PERKEMBANGAN DAN PARTISIPASI POLITIK PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DI WILAYAH SUMATERA UTARA (1998-2014) Oleh.

PERKEMBANGAN DAN PARTISIPASI POLITIK PARTAI
KEADILAN SEJAHTERA DI WILAYAH SUMATERA UTARA
(1998-2014)

Oleh
Andi Ramadhan Syahputra
NIM 3113121006
Program Studi Pendidikan Sejarah

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK


Andi Ramadhan Syahputra, Perkembangan dan Partisipasi Politik Partai
Keadilan Sejahtera Di Wilayah Sumatera Utara (1998-2014), Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Medan, Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan umtuk mengetahui latar belakang berdiri,
perkembangan, dan partisipasi politik Partai Keadilan Sejahtera Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan dengan metode Studi Kepustakaan (library research)
dan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan ekspos faco, yaitu
mengumpulkan data-data dengan melakukan wawancara terhadap pengurus dan
pimpinan Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Sumatera Utara, dan melakukan
observasi di lapangan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa munculnya Partai Keadilan Sejahtera
Sumatera Utara merupakan gerakan dari Aktivis Dakwah Kampus ataupun Jama’ah
Tarbiyah yang berbasis di kampus-kampus Sumatera Utara. Dikarenakan adanya
krisis multidimensi yang melanda di Indonesia, maka pada tahun 1998, Aktivis
Tarbiyah sepakat untuk mendeklarasikan berdirinya Partai Keadilan yang
menampung aspirasi mereka untuk menuju Indonesia yang lebih baik.
Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di Sumatera Utara dapat dilihat
dengan semakin banyaknya struktur partai dan jumlah kader yang terdapat di daerah
Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun di Desa/Kelurahan yang tersebar di Sumatera
Utara, serta dengan melaksanakan berbagai kegiatan sosial dalam melayani

masyarakat.
Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera dapat dilihat dengan adanya
perwakilan Partai Keadilan Sumatera Utara di kursi DPRD Provinsi Sumatera Utara
serta DPRD Kabupaten/Kota di beberapa daerah wilayah Sumatera Utara, serta
kadernya yang menduduki kursi eksekutif di beberapa daerah di Sumatera Utara.

Kata Pengantar
Segala puji hanya Kepada Allah SWT. Dzat yang bekuasa atas aktivitas
segala makhluk. Atas kehendak dan kekuatan-Nya semua bergerak dan diam,
semua hidup dan mati. Tiada Tuhan yang berhak di sembah selain Allah SWT.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada suri tauladan yang baik, seorang
Rasul penutup untuk umat akhir zaman, Muhammad SAW. Seorang manusia yang
tanpa pernah merasa lelah dalam mengajak manusia untuk hanya menyembah
Allah SWT, dan selalu mengajak manusia dalam hal kepada kebaikan dan
mencegah kepada kemungkaran.
Skripsi ini berjudul “Perkembangan dan Partisipasi Politik Partai Keadilan
Sejahtera di Wilayah Sumatera Utara (1998-2014)”, semoga dengan adanya
skripsi ini, peneliti dapat memberikan kontribusi kepada pembaca tentang
perkembangan dan partisipasi politik salah satu Partai berbasis Islam di Sumatera
Utara.


serta

memberikan

cakrawala

berpikir

peneliti

dalam

memulai

mengembangkan kreativitas menulis sebagai akademisi pemula.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian
skripsi ini. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca.
Suatu perjalanan yang takkan selesai tanpa pertolongan dari ALLAH SWT

dan spirit yang sangat berharga dari orang-orang di sekeliling penulis hingga
akhirnya skripsi ini selesai. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,
M. Si beserta jajarannya.
2. Kedua orang tua saya ayahanda dan ibunda tercinta, yang senantiasa sabar
dalam membesarkan, memberikan Do’a, kasih sayang, motivasi, nasehat,
serta memenuhi kebutuhan penulis dalam menyelesaikan pendidikan
hingga perguruan Tunggi.
3. Ibu Dra. Flores Tanjung, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga
penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan, sekaligus sebagai Ketua
Jurusan Pendidikan Sejarah.
4. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen penasehat akademik
yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
selama penulis menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Sejarah.
5. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd dan Bapak Pristi Suhendro, S.Hum, M.Si
selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan kepada penulis.
6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M. Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis dalam hal
menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Sejarah.
7. Bapak Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah banyak
membantu penulis dalam menimba ilmu pengetahuan selama kuliah di
Jurusan Pendidikan Sejarah.
8. Bapak Dr. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta
jajarannya.

9. Jajaran Pengurus Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Sumatera Utara:
Bapak Sigit Pramono Asri, SE, Muhammad Yusuf Fahmi, Lc, M. Hafez,
Lc, MA, Satrya Yudha Wibowo, ST, MM, Zulfikar, Taufik Hidayat, Andri
Susilo, ST, Delvi Andriadi, Juanda Sukma, Turino, S.Pd, Ibu Erna Hestuti
Daulay, Eka Maladewi, S.P atas waktu dan kesediannya peneliti
wawancarai disela aktivitas dan kesibukan yang padat.
10. Sahabat seperjuangan dalam dakwah, Para Aktivis Dakwah Kampus di
UKMI Ar-Rahman, FSMS, KAMMI, FSLDK dan juga keluarga besar
DPC PKS Medan Deli, JPRMI Medan Deli. Jazakumullah atas do’a antum
selama ini.
11. Teman-teman B Reguler 2011, abang dan kakak stambuk 2010, 2009 serta
adik-adik stambuk 2012, 2013 Jurusan Pendidikan Sejarah.

Hanya do’a yang penulis panjatkan kepada Allah SWT, semoga Allah
SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis
sampai penulisan skripsi ini.

Medan,

Januari 2015

Andi Ramadhan Syahputra
3113121006

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL……………………………………………………… viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah…………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………... 8

C. Pembatasan Masalah…………………………………………….. 8
D. Rumusan Masalah.......................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian………………………………………………… 9
F. Manfaat Penelitian……………………………………………….. 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual……………………………………………. 11
1. Konsep Perkembangan Organisasi....……………………. 11
2. Konsep Partisipasi Politik…..……………………………. 14
3. Konsep Partai Politik…………………………………….. 15
B. Kerangka Berpikir……………………………………………….. 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian……………………………………………….. 19
B. Lokasi Penelitian………………………………………………… 20
C. Sumber Data…………………………………………………….. 21
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………. 21
E. Teknik Analisa Data…………………………………………...... 23

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………..

24


A. Latar Belakang Berdinya Partai Keadilan Sejahtera………… 24
1. Berdirinya Partai Keadilan……………………………....

24

2. Partai Keadilan Sejahtera………………………………..

41

B. .Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera
di Wilayah Sumatera Utara………………………………….

43

1. Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Sumatera Utara
(1998-2005)……………………………………………...

43


a. Struktur Organisasi…………………………………..

43

b. Perkembangan Mesin Partai…………………………

45

c. Kegiatan-kegiatan Sosial ……………………………

49

d. Pelaksanaan Pemilu (1998 dan 2004)……………….

50

2. Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Sumatera Utara
(2005-2010)……………………………………………..

54


a. Struktur Organisasi…………………………………

54

b. Perkembangan Mesin Partai………………………..

60

c. Kegiatan-kegiatan Sosial…………………………...

62

d. Pelaksanaan Pemilu 2009…………………………..

63

3. Partai Keadilan Sejahtera Wilayah Sumatera Utara
(2010-2015)…………………………………………….


74

a. Struktur Organisasi…………………………………

74

b. Perkembangan Mesin Partai………………………..

81

c. Kegiatan-kegiatan Sosial……………………………

84

d. Pelaksanaan Pemilu 2014…………………………..

85

C. Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera
di Wilayah Sumatera Utara…………………………………

93

1. Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera
(1999-2014)…………………………………………….

93

2. Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera
(2004-2009)…………………………………………….

97

3. Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera
(2009-2014)…………………………………………….

107

BAB V PENUTUP……………………………………………….

126

A. Kesimpulan………………………………………………..

126

B. Saran………………………………………………………

129

Daftar Pustaka…………………………………………………...

130

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kelengkapan Sturktur Mesin Partai
PKS Sumatera Utara (2004)……………………………..
47
Tabel 2. Data Anggota Legislatif (Aleg) PKS di DPRD Kab/Kota
Se-Sumut pada Pemilu 1999……………………………
50
Tabel 3. Posisi Lima Besar Partai Politik di Sumatera Utara
Berdasarkan Perolehan Suara dan Jumlah Kursi di DPRD
Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004…………….
51
Tabel 4. Jumlah Perolehan Suara dan Kursi DPRD Provinsi
Sumatera Utara pada Pemilu 2004……………………… 52
Tabel 5. Data Anggota Legislatif (Aleg) PKS di DPRD Kab/Kota
Se-Sumut pada Pemilu 2004…………………………….. 53
Tabel 6. Kelengkapan Struktur Mesin Partai
PKS Sumtera Utara (2009)………………...…………….. 60
Tabel 7. Data Jumlah Kader PKS (2005-2009)…………………… 61
Tabel 8. Posisi Lima Besar Partai Politik di Sumatera Utara
Berdasarkan Perolehan Suara dan Jumlah Kursi di DPRD
Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004 dan 2009…… 71
Tabel 9. Capaian Kursi PKS di tingkat DPRD Kab/Kota se-seumut
Pada Pemilu 2004 dan 2009……………………………… 73
Tabel 10. Kelengkapan Struktur MesinPartai
PKS Sumatera Utara (2014)……………………………. 81
Tabel 11. Data Jumlah Kader PKS (2009-2014)…………………. 82
Tabel 12. Pembagian komisi awal periode 2009-2014…………… 87
Tabel 13. Data Anggota Legislatif DPRD Kab/Kota Terpilih
DPD PKS Se-Sumut periode 2009-2014………………
88
Tabel 14. Perolehan suara Pileg 2014……………………………
90
Tabel 15. Data Anggota Legislatif DPRD Kab/Kota Terpilih
DPD PKS Se sumut periode 2014-2019………………
91
Tabel 16. Partai yang memiliki Wakil di
DPRD Provinsi Sumatera Utara (2004-2009)…………
97
Tabel 17. Posisi Lima Besar Partai Politik di Sumatera Utara
Berdasarkan Perolehan Suara dan Jumlah Kursi di DPRD
Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004……..……
98
Tabel 18. Fraksi di DPRD Provinsi Sumatera Utara
(2004-2009)……………………………………………
98
Tabel 19. Posisi Lima Besar Partai Politik di Sumatera Utara
Berdasarkan Perolehan Suara dan Jumlah Kursi di DPRD
Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu 2004 dan 2009..…… 107
Tabel 20. Partai yang memiliki Wakil di DPRD Provinsi
Sumatera Utara 2009-2014……………………………… 108
Tabel 21. Fraksi di DPRD Provinsi Sumatera Utara (2009-2014)… 109
Tabel 22. Aleg PKS di DPRD Provinsi Sumatera Utara 2009-2014.. 113
Tabel 23 Partisipasi politik PKS dalam pemenangan Pilkada di
Wilayah Sumatera Utara 2010-2014…………………….. 121
i

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama kurang lebih 32
tahun yakni suatu kurun yang cukup panjang bagi sebuah pemerintahan, runtuh
pada 21 Mei 1998. Arus demokratis, di mana salah satu motor penggeraknya
adalah mahasiswa, ternyata tidak dapat dibendung oleh berbagai usaha yang coba
dilakukan oleh pemerintah tersebut untuk meredamnya. Jika dilihat secara cermat
jatuhnya pemerintahan Orde Baru sesungguhnya, sebagaimana dikatakan Amien
Rais, disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, sistem social, politik, dan ekonomi
yang dibangun pada kenyataannya tidak tenable dan sustainable karena tidak
menjamin adanya akuntabilitas dan kreativitas. Kedua, strukutur mental yang
korup dan predatorik ternyata tumbuh semakin parah dari waktu ke waktu selama
kekuasaanya itu. Memang diakui bahwa orde baru telah menampilkan
keberhasilan pembangunan dalam berbagai hal. Tetapi di sisi lain, ia juga
menghadirkan penyakit-penyaki sosial dan ekonomi, seperti korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Maka, ketika krisis ekonomi yang dimulai sejak 1997 yang pada
gilirannya menyebabkan krisis politik dan merebaknya demonstran mahasiswa
dimana-mana, pemerintahan Orde Baru pun tidak dapat berkutik sama sekali.
Dengan demikian, berakhirlah periode yang dikenal di negeri ini dengan sebutan
Orde Baru dengan tokoh utamanya Presiden Soeharto. Tampuk kekuasaan

kemudian diberikan kepada wakil Presiden Prof. Dr. BJ. Habibie. (Faisal, 2012:
34)
Sejak tanggal 21 Mei 1998 yang bersejarah tersebut, dimulailah babakan
baru dalam sejarah politik Indonesia yang dikenal dengan sebutan era Reformasi.
Harapan baru terhadap kehidupan demokrasi pun tumbuh dalam segala aspek
kehidupan; politik, ekonomi, sosial, dan agama. Pemerintahan BJ Habibie yang
menggantikan Soeharto ternyata juga telah menandai era reformasi menuju
Indonesia Baru. Gema reformasi pada gilirannya begitu kuat terdengar yang
kemudian menemukan titik kulminasinya pada diselenggarakan Pemilihan Umum
1999 yang demokratis dan dapat diterima oleh semua pihak.
Asal usul Partai Keadilan Sejahtera dapat ditelusuri dari gerakan dakwah
Kampus. Dakwah kampus meliputi serangkaian kegiatan yang menyeru pada
Agama yang dilakukan oleh dan untuk kalangan mahasiswa kampus. Munculnya
dakwah

kampus

itu

sendiri

dapat

dimaknai

sebagai

reaksi

terhadap

ketidakramahan dan tindakan represif rezim Soeharto terhadap kelompok Islam
“politik” yang terlihat sejak menit pertama setelah Soeharto berada di tampuk
kekuasaan. (Muhtadi, 2012: 32)
Pada tahun 1985 Soeharto mewajibkan semua organisasi massa, termasuk
Partai Politik, menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal organisasinya.
Kebijakan ini membuat geram sejumlah tokoh Islam, yang kemudian menyebut
rezim Soeharto telah memberlakukan “Islam Politik” sebagai Kutjing Karap.
Ketika represi terhadap kelompok “Islam Politik” dan depolitisasi mahasiswa

mencapai puncaknya, mesjid kampus menjadi –meminjam istilah Jalaluddin
Rakhmat- sangkar sebagai katalisator untuk mengekspresikan rasa frustasi dan
ketidakpuasan politik. (Muhtadi, 2012: 36)
Pada tahun 1980-an, dakwah kampus mulai memperkenalkan istilah Usrah
(bahasa Arab yang berarti “keluarga”) dan mulai melakukan pengaturan dan
pelatihan bagi anggota-anggotanya dengan system dan program yang lebih
sistematik. Usrah adalah kelompok-kelompok kecil yang saling berhubungan
secara dekat serta dirajut melalui struktur hierarkis. Dari struktur semacam ini,
dakwah kampus berkembang pesat dan mesjid-mesjid kampus sejak saat itu
menjadi pusat aktivitas mereka. (Muhtadi, 2012: 37)
Dakwah kampus kemudian bermetamorfosis menjadi Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang resmi, yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK). LDK
adalah strategi jitu aktivitas dakwah dalam rangka memperluas jejaring,
rekrutmen dan organisasi. Pada pertengahan 1980-an, LDK resmi didirikan oleh
sejumlah mahasiswa Muslim yang aktif dalam kegiatan dakwah kampus di
Universitas Indonesia. Tak lama setelah berdiri, LDK menjalin jejaring dengan
berbagai lembaga gerakan dakwah di kampus-kampus Universitas lain. Bagaikan
cendawan di musim hujan, bermunculah lembaga dakwah kampus di berbagai
universitas bergengsi dan terkenal di Jawa dan Sumatera yang tumbuh secara
pesat. Jejaring aktivis LDK antarkampus itu kemudian memperluas wadah dengan
mendirikan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). (Muhtadi,
2012: 39)

Dalam perkembangan berikutnya, meskipun banyak perbedaan, berbagai
faksi dan kubu di LDK akhirnya tetap sepakat mendukung pendirian Forum
Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) pada tahun 1986. FSLDK
adalah forum kordinasi para aktivis dakwah di berbagai kampus di seluruh
Indonesia yang bertujuan untuk membangun jejaring dakwah yang lebih luas dan
terorganisir. Dengan memanfaatkan pertemuan tahunan FSLDK ke-10 di Malang
pada 1998, yang dihadiri oleh ratusan dari segala penjuru Indonesia, beberapa
aktivis LDK mengumumkan pembentukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI). (Muhtadi, 2012: 43)
Salah satu unsur gerakan mahasiswa yang muncul di tahun 1998 dan bisa
dikatagorikan sebagai kelompok aksi –menggunakan terminologi Haynes- adalah
KAMMI yang lahir pada 29 Maret 1998, dua bulan sebelum lengsernya Presiden
Soeharto. Berawal dari para peserta pertemuan FSLDK ke-10 di Universitas
Muhammadiyah Malang, yang sepakat untuk merespon situasi krisis nasional
yang sedang terjadi, mereka membentuk wahana baru bagi aksi-aksi politik
sebagai bentuk peran dan tanggung jawab sosial-politik para aktivis Lembaga
Dakwah Kampus. (Sidiq, 2003: 28)
Segera setelah pengunduran diri Soeharto pada 21 Mei 1998, tokoh-tokoh
KAMMI mulai mempertimbangkan untuk mendirikan Partai Politik Islam.
Inisiatif ini juga didukung oleh beberapa aktivis dakwah kampus yang
berpandangan bahwa jejaring dan sumber daya gerakan dakwah yang telah ada
seharusnya ditransformasikan ke dalam partai politik. Mereka percaya bahwa

jejaring dan sumber daya gerakan dakwah yang telah ada seharusnya
ditransformasikan ke dalam partai politik. (Muhtadi, 2012: 44)
Era reformasi yang ditandai dengan lengsernya Soeharto pada tanggal 21
Mei 1998, membawa berkah bagi kehidupan demokrasi di Indonesia. Peristiwa ini
disambut dengan euphoria politik yang gegap gempita dan semangat kebebasan
berekspresi dan berkumpul yang sangat luas. Tak ayal hanya dalam kurun waktu
dari sepuluh bulan (akhir Mei 1998 hingga awal Februari 1999), telah terbentuk
partai politik baru sebanyak 181 buah, salah satunya ialah Partai Keadilan.
Maka tepat pada tanggal 20 Juli 1998 lahirlah Partai Keadilan, yang
kemudian mendeklarasikan pendirian Partai Keadilan pada tanggal 9 Agustus
1998 di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, dengan jumlah massa yang
hadir pada saat itu lebih dari 50 ribu orang (Burhanuddin, 2004: 23). Lahirnya
Partai Keadilan dapat dilihat sebagai akibat terbukanya kesempatan politik pasca
jatuhnya rezim Soeharto. Jamaah Tarbiyah atau yang lebih dikenal dengan para
aktivis

dakwah

mendeklarasikan

kampus
Partai

memanfaatkan
Keadilan

momentum

sebagai

kendaraan

tersebut
politik

dengan
untuk

memperjuangkan agenda dan cita-cita politik mereka dalam desain dan system
politik yang lebih demokratis.
Penyelenggaraan Pemilihan Umum 1999 mengikutsertakan beberapa
partai politik, salah satunya ialah Partai Keadilan. Di Pemilu ini Partai Keadilan
hanya meraih 1.436.565 suara atau sekitar 1,36% suara dan menempatkan 7
wakilnya di DPR-RI. (Burhanuddin, 2004: 24). Hasil ini membuat Partai Keadilan

harus menghadapi realita, bahwa berdasarkan UU No. 3 Tahun 1999 tentang
Pemilu, mengharuskan partai yang suaranya kurang dari 2% pada pencapaian
suara di Pemilu 1999 tidak bisa mengikuti Pemilu pada tahun 2004.
Hidayat Nur Wahid terpilih sebagai Presiden Partai dengan menggantikan
Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M. Sc, dalam Musyawarah Nasional PK I pada 21
Mei 2000. (Nasrullah, 2007: 19). Musyawarah Nasional I Partai Keadilan yang
berlangsung di Depok, berhasil memilih Dr. Hidayat Nur Wahid sebagai Presiden
Partai Keadilan periode 2000-2005. Ia menggantikan Drs. Nurmahmudi Ismail
yang mengundurkan diri dalam Munas I yang berlangsung sejak Kamis (18/5)
hingga Minggu (21/5).
Karena tidak memenuhi batas minimum electoral tershold dalam Pemilu
1999, Partai Keadilan berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
pada 2003, Hidayat Nur Wahid dipercaya menjadi sebagai Presiden Partai,
sebutan untuk pimpinan PKS, sampai pada 2004. (Nasrullah, 2007: 8).
Partai Keadilan Sejahtera didirikan di Jakarta pada 20 April 2002 M atau
bertepatan dengan 9 Jumadil ‘Ula 1423 H. Pada tanggal 17 April 2003 Dr.
Hidayat Nur Wahid (Presiden PK) dan Drs. Al Muzammil Yusuf (ketua umum
PK-Sejahtera) memberikan rekomendasi penggabungan PK dengan PKS. PKS
merupakan penerus perjuangan PK karena memiliki kesamaan tujuan dan citacita. Hal ini dinyatakan oleh kedua pimpinan partai tersebut saat mereka
bersepakat dihadapan Notaris pada 3 Juli 2003.

Di. Pemilu 2004, Partai Keadilan Sejahtera memperoleh 45 kursi di DPRRI, dan di Pemilu 2009, Partai Keadilan Sejahtera meraih 57 kursi, dan untuk
selanjutnya di Pemilu 2014 Partai Keadilan Sejahtera memperoleh 40 Kursi di
DPR-RI.
Melihat Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di tingkat nasional
tersebut, tentunya membuat peneliti ingin mencari informasi lebih dalam lagi
mengenai perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di wilayah Sumatera Utara.
Hal ini dikarenakan wilayah Sumatera Utara adalah sebuah Provinsi yang
memeliki berbagai macam etnik. Sumatera Utara tentunya berbeda dengan
daerah-daerah wilayah di Pulau Jawa. Dengan wilayah yang sangat luas, tentunya
ada tantangan yang dihadapi para pelaku politik Partai Keadilan Sejahtera.
Namun, perlu diketahui, bahwasannya Provinsi Sumatera Utara juga merupakan
salah satu basis dari pergerakan politik Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia. Hal
ini bisa kita lihat, banyaknya posisi-posisi kursi legislatif di DPRD-Provinsi yang
diduduki oleh kader-kader Partai Keadilan Sejahtera, dan juga keberhasilan Partai
ini dalam meraih kursi eksekutif di pemerintahan Provinsi Sumatera Utara.
Dimulai pada tahun 2008, Partai ini dapat meraih kursi eksekutif saat kadernya
Gatot Puju Nugroho berhasil menempatkannya sebagai Wakil Gubernur Sumatera
Utara, dan pada tahun 2013, berhasil merebut kursi Gubernur Sumatera Utara
untuk periode 2013-2018.
Ada banyak penelitian dan penulisan yang dilakukan oleh para pengamat
terkait fenomena partai ini secara global, namun masih sedikit tulisan ataupun
catatan mengenai perkembangan dan partisipasi politik Partai Keadilan Sejahtera

di wiyayah Sumatera Utara. Hal ini membuat peneliti lebih tertarik untuk meneliti
perkembangan dan partisipasi politik partai ini di wilayah Sumatera Utara.
Berangkat dari gambaran tersebut peneliti ingin meneliti secara mendalam
perjalanan partai ini berdirinya (1998) hingga 2014 di wilayah Sumatera Utara,
dimana peneliti membatasi perkembangan dan partisipasi politik dari Partai
Politik ini. Adapun judul penelitian ini dapat dirumuskan : “Perkembangan Dan
Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera di Wilayah Sumatera Utara (19982014)”.

B. Identifikasi Masalah
Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka permasalahan
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Latar belakang berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di Wilayah Sumatera
Utara
2. Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di Wilayah Sumatera Utara
(1998-2014)
3. Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera di Wilayah Sumatera Utara
(1998-2014)

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka perlu dibatasi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut : “Perkembangan dan Partisipasi Partai Keadilan
Sejahtera Wilayah Sumatera Utara (1998-2014)”.

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di Wilayah
Sumatera Utara?
2. Bagaimana perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di wilayah Sumatera
Utara (1998-2014)?
3. Bagaimana Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera di Wilayah
Sumatera Utara (1998-2014)?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Latar belakang berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di wilayah Sumatera
Utara
2. Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera di wilayah Sumatera Utara
(1998-2014)
3. Partisipasi Politik Partai Keadilan Sejahtera di wilayah Sumatera Utara
(1998-2014)

F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diharapkan bermanfaat untuk :
1. Secara teoritis, menambah khazanah penelitian mengenai sejarah
berdirinya Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia, khususnya di wilayah
Sumatera Utara.

2. Secara akademis, memberikan konstribusi pengetahuan dan aplikasi baru
terhadap perkembangan dan partisipasi politik Partai Keadilan Sejahtera di
Wilayah Sumatera Utara (1998-2014).

3. Secara

praktis, memberikan wawasan kepada peneliti tentang penulisan

karya ilmiah dan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi baik kepada
partai politik maupun pemerintah mengenai perkembangan salah satu
partai politik di Wilayah Sumatera Utara.

4. Sebagai masukan yang dapat digunakan bagi peneliti lain dalam waktu dan
tempat yang berbeda.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dari temuan data dan fakta di lapangan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Perkembangan dan Partisipasi Politik Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) di Sumatera Utara (1998-2004) dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Dengan adanya arahan dari Aktivis Tarbiyah di tingkat nasional, para
aktivis Tarbiyah di Sumatera Utara sepakat untuk mendirikan Partai
Keadilan (PK) di Sumatera Utara. Pendeklarasian Partai Keadilan (PK)
dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 1998, di Asrama Haji, Pangkalan
Mahsyur Medan dengan dihadiri sekitar 800-an kader PK Sumatera Utara
pada saat itu.
2. PKS adalah pelanjut Partai Keadilan (PK) yang berasimilasi menjadi PKS
karena terganjal ketentuan electoral threshold (ketentuan batas perolehan
suara minimal 2 % dalam UU pemilu). Pada tanggal 2 Juli 2003 Partai
Keadilan Sejahtera yang dipimpin oleh Al-Muzammil Yusuf sebagai ketua
umum, telah menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen
Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah
(setingkat

Provinsi)

dan

Dewan

Pimpinan

Daerah

(setingkat

kabupaten/kota). Dan pada tanggal 3 Juli 2003 PK dan PKS resmi
bergabung. Dengan bergabungnya PK dan PKS, maka seluruh hak milik

PK menjadi milik PKS, termasuk anggota Dewan dan kader yang
dimilikinya, untuk selanjutnya PKS dipimpin oleh Hidayat Nur Wahid..
Begitu pula pada struktur PK di tingkat Sumatera Utara yang telah
berubah namanya menjadi PKS Sumatera Utara, PKS Sumatera Utara
hanya menyesuaikan saja dengan apa yang telah digariskan dari pusat.
3. Adapun Perkembangan dan Partisipasi Politik PK/PKS di Sumatera Utara
adalah sebagai berikut:


Jumlah kader PKS Sumut pada periode 1998-2014.

No Tahun
1
1998
2
2005
3
2006
4
2007
5
2008
6
2009
7
2009
8
2010
9
2011
10
2012
11
2013
12
2014


Perempuan



9.306
11.132
10.762
10.762
6.841
8.817
10.147
9.151
10.479

Total
±800
6.000
7.230
16.004
19.597
18.792
18.792
12.013
14.877
16.903
16.418
17.455

Kondisi dan kelengkapan struktur DPW PKS periode 1998 – 2014.

No Lembaga
1
2
3
4

Laki-laki



6.698
8.465
8.030
8.030
5.172
6.060
6.756
7.267
6.976

DPW
DPD
DPC
DPRa

Tahun
1998
1
±10



Tahun
2004
1
20
231
1418

Tahun
2010
1
28
305
2691

Tahun
2014
1
33
325
6065



Capaian Hasil Politik pada Pemilu 1999, 2004,2009,2014 di DPRD
Provinsi Sumatera Utara
Tahun
1999
2004
2009
2014



Capaian kursi Anggota DPRD
Provinsi Sumatera Utara
1
8
11
9

Capaian Hasil Politik pada Pemilu 1999, 2004,2009,2014 di DPRD
Kab/Kota Se-Sumatera Utara
Tahun
1999
2004
2009
2014

Capaian kursi Anggota DPRD
Kab/Kota Se-Sumatera Utara
8
55
45
38

4. Dalam rangka melaksanakan perannya sebagai partai yang memberikan
pendidikan politik terhadap masyarakat, PKS selalu memberikan aktivitasaktivitas yang dapat menarik simpati masyarakat seperti bakti sosial,
gotong royong, program ambulan gratis, advokasi, dan lain-lain.

B. Saran
Agar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lebih meningkatkan kualitas
pengkaderan dan perluasan jaringan sehingga terjadi sinergisitas kualitas dan
kuantitas kader, karena kegiatan-kegiatan yang berbasis sosial politik selama ini
harus merupakan refleksi dari kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan
kader-kader dalam jumlah dan tingkat improvisasi lebih dari yang selama ini telah
dilakukan, sehingga masyarakat lebih terangsang untuk lebih memilih PKS di
kedepannya.

Daftar Pustaka
Abdurrahman, Dudung. 2012 (cetakan ke 2), Metodologi Penelitian Sejarah,
Yogyakarta : Ar-Ruz Media group.
Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta : Pustaka
Amani. Tanpa Tahun.
Budiardjo, Miriam. 1993, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Burhanuddin, Nandang. 2004, Penegakkan Syariat Islam Menurut Partai
Keadilan, Jakarta : Al-Jannah.
DPRD Provinsi Sumatera Utara. 2008, Dokumentasi Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumatera Utara 2008-2013, tanpa penerbit, dan tempat.
DPRD Provinsi Sumatera Utara, MEMORI: Pelaksanaan Tugas Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Masa Bhakti 20042009. Tanpa penerbit, tempat dan tahun.
DPRD Provinsi Sumatera Utara, Kiprah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005. Tanpa penerbit, tempat dan tahun.
Faisal Bakti, Andi, dkk. 2012, Literasi Politik Dan Konsolidasi Demokrasi,
Jakarta : Churia Press.
Hasanah, Nurdiah. 2007, Skripsi: Perkembangan Partai Keadilan Sejahtera Kota
Medan (2003-2007), Universitas Negeri Medan.
Jurusan Pendidikan Sejarah, tanpa tahun terbit, Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah,
Medan : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS, Platform Kebijakan Pembangunan
Partai Keadilan Sejahtera: Terwujudnya Masyarakat Madani yang Adil,
Sejahtera, dan bermartabat, tanpa penerbit, tempat dan tahun.
Moekijat. 2005, Pengembangan Organisasi, Bandung : Mandar Maju.
Muhtadi, Burhanuddin. 2012, Dilema PKS: Suara dan Syariah, Jakarta :
Kepustakaan Populer Gramedia
Nasrullah, Rulli. 2007, Hidayat Nur Wahid, Bandung : Madani Prima.

1

Pelly, Usman dan Asih Menanti. 1994, Teori-Teori Sosial Budaya, Medan.
Rahman, Arifin. 2002 (cetakan ke 3), Sistem Politik Indonesia, Surabaya : SIC.
Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara. 2003, Kiprah DPRD Provinsi
Sumatera Utara Tahun 1999-2002, Medan. Tanpa Penerbit
Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara. 2014, Memori DPRD Provinsi
Sumatera Utara Masa Jabatan 2009-2014. Tanpa penerbit dan tempat.
Sekretariat Jendral DPP PKS. April 2007, Sikap Kami:Kumpulan Sikap Dakwah
Politik PK & PKS Periode 1998-2005, Bandung: Harakatuna Publishing.
Sembiring, Sentosa, 2006, Himpunan Lengkap Undang-Undang Tentang Partai
Politik, Bandung : Nuansa Aulia.
Sidiq, Mahfudz. 2003, KAMMI DAN PERGULATAN REFORMASI: Kiprah
Politik Aktivis Dakwah Kampus dalam Perjuangan Demokratisasi di
Tengah Gelombang Krisis Nasional Multidimensi, Solo : Era Intermedia
Sjamsuddin, Helius. 2012, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Ombak.
Sutarto. 1981, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Tanpa nama penulis. 2012, Menegakkan Kepemimpinan Dakwah, Jakarta: Bidang
Arsip dan Sejarah Sekretariat DPP Partai Keadilan Sejahtera.
Waluyo, Sapto. 2005, Kebangkitan Politik Dakwah: Konsep Dan Praktik Politik
Partai Keadilan Sejahtera di Masa Transisi, Bandung : Harakatuna
Publishing.
Wibowo, BS, dkk.2009, Buku Saku Pemenangan Pemilu 2009 KADER PKS:
Mewujudkan Iman dengan Amal Siyasi untuk Kesejahteraan Bangsa,
Jakarta : Tim Pemenangan Pemilu Nasional (TPPN) Partai Keadilan
Sejahtera.
Wursanto, Ig. 2002, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta : Andi
Zaidi, Nur Hasan. April 2007 (cetakan kedua), Mereka Bicara PKS, Telaah
Objektif Terhadap Perjalanan Dakwah Politik PKS, Bandung : Fitrah
Rabbani.
Arsip Sekretaris Umum Dewan Pengurus Wilayah Sumatera Utara.
Arsip Bidang Kaderisasi Dewan Pengurus Wilayah Sumatera Utara.

2