PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN METODE PROBLEM POSING Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Dengan Penerapan Metode Problem Posing Type Post Solution Posing(PTK pada Siswa Kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah Delanggu Semester Genap

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN PENERAPAN METODE PROBLEM POSING
TYPE POST SOLUTION POSING
(PTK pada Siswa Kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah Delanggu Semester
Genap Tahun 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Disusun oleh:
JOKO RAHARJO
A 410 100 201

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp (0271) 71741 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi / tugas akhir:
Nama

: Dra. Sri Sutarni, M. Pd

NIK

: 563

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi yang merupakan ringkasan
skripsi / tugas akhir dari mahasiswa:
Nama

: Joko Raharjo

NIM


: A410100201

Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi

: Peningkatan

Aktivitas

Belajar

Matematika

dengan

Penerapan Metode Problem Posing type Post Solution Posing
(PTK pada Siswa Kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah
Delanggu Semester Genap Tahun 2013/2014)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.


Surakarta,

Februari 2014

Pembimbing

Dra. Sri Sutarni, M. Pd
NIK. 563

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa naskah publikasi yang saya buat tidak
terdapat karya yang pernah saya diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
disuatu Perguruan Tinggi. Dari yang saya ketahui tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.


Surakarta,

Maret 2014

Penulis

Joko Raharjo

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN PENERAPAN METODE PROBLEM POSING
TYPE POST SOLUTION POSING
(PTK pada Siswa Kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah Delanggu Semester
Genap Tahun 2013/2014

Oleh
Joko Raharjo, A 410 100 201, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
jokoraharjo80@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika dengan menerapkan metode problem posing type post solution posing
siswa kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah Delanggu. Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru
matematika dan peneliti. Siswa kelas X PK 2 sebagai subyek penerima tindakan
yang berjumlah 28 siswa dan guru matematika sebagai subyek pemberi tindakan.
Metode pengumpulan data yang digunakan saat penelitian adalah metode
observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang
digunakan peneliti adalah proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi
data (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan
aktivitas belajar matematika yang dapat dilihat dari indikator yaitu: (1) Siswa
memperhatikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar sebelum tindakan ada
9 siswa (32,1%), setelah tindakan menjadi 26 siswa (92,8%); (2) Keberanian
siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami sebelum tindakan ada 4
siswa (14,3%), setelah tindakan menjadi 15 siswa (53,5%); (3) Keberanian siswa
menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebelum tindakan ada 5 siswa
(17,8%), setelah tindakan menjadi 16 siswa (57,14%); (4) Keberanian siswa
mengerjakan soal ke depan kelas sebelum tindakan ada 3 siswa (10,7%), setelah
tindakan menjadi 13 siswa (10,7%). Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
problem posing type post solution posing dapat meningkatkan aktivitas belajar

matematika.
Kata kunci: aktivitas, problem posing type post solution posing

PENDAHULUAN
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting karena
pembelajaran tidak hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi
juga menciptakan situasi yang dapat membawa siswa aktif dan kreatif belajar
untuk mencapai perubahan tingkah laku. Menurut Sanjaya (2006: 132), aktivitas
belajar tidak hanya bersifat fisik tetapi juga bersifat kejiwaan. Dalam proses
belajar mengajar kedua aktivitas ini berjalan bersama-sama. Berawal dari guru
yang mengawali pelajaran dan siswa melakukan aktivitas.
Rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena aktivitas
dalam pembelajaran matematika sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan
pertanyaan walaupun guru telah memancing siswa untuk bertanya. Selain itu,
aktivitas siswa untuk dalam mencatat, membuat ringkasan, dan mengerjakan soslsoal latihan matematika masih kurang. Hal tersebut membuat sebagian besar
siswanya menjadi pasif dan prestasi belajar matematika siswa rendah.
Hasil observasi pada siswa kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah
Delanggu Semester Gasal Tahun 2013/2014 diketahui bahwa aktivitas siswa
rendah dan belum sesuai harapan. Hal tersebut ditunjukkan oleh siswa yang
memperhatikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar ada 9 siswa (32,1%),

siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahami ada 4 siswa (14,3%),
siswa yang menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain ada 5 siswa (17,8%),
dan siswa yang mengerjakan soal ke depan kelas ada 3 siswa (10,7%).
Rendahnya aktivitas belajar siswa penyebab paling dominan bersumber
dari guru. Dimana guru masih banyak mendominasi dalam proses pembelajaran
dan belum memanfaatkan strategi pembelajaran yang inovatif. Aktivitas belajar
akan meningkat apabila setiap siswa mau berperan aktif dalam pembelajaran di
kelas. Selain itu, aktivitas belajar siswa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.
Berdasarkan akar penyebab masalah yang dominan tersebut dapat
diajukan alternatif tindakan dengan menggunakan metode problem posing type
post solution posing. Menurut Suryosubroto (2009: 206), metode problem posing
dapat memotivasi siswa untuk dapat berfikir kritis dan memperkaya pengalaman-

pengalaman belajar. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa dengan metode
problem posing, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dengan
pengetahuan dan pengalaman baru.
Penelitian ini mengacu pada rumusan masalah, adakah peningkatan
aktivitas belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan penerapan
metode problem posing type post solution posing pada siswa kelas X PK 2 SMK

Muhammadiyah Delanggu Semester Genap Tahun 2013/2014.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
belajar matematika, sedangkan tujuan khususnya untuk meningkatkan aktivitas
belajar matematika setelah diterapkan metode problem posing type post solution
posing pada siswa kelas X PK 2 SMK Muhammadiyah Delanggu Semester Genap
Tahun 2013/2014. Peningkatan pemahaman konsep dilihat dari indikator: 1) siswa
memperhatikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar, 2) keberanian siswa
bertanya tentang materi yang belum dipahami, 3) keberanian siswa menjawab
pertanyaan dari guru atau siswa lain, 4) keberanian siswa mengerjakan soal ke
depan kelas.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.
Karakteristik PTK secara garis besar, yatu: 1) mengkaji permasalahan situasional
dan kontekstual, 2) adanya tindakan, 3) adanya evaluasi terhadap tindakan, 4)
pengkajian terhadap tindakan, 5) adanya kerjasama, dan 6) adanya refleksi
(sutama, 2011:18). Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari (1) dialog awal, (2)
perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan, (4) observasi, (5) refleksi, (6) evaluasi,
dan (7) penyimpulan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Delanggu. Pemilihan

tempat penelitian didasarkan pada latar belakang sekolah yang masih dalam tahap
perkembangan, rata-rata siswa di sekolah tersebut dari kalangan menengah
kebawah, dan belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan
peneliti.

Penelitan ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Februari 2014
dan kelas X PK 2 sebagai subjek penerima tindakan dengan jumlah siswa 28
siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Sedangkan
subjek pelaku tindakan adalah guru matematika SMK Muhammadiyah Delanggu.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu 1) observasi
digunakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung pemahaman konsep
matematika siswa, 2) catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadiankejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika
berlangsung, 3) dokumentasi meliputi RPP, daftar nama siswa, lembar tanggapan
guru setelah penelitian serta foto setiap pelaksanaan tindakan, 4) tes digunakan
untuk memperoleh data tentang sejauh mana peningkatan aktivitas yang mengacu
pada indikator.
Teknik analisis data menggunakan proses analisis data, penyajian data,
dan verifikasi data. Pada proses analisis data peneliti mengumpulkan data
kemudian melakukan reduksi data meliputi memilih data berdasarkan relevansi,
menyusun data, penyederhanaan data dan transformasi data kasar dari hasil

catatan lapangan proses dilakukan di setiap tindakan pelaksanaan. Pada tahap
penyajian data, peneliti mengumpulkan informasi kemudian disusun dengan
runtut dari data tersebut sehingga mudah dipahami dan dapat disimpulkan.
Sedangkan verifikasi data dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
kesimpulan yang akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran yang sudah dilakukan secara menyeluruh pada tindakan
siklus I dan siklus II melalui penerapan metode problem posing type post solution
posing, bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
matematika sesuai dengan indikator yang telah digunakan oleh peneliti. Hasil
penelitian ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 1
Data Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa
Sebelum

Aktivitas Siswa

Tindakan


Putaran I

Putaran II

Memperhatikan guru pada saat

9 siswa

17 siswa

26 siswa

kegiatan belajar mengajar

(32,1%)

(60,7%)

(92,8%)

Keberanian bertanya tentang

4 siswa

10 siswa

15 siswa

materi yang belum dipahami

(14,3%)

(35,7%)

(53,5%)

Keberanian menjawab pertanyaan

5 siswa

9 siswa

16 siswa

dari guru atau siswa lain

(17,8%)

(32,1%)

(57,14%)

Keberanian mengerjakan soal ke

3 siswa

7 siswa

13 siswa

depan kelas

(10,7%)

(25%)

(46,4%)

Berikut data peningkatan aktivitas siswa sebelum dan sesudah penelitian
dalam bentuk grafik
Gambar 1
Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa

PRESENTASE (%)

GRAFIK PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Memperhatikan guru pada
saat kegiatan belajar
mengajar

Keberanian bertanya
tentang materi yang belum
dipahami
Keberanian menjawab
pertanyaan dari guru atau
siswa lain
Sebelum
Tindakan

Putaran I

Putaran II

TINDAKAN

Keberanian mengerjakan
soal ke depan kelas

Setelah dilakukan tindakan dari siklus I sampai siklus II dengan
penerapan metode problem posing type post solution posing dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa yang dapat dilihat melalui indikatorindikatornya, yaitu: (a) Siswa memperhatikan guru pada saat kegiatan belajar
mengajar sebelum tindakan ada 9 siswa (32,1%), setelah tindakan menjadi 26
siswa (92,8%); (2) Keberanian siswa bertanya tentang materi yang belum
dipahami sebelum tindakan ada 4 siswa (14,3%), setelah tindakan menjadi 15
siswa (53,5%); (3) Keberanian siswa menjawab pertanyaan dari guru atau siswa
lain sebelum tindakan ada 5 siswa (17,8%), setelah tindakan menjadi 16 siswa
(57,14%); (4) Keberanian siswa mengerjakan soal ke depan kelas sebelum
tindakan ada 3 siswa (10,7%), setelah tindakan menjadi 13 siswa (10,7%).
Secara keseluruhan setelah diterapkannya metode problem posing type
post solution posing dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dari
siklus I sampai dengan siklus II. Peningkatan pemahaman konsep matematika
siswa secara jelas dapat dilihat pada siklus II. Pada tindakan kelas pada siklus II,
guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga siswa sudah lebih
serius dan fokus selama kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak merasa malu lagi
bertanya kepada guru tetntang materi yang belum dipahami. Siswa sudah berani
menjawab pertanyaan dari guru (memberikan pendapat/gagasan). Siswa juga
berani mengerjakan soal di depan kelas tanpa diminta oleh guru.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati,
dkk. (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Problem
Posing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 6 Palembang”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa yang
memperoleh

pembelajaran

problem

posing

dengan

yang

memperoleh

pembelajaran konvensional. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
pada kelas yang memperoleh pembelajaran problem posing lebih baik daripada
siswa pada kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ayu
Veranita (2010), penelitian tersebut juga untuk meningkatkan aktivitas belajar

matematika, namun strategi dan metode yang digunakan berbeda. Penelitian yang
dilakukan oleh Ayu Veranita (2010) menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe
giving questions and getting answer pada pokok bahasan himpunan dapat
meningkatkan aktivitas siswa sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ismi
Kuswardani (2011), penelitian tersebut untuk meningkatkan keaktifan siswa dan
prestasi belajar matematika dengan metode pembelajaran problem posing.
Penelitian yang dilakukan oleh Ismi Kuswardani (2011) menyimpulkan bahwa
terjadi peningkatan keaktifan siswa dengan penerapan Problem Posing, dengan
indikatornya yaitu siswa yang bertanya tentang materi yang belum dipahami,
siswa yang menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain, siswa yang
mengemukakan ide, siswa yang mengerjakan soal ke depan kelas, dan
peningkatan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Istikhomah (2011), penelitian tersebut juga untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika, namun strategi dan metode yang digunakan berbeda. Penelitian yang
dilakukan oleh Istikhomah (2011) menerapkan model pembelajaran Van Hiele
pada pokok bahasan garis singgung lingkaran dapat meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar matematika.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Christou, dkk. (2005) dalam jurnalnya yang berjudul “An Empirical Taxonomy of
Problem Posing Processes”, menyimpulkan bahwa dengan strategi problem
posing dalam pembelajaran matematika siswa mampu merespon, memahami, dan
menerjemahkan semua jenis tugas. Jadi siswa dapat mengedit dan memilih proses
sendiri dalam setiap pemecahan masalah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Christou, dkk. (2009) dalam jurnalnya yang berjudul “Problem Solving and
Problem Posing in a Dynamic Geometry Environment“, menyimpulkan bahwa
strategi problem posing dalam pembelajaran matematika sangat berperan penting
dalam pemecahan masalah untuk materi geometri bidang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Kojima, dkk. (2009) dalam jurnalnya yang berjudul “Study on Support of
Learning from Examples in Problem Posing as a Production Task”,
menyimpulkan bahwa dengan strategi problem posing dalam pembelajaran
matematika siswa dapat terlibat langsung dan lebih kreatif dalam proses
pemecahan masalah.

KESIMPULAN
Penerapan metode problem posing type post solution posing dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan secara kolaborasi antara guru matematika kelas X PK 2 SMK
Muhammadiyah Delanggu dengan peneliti, peningkatan tersebut dapat dilihat dari
indikator yang diamati dalam penelitian ini yaitu:
1. Siswa memperhatikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar sebelum
tindakan ada 9 siswa (32,1%), setelah tindakan menjadi 26 siswa (92,8%).
2. Keberanian siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami sebelum
tindakan ada 4 siswa (14,3%), setelah tindakan menjadi 15 siswa (53,5%).
3. Keberanian siswa menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebelum
tindakan ada 5 siswa (17,8%), setelah tindakan menjadi 16 siswa (57,14%).
4. Keberanian siswa mengerjakan soal ke depan kelas sebelum tindakan ada 3
siswa (10,7%), setelah tindakan menjadi 13 siswa (10,7%).

DAFTAR PUSTAKA
Christou, dkk. 2005. An Empirical Taxonomy of Problem Posing Processes.
Jurnal Pendidikan Matematika. ZDM Vol. 37 (3).
Christou, dkk. 2009. Problem Solving and Problem Posing in a Dynamic
Geometry Environment. Jurnal Pendidikan Matematika. TMEE, Vol. 2. No.
2, PP. 125-143.
Herawati, dkk. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 6 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 4. No. 1 Juni
2010.
Istikhomah. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa pada Garis
Singgung Lingkaran melalui Model Pembelajaran Van Hiele. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan).
Kojima, dkk. 2009. Study on Support of Learning from Examples in Problem
Posing as a Production Task. Jurnal Prosiding Pendidikan Komputer.
Hongkong: Asia-Pasific Society for Computers in Education.
Kuswardani, Ismi. 2011. Peningkatan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar
Matematika melalui Model Pembelajaran Problem Posing. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan).
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.
Veranita, Ayu. 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Giving
Questions and Getting Answer untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Mathlaul Anwar

0 15 174

Soal Matematika SMA Kelas X Semester 2

6 126 5

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/201

0 4 54

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

FEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 49

PENERAPAN METODE SOCRATES PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS (Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran

8 52 122

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/ 2015)

0 4 68

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN (Studi Eksperimental terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 6 58

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

0 0 6

Penerapan Metode Guide Inquiry untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sukowiyono Tulungagung

0 0 10