IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH (RSDK) DI KELURAHAN TAMBAKSARI KOTA SURABAYA.

IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL
DAERAH KUMUH (RSDK) DI KELURAHAN
TAMBAKSARI KOTA SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyar atan Memperoleh Gelar Sar jana
Ilmu Administr asi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awaTimur

Oleh :
CHRISTINA LORETA STAAL
NPM. 1141010033

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2015

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul
“IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH
(RSDK) DI KELURAHAN TAMBAKSARI KOTA SURABAYA”.
Dalam penulisan skripsi ini dibuat guna memenuhi persyaratan sesuai dengan
kurikulum yang ada pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan
terwujud tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Wibawani, M.Si sebagai

dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga
terselesainnya skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, MSi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Susi Harjati, MAP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Drs. Supomo,MM, selaku Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya.
5. Drs. Deddy Sosialisto,Msi, selaku Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial.
6. Segenap pegawai Dinas Sosial Kota Surabaya yang telah banyak membantu
dalam memberikan informasi – informasi yang terkait dalam pembuatan skripsi
ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


7. Doa restu Papaku Yantje Yonathan Staal Wahani dan Kakakku Tirta
Feddyansyah Staal yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini guna mendapatkan gelar sarjanaku.
8. Teman - temanku yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dan semua
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2011 Administrasi
Publik, banyak terima kasih atas bantuannya.
9. Lelaki kesayangan dan penyemangatku dalam menyelesaikan kuliah (Deddy
Cahyo S.P.)
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman tentang
implementasi

program

pembangunan

di

masyarakat

dari


perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan, serta menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Surabaya, 10 Januari 2015

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................

i


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A.

LatarBelakang ........................................................................

1

B.


RumusanMasalah ................................................................... 11

C.

TujuanPenelitian .................................................................... 11

D.

ManfaatPenelitian .................................................................. 11

KAJ IAN PUSTAKA ..................................................................... 13
A.PenelitianTerdahulu .................................................................... 13
B.

LandasanTeori ....................................................................... 17
1. KebijakanPublik................................................................. 17
a. PengertianKebijakanPublik ................................................ 17
b. Tahap – TahapKebijakPublik ............................................. 19
c. SifatKebijakanPublik ......................................................... 20
2. ImplementasiKebijakanPublik ............................................ 21

a. PengertianImplementasi ..................................................... 21
b. Model ImplementasiKebijakan ....................................... 23
c. FaktorKeberhasilanImplementasiKebijakan........................ 24

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

d. FaktorKegagalanImplementasiKebijakan ........................... 25
e. ProspekUntukMemperbaikiImplementasiKebijakan ........... 27
f. Aktor-aktor Yang BerperanDalam Proses Kebijaksanaan .... 29
g. Pendekatan-PendekatanImplementasiKebijakan ................. 30
3. PengertianPermukimanKumuh ........................................... 31
4. Program RehabilitasiSosial Daerah Kumuh (RSDK) .......... 33
a. VisidanMisi Program RSDK .......................................... 34
b. Tujuan Program ................................................................. 34
c. PoladanPrinsipPelaksanaan Program RSDK ................... 35
d. Bentuk Program ................................................................. 37
5. KerangkaBerpikir ............................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 48

A.

JenisPenelitian ....................................................................... 48

B.

DefinisiOperasionaldanFokusPenelitian ................................. 49

C.

LokasidanWaktuPenelitian ..................................................... 53

D.

Sumber Data .......................................................................... 53

E.

TeknikPengumpulan Data ...................................................... 55


F.

TeknikAnalisis Data............................................................... 57

G.

Keabsahan Data ..................................................................... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 61
A. GambaranUmumDinasSosial Kota Surabaya .............................

61

1. SejerahDinasSosial Kota Surabaya .........................................

61

2. Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan Dinas Sosial

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kota Surabaya…………………………………………….

61

3. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Surabaya…………

64

4. Tugas dan Fungsi ................................................................... 65
5. Komposisi Pegawai Dinas Sosial Kota Surabaya…….…….. 68
6. Sarana dan Prasarana ............................................................. ` 69
B. Gambaran Umum Kelurahan Tambaksari .................................. 70
C. Komposisi Penduduk Kelurahan Tambaksari............................. 77
D. Gambaran Umum Masyarakat Penerima RSDK ........................ 80
E. Hasil Penelitian ......................................................................... 82
F. Pembahasan .............................................................................. 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 106

A. Kesimpulan ............................................................................... 106
B. Saran

..................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
CHRISTINA LORETA STAAL, IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI
SOSIAL DAERAH KUMUH (RSDK) DI KELURAHAN TAMBAKSARI KOTA
SURABAYA
Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh, yang selanjutnya disingkat RSDK
adalah program refungsional dan pengembangan untik memungkinkan masyarakat
atau seseorang agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan lebih
berdaya dalam kehidupan masyarakat, yang dilaksanakan pada kawasan perumahan
kampung yang kondisi fisik lingkungannya masih memerlukan perbaikan.
Program RSDK telah berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya
di kota Surabaya yang dilaksanakan sejak tahun 2003. Dalam pelaksanaannya
Pemerintah kota Surabaya bekerja sama dengan pemerintahan pusat. Hal tersebut
terlampir dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 33 Tahun 2011. Komponen
utama program RSDK yang diimplementasikan di lingkungan perumahan kampong
terdiri dari 1. Penyiapan kelembagaan dan program di masyarakat, 2. Pelatihan
keterampilan usaha, 3. Perbaikan lingkungan dan bangunan rumah tidak layak huni.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menjelaskan mengenai implementasi program rehabilitasi social
daerah kumuh (RSDK). Adapun subjek penelitian ini yaitu pelaksana yang terdiri dari
staf Dinas Sosial, Lurah, dan UPKM di Kelurahan Tambaksari, serta masyarakat
miskin sebagai penerima bantuan program. Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa dokumentasi, observasi serta wawancara. Analisis data yang
dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitiaan adalah : 1. Implementasi kegiatan penyiapan kelembagaan dan
program di masyarakat untuk kegiatan sosialisasi / pengenalan program di
masyarakat sudah terimplementasi dengan baik, sedangkan penyiapan / pembentukan
UPKM dan pembekalan UPKM belum terimplementasi secara optimal karena untuk
personil UPKM unsur keluarga miskin belum terpenuhi, dan kehadiran personil
dalam lokakarya pembekalan UPKM tidak keseluruhan tetapi tugas kepengurusan
UPKM di dapat dari personil yang hadir. 2. Implemetasi kegiatan pelatihan
ketrampilan usaha tidak terimplementasi dengan baik karena ada peserta dari
penerima yang tidak hadir dan digantikan bukan dari keluarganya. Hasil pelatihan
keterampilan usaha tidak dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga
karena tidak memiliki modal. 3. Implementasi kegiatan perbaikan lingkungan dan
bangunan rumah tidak layak huni untuk 20 sasaran program sudah terimplementasi
dengan baik. 4. Implementasi program RSDK di lingkungan permukiman kumuh
Kelurahan Tambaksari secara umum sudah terimplementasi dengan baik.
Kata Kunci : Implemetasi Kebijakan Publik, Program Rehabilitasi Sosial Daerah
Kumuh (RSDK)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota pada awalnya berupa permukiman dengan skala kecil, kemudian
mengalami perkembangan sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk,
perubahan sosial ekonomi, dan budaya serta interaksinya dengan kota-kota
lain dan daerah sekitarnya. Namun yang terjadi di kota-kota adalah bahwa
pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan pembangunan sarana dan
prasarana kota dan peningkatan pelayanan perkotaan. Bahkan yang terjadi
justru sebagai kawasan perkotaan mengalami perubahan lingkungan yang
berpotensi menimbulkan permukiman kumuh. Sebagian penghuni kota
berprinsip bahwa kota sebagai alat mencari penghasilan yang sebesarbesarnya. Dengan demikian prinsip mereka harus hemat dalam arti yang luas,
yaitu hemat mendapatkan lahan, pembiayaan pembangunan, pengoperasian
dan pemeliharaan, termasuk dalam mendapatkan bahan dan sistem
strukturnya.
Variasi lapangan pekerjaan yang terbatas di pedesaan dan dominan pada
pertanian mengakibatkan penduduk desa lebih banyak berpindah ke kota.
Adapun faktor penarik penduduk desa berpindah ke kota yaitu karena kota
sebagai pusat perekonomian, menghimpun modal yang lebih besar,
memberikan peluang yang tidak terbatas dan industrialisasi di kota menambah
peluang lapangan kerja yang lebih banyak.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Di Satu sisi kota mempunyai daya tarik, di sisi yang lain keadaan tingkat
hidup di desa umumnya mempercepat proses urbanisasi, hal ini menjadi faktor
pendorong timbulnya urbanisasi. Faktor tersebut diantaranya adalah keadaan
desa yang mengalami perubahan yang lambat, lapangan pekerjaan yang
hampir tidak ada, pendapatan yang rendah di desa, keamanan yang kurang
serta fasilitas pendidikan sekolah dan perguruan tinggi yang kurang
berkualitas.
Meningkatnya jumlah urbanisasi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan kota, baik dari segi tata kota, kehidupan masyarakat, maupun
keadaan sekitarnya. Dampak lainnya yaitu pengangguran dan pemukiman
kumuh. Muncul permukiman kumuh di beberapa wilayah kota yang
merupakan hal yang tidak dapat dihindari, yaitu tidak direncanakan oleh
pemerintah tetapi tumbuh sebagai proses alamiah. Dalam berbagai literatur
dapat dilihat berbagai kriteria dalam menentukan kekumuhan atau tidaknya
suatu kawasan permukiman.
Surabaya

sebagai

kota

metropolis

berkembang

sangat

cepat.

Keberhasilan pembangunan di Surabaya dengan pertumbuhan ekonomi yang
cukup

tinggi

disatu

sisi

merupakan

satu

kemajuan

yang

sangat

membanggakan. Namun keberhasilan tersebut pada sisi lain ternyata
menimbulkan dampak sosial yang cukup rumit dan kompleks salah satunya
yaitu permukiman kumuh. Daya tarik kemajuan kota merupakan daya tarik
tersendiri sehingga arus urbanisasi menjadi sangat tinggi padahal mereka tidak
mempunyai bekal ketrerampilan yang cukup untuk bersaing di kota besar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

sehingga

menjadi

beban

bagi pemerintah kota. Mengingat

kondisi

permukiman di Kota Surabaya secara umum dapat dikatakan belum memenuhi
syarat, baik persyaratan teknis maupun syarat kesehatan. Masih banyak
rumah-rumah di Kota Surabaya yang berdinding triplek, kebocoran yang
mengakibatkan plafon rusak, tidak ada jendela atau ventilasi dan masih
banyak hal lain yang perlu dibenahi.
Berbagai program yang ada dirasa kurang mencapai sasaran perbaikan
yang diharapkan, sehingga pada tahun 2003 Pemerintah membuat kebijakan
yang bertujuan untuk mengurangi kawasan permukiman kumuh melalui
Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK). Program ini merupakan
program pembangunan berdasar partisipasi masyarakat. Pelaksanaan program
diarahkan untuk pemberdayaan kepada warga masyarakat setempat agar dapat
meningkatkan kondisi sosial ekonomi dan lingkungannya secara mandiri dan
berkelanjutan. Kriteria dan syarat yang mendapat program bantuan RSDK
antara lain keluarga dikategorikan sebagai keluarga miskin, penduduk kota
Surabaya, kondisi rumahnya tidak layak huni dan rumah tidak dalam sengketa
atau bermasalah. (Pedoman Pelaksanaan Program RSDK, 2011).
Program RSDK telah berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia,
khususnya di kota Surabaya yang dilaksanakan sejak tahun 2003. Dalam
pelaksanaannya Pemerintah kota Surabaya bekerja sama dengan pemerintahan
pusat. Hal tersebut terlampir dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 33
Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Program Rehabilitasi
Sosial Daerah Kumuh Kota Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Berdasarkan laporan kegiatan program RSDK tahun 2013. Bentuk
komponen dari program RSDK terdiri dari (1) penyiapan kelembagaan dan
program di masyarakat, (2) pelatihan keterampilan usaha dan (3) perbaikan
rumah tidak layak huni. Komponen tersebut dipilih karena sesuai dengan salah
satu tujuan dari program RSDK yaitu meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman melalui suatu upaya penanganan terpadu baik dari aspek fisik,
sarana dan prasarana maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya
di lingkungan tempat tinggal keluarga miskin. Dan ketika nantinya kegiatan
perbaikan rumah ini di laksanakan dengan baik, maka secara tidak langsung
tujuan lain dari program RSDK akan tercapai, salah satu yaitu uang angsuran
dapat digulirkan menjadi modal usaha demi meningkatkan kemampuan usaha.
Tabel 1.1
Target Kegiatan Tiap Kelurahan
No.
Nama Kegiatan
Jumlah
1. Penyiapan Kelembagaan UPKM
1 unit
2. Pelatihan Keterampilan Usaha
20 KK
3. Perbaikan Rumah
20 unit rumah
Sumber : Perwali Nomor 33 Tahun 2011
Menurut Perwali Nomor 33 Tahun 2011 yang digambarkan dalam tabel
1.1 bahwa target kegiatan program RSDK di setiap kelurahan yaitu penyiapan
kelembagaan UPKM yang berjumlah 1 unit, pelatihan keterampilan usaha
yang harus dihadiri ole 20 KK penerima program RSDK dan kegiatan
perbaikan rumah sebanyak 20 unit rumah yang akan diperbaiki.
Program Rehabilitasi Sosial daerah kumuh (RSDK) dilaksanakan pada
20 wilayah kelurahan di kota Surabaya, dimana pada wilayah kelurahan
tersebut terdapat penduduk yang dikategorikan miskin, kondisi perumahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

yang kumuh, kondisi sosial masyarakat yang relatif rentan terhadap kualitas
lingkungan serta terdapat penduduk yang kesehatannya buruk.
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya dari hasil
survey dan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota
Surabaya diputuskan 20 kelurahan yang mendapatkan bantuan Program
Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK) pada tahun 2014 adalah:
Tabel 1.2
Lokasi Pelaksanaan Pr ogram RSDK Surabaya Tahun 2014
NO
KELURAHAN
KECAMATAN
1
Banjar Sugihan
Tandes
2
Kandangan
Benowo
3
Kendang Sari
Tenggilis Mejoyo
4
Putat Gede
Sawahan
5
Pagesangan
Jambangan
6
Tanah Kali Kedinding
Kenjeran
7
Lidah Kulon
Lakarsantri
8
Gunungsari
Dukuh Pakis
9
Jajar Tunggal
Wiyung
10 Jemur Wonosari
Wonocolo
11 Alun-Alun Contong
Bubutan
12 Semolo Waru
Sukolilo
13 Simomulyo baru
Suko Manunggal
14 Tegalsari
Tegalsari
15 Dr. Soetomo
Tegalsari
16 Bulak Banteng
Kenjeran
17 Tambaksari
Tambaksari
18 Putat Jaya
Sawahan
19 Tembok Dukuh
Bubutan
20 Ujung
Semampir
Sumber: Dinas Sosial Kota Surabaya, September 2014
Secara lebih rinci, tujuan dari program RSDK sesuai dengan Peraturan
Wali Kota Surabaya Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program RSDK tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

a. Mengurangi dan mengentas kehidupan para keluarga miskin di kawasan
permungkiman kumuh.
b. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui suatu upaya
penanganan terpadu baik dari aspek fisik , sarana dan prasarana , maupun
kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya di lingkungan tempat
tinggal keluarga miskin.
c. Pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan inisiatif, kreatifitas, dan
jiwa kemandirian dalam pelaksaan kegiatan peningkatan kesejahteraan di
lingkungan tempat tinggalnya.
d. Meningkatkan kemampuan usaha dalam rangka pengembangan sumber
pendapatan yang dapat menunjang perekonomian keluarga miskin.
Namun bukan hanya karena mengacu pada tujuan program RSDK
peneliti memilih komponen kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni
melainkan program RSDK ini termasuk program yang menarik perhatian
masyarakat karena setiap tahunnya program ini memberikan bantuan semakin
banyak unit-unit rumah yang akan dibangun.
Terkait dengan mekanisme program RSDK, bahwa pelaksanaan
program RSDK di awali oleh adanya musyawarah Rencana Pembangunan
(Musrenbang) tingkat kelurahan. Usulan Musrenbang tingkat kelurahan ini
kemudian diajukan ke dalam usulan Musrenbang tingkat kota yang dikelola
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko). Hasil survey yang
telah dilaksanakan oleh tim dari Bappeko kemudian diberikan kepada Dinas
Sosial untuk dilakukan survey kembali dengan tujuan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mengetahui

7

bahwa masyarakat yang menerima program RSDK memang memiliki kondisi
rumah yang masih memerlukan bantuan umum untuk diperbaiki dan
memenuhi syarat.
Hasil identifikasi pada tahun 2014 tentang kepadatan dan jumlah
penduduk di kota Surabaya yang mengakibatkan banyaknya permukiman
kumuh di wilayah-wilayah kota Surabaya. Kepadatan dan jumlah penduduk
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1.3
Kepadatan dan J umlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
Wilayah
1
Surabaya
Pusat

Kecamatan

3

Jumlah
Penduduk
4

Simokerto
Genteng
Bubutan
Tegalsari

21.787
32.579
13.491
22.768

84.380
50.505
87.883
93.465

Gubeng
Gunung Anyar
Sukolilo
Tambak Sari
Mulyorejo
Rungkut
Tenggilis Mejoyo

16.644
5.258
4.227
21.011
6.002
5.279
13.796

133.846
51.055
100.148
188.886
85.292
111.286
76.154

Benowo
Asemrowo
Sukomanunggal
Tandes
Sambikerep
Lakarsantri
Pakal

2.147
2.392
11.648
8.443
78.334

78.334
36.937
137.514
93.459
78.334

Kenjeran
Semampir

9.144
17.632

131.857
154.445

2

Kepadatan

Surabaya
Timur

Surabaya
Barat

Surabaya
Utara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1

2
Pabean Cantikan
Krembangan
Bulak

3
10.698
13.730

4
72.744
114.506

Wonokromo
Wonocolo
Wiyung
Karang Pilang
Jambangan
Gayungan
Dukuh Pakis
Sawahan

17.341
12.044
4.156
7.744
9.364
6.563
5.759
27.239

146.875
81.660
51.780
71.478
39.234
39.837
57.246
188.766

Surabaya
Selatan

Sumber : www.surabaya.go.id, September 2014
Tabel diatas menggambarkan bahwa Kecamatan Tambak Sari memiliki
jumlah penduduk paling tinggi yaitu sebanyak 188.886 jiwa dan kepadatan
penduduk sebanyak 21.011 jiwa serta jumlah penduduk miskin sebanyak
9.884 KK. Hal ini terjadi karena banyaknya urban dan angka kelahiran. Dari
data diatas maka peneliti mengambil Kelurahan Tambak Sari Kecamatan
Tambak Sari sebagai lokasi yang akan diteliti. Sebagian kondisi rumah
masyarakat di Kelurahan Tambak Sari masih memerlukan bantuan untuk
diperbaiki. Rumah Tangga yang memenuhi syarat sebagai penerima program
RSDK di Kelurahan Tambak Sari telah memenuhi persyaratan yang dilihat
dari kondisi rumah mereka seperti yang tercantum dalam pedoman
pelaksanaan program RSDK yaitu kondisi lantai yang tidak layak, rumah
berdinding teriplek serta plafon rumah banyak yang rusak akibat kebocoran
selain itu juga masih banyak persyaratan lain , salah satunya yaitu penduduk
miskin asli kota Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Tabel 1.4
Daftar Nama dan Alamat Rumah Yang Diperbaiki di Kelurahan
Tambaksari
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Nama KK
SAIMAH
NJA TJIN GI
TJIA LIAM HWA
SUTJAHJO
MUSTADJI
SUPI’I
KUSMINAJAH
(OKTARIANI)
HERI SUMARKO
AMARI
SUASTUTIK
HARIADJI
SRI ATIN
RIBUT SANTOSO

14
15
16

KASIATI
SUMIATI / ROFIK
MUDJI RAHAYU

17

HADI SUKAMTO

18

NANANG YANI
ANWARI
ENI TRIASTUTIK
MISNAH

19
20

Alamat
JL. MANGGA NO.29
JL.DUREN NO.02
JL. JAMBU NO.43
JL. NONGKO LOR NO. 12
JL. KARANG GAYAM NO.32
JL. JAGIRAN I/23 BELAKANG
JL. JAGIRAN 3/12 BELAKANG

RT
01
02
02
02
03
03
03

RW
07
06
07
08
01
01
06

JL.JAGIRAN 5/14 Al
JL. JAGIRAN 5/03
JL. JAGIRAN 5/22
JL. JAGIRAN 4/22
JL. TAMBAKSARI SELATAN 5/12
JL. TAMBAKSARI SELATAN
7/22A
JL. TAMBAKSARI SELATAN 10/5
JL. TAMBAKSARI SELATAN 10/6
JL. TAMBAKSARI SELATAN
10/17
JL. TAMBAKSARI SELATAN
16/12
JL. KARANG GAYAM 1/41

03
03
03
03
06
06

08
08
08
09
05
07

06
06
06

10
10
10

06

16

09

04

JL. KARANG GAYAM 1/41A
JL. KARANG GAYAM 1/45

09
09

04
04

Sumber : Dinas Sosial Kota Surabaya, September 2014
Sebagaimana yang tercantum dalam pedoman pelaksanaan program
RSDK tahun 2011 bahwa penerima bantuan program RSDK harus termasuk
dalam ketentuan antara lain : termasuk dalam kategori keluarga miskin ,
kepala keluarga merupakan penduduk Kota Surabaya serta tanah dan rumah
tidak dalam sengketa. Untuk menjamin keberhasilan program RSDK dengan
baik, maka telah terbentuk lembaga lokal yang disebut dengan UPKM. UPKM
dibentuk oleh masyarakat kelurahan setempat melalui musyawarah pemangku
kepentingan yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Pihak UPKM beserta warga penerima program RSDK di Kelurahan
Tambak Sari selama ini telah melaksanakan beberapa kegiatan antara lain : (1)
sosialisasi, (2) pembekalan pengurus UPKM, (3) musyawarah untuk
kesepakatan rencana kegiatan kampung (KRKK), (4) perbaikan rumah tidak
layak huni. Dengan adanya kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan tersebut
diharapkan dapat mencapai tujuan dalam meningkatkan kualitas lingkungan
hunian masyarakat miskin utamanya di kawasan permukiman kumuh.
Dalam pelaksanaan program ini untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh dalam pencapaian
tujuan dan sasaran serta bagaimana perkembangan perubahan kondisi hunian
dan ekonomi pada masyarakat diperlukan sistem analisis pada implementasi
program RSDK. Wahab (2002:64) mengartikan bahwa implementasi
kebijaksanaan adalah penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu dan
menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu”. Implementasi biasanya
berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan,
perintah eksekutif, atau dekrit presiden. Dengan demikian, implementasi
kebijaksanaan tidak memiliki kaitan dengan badan-badan yang bertanggung
jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan politik,
ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi
perilaku semua pihak yang terlibat.
Namun dari hasil tersebut berdasarkan observasi yang dilakukan pada
tanggal 23 - 26 September 2014 adanya penerima bantuan program RSDK
yang tidak hadir dalam pelatihan keterampilan usaha tetapi mereka tetap ingin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

mendapatkan bantuan perbaikan rumah. Ada juga peserta dalam pelatihan
keterampilan usaha yang hadir tetapi bukan dari warga yang terdampak. (Hasil
survey dari Dinas Sosial Kota Surabaya dalam lampiran).
Berdasarkan latar belakang di atas , maka judul skripsi yang diajukan
penulis yaitu “Implementasi Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh
(RSDK) di Kelurahan Tambak Sari Kota Surabaya“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Bagaimana Implementasi Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh
(RSDK) di Kelurahan Tambak Sari Kota Surabaya?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan Implementasi
Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh ( RSDK ) di Kelurahan Tambak
Sari Kota Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Menambah pengetahuan tentang bagaimana implementasi program
Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK) di Kelurahan Tambak Sari
Kota Surabaya.
2. Bagi Universitas
Menambah perbendaharaan referensi perpustakaan guna kepentingan
dalam penelitian dan menambah wawasan baru bagi Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

3. Bagi Dinas Sosial Kota Surabaya
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan mengenai masalah yang ada di Dinas Sosial Kota Surabaya
yang berkaitan dengan Implementasi Program Rehabilitasi Sosial Daerah
Kumuh di kota Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
1. Khusnu Rizka, Ruli, 2010, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam
penelitiannya yang berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
PERBAIKAN

RUMAH

TIDAK

LAYAK

HUNI

DI

KOTA

SURAKARTA.” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
pelaksanaan program perbaikan rumah tidak layak huni yang dilaksanakan
di Kota Surakarta, untuk memberikan rekomendasi dan usulan
pengembangan program ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari
studi evaluasi ini menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan program
yang sudah cukup sesuai dengan kriteria pelaksanaan program hanyalah
ketepatan kelompok sasaran pelaksanaan program saja, sedangkan variabel
lain masih belum sepenuhnya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tujuan program belum sepenuhnya tercapai atau dengan kata lain belum
banyak membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup/derajat
kesehatan masyarakat miskin. Efisiensi pelaksanaan program, belum
sepenuhnya efisien karena masih ada kekurangan yang terjadi dalam
kepanitiaan tingkat kota. Kecukupan pelaksanaan program yang dinilai
dari keberhasilan program berdasarkan aspek fisik, ekonomi, dan sosial

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

masih belum begitu tinggi. Tingkat responsivitas masyarakat atas program
perbaikan rumah tidak layak huni juga masih cukup rendah.
Persamaan penelitian tersebut diatas dengan penelitian penulis yaitu samasama menggunakan metode deskriptif kualitatif dan sama-sama meneliti
tentang pembangunan rumah kumuh, tetapi perbedaan dalam penelitian
tersebut diatas dengan penelitian penulis yaitu penelitian tersebut diatas
meneliti tentang evaluasi program tetapi penelitian penulis tentang
implementasi program.
2. Suradi, Vol. 17, No. 02 (2012), Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial dalam penelitiannya yang berjudul “STUDI
EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN SOSIAL : Rehabilitasi Sosial
Rumah Tidak Layak Huni bagi Keluarga Miskin Di Kota Banjarmasin.”
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pelaksanaan
dan dampak RS-RTLH bagi keluarga miskin di Kota Banjarmasin. Hasil
pembahasan diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kebijakan sosial
dalam pengembangan rumah layak huni bagi keluarga miskin. Penelitian
evaluasi ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methode)
kuantitatif dan kualitatif dengan desain pretest-posttest. Sumber data
primer diperoleh dari penerima manfaat sebanyak 40 orang, petugas dinas
sosial, pendamping sosial, aparat kecamatan, aparat kelurahan dan tokoh
masyarakat. Sumber data sekunder diperoleh dari laporan-laporan Dinas
Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Banjarmasin, pendamping sosial dan kelompok penerima manfaat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumentasi, wawancara,
fokus group discussion dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kegiatan RS-RTLH telah dilaksanakan secara sinergis oleh Dinas
Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota
Banjarmasin, pendamping sosial, petugas kecamatan, kepala desa/lurah,
kelompok dan penerima manfaat. Beberapa permasalahan yang ditemukan
di lapangan meliputi; 1). yang berkaitan dengan penerima manfaat (umur,
status perkawinan, dan kepemilikan lahan), 2). pedoman pelaksanaan
(belum dilengkapi standar rumah layak huni, tahapan kegiatan dan
indikator kinerja), dan 3). keterlambatan pencairan dana. Program RSRTLH telah memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan
rumah, kondisi sosial dan psikologis. Meskipun demikian, implementasi
RS-RTLH masih perlu dioptimalkan berkaitan dengan pemantapan
pendamping sosial, waktu pencairan dan besarnya dana, tim pengendalian,
biaya operasional pendamping, standardisasi rumah layak huni, dan
sinergitas dengan berbagai sektor.
Persamaan penelitian tersebut diatas dengan penelitian penulis yaitu samasama membahas tentang program perbaikan rumah, tujuan dari program
tersebut diatas sama dengan penelitian penulis dan penelitian diatas
membahas tentang pelaksanaan program, tetapi perbedaan dalam
penelitian tersebut diatas dengan penelitian penulis yaitu metode dalam
penelitian diatas menggunakan metode penelitian campuran yaitu
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan nama program
perbaikan rumah penelitian diatas yaitu RS-RTLH sedangkan penelitian
penulis yaitu program RSDK.
3. Endang Sri Purwanti, 2012, Universitas Indonesia, Dalam penelitiannya
yang berjudul “ Evaluasi Kebijakan Publik Tentang Penyediaan
Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi Kasus : Kota
Depok). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi kebijakan yang
telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok terhadap penyediaan
perumahan bagi MBR. Metode dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa dalam kebijakan
public yang dibuat oleh Pemkot Depok mengenai penyediaan perumahan
yang layak bagi MBR masih belum terlihat nyata. Belum ada programprogram yang jelas terhadap penyediaan perumahan bagi MBR. Programprogram yang ada baru sebatas Rumah Tidak Layak Huni dan perbaikan
sarana dan prasarana permukiman. Hasil evaluasi ini dapat disimpulkan
bahwa belum ada kebijakan yang jelas dan terarah mengenai penyediaan
perumahan yang layak bagi MBR yang tertuang di dalam rencana,
program, dan kegiatan.
Persamaan penelitian diatas dengan penelitian penulis yaitu sama-sama
menggunakan metode deskriptif kualitatif dan juga membahas tentang
program pemerintah dalam penyediaan perumahaan yang layak, tetapi
perbedaan dalam penelitian diatas dengan penelitian penulis yaitu
penelitian diatas membahas tentang evaluasi sedangkan penelitian penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

tentang implementasi, tempat dalam penelitian juga berbeda, dan nama
programpun juga berbeda.
B. Landasan Teori
1. Kebijakan Publik
a. Pengertian Kebijakan Publik
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat sebagai
kelompok sosial dalam stuatu negara memerlukan adanya sebuah
interaksi antara pemimpin dengan kelompok masyarakatnya. Interaksi
antara kelompok masyarakat dengan pemimpin suatu negara harus
berlandaskan atas kemakmuran masyarakat dan cita-cita bangsa negara .
Pemerintah dan masyarakat memiliki peran masing-masing dalam
mewujudkan tujuan dari terbentuknya suatu negara.
Peran pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa negara yaitu
dengan memberikan dan merumuskan suatu peraturan-peraturan yang
nantinya akan diimplementasikan pada kehidupan masyarakat, hal ini
bertujuan untuk memberikan makna perubahaan bagi kehidupan
sehingga lebih tertata dan terarah. Aturan yang diberikan pemerintah
untuk masyarakat, tentunya akan membawa dampak positif maupun
negatif. Positif hal ini bermakna perubahan, dan negatif dalam hal ini
membawa sebuah pertentangan yang berisikan tidak setujunya sebagian
masyarakat terhadap suatu aturan yang dikeluarkan pemerintah.
Aturan-aturan yang diberikan pemerintah ,tentunya berisikan
sebuah kebijakan yang terlebih dahulu di rumuskan, dan nantinya dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

di implementasikan pada masyarakat atau publik, sehingga harapan akan
tujuan dari kebijakan tersebut dapat terlaksana.
Konsep kebijakan publik menurut Eston dalam Tangkilisan
(2003:1) yaitu pengalokasian nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat
yang keberadaanya mengikat. Sehingga cukup pemerintah yang dapat
melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut
merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang
merupakan bentuk dari pengalokasian nilai kepada masyarakat.
Menurut Fredericson dan Hart dalam Tangkilisan (2003:19)
mengatakan, kebijakan adalah “ suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan yang diusulkan oleh seorang, kelompok, atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan
tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Menurut

Leaster

dan

Stewart

dalam

Winarno

(2004:29)

mengatakan, kebijakan publik adalah “proses atau serangkaian keputusan
atau aktivitas pemerintah yang didesain untuk mengatasi masalah publik ,
apakah hal itu riil ataukah masih direncanakan .
Selanjutnya menurut Chandler dan Plano dalam Harbani ( 2008:38)
mengemukakan, kebijakan publik yaitu pemanfaatan yang strategis
terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah
masalah publik atau pemerintah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Sedangkan menurut Udoji dalam Wahab (2005:5) kebijaksanaan
negara adalah suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan
tertentu yang diarahkan pada suatu masalah atau sekelompok masalah
yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
kebijakan publik adalah suatu aktivitas pemerintah yang merupakan
keputusan pemerintah untuk memecahkan suatu permasalahan publik
baik secara langsung maupun lembaga yang berpengaruh pada kehidupan
masyarakat.
b. Tahap - Tahap kebijakan Publik
Menurut Dunn dalam Tangkilisan (2003:8) tahap-tahap kebijakan
dibagi menjadi :
1. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting )
Tahap pertama penetapan agenda kebijakan adalah menentukan
masalah publik yang akan dipecahkan.
2.

Formulasi kebijakan (policy setting )
Mengidentifikasikan kemungkinan kebijakan yang dapat digunakan
melalui prosedur forcasting untuk memecahkan masalah yang
didalamnya terkandung konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan
yang akan dipilih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3. Adopsi kebijakan (policy adoption)
Tahap adopsi kebijakan merupakan tahap untuk menentukan pilihan
kebijakan melalui dukungan para stakeholders atau pelaku yang
terlibat.
4. Isi Kebijakan (policy Implementation)
Implementasi berkaitan denganberbagai kegiatan yangdiarahkan
untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksecutif
mengatur cara untuk mengorganisir,

menginterpretasikan dan

menerapkan kebijakan yang telah diseleksi.
5. Evaluasi kebijakan (policy assesment)
Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penilaian
terhadap kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. Dalam
penelitian ini semua proses implementasi dinilai apakah telah sesuai
dengan yang telah ditentukan atau direncanakan dalam program
kebijakan tersebut sesuai dengan ukuran-ukuran (kriteria-kriteria)
yang telah ditentukan.
c. Sifat Kebijakan Publik
Menurut Agustino (2006:9) sifat kebijakan publik sebagai bagian
dari suatu kegiatan dapat dimengerti secara baik bila dibagi-bagi dalam
beberapa kategori yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

1. Policy Demands atau Permintaan Kebijakan
Merupakan permintaan atau kebutuhan atau klaim yang dibuat oleh
warga masyarakat secara pribadi atau kelompok dengan resmi dalam
sistem politik , oleh karena adanya masalah yang mereka rasakan.
2. Policy Decision atau Putusan Kebijakan.
Adalah putusan yang dibuat oleh pejabat public yang memerintahkan
untuk memberi arahan pada kegiatan-kegiatan kebijakan.
3. Policy Statement atau Pernyataan Kebijakan
Adalah ungkapan secara formal atau artikulasi dari keputusan politik
yang telah ditetapkan.
4. Policy Output atau Hasil kebijakan
Adalah perwujudan nyata dari kebijakan publik atau sesuatu yangs
esungguhnya

dikerjakan

menurut

keputusan

dan

pernyataan

kebijakan.
5. Policy Outcome atau Akibat dari kebijakan
Adalah konsekuensi kebijakan yang diterima masyarakat,baik yang
diinginkan atau yang tidak diinginkan, yang berasal dari apa yang
dikerjakan atau yang tidak dikerjakan oleh pemerintah.
2. Implementasi Kebijakan Publik
a. Pengertian Implementasi
Implementasi menurut Mazmian dan Sabatier dalam Wahab
(2002:65), menyatakan bahwa implementasi yaitu memahami apa yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau
dirumuskan merupakan fokus perhatian pada suatu kebijakan.
Hartono dalam Alisjahbana (2004: 28 ) dapat diartikan sebagai
suatu upaya untuk memahami “apa yang senyatanya ada dan terjadi”
sesudah suatu program yang dirumuskan, yaitu peristiwa-peristiwa dan
kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan
publik, baik itu menyangkut peristiwa-peristiwa.
Wahab (2002:64) mengatakan bahwa “implementasi kebijaksanaan
adalah penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu dan menimbulkan
dampak/akibat terhadap sesuatu”. Implementasi biasanya berbentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah
eksekutif, atau dekrit presiden. Dengan demikian, implementasi
kebijaksanaan

tidak

memiliki

kaitan

dengan

badan-badan

yang

bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan
ketaatan politik, ekonomi dan sosial yang langsung atau tidak langsung
mempengaruhi perilaku semua pihak yang terlibat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah
proses yang sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan
administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program yang
langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua
pihak yang terlibat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

b. Model Implementasi Kebijakan
Dalam implementasi kebijakan ada beberapa bentuk model
implementasi yang dikenal. Model ini berguna menyederhanakan
sesuatu bentuk dan memudahkan dalam pelaksanaan kebijakan.
Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2002:78) adalah “a
model of the policy implementation process”,berpendapat

bahwa

perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi akan dipengaruhi oleh
sifat kebijaksanaan yang akan dilaksanakan. Kedua ahli ini menegaskan
pula bahwa perubahan, kontrol, dan kepatuhan bertindak merupakan
konsep penting dalam menyusun prosedur implementasi.
Hal lain yang dikemukakan oleh kedua ahli diatas adalah bahwa
jalan yang menghubungkan antara kebijaksanaan dan prestasi kerja
dipisahkan oleh sebuah variable bebas yang saling berkaitan. Variable
tersebut adalah :
1. Ukuran dan tujuan kebijaksanaan.
2. Sumber-sumber kebijaksanaan.
3. Ciri-ciri atau sifat badan/instansi terlaksana
4. Komunikasi

antar

organisasi

terkait

dan

kegiatan-kegiatan

pelaksanaan.
5. Sikap para pelaksana, dan
6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Gambar 2.1
Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn
Komunikasi antar organisasi
& kegiatan pelaksanaan

Ukuran dan tujuan
kebijaksanaan
Ciri badan pelaksana

Sikap para
pelaksana

Prest asi
kerja

Sumber-sumber
kebijaksanaan

Sikap ekonomi, sosial, dan politik

Sumber : Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2002:80)
Variabel-variabel kebijaksanaan bersangkut paut dengan tujuantujuan yang telah digariskan dan sumber-sumber yang tersedia. Pusat
perhatian pada badan-badan pelaksana meliputi baik organisasi terkait
beserta kegiatan-kegiatan pelaksanaanya mencakup antar hubungan di
dalam lingkungan sistem politik dan dengan kelompok-kelompok sasaran.
Akhirnya,pusat perhatian pada sikap para pelaksana mengantarkan kita
pada telaah mengenai orientasi dari mereka yang mengoperasionalkan
program dilapangan.
c. Faktor Keberhasilan Implementasi Kebijakan
Menurut Ripley dan Franklin dalam Tangkilisan (2003:21)
menyatakan keberhasilan implementasi kebijakan ditinjau dari tiga faktor
yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

1. Perpektif Kepatuhan (compliance) yang mengukur implementasi dari
kepatuhan strat – level burcrants terhadap atas mereka.
2. Kelancaran rutinitas dan tindakan persoalan
3. Mengarah pada kinerja yang memuaskan semua pihak terutama
kelompok penerima manfaat yang diharapkan.
Sedangkan Grindle dalam Syaukani (2002:296) mengidentifikasikan
ada dua hal yang sangat menentukan keberhasilam implementasi, yaitu :
1. Isi kebijaksanaan , meliputi :
a. Kepentingan siapa saja yang terlibat
b. Macam-macam manfaat
c. Sejauh mana peribahan akan diwujudkan
d. Tempat pembuatan keputusan
e. Siapa yang menjadi implementasi agensi
f. Sumberdaya yang disediakan
2. Konteks, Meliputi :
a. Kekuasaan, kepentingan dan strategi para aktor yang terlibat
b. Karakteristik lembaga dan rezim
c. Sesuai dengan kaidah dan tingkat responnya.
c. Faktor Kegagalan Implementasi Kebijakan
Menurut

Peters

dalam

Tangkilisan

(2003:22)

kebijakan yang gagal disebabkan beberapa faktor, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Implementasi

26

1. Informasi
Kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya gambaran
yang kurang tepat baik kepada obyek kebijakan maupun kepada para
pelaksana dari isi kebijakan yang akan dilaksanakannnya dan hasil-hasil
dari kebijakan itu.
2. Isi Kebijakan
Implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samanya isi atau
tujuan kebijakan atau ketidak tepatan dan ketidaktegasan intern dan
ektern atau kebijakan itu sendiri, menunjukan adanya kekurangan yang
sangat berarti atau adanya kekurangan yang menyangkutsumberdaya
pembantu.
3. Dukungan
Implementasi

kebijakan

publik

akan

sangat

sulit

bila

pada

pelaksanaannya tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut.
4. Pembagian Potensi
Hal ini terkait dengan pembagian potensi diantaranya para aktor
implementasi dan juga mengenai organisasi pelaksana dalam kaitannya,
dengan diferensiasi tugas dan wewenang.
Sunarko (2000 : 185 ) mengemukakan bahwa pelaksanaan kebijakan
itu dapat mengalami kegagalan atau tidak dapat membuahkan hasil yang
disebabkan oleh :
a. Teori yang menjadi dasar kebijakan tidak tepat, oleh karena itu harus
dilakukan reformulation terhadap kebijakan tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

b. Sarana yang dipilih untuk pelaksanaannya tidak efektif.
c. Sarana yang digunakan tidak atau kurang dipergunakan sebagaimana
mestinya.
d. Isi dari kebijakan bersifat samar-samar
e. Tidak adanya kepastian faktor intern dan ekstern
f. Kebijakan yang ditetapkan mengandung banyak lubang
g. Dalam pelaksanaan kurang memperhatikan masalah teknis
h. Adanya kekurangan akan tersedianya sumber-sumber pembantu (waktu,
uang, dan sumberdaya manusia).
e. Prospek Untuk Memperbaiki Implementasi Kebijakan
Proses Implementasi kebijakan merupakan proses yang rumit dan
komplek. Kerumitan tersebut disebabkan banyak faktor, baik menyangkut
karakteristik program-program yang dijalankan maupun oleh aktor-aktor
yang terlibat dlaam implementasi (Winarno, 2007 : 216)
Semua bentuk kebijaksanaan sebenarnya mengandung resiko untuk
gagal. Hogwood dan Gunn dalam Wahab (2005 : 61 ) membagi pengertian
kegagalan kebijaksanaan (policy failur)kedalam dua kategori yaitu non
implementation (Implementasi yang tidak berhasil).
Tidak

terimplementasikan

mengandung

arti

bahwa

suatu

kebijaksanaan tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana, mungkin karena
pihak yang terlibat tidak mau bekerja sama, atau mereke bekerja tidak
efisien, bekerja setengah hati atau karena mereka tidak sepenuhnya
menguasai permasalahan yang dikerjakan diluar jangkauankekuasaannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Sehingga betapapun gigih usaha mereka, hambatan yang ada tidak
sanggup mereka tanggulangi, akibatnya implementasi yang efektif sukar
dipenuhi.
Implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi manakala telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana , namun mengingat kondisi ekternal
tidak menguntungkan ( semisal terjadi peristiwa pergantian kekuasaan,
bencana alam dan sebagainya) sehingga kebijaksanaan tidak berhasil
dalam mewujudkan dampak atau hasil akhir yang dikehendaki.
Menurut Islamy ( 200