Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali T1 152009001 BAB V
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan demikian peran perangkat desa ketika pemilu tahun 1977 adalah :
a. Ketika persiapan pemilu perangkat desa mempunyai peran mengajak dan
mendata semua warga.
b. Perangkat-perangkat desa mengadakan rapat-rapat di balai-balai desa
sebelum melakukan kegiatan kampanye maupun pencoblosan.
c. Perangkat desa mengajak masyarakat untuk kampanye bersama, dan ketika
terjadi pencoblosan perangkat desa berperan menjadi panitia pencoblosan.
d. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka di depan masyarakat.
e.
Hak asasi sebagai manusia masih dibatasi terutama dalam hak memilih,
namun segi positifnya masyarakat merasa tidak ada kesenjangan sosial
yang sangat menonjol karena semua hampir tidak bisa dibedakan antara si
kaya dan si miskin, semua sama dan seragam.
f. Masyarakat di desa Boyolali hanya dijadikan sebagai obyek kekuasaan
politik pada tahun 1977, karena masyarakat desa mempunyai sifat
“ngabdi”.
g. Nampak perananan Guru dalam panitia pelaksanaan pemilu juga sangat
terlibat aktif dalam pemilu 1977.
B. SARAN
Dari kesimpulan tersebut penulis berharap agar :
a. Pelaksanaan pemilu selanjutnya itu berjalan sesuai dengan aturan-aturan
yang ditetapkan dan harus bisa menghindari kekerasan dalam Hak Asasi
Manusia.
b. Perangkat desa dan aparat desa harus bekerja sesuai ketetapan Pemerintah
Pusat terutama dalam hal pelaksanaan Pemilu.
c. Untuk mendapatkan hak yang sesuai aturan maka Perangkat Desa harus
dapat menjalankan kewajiban dengan bertanggung jawab (harus jujur dan
adil).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan demikian peran perangkat desa ketika pemilu tahun 1977 adalah :
a. Ketika persiapan pemilu perangkat desa mempunyai peran mengajak dan
mendata semua warga.
b. Perangkat-perangkat desa mengadakan rapat-rapat di balai-balai desa
sebelum melakukan kegiatan kampanye maupun pencoblosan.
c. Perangkat desa mengajak masyarakat untuk kampanye bersama, dan ketika
terjadi pencoblosan perangkat desa berperan menjadi panitia pencoblosan.
d. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka di depan masyarakat.
e.
Hak asasi sebagai manusia masih dibatasi terutama dalam hak memilih,
namun segi positifnya masyarakat merasa tidak ada kesenjangan sosial
yang sangat menonjol karena semua hampir tidak bisa dibedakan antara si
kaya dan si miskin, semua sama dan seragam.
f. Masyarakat di desa Boyolali hanya dijadikan sebagai obyek kekuasaan
politik pada tahun 1977, karena masyarakat desa mempunyai sifat
“ngabdi”.
g. Nampak perananan Guru dalam panitia pelaksanaan pemilu juga sangat
terlibat aktif dalam pemilu 1977.
B. SARAN
Dari kesimpulan tersebut penulis berharap agar :
a. Pelaksanaan pemilu selanjutnya itu berjalan sesuai dengan aturan-aturan
yang ditetapkan dan harus bisa menghindari kekerasan dalam Hak Asasi
Manusia.
b. Perangkat desa dan aparat desa harus bekerja sesuai ketetapan Pemerintah
Pusat terutama dalam hal pelaksanaan Pemilu.
c. Untuk mendapatkan hak yang sesuai aturan maka Perangkat Desa harus
dapat menjalankan kewajiban dengan bertanggung jawab (harus jujur dan
adil).