PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

PENGARUH PERILAKU BELAJ AR, KECERDASAN EMOSIONAL,
DAN LINGKUNGAN BELAJ AR TERHADAP STRES KULIAH PADA
MAHASISWA AKUNTANSI UPN “VETERAN” J AWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh :
RIZKIE AINUR RACHMAN
0913010028/FE/AK

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PERILAKU BELAJ AR, KECERDASAN EMOSIONAL,
DAN LINGKUNGAN BELAJ AR TERHADAP STRES KULIAH PADA
MAHASISWA AKUNTANSI UPN “VETERAN” J AWA TIMUR


SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh :
RIZKIE AINUR RACHMAN
0913010028 / FE / AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
dalam jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “veteran” Jawa Timur dengan judul
“PENGARUH PERILAKU BELAJ AR, KECERDASAN EMOSIONAL,
DAN LINGKUNGAN BELAJ AR TERHADAP STRES KULIAH PADA
MAHASISWA AKUNTANSI UPN ”VETERAN” J AWA TIMUR ”.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta
dorongan moril baik secara langsung maupun tidak langsung sampai
terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.


Bapak Dr. Dhani Icshanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs . Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.

4.

Bapak Drs . Ec. Saiful Anwar, M. Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.


Bapak Dr. Hero Priono, M. Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6.

Bapak Dr. Hero Priono, M. Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.

7.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama
kuliah.

8.

Kedua orang tua dan saudara-saudaraku yang selalu memberikan do’a dan
semangat serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9.


Pacar yang selalu memberi semangat dan menemani Danirmala Narpaduhita
dan para sahabat yang selalu membantu dan mendukung Rifqi, Vrischa,
Maya, Fia, Sabam, Orlando, Piter, Anas, Robi, Adam, Kipli, Titis.

10. Pembina Paduan Suara dan teman-teman Paduan Suara “Gita Widya Giri”.
11. Serta bantuan dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, Penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun karena hal itu sangat membantu dalam penyempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 22 April 2013

Penulis
ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ……………………………………….

viii

ABSTRAKSI ………………………………………………………………..

x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................


1

1.1 LatarBelakang ............................................................................

1

1.2 RumusanMasalah .......................................................................

6

1.3 TujuanPenelitian ........................................................................

6

1.4 ManfaatPenelitian ......................................................................

7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA .................................................................


8

2.1. HasilPenelitianTerdahulu ...........................................................

8

2.2. LandasanTeori ...........................................................................

12

2.2.1. Akuntansi Keperilakuan ...................................................

12

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan .....................

13

2.2.1.2. Manfaat dan Tujuan Akuntansi Keperilakuan ......


14

2.2.1.3. Dimensi Akuntansi Keperilakuan…………..………

14

2.2.1.4. Hubungan Akuntansi Keperilakuan dengan Stres
Kuliah………………………………………… ....

15

2.2.2. Perilaku Belajar................................................................

17

2.2.2.1. Pengertian Perilaku Belajar ..................................

17

2.2.2.2. Kebiasaan Belajar ................................................


18

2.2.2.3. Teori Belajar…………………………………… ..

19

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.4. Aspek Belajar……………………………………

23

2.2.3. Kecerdasan Emosional......................................................

25

2.2.3.1. Pengertian Kecerdasan Emosional………………


25

2.2.3.2. Komponen Kecerdasan Emosional……………….

27

2.2.4. Lingkungan Belajar……………………………………….

29

2.2.4.1. Pengertian Lingkungan Belajar…………………..

29

2.2.5. Stres Kuliah ......................................................................

32

2.2.5.1. Pengertian Stres Kuliah……………………………

32

2.2.5.2. Penyebab Stres Kuliah…………………………….

33

2.2.5.3. Dampak Stres……………………………………..

38

2.2.5.4. Mengelola Stres………………………………….

38

2.2.6. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa
Akuntansi .........................................................................

42

2.2.7. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Stres Kuliah
Mahasiswa Akuntansi……………………………………….

43

2.2.8. Pengaruh Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Stres Kuliah…………………………………………………
2.2.9. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Stres Kuliah……..

45
46

2.3. KerangkaPikir.............................................................................

47

2.4. Hipotesis……. ............................................................................

48

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

49

3.1. DefinisiOperasional dan Pengukuran Variabel ...........................

49

3.1.1. Definisi Operasional .........................................................

49

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1.2. Pengukuran Variabel ........................................................

50

3.2. TeknikPenentuanSampel ............................................................

52

3.2.1. Populasi……………………………………………………

52

3.2.2. Sampel…………………………………………………….

55

3.3. TeknikPengumpulan Data ...........................................................

54

3.3.1. Jenis Data .........................................................................

54

3.3.2. Sumber Data.....................................................................

54

3.3.3.Teknik Pengambilan Data ..................................................

54

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...............................................

54

3.4.1. Uji Validitas .....................................................................

54

3.4.2. Uji Reliabilitas……………………………………………

56

3.4.3. Uji Normalitas………………………………………………

57

3.4.4. Uji Asumsi Klasik…………………………………………

57

3.4.4.1. Autokorelasi……………………………………. .

58

3.4.4.2. Multikolinieritas……………………………………… 58
3.4.4.3. Heteroskedastisitas…………………………………..

59

3.4.5. Teknik Analisis………………………………………………. 59
3.4.6. Uji Hipotesis ....................................................................

60

3.4.6.1. Uji Spesifikasi Model F .......................................

60

3.4.6.2. Uji t .....................................................................

60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................

61

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................

61

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur ………………………………………
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

61

4.1.2. Tempat Kedudukan ..........................................................

64

4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan ......................................................

64

4.1.3.1. Visi……………………………………………………...

64

4.1.3.2. Misi……………………………………………………. .

64

4.1.3.3. Tujuan ...........................................................................

65

4.1.4. Deskripsi Fakultas Ekonomi .............................................

65

4.1.5. Riwayat Program Studi Akuntansi ....................................

66

4.1.5.1.Visi Program Studi Akuntansi ..............................

67

4.1.5.2. Misi Program Studi Akuntansi .............................

67

4.1.5.3. Tujuan Program Studi Akuntansi .........................

67

4.2. Deskripsi Penelitian……………………………………………...

68

4.2.1. Rekapitulasi Jawaban variabel Perilaku Belajar (X1)………… 68
4.2.2. Rekapitulasi Jawaban variabel Kecerdasan Emosional (X2).… 70
4.2.3. Rekapitulasi Jawaban variabel Lingkungan Belajar (X3)…….

71

4.2.4. Rekapitulasi Jawaban variabel Stres Kuliah (Y)………… …

72

4.3. Uji Kualitas Data ……………………………………………………

73

4.3.1. Uji Validitas …….………………………..………………..

73

4.3.1.1. Perilaku Belajar (X1)…………………………. ....

74

4.3.1.2. Kecerdasan Emosional (X2)………………. .........

75

4.3.1.3. Lingkungan Belajar (X3)……………………. ......

76

4.3.1.4. Stres Kuliah (Y)…………………………. ...........

78

4.3.2. Uji Reliabilitas …………………………………………….

79

4.3.3. Uji Normalitas ………………………………………………

80

4.4. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………….

81

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.1. Multikolinieritas……………………………………… ..... …

81

4.4.2. Heteroskedastisitas………………………………….. ....... ..

82

4.5. Analisis Regresi Linier……………………………………………..

84

4.5.1. Persamaan Regresi …………………………………………

84

4.5.2. Koifisien Determinasi ………………………………………

86

4.6. Uji Hipotesis...............................................................................

86

4.6.1. Uji Spesifikasi Model F ....................................................

87

4.6.2. Uji t ..................................................................................

88

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………….

90

4.8. konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian.. 91
4.9. Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ………………

92

4.10. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

94

5.1. Kesimpulan ................................................................................

94

5.2. Saran …………………………………………………………….

95

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

TABEL :
Tabel 2.1 Kerangka Kerja Kecakapan Emosi .............................................

28

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden untuk
Jawaban Variabel Perilaku Belajar (X1) ………………………….. 69
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden untuk
Jawaban Variabel Kecerdasan Emosional (X2) ………………….. 70
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden untuk
Jawaban Variabel Lingkungan Belajar (X3) ……………………… 71
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden untuk
Jawaban Variabel Stres Kuliah (Y) ………………………… .....

72

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Belajar (X1) Tahap 1 …….

74

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Belajar (X1) Tahap 2 …….

74

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional (X2) Tahap 1 .. 75
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional (X2) Tahap 5.. 76
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar (X3) Tahap 1 ……77
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar (X3) Tahap 2 ……77
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kuliah (Y) ……. ..................

78

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas……. .........................................................

79

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ……. ........................................................

80

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas ……. ................................................

81

Tabel 4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……………………………………

83

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.16 Hasil Estimasi Koefisien Regresi …….......................................

84

Tabel 4.17 Pengaruh Variabel. ……. ...........................................................

86

Tabel 4.18 Hasil Uji F ……. .......................................................................

87

Tabel 4.19 Hasil Uji t ……. ........................................................................

88

GAMBAR :
Gambar 1

Bagan Kerangka Pikir ..............................................................

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

47

PENGARUH PERILAKU BELAJ AR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN
LINGKUNGAN BELAJ AR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA
AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Oleh :
Rizkie Ainur Rachman
Abstr ak
Stres banyak digunakan untuk menjelaskan tentang sikap atau tindakan yang
dilakukan apabila menghadapi suatu tantangan dalam hidup dan ketika gagal
memperoleh respon dalam mengahadapi tantangan itu. Terjadinya proses stres
didahului oleh adanya sumber stres (stresor) yaitu setiap keadaan yang dirasakan
orang mengancam dan membahayakan dirinya. Stres adalah suatu kondisi ketegangan
yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu
besar dapat mengancam kemampuan atau kondisi seseorang dalam menghadapi
lingkungan.
Variabel dalam penelitian ini adalah Perilaku Belajar (X1), Kecerdasan
Emosional (X2), Lingkungan Belajar (X3) dan Stres Kuliah (Y). Sampel peneltian ini
adalah 65 Mahasiswa Strata satu (S1) program studi akuntansi UPN “Veteran” Jawa
Timur Angkatan Tahun 2010 yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah. Data yang
digunakan adalah data Primer. Teknik pengambilan sampel menggunakan random
sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional, dan Lingkungan Belajar memberikan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi UPN
“Veretan” Jawa Timur.
Kata Kunci : Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar, dan
StressKuliah

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pengertian umum mengenai konsep stress banyak digunakan untuk

menjelaskan tentang sikap atau tindakan yang dilakukannya apabila dia menghadapi
suatu tantangan dalam hidupnya dan dia gagal memperoleh respon dalam
mengahadapi tantangan itu. Terjadinya proses stres didahului oleh adanya sumber
stres (stresor) yaitu setiap keadaan yang dirasakan orang mengancam dan
membahayakan dirinya. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan atau kondisi seseorang dalam menghadapi lingkungan
(Handoko, 2000) dalam Marita, dkk. (2008).
Selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, mahasiswa terkadang merasa
bosan dan tertekan dengan kuliahnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesadaran mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi yang akan sangat
menentukan sikap dan pandangan belajar di perguruan tinggi. Keadaan mahasiswa
yang merasa bosan dan tertekan ini membuat mahasiswa mengalami stres (Marita,
dkk.: 2008).
Belum lama ini terdengar berita mengenai kasus bunuh diri yang dilakukan
mahasiswa Indonesia. Penyebab dari kasus bunuh diri tersebut adalah mahasiswa
tersebut mengalami stres kuliah.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Seperti kasus David Hartanto Wijaya, mahasiswa tingkat akhir asal Indonesia
yang kuliah di Fakultas Teknik Elektronika Universitas Teknologi Nanyang (NTU)
itu bunuh diri setelah menikam dosen pembimbingnya, Profesor Chan Kap Lup (45),
pada tanggal 2 Maret 2009. David mengalami stress karena beasiswa yang
diterimanya telah dicabut akhir bulan lalu. Padahal skripsi yang dikerjakannya cukup
sulit dan butuh waktu lama untuk diselesaikannya (http://www.tempointeraktif.com).
Motivasi peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada pengaruh antara Perilaku belajar, Kecerdasan emosional, dan Lingkungan belajar
mahasiswa akuntansi, khususnya mahasiswa Strata satu (S1) program studi akuntansi
UPN Veteran Jawa Timur Angkatan Tahun 2010 yang menempuh studi dan tidak cuti
kuliah, terhadap stres kuliah.
Belajar merupakan hak setiap orang. Akan tetapi, kegiatan belajar di suatu
perguruan tinggi merupakan suatu privilege karena hanya orang yang memenuhi
syarat saja yang berhak belajar di lembaga pendidikan tersebut. Previlege yang
melekat pada seorang yang belajar di suatu perguruan tinggi tidak hanya terletak pada
sarana fisik dan sumber daya manusia yang disediakan, tetapi juga pada pengakuan
secara formal dengan harapan bahwa seseorang yang mengalami proses belajar secara
formal akan mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan
perilaku tertentu sesuai dengan apa yang ingin dituju oleh lembaga pendidikan
(Suwardjono:2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Kebiasaan belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu, baik
untuk belajar maupun untuk kegiatan lain yang menunjang belajar. Belajar yang
efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, yaitu dengan
mengatur waktu antara saat mengikutin kuliah, belajar di rumah, belajar bersama, dan
mengikuti ujian. Dorongan untuk membiasakan belajar dengan baik perlu diberikan
karena akan mengarah pada suatu pembentukan sikap dalam bertindak.
Akuntansi

keperilakuan

dapat

merancang

sistem

informasi

untuk

mempengaruhi motivasi, moral, dan produktivitas mahasiswa akuntansi. Perilaku
belajar mahasiswa akuntansi dapat dilihat dari kebiasaan mahasiswa akuntansi dalam
mengikuti dan memantapkan pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke
perpustakaan, serta kebiasaan menghadapi ujian (Afifah, 2004: 3).
Suwardjono

(1991) dalam Marita, dkk., (2008) menggugat sistem

pembelajaran perguruan tinggi yang belum memenuhi standar proses belajar
mengajar yang benar dan ideal, sehingga hasil belajar di perguruan tinggi tidak
maksimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya yaitu
masih ada beberapa dosen yang menciptakan kondisi bahwa dosen merupakan
sumber ilmu satu-satunya sehingga mengakibatkan banyak mahasiswa yang
berperilaku hanya datang, duduk, dengar, dan catat (D3C) saat mengikuti kuliah, atau
dari mahasiswa itu sendiri yang lebih mementingkan nilai daripada proses belajar
yang benar, sehingga mahasiswa tersebut merasa frustasi dalam menjalankan proses
belajar yang berdampak pada menurunnya atau buruknya kualitas manusia itu sendiri
(Suwardjono: 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Kualitas manusia berkaitan erat dengan kualitas pendidikan, yang merupakan
rangkaian dari pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan tinggi
sebagai lembaga yang membekali peserta didik dengan penekanan pada nalar dan
pemahaman

pengetahuan

berdasarkan

keterkaitan

antara

teori

dengan

pengaplikasiannya dalam dunia praktik, berperan penting dalam menumbuhkan
kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran yang di ikutinya. McClelland
(1997) dalam Goleman (2000) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan,
nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik
kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam
hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti
empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka
yang berprestasi biasa-biasa saja (Suryaningsum,dkk.,: 2004).
Seperangkat kecakapan khusus di atas dikenal sebagai kecerdasan emosional.
Kecerdasan

emosional

menentukan

seberapa baik

seseorang menggunakan

keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual.
Paradigma lama menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi,
paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dengan hati
(Suryaningsum, dkk.: 2004).
Proses yang dijalani selama menuntut ilmu di perguruan tinggi secara
langsung ataupun tidak langsung akan melatih kecerdasan emosional. Proses belajar
mengajar dalam berbagai aspeknya bisa jadi meningkatkan kecerdasan emosional
mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk
memotivasi dirinya sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi,
kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasaan sesaat, mengatur
suasan hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain.
Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan
dan cita-citanya (Suryaningsum, dkk.: 2004).
Hasil survey yang dilakukan di Amerika Serikat tentang kecerdasan
emosional menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya
keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar
dalam pekerjaan yang bersangkutan. Di antaranya adalah kemampuan mendengarkan
dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental terhadap kegagalan,
kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim, dan keinginan memberi kontribusi
terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan optimalisasi
pada fungsi kerjanya (Melandy dan Aziza, 2006: 2).
Menurut Rohani (2004:19) dalam Johari (2006:40) perkembangan seseorang
dalam hidupnya tidak pernah lepas dari adanya faktor pembawaan dan faktor
lingkungan. Diantara keduanya terdapat hubungan yang saling mempengaruhi dalam
menjadikan manusia yang berkualitas dan bercirikan keunggulan serta mempunyai
karakter dan kepribadian yang baik. Berdasarkan hasil penelitian para pakar psikologi
dikatakan bahwa faktor bawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

reaksi inderawi. Sementara itu, “faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal
pembentukan kebiasaan, kepribadian, sikap, dan nilai.”
Berdasarkan fenomena dan penelitian-penelitian terdahulu yang telah
disebutkan, maka penulis mengambil judul : “Pengar uh Perilaku Belajar ,
Kecerdasan Emosional, dan Lingkungan Belajar Ter hadap Str es Kuliah Pada
Mahasiswa Akuntansi UPN “Veter an” J awa Timur”

1.2.

Per umusan Masalah

Berdasarkan Uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ; Apakah perilaku belajar , kecerdasan
emosional, dan lingkungan belajar mahasiswa akuntansi UPN Veteran Jatim
berpengaruh secara signifikan terhadap stres kuliah

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah ada pengaruh antara Perilaku
belajar, Kecerdasan emosional, dan Lingkungan belajar mahasiswa akuntansi,
khususnya mahasiswa Strata satu (S1) program studi akuntansi UPN Veteran Jatim
Angkatan Tahun 2010 yang menempuh studi dan tidak cuti kuliah, terhadap stres
kuliah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

bermanfaat

bagi

pihak-pihak

yang

berkepentinhan, antara lain :
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang bermanfaat dalam
mengenali mahasiswanya sesuai kematangan mereka untuk menciptakan suasana
kelas yang tidak menimbulkan stres kuliah.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mempelajari manfaat kecerdasan
emosional dan perilaku belajar mahasiswa sehingga secara tidak langsung mahasiswa
akan belajar untuk mengelola kecerdasan emosional dengan baik dan menggunakan
perilaku belajar yang baik dalam menghadapi stres kuliah.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
yang lebih luas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian berikut ini
adalah :
1. Marita,dkk. (2008)
Judul Penelitian :
“Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar Dan Kecerdasan Emosional Dalam
Mempengaruhi Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi.”
Rumusan Masalah :
1. Apakah kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa
akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap stress kuliah?
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap
stress kuliah?
3. Apakah perilaku belajar mahasiswa akuntansi berpengaruh secara
signifikan terhadap stress kuliah?
Kesimpulan:
Kecerdasan emosional dan perilaku belajar mahasiswa jurusan akuntansi,
keduanya memberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap stes
kuliah responden, dalam hal ini variabel kecerdasan emosional
8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

memberikan pengaruh lebih dominan terhadap stress kuliah disbanding
variabel perilaku belajar.
2. Suryaningsum, dkk. (2004)
Judul Penelitian :
“Pengaruh

Pendidikan

Tinggi

Akuntansi

Terhadap

Kecerdasan

Emosional.”
Rumusan Masalah :
1. Apakah ada pengaruh antara lama waktu mengikuti proses belajar
mengajar di perguruan tinggi dengan kecerdasan mahasiswa?
2. Apakah ada pengaruh antara pengalaman mengikuti proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan tinggi akuntansi dengan kecerdasan
emosional mahasiswa?
3. Apakah ada pengaruh antara kualitas pendidikan tinggi akuntansi
dengan kecerdasan emosional seseorang?
Kesimpulan :
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Bulo (2002) yang
menunjukkan bahwa pendidikan tinggi akuntansi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kecerdasan emosional mahasiswanya. Namun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

demikian hasil penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian Bulo
(2002). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional
karyawan lebih baik daripada mahasiswa tingkat akhir, sedangkan dalam
penelitian Bulo (2002) menyatakan bahwa kecerdasan emosional
mahasiswa tingkat akhir relative sama dengan karyawan. Dalam penelitian
ini juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mahasiswa tingkat
akhir berakreditasi A lebih baik daripada mahasiswa tingkat akhir
berakreditasi B, sedangkan penelitian Bulo (2002) menunjukkan hasil
yang tidak berbeda secara signifikan.
3. Melandy dan Aziza (2006)
Judul Penelitian :
“Pengaruh Kecerdasan

Emosional Terhadap

Tingkat

Pemahaman

Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi.”
Rumusan Masalah :
1. Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi
tingkat pemahaman akuntansi.
2. Apakah Kepercayaan diri Mahasiswa Akuntansi memiliki pengaruh
sebagai

variabel

moderating

yang

mempengaruhi

hubungan

kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

3. Apakah ada tingkat perbedaan kecerdasan emosional anatara
mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri lemah.
Kesimpulan :
Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dalam
penelitian ini yang memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan
empati, sedangkan pengaruh negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan
keterampilan sosial. Pengaruh kepercayaan diri terhadap kelima variabel
independen tersebut adalah sebagai quasi moderator. Pada penelitian ini
pula terlihat adanya perbedaan tingkat pengenalan diri dan motivasi antara
mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang
memiliki kepercayaan diri lemah, sedangkan untuk varibel pengendalian
diri, empati, dan keterampilan sosial tidak terdapat perbedaan.
4. R. Gunawan Sudarmanto (2006)
Judul Penelitian :
“Pengaruh lingkungan belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa SMK Negri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran
2006/2007.”
Rumusan Masalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1. Apakah lingkungan belajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi
belajar akuntansi?
2. Apakah minat belajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
akuntansi?
3. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar dan minat belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi?
Kesimpulan :
Lingkungan belajar dan minat belajar mampu menjelaskan variasa pada
prestasi belajar akuntansi. Faktor lingkungan belajar di sekolah memiliki
sumbangan yang sangat besar dibandingkan minat belajar, dengan
demikian faktor lingkungan belajar di sekolah memiliki pengaruh yang
lebih dominan dibandingkan minat belajar dalam upaya peningkatan
prestasi belajar akuntansi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan sebenarnya merupakan bagian dari ilmu akuntansi
yang semakin berkembang dalam 25 tahun belakangan ini. Awal perkembangan
akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya
pada pembuatan anggaran. Tetapi, domain dalam hal ini terus berkembang dan
bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Perkembangan yang pesat dari akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena
akuntansi secara simultan dihadapkan pada ilmu-ilmu sosial menyeluruh mengenai
bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis,
serta bagaimana akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia
(Iksan dan Ishak, 2005: 16).

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keper ilakuan
Khomsyah dan Indrianto (2000) menjelaskan bahwa akuntansi merupakan
suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para
pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut
adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun,
pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek
keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi
yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu seiring perkembangan
lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
penggunanya (Iksan dan Ishak, 2005: 1).
Menurut Siegel dan Marconi (1989), ilmu keperilakuan mencakup bidang
riset manapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

observasi, perilaku dari manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan utama
dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan mermprediksi
perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku
manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal
melalui prosedur yang terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat
diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik (Iksan dan Ihsak, 2005: 25).
2.2.1.2. Tujuan/ Manfaat Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan tidak sama dengan akuntansi tradisional yang hanya
melaporkan data keuangan. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu
pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka.
Manfaat utama dari akuntansi keperilakuan ini adalah menyediakan informasi bisnis
yang memungkinkan para direktur eksekutif, direktur keuangan, dan perencana
strategis lainnya untuk mengukur data dan mempengaruhi variable-variabel yang
secara konvensional tidak dapat diukur tetapi sangat menentukan bisnis mereka,
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan mereka (Iksan dan Ihsak, 2005: 4).
2.2.1.3. Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang
berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat, dan melaporkan informasi. Dengan
demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

desain, konstruksi, serta pengguanaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien.
Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku
manusia dan sistem akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia
dalam suatu organisasi (Iksan dan Ishak, 2005:23).
Secara umum, akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar
(Iksan dan Ihsak, 2005: 24):
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan
sistem akuntansi. Bidang ini berkaitan dengan sikap dan filososfi manajemen
yang mempengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam
organisasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang ini berkenaan
dengan bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Bidang ini berhubungan dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga
mempengaruhi perilaku
2.2.1.4. Hubungan Akuntansi Keper ilakuan dengan Stres Kuliah
Ilmu pengetahuan keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan
prediksi mengenai keperilakuan manusia. Ilmu pengetahuan keperilakuan merupakan
bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari
ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan (Iksan dan Ihsak, 2005: 40).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Psikologi, sosiologi dan psikologi sosial menjadi kontributor pertama dari
ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan
menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki
perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia (Iksan dan Ihsak, 2005: 29).
Ada banyak factor kompleks yang terkait dengan perilaku manusia.
Faktor-faktor ini dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu (Iksan dan Ihsak,
2005: 29):
1. Struktur karakter
Mengacu pada cirri kepribadian, kebiasaan dan perilaku individu.
2. Struktur sosial
Menunjukkan beberapa hubungan diantara orang-orang yang mencakup
ekonomi, politik, militer, dan kerangka kerja religious yang menggambarkan
perilaku yang biasa diterima.
3. Dinamika kelompok
Dapat dipandang sebagai suatu sintesa atau kombinasi struktur karakter dan
struktur sosial, yang mengacu pada pengembangan interaksi pola manusia,
proses dari interaksi sosial, dan hasil yang berhubungan dengan interaksi
tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.2. Perilaku Belajar
2.2.2.1. Pengertian Per ilaku Belajar
Konsep atau pengertian belajar sangat beragam dan tergantung dari sisi
pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar adalah perubahan yang relative
peramanen atau latihan yang diperkuat (http://id.wikipedia.org/wiki/belajar). Belajar
merupakan salah satu konsep menarik dalam teori-teori psikologi dan pendidikan,
sehingga para ahli memberi bermacam-macam pengertian mengenai belajar. Belajar
merupakan kegiatan individual tertentu (Suwardjono, 1991). Belajar adalah proses
perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan (Ali, 1992 dalam
Hanifah dan Syukriy) dan merupakan suatu proses usaha yang dilakuakn individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slamet, 1991 dalam Hanifah dan Syukriy, 2001). (Ahmadi, 1993 dalam Hanifah dan
Syukriy, 2001) lebih jauh menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam
diri manusia, sehingga apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri
manusia, maka tidaklah dapat dikatakan padanya telah berlangsung proses belajar
(Marita, dkk, 2008:4). Sedangkan pengertian perilaku adalah sekumpulan perilaku
yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,
kekuasaan, persuasi,dan/atau genetika (http://id.wikipedia.org/wiki/perilakumanusia).
Menurut Purwanto (2006:84), beberapa elemen yang penting yang mencirikan
pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap; harus
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap.
2.2.2.2. Kebiasaan Belajar
Menurut Giyono (1993) dalam Hanifah dan Syukriy (2001) kebiasaan belajar
dapat berlangsung melalui tiga cara yaitu: memperoleh reinforcement, classical
conditioning, belajar modern, apabila model ini mendapat reinforcement terhadap
tindakannya, maka akan menjadi kebiasaan. Surachmad dalam Hanifah dan Syukriy
(2001) mengemukakan lima hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik,
yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke
perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian (Marita, dkk, 2008:4).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika kebiasaan itu
membiarkan mahasiswa dapat lolos tanpa gagal (Calhoun & Acocella, 1995). Gagne
(1988) dalam usman (2000) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat dihubungkan
dengan terjadinya suatu perubahan, kecakapan atau kejadian atau kepandaian
seseorang dalam proses pertumbuhan tahap demi tahap. Hasil belajar diwujudkan
dalam lima kemampuan yakni keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi
verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Dalam hal ini terdapat tiga dimensi belajar
yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif dan dimensi psikomotorik (Benyamin S.
Bloom, 1956) dalam Usman (2000). Dimensi kognitif adalah kemampuan yang
berhubungan dengan berfikir mengetahui, dan memecahkan masalah. Selanjutnya
dimensi ini dibagi menjadi pengetahuan komprehensif, aplikatif, sinstetis, analisis
dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan
dengan sikap, nilai, minat, apresiasi. Dimensi psikomotorik yaitu kemampuan yang
berhubungan dengan motorik. Atas dasar itu hakikatnya hasil belajar adalah
memperoleh kemampuan kognitif (Marita, dkk, 2008:5).
2.2.2.3. Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang terkenal antara lain (Purwanto, 2006:89) :
a. Teori Conditioning
Teori ini dibagi menjadi :
1. Teori Classical Conditioning (Pavlo dan Watson)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Menurut teori conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan
reaksi (response). Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning
iaalah adanya latihan-latihan yang kontinyu. Yang diutamakan dalam teori ini
ialah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak
lain adalah hasil daripada conditioning. Yakni hasil daripada latihan-latihan atau
kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat/perangsang-perangsang tertentu yang
dialaminya didalam kehidupannya.
2. Teori Conditioning dari Guthrie
Guthrie mengemukakan bagaimana cara/metode untuk mengubah kebiasaankebiasaan yang kurang baik, berdasarkan teori conditioning, yaitu :


Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response Method). Manusia itu
adalah suatu organism yang selalu mereaksi kepada perangsang-perangsang
tertentu. Jika reaksi terhadap perangsang-perangsang telah menjadi kebiasaan,
maka cara untuk mengubahnya ialah dengan jalan menghubungkan
perangsang (stimulus) dengan reaksi (response) yang berlawanan dengan
reaksi buruk yang hendak dihilangkannya.



Metode Membosankan (Exchaustion Method). Hubungan antara asosiasi
antara perangsang dan reaksi (S-R) pada tingkah laku yang buruk itu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

dibiarkan saja sampai lama mengalami keburukan itu sendiri sehingga
menjadi bosan.


Metode Mengubah Lingkungan (Change of Environment Method). Metode
yang dilakukan dengan jalan memutuskan atau memisahkan hubungan S dan
R yang buruk yang akan dihilangkannya. Yakni menghilangkan kebiasaankebiasaan buruk yang disebabkan oleh suatu perangsang (S) dengan
mengubah perangsangnya itu sendiri.

3. Teori Operant Conditioning (Skinner)
Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara
perangsang dan respon. Skinner membedakan adanya dua macam respon,
yaitu :


Respondent respons (reflexive respons): yaitu respon yang timbul oleh
perangsang-perangsang tertentu.



Operant response (instrumental response): yaitu respon yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.

4. Teori Systematic Behavior (Hull)
Clark C. hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu kebutuhan
atau “keadaan terdorong” (oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi) harus
ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat
atas dasar pengurangan kebutuhan itu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Jadi prinsip yang utama adalah: suatu kebutuhan atau motif harus ada
pada seseorang sebelum belajar itu terjadi ; dan bahwa apa yang dipelajari itu
harus diamati oleh orang yang belajar sebagai sesuatu yang dapat mengurangi
kekuatan kebutuhannya atau memuaskan kebutuhannya.
5. Teori connectionism (Thorndike)
Proses belajar menurut Thorndike melalui proses :
1. Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan), dan
2. Law of effect; yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan
suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan
diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya. Sedangkan segala tingkah
laku yang berakibat tidak menyenangkan akan dihilangkan atau
dilupakannya.
6. Teori menurut Psikologi Gestalt
Belajar menurut Psikologi Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Dalam belajar, faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan
faktor yang penting,. Dengan belajar dapat memahami/ mengerti
hubungan antara pengetahuan dan pengalaman.
2. Dalam belajar, pribadi atau organism memegang peranan yang paling
sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka,
tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif, dan bertujuan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.2.4.

Aspek Belajar
Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar diperguruan tinggi,

akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajarmengajar yang disebut kuliah. Beberapa aspek yang berkaitan dengan
kegiatan konkrit belajar yang akan mempengaruhi sikap dan semangat
mahasiswa dalam menjalani proses belajar, antara lain (Suwarjono:2004):
1. Makna kuliah
Dosen dan kuliah bukan merupakan sumber pengetahuan utama dan oleh
karena itu perlu diredefinisi pengertian kuliah sejak dini. Kuliah
merupakan ajang untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa dalam
proses belajar mandiri.
2. Fungsi temu kelas
Sebagai medium penguatan pemahaman dan bukan sebagai sumber
pengetahuan. Untuk itu diharapkan

mahasiswa menyiapkan diri

sebelumnya agar mahasiswa tersebut memiliki pengetahuan yang
memadai.
3. Pengalaman belajar atau nilai
Pengendalian proses belajar lebih penting daripada hasil atau nilai ujian.
Kalau proses belajar dijalankan dengan baik, nilai merupakan konsekuensi
logis dari proses tersebut. Kalau proses belajar tidak dikendalikan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

baik, nilai tidak mencerminkan adanya perubahan perilaku walaupun nilai
tersebut menambah atribut seseorang.
4. Konsepsi tentang dosen
Dalam proses belajar-mengajar yang efektif, dosen harus dipandang
sebagai manajer kelas dan merupakan nara sumber proses belajar. Sumber
pengetahuan utama adalah buku, perpustakaan, artikel dalam majalah,
hasil penelitian, dan media cetak atau audio visual lainnya. Dalam
teknologi pendidikan, dikatakan bahwa dosen bertindak sebagai director ,
facilitator, motivator dan evaluator

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 89

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

2 3 123

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 8 110

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas PembangunanNasional “VETERAN” JawaTimur).

0 1 125

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus : Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur).

0 2 117

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus : Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur)

0 0 25

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPRITUAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus: Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 23

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI AKTIVIS ORGANISASI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR SKRIPSI

0 0 24

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 19

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI (Studi kasus pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25