OPINI Apa yang salah dari Urbanisasi dit

OPINI : Apa yang salah dari Urbanisasi ditinjau
dari Konsep Kebutuhan Maslow
Urbanisasi adalah proses dimana perpindahan seseorang dari desa ke kota.
Kebanyakan masyarakat yang melakukan urbanisasi adalah masyarakat yang ingin
mendapatkan kehidupan yang lebih baik di tempat tujuan. Kebutuhan saat ini mulai sulit
untuk didapatkan dikarenakan jumlah barang yang dibutuhkan terbatas sementara jumlah
yang membutuhkan lebih banyak yang mengakibatkan kenaikan harga yang tidak bisa
dikendalikan.
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang
akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat
membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui
dalam dunia psikologi. Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga
yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi.
Tingkatan Kebutuhan Menurut Maslow:
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan dasar manusia atau biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen,
makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika
seseorang tidak diberi semua kebutuhan maka manusia tidak dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
2. Kebutuhan Keamanan
Apabila kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi maka manusia akan membutuhkan yang

namanya rasa aman dari bahaya, baik dari alam maupun sesama manusia.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Apabila kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, tingkatan
selanjutnya adalah kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow
menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Apabila tiga tingkatan kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini
melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang
lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa
hormat dari orang lain. Karena apabila kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri
dan berharga sebagai orang di dunia.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Apabila semua kebutuhan yang telah dijelaskan sebelumnya sudah terpenuhi, maka dan
hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan
aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir
untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair
harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan.
Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar,
tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk


mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin
ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Jika kita menarik konsep tersebut pada urbanisasi maka urbanisasi tidaklah salah,
melainkan akan dipandang sebagai hal yang wajar. Merasa bahwa daerah yang ditinggali
sebelumnya tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka mereka akan berpikir untuk mencari
tempat dimana tempat tersebut memiliki potensi pendapatan besar. Sampai disini maka
semuanya terlihat baik – baik saja.
Akan tetapi, urbanisasi akan diangggap sebagai sebuah masalah apabila jumlah
pendatang tidak sebanding dengan kapasitas kota yang dituju. Karena hal ini bisa berdampak
pada tumbuhnya permukiman kumuh seperti disepanjang sungai – sungai yang
mengakibatkan kesemrawutan tata kota karena tetap memaksakan untuk mendiami kota
tersbebut sedangkan kota tersebut dirasa sudah tidak mampu menampungnya.
Hal tersebut akan diperparah dengan melesetnya perkiraan pendatang akan kota yang
dituju, dimana rata – rata pendatang berpikir bahwa di kota yang akan dituju tersebut mereka
akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Melesetnya perkiraan tersebut sebenarnya
sudah bisa dipastikan merugikan kedua belak pihak, baik pendatang maupun kota yang
dituju.
Kembali pada alasan mengapa pendatang melakukan urbanisasi. Sebagian alasan
pendatang selalu beralasan untuk mendapatkan kehidupan dan kebutuhan yang lebih baik.

Pertanyaannya adalah mengapa kota yang ditinggali tersebut dianggap tidak mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengakibatkan masyarakat didalamnya melakukan
urbanisasi?
Kembali lagi pada konsep kebutuhan Maslow bahwa setiap orang memiliki tingkat
kebutuhan yang berbeda, dimana masing – masing tingkatan tersebut tidak hanya terdapat 1
atau 2 orang saja yang berada pada tingkatan tersebut. Sehingga sebuah desa atau bahkan
kota besar sekalipun tidak dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakatnya. Karena akan
terjadi persaingan dalam tiap tingkatan maupun antar tingkatan kebutuhan, sedangkan
fasilitas sarana dan sarana terbatas.
Lantas apa yang dapat dilakukan ? Sebagian orang mungkin bertanya – tanya tentang
hal tersebut. Yang dibutuhkan adalah kreatifitas. Pada zaman modern seperti sekarang selain
pendidikan dibutuhkan juga kreatifitas. Sekarang mendapatkan mendidikan relatif mudah.
Hal ini didukung dengan adanya program pemerintah wajib belajar 12 tahun serta banyakya
beasiswa yang ditawarkan baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Jadi kareena sudah
banyak orang – orang yang berpendidikan maka perlu adanya nilai plus (lebih) dari seseorang
sehingga tempat kita mendaftar pekerjaan tertarik untuk mempekerjakan kita. Kreatifitas
dapat berupa apapun baik soft skill maupun hard skill. Kaarena apapun bentuk kreatifitas
pasti akan sangat dihargai. Akan tetapi hal tersebut akan lebih baik lagi jika kita adalah
seseorang yang menyediakan lapangan pekerjaan. Seingga kita dapat mengurangi banyaknya
pengangguran yang ada.

Jadi ketika kita memutuskan melakukan urbanisasi akan lebih baik kita memikirkan
sebuah strategi supaya yang kita lakukan (urbanisasi) bukanlah hal yang sia –sia. Dengan
memikirkan strategi tersebut selain menguntungan diri sendiri juga dapat membatu
pemerintah dalam merencanakan kota yang nyaman untuk dihuni.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan dari Fraksi Etil Asetat Tumbuhan Paku Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.

2 95 93

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Aplikasi penentu hukum halal haram makanan dari jenis hewan berbasis WEB

48 291 143

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62