Politik Pembangunan Daerah Studi Tentang Orientasi Pembangunan Di Pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2015

(1)

POLITIK PEMBANGUNAN DAERAH

Studi Tentang Orientasi Pembangunan Di Pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2015

DWI AYU RAFITA SIHOMBING 100906003

Dosen Pembimbing : Dr. HERI KUSMANTO, MA

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Dwi Ayu Rafita Sihombing (100906003)

Politik Pembangunan Daerah (Studi Tentang Orientasi Pembangunan DiPemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2015)

Rincian isi skripsi, 100 Halaman, 10 Buku, 10 Dokumen Resmi, 23 Tabel, 1 Sumber Bulletin Pakpak Bharat, 2 Situs Internet, 2 Wawancara

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan tentang orientasi atau arah kebijakan pembangunan di pemerintahan Pakpak Bharat tahun 2010-2015.Sebagai sebuah kabupaten baru, Pakpak Bharat memiliki berbagai program dan kebijakan pembangunan yang sejalan dengan visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Kabupaten Pakpak Bharat terus memperbaiki, membenahi dan menggenjot sektor pembangunan dan sektor pendukung lainnya.

Teori yang digunakan dalam menjelaskan penelitian ini adalah Teori Politik Pembangunan dan Teori Pemerintahan Daerah. Teori Politik Pembangunan seperti yang diungkapkan oleh Warjio dalam Politik Pembangunan Dan Implementasinya, yang menjelaskan pembangunan pada dasarnya adalah cara atau jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula berdasarkan platform yang dibuat. Teori pemerintahan daerah, menjelaskan bagaimana daerah mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya menurut asas otonomi dan pembantuan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan Dari semua pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat lebih berorientasi kepada lima bidang yaitu ,di bidang Infrastruktur, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang perekonomian, dan bidang birokrasi.Pembangunan ini ditujukan demi terlaksananya peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah pelaksanaan otonomi daerah.

Kata Kunci : Politik Pembangunan, Kebijakan Publik, Mobilitas Masyarakat


(3)

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Dwi Ayu Rafita Sihombing (100906003)

Regional Development Politics (Studies in Government Orientation Development Pakpak Bharat Year 2010-2015)

Details of the contents of the thesis, 100 pages, 33 books, 14 Official Documents, 23 tables, 1Source Bulletin Pakpak Bharat, 2 Website, 2 Interview

This study tried to describe the orientation or direction of government policy development in Pakpak Bharat 2010-2015. As a new district, Pakpak Bharat has a variety of programs and policy development in line with the vision and mission of the head and deputy head of the selected areas. Pakpak Bharat continues to improve, improve and boost the construction sector and other supporting sectors.

The theory used in this research is to explain Political Theory Theory Development and Local Government. Political Theory Development as expressed by Warjio in Political Development and Implementation, which explains the development is essentially a way or the best way to achieve the goals set by the platform originally made. Theory of local government, explains how to organize and manage their own local government according to the principle of autonomy and assistance.

Based on the research conducted, it can be concluded from all the construction carried out by the government of Bharat Pakpak more oriented to the five areas, namely, in the fields of infrastructure, education, health, economy, and the field of bureaucracy. This development is intended for the implementation of social welfare increase after the implementation of regional autonomy.


(4)

Karya Ini Dipersembahkan Untuk

Ayahanda Tercinta Dan Ibunda Tercinta


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Politik Pembangunan Daerah (Studi Tentang Pembangunan Di Pemerintahan Daerah Pakpak Bharat Tahun 2010-2015)” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelarpendidikan Strata satu (S1) Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Terkhusus penulis menyampaikan rasa hormat, kasih sayang dan terimakasih kepada kedua orang tua saya tercinta, Bapak Marcius Sihombing, dan Ibu saya Rohmiwati Girsang yang selalu senantiasa mendoakan, mendukung, memotivasi dan mengingatkan penulis dalam menjalani studi dan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Abang dan semua Kakak dan adik. Terimakasih atas semua cinta dan kasih sayang yang selalu kalian berikan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dorongan, semangat dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:


(6)

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

2. Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

3. Dr. Heri Kusmanto, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan bantuan dan bimbingan berupa masukan dan kritik yang membangun selama penulisan skripsi ini;

4. Dosen dan Staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara;

5. Staf Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara untuk bantuannya;

6. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, terutama instansi Badan

Perencanaan Dan Pembangunan Daerah yang telah memberi izinpenelitian dalam penulisan skripsi in

7. Kembaranku ( Dwi Insani Afrida Sihombing) terimakasih buat kesabaran,

dukungan serta motivasinya yang selalu membuat penulis semangat kembali dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Johannes Sianturi Skm atas bantuan, dukungan, semangat, serta motivasi

yang selalu diberikan. Terimakasi buat semuanya.

9. Sahabat-sahabatku tercinta BABABE ( Maria juli Insani, Susi Handayani,

Novika Sari, Damelisa Pratiwi, Fatia Harsyah) terimakasih buat pelajaran dan kasih sayang yang kalian berikan yang mendewasakan serta teman bertumbuh dalam suka dan duka. Terimakasih buat semangatnya dan dukungan serta motivasi yang selalu diberikan.


(7)

10.Teman-teman seperjuangan Departemen Ilmu Politik stambuk 2010, Gusmita Indah, Fransisca Carolin, Basa Putra Siallagan, Johannes Simamora, Hotlam Simamora, Andreas Hutauruk, , Janroi Purba dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya penulis mendapatkan banyak pengalaman selama menjalani perkuliahan;

11.Kelompok kecikku “Richiyusa Solideo” : Ria, uchi, Ayu, Basa. Terima

kasih untuk menjadi teman yang bisa saling membangun, mengingatkan terlebih untuk kakak kelompok kami kak Maria Sagala.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga membutuhkan banyak masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan berguna bagi pengetahuan menambah dan wawasan kita.

Medan, 2015

Dwi Ayu R. Sihombing 100906003


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

HalamanPengesahan ... iv

Halaman Persetujuan ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... x

Daftar Tabel dan Gambar ... xii

BAB I. Pendahuluan 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 8

1.3.Pembatasan Masalah ... 9

1.4.Tujuan Penelitian ... 9

1.5.Manfaat Penelitian ... 10

1.6.KerangkaTeori ... 10


(9)

1.6.2.PemerintahanDaerah ... 15

1.7.MetodologiPenelitian 1.7.1.Metode Penelitian ... 18

1.7.2.Lokasi Penelitian ... 18

1.7.3.Jenis Penelitian ... 18

1.7.4.MetodedanTeknikPengumpulanData ... 19

1.7.5.TeknikAnalisis Data ... 20

1.8.Sistematika Penulisan ... 20

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian 2.1.ProfilKabupatenPakpak Bharat ... 22

2.1.1.LetakGeografisKabupatenPakpak Bharat... 27

2.1.2.KondisiPendudukKabupatenPakpak Bharat ... 29

2.1.3.PendidikanKabupatenPakpak Bharat ... 31

2.1.4.InfrastrukturKabupatenPakpak Bharat ... 32

2.1.5. KomponenSosialEkonomiPakpak Bharat ... 34

2.2.ProfilBappedaKabupatenPakpak Bharat ... 36

BAB III. ORIENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PEMERINTAHAN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010-2015 3.1.Orientasi Pembangunan di PemerintahanPakpak Bharat 2010-2015 ... 42

3.2.Program Pembangunan Daerah di PemerintahanPakpak Bharat 2010-2015 ... 59

3.3.AnalisisOrientasiKebijakan Pembangunan di PemerintahanPakpak Bharat 2010-2015 ... 76

BAB IV. PENUTUP 4.1.Kesimpulan ... 96

4.2.Saran ... 99 Daftar Pustaka


(10)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1.1. PerjalananPemekaran Di Sumatera Utara... 5 Tabel 2.1. Kecamatan danDesa di Kabupaten Pakpak ... 28 Tabel 2.2. PerbandinganJumlahPendudukKabupatenPakpak Bharat ... 30 Tabel 3.1.

... ArahKebijakanPeningka Tabel 3.2.

... ArahKebijakanMewuju Tabel 3.3. Program Pendukung Pencapaian Percepatan Peningkatan Dan

Pemerataan Pendapatan Masyarakat ... 60 Tabel 3.4. Sasaran Pendukung Pencapaian Percepatan Peningkatan Dan

Pemerataan Pendapatan Masyarakat ... 61 Tabel 3.5. Program Pendukung Pencapaian Peningkatan pemerintahan

yang profesional, kreatif dan fasilitatif ... 62 Tabel 3.6. Sasaran Pendukung Pencapaian Peningkatan pemerintahan


(11)

Tabel 3.7. Sasaran Meningkatkan danMemantapkanKualitas Pendidikan

Masyarakat... 69

Tabel 3.8. Program Meningkatkan danMemantapkanKualitasPelayananKesehatanMasyarakat ... 71

Tabel 3.9. KondisidanKinerjaPeriode 2010-2015 ... 77

Tabel 3.10.Anggaran InfrastrukturKabupatenPakpak Bharat ... 79

Tabel 3.11.Kinerja PemerintahBidang Pembangunan InfrastrukturJalan ... 79

Tabel 3.12.Jumlah Pembangunan InrastrukturJembatan ... 80

Tabel 3.13.PerkembanganIndeksPendidikanKabupatenPakpak Bharat ... 81

Tabel 3.14.AnggaranPendidikanKabupatenPakpak Bharat ... 82

Tabel 3.15.PerkembanganHasilPanenPadiSawah ... 83

Tabel 3.16.Anggaran PerekonomianKabupatenPakpak Bharat ... 84

Tabel 3.17.Perkembangan PDRB PerKapitaKabupatenPakpak Bharat ... 86

Tabel 3.18.Target KinerjaBidangkesehatan ... 87

Tabel 3.19.Kinerja Pembangunan BidangKesehatan ... 88

Tabel 3.20.AnggaranKesehatanKabupatenPakpak Bharat ... 89

Gambar 2.1.Lambang Daerah KabupatenPakpak Bharat ... 26

Gambar 2.2.PetaKabupatenPakpak Bharat ... 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka dimana bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri tanpa ada campur tangan dari negara lain dalam urusan pemerintahan. Kebijakan publik merupakan suatu hasil aturan yang dijalankan pemerintah dalam mengurus


(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Dwi Ayu Rafita Sihombing (100906003)

Politik Pembangunan Daerah (Studi Tentang Orientasi Pembangunan DiPemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2015)

Rincian isi skripsi, 100 Halaman, 10 Buku, 10 Dokumen Resmi, 23 Tabel, 1 Sumber Bulletin Pakpak Bharat, 2 Situs Internet, 2 Wawancara

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan tentang orientasi atau arah kebijakan pembangunan di pemerintahan Pakpak Bharat tahun 2010-2015.Sebagai sebuah kabupaten baru, Pakpak Bharat memiliki berbagai program dan kebijakan pembangunan yang sejalan dengan visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Kabupaten Pakpak Bharat terus memperbaiki, membenahi dan menggenjot sektor pembangunan dan sektor pendukung lainnya.

Teori yang digunakan dalam menjelaskan penelitian ini adalah Teori Politik Pembangunan dan Teori Pemerintahan Daerah. Teori Politik Pembangunan seperti yang diungkapkan oleh Warjio dalam Politik Pembangunan Dan Implementasinya, yang menjelaskan pembangunan pada dasarnya adalah cara atau jalan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula berdasarkan platform yang dibuat. Teori pemerintahan daerah, menjelaskan bagaimana daerah mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya menurut asas otonomi dan pembantuan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan Dari semua pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat lebih berorientasi kepada lima bidang yaitu ,di bidang Infrastruktur, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang perekonomian, dan bidang birokrasi.Pembangunan ini ditujukan demi terlaksananya peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah pelaksanaan otonomi daerah.

Kata Kunci : Politik Pembangunan, Kebijakan Publik, Mobilitas Masyarakat


(13)

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Dwi Ayu Rafita Sihombing (100906003)

Regional Development Politics (Studies in Government Orientation Development Pakpak Bharat Year 2010-2015)

Details of the contents of the thesis, 100 pages, 33 books, 14 Official Documents, 23 tables, 1Source Bulletin Pakpak Bharat, 2 Website, 2 Interview

This study tried to describe the orientation or direction of government policy development in Pakpak Bharat 2010-2015. As a new district, Pakpak Bharat has a variety of programs and policy development in line with the vision and mission of the head and deputy head of the selected areas. Pakpak Bharat continues to improve, improve and boost the construction sector and other supporting sectors.

The theory used in this research is to explain Political Theory Theory Development and Local Government. Political Theory Development as expressed by Warjio in Political Development and Implementation, which explains the development is essentially a way or the best way to achieve the goals set by the platform originally made. Theory of local government, explains how to organize and manage their own local government according to the principle of autonomy and assistance.

Based on the research conducted, it can be concluded from all the construction carried out by the government of Bharat Pakpak more oriented to the five areas, namely, in the fields of infrastructure, education, health, economy, and the field of bureaucracy. This development is intended for the implementation of social welfare increase after the implementation of regional autonomy.


(14)

dan mengatur berjalannya negara tersebut. Lebih luas Dye mendefinisikan kebijakan publik sebagai apa yang dilakukan oleh pemerintah, bagaimana mengerjakan, mengapa perlu dikerjakan dan perbedaan apa yang dibuat.

Dye seperti yang dikutip Winarno berpandangan lebih luas dalam merumuskan pengertian kebijakan, yaitu sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu ( whatever governments choose to do or not to do )1

Sama dengan negara lain, Indonesia memiliki tujuan dan strategi politik

pembangunan nasional.Politik Pembangunan nasional merupakan usaha yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.Politik pembangunan sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses.Karena itu, memerlukan sistem manajemen nasional.Sistem manajemen nasional berfungsi memadukan penyelenggaraan kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan.Sistem manajemen nasional memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan berkewenangan dalam rangka

. Dengan demikian keputusan-keputusan pemerintah adalah kebijakan publik.Kebijakan publik pada dasarnya tidak permanen, tetapi harus selalu disesuaikan, karena adanya perubahan keadaan, baik masalah politik, sosial, dan ekonomi maupun adanya informasi yang berubah.

1


(15)

penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan

ketertiban sosial, politik, dan administrasi2

.

Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia.Untuk itu, pembangunan di segala bidang perlu dilakukan.Dengan demikian, politik pembangunan nasional harus berpedoman pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.

Besarnya tujuan politik pembangunan nasional tesebut membutuhkan kerja sama pemerintah pusat dan daerah, dengan demikian dalam pemerintahan terjadi sebuah perubahan yang mendasar yaitu pemerintahan yang bersifat sentralistik menjadi pemerintahan yang bersifat desentralistik yang memberikan kesempatan dalam penyelenggaraan otonomi daerah.Secara umum otonomi daerah adalah suatu bentuk nyata dari bentuk nyata demokrasi.Dalam tatarn masyarakat, demokrasi berbicara tentang kebebasan indivudu dan kelompok-kelompok namun dalam tataran hubungan pusat-daerah demokrasi menuntut adanya kebebasan daerah untuk mengatur dirinya sendiri.Otonomi diinginkan agar daerah mampu mengembangkan kemandirian dan hasil kemajuan disegala bidang dengan pandangan dan kebutuhan masyarakatnya.

tanggal 27 Agustus 2014 pukul 13.30


(16)

Sejak diberlakukannya Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan kemudian direvisi dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 perubahan sangat mendasar dalam pelaksanaan pemerintahan daerah. Secara garis besar, perubahan yang paling tampak adalah terjadinya pergeseran-pergeseran kewenangan dari satu lembaga ke lembaga lain. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap dijadikan acuan dengan meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling dekat dengan masyarakat.

Visi otonomi daerah dapat dirumuskan dalam 3 ruang lingkup interaksi

utama yakni politik, ekonomi, serta sosial dan budaya3

Otonomi daerah juga berarti memberi kesempatan membangun struktur pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, membangun sistem dan pola karir politik dan administratif yang kompetitif serta mengembangkan sistem managemen pemerintahan yang baik. Di bidang ekonomi, otonomi daerah di satu pihak harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dan di lain pihak terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan

. Dibidang politik, karena otonomi daerah adalah hasil buah dari kebijakan desentralisasi dan demoktarisasi, maka ia harus dipahami sebagai sebuah proses untuk membuka ruang bagi lahirnyakepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintah yang responsive terhadap kepentingan masyarakat luas dan memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat asaa pertanggungjawaban publik.

3

Pangihutan Sirumapea.2007. Pemekaran Dan Munculnya Elit Politik Lokal dKabupaten Samosir. Medan: Tesis Studi Pengembangan Pasca Sarjana Usu. Hal 24-25


(17)

pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya. Dalam hal ini daerah akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa pemerintahan daerah untuk menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses perijinan usaha, dan membangun berbagai infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi didaerahnya. Dengan demikian otonomi daerah akan membawa masyarakat ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.

Di bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan dan memelihara harmoni sosial dan pada saat yang sama memelihara nilai-nilai lokal yang dipandang bersifat kondusif terhadap kemampuan masyarakat merespon dinamika kehidupan sekitarnya.

Seiring dengan konsep diatas, maka penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahtraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 merupakan pintu gerbang pemekaran daerah di provinsi maupun di kabupaten/kota.Maraknya pemekaran yang berlangsung sejak undang-undang tentang pemerintahan dijalankan membuat daerah-daerah bergegas dan mengambil kesempatan untuk mengejar ketertinggalan daerahnya, baik dalam ketertinggalan perekonomian dan kesejahteraan.


(18)

Hingga saat ini dapat dikatakan provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi dengan tingkat pemekaran tertinggi di Indonesia. Tingginya tingkat pemekaran

yan terjadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:4

No

Tabel 1.1. Perjalanan Pemekaran Di Sumatera Utara

Kabupaten Induk Kabupaten Pemekaran Tahun disahkan

1. Tapanuli Selatan Mandailing Natal

Kota Padang Sidimpuan Padang Lawas

Padang Lawas Utara

1998 2001 2007 2007

2. Tapanuli Utara Toba Samosir

Humbang Hasundutan

1998 2003

3. Nias Nias Selatan

Nias Utara Nias Barat

Kota Gunung Sitoli

2003 2008 2008 2008

4. Toba Samosir Samosir 2003

5. Dairi Pakpak Bharat 2003

6. Deli Serdang Serdang Begadai 2003

7. Asahan Batubara 2007

8. Labuhan Batu Labuhan Batu Selatan

Labuhan Batu Utara

2008 2008

Adapaun cita-cita, alasan ataupun jargon-jargon yang dikemukakan dalam

mengusung pemekaran sebenarnya adalah hal-hal yang ideal dan mulia.5

Kedua, luas wilayah kabupaten induk menyebabkan daerah-daerah yang jauh

dari ibu kota menjadi relatiF terlantar dibandingkan dengan daerah yang lebih

Pertama,

kesejahteraan yang hasil jauh dari harapan semenjak Indonesia merdeka, sehinga dengan dimekarkannya kabupaten induk maka diharapkan kebangkitan, pertumbuhan ekonomi akan menggeliat dan dapat diraih hal ini akan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk berkembang.

4

Bungaran Antonius Dkk. Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, Merangkai Sejarah Politik Dan

Pemerintahan Indonesia, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2013 hal 178

5


(19)

dekat ke pusat kekuasaan ( ibu kota kabupaten). Kondisi ini lebih tepat dapat digambarkan atau dianalogikan sebagai daerah yang dianaktirikan dalam proses pembangunan. Daerah pinggiran adalah daerah terlantar dan minus pelayanan pemerintah dalam berbagai sektor kehidupan, juga panjangnya mata rantai birokrasi yang harus dilalui juga semakin melengkapi keinginan memekarkan diri

dari kabupaten induk.Ketiga, kemiskinan adalah alasan yang menjadi primadona

yang diungkapkan pada saat memperjuangkan pemekaran sebuah kabupaten baru.Kemiskinan dan ketimpangan sosial kerap menjadi klaim yang diajuakan untuk membentuk sebuah kabupaten baru terbebas dari kabupaten induknya.

Fokus dari pelaksanaan Otonomi daerah atau pemekaran daerah merupakan cara supaya sebuah daerah dapat melaksanakan kemajuan dan perubahan terutama untuk mewujudkan pembangunan, hal ini dianggap benar oleh salah satu kabubaten baru di Provinsi Sumatera Utara yakni kabupaten Pakpak Bharat. Kabupaten Pakpak Bharat merupakan kabupaten hasil pemekaran ditahun 2003 sesuai dengan dikeluarkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2003 tentang Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kabupaten ini mengambil tiga kecamatan dari Kabupaten Dairi yang kemudian mengambil nama sub wilayah suku Pakpak dengan ibukota kota Salak. Kecamatan tersebut adalah: Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Hampir 90 persen penduduk di wilayah

Pakpak Bharat beretnis Pakpak6

6

Katalog BPS Pakpak Bharat Tahun2012, hal 7

. Berbeda dengan kabupaten induknya yang dihuni bermacam-macam suku, seperti Pakpak, batak Toba, Mandailing, Nias,


(20)

Karo, Melayu, Angkola, dan simalungun serta suku lainnya. Hal ini menjadi salah satu pendorong wilayah Pakpak untuk memekarkan diri.

Akhirnya keinginan masyarakat Pakpak untuk berpisah dengan kabupaten Dairi dikabulkan pemerintah pusat, dengan demikian kabupaten ini membentuk sistem pemerintahannya sendiri, dengan harapan dapat mengoptimalisasikan segala potensi, percepatan pembangunan fisik dan untuk pertumbuhan ekonomi wilayah yang kesemuanya itu adalah untuk meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera serta dapat mengatur pembangunan masyarakat dan daerah.

Kabupaten Pakpak Bharat yang baru melakukan pemekaran, bercita-cita untuk mensejahtrakan dan memakmurkan masyarakatnya dan tentunya sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan di segala bidang untuk mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Dalamproses mencapai cita-cita tersebut yakni kesejahtraan rakyat, sangat memerlukan suatu grand desain yang baik dan matang.

Diberikannya pemekaran terhadap Kabupaten ini, tentu pemerintah daerahnya memiliki tanggungjawab yang besar terhadap keberlangsungan daerah tersebut dan pembangunan. Perkembangan daerah dengan adanya otonomi menunjukkan semakin banyak daerah yang terlihat lebih maju dan berkembang sejak diberikan otonomi yang lebih besar terutama daerah yang memiliki sumber daya alam cukup besar. Akan tetapi, perlu disadari pula daerah yang kurang berkembang setelah diberikan otonomi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat daerah yang terlihat stagnan perkembangannya atau bahkan terdapat daerah yang kesulitan


(21)

memenuhi kebutuhannya sebagai daerah otonom.7

1.2. Perumusan Masalah

Maka penulis tertarik meneliti “Politik Pembangunan Daerah (studi Analisis Peran Pemerintah Pakpak Bharat Dalam pembangunan Daerah)”.

Sebelumnya, Kabupaten Pakpak Bharat merupakan kabupaten yang bergabung dengan Kabupaten Dairi.Setelah adanya undang-undang otonomi daerah kabupaten ini berpisah dengan kabupaten induknya.Dengan demikian kabupaten ini melaksanakan seluruh tugas dan fungsi sebagai daerah otonom secara mandiri. Berpisahnya kabupaten ini karna adanya keinginan masyarakat Pakpak yang merasakan adanya ketidakadilan dan ketertinggalan didaerah mereka dibandingkan dengan daerah lain. Kelahiran kabupaten Pakpak Bharat dapat dilihat juga sebagai sebuah rasa kekecewaan masyarakat etnik Pakpak terhadap etnik Toba yang mendominasi sektor politik, ekonomi, dan birokrasi ditanah ulayat mereka ( etnik Pakpak) dalam rentan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu etnik Pakpak merasa menjadi orang asing di negeri sendiri, menjadi penonton

di negeri sendiri, dan menjadi warga negara kelas dua di tanah sendiri8

Sebagai kabupaten hasil pemekaran, Kabupaten Pakpak Bharat diberikan kewenangan untuk mengurus dan melaksanakan sistem pemerintah dan melaksanakan pembangunan secara mandiri. Dalam setiap pengambilan kebijakan dan keputusan , daerah otonom berhak mengambil keputusan sendiri tanpa adanya campur tangan dari daerah lain.

.

7

Hamdi Muchlis, Naskah Akademik Tentang Pembentukan dan Penghapusan Daerah, BPHN DEPKUMHAM RI, Jakarta,2008 hlm 1

8

Bungaran Antonius Dkk. Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, Merangkai Sejarah Politik Dan


(22)

Hal inilah yang ingin penulis kaji bagaimanakah politik pembangunan daerah sebagai kabupaten baru. Apakah pemekaran tersebut bias menjadikan masyarakat di daerah sendiri atau dengan kata lain menjadi tuan di tanah sendiri. Maka berdasarkan gambaran yang telah diuraikan maka penelitian ini diadakan

untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu “Bagaimana Orientasi

Pembangunan di Pemerintahan Pakpak Bharat Periode 2010-2015?”

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam sebuah penelitian diperlukan dengan tujuan

memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian.9

1. Melihat kebijakan-kebijakan pembangunan yang dibuat pemerintah

Kabupaten Pakpak Bharat.

Penelitian ini membatasi masalah yang akan dibahas yaitu:

2. Melihat strategi dalam pelaksanaan kebijakan dibuat pemerintah

Kabupaten Pakpak Bharat. 1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari dilaksankannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan tentang orientasi atau arah dalam kebijakan

pembangunan di pemerintahan Pakpak Bharat tahun 2010-2015.

9


(23)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan

kemampuan menulis karya ilmiah di bidang Pemerintahan dan Politik Lokal.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi semua

kalangan dalam membuat penelitian mengenai politik pembangunan daerah khususnya di kabupaten Pakpak Bharat.

3. Secara akademis penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai referensi

tambahan khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik.

1.6. Kerangka Teoridan Konsepsional

Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti perlu memakai teori atapun penjelasan lainnya dalam memecahkan permasalahan yang ditelitinya. Kerangka teori merupakan dasar untuk melakukan suatu penelitian dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial-politik yang akan dianalisa oleh

peneliti10

10

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009, hal 190.

. Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian.Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.


(24)

1.6.1. Konsep Politik Pembangunan

Politik pembangunan dapat didesain atau dibuat oleh Negara. Ditinjau dari konsepnya, politik banyak mengartikan sebagai sebuah perebutan kekuasaan

seperti pengertian politik yang diberikan Hans J. Morgenthau dengan istilah The

Stuggle For Power yakni perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan11. Politik itu dalam hubungan ini adalah perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan, mengontrol kekuasaan, serta bagaimana menggunakan kekuasaan. Namun terlepas dari sinisme akan politik dan perebutan kekuasaan, politik sesungguhnya merupakan cara atau strategi untuk meraih kekuasaan dan dengan itu ia dapat mengimplementasikan ide, gagsan atau ideologi perjuangan baik secara individu,

kelompok atau negara12

Pembangunan menjadi bahan kajian berbagai ilmu disiplin setelah “Perang Dingin” dengan lahirnya banyak negara baru yang semula negara jajahan.

.

Sama dengan konsep politik, pembangunan juga merupakan suatu konsep yang masih diperdebatkan dan banyak menuai kritik.Pembangunan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.Dalam kata pembangunan, hal yang sangat pokok yaitu adanya hakikat membangun, yang berlawanan dengan merusak.Oleh karena itu, perubahan ke arah yang lebih baik seperti yang diinginkan dan dengan terencana, harus mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada.

11

Hans J. Morgenthau. Politics Among Nations, The Struggle For Power and Peace, New York: Alfred A. Knopf, 1959, hal 25

12

Warjio, Ph.D. Politik Pembangunan Islam, Pemikiran dan Implementasi, Medan: Perdana Publishing, 2013, hal 70-71


(25)

Pembangunan dipahami sebagai kata benda netral yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha untuk meningkatkan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat. Dengan pengertian ini, pembangunan disejajarkan dengan kata perubahan sosial. Namun demikian pembangunan juga merupakan satu discourse, suatu pendirian, atau suatu paham atau ideologi tertentu tentang perubahan sosial.

Konsep pembangunan banyak dipahami sebagai sebuah tahap demi tahap menuju “ modernitas “. Modernitas itu tercermin dalam bentuk kemajuan teknologi dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh negara-negara industri maju. Konsep pembangunan sebagai sebuah bentuk modernitas dan adopsi dari “ pengalaman Barat” melalui Revolusi Industri. Sedangkan konsep pembangunan di Dunia Ketiga dipahami sebagi perbaikan umum dalam standard hidup. Pembangunan juga dipahami sebagai sarana memperkuat negara, terutama melalui proses industrialisasi yang mengikuti pola yang beragam dari suatu negara-ke negara lainnya.

Dalam pembangunan peran pemerintah menjadi subjek utama yang memperlakukan rakyat sebagai objek, penerima dan bahkan partisipasi pembangunan.Dalam pembahasan mengenai paradigma yang mencari jalan ke arah pembangunan yang berkeadilan perlu diketengahkan teori pembangunan yang berpusat pada rakyat. Paradigma ini memberi peran kepada individu bukan sebagai obyek, melainkan sebagai pelaku yang menetapkan tujuan, mengendalikan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan yang berpusat pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhususan setempat.


(26)

Menurut Todaro, pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur social, sikap-sikap masyarakat dan institusi nasional, disaping tetap mengejar akselerasi, perrtumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan social dan material ( termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka.

Dengan demikian konsep politik dan konsep pembangunan memiliki arti dan implementasi tersendiri. Jika kemudian konsep ini digabungkan maka akan menjadi sebuah konsep baru yang disebut dengan Politik Pembangunan. Politik pembangunan adalah suatu terminologi yang merupakan gabungan antara konsep politik dan pembangunan.Politik pembangunan umumnya akan terkait dengan grand desain atau grand strategi ( cara, arah) sebuah bangsa dalam mewujudkan visi, misi, dan program-program pembangunan yang akan ditempuhnya. Dalam strategi atau desain tersebut harus jelas fokus dan tujuan utamanya.Negara Indonesia fokus politik pembangunan yang harus diwujudkan, tentu tidak boleh terlepas kaitannya dengan tujuan negara sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Penetapan fokus semacam ini, tentu merupakan sebuah upaya untuk melakukan “pensiasatan” terhadap terjelmanya suatu kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat agar sejalan dengan cita-cita bangsa dan tujuan negara itu sendiri. Dengan demikian secara singkat dapat dikemukakan bahwa


(27)

yang dimaksud dengan “politik pembangunan” adalah sebuah upaya, langkah atau strategi yang dilaksanakan oleh suatu bangsa guna mewujudkan cita-cita yang ingin diraihnya, sesuai dengan nilai-nilai idealisme, nasionalisme dan patriotisme yang dikandungnya.

Politik pembangunan sebagai sebuah pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan sumber dana dan daya nasional guna mewujudkan tujuan nasional. Karena itu sangat memerlukan sistem manajemen nasional.Sistem manajemen nasional berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. Sistem manajemen nasional memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan ketertiban sosial, politik, dan administrasi.

Dengan demikian politik pembangunan merupakan political choice dan

didalamnya terkandung strategi.Political choice terhadap beberapa alternatif,

menjangkau mulai dari persoalan asas yaitu epistemologi maupun ontologi. Dapat disimpulkan politik pembangunan bukan saja mengenai cara atau strategi yang hendak dicapai dalam pembangunan tetapi juga pemikiran atau pemikiran yang

termaktub dalam pembangunan dari strategi dan cara yang dijalankan itu13

13

Warjio, Ibid; hal 72-74

. Pembangunan sebagaimana disebut Moeljarto yang dikutip Warjio, bahwa


(28)

pembangunan tidak boleh tidak berbuatan nilai; artinya, pembangunan ingin mewujudkan tipe masyarakat yang lebih baik.

1.6.2. Pemerintahan Daerah

Pemerintah dalam ruang lingkup negara Indonesia terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Secara umum defenisi pemerintahan daerah ialah unsur penyelenggara pemerintah daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati dan

Walikota, dan perangkat daerah.14

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 pasal 1 menyebutkan dalam menjalankan roda kegiatan pemerintah daerah dipimpin oleh gubernur, bupati, walikota dan para wakilnya serta perangkat daerah

Pemerintah daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 pasal satu menyebutkan Pemerintah daerah adalah penyelenggara unsur pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai dimaksud dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian pemerintah pusat merupakan unsur penyelenggara pemerintahan secara nasional atau menyeluruh dalam negara kesatuan republik Indonesia yang membawahi pemerintah daerah.

15

14

I Widarta.Cara

mudah Memahami Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bantul:

Pondok Edukasi. 2005. Hal 26

15

Perangkat daerah yang dimaksud dalam UU RI No, 32 Tahun 2004 bagian kesembilan pasal yang ke 120 dijelaskan bahwa: (1). Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. (2). Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang terdapat di setiap daerah contohnya ialah dinas Pendapatan daerah, sedangkan lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik yang berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah.

sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Awalnya sendiri pembentukan


(29)

pemerintah daerah sesuai dengan amanat pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berangkat melalui defenisi Undang-Undang Dasar 1945 ini maka telah dilahirkan berbagai produk undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang pemerintahan daerah, antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang No. 1 Tahun 1957, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, Undang No. 5 Tahun 1974, dan terakhir Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.

Setiap daerah memiliki dan dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah, untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, yang masing-masing untuk provinsi disebut wakil gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati, dan untuk kota seperti wakil walikota. Dapat disimpulkan bahwa inilah bentuk tatanan birokrasi yang terdapat di Indonesia sekaligus di setiap daerah.

Sebagai lembaga yang sangat penting dalam menjalankan sebuah daerah pemerintah daerah memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa defenisi pemerintah daerah berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah bahwa berbeda dengan pemerintahan daerah. Adapun yang menjadi fungsi dan peran pemerintah

pemerintah daerah menurut Undang-undang No 32 tahun 2004 adalah:16

1. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

16


(30)

2. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahtraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.

3. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki

hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubungan tersebut meliputi kewenangan, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumberdaya lainnya.

Pemerintah daerah yang dipilih secara demokrasi melalui pemilihan umum merupakan suatu cara untuk menjalankan daerahnya sesuai keinginan masyarakat di daerah itu. Hal yang paling diinginkan dari masyarakat di tingkat lokal ialah pelayanan pemerintah terhadap masyarakatnya.Pelayanan masyarakat merupakan fungsi paling mendasar dari keberadaan pemerintah dimanapun termasuk pula pemerintahan daerah.untuk melaksanakan pelayanan yang baik kepada masyarakat diperlukan lembaga-lembaga pembantu pemerintah termasuk dalam perencanaan dan pembangunan. Fungsi pemerintah itu pada umumnya ialah, stabilisasi, distribusi dan pelayanan publik sekaligus. Jadi dengan demikian fungsi pemerintah daerah sama dengan ketiga fungsi tersebut, hanya saja yang berbeda ialah cakupan dan tekanan pada setiap fungsi di daerah yang dimaksud.

Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga ketertiban dalam kehidupan masyarakat sehingga setiap warganegara dapat menjalani kehidupan secara tenang, tentram dan damai.Pemerintahan modern pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, tidak untuk melayamni dirinya sendiri.Pemerintah dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dan menciptakan


(31)

kondisi yang memungkinkan setiap orang dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama.

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan, atau menjelaskan berbagai situasi melalui gambaran tentang kondisi, situasi dan data yang didapatkan untuk menjawab masalah yang terjadi

sekarang.17

1.7.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini, sebagai salah satu kabupaten yang baru melaksanakan otonomi daerah di Propinsi Sumatera Utara dan sedang melakukan pembangunan karena kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang tertinggal dalam pelaksanaan pembangunan di daerah maupun dalam bidang lainnya.

1.7.3. Jenis Penelitian

penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang ingin menggambarkan objek yang diamati berdasarkan fakta dan data yang ada dilapangan setelah dilakukannya penelitian.Penelitian ini ingin menganalisis Bagaimana Politik Pembangunan Daerah di Kabupaten Pak-Pak Bharat Dalam Mewujudkan Pembangunan.

17

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Fomat-fomat Kuantitatif dan Kualitatif.


(32)

1.7.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan

data primer dan data sekunder.18

1. Data Primer

Teknik pengumpulan data tersebut yakni sebagai berikut.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yakni melalui metode

wawancara (interview) dan observasi. Teknik pengumpulan data melalui

wawancara ialah dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian serta melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan yang terkait dengan penelitian. Selain itu data primer juga diperoleh melaui data-data dan dokumentasi dari lembaga dan instansi pemerintah daerah yang terkait.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini ialah mencari data dan informasi melalui buku-buku, internet, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu penulis juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui buku-buku peraturan pemerintah daerah, kebijakan pemerintah daerah, peraturan perundang-undangan, artikel-artikel dalam majalah, koran dan sebagainnya. Nantinya teori-teori dan referensi dari sumber-sumber data sekunder tersebut dapat dijadikan panduan dalam melakukan penelitian ini.

18

Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.


(33)

1.7.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan analisis deskriptif.Metode ini digunakan untuk menggambarkan data-data yang diperoleh melalui analisis

mendalam dan dituliskan dengan bahasa yang terstruktur dan bersifat naratif.19

1.8.Sistematika Penulisan

Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini maka peneliti menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan data yang akan di uraikan dan dijelaskan sehingga pada akhirnya akan menjelaskan permasalahan yang diteliti. Adapun yang menjadi teknik analisa data dalam penelitian ini dimulai dari proses pengumpulan data melalui teknik pengumpulan data kemudian dianalisis dengan variabel-variabel pada kerangka teori. Permasalahan dalam penelitian ini akan terjawab setelah data dan informasi telah terkumpul dari narasumber dan sumber-sumber yang terkait dan kemudian dianalisis oleh peneliti.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi pokok dari penelitian ini, maka penulis akan mempermudah dengan membagi sistematika penulisan kedalam empat bagian sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

19


(34)

Bab II : PROFIL PAKPAK BHARAT

Dalam bab ini akan di uraikan tentang gambaran kondisi umum penelitian yang menggambarkan keadaan geografis, demografis, ekonomi, dan sosial politik, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

Bab III: ORIENTASI ATAU ARAH DALAM KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN DI PEMERINTAHAN PAK-PAK BHARAT TAHUN 2010-2015.

Bab ini berisi penyajian data dan fakta yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian melalui metode wawancara dan fakta yang diperoleh di lapangan. Selain itu pada bab ini akan menampilkan dan menganalisis data-data yang telah dapat kemudian akan disajikan untuk mendapatkan kesimpulan.

Bab IV: KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai kesimpulan. Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh penulis.


(35)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

2.1.Profil Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan sebuah kabupaten baru di Provinsi Sumatera Utara yang berdiri pada tahun 2003. Kabupaten Pakpak Bharat adalah hasil pemekaran dari induknya yakni Kabupaten Dairi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan. Sejarah Kabupaten Pakpak Bharat, diawali untuk mengejar ketertinggalannya dengan penduduk lainnya serta adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat Pakpak Bharat untuk meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten dalam kerangka NKRI, dengan tujuan agar masyarakat Pakpak Bharat dapat memperjuangkan dan mengatur pembangunan masyarakat dan daerah, sesuai dengan aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Untuk mewujudkan aspirasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun yang menjadi kronologis pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Pakpak Bharat adalah, pada tanggal 20 September 2001 dan 17 Juni 2002 Pemerintah Kabupaten Dairi menerima dan mengadakan pertemuan dengan Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat, tokoh- tokoh masyarakat dan komponen masyarakat lainnya di Kantor Bupati Dairi saran dan pendapat tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat tersebut. Selanjutnya Pada tanggal 21 Desember 2001 diterbitkan surat Keputusan Bupati Dairi Nomor : 400/K/2001


(36)

tentang pembentukan Tim Pengumpul Data, Saran dan pendapat tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai langkah pertama pemekaran Kabupaten Dairi. Kemudian, Pada tanggal 04 April 2002 diterbitkan Surat Bupati Dairi Nomor : 130/2393 Perihal Sosialisasi Rencana Perubahan Nama dan Pembentukan Kabupeten Pakpak Bharat ke Kecamatan Wilayah Pakpak Bharat oleh tim pengumpul data, saran dan pendapat mulai tanggal 08 April sampai dengan 12 April 2002. Tim dalam hal ini membagikan format Isian (Questioner ) kepada tokoh-tokoh masyarakat di Kecamatan, yaitu Format A berisi data di Kecamatan Rencana wilayah Hasil Pemekaran dan format B berisi data kabupaten sebelum pemekaran.

Setelah itu, Pada tanggal 19 April 2002 diterbitkan Surat Bupati Dairi Nomor: 146. 1/2835 perihal usul Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat untuk disampaikan kepada ketua DPRD Kabupaten Dairi bahwa pemerintah Kabupaten Dairi tidak berkeberatan dimekarkannya Kabupaten Pakpak Bharat, sepanjang pemekaran tersebut telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam kaitan ini setelah meninjau dari berbagai aspek , diadakan rapat panitia musyawarah dan rapat paripurna DPRD Kabupaten Dairi , maka pada tanggal 22April 2002 diterbitkan Keputusan DPRD Kabupaten Dairi Nomor : 35/K-DPRD /2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Dairi mejadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Pada tanggal 23 April 2002, diterbitkan surat bupati nomor 136/ 1653/ 2002 perihal usul pemekaran Kabupaten Dairi untuk disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri D/P Gubernur sumatera utara dan ketua DPR RI, yang intinya menyampaikan tentang kegiatan -kegiatan yang telah dilakukan oleh komite


(37)

Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat; Tim Pengumpul Data, Saran dan pendapat terhadap usul perubahan nama dan pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat, pemerintah Kabupaten Dairi dan DPRD Kabupaten Dairi. Juga disampaikan hasil pengumpulan data lapangan rencana pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat dan keputusan DPRD Kabupaten Dairi Nomor 35/K-DPRD/2002 Tanggal 22 April 2002 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Dairi menjadi 2 (dua) Kabupaten.

Pada tanggal 24 April 2002 komite pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan pemerintah Kabupaten Dairi mengadakan audensi kepada anggota komisi II DPR RI (Sayuti Rahawarin ) dan menyarankan agar seluruh komponen masyarakat, legislatif dan eksekutif harus proaktif karena batas waktu pemekaran Kabupaten / Kota s/d 24 Oktober 2002, juga disarankan agar mengundang komisi II DPR RI untuk turun ke Kabupaten Pakpak Bharat mengadakan pemantauan dan evaluasi atas aspirasi yang sudah diterima Komisi II DPR RI agar terdapat sinkronisasi aspirasi masyarakat, legislatif dan eksekutif menuju pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat.

Pada tangal 25 April 2002 komite pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama- sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan Pemeritah Kabupaten Dairi mengadakan audensi untuk penyampaian informasi dan pemekaran Kabupaten Dairi menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Dairi sebagai Kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai Kabupaten pemekaran kepada ketua DPR RI, Ketua-katua Fraksi DPR RI. Respon dari kunjungan tersebut sangat positif dimana terdapat kerja sama dan hubungan yang baik antara rakyat, legislatif dan eksekutif dan secara bersama-sama pula mengadakan kunjungan kepada Ketua DPR RI serta Ketua-ketua Fraksi, pada prinsipnya hasil kunjungan menyetujui


(38)

dan mendukung pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat menjadi 2 (dua) Kabupaten.

Pada tanggal 26 April 2002 Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan Pemerintah Kabupaten Dairi mengadakan audensi kepada Menteri Dalam Negeri.Rombongan dalam hal ini diterima oleh salah seorang Direktur pada Ditjen Otonomi Daerah beserta Staf dan pada prinsipnya menyetujui pemekaran tersebut sepanjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ditjen otonomi Daerah dalam rangka memperlancar pemekaran tersebut menyampaikna beberapa penekanan seperti proses tetap berpedoman pada ketentuan PP 129 tahun 2000; Ditjen Otda dalam menyikapi pemekaran ini akan bekerja sama dengan Tim Teknis, Tim Independen dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD); nantinya DPOD akan mengajukan usul pemekaran ini kepada Presiden RI yang selanjutnya untuk dibahas dan diproses di DPR RI sesuai ketentuan yang berlaku.

Pada tanggal 08 Mei 2002 telah dikirimkan surat Bupati Dairi Nomor : 005/3294 Perihal Undangan kepada Ketua DPR RI untuk berkenaan mengijinkan Komisi II DPR RI datang ke Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 17 s/d 19 Mei 2002 dalam rangka mengadakan pemantauan dan evaluasi terhadap usul pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat. Setelah kunjungan komisi II DPR RI, dan melalui berbagai proses, akhirnya dikeluarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara maka Kabupaten Pakpak Bharat resmi terbentuk menjadi satu kabupaten otonom dengan 3 kecamatan yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan


(39)

Kerajaan dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Dengan Ibukota Salak dan dipimpin oleh Drs. Tigor Solin sebagai pelaksana Bupati serta Drs. Gandhi Warta Manik MSi sebagai Sekretaris Wilayah yang pertama.

Pakpak Bharat sebenarnya bukan wilayah baru. Kabupaten yang mengambil tiga kecamatan dari Dairi ini mengambil nama sub-Wilayah suku Pakpak. Hampir 90 persen penduduk di wilayah Pakpak Bharat beretnis Pakpak. Berbeda dengan kabupaten induknya yang dihuni bermacam-macam suku, seperti Pakpak, Batak Toba, Mandailing, Nias, Karo, Melayu, Angkola, dan Simalungun serta suku lainnya.Kabupaten Pakpak Bharat yang mayoritas penduduknya orang Pakpak, adat Pakpak sangat kental dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya

dan juga terhadap pemerintahan di daerah ini. Motto Kabupaten ini adalah “ Bage

Ate Rejeki Bage Tennah Sodip”mengandung makna:Bahwa masyarakat dalam

setiap melakukan pekerjaan mempunyai keselarasan antara hati, jiwa, pikiran dengan perbuatan.

Adapun yang menjadi lambang daerah Kabupaten Pakpak Bharat adalah:

Gambar 2.1. Lambang Daerah Kabupaten Pakpak Bharat


(40)

2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Pakpak Bharat

Secara geografis Kabupaten Pakpak Bharat, terletak diantara koordinat 2’15’-3’32’ Lintang Utara dan 96’00’-98’31’ Bujur Timur.Luas keseluruhan

Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30 km2, dan terdiri dari 8 kecamatan

yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar.

Gambar 2.2. Peta Kabupaten Pakpak Bharat

Secara administratif wilayah Kabupaten Pakpak Bharat berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan

Tapanuli Tengah.

c. Sebalah Timur berbatasan dengan Kabupaten Samosir dan Kabupaten

Dairi.


(41)

Kabupaten Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim tropis karena terletak dekat garis khatulistiwa.Ketinggianya antara 700 – 1500 M diatas permukaan laut dengan kondisi geografis berbukit – bukit.Iklim dan cuaca sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan menggantungkan dengan pertanian,Curah hujan merupakan salah satu faktor eksternal yang menentukan keberhasilan pertanian penduduk.Rata-rata curah hujan yang terjadi di Kabupaten

Pakpak Bharat sebesar 311 MM per tahun dan dengan rata-rata suhu280C.

Ibukota dari Kabupaten Pakpak Bharat adalah Salak.Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari 8 Kecamatan dan 52 wilayah administratif atau dikenal sebagai desa.Namun status seluruh desa yang terdapat di kabupaten Pakpak Bharat tersebut merupakan desa swakarsa. Sebagian besar kecamatan dan desa yang terdapat di kabupaten ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan kecamatan dan desa diluar Kabupaten Pakpak Bharat. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan merupakan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak masing-masing sepuluh desa sedangkan Kecamatan Pangindar merupakan kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu hanya 4 desa.

Tabel 2.1.Kecamatan dan Desa di Kabupaten Pakpak.

Kec. Salak Kec. Pergetteng-getteng Sengkut

1. Desa Sibongkaras 2. Desa Kuta Tinggi 3. Desa P. Binanga Boang 4. Desa Salak I

5. Desa Salak II

6. Desa Boang Manalu Salak

1. Desa Aornakan 2. Desa Simerpara 3. Desa Kecupak I 4. Desa Kecupak II 5. Desa Aornakan II

Kec. Sitellu Tali Urang Jehe Kec. Kerajaan

1. Desa Kaban Tengah 2. Desa Bandar Baru 3. Desa Tanjung Meriah 4. Desa Tanjung Mulia 5. Desa Simberuna 6. Desa Perolihen

1. Desa Majanggut II 2. Desa Majanggut I 3. Desa Pardomuan 4. Desa Parpulungen 5. Desa Kutasaga 6. Desa Kutadame


(42)

7. Desa Maholida 8. Desa Perjaga 9. Desa Malum 10. Desa Binalun

7. Desa Kuta Mariah 8. Desa Sukaramai 9. Desa Surung Mersada 10. Desa Perduhapen

Kec. Pagindar Kec. Tinada

1. Desa Sibagindar 2. Desa Pagindar 3. Desa Lae Mbentar

4. Desa Napatalun Parlambukan

1. Desa Mahala 2. Desa Tinada 3. Desa Silimakuta 4. Desa Kuta Babo 5. Desa Prongil 6. Desa Buluh Tellang

Kec. Sitellu Tali Urang Julu Kec. Siempat Rube

1. Desa Silimakuta 2. Desa Ulu Merah 3. Desa Pardomuan

4. Desa Lae Langge Namuseng 5. Desa Cikaok

1. Desa Siempat Rube I 2. Desa Siempat Rube II 3. Desa Mungkur

4. Desa Siempat Rube IV 5. Desa Kuta Jungak 6. Desa Traju

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2014

2.1.2. Kondisi Kependudukan

Kondisi kependudukan maupun keadaan sosial budaya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai karakter yang khas yaitu memegang teguh kebudayaan dan agama serta adat istiadat yang ada di daerah tersebut.Adapun jumlah penduduk kabupaten Pakpak Bharat berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2012 berjumlah 41.492 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan dengan komposisi penduduk yang terdiri atas 20.938 jiwa penduduk laki-laki dan 20.554 jiwa penduduk perempuan. Tingkat penyebaran penduduk kabupaten Pakpak Bharat menyebar di 52 desa dengan presentase jumlah penduduk terbesar di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe 23,25% (9.647 jiwa) dan presentase terkecil terdapat di kecamatan Pangindar 2,98% (1.235 jiwa).

Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011, tidak terjadi laju pertumbuhan penduduk yang signifikan, dimana jumlah penduduk Pakpak Bharat


(43)

pada tahun 2012 hanya tumbuh 1,49%. Bila dibandingkan dengan luas Kabupaten

Pakpak Bharat yakni 121.830 Km2 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata

tingkat kepadatan penduduknya mencapai 34 jiwa per Km2 dan rata-rata sebanyak

4 jiwa disetiap rumah tangga.

Dari data lima tahun terakhir, sex ratio Kabupaten Pakpak Bharat sebesar

101,87%. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk perempuan.Dari distribusi penduduk menurut kelompok umur, terlihat bahwa penduduk Kabupaten Pakpak Bharat tergolong penduduk kelompok usia muda karena sebesar 38,99% penduduk berumur kurang dari 15 tahun. Dan sebanyak 57,25 % merupakan penduduk usia produktif (usia 15 s/d 64 tahun). Seperti tahun lalu, angka sex ratio menurut kecamatan terbesar berada di Kecamatan Pagindar yaitu sebesar 118,97% dan yang terkecil berada di Kecamatan Salak yaitu sebesar 97,52%.

Adapun jumlah penduduk kabupaten Pakpak Bharat 6 tahun terakhir dapat dilihat melalui tabel 2.2

Tabel 2.2. Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat

No. Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. 2007 19.108 19.618 38.726

2. 2008 20.271 20.791 41.062

3. 2009 21.144 21.670 42.814

4. 2010 20.468 20.037 40.505

5. 2011 20.676 20.208 40.884

6 2012 20.938 20.554 41.492


(44)

2.1.3. Pendidikan

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan manusia mendapatkan pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan kritis, terhadap permasalahan yang dihadapi. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Sebagai kabupaten baru, Kabupaten Pakpak Bharat tengah gencar meningkatkan pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini sampai pada sekolah menengah atas. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2012 terdapat 40 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan 5 Taman Kanak-kanak. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki 59 Sekolah Dasar, 28 Sekolah Menengah Pertama, dan 6 Sekolah Menengah Atas. Sedangkan sekolah yang berada dibawah naungan Kementerian Agama pada tahun 2012 terdapat 11 Madrasah Ibtidiyah, 4 Madrasah Tsanawiyah, dan 1 Madrasah Alliyah.

Berdasarkan data tahun 2012, jumlah penduduk yang sedang bersekolah berdasarkan jenjang pendidikannya adalah, PAUD sebanyak 1200 siswa, TK sebanyak 389 siswa, SD sebanyak 6.386 siswa, MI sebanyak 845 siswa, SMP sebanyak 2.873, MTs sebanyak 237 siswa, SMA sebanyak 2.310 siswa, dan MA sebanyak 75 siswa. Adapun jumlah guru disetiap jenjang pendidikan adalah memadai dengan demikian seharusnya kualitas pendidikan di Kabupaten Pakpak Bharat sudah terbilang baik. Namun disisi lain penyebaran guru yang tidak merata


(45)

di semua sekolah di setiap kecamatan menyebabkan terjadi kelebihan guru di kecamatan tertentu sementara di kecamatan lain mengalami kekurangan.

2.1.4. Infrastruktur Kabupaten Pakpak Bharat

1. Angkutan Darat/Land Transportation jalan merupakan prasarana untuk

menghubungkan antara suatu daerah terhadap daerah lainnya. Selain itu memperlancar dan mendorong timbulnya kegiatan perekonomian. Sebagai prasarana transportasi yang penting, dari segi kuantitas selain harus dapat menjangkau daerah yang terisolir, juga memperhatikan dari segi kualitas, yaitu keadaan/kondisi jalan serta rambu-rambu jalan. Sejalan dengan laju pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk semakin memudahkan mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2012 mencapai 672,775 km yang terdiri dari 41.00 Km jalan negara, 69,50 Km jalan provinsi, dan 562, 275 Km jalan kabupaten. Dibandingkan tahun 2011, terjadi perubahan status jalan Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2012, yaitu sepanjang 30,50 km, yang menyebabkan jalan kabupaten menjadi berkurang. Dari total 41,00 km panjang jalan Negara, sepanjang 9,30 km (22,68%) berada dalam kondisi rusak. Dari total 69,50 km panjang jalan provinsi, sepanjang 3,50 km (5,04%) berada dalam kondisi rusak berat dan 17,00 km (24,46%) rusak. Untuk jalan kabupaten, berdasarkan jenis lapisan, sepanjang 222,090 km (40,21%) masih merupakan jalan tanah. Dari total 109 jembatan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat, sebanyak 94 jembatan dalam kondisi baik, 5 jembatan dalam kondisi sedang, 8 jembatan dalam kondisi rusak dan


(46)

2 jembatan dalam kondisi rusak kabupaten menjadi jalan provinsi di Kabupaten pakpak Bharat yang terdaftar di dinas Pendapatan UPT Pakpak Bharat ada sebanyak 1.910 kendaraan, yang terdiri dari 274 mobil penumpang dan 1.910 sepeda motor.

2. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli dalam

melakukan transaksi jual beli barang maupun jasa. Pasar berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat dalam memasarkan hasil-hasil pertanian, perkebunan dan lain-lain. Di Kabupaten Pakpak Bharat terdapat 8 lokasi pasar yang umumnya hanya beroperasi sekali dalam seminggu, serta berisikan 50 unit kios, 74 balerong, 143 stand, dan 256 ruang terbuka. Pada tahun 2012, jumlah izin usaha konstruksi yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharatada sebanyak 26 izin usaha.

3. Listrik dan Air Minum, pada tahun 2012, jumlah pelanggan listrik PLN di

Kabupaten Pakpak Bharat untuk rumah tangga/perorangan ada sebanyak 5.168 pelanggan. Sedangkan untuk instansi pemerintah, di tahun 2012terdapat sebanyak 152 pelanggan. Fasilitas air yang digunakan di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat kebanyakan bersumber dari mata air, sungai, air hujan atau lainnya. Hanya 692 rumahtangga/ perorangan, 29 instansi pemerintahan, 16 niaga kecil, dan 5 sosial umum yang tersebar pada dua kecamatan yang menggunakan air bersih dari PDAM, yaitu Kecamatan Salak dan Kecamatan Siempat Rube. Sedangkan untuk Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, kondisi jaringan air PDAM sudah rusak.


(47)

Kondisi ini menunjukkan bahwa fasilitas air bersih di Kabupaten Pakpak Bharat belum memadai.

4. Komunikasi dan Pos pelayanan pos,Pelanggan saluran telepon di Kabupaten

Pakpak Bharat hanya ada di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Salak dan Kecamatan Kerajaan. Total pelanggan telepon di dua kecamatan tersebut adalah 240 pelanggan, meningkat 50,00% dari tahun 2011.Pos Pelayanan pos saat ini tidak hanya melayani jasa pengiriman surat–menyurat saja, sering dengan perkembangan jaman, pelayanan jasa pos jauh lebih kompleks dengan berbagai pelayanan yang ditawarkan oleh PT. (Persero) Pos Indonesia. Untuk memperluas jangkauan pelayanan, pemerintah telah banyak membangun kantor pos baru. Banyaknya surat masuk dan keluar di kantor Pos di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sebanyak 6.519 pucuk surat masuk dan 2.240 pucuksurat keluar. Sedangkan penerimaan dan pengiriman wesel sebanyak 287 kali penerimaan dengan nilai Rp. 344.896.000,- dan pengiriman wesel sebanyak 504 kali dengan nilai sebesar Rp. 454.055.112,-.

2.1.5. Komponen Sosial Ekonomi Pakpak Bharat

Keadaan sosial ekonomi masyarakat suatu wilayah pedesaan sangat tergantung dari sumber daya alam setempat.Seberapa jauh pemanfaatan potensi tersebut oleh penduduk tercermin dari jenis mata pencaharian pokok. Selain mata pencaharian pokok, kondisi ekonomi masyarakat dapat dilihat juga dari segi pendidikan, kesehatan, prasarana dan saran pendukung. Kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakat Kabupaten Pak-pak Bharat ialah mengandalkan sektor pertanian termasuk kegiatan peternakan dan perkebunan.Budidaya pertanian yang


(48)

dilakukan umumnya pada lahan kering dilakukan dengan budidaya tanaman pangan dan tanaman perkebunan sementara pertanian lahan basah hanya dilakukan untuk tanaman pangan yaitu padi sawah.Usaha tani tanaman semusim pada lahan kering meliputi tanaman pada ladang, palawija dan sayuran.

Pada tahun 2012 sektor pertanian masih menjadi sector utama pendukung perekonomian di Kabupaten Pakpak Bharat. Dari total 10.012,30 Ha luas areal tanaman pangan dan holtikultura, sebanyak 6.835 Ha (68,27%) merupakan tanaman padi (sawah dan ladang).Untuk tahun 2012, luas panen padi sawah dan padi ladang adalah sebesar 6.902 Ha, meningkat 15,71% dari tahun 2011 yaitusebesar 5.965 Ha. Sedangkan untuk produksi padi sawah dan padi ladang mencapai 25.725,36 ton di tahun 2012, meningkat 53,96% dari tahun 2011 yang hanya mencapai16.709 ton.

Pada tahun 2012 di subsektor perkebunan, tanamangambir masih menjadi komoditas andalan, dengan luas areal tanaman 1.224 Ha diperoleh produksi gambir sebesar 1.453,40 ton. Sesuai dengan harapan Pemerintah Daerah untukmenjadikan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai penghasil gambir terbesar melalui Program Sejuta Gambirnya. Tiga komoditas andalan dengan luas dan produksi terbesar pada subsektor ini adalah Gambir,Kopi Arabica, dan Kelapa Sawit. Untuk komoditas kopi Arabica, luas areal tanaman ini mencapai 1.350Ha, dengan produksi mencapai 1.133,50 ton. Untuk komoditas kelapa sawit, luas areal tanaman ini mencapai 1.890 Ha, dengan produksi mencapai 1.166,5 ton.

Di subsektor peternakan pada tahun 2012, 3 jenis ternak dengan populasi terbesar di Kabupaten Pakpak Bharat adalah ternak ayam buras 115.701 ekor, ternak babi 5.564 ekor, dan ternak kerbau 1.440 ekor. Selebihnya terdapat


(49)

ternak kambing, sapi, dan itik.Peningkatan populasi ternak terbesar adalah ternak babi, yaitu55,51% dari tahun sebelumnya. Produksi daging terbesar berasal dari ternak babi, yaitu mencapai 62,70 ton selama tahun 2012.

Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Lingkungan Hidup, hasil hutan yang diperoleh pada tahun 2012 berasal dari komoditi meranti dan kelompok rimba campuran.

2.2. Profil Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat

Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) merupakan lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Bupati dan wakil bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang penelitiandan perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan:

a. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah

diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.

b. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan

kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu.

Bertitik tolak pada pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dikeluarkanKeputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980, tentang Pembentukan Badan PerencanaanPembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti


(50)

denganKeputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan PerencanaanPembangunan Daerah Tingkat II. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Bappeda merupakan badan yang menjalankan perencanaan pembangunan yang berasal dari kepala daerah.

Dalam struktur pemerintah daerah, Bappeda merupakan lembaga teknis yang tepat berada dibawah kepala daerah dan merupakan satu kesatuan dalam suatu tatanan pemerintah daerah, baik itu pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten dan kota. Beberapa fungsi kerja Bappeda secara umum baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota ialah sebagai berikut: (1)Bappeda mempunyai fungsi penyelenggaraan penelitian dibidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka pengembangan pembangunan secara umum. (2)Penyusunan pola dasar pembangunan daerah dan penyusunan rencana pembangunan lima tahun. (3)Penyusunan program dan rencana kerja tahunan daerah. (4)Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta. (5)Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah. (6)Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. (7)Penyelenggaraan tugas pembantuan. (8)Pengelolaan urusan rumah tangga Bappeda.

Begitu pula dengan Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat yang merupakan instansi pemerintah yang bertugas untuk membantu bupati dan wakil bupati dalam menentukan arah dan kebijakan serta kebijaksanaan dibidang perencanaanpembangunan Kabupaten Pakpak Bharat.Badan ini berada dan bertanggung jawab kepada langsung dibawah kepala daerah Bupati Pakpak


(51)

Bharat, Reminggo Yolando Berutu pada periode 2010-2015. Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat memiliki visi yakni terwujudnya perencanaanpembangunan Pakpak Bharat yang aspiratif, aplikable, dan dinamis. Sedangkan misi dari Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat ialah (1)Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia. (2)Meningkatnya fungsi dan peranan penelitian dan pengembangan. (3)Meningkatnya koordinasi yang solid antara elemen-elemen perencanaanpembangunan. (4)Meningkatkan fungsi monitoring dan evaluasi antar lembaga pemerintah.

Kedudukan Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat memiliki struktur yang sama seperti kabupaten lainnya. Struktur kedudukan tersebut dalam pemerintahan ialah:

a. Bappeda kabupaten Pakpak Bharat merupakan badan teknis daerah yang

langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah yakni bupati dan wakil bupati Pakpak Bharat.

b. Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat dipimpin oleh seorang kepala. Periode

2009-2014 Bappeda Pakpak Bharat masih dipimpin oleh pelaksana tugas.

c. Umumnya dalam melaksanakan tugas kepala Bappeda dibantu oleh seorang

wakil kepala yang bertanggung jawab kepada kepala Bappeda.

Badan perencanaan pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai visi dan misi yang berjalan sesuai dengan tujuan pemerintah, baik itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota. Perencanaan pembangunan membutuhkan waktu serta periode yang telah ditetapkan untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembangunan, karena dalam pembangunan dibutuhkan perencanaan yang matang dan dukungan dari setiap elemen


(52)

pemerintah dan masyarakat. Untuk mewujudkan pembangunan yang baik dibutuhkan kinerja yang baik, kerja keras dan loyalitas kerja yang tinggi dari segenap lembaga pemerintah.Kinerja perencanaan pembangunan yang baik memberikan hasil yang maksimal, bermutu dan tepat sasaran. Kinerja perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh Bappeda Pakpak Bharat periode 2010-2015 ialah:

a. Menyelesaikan rencana pembangunan jangka panjang yang merupakan

rencana pembangunan yang berasal dan sejalan dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

b. Menyelesaikan rencana pembangunan jangka menengah daerah untuk bidang

sosial budaya yang terdiri dari peningkatan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ketenagakerjaandan bidang lainnya.

c. Menyelesaikan rencana kerja pemerintah daerah yang dilaksanakan setiap

tahunnya terutama ditahun 2010-2015 serta menyelesaikan rencana strategis dan prioritas pembangunan disetiap tahunnya.

Kinerja Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat mengacu kepada permasalahan pokok yang terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat. Sehingga yang menjadi pokok utama pembangunan Pakpak Bharat ialah (1)Pembangunan sumber daya manusia. (2)Reformasi birokrasi dan tatanan pemerintahan. (3)Penguatan struktur perekonomian daerah. (4)Pengembangan infrastruktur dan Tata ruang. (5)Pengendalian kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. (6)Pembangunan kehidupan sosial, politik dan budaya politik yang demokratis.

Sedangkan struktur organisasi serta jabatan badan perencanaan pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat telah diatur melalui peraturan Bupati no


(53)

4 tahun 2009. Struktur Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat memiliki kepala badan atau dikenal dengan kepala Bappeda yang berfungsi sebagai pemimpin pembuat kebijakan program pembangunan dan lainnya. Dibawah kepala bappeda terdapat sekretaris dan kepala sub bagian yang memiliki fungsi dan tugasnya masing masing. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi lembaga teknis Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:


(54)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KASUBBID. SUMBER DAYA ALAM

ROSMAWATI SITOHANG, ST KASUBBID. DUNIA USAHA

DAN PEREKONOMIAN Plh. ANNI L.L.TOBING, S.Hut

STAF 1. SARIYANTO, S.Kom KASUBBID. TATA RUANG DAN

PEMETAAN SAIFAN, ST, M.Si

STAF 1. GITA V. BERUTU, S.Sn 2. SUPRIADI

KASUBBID. SARANA DAN PRASARANA PEMERINTAHAN Plh. ABDUL ROHIM MARPAUNG,

SP

KASUBBID. PEMERINTAHAN DAN KERJASAMA Plh. RANNI SIDEBANG, SE KASUBBID. KESEJAHTERAAN

RAKYAT Plh. HUSNA, MA

STAF 1. FERNANDO PURBA, SE

KASUBBID. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Plh. FADLAN SARAGIH, SP

KASUBBID. STATISTIK Plh. EDI HARTONO PADANG,

SAP STAF

1. HENDI SITUMORANG, S.Kom 1.KASMAIDA BOANGMANALU

2.ROHANI HABEAHAN

1.LAMPITA PASARIBU, SE 2.EDI SURANTA MAIBANG, A.Md 3.JIWANTRI BOANGMANALU,

1.NURJADIATY MANIK, A.Md 2.YANSEN SAHAT PARULIAN KASUBBAG. UMUM DAN

PERLENGKAPAN Plh. KABEN HABEAHAN,SE

KASUBBAG. KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN DANCE SOLIN, SE

KASUBBAG. PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Plh. PAUL L.PADANG, A.Md SEKRETARIS

(Drs. VIKTOR H. SINAMO, M.Si) KEPALA BADAN

(Ir. MAHADI SIMANJUNTAK, MM., M.Si)

KABID. FISIK DAN TATA RUANG (KASIMAN BERUTU, SE.Ak, Msi)

KABID. PEREKONOMIAN (ROSDIANA BERUTU, S S)

KABID. PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

(RAGAT MANIK, S Pd)

KABID. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(MARANATHA M. PADANG, S Pd, M.Si)


(55)

BAB III

ORIENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PEMERINTAHAN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010-2015

3.1. Orientasi Pembangunan di Pemerintahan Pakpak Bharat 2010-2015

Negara Indonesia sebagai negara berkembang, tentunya program pembangunan sedang digalakkan di segala bidang.Pembangunan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di dunia, karena dengan membangun baik secara jasmani maupun rohani, manusia dapat memperbaiki kualitas hidupnya menuju ke arah yang lebih baik.Adapun hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan mencakup :

1. Kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang, dan papan.

2. Kemajuan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan.

3. Kemajuan yang meliputi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana tercermin dalam

perbaikan hidup berkeadilan sosial20

Lahirnya Undang-Undang Otonomi Daerah No. 32Tahun 2004 telah membawa berbagai perubahan yang mendasar, termasuk dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan dan pembangunan yang memerlukan ukuran dari setiap kegiatannya. Tertulis dalam pasal 1 butir 3 dan 5 bahwa “Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah dan Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

20


(56)

Baik kabupaten, kotamadya bahkan provinsi memiliki strategi dan gambaran bagaimana bentuk pembangunan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Bentuk dan gambaran ini dikenal dengan rencana maupun rancangan kerja pemerintah daerah untuk setiap tahun dan rencana maupun rancangan kerja jangka menengah untuk setiap periode kepemimpinan seorang kepala daerah yakni lima tahun. Pembangunan daerah diperlukan agar dapat memajukan daerah tersebut dan mampu bersaing dengan daerah lain baik dalam ekonomi, kesehatan, pendidikan, partisipasi masyarakat dan kehidupan politik.Perencanaan pembangunan didaerah sayangnya terkadang tidak tepat sasaran karna tidak memperhatikan sumberdaya yang ada pada daerahnya dan kebutuhan masyarakatnya. Akibatnya implementasi kebijakan atau rencana pembangunan tersebut tidak optimal diakibatkan juga oleh kurangnya sinergi dari masyarakat itu sendiri terhadap pemerintah daerah .

Pakpak Bharat sebagai sebuah kabupaten baru tentunya memiliki arah atau orintasi pembangunannya yang akan dikerjakan oleh pemerintah dan jajarannya, adapun yang menjadi strateginya untuk mencapai sasaran terwujudnya pemerintahan yang profesional dan fasilitatif, serta peningkatan nyata kualitas pelayanan pemerintahan terhadap masyarakat adalah :

1. Peningkatan kualitas dan kapasitas aparatur pemerintahan sebagai aparatur yang

berintegritas tinggi

2. Peningkatan dan pemantapan kesadaran masyarakat terhadap hukum

Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya peran ekonomi pedesaan dan pendapatan masyarakat yang dipacu peningkatan daya saing produk-produk unggulan:

1. Peningkatan dan percepatan pengembangan pertanian, peternakan, perkebunan,

kehutanan dan perikanan melalui sistem agribisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan.


(57)

2. Peningkatan ketersediaan infrastruktur pendukung pengembangan daerah

Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas sosial, jasmani, dan rohani manusia Pakpak Bharat :

1. Peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat

2. Peningkatan iman dan ketaqwaan masyarakat.

3. Peningkatan harmonisasi hubungan antar golongan, antar kelompok, dan antar

pemeluk agama.

4. Penghayatan dan pelestarian budaya Pakpak.

Untuk melaksanakan agenda mewujudkan pemerintahan yang profesional dan fasilitatif Pakpak Bharat mengarahkan kebijakannya pada:

1. Mengembangkan sistem pemerintahan yang transparan, tanggap dan partisipatif

2. Melaksanakan re-inventing (pengembangan wawasan dan spirit kewirausahaan)

aparatur pemerintahan

3. Pembinaan aparatur pemerintah menjadi aparatur yang bersih dan berwibawa

4. Mengembangkan hubungan yang dinamis dengan pemerintah propinsi dan

pemerintah pusat

5. Menggali dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya Pakpak sebagai landasan

dalam kebijakan publik

6. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mentaati hukum

7. Peningkatan kapasitas pengelolaan keamanan, ketertiban dan kenyamanan

masyarakat

8. Penataan dan pengendalian pemanfaatan ruang

9. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pemerintahan dan pelayanan umum

Arah kebijakan untuk melaksanakan agenda peningkatan penyediaan kebutuhan dasar dan pemberdayaan ekonomi rakyat :


(1)

mengabaikan keberagaman kebutuhan kebijakan dan keinginan individu atau kelompok-kelompok sosial yang ada didalammya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara material maupun spiritual.

Dengan demikian pada kasus politik pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat, menjadi dasar teori yang digunakan untuk memecahkan masalah yaitu tentang bagaimana strategi/ orientasi melakukan pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat lebih kepada pembangunan material atau pembangunan fisik dengan mencermati program pembangunan jangka pendek maupun program jangka menengah yang fokus utamanya memperbaiki dan mengembangkan bidang pendidikan, perekonomian, kesehatan, infrastruktur serta birokrasi pemerintahan.

Terakhir pada implementasinya, pemerintah Kabupaten Bharat dalam melaksanakan pembangunan banyak menemukan kendala dan hambatan yang memperlambat pembangunan yakni kondisi alam dan kondisi geografis, banyaknya tanah ulayat, serta kecilnya PAD Kabupaten Pakpak Bharat yang mengakibatkan pendanaan pada bidang- bidang tertentu tidak berjalan dengan maksimal, juga kecilnya APBD, serta kurang berpartisipasinya masyarakat.

4.2. Saran

Dalam menjalankan pembangunan daerah di Kabupaten Pakpak Bharat sangat membutuhkan kerja keras dan kesunghuhan agar cita-cita pemekaran tersebut segera terealisasikan yaitu untuk mensejahterakan rakyat dan menjadi kabupaten yang mandiri. Untuk lebih meningkatkan pembangunan tersebut dapat melakukan beberapa tindakan sebagai berikut.

1. Membuat perencanaan pembangunan yang terarah, kreatif , efektif dan efisein agar lebih mudah melaksanakannya dengan demikian pada implementasinya


(2)

sesuai target yang direncanakan secara bersama-sama dengan pemangku kepentingan.

2. Pemerintah daerah Kabupaten Pakpak Bharat dalam membuat kebijakan pembangunan disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan kebutuhan masyarakat itu sendiri dan tepat sasaran, sehingga kebijakan tersebut membawa manfaat.

3. Melakukan evaluasi pada semua bidang pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan seluruh jajarannya, ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauhmana pembangunan yang sudah dilaksanakan dan dikerjakan, juga memperlihatkan bidang pembangunan mana yang berdampak signifikan maupun kurang signifikan terhadap masyarakat.

4. Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, perlu melakukan kerjasama dengan daerah-daerah serta akademisi dan para ahli. Membuka jaringan seluas-luasnya dan lebih terbuka dengan pemerintah kabupaten lain.

5. Untuk memambah PAD Kabupaten Pakpak Bharat, perlu lebih gencar lagi mempromosikan objek-objek wisata yang dimiliki. Dengan begitu, masyarakat luas mengetahui dan berkunjung.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Antonius, Bungaran. Dkk. 2013. Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia, Merangkai Sejarah Politik Dan Pemerintahan Indonesia,Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Fomat-fomat Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Hans J, Morgenthau. 1959.Politics Among Nations, The Struggle For Power and Peace. New York: Alfred A. Knopf.

Idrus, Muhammad. 2009.Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.

Muchlis,Hamdi. 2008.Naskah Akademik Tentang Pembentukan dan Penghapusan Daerah. Jakarta: BPHN DEPKUMHAM RI.

Salim, Emil. 1993.Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES. Usman,Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Warjio. 2013. Politik Pembangunan Islam, Pemikiran dan Implementasi. Medan: Perdana Publishing.

Widarta,I. 2005. Cara mudah Memahami Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bantul: Pondok Edukasi.

Winarno, Budi.2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik.Yogyakarta: Media Pressindo

Dokumen Resmi.

Badan Pusat Statistik, Pakpak Bharat Dalam Angka 2010: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2010.

Badan Pusat Statistik, Pakpak Bharat Dalam Angka 2011: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2011.


(4)

Badan Pusat Statistik, Pakpak Bharat Dalam Angka 2012: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2012.

Badan Pusat Statistik, Pakpak Bharat Dalam Angka 2013: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, 2013.

RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010).

RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2011).

RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2012 ).

RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Pakpak Bharat Periode 2010-2015 Beserta Visi, Misi dan Program Kerja Bupati Pakpak Bharat Periode 2010-2015.

Data MakroKabupaten Pakpak Bharat 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat Menjadi Satu Kabupaten Otonom dengan 3 Kecamatan.

Sumber Undang-Undang.

Undang-Undang RI No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang RI No 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Sumber Wawancara:

Wawancara dengan Bapak Paul L Padang, Staff Ahli Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan


(5)

Sumber Internet.

http://PakpakBharatkab.go.id/, dilihat pada 10 Januari 2012, pukul 19.47


(6)

Lampiran 1

Pedoman Wawancara Untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Pakpak Bharat

1. Bagaimana kondisi masyarakat setelah dilakukannya otonomi daerah? 2. Apakah setelah dilaksanakannya otonomi daerah Pakpak Bharat dapat

mengelola secara maksimal potensi daerahnya?

3. Seperti apa arah atau orientasi pemban gunan di pemerintahan daerah Pakpak Bharat?

4. Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam mencapai arah atau prientasi pembangunan tersebut?

5. Apa strategi yang digunakan untuk mewujudkan pembangunan tersebut? 6. Sudah sejauh mana proses pembangunan yang dilaksanakan?