Analisis kinerja keuangan pemerintah daerah : studi kasus pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Laporan realisasi APBD tahun 2007 sampai dengan 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Studi Kasus pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo
NIM: 072114072
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan berdasarkan
rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah,
rasio efisiensi belanja, serta mengetahui trend kemandirian daerah dan efektivitas
Pendapatan Asli Daerah pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007 –
2010.
Jenis penelitian adalah studi kasus pada Pemerintah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi dan tanya-jawab. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
menghitung rasio kemandirian daerah, menghitung rasio efektivitas dan efisiensi
pendapatan asli daerah, rasio efisiensi belanja, serta melakukan analisis trend
terhadap kemandirian daerah dan efektivitas PAD dengan menggunakan metode

Least Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta berdasarkan rasio kemandirian menunjukkan pola hubungan
delegatif dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Hal ini dikarenakan
persentase rasio kemandirian lebih dari 100% dari tahun ke tahun. Berdasarkan
rasio efektivitas PAD menunjukkan bahwa provinsi DIY sudah sangat efektif
dalam memperoleh PAD. Hal ini dikarenakan persentase rasio efektivitas PAD
lebih dari 100% dari tahun ke tahun. Berdasarkan rasio efisiensi PAD
menunjukkan bahwa provinsi DIY sangat efisien dalam memperoleh PAD.
Berdasarkan rasio efisiensi belanja menunjukkan bahwa provinsi DIY memiliki
kinerja yang bagus dalam melakukan belanja. Berdasarkan analisis tren rasio
kemandirian, menunjukkan bahwa provinsi DIY mengalami perkembangan
kemandirian yang meningkat selama empat tahun. Sedangkan dilihat dari analisis
tren efektivitas PAD, menunjukkan bahwa provinsi DIY mengalami
perkembangan efektivitas PAD yang menurun selama empat tahun.

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF A
REGIONAL GOVERNMENT
A Case Study at the Yogyakarta Special Region Province Government
F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo
062114093
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research was aimed to know financial performance of Yogyakarta
Special Region Province based on self-sufficiency ratio, effectivity and efficiency
ratio of the region’s original income, expenditure efficiency ratio, and also to see
level of self-sufficiency and effectivity of region original income trend for the
fiscal year of 2007 until 2010.
The type of this research was case study at Yogyakarta Special Region. The
techniques of data collection were documentation and interview. The data analysis
technique used to calculate self-sufficiency ratio, calculating effectivity and
efficiency ratio of region’s original income, calculating expenditure efficiency
ratio, and analyzing level of self-sufficiency and effectivity of region original
income trend analysis using the least square method.

The result of the research showed that the self-sufficiency of Yogyakarta
Special Region Province showed delegatif relationship pattern for the fiscal year
of 2007 until 2010. The effectivity ratio of region’s original income showed that
Yogyakarta Special Region Province has been very effective in obtaining region’s
original income. The efficiency ratio of region’s original income showed that
Yogyakarta Special Region Province has been very efficient in obtaining region’s
original income. The expenditure efficiency ratio showed that Yogyakarta Special
Region Province had a good performance in managing the expenditure. The selfsufficiency ratio trend, showed that Yogyakarta Special Region Province has
increasing self-reliance for four years. Finally, The effectivity of region’s original
income trend, showed that Yogyakarta Special Region Province has declining
revenue for four years.

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Laporan Realisasi APBD Tahun 2007 Sampai Dengan 2010)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:
F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo
NIM : 062114093

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Laporan Realisasi APBD Tahun 2007 Sampai Dengan 2010)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:
F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo
NIM : 062114093

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Motto Dan Persembahan

Tuhan tidak menjanjikan langit selalu biru……….tetapi Ia
menjanjikan akan membuat kita bisa melewati segala keadaan
(Robert Schullei)

Kebohongan yang paling celaka adalah membohongi diri sendiri. Jangan
mengacuhkan kata hati.
(Mario Teguh)

Diam tidak selalu Emas
(nn)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:
x Kedua orang tuaku

x Kakak-kakakku
x Keponakan-keponakanku
x Teman-temanku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi berjudul:
Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, dan dimajukan untuk diuji pada
tanggal 19 Februari 2013 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk kalimat atau symbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya

aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya
terima.

Yogyakarta, 19 Februari 2013
Yang membuat pernyataan,

F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo

NIM

: 062114093

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Studi Kasus pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal 11 Maret 2013
Yang menyatakan

F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah, Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan banyak
kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA selaku kepala PPA sekaligus
dosen pembimbing yang telah meluangkan sedikit banyak waktu untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Firma Sulistiyowati, S.E., M.Si. selaku dosen Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan referensi buku untuk
kepentingan skripsi penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi. Terlebih lagi dosen Program Studi
Akuntansi yang telah memberikan ilmu.
vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Keluarga Besar Dari DPPKA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bapak
Setiawan selaku sekretaris DPPKA , Bapak Gun Winarto selaku bagian
akuntansi di DPPKA, Ibu Maya selaku kepala bagian retribusi di kantor
DPPKA khusus Pendapatan Asli Daerah, Ibu Cahyaningtyas selaku bagian
akuntansi di DPPKA, dan Ibu Kosmah selaku petugas Perpustakaan
BAPPEDA di Kepatihan Danurejan.
6. Bapak dan Ibuku yang selalu mendoakan, dan mendukung penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Keempat kakakku dan kakak iparku, yang ikut serta mendoakan, mendukung,
membiayai, dan memfasilitasi penulis dari awal kuliah hingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Terima kasih kepada keluarga Mas Widodo dan Mbak Thres atas
kesabaran dan pengertiannya, serta kesempatan yang diberikan untuk
mengenyam di perguruan tinggi.
8. Sahabat-sahabat, teman-teman, serta semua pihak yang selalu memberi
dukungan, dan doa demi terselesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mengandung keterbatasan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Yogyakarta, 18 Oktober 2012

Penulis
viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv
ABSTRAK ................................................................................................................. xv
ABSTRACT ............................................................................................................... xvi
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
E.

BAB II

Sistematika Penulisan .................................................................... 5

LANDASAN TEORI ............................................................................ 7
A. Otonomi Daerah ............................................................................. 7
1. Pengertian Otonomi dan Daerah Otonom ................................. 7
2. Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan ...................................... 7
B. Good Governance .......................................................................... 9
ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pengertian Good Governance ................................................... 9
2. Karakteristik Pelaksanaan Good Governance ........................... 9
C. Pengukuran Kinerja Sektor Publik ................................................. 11
1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja ............................. 11
2. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja .......................................... 12
3. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik .............................. 12
4. Analisis Rasio Pada APBD ....................................................... 13
D. Akuntansi Keuangan Daerah .......................................................... 18
1. Pengertian Akuntansi ............................................................... 18
2. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah ................................... 19
3. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah di dalam
Akuntansi ................................................................................. 20
E.

Organisasi Sektor Publik ................................................................ 20
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik ......................................... 20
2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik ..................................... 21
3. Pemerintah Daerah ................................................................... 22

F.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..................................... 22
1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .............. 22
2. Perubahan Bentuk dan Susunan APBD Dari Masa ke Masa ...... 23
3. Elemen Laporan Realisasi Anggaran ........................................ 26

G. Analisis Trend dengan Metode Least Square .................................. 32
1. Pengertian Trend ...................................................................... 32
2. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) ..................... 32
H. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 33
BAB III

METODE PENELITIAN ...................................................................... 34
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 34
D. Data yang Dibutuhkan .................................................................... 35
E.

BAB IV

Teknik Analisis Data ...................................................................... 35

GAMBARAN UMUM .......................................................................... 40
A. Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta ............................................. 40
B. Visi dan Misi Pemerintah Daerah ................................................... 43
1. Visi .......................................................................................... 43
2. Misi .......................................................................................... 44
C. Keadaan Geografis dan Luas Wilayah ............................................ 44
D. Penduduk, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi .................................... 46
1. Penduduk ................................................................................. 46
2. Tenaga Kerja ............................................................................ 47
3. Transmigrasi ............................................................................ 49
E.

Potensi Unggulan Daerah ............................................................... 49
1. Sektor Pariwisata ...................................................................... 49
2. Sektor Kelautan dan Perikanan ................................................. 50
3. Sektor Pertanian ....................................................................... 51
4. Sektor Kehutanan dan Perkebunan ........................................... 52

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 53
A. Analisis Data .................................................................................. 53
1. Rasio Kemandirian Daerah ....................................................... 53
2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah ........... 55
3. Rasio Efisiensi Belanja ............................................................. 56
4. Analisis Trend .......................................................................... 57

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pembahasan ................................................................................... 61
1. Rasio Kemandirian Daerah ....................................................... 61
2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah ........... 69
a. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah .......................... 69
b. Rasio Efisiensi Pendapatan Asli Daerah .............................. 74
3. Rasio Efisiensi Belanja ............................................................. 75
4. Analisis Trend .......................................................................... 78
BAB VI

PENUTUP ............................................................................................ 80
A. Kesimpulan .................................................................................... 80
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 81
C. Saran .............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 84
LAMPIRAN

....................................................................................................... 86

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah ................................

16

Tabel 2

Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah ................................

36

Tabel 3

Tingkat Kemandirian Pemprov DIY tahun 2007 – 2010 ......................

54

Tabel 4

Rasio Efektivitas PAD Pemprov DIY tahun 2007 – 2010 ....................

55

Tabel 5

Rasio Efisiensi PAD Pemprov DIY tahun 2007 – 2010 .......................

56

Tabel 6

Rasio Efisiensi Belanja Pemprov DIY tahun 2007 – 2010 ...................

57

Tabel 7

Trend Kemandirian Pemprov DIY tahun 2007 – 2010 .........................

57

Tabel 8

Trend Efektivitas PAD Pemprov DIY tahun 2007 – 2010 ....................

60

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Trend Kemandirian Pemprov DIY Tahun 2007 – 2010 ........................

59

Gambar 2

Trend Efektivitas PAD Pemprov DIY Tahun 2007 – 2010 ..................

61

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Studi Kasus pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo
NIM: 072114072
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan berdasarkan
rasio kemandirian daerah, rasio efektivitas dan efisiensi Pendapatan Asli Daerah,
rasio efisiensi belanja, serta mengetahui trend kemandirian daerah dan efektivitas
Pendapatan Asli Daerah pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007 –
2010.
Jenis penelitian adalah studi kasus pada Pemerintah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi dan tanya-jawab. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
menghitung rasio kemandirian daerah, menghitung rasio efektivitas dan efisiensi
pendapatan asli daerah, rasio efisiensi belanja, serta melakukan analisis trend
terhadap kemandirian daerah dan efektivitas PAD dengan menggunakan metode
Least Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta berdasarkan rasio kemandirian menunjukkan pola hubungan
delegatif dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Hal ini dikarenakan
persentase rasio kemandirian lebih dari 100% dari tahun ke tahun. Berdasarkan
rasio efektivitas PAD menunjukkan bahwa provinsi DIY sudah sangat efektif
dalam memperoleh PAD. Hal ini dikarenakan persentase rasio efektivitas PAD
lebih dari 100% dari tahun ke tahun. Berdasarkan rasio efisiensi PAD
menunjukkan bahwa provinsi DIY sangat efisien dalam memperoleh PAD.
Berdasarkan rasio efisiensi belanja menunjukkan bahwa provinsi DIY memiliki
kinerja yang bagus dalam melakukan belanja. Berdasarkan analisis tren rasio
kemandirian, menunjukkan bahwa provinsi DIY mengalami perkembangan
kemandirian yang meningkat selama empat tahun. Sedangkan dilihat dari analisis
tren efektivitas PAD, menunjukkan bahwa provinsi DIY mengalami
perkembangan efektivitas PAD yang menurun selama empat tahun.

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF A
REGIONAL GOVERNMENT
A Case Study at the Yogyakarta Special Region Province Government
F. X. Bangun Aji Widi Prasetyo
062114093
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research was aimed to know financial performance of Yogyakarta
Special Region Province based on self-sufficiency ratio, effectivity and efficiency
ratio of the region’s original income, expenditure efficiency ratio, and also to see
level of self-sufficiency and effectivity of region original income trend for the
fiscal year of 2007 until 2010.
The type of this research was case study at Yogyakarta Special Region. The
techniques of data collection were documentation and interview. The data analysis
technique used to calculate self-sufficiency ratio, calculating effectivity and
efficiency ratio of region’s original income, calculating expenditure efficiency
ratio, and analyzing level of self-sufficiency and effectivity of region original
income trend analysis using the least square method.
The result of the research showed that the self-sufficiency of Yogyakarta
Special Region Province showed delegatif relationship pattern for the fiscal year
of 2007 until 2010. The effectivity ratio of region’s original income showed that
Yogyakarta Special Region Province has been very effective in obtaining region’s
original income. The efficiency ratio of region’s original income showed that
Yogyakarta Special Region Province has been very efficient in obtaining region’s
original income. The expenditure efficiency ratio showed that Yogyakarta Special
Region Province had a good performance in managing the expenditure. The selfsufficiency ratio trend, showed that Yogyakarta Special Region Province has
increasing self-reliance for four years. Finally, The effectivity of region’s original
income trend, showed that Yogyakarta Special Region Province has declining
revenue for four years.

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini merupakan negara yang menganut demokrasi, meski
belum menjadi negara demokrasi seutuhnya tetapi tahapan demi tahapannya
sudah dilaksanakan, salah satu diantaranya adalah desentralisasi dalam aspek
pemerintahan atau yang biasa disebut otonomi daerah.
Dalam hal otonomi daerah yang telah diterapkan Negara Indonesia,
pemerintah daerah otonom harus bisa mengelola keuangan dengan baik. Karena
hal ini berkaitan dengan konsensus demi kemakmuran rakyat banyak di daerah
otonom.
Sukses atau gagalnya pelaksanaan otonomi daerah, dapat dilihat dari kinerja
yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode tertentu.
Indikator penilaian kinerja dapat berupa deskripsi data kualitatif maupun deskripsi
data kuantitatif. Dalam hal ini, fokus penelitian penulis bersumber dari data
kuantitatif, yakni data yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran.
Laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah dapat menjadi
patokan gambaran kinerja keuangan suatu pemerintah daerah. Dengan
menganalisis data-data dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
menggunakan rasio-rasio yang ada, dapat diketahui apakah kinerja keuangan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

pemerintah daerah baik atau tidak. Salah satu data yang ada dalam laporan
realisasi APBD yang dapat dianalisis yakni data mengenai pendapatan asli daerah.
Dari data tersebut, bisa dinilai apakah pemerintah daerah tertentu telah mampu
membiayai segala kebutuhan belanja daerahnya sendiri dengan pendapatan asli
daerah yang ada atau sebaliknya masih mengandalkan pendapatan dari bantuan
pemerintah pusat/ provinsi dalam membiayai kebutuhan belanja daerahnya. Hal
semacam ini, disebut juga kemandirian suatu daerah.
Selain itu, dengan laporan realisasi APBD, dapat pula dilakukan analisis
terhadap efektivitas dan efisiensi pendapatan asli daerah, serta efisiensi belanja.
Dengan melakukan analisis terhadap efektivitas dan efisiensi pendapatan asli
daerah,

dapat

diketahui

mengenai

keefektifan

dan

keefisienan

dalam

menghasilkan pendapatan asli daerah. Dilain pihak, dengan melakukan analisis
terhadap efisiensi belanja, dapat diketahui mengenai keefisienan dalam
penyelengaraan belanja daerah.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (D. I. Y) sebagai kota pelajar dan
kota budaya, merupakan salah satu Provinsi yang berkembang. Setiap tahun
ajaran baru, selalu berdatangan calon pelajar yang ingin melanjutkan studi dari
berbagai daerah, baik dari luar Yogyakarta maupun dari sekitar daerah
Yogyakarta. Selain itu, potensi wisata alam dan budaya yang ada di Provinsi D. I.
Y menjadikan keunggulan dan ciri khas dibandingkan dengan Provinsi lainnya di
Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Provinsi D. I. Y saat ini selalu
mengalami kemajuan dalam pembangunan. Hal ini menandakan bahwa banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

investor dari negeri sendiri ingin membuka usaha di Yogyakarta. Keadaan ini
tentunya juga mempengaruhi perekonomian Pemerintah Provinsi D. I. Y.
Dengan menilik potensi dan perkembangan pada Pemerintah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke tahun, semakin banyak kalangan
menilai mengenai kemandirian dan kinerja keuangan Pemerintah Provinsi D. I. Y.
Oleh karenanya, berdasarkan hal tersebut penulis ingin menilai kinerja keuangan
Pemerintah Provinsi D. I. Yogyakarta, dengan melakukan analisis terhadap rasio
kemandirian daerah, efektivitas dan efisiensi pendapatan asli daerah, efisiensi
belanja, serta

melihat perkembangan tingkat kemandirian dan efektivitas

pendapatan asli daerah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Daerah

Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2007 – 2010 berdasarkan rasio kemandirian daerah?
2. Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Daerah

Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2007 – 2010 berdasarkan rasio efektivitas dan
efisiensi PAD?
3. Bagaimana kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Daerah

Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2007 – 2010 berdasarkan rasio efisiensi belanja?
4. Bagaimanakah

perkembangan

kinerja

keuangan

berdasarkan

rasio

kemandirian daerah dan efektivitas PAD pada Pemerintah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007 – 2010?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta berdasarkan rasio kemandirian daerah pada tahun 2007 – 2010.
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta berdasarkan rasio efektivitas dan efisiensi PAD pada tahun 2007
– 2010.
3. Untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta berdasarkan rasio efisiensi belanja pada tahun 2007 – 2010.
4. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan berdasarkan rasio
kemandirian daerah dan efektivitas PAD pada Pemerintah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007 – 2010.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kinerja keuangan
pada laporan keuangan APBD Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna untuk ke
depannya serta sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan APBD
selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan sebagai
tambahan referensi di Universitas Sanata Dharma, khususnya mengenai
analisis kinerja keuangan sektor publik.

3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teoriteori yang telah didapat di bangku kuliah dalam prakteknya terhadap
organisasi sektor publik.

E. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung penelitian,
yang diambil dari buku-buku, dan sumber-sumber dari internet.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi metode-metode yang meliputi jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, data yang dibutuhkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

dan teknik analisis data, yang akan digunakan oleh penulis untuk
menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan.
BAB IV

GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta meliputi sejarah, letak geografis dan luas wilayah, jumlah
penduduk dan tenaga kerja, hasil utama daerah, dan organisasi
pemerintah daerah.

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai analisis data kuantitatif yang bersumber dari
Pemerintah

Provinsi

Daerah

Istimewa

Yogyakarta,

beserta

pembahasannya yang diuraikan oleh penulis.
BAB VI

PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan dalam penelitian,
dan saran yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian ini dan
penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Otonomi Daerah
1. Pengertian Otonomi dan Daerah Otonom
Merujuk Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, “otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan”.
Sedangkan yang dimaksud daerah otonom adalah “kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia” (UU no. 32 tahun 2004 pasal
1 poin 6).

2. Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan
Dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah, pemerintah daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan. Asas otonomi dan
tugas pembantuan meliputi:
a. Asas desentralisasi

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Asas penyelenggaraan otonomi daerah yang terpenting adalah
desentralisasi. Desentralisasi dapat diartikan “lepas dari pusat” atau
“tidak terpusat”. Dalam sistem desentralisasi sebagian kewenangan
pemerintah pusat dilimpahkan kepada pihak lain untuk dilaksanakan.
b. Asas dekonsentrasi
Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah
pusat kepada pejabat-pejabat di daerah. Pelimpahan wewenang
berdasarkan asas dekonsentrasi adalah tetap menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat, baik dari segi policy, perencanaan, pelaksanaan,
maupun pembiayaan.
c. Tugas pembantuan
Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan/atau

dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota

dan/atau dari kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu (Ketentuan Umum nomor 9, UU 32 Tahun 2004). Asas tugas
pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan
desa, dan dari daerah ke desa, untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dengan

kewajiban

melaporkan

pelaksanaan

dan

mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya. Pelaksanaan
asas tugas pembantuan ini dapat dilaksanakan di provinsi, kota, dan
desa. Oleh karena itu, pemerintah dalam melaksanakan asas tugas
pembantuan ini, pusat dapat menerapkan di provinsi sampai ke desa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Demikian juga provinsi dapat memberikan tugas pembantuan kepada
daerah kabupaten/kota sampai ke desa-desa. Pelaksanaan tugas
pembantuan ini senantiasa untuk memperkuat kedaulatan Indonesia
sebagai negara kesatuan.

B. Good Governance
1. Pengertian Good Governance
Menurut Mardiasmo (2002: 17), “good governance dapat diartikan
sebagai cara mengelola urusan-urusan publik yang baik. World Bank
memberikan definisi governance sebagai cara tata kelola pemerintah
dalam mengelola sumber daya ekonomi dan sosial bagi pembangunan
masyarakat. Sementara itu, United Nation Development Program (UNDP)
mendefinisikan governance sebagai pelaksanaan politik, ekonomi, dan
administrasi untuk mengelola urusan suatu negara di segala tingkatan”.
Lain halnya, Sumarto (2003: 17) mendefinisikan “Good Governance
sebagai mekanisme, praktek, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur
sumber daya dan memecahkan masalah-masalah publik”.

2. Karakteristik Pelaksanaan Good Governance
United Nation Development Program (UNDP) memberikan beberapa
karakteristik pelaksanaan good governance, meliputi:
a. Participation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya.
b. Rule of Law
Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
c. Transparency
Transparansi

dibangun

atas

dasar

kebebasan

memperoleh

informasi.
d. Responsiveness
Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani
stakeholders.
e. Consensus Orientation
Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
f. Equity
Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
memperoleh kesejahteraan dan keadilan.
g. Efficiency and Effectiveness
Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna
(efisien) dan berhasil guna (efektif).
h. Accountability
Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang
dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

i. Strategic Vision
Penyelenggara pemerintahan dan masyarakat harus memiliki visi
jauh ke depan.

C. Pengukuran Kinerja Sektor Publik
1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja
Mahsun,

Sulistiyowati,

da n

Purwanugraha

(2011:

141)

mendefiniskan, “kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic
planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk
menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok
individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok
individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu
yang hendak dicapai”.
“Sedangkan pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya
dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa
baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa
jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan”
(Robertson, 2002).

2. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja
Elemen pokok suatu pengukuran kinerja antara lain (Mahsun,
Sulistiyowati, dan Purwanugraha, 2006: 146):
a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.
b. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.
d. Evaluasi

kinerja

(feedback,

penilaian

kemajuan

organisasi,

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas).

3. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Berikut ini manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun
eksternal organisasi sektor publik:
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja.
b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.
c. Memantau

dan

mengevaluasi

pelaksanaan

kinerja

dan

membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan
untuk memperbaiki kinerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi
pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja
yang telah disepakati.
e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi.
f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
i. Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan.
j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

4. Analisis Rasio Pada APBD
“Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur,
demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, analisis rasio terhadap APBD
perlu dilaksanakan meskipun kaidah pengakuntansian dalam APBD
berbeda dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan swasta.
Analisis

rasio

keuangan

pada

APBD

dilakukan

dengan

membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dengan periode
sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang
terjadi” (Halim, 2007: 232).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Beberapa rasio yang penulis ambil yakni:
a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian

keuangan

daerah

menunjukkan

kemampuan

pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar
pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
daerah. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya
pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang
berasal dari bantuan pemerintah pusat ataupun pinjaman. Berikut di
bawah rumusan rasio kemandirian daerah:

Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap
sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung
arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak
eksternal (terutama pemerintah pusat atau propinsi) semakin rendah,
dan

demikian

pula

sebaliknya.

Rasio

kemandirian

juga

menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi
masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang
merupakan komponen utama pendapatan asli daerah (PAD). Semakin
tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan
menggambarkan tingat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi
(Halim, 2007: 233).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

“Secara konsepsional pola hubungan antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah, harus dilakukan sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan dan
pembangunan, walaupun pengukuran kemampuan keuangan daerah ini
akan menimbulkan perbedaan”. Ada empat macam pola hubungan,
yakni (Halim, 2004: 189):
1) Pola hubungan Instruktif, peranan pemerintah pusat lebih dominan
daripada kemandirian pemerintah daerah (daerah tidak mampu
melaksanakan otonomi daerah).
2) Pola hubungan Konsultatif, campur tangan pemerintah pusat sudah
mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu
melaksanakan otonomi.
3) Pola hubungan Partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin
berkurang mengingat daerah yang bersangkutan memiliki tingkat
kemandirian mendekati mampu melaksanakan urusan otonomi.
4) Pola hubungan Delegatif, campur tangan pemerintah pusat sudah
tidak ada karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri
dalam melaksanakan urusan otonomi daerah.
Sebagai

pedoman dalam

melihat pola

hubungan

dengan

kemampuan daerah (dari sisi keuangan) dapat dikemukakan tabel di
bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Tabel 1 Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah
Kemampuan
Kemandirian %
Pola Hubungan
Keuangan
Rendah Sekali
Rendah
Sedang
Tinggi

Sumber: Halim, 2004: 189

0% - 25%
25% - 50%
50% - 75%
75% - 100%

Instruktif
Konsultatif
Partisipatif
Delegatif

b. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mahmudi (2010: 143), “rasio efektivitas PAD dihitung
dengan cara membandingkan realisasi penerimaan PAD dengan target
penerimaan PAD (dianggarkan)”. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut:

Rasio efektivitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah
daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai dengan yang
ditargetkan. Secara umum, nilai efektivitas PAD dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1) Sangat efektif : > 100%
2) Efektif

: 100%

3) Cukup efektif : 90% - 99%
4) Kurang efektif : 75% - 89%
5) Tidak efektif : < 75%
Untuk mengukur kinerja pemerintah daerah dalam memobilisasi
penerimaan PAD, indikator rasio efektivitas PAD saja belum cukup,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

sebab meskipun jika dilihat dari rasio efektivitasnya sudah baik tetapi
bila ternyata biaya untuk mencapai target tersebut sangat besar, maka
berarti pemungutan PAD tersebut tidak efisien. Oleh karena itu perlu
pula dihitung rasio efisiensi PAD. Rasio ini dihitung dengan cara
membandingkan biaya yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk
memperoleh PAD dengan realisasi penerimaan PAD. Untuk dapat
menghitung rasio efisiensi PAD ini diperlukan data tambahan yang
tidak tersedia di Laporan Realisasi Anggaran, yaitu data tentang biaya
pemungutan PAD. Rasio efisiensi PAD dirumuskan sebagai berikut:

Semakin kecil rasio ini maka semakin efisien kinerja pemerintah
daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan asli daerah. Secara
umum, nilai efisiensi PAD dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Sangat efisien : 40%

c. Rasio Efisiensi Belanja
Menurut

Mahmudi

(2010:

166),

“rasio

efisiensi

belanja

merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

belanja. Rasio efisiensi belanja ini digunakan untuk mengukur tingkat
penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah daerah. Angka
yang dihasilkan dari rasio ini tidak bersifat absolut, tetapi relatif.
Artinya tidak ada standar baku yang dianggap baik untuk rasio ini.
Kita hanya dapat mengatakan bahwa tahun ini belanja pemerintah
daerah relatif lebih efisien dibandingkan tahun lalu”. Rumus untuk
rasio ini adalah:

Pemerintah daerah dinilai telah melakukan efisiensi anggaran jika
rasio efisiensinya kurang dari 100%, sebaliknya jika lebih maka
mengindikasikan telah terjadi pemborosan anggaran.

D. Akuntansi Keuangan Daerah
1. Pengertian Akuntansi
Halim (2007: 32) dalam bukunya membagi definisi akuntansi menjadi
dua berdasarkan sumber-sumber asing, yakni:
a. Menurut Accounting Principles Board (1970):
Akuntansi

adalah

suatu

kegiatan

jasa,

yang

fungsinya

menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan
tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam
mengambil keputusan ekonomi -- membuat piliham-pilihan nalar di
antara berbagai alternatif arah tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

b. Menurut American Accounting Association (1966)
Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu
organisasi/ entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
mengambil keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.

2. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah
“Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bentuk tata usaha
dalam manajemen keuangan daerah selain tata usaha umum atau
administrasi. Akuntansi keuangan daerah merupakan bagian dari akuntansi
sektor publik. Tingkatan tertinggi dalam sektor publik, adalah tingkatan
negara. Oleh karenanya akuntansi keuangan daerah juga berhubungan
dengan akuntansi keuangan negara. Penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah didanai oleh daerah dalam APBD”
(Renyowijoyo, 2008: 216).
Menurut Halim (2007: 42), “akuntansi keuangan daerah adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi
ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (provinsi, kabupaten,
atau kota) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal”. Pihakpihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukan informasi
yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain:
a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

b. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
c. Investor, Kreditur, dan Donatur
d. Analis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah
e. Rakyat (Publik)
f. Pemerintah Daerah lain
g. Pemerintah Pusat

3. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah di dalam Akuntansi
Menurut Darise (2008: 27), “Apabila dikaji dari entitas penyusunan
laporan keuangan, maka akuntansi terbagi menjadi akuntansi sektor privat
dan akuntansi sektor publik. Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi
perusahaan (bisnis) biasanya dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan
yang berkaitan dengan organisasi pemerintahan atau lembaga non-profit
dikenal dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik.
Karena akuntansi keuangan daerah menghasilkan informasi bagi
pihak intern maupun ekstern pemerintah daerah, sehingga dapat
digolongkan sebagai akuntansi manajemen maupun akuntansi keuangan”.

E. Organisasi Sektor Publik
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik
Menurut Nordiawan (2006: 1), “organisasi sektor publik merupakan
sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut
sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

kecil, bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga
melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Tetapi, berbeda
dengan entitas ekonomi yang lain, khususnya perusahaan komersial yang
mencari laba, sumber daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak
untuk bertujuan mencari laba”.
Lain halnya dengan definisi yang dituturkan oleh Mahsun,
Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2011: 13), “organisasi sektor publik
adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan
penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak
atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum”.

2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik menjadi berbeda dan unik karena memiliki
ciri-ciri sebagai berikut (Nordiawan, 2006: 2):
a. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan finansial.
b. Dimiliki secara kolektif oleh publik
c. Kepemilikkan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk
saham yang dapat diperjualbelikan.
d. Keputusan-keputusan

yang

didasarkan pada konsensus.

terkait

kebijakan

maupun

operasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

3. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan
daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (pemda dan
DPRD).
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung dan
demokratis. Komisi pemilihan umum daerah (KPUD) propinsi, kabupaten
dan kota diberi kewenangan sebagai penyelenggara pemilihan kepala
daerah sesuai UU no. 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum anggota
DPR, DPD, dan DPRD. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD
merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat
kemitraan, sama dan sejajar (Renyowijoyo, 2008: 215).
Menurut Undang-undang no. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah, yang dimaksud dengan “pemerintah daerah adalah Gubernur,
Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah”.

F. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2011: 81) mendefinisikan
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai daftar yang
memuat rincian penerimaan daerah dan pengeluaran/ belanja daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

selama satu tahun yang ditetapkan dengan peraturan daerah untuk masa
satu tahun, mulai dari tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember”.
Berdasarkan pasal 64 ayat (2) UU nomor 5 tahun 1974 tentang pokokpokok Pemerintah Daerah, maka pada era orde baru, APBD dapat
didefinisikan sebagai “rencana operasional keuangan pemerintah daerah,
di mana pada satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran