Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali T1 152009001 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Peran
Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)
terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran (Soekamto,
1984:237).
Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu ketentuan peranan, gambaran peranan dan harapan
peranan. Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang
perilaku yang harus ditampilkan seseorang dalam membawa perannya.
Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang secara
aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya. Dari berbagai
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian peranan
dalam hal ini peran pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya
dalam

pelayanan,


pembangunan,

pemberdayaan,

dan

pengaturan

masyarakat.
2. Perangkat Desa
Desa dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Undangundang 12 Tahun 2008 bahwa “Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan

di daerah Kabupaten”. Sedangkan menurut Sutardjo Kartohadikusuma,
desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat pemerintahan tersendiri Kemudian perangkat desa adalah
unsur pembantu Kepala Desa yang bertugas membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya yang jumlah dan sebutannya
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat (PERDA,

2004 : 10).
Menurut Wiyono (Kamis,12 Desember 2012) yang menjadi
anggota Panitia Pemungutan Suara pada pemilihan Umum tahun 1977
menjelaskan tentang apa itu perangkat desa dan menyebutkan tugas-tugas
perangkat desa yang sebenarnya. Perangkat desa meliputi :
a. Lurah yaitu orang yang bertanggung jawab atas kepemimpinan di desa
wilayahnya sebagai pemimpin di pedesaan. Orang-orang dipedesaan
menyebutnya bapak Kades, Bila diperkotaan kecamatan Boyolali
menyebutnya Lurah. Boyoalali sendiri dibagi atas wilayah kecamatan di
pedesaan dan kecamatan yang strukturnya sudah perkotaan. Kepala Desa
merupakan sebutan bagi pimpinan formal desa yang diberlakukan secara
seragam dan sentralistik yang diatur secara rinci dalam Undang-undang
No.5 Tahun 1979 Pasal 4 sampai dengan Pasal 13, yang mengatur
pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, hak, wewenang dan kewajiban
Kepala Desa sebagai pimpinan yang loyal pada atasan (Camat).

b. Kamituo , yaitu wakil Kepala Desa atau Penasehat Kepala Desa, jadi di
desa perlu ada pengganti Lurah jika tidak bisa mengikuti kegiatan dari
pusat atau semacamnya.
c. Carik, ialah Juru Tulis di desa. Bila di kelurahan Carik adalah Sekretaris

Desa. Sebenarnya hampir sama, namun perbedaannya bila di pedesaan
dipilih berdasarkan aspirasi masyarakat namun Sekretaris desa di
kecamatan kota berdasarkan pilihan dari pemerintah pusat di Boyolali.
d. Modin, ialah ulama desa yang bertugas menangani atau membantu
warganya mengurus : pernikahan, lamaran, kematian, yasinan di desa,
membantu di bidang keagamaan atau bahkan adat istiadat di desa tersebut.
Pada pemerintahan kelurahan kota modin disebut KepalaUrusan
Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA) mempunyai tugas berkaitan
bidang Ekonomi, Keagamaan dan Administrasi warga. Modin bekerja
lebih dekat kepada masyarakat, beliau berada di tengah-tengah masyarakat
yang membutuhkannya.
e. Bekel, ialah orang yang membantu mengurusi admistrasi di setiap
dusunnya.
f. Bayan,ialah pesuruh di desa, yang menyuruh masyarakat untuk gotong
royong di desa dan menjenguk warga yang sakit. Kelurahan kota Boyolali
Bayan disebut juga dengan sekretaris Kepala Desa.
g. Ulu-ulu ialah orang yang bertugas mengurusi perairan di desa.

3. Pemilihan Umum (Pemilu)
Pemilihan umum


adalah sarana pelaksaan kedaulatan rakyat yang

diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Pemilihan umum biasa disebut dengan ”pesta” demokrasi rakyat untuk
memilih wakilnya yang akan duduk di parlemen dan

dalam struktur

pemerintahan (pemilihan presiden/wakil presiden dan kepala daerah/wakil
kepala daerah).
Pemilihan umum diselenggarakan setiap lima (5) tahun sekali. Dalam
UU nomor 10 tahun 2008 tentang pemilihan umum anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah tahapan penyelenggaraan pemilu meliputi :
a. pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih
b. pendaftaran peserta pemilu
c. penetapan peserta pemilu
d. penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan
e. pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD

kabupaten/kota.
f. masa kampanye
g. masa tenang
h. pemungutan suara
i. penetapan hasil pemilu dan
j. pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan
DPRD kabupaten/kota.

Pemilihan umum merupakan sarana pelaksana azas kedaulatan
rakyat berdasarkan Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota–
anggota DPR, DPRD I dan DPRD II selain itu juga untuk mengisi
keanggotaan MPR. Pemilihan umum diselenggarakan setiap lima tahun
sekali pada waktu yang bersamaan dan berdasarkan pada Demokrasi
Pancasila. Pemungutan suara diadakan secara Langsung, Umum, Bebas
dan Rahasia (LUBER) (Soemantri,1995:108).
B. Penelitian yang relevan
Dalam penelitian Fiska Friyanti tahun 2005 yang berjudul
Pelaksanaan Pemilihan Umum dalam


Sejarah Nasional Indonesia

mengemukakan bahwa pelaksanaan pemilihan umum pada masa Orde
Lama sudah dapat dikategorikan sebagai pemilihan umum yang
demokratis, dengan adanya banyak partai yang ikut serta dalam pemilihan
umum menandakan adanya kebebasan dalam kehidupan berpolitik, pada
masa Orde Baru kedemokratisan tersebut luntur seiring dengan
berkuasanya rezim Soeharto yang selalu mengekang kehidupan berpolitik
bangsa Indonesia. Pelaksanaan pemilihan umum dalam Sejarah Nasional
Indonesia yang telah dilaksanakan sejak Orde Lama sampai dengan masa
Reformasi maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemilihan umum
masa Reformasi khususnya pemilihan umum 2004 merupakan pemilihan
umum yang lebih demokratis.

C. Kerangka Berfikir

Orde Baru
Pemerintahan Soeharto 1977

Pemilu Pemerintahan

Soeharto 1977

Militer

Sosial

Politik

Ekonomi

Pendidikan

Masyarakat Boyolali

Partai Politik

Golput

Pemerintahan


Komisi Pemilihan Umum
(KPU) 1977

Pemilu 1977

TIM SUKSES PARPOL

Organisasi
Masyarakat

GOLKAR
PDI
PPP

Persiapan

Perangkat
Desa
Lurah
Kamituo

Carik
Modin
Bekel
Bayan
Ulu-ulu

Kampanye

Pelaksanaan
/pencoblosan

Pasca coblosan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali T1 152009001 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali T1 152009001 BAB IV

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali T1 152009001 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa Dalam Menghadapi Pemilu 1977 Di Boyolali

0 0 18

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Perangkat Desa terhadap Pengambilan Keputusan Terkait Kesehatan Maternal di Desa Binaus, Nusa Tenggara Timur T1 BAB II

0 0 8

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembaruan Hukum Pemilu Melalui Pembentukan Peradilan Pemilu T1 BAB II

0 0 45

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembaruan Hukum Pemilu Melalui Pembentukan Peradilan Pemilu T1 BAB I

0 0 15

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembaruan Hukum Pemilu Melalui Pembentukan Peradilan Pemilu T1 BAB III

0 0 1

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Boyolali T1 BAB II

0 0 17