara lain, karena potensi
dang akademik yang mereka
li, di Jakarta.barn-barnini:
neurialactivity,maka semakin alam mereka sangatterbatas.
kuasai. TerutamaketerampilMenurut dia, munculnya
tinggi level entrepreneurship
Oleh sebab itu, katanya,
an yang berkaitaQ,dengankeootuk mencapai bangsa yang
wirausahaan.
penganggurandi tingkat sarja- suatunegara," katanya.
na, terjadi karena sebagian bePengalaman negara maju,
lebih maju, harns menciptaDi Indonesia, t'ambahnya,
sar lulusan perguruan tinggi
katanya, menoojukkankeoogkan SDM yang andal. Dengan . jumlah wirausahawan sangat
adalah pencari kerja (job-segulan SDM paling berperan
cara menumbuhkembangkan
minim. Pada 2007, misalnya,
eker) daripada pencipta kerja
dalam kemajuansuatu bangsa. jiwa kewirausahaan dan mebarn tercatat 0,18 persen atau
~ -- - - ~ - - - - ~ = -'" 400.000
darijumtah.total
pen(job-creator).Hal ini terjadi
duduk Indonesia. Ini berarti,
'lqu"enasistemyembelajaran_

I

I

KI'PI1\9

Hum05

LUUY

Unpod

--

Isp/ADI MARSIELA

Para puncarl kerJa menglsl formullr lamaran untuk dimasukkan ke perusahaan-perusahaan yang mengikuti "Unpad Job Expo 2009"
di Graha Sanusi Hardjadinata. UniversitasPadjadjaran. Bandung. Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
masih dibutuhkan 11% atau
1.100 kali lipat yang setara
dengan 4,4 juta orang untuk
mencapai batas ideal.
Sebagai perbandingan, jelasnya, Singapura pada 2001
memiliki 2,1% wirausahawan,
sedangkan pada 2005 meningkat menjadi 7,2 persen. Selain
itu, budaya OOrosdan malas disinyalir sebagai penyebab tingginya angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Sebab, tingginya angka
sarjana menganggur bukan
karena peluang atau kesempatan kerja tidak terbuka.
Sektor pertanian, kelautan,
perkebunan, dan perikanan
adalah contoh bidang-bidang
yang masih membutuhkan tenaga ahli.
Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Depdiknas Hendarman, mengatakan, kewirausahaan merupakan langkah konkret untuk melengkapi dan
memperkaya para dosen yang
melakukan kegiatan pendidikan kewirausahaan di kampus.
Ditjen Dikti, lanjutnya, meng-

anggarkan satu persen dari
anggaran pendidikan yang telah disediakan pemerintah untuk pendidikan kewirausahaan.

Faktor Multisektor
Sementara itu, Sosiolog
dari Universitas Indonesia,
Imam B Prasodjo, mengatakan, tingginya angka pengangguran terdidik di Indonesia disebabkan faktor yang
multisektor. Dari sisi sosial,
pengaruh pemerintahan penjajahan Belanda yang memosisikan pegawai sebagai warga
berkelas ikut mempengaruhi
pandangan sebagian masyarakat. Selain itu, jaminan hari
tua atau pensiun juga menjadi
faktor dimana keberadaan pegawai lebih dilirik dibanding
menjadi wirausaha mandiri.
"Semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin
tinggi pula ekspektasi pekerjaan yang diinginkan. Ini
yang menjadikan kaum "terdidik makin sulit mendapat pekerjaan," katanya.
Berdasarkan informasi

- - - - - - - - - - - --

-

yang diperoleh tahun 2008,
sebanyak 4,5 juta dari 9,4 juta
orang pengangguran berasal
dari lulusan SMA, SMK,
program Diploma, dan Universitas. Artinya, separuh dari
total angka pengangguran
adalah pengangguran terdidik
yang tidak terserap pasar
kerja.
Kondisi ini lebih buruk lagi ketika jumlah pengangguran terdidik dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 1994, pengangguran terdidik sebesar 17 persen, tabun
2004 menjadi 26 persen, dan
tabun 2008 lalu menjadi 50,3

persen.

.

Badan Pusat Statistik
(BPS) Februari 2007 mencatat pengangguran 10.547.900
orang (9,75%),sedangkan
pengangguran sarjana tercatat
740.206 orang atau 7,02 persen. HasH survei serupa pada
Februari 2008, total pengangguran sebanyak 9.427.610
orang atau menurun 1,2persen dibanding Februari 2007.
Namun, justru pengangguran

-------

sarjana justru mencapai
1.461. 000 orang (15,5 persen
) atau meningkat 1,02 persen
dari tabun 2007. Pada 2009,
pengangguran sarjana
626.600 orang dan diploma
486.400 orang.
Imam mengatakan, salah
satu cara mengatasi masalah
pengangguran terdidik ini
adalah membangkitkan kembali konsep link and match
antara perguruan tinggi selaku
penyedia tenaga kerja dan
dunia usaha selakupemberi
kerja.
"Saat ini kan banyak yang
miss dalam pendidikan kita.
Sarjana pertanian kerjanya di
Bank atau yang sama sekali
tidak berhubungan dengan Hmu yang digeluti d1perguruan
tinggi," katanya.
.
Dia juga meminta agar dosen-dosen yang saat ini sebagian besar hanya mengajarkan
teori-teori dari buku dan miskin pengalaman, di~ri penceraban mengenai kQndisidi lapangan khususnyalmengenai
dunia usaha. -[W-12IE-7]
- --