Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Wilayah Sumatra Utara

(1)

SKRIPSI

POLA KADERISASI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT WILAYAH SUMATRA UTARA

Disusun Oleh :

GERSON PUTRA 060906009

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah, maka penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara”, dimana skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesajanaan dari Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta, Ayahanda, yang senantiasa memberikan inspirasi kepada peneliti akan pentingnya ilmu pengetahuan dan tidak bosan-bosannya memberi nasehat, kritik yang menempa mental penulis. Ibunda yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang kepada penulis dan juga dukungan baik secara moril maupun materil selama pengerjaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Badaruddin, M.Siselaku dekan FISIP USU.

2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP

USU.


(3)

4. Bapak Adil Arifin, MA selaku dosen pembaca.

5. Ibu Dra. Rosmery Sabri, MA selaku dosen wali penulis.

6. Kepada teman-teman satu stambuk 06 yang terus memberikan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Medan, 25 Februari 2013


(4)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Gerson Putra (060906009)

Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

Rincian isi skripsi : 86 halaman, 1 tabel, 12 buku, dan 8 wawancara ABSTRAK

Sebagai agen demokrasi, partai politik mempunyai tugas yang tidak ringan. Partai politik bertugas sebagai penyalur aspirasi dari konstituen dan merubahnya menjadi kebijakan publik. Selain itu, ada tugas yang tidak kalah penting yang harus diemban oleh partai politik, yaitu melaksanakan kegiatan kaderisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Kaderisasi merupakan urat nadi bagi semua organisasi termaksud partai politik, karena sistem kaderisasi adalah sebuah proses yang sangat penting yang dilakukan demi menjaga kesinambungan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk memperoleh kader yang berkualitas, maka dibutuhkan sebuah sistem kaderisasi yang sistematis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Partai NasDem Sumatra Utara melakukan dalam menjalankan fungsi kaderisasinya dalam rangka menciptakan kader-kader yang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, dimana penulis menggambarkan seluruh fakta-fakta dan temuan peneliti kemudian memberikan analisis terhadap fakta dan temuan. Dalam melihat sejauh mana, partai NasDem menjalankan fungsi kaderisasinya, peneliti mengukurnya ke dalam tiga variabel menurut data dan kondisi yang tersaji dan selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan dari variabel yang diukur. Adapun tiga variabel yang peneliti gunakan adalah bagaimana proses rekrutmen politik dilakukan, seperti apa pola kaderisasi yang dilakukan dan sampai sejauh mana proses kaderisasi yang telah berjalan.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, dimana peneliti melakukan wawancara terhadap pengurus partai NasDem serta mencari literatur-literatur yang dianggap mampu dalam mendukung penelitian.

Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh partai NasDem adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh partai, masih tergolong minim, diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya ketersediaan guru kader, kedua, karena minimnya jumlah guru kader sehingga partai menunda kegiatan kaderisasi sampai jumlah massa mencukupi dan yang ketiga adalah sistem pendataan kader yang belum berjalan lancar.


(5)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Gerson Putra (060906009)

The pattern of regeneration National Democratic Party of North Sumatra Details of the contents : 86 pages, 1 table, 12 books and 8 interview

ABSTRACT

As an agent of democracy, political parties have a duty. Political parties serving as the voice of the constituents and turn it into public policy. In addition, there were no less important task that must be carried out by political parties, namely conducting regeneration after going through the process of political recruitment. Regeneration is the lifeblood of all organizations referred to political parties, because the regeneration system is a very important process in order to maintain continuity of leadership from one generation to the next. To obtain the qualified cadres, it needed a systematic regeneration system.

This study aims to determine how the Nasdem party North Sumatra region to perform the regeneration function in order to create qualified cadres.

This study uses the description of analysis, in which the author describes all of the facts and findings of researchers then provide an analysis of the facts and findings. In looking at the extent to which the Nasdem party’s regeneration function, the researchers measured in three variables and conditions according to data presented and further research will draw conclusions from the measured variables. The three variables that researchers use is how the process of political recruitment is done, what the pattern of regeneration and the extent to which the process of regeneration that has been running.

This study used descriptive research method, by using interviews and literature, where researchers conducted interviews with NasDem party officials and search the literature that are considered capable of supporting research.

The conclusions obtained from this research is an activity carried out by the party cadre is that the activities carried out by the party, is still relatively low, due to various factors. First, the lack of availability of teacher cadres, secondly, because of the limited number of teachers so that the party delaying activities until sufficient amount of mass and the third is a data collection system that has not been running smoothly.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……… i

ABSTRAK……….……….. ii

ABSTRACT ……… iii

DAFTAR ISI ……….. iv

BAB I : PENDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang Masalah ……….……… 1

1.2.Perumusan Masalah ………. 5

1.3.Tujuan Penelitian ………. 5

1.4.Manfaat Penelitian ……… 6

1.5.Kerangka Teori ………. 6

1.5.1. Partai Politik ……… 7

1.5.1.1.Pengertian Partai Politik ……… 7

1.5.1.2.Sejarah Partai Politik ………. 8

1.5.1.3.Fungsi-Fungsi Partai Politik……… 12

1.5.1.4.Jenis-Jenis Partai Politik………. 13

1.5.1.5.Sistem Kepartaian ……….. 17

1.5.2. Kaderisasi ……… 15

1.6.Definisi Konsep ………. 23

1.7.Definisi Operasional ………. 24

1.8.Metode Penelitian ………. 25

1.8.1. Jenis Penelitian ……… 25

1.8.2. Lokasi Penelitian ………. 25

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data ………. 26

1.8.4. Teknik Analisis Data ……… 26


(7)

BAB II : PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW) PARTAI

NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA ……… 28

2.1. Sejarah Singkat Partai Nasional Demokrat ……….. 28

2.2. Manifesto Partai Nasional Demokrat ……….. 29

2.3. Program Aksi Partai Nasional Demokrat ……… 31

2.4. Profil Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 33

2.4.1. Visi Partai ………. 33

2.4.2. Misi Partai ……… 34

2.4.3. Prinsip Perjuangan ……….. 35

2.4.4. Fungsi Partai ……… 37

2.4.5. Susunan Struktur, Kelengkapan, Perangkat dan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 38

2.4.5.1.Susunan Struktur Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……….. 38

2.4.5.2.Kelengkapan Partai ……….. 44

2.4.5.3.Perangkat Partai ………... 45

2.4.5.4.Susunan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……… 47

BAB III : PENGKADERAN OLEH DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA ……… 52

3.1. DPW Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara dalam Menjalankan Fungsi Rekrutmen ……… 52


(8)

3.2. Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ……. 56

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ………... 73

4.1. Kesimpulan ……… 73

4.2. Saran ………... 77


(9)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

Gerson Putra (060906009)

Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

Rincian isi skripsi : 86 halaman, 1 tabel, 12 buku, dan 8 wawancara ABSTRAK

Sebagai agen demokrasi, partai politik mempunyai tugas yang tidak ringan. Partai politik bertugas sebagai penyalur aspirasi dari konstituen dan merubahnya menjadi kebijakan publik. Selain itu, ada tugas yang tidak kalah penting yang harus diemban oleh partai politik, yaitu melaksanakan kegiatan kaderisasi setelah melalui proses rekrutmen politik. Kaderisasi merupakan urat nadi bagi semua organisasi termaksud partai politik, karena sistem kaderisasi adalah sebuah proses yang sangat penting yang dilakukan demi menjaga kesinambungan kepemimpinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk memperoleh kader yang berkualitas, maka dibutuhkan sebuah sistem kaderisasi yang sistematis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Partai NasDem Sumatra Utara melakukan dalam menjalankan fungsi kaderisasinya dalam rangka menciptakan kader-kader yang berkualitas.

Penelitian ini menggunakan deskripsi analisis, dimana penulis menggambarkan seluruh fakta-fakta dan temuan peneliti kemudian memberikan analisis terhadap fakta dan temuan. Dalam melihat sejauh mana, partai NasDem menjalankan fungsi kaderisasinya, peneliti mengukurnya ke dalam tiga variabel menurut data dan kondisi yang tersaji dan selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan dari variabel yang diukur. Adapun tiga variabel yang peneliti gunakan adalah bagaimana proses rekrutmen politik dilakukan, seperti apa pola kaderisasi yang dilakukan dan sampai sejauh mana proses kaderisasi yang telah berjalan.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan studi pustaka, dimana peneliti melakukan wawancara terhadap pengurus partai NasDem serta mencari literatur-literatur yang dianggap mampu dalam mendukung penelitian.

Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah kegiatan kaderisasi yang dilakukan oleh partai NasDem adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh partai, masih tergolong minim, diakibatkan oleh berbagai faktor. Pertama, minimnya ketersediaan guru kader, kedua, karena minimnya jumlah guru kader sehingga partai menunda kegiatan kaderisasi sampai jumlah massa mencukupi dan yang ketiga adalah sistem pendataan kader yang belum berjalan lancar.


(10)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Gerson Putra (060906009)

The pattern of regeneration National Democratic Party of North Sumatra Details of the contents : 86 pages, 1 table, 12 books and 8 interview

ABSTRACT

As an agent of democracy, political parties have a duty. Political parties serving as the voice of the constituents and turn it into public policy. In addition, there were no less important task that must be carried out by political parties, namely conducting regeneration after going through the process of political recruitment. Regeneration is the lifeblood of all organizations referred to political parties, because the regeneration system is a very important process in order to maintain continuity of leadership from one generation to the next. To obtain the qualified cadres, it needed a systematic regeneration system.

This study aims to determine how the Nasdem party North Sumatra region to perform the regeneration function in order to create qualified cadres.

This study uses the description of analysis, in which the author describes all of the facts and findings of researchers then provide an analysis of the facts and findings. In looking at the extent to which the Nasdem party’s regeneration function, the researchers measured in three variables and conditions according to data presented and further research will draw conclusions from the measured variables. The three variables that researchers use is how the process of political recruitment is done, what the pattern of regeneration and the extent to which the process of regeneration that has been running.

This study used descriptive research method, by using interviews and literature, where researchers conducted interviews with NasDem party officials and search the literature that are considered capable of supporting research.

The conclusions obtained from this research is an activity carried out by the party cadre is that the activities carried out by the party, is still relatively low, due to various factors. First, the lack of availability of teacher cadres, secondly, because of the limited number of teachers so that the party delaying activities until sufficient amount of mass and the third is a data collection system that has not been running smoothly.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Partai politik merupakan salah satu institusi dari pelaksanaan demokrasi modern.Demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga-lembaga formal seperti parlemen

maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. 1

Fungsi rekrutmen (pengkaderan) sebagai salah satu dari bagian dari partai politik merupakan bagian yang sangat penting.Fungsi rekrutmen itu sendiri bertujuan untuk menyediakan kader-kadernya yang berkualitas untuk ditempatkan di lembaga-lembaga legislatif seperti DPR maupun DPRD.Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian, partai politik dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan diri.

Dalam literatur-literatur ilmu politik dijelaskan bahwa partai politik memiliki beberapa fungsiseperti : fungsi artikulasi kepentingan, fungsi agregasi kepentingan, fungsi sosialisasi politik, fungsi rekrutmen politik dan fungsi komunikasi politik.

2

1

Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 1. 2

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008 hlm. 408.


(12)

Proses pengkaderan itu sendiri merupakan proses penyiapan sumber daya manusia untuk kelak mereka menjadi pemimpin yang dapat membangun dan menjalankan fungsi organisasi dengan baik. Dalam proses kaderisasi tersebut

terdapat 2 persoalan penting3

A. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk peningkatan

kemampuan baik keterampilan maupun kemampuan. :

B. Kemampuan untuk menyediakan stok kader atau sumber daya manusia untuk

organisasi terutama dikhususkan untuk kaum muda.

Seorang kader dalam sebuah organisasi merupakan individu yang telah dilatih dan dipersiapkan sehingga dia memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang-orang awam. Oleh karena itu, apabila sebuah organisasi telah melakukan pelatihan-pelatihan, namun para anggotanya tidak menunjukan kelebihan dibandingkan dengan orang-orang umum, maka proses kaderisasi yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Jadi secara sederhana proses pengkaderan tersebut telah menyalahi dari konsep yang seharusnya, dimana proses kaderisasi itu bertujuan untuk mencetak individu-individu yang memiliki kemampuan berpikir dan bertindak yang melebih orang-orang awam pada umumnya.

Fungsi kaderisasi atau pencetakan calon pemimpin tidak telepas dari penanaman etika-etika politik. Kaderisasi merupakan salah satu media rekrutmen, pemantapan komitmen dan penguatan terhadap ideologi politik. Proses kaderisasi sebagai penguatan kelembagaan partai merupakan sebuah orientasi jangka panjang. Sehingga proses kaderisasi tersebut harus secara terus menerus dilakukan untuk

3


(13)

memperkuat ikatan dalam partai politik tersebut. Perjalanan partai politik sebagai agen pencerahan, seharusnya dapat membawa perubahan yang berarti dalam sebuah sistem politik.

Pada saat ini partai politik dihadapkan dengan berbagai permasalahan menyangkut tentang masalah pengkaderan itu sendiri. Salah satu permasalahan lama yang timbul saat ini seperti misalnya, politisi-politisi yang sering berpindah-pindah partai atau publik sering menyebutnya sebagai politis “kutu loncat”. Fenomena ini menunjukan masih lemahnya proses kaderisasi partai politik. Lemahnya kaderisasi di partai politik merupakan sebuah persoalan yang penting, karena di dalam partai politik akan dilatih calon-calon pemimpin baik lokal maupun nasional yang memiliki

mental yang jujur dan visi yang jelas.4

Partai politik tanpa kaderisasi tidak akan berarti apa-apa. Setiap partai politik harus memiliki sistem kaderisasi yang baik. Sistem kaderisasi yang baik didapatkan apabila setiap pihak yang terkait berkerja sama dalam membentuk pola kaderisasi. Dalam melakukan fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik, partai politik hanya melakukan proses perekrutan hanya pada saat mendekati pemilihan saja. Hal ini menyebabkan timbulnya kader-kader instan yang tidak kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya ketika kader tersebut menduduki jabatan-jabatan politik. Idealnya sebuah partai politik dalam melakukan perekrutan terhadap anggota, hendaknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum mendekati pemilihan. Hal ini akan memberikan waktu kepada partai politik untuk melatih anggota-anggota partainya dengan baik sehingga anggota-anggota yang mengikuti proses kaderisasi tersebut akan menyatu dengan ideologi, visi, misi, dan program kerja partai.

4 Ibid.


(14)

Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pihak yang melakukan pengkaderan dan anggota-anggota baru yang akan bergabung maupun faktor lainnya seperti halnya materi-materi yang membentuk pola berfikir dan berkerja seorang kader sesuai dengan tujuan partai yang bersangkutan. Apabila sebuah partai politik berhasil dalam membentuk kader-kader yang berkualitas, maka partai politik tersebut juga dapat menghasilkan pemimpin nasional yang berkualitas juga.Apabila proses kaderisasi ini gagal maka, transfer kepemimpinan dari generasi tua menuju generasi muda akan terhambat. Hambatan dalam proses kaderisasi ini akan menciptakan sebuah kekecewaan. Kekecewaan ini salah satunya diwujudkan dengan membentuk partai politik baru dengan berbagai macam visi dan misi yang selalu mengumandangkan pembangunan.

Dalam kancah perpolitikan, Partai Nasional Demokrat (NasDem) merupakan sebuah partai baru. Partai ini dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Jakarta.Dalam perkembanganya sebagai partai politik baru dalam waktu yang singkat partai Nasional Demokrat memiliki kepengurusan di semua tingkatan baik provinsi maupun kabupaten/kota maupun kecamatan. Hal inilah yang menjadikan partai Nasional Demokrat merupakan satu-satunya partai baru yang menjadi peserta Pemilu 2014. Sebagai partai politik baru, Partai Nasional Demokrat akan menghadapi beberapa permasalahan seperti mengembalikan citra partai politik yang buruk di mata masyarakat yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadapat partai politik sangat rendah, selain itu pencarian sosok pemimpin sangat penting demi mendongkrak citra partai politik di masyarakat dan tentu saja terkait dengan dana. Selain persoalan tersebut, persoalan yang penting berikutnya adalah tentang


(15)

pengkaderan. Sebagai partai politik baru, sebuah partai harus dapat mencari pola kaderisasi yang tepat untuk dapat mencetak kader-kader berkualitas.

Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari bagaimana pola pengkaderan yang dilakukan oleh Partai Nasional Demokrat untuk mencetak kader-kader yang berkualitas. Untuk itulah penulis mencoba mengangkat permasalah ini kedalam penelitian yang berjudul “Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Wilayah Sumatra Utara”

1.2.PERUMUSAN MASALAH

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah dan tepat sasaran, maka permasalahan harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan judul diatas, maka perumusan masalah penelitian adalah :

A. Bagaimana proses kaderisasi yang dilakukan partai Nasional Demokrat ?

B. Bagaimana hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional

Demokrat khususnya di DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara ?

1.3.TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

A. Memahami proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat.

B. Menganalisa hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional


(16)

1.4.MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

A. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan pada bidang ilmu Politik khususnya mengenai permasalahan kaderisasi pada partai politik.

B. Bagi akademisi, penelitian ini diharapakan mampu menambah khasanah

literatur khususnya di bidang ilmu Politik.

C. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengasah

kemampuan dalam membuat karya ilmiah.

1.5.KERANGKA TEORI

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proporsi untuk menerangkan sebuah fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep.5

Berikut ini akan disajikan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini :

Maka kerangka teori merupakan bagian yang sangat penting karena dalam kerangka teori akan dimuat teori-teori untuk menjelaskan permasalahan yang sedang di teliti.

5


(17)

1.5.1. Partai Politik

1.5.1.1.Pengertian Partai Politik

Partai politik didirikan dengan anggapan bahwa dengan membentuk wadah organisasi bisa menyatukan orang-orang yang memiliki pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasinya bisa dikonsolidasikan dengan tujuan untuk memperbesar pengaruh mereka dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Dengan kata lain partai politik merupakan sebuah kelompok manusia yang terorganisir yang anggota-anggotanya memiliki orientasi, nilai, cita-cita yang sama yang tujuannya ada memperoleh kekuasaan politik dan berusaha untuk merebut kekuasaan politik.

Banyak definisi partai politik yang dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan sosial politik

Menurut Sigmund Neuman6

Sedangkan menurut Carl J. Friedrich

dalam bukunya, Modern Political Parties,

mengemukakan definisi sebagai berikut.Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lainnya yang mempunyai pandangan berbeda.

7

6

Sigmund Neuman, Modern Political Party dalam Miriam Budiarjdo Op.cit, hlm. 404.

Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pempinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan bersifat ideal dan materiil.

7

Carl J. Friedrich, Constitutional Government and Democracy : Theory and Practice in Europe and America dalam A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007, hlm. 102.


(18)

Sedangkan menurut Miriam Budiarjo8

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, partai politik terjuwud berdasarkan persamaan kehendak atau cita-cita yang akan dicapai bersama. Kehadiran partai politik merupakan cerminan dimana hak-hak asasi manusia dihormati, yakni hak untuk menyatakan pendapat dan hak untuk berserikat.Oleh karena itu kehadiran partai politik memberi warna tersendiri hal tersebut berdasarkan kepada fungsi yang melekat pada partai politik tersebut.

, partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.

1.5.1.2.Sejarah Partai Politik

Partai politik merupakan salah satu sarana untuk berperan serta dan untuk berpartisipasi dalam politik.Berdasarkan perkembangannya, partai politik pertama kali hadir di kawasan Eropa Barat meliputi negara seperti, Inggris dan Prancis.Pada masa itu kegiatan partai politik dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen.Kegiatan ini pada mulanya bersifat elitis dan aristokratis, hanya diisi oleh kaum bangsawan yang ingin mempertahankan kepentingannya terhadap

8


(19)

tuntutan raja. Berdasarkan sejarahnya terdapat 3 teori yang dapat menjelaskan

asal-usul dan pertumbuhan partai politik.9

A. Teori Kelembagaan

Teori ini melihat ada keterhubungan antara Parlemen awal dan timbulnya partai politik.Teori ini mengatakan bahwa, partai politik dibentuk oleh kalangan legislatif (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota parlemen untuk mengadakan kontrak dengan masyarakat dan membina dukungan dari masyarakat. Setelah partai tersebut terbentuk dan menjalankan fungsinya, maka muncul partai politik lain yang dibentuk oleh kalangan masyarakat. Oleh kalangan masyarakat partai politik dibentuk karena masyarakat sadar bahwa partai politik yang dibentuk oleh pemerintah tidak dapat menampung aspirasi mereka.

B. Teori Situasi Historik

Teori ini melihat timbulnya partai politik sebagai upaya sebuah sistem politik untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh perubahan masyarakat secara luas.Teori ini menjelaskan bahwa krisis situasi yang terjadi manakala suatu sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari bentuk masyarakat yang sifatnya tradisional yang berstruktur sederhana menuju masyarakat yang modern yang berstruktur kompleks. Pada situasi terjadi berbagai perubahan seperti perubahan jumlah penduduk, perluasan pendidikan, perubahan pola pertanian dan industri, partisipasi media massa, urbanisasi, perubahan ekonomi yang berorientasi pasar, peningkatan aspirasi dan harapan-harapan baru dan munculnya gerakan-gerakan populis.

9


(20)

C. Teori Pembangunan

Teori yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi sosial ekonomi.Dalam teori ketiga ini, melihat modernisasi sosial ekonomi, seperti pembangunan teknologi komunikasi berupa media massa dan transportasi, perluasan dan peningkatan mutu pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, perluasan kekuasaan negara seperti birokratisasi, pembentukan berbagai kelompok-kelompok kepentingan dan organisasi profesi serta peningkatan individu dalam memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya, melahirkan sebuah kebutuhan terhadap sebuah organisasi politik yang mampu memadukan dan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut. Jadi partai politik merupakan sebuah produk logis dari modernisasi sosial ekonomi.

1.5.1.3.Fungsi-fungsi Partai Politik

Dalam menjalankan kegiatannya partai politik itu sendiri memiliki beberapa fungsi antara lain :

A. Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Konsep komunikasi politik dalam ilmu politik telah mengalami perkembangan dalam pengertiannya komunikasi politik mengalirkan

pesan-pesan politik berupan tuntutan (demand), protes, dan berupa dukungan

(supports) atau aspirasi dan kepentingan kedalam suatu proses sistem politik yang hasil daripada proses itu tersimpul dalam fungsi-fungsi output dan


(21)

dari sistem politik itu sendiri.10Jadi dapat dikatakan bahwa partai politik berfungsi dalam memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan cara komunikasi itu maka akan tercipta komunikasi dua arah yakni dari masyarakat ke pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat. Peran partai politik dalam komunikasi politik itu sendiri yakni berperan sebagai jembatan antara

pemerintah dan bagi yang diperintah.11

B. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Dalam ilmu politik, sosialisai politik diartikan sebagai suatu proses yang melaluinya seseorang akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana dia

berada.12 Sosiologi politik juga dapat diartikan sebagai bagian dari proses

sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi

dalam sistem politiknya.13 Dalam fungsinya sebagai sarana sosialisai politik,

partai politik sebagai instrumen penting dalam sebuah negara demokrasi modern, berfungsi untuk melakukan penyaluran nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan atau kebiasaan politik yang benar kepada para konstituensnya. Dalam metode penyampaiannya, sosialisasi politik yang dilakukan oleh

sebuah partai politik dibagi menjadi 2 jenis14

10

P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm. 189

:

11

Miriam Budiardjo, Op. Cit, hlm. 406. 12

A. Rahman H.I, Op.cit, hlm. 103. 13

Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 154. 14


(22)

1. Pendidikan politik.

Pendidikan politik adalah sebuah proses dialogis di antara pemberi pesan(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Melalui proses ini, masyarakat akan mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sebuah sistem politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses dialogis antara pendidik (sekolah, pemerintah, partai politik) dan peserta didik (masyarakat) dalam rangka pemahaman dan pengamalan nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol politik yang dianggap ideal dan baik. Partai politik dalam sistem politik yang demokratis, melaksanakan fungsi sosialisasi politik seperti ini.

2. Indoktrinasi politik.

Indoktrinasi politik adalah proses sepihak dimana penguasa memobilisasi dan memanipulasi masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol yang dianggap oleh yang sedang berkuasa sebagai sesuatu yang ideal dan baik. Melalui proses pengarahan yang sarat dengan paksaan yang sifatnya psikologis dan latihan yang penuh disiplin, partai politik dalam sistem politik yang totaliter melaksanakan fungsi sosialisasi politik dengan bentuk ini.

C. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik

Karena tujuan utama partai politik adalah untuk turut serta dalam atau terlibat dalam politik praktik kepemerintahan, maka salah satu fungsi partai politik adalah dengan melakukan proses rekrutmen politik guna mengisi


(23)

posisi-posisi yang dibutuhkan dalam lembaga-lembaga negara. Dalam bukunya, Memahami Ilmu Politik, Ramlan Surbakti menjelaskan bahwa rekrutmen politik adalah seleksi dan pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.Rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan dan juga untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif

dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.15 Sedangkan menurut Sigmund

Newman dalam bukunya, Modern Political Party16

Terdapat empat sistem perekrutan politik menurut Philip Altoff dan Michael

Rush dalam bukunya Pengantar Sosiologi Politik, yaitu :

mengatakan bahwa, rekrutmen politik adalah proses melalui mana partai mencari anggota beru dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik. Cara-cara yang ditempuh oleh partai politik tersebut dengan cara seperti : mendirikan organisasi-organisasi massa yang melibatkan golongan-golongan buruh petani, pemuda, mahasiswa, dan sebagainya.

17

1. Seleksi pemilihan melalui ujian dan pelatihan.

Ujian dan latihan merupakan bentuk rekrutmen yang paling umum. Biasanya dilakukan untuk mengisi jabatan-jabatan birokrasi dan administrasi. Sistem perekrutan jenis ini juga dilakukan oleh partai politik, seperti di Indonesia disebut pendidikan kader partai melalui latihan.

15

Komarudin Sahid, Memahami Sosialisasi Politik, Bogor : Ghalia Indonesia, hlm. 129. 16

Ibid, hlm. 129. 17


(24)

2. Seleksi melalui rotasi atau giliran.

Motode ini dibuat untuk mencegah dominasi terhadap sebuah jabatan atau posisi berkuasa oleh orang atau kelompok tertentu.Seleksi ini disebut juga dengan sistem perekrutan bergilir. Selain untuk menghindari dominasi, sistem seleksi ini diterapkan pada format kepemimpinan kolektif atau dalam bentuk masyarakat yang memiliki pengelompokan politik yang sangat kental, sehingga untuk menghindari terjadinya konflik atau untuk menjaga stabilitas politik, seperti pemerintahan.

3. Seleksi melalui perebutan kekuasaan.

Metode ini digunakan pada sistem politik yang menggunakan kekerasan dalam melakukan perebutan kekuasaan. Akibat yang paling nyata dari metode ini pergantian para pemegang jabatan politik dan perubahan pada personel birokrasi secara total.

4. Seleksi dengan cara patronage.

Patronage adalah sebuah sistem yang sampai pada saat ini masih dilakukan di Negara-negara berkembang. Sistem ini pertama kali

berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. Patronage merupakan

sebuah sistem penyuapan dan sistem korupsi yang rumit, yang banyak terjadi dalam banyak bidang kehidupan masyarakat di kedua Negara tersebut. Sistem ini cukup kuat dalam mempengaharui pelaksanaan kekuasaan politik melalui berbagai taraf pengontrolan terhadap hasil pemilihan umum dan sarana perekrutan politik. Hal ini menyebabkan untuk memasuki sebuah jabatan birokrasi, tiap orang harus melalui sistem patronage ini. Dalam sistem ini kenaikan jabatan dapat dibeli dengan


(25)

memberikan imbalan-imbalan kepada orang tertentu. Maka motode ini tidak dapat menjamin kemampuan seseorang dalam memegang sebuah jabatan politik tertentu.

D. Sebagai Sarana Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut serta dalam

menentukan pimpinan pemerintahan. 18 Kegiatan yang dimaksud adalah

mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan sebuah kebijakan umum dan mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong dan mengajak para anggotanya maupun anggota masyarakat lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan politik untuk mempengaruhi proses politik.

E. Sebagai Sarana Pengatur Konflik

Dalam setiap masyarakat, apalagi masyarakat yang sifatnya heterogen, yang terdiri dari berbagai macam etnis, sosial-ekonomi maupun agama, akan terdapat celah untuk menimbulkan konflik. Disini peran partai politik diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau sekurang-kurangnya dapat

18


(26)

diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatif yang ditimbulkan dari konflik tersebut dapat ditekan seminimal mungkin.

1.5.1.4.Jenis-jenis Partai Politik

A. Rahman mengklasifikan partai politik dengan 2 cara :19

A. Berdasarkan pada segi komposisi dan fungsi keanggotaannya.

Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis :

1. Partai Massa.

Partai massa mengutamanakan kekuatannya berdasarkan keunggulan jumlah anggota, oleh karena itu biasanya terdiri dari pendukung-pendukung yang datangnya dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang memiliki ideologi dan tujuan yang sama. Kelebihan partai jenis ini adalah dia dapat memperoleh suara yang besar pada pemilihan karena dia akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya. Selain itu, terdapat juga kelemahan dari partai jenis ini yakni ketika jika masing-masing aliran atau kelompok yang memaksakan kepentingannya masing-masing, maka kelompok itu akan terpisah atau tercerai berai. Hal demikian akan melemahkan partai.

2. Partai Kader.

Kekuatan partai ini terletak pada ketatnya organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya.Pimpinan partai biasanya menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan seleksi terhadap

19


(27)

calon anggotanya dan memecat anggotanya yang tidak sesuai atau menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan.

B. Berdasarkan sifat dan orientasinya.

Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis :

1. Partai Lindungan.

Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang kendordan disiplin yang lemah. Tujuan utama partai jenis ini adalah memenangkan pemilihan umum untuk anggota-anggota yang dicalonkannya, karena itu partai ini hanya akan giat beraktivitas hanya mendekati masa-masa pemilihan.

2. Partai Ideologi.

Partai ideologi atau partai asas biasanya memiliki pandangan hidup yang digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang kuat dan mengikat. Terhadap calon-calon anggota akan diadakan saringan yang harus diikuti agar dapat menjadi anggota dari partai jenis ini.

1.5.1.5.Sistem Kepartaian

Sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai

politik dalam sebuah sistem politik.20

20

P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm. 192.

Artinya bahwa, tujuan utama dari partai politik itu sendiri adalah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan


(28)

program-program yang disusun dengan berdasarkan pada ideologi tertentu, maka merealisasikan program-program tersebut, partai politik yang ada berinteraksi satu sama lainnya dalam sebuah sistem kepartaian.

Menurut Maurice Duverger, 21

A. Sistem Partai Tunggal

sistem kepartaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk yakni, sistem partai-tunggal, sistem dwi-partai, dan sistem multi-partai.

Pola partai tunggal menunjukan suasana yang non-kompetitif karena semua partai harus menerima pimpinan dari partai yang dominan dan tidak dibenarkan untuk bersaing dengannya.Tujuannya adalah untuk menghindari gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara.

B. Sistem Dwi-Partai

Sistem dwi-partai biasanya diartikan bahwa terdapat dua partai diantara beberapa partai, yang berhasil memenangkan dua tempat teratas dalam pemilihan umum secara bergiliran dan demikian memiliki kedudukan yang

dominan.Dalam sistem ini partai dibagi menjadi dua yakni, pertama, partai

yang berkuasa (karena menang dalam pemilihan umum) dan kedua, partai

oposisi (partai yang kalah dalam pemilihan umum).Dalam sistem ini partai

yang kalah bertindak sebagai loyal opposition bagi pihak yang menang.

Dalam persaingan memenangkan pemilihan umum kedua partai akanberusaha

21

Maurice Duverger, Political Parties : Their Organization and Activity in the Modern State, dalam Miriam Budiardjo, Op. cit, hlm. 415.


(29)

untuk merebut dukungan orang-orang yang berada di tengah kedua partai

tersebut dan sering dinamakan pemilih terapung (floating voter) atau pemilih

tengah (median voter). Sistem dwi-partai ini dapat berjalan baik apabila

memenuhi beberapa syarat, yaitu :

1. Komposisi masyarakat yang sifatnya homogen.

2. Adanya konsensus yang kuat dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan

sosial dan politik.

3. Adanya kontinuitas sejarah.

C. Sistem Multi-Partai

Umumnya dianggap keberagaman budaya politik dalam suatu masyarakat akan mendorong pilihan ke arah sistem yang sifatnya multi-partai. Dalam sistem kepartaian ini tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk membentuk suatu pemerintahan sendiri, sehingga terpaksa harus membentuk koalisi dengan partai-partai lain. Dalam keadaan semacam ini partai yang berkoalisi harus selalu mengadakan musyarawah dan kompromi dengan mitranya dan menghadapi kemungkinan bahwa sewaktu-waktu dukungan dari partai yang duduk dalam koalisi akan ditarik kembali, sehingga mayoritasnya dalam parlemen bisa hilang. Di lain pihak, partai partai oposisi kurang memainkan peranannya yang jelas karena sewaktu-waktu masing-masing partai dapat diajak untuk duduk dalam pemerintahan dengan membentuk koalisi yang baru. Hal seperti ini akan menyebabkan sering terjadinya siasat yang berubah-ubah menurut kegentingan situasi yang dihadapi masing-masing


(30)

partai. Lagi pula, sering kali partai-partai oposisi tidak dapat menyusun program alternatif bagi pemerintah.

1.5.2. Kaderisasi

Partai politik merupakan sebuah kelompok yang terorganisir dimana anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk merebut dan memperoleh kekuasaan politik dengan cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan mereka.

Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen politik. Fungsi rekrutmen ini erat kaitannya dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan interanal partai maupun kepemimpinan yang bersifat nasional. Untuk itu demi kepentingan internal partainya, sebuah partai politik perlu melakukan proses kaderisasi. Proses kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader-kader partai yang berkualitas, karena hanya dengan memiliki kader-kader yang berkualitas maka sebuah partai politik bisa mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan

diri.Dalam Kamus Umum22, kaderisasi diartikan proses, cara, membentuk seorang

kader. Sedangkan kader itu sendiri memiliki 2 pengertian :23

A. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang jabatan penting dalam

pemerintahan, partai, perusahaan dan sebagainya.

B. Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan yang

penting dikemudian hari.

22

Zainul Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung, Angkasa, 1996. 23


(31)

Kaderisasi merupakan sebuah proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi

organisasi secara lebih bagus.24 Dalam pengkaderan itu sediri terdapat dua persoalan

penting.25

Dalam sebuah partai politik, setiap anggotanya belum tentu dapat menjadi kader partai. Untuk menjadi seorang kader partai politik, maka orang tersebut harus mengikuti proses seleksi untuk menjadi kader. Proses seleksi ini berbentuk sebuah pendidikan politik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kader sebagai calon pemimpin. Proses pendidikan ini terbagi dalam tiga fase, antara lain :

Pertama, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk

meningkatkan kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan. Kedua, adalah

kemampuan untuk menyediakan stok kader atau individu yang dikhususkan bagi kaum muda. Kemampuan sebuah partai politik untuk melakukan proses kaderisasi terhadap anggota-anggotanya sangat dipengaharui oleh kemampuan pengurus sebuah partai politik dalam menyediakan pendidikan dan pelatihan secara intensif pada bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya.

26

A. Jenjang pertama.

Jenjang ini diarahkan untuk :

1. Pemahaman arti berorganisasi.

2. Menanamkan loyalitas terhadap organisasi.

3. Memantapkan dedikasi.

24

Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 113.

25

Ibid, hlm. 114. 26

Rochayat Harun dan Sumarno, Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar, Bandung : Mandar Maju, 2006, hlm. 94.


(32)

Jenjang ini diperuntukan pada kader pemula. Dalam fase ini ini para kader pemula akan diberikan pemahanan tentang berorganisasi. Mulai dari visi dan misi organisasi serta manfaat yang di dapat dengan bergabung dalam organisasi. Dengan memberikan penjabaran diatas, maka akan membuka pola pikir kader terhadap organisasi yang bertujuan untuk memantapkan dedikasi kader terhadap organisasi. Dengan tingginya tingkat dedikasi seorang kader maka otomatis loyalitas kader terhadap organisasinya juga akan meningkat.

B. Jenjang kedua.

Jenjang ini diarahkan untuk :

1. Membuka wawasan berpikir yang berdasarkan ideologi partai.

2. Menumbuhkan dinamika dan kreativitas dalam pengembangan organisasi.

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi.

Jenjang ini diperuntukan pada kader madya. Dalam fase kedua, kader akan diberikan pemahaman tentang ideologi organisasi. Dalam pendalaman ideologi ini, seorang kader akan diberikan pemahaman bagaimana organisasi bertindak dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, berdasarkan ideologi yang dianutnya.Selain pemahaman tentang ideologi, pada fase iniakan diberikan juga cara-cara untuk mengembangkan sebuah organisasi.Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mengelola organisasi.

C. Jenjang ketiga.

Jenjang ini diarahkan untuk :


(33)

2. Membidik cara berpikir sistematis dan strategis.

3. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis

peristiwa-peristiwa politik.

4. Mendidik untuk berfikir futuristik.

Jenjang ini diperuntukan bagi calon-calon politisi. Pada fase ini kader akan dilatih menjadi calon-calon politisi yang akan menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan. Dalam fase ini kader dilatih untuk menganalisa tentang peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di masyarakat. Pelatihan ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan berfikir dan bertindak seorang kader agar menjadi lebih sistematis dan strategis.

1.6.Definisi Konsep

Konsep merupakan sebuah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok maupun individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial.27

A. Kaderisasi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan definisi konsep sebagai berikut :

Kaderisasi adalah suatu bagian dari rekrutmen politik dimana terdapat kegiatan / proses penyiapan sumber daya manusia dengan cara melakukan pelatihan dengan berbagai ketarampilan dan disiplin ilmu untuk dipersiapkan kelak untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat membangun peran dan

27


(34)

fungsi organisasi secara lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik.

B. Partai Politik

Partai politik partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki.

1.7.Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana variabel

tersebut diukur.28

A. Kaderisasi pada partai politik dengan indikator :

Dengan adanya definisi operasional, maka akan mempermudah peneliti dengan cara memberikan indikator-indikator terhadap variabel yang akan diteliti. Maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :

1. Tatacara untuk mengikuti pengkaderan.

2. Bentuk-bentuk kegiatan dalam proses pengkaderan.

3. Hasil dan tujuan dari proses kaderisasi.

B. Partai Politik dapat diukur dengan indikator :

1. Memiliki kepengurusan.

2. Terdaftar pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

28


(35)

3. Terdaftar pada KPU pusat maupun daerah.

1.8.Metode Penelitian

1.8.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan pada uraian serta tujuan penelitian maupun kerangka teori diatas, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda,

atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.29

1.8.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat Provinsi Sumatra Utara yang beralamat di Jln. Jendral Sudirman no. 36 Medan, Sumatra Utara.

29

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hlm. 68.


(36)

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.

A. Data Primer

Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang ditujukan kepada informan di lokasi penelitian dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan komunikasi langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi

dengan mengacu pada interview guide yang telah dirumuskan peneliti.

B. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi maupun jurnal yang sesuai dengan objek penelitian serta berkaitan dengan permasalahnnya.

1.8.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, dimana teknik ini menganalisa masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan pengambilan keputusan.


(37)

1.8.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : SEJARAH DAN PROFIL PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum Partai Nasional Demokrat secara keseluruhan seperti sejarah singkat, struktur kepengurusan dan organisasi serta AD/ADRT partai.

BAB III : PENGKADERAN OLEH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana cara partai melakukan pengkaderan terhadap calon-calon kader partai serta kegiatan-kegiatan yang terjadi selama masa pengkaderan tersebut.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan penulis terhadap hasil penelitian yang didapatkan di lapangan serta saran penulis terkait masalah yang diteliti.


(38)

BAB II

PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW) PARTAI NASIONAL DEMOKRAT SUMATRA UTARA

2.1. SEJARAH SINGKAT PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Partai merupakan wujud kedaulatan rakyat. Melalui partailah kepentingan partai direpresentasikan. Karena itu siapapun yang hendak memasung lahirnya partai, secara hakikat dia telah memasung kedaulatan itu sendiri. Saat ini dapat kita lihat kondisi demokrasi yang hampa dan kebablasan. Kehadiran partai Nasional Demokrat adalah untuk mengisi kehampaan dan menghentikan kebablasan tersebut.

Partai Nasional Demokrat adalah alat perjuangan baru agar demokrasi di Indonesia menemukan kesejatiannya, dan bukan sekadar praktek formal prosedural semata. Demokrasi harus berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat.Tanpa menjadikan rakyat sejahtera, demokrasi ibarat pohon yang berbunga tetapi tanpa buah. Indah dipandang tetapi tak dapat dinikmati. Demokrasi yang menghasilkan kekacauan juga bukanlah tujuan Partai Nasional Demokrat. Di tengah praktek politik transaksi, politik citra, politik mahar, politik dinasti, yang menjadi dekorasi buruk dalam panggung kehidupan demokrasi dan ditengah krisis kepercayaan rakyat terhadap partai lama, Partai Nasional Demokrasi hadir untuk menggelorakan semangat dan harapan bahwa perubahan harus terjadi. Maka mau tak mau harus ada partai politik baru yang bisa menyegarkan kembali kompetisi sekaligus memberikan


(39)

alternatif kepada rakyat. Oleh karena itu Partai Nasional Demokrat didirikan sebagai jalan baru untuk Indonesia baru.

Partai Nasional Demokrat dideklarasikan pada tanggal 26 Juli 2011 di Jakarta. Partai Nasional Demokrat didirikan atas dasar inisiatif kaum muda yang membumikan restorasi Indonesia. Diantara mereka terdapat tiga serangkai yakni, Patrice Rio Capella yang merupakan seorang politisi, Sugeng Suparwoto yang merupakan seorang jurnalis, dan yang terakhir adalah Ahmad Rofiq yang merupakan seorang aktivis. Selain tiga serangkai tersebut, terdapat juga kaum muda profesional, aktifis LSM, advokat, serikat buruh, organisasi tani dan lain sebagainya.

2.2. MANIFESTO PARTAI NASIONAL DEMOKRAT30

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 meletakkan dasar penting lahirnya sebuah bangsa besar, Bangsa Indonesia.Negara ini diadakan untuk menjalankan mandat yang tertuang dalam konstitusi UUD 1945, mandat untuk menjadikan manusia Indonesia yang hidup adil, makmur dan sejahtera. Merdeka sebagai negara, merdeka sebagai rakyat. Merdeka yang kami maksud berarti kebutuhan rakyat yang terpenuhi, tidak hanya berhenti sebagai jargon-jargon politik, indah didengar namun tak pernah mewujud. Disinilah Negara Indonesia yang merdeka memiliki kewajiban untuk menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan rakyatnya, termasuk melindungi jika hak-hak itu dilanggar. Kita patut bangga dan bersyukur karena reformasi telah mengeluarkan kita dari kubangan kediktatoran. Namun pada saat yang sama

30

Buku Pegangan Partai Nasional Demokrat, Jakarta : Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat, 2011, hlm. 11.


(40)

reformasi juga tidak menawarkan arah yang jelas kemana bangsa ini akan menuju. Demokrasi terjebak dalam prosedur-prosedur yang tidak berkontribusi langsung pada kesejahteraan rakyat. Demokrasi berjalan tanpa bimbingan ideologi politik, tanpa program politik yang konsisten, dan pada akhirnya menjauhkan negara dari mandat konstitusionalnya. Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi yang hanya sekedar merumitkan tata cara berpemerintahan tanpa mewujudkan kesejahteraan umum. Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi yang hanya menghasilkan rutinitas sirkulasi kekuasaan tanpa kehadiran pemimpin yang berkualitas dan layak diteladani. Partai Nasional Demokrat menolak demokrasi tanpa orientasi pada publik. Kami menolak negara yang meninggalkan perannya dalam pemenuhan hak warga negara. Partai Nasional Demokrat mencita-citakan demokrasi Indonesia yang matang, yang menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, dan kebebasan dengan kesejahteraan. Partai Nasional Demokrat mencita-citakan sebuah demokrasi berbasis warga Negara yang kuat, yang terpanggil untuk merebut masa depan yang gemilang, dengan keringat dan tangan sendiri. Kami berdiri atas nama gagasan sosial demokrasi, yang mengedepankan kehadiran negara dalam pemenuhan hak warga negara. Partai Nasional Demokrat berdiri untuk membangun politik warga Negara berdasarkan cita-cita kesejahteraan, kesetaraan dan gotong royong. Partai Nasional Demokrat berdiri untuk merestorasi cita-cita Republik Indonesia. Partai Nasional Demokrat mengusung mandat konstitusi untuk membangun sebuah Negara kesejahteraan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi, negara hukum yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan negara yang mengakui keberagaman sesuai prinsip Bhineka Tunggal Ika. Partai Nasional Demokrat lahir sebagai sebuah keharusan sejarah.


(41)

Partai Nasional Demokrat lahir dari pergulatan pemikiran para pendiri bangsa dan lahir sebagai jawaban atas kekosongan politik gagasan pasca reformasi. Partai Nasional Demokrat berdiri tegak, dengan semangat kebangsaan yang kuat untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan berdaulat. Partai Nasional Demokrat adalah perwujudan dari Nasionalisme kebangsaan, kedaulatan nasional yang bertumpu pada masyarakat yang Sejahtera, kekuatan Demokratik seluruh komponen bangsa, kemandirian Ekonomi, dan negara bangsa yang memiliki Martabat dalam pergaulan internasional.

2.3.PROGRAM AKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

Partai Nasional Demokrat memprioritaskan programnya pada 3 (tiga) bidang, yaitu basis pertanian yang kuat, ekonomi maritim yang terpadu, dan Indonesia yang terhubung dari ujung Timur sampai Barat melalui Trans Indonesia (infrastruktur). Program prioritasini dicanangkan sebagai jawaban Indonesia yangberdaulat, mandiri,

dan sejahtera. Pelaksanaanprogram dilakukan sebagai berikut:31

A. Membangun infrastruktur jalan tol bebas biaya yang bernama Trans

Indonesia untuk membangun persatuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Membuka akses desa-desa terpencil untuk memiliki akses langsung ke kota-kota dalam memajukan perekonomian rakyat. Melanjutkan cita-cita Bung Karno membangun jembatan Selat Sunda dan Selat Bali.

B. Menggiatkan industri terpadu dalam pengolahan hasil pertanian dan kelautan

untuk mendukung pengembangan ekonomi maritim dan pertanian.

31


(42)

C. Menurunkan bunga pinjaman bank untuk bantuanmodal para pelaku ekonomi kecil di bidang pertaniandan maritim.

D. Mengembalikan peran pemerintahan secara total dalam pemasaran

produk-produk pertanian, kelautan, dan industri kecil dalam negeri, sehingga petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil tidak perlu kebingungan dengan spekulasi harga yang berubah-ubah.

E. Membangun kemandirian industri pangankhusus dalam padi, jagung, kedelai,

dan tebu.

F. Membudidayakan produk lokal seperti sagu, umbi-umbian,sayur-sayuran, dan

buah-buahan.

G. Menjadikan ketahanan pangan sebagai kepentingan bangsa yang utama.

Program aksi ini akan dijalankan dengan cara mengkonsolidasikan penggerak-penggerak ekonomi pertanian dan kelautan menjadi bagian dari kader-kadernya. Selain itu, Partai Nasional Demokrat juga akan mengerahkan segenap sumber dayanya untuk melakukan penelitian, dukungan tenaga maupun bantuan permodalan untuk melakukan berbagai inovasi pengembangan ekonomi maritim dan pertanian yang akan menjadi pilar perekonomian nasional. Partai Nasional Demokrat akan membuka seluas-luasnya keterlibatan rakyat dalam program-program partai melalui partisipasi secara sukarela dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, pengembangan ekonomi maupun pendidikan politik yang dilakukan oleh partai. Untuk itu, Partai Nasional Demokrat menganjurkan segenap warga untuk mendaftarkan diri sebagai anggota Partai Nasional Demokrat dengan cara mengambil formulir keanggotaan dari kantor-kantor kepengurusan Partai Nasional Demokrat


(43)

setempat. Selain itu, kepengurusan Partai Nasional Demokrat di setiap tingkat juga akan pro-aktif berkomunikasi untuk menjalankan dan menampung setiap partisipasi anggota dan masyarakat secara luas.

Aksi partai ini bertujuan untuk memberi manfaat kepada seluruh rakyat Indonesia. Setiap program aksi akan disusun berdasarkan aspirasi masyarakat luas. Program aksi ini akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat luas dan ditujukan untuk masyarakat luas itu sendiri.

2.4.PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI NASIONAL

DEMOKRAT SUMATRA UTARA

2.4.1. Visi Partai

Kelahiran Partai Nasional Demokrat bukanlah semata-mata hadir dalam percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. Partai Nasional Demokrat terjun ke politik untuk suatu tujuan yang mulia. Partai Nasional Demokrat memasuki gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Maka partai Nasional

Demokrat Sumatra Utara memiliki visi :32

1. Memantapkan eksistensi Negara.

2. Memperkuat persatuan bangsa.

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

4. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

5. Mendorong keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

32


(44)

2.4.2. Misi Partai

Partai Nasional Demokrat adalah sebuah gerakan perubahan yang didasari oleh kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita-citakan oleh Proklamasi 1945 yang belum terwujud hingga saat ini. Partai Nasional Demokrat bertujuan untuk menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan Gerakan Perubahan untuk Restorasi Indonesia. Restorasi Indonesia adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan. Maka misi yang diemban oleh partai Nasional Demokrat

adalah :33

A. Membangun Politik Demokratis Berkeadilan.

Membangun Politik Demokratis Berkeadilan berarti menciptakan tata ulang demokrasi yang membuka partisipasi politik rakyat dengan cara membuka akses masyarakat secara keseluruhan. Mengembangkan model pendidikan kewarganegaraan untuk memperkuat karakter bangsa, serta melakukan perubahan menuju efisiensi sistem pemilihan umum. Memantapkan reformasi birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat. Melakukan reformasi hukum dengan menjadikan konstitusi UUD 1945 (Undang-Undang Dasar tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima) sebagai kontrak politik kebangsaan.

33 Ibid


(45)

B. Menciptakan Demokrasi Ekonomi.

Melalui tatanan demokrasi ekonomi maka akan tercipta partisipasi dan akses masyarakat dalam kehidupan ekonomi negara, termasuk di dalamnya distribusi ekonomi yang adil dan merata yang akan berujung pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita ini maka perlu untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, sistem jaminan sosial nasional, penguatan industri nasional, serta mendorong kemandirian ekonomi di level lokal.

C. Menjadikan Budaya Gotong Royong sebagai karakter bangsa.

Dalam mewujudkan misi ini, maka sistem yang menjamin terlaksananya sistem pendidikan nasional yang terstruktur dan menjamin hak memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan yang menciptakan solidaritas dan soliditas nasional, sehingga seluruh rakyat Indonesia merasakan cita rasa sebagai sebuah bangsa dan menjadikan gotong royong sebagai amalan hidup keseharian. Kebudayaan ini akan menciptakan karakter bangsa yang bermartabat dan menopang kesiapan Negara dalam kehidupan global.

2.4.3. Prinsip Pejuangan Partai34

Prinsip perjuangan yang diusung oleh partai Nasional Demokrat adalah restorasi Indonesia.Restorasi adalah gerakan untuk mengembalikan Pancasila sebagai

34


(46)

jatidiri negara bangsa sebagai dasar kehidupan bersama. Restorasi Indonesia perubahan pola pikir masyarakat Indonesia dari kepura-puraan menjadi keterusterangan. Gagasan ini bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki kondisi (negara, bangsa, dan masyarakat) yang sedang rusak atau menyimpang dari tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD1945. Istilah ini populer sejak Restorasi Meiji di Jepang yang merupakan jawaban bangsa Jepang terhadap demoralisasi dan liberalisasi agar bangsa Jepang tidak kehilangan karakter negara-bangsanya dan maju menjadi bangsa yang maju. GerakanRestorasi Indonesia meletakkan tujuan dan cita-cita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual, dan rakyat Indonesia sebagai senjata materialnya.

Restorasi ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini karena kehidupan nasional Indonesia saat ini sudah berada pada titik nadir yang mengkhawatirkan. Reformasi 1998 sebagai tonggak ikhtiar demokratisasi Indonesia, ternyata menyisakan kekecewaan banyak orang. Demokrasi menjadi rutinitas suksesi kekuasaan tanpa memunculkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas, visioner,dan layak diteladani. Neoliberalisme begitu mantap mencengkram ekonomi Indonesia, sementara jatidiri sebagai orang Indonesia pun semakin tercerabut.

Program restorasi Indonesia akan dimulai dari merestorasi negara-bangsa yang berupa upaya membangun keteladanan kepemimpinan, membangun karakter gotong royong sesuai dengan dasar negara dan membangun kepercayaan rakyat terhadap institusi negara. Kedua, restorasi kehidupan rakyat yang berupa upaya membangun gerakan arus bawah atas prakarsa rakyat, yang membawa nilai-nilai kebajikan, kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang produktif. Ketiga, restorasi kebijakan internasional yang berupa upaya membangun


(47)

keseimbangan baru dalam tata dunia yang lebih adil, damai dan menjaga kelestarian alam semesta.

2.4.4. Fungsi Partai

Dengan semangat kebangsaan partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

memiliki fungsi sebagai berikut :35

A. Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Mewujudkan Negara kesejahteraan sesuai dengan mandat konstitusi.

C. Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis, partisipatif

dan beradab.

D. Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip Demokrasi Indonesia.

E. Menegakan keadilan sosial dan kedaulatan hukum.

F. Memenuhi hak asasi manusia dan hak warga Negara Indonesia.

G. Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial

budaya yang egaliter berdasarkan pada prinsip Bhineka Tunggal Ika.

35


(48)

2.4.5. Susunan Struktur, Kelengkapan, Perangkat dan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

2.4.5.1.Susunan Struktur Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

1. Dewan Pimpinan Wilayah

Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Wilayah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan Partai.

a. Dewan Pembina Wilayah

Dewan pembina wilayah memiliki fungsi : Memberikan pandangan dan pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi Partai.

b. Dewan Pimpinan Wilayah

Dewan pimpinan wilayah memiliki tugas sebagai berikut :

• Menyusun program dan anggaran tahunan Wilayah dan

lembaga-lembaga di bawahnya kemudian disahkan sebagai program Partai.

• Menetapkan produk-produk konsepsional untuk bidang-bidang

tugas dan lembaga-lembaga struktural di bawahnya.

• Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Pusat, berwenang

menerima Waqaf, hibah.

• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir tahun.

• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi dan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.


(49)

• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi embaga-lembaga di bawahnya.

• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung

Partai.

• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang.

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan

Pimpinan Daerah dan lembaga terkait lainnya.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh

Musyawarah Wilayah dan keputusan Partai lainnya.

• Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan Partai di tingkat

wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Musyawarah Wilayah serta peraturan Partai lainnya.

• Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta

Musyawarah Wilayah.

• Mengatur dan berkoordinasi dengan anggota legislatif dan

eksekutif yang berasal dari anggota kader Partai di wilayahnya.

2. Dewam Pimpinan Daerah

Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Dewan Pembina Daerah dan Dewan Pimpinan Daerah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan Partai.


(50)

a. Dewan Pembina Daerah

Dewan pembina daerah memiliki fungsi :Memberikan pandangan dan pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi Partai.

b. Dewan Pimpinan Daerah

Dewan pimpinan daerah memiliki tugas sebagai berikut :

• Menyusun program dan anggaran tahunan daerah dan untuk

lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi program Partai. Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Wilayah, berwenang menerima sumbangan dan hibah.

• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir.

• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten/Kota dan calon Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.

• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di

bawahnya.

• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung

Partai.

• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting.

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan

Pimpinan Cabang dan lembaga terkait lainnya.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh


(51)

• Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan Partai di tingkat wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Tingkat Daerah serta peraturan Partai lainnya.

• Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban dihadapan peserta

Musyawarah Daerah.

• Mengatur dan berkoordinasi dengan anggota legislatif dan

eksekutif yang berasal dari anggota kader Partai di daerahnya.

3. Dewan Pimpinan Cabang

Dewan Pimpinan Cabang terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara dan perangkatlainnya sesuai dengan kebutuhan Partai. Dewan Pimpinan Cabang memiliki tugas :

• Menyusun program dan anggaran tahunanCabang dan

lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi program Partai.

• Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Daerah, berwenang

menerima waqaf dan hibah.

• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir.

• Mengusulkan nama-nama calon sementara anggota DPRD

(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten/Kota untuk kemudian menyerahkannya kepada Dewan Pimpinan Daerah untuk dilakukan seleksi lebih lanjut.


(52)

• Membentuk, mengesahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi lembaga terkait.

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan

Pimpinan Ranting dan lembaga terkait lainnya.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh

Musyawarah Daerah dan Musyawarah cabang dan keputusan Partai lainnya.

• Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan Partai di tingkat

cabang sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan permusyawaratan tingkat Pusat, permusyawaratan Wilayah, permusyawaratan tingkat Daerah, permusyawaratan Cabang serta peraturan Partai lainnya.

• Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban kepada

Musyawarah Cabang.

• Melakukan koordinasi dengan anggota legislatif yang berasal dari

daerah pemilihan cabang bersangkutan.

4. Dewan Pimpinan Ranting

Dewan Pimpinan Ranting terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan kebutuhan Partai. Dewan Pimpinan Ranting memiliki tugas :

• Menyusun dan mengesahkan program dan anggaran tahunan

Partai.


(53)

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan Dewan Pimpinan Ranting.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh

Musyawarah Cabang dan keputusan Partai lainnya.

• Menetapkan kebijaksanaan Partai di tingkat ranting sesuai dengan

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan

Musyawarah Daerah dan permusyawaratan tingkat Cabang, permusyawaratan tingkat Wilayah, permusyawaratan tingkat Daerah, serta peraturan Partai lainnya.

• Menetapkan dan melaksanakan segala ketentuan dan

kebijaksanaan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Ranting serta Peraturan Partai lainnya.

• Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban kepada

Musyawarah Ranting.

• Menerima pendaftaran calon anggota Partai disampaikan pada

Dewan Pimpinan Cabang untuk kemudian diteruskan kepada DewanPimpinan Daerah.


(54)

2.4.5.2.Kelengkapan Partai

Kelengkapan partai terdiri dari :36

1. Biro-biro

Biro merupakan :

a. Biro adalah kelengkapan Partai di tingkat Wilayah yang berfungsi

sebagai unit pelaksana program-program Dewan Pimpinan Wilayah.

b. Biro-biro dibentuk dan dikoordinasikan oleh Dewan Pimpinan

Wilayah.

2. Divisi-divisi

Divisi merupakan :

a. Divisi-divisi adalah kelengkapan Partai di tingkat Daerah yang

berfungsi sebagai unit pelaksana program-program Dewan Pimpinan Daerah.

b. Divisi-divisi dibentuk dan dikoordinasikan oleh Dewan Pimpinan

Daerah.

3. Seksi-seksi

Seksi merupakan :

a. Seksi adalah kelengkapan Partai di tingkat Cabang dan Ranting

yang berfungsi sebagai unit pelaksana program-program Dewan Pimpinan Cabang atau Dewan Pimpinan Ranting.

36


(55)

b. Seksi dibentuk dan dikoordinasikan oleh Dewan Pimpinan Cabang atau Dewan Pimpinan Ranting.

2.4.5.3.Perangkat Partai

Perangkat partai terdiri dari :

1. Badan Otonom

Badan Otonom adalah perangkat Partai yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Partai, khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan merupakan basis massa serta sumber kader Partai di berbagai segmen dan atau lapisan sosial masyarakat tertentu. Berikut merupakan hal-hal yang berkaitan dengan badan otonom :

a. Susunan organisasi dan kepengurusan Badan Otonom diatur di

dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga masing-masing Badan Otonom tersebut.

b. Badan Otonom berkewajiban menyesuaikan dengan asas, tujuan,

dan usaha Partai.

c. Keputusan permusyawaratan tertinggi Badan Otonom yang

menyangkut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus mendapat persetujuan Dewan Pimpinan Pusat Partai, baik secara keseluruhan maupun dengan perubahan.

d. Keputusan permusyawaratan tertinggi Badan Otonom yang tidak

menyangkut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga harus dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Partai menurut tingkatan


(56)

masing-masing. Dewan Pimpinan Partai berhak mengadakan perubahan, jika terdapat hal-hal yang bertentangan dan atautidak sesuai dengan garis kebijakan dan politik Partai.

Badan otonom yang dimiliki oleh partai Nasional Demokrat adalah Garda Pemuda Nasional Demokrat.Organisasi otonom untuk kaum perempuan adalah Garnita Malahayani.Dan yang terakhir organisasi otonom bagi mahasiswa adalah Liga Mahasiswa Nasional Demokrat.

2. Lembaga-lembaga

Lembaga-lembaga merupakan :

a. Lembaga adalah kelengkapan Partai yangmerupakan alat

pengabdian dan perjuangan Partai.

b. Lembaga dibentuk oleh Dewan Pimpinan Partai sesuai kebutuhan.

c. Lembaga memiliki struktur organisasi sendiridari tingkat Pusat

sampai ke tingkat Cabang sesuai dengan potensi Cabang.

d. Lembaga berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab

kepada Dewan Pimpinan Partai menurut tingkatannya.

e. Untuk meningkatkan optimalisasi peran dan fungsi Partai, maka

dapat dibentuk Dewan Penasehat, Dewan Pakar, Badan Pengawas Keuangan dan lembaga lainnya sesuai dengan kebutuhan.


(57)

2.4.5.4.Susunan Kepengurusan Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara

Dalam susunan struktur dan kepengurusan partai Nasional Demokrat, khususnya DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara memiliki tingkatan kepengurusan yakni dalam Dewan Pimpinan Wilayah terdiri dari Dewan Pembina Wilayah dan Dewan Pimpinan Wilayah dimana Dewan Pimpinan Wilayah meliputi Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara dan perangkat partai lainnya sesuai dengan keperluan Partai. Dewan Pimpinan Wilayah berkedudukan sebagai unsur pelaksana pada tingkat provinsi yang bersifat kolektif dan bertugas untuk menyelenggarakan fungsi teknis partai di wilayah provinsi tersebut.

Dewan Pimpinan Wilayah partai Nasional Demokrat Sumatra Utara pertama kali ditetapkan pada tanggal 25 Januari 2012. Hingga pada saat ini kepengurusan yang dimiliki oleh Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara masih bersifat sementara karena hendak mengejar terpenuhinya persyaratan untuk mengikuti Pemilu yang akan diadakakan pada 2014. Pada awalnya partai Nasional Demokrat Sumatra Utara didirikan atas inisiatif beberapa orang yakni, H.M. Ali Umri, SH, M.Kn, Prof. Dr. T. Bahri Anwar, Hasan Simatupang, H. Ok.Tun Hidayat, SE dan Ir. Abdullah Amra, MH. Semenjak berdiri pada awal tahun 2012 di Medan hingga saat ini telah terjadi penambahan anggota di bagian kepengurusan sejak tanggal 11 September 2012. Penambahan anggota ini dimaksudkan untuk mempercepat proses kegiatan dalam partai.

Berikut adalah susunan kepengurusan DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara berdasarkan pada SK Partai : 1186-SK/DPP-Nasional Demokrat/IX/2012.


(58)

STRUKTUR DEWAN PIMPINAN WILAYAH

PARTAI NASIONAL DEMOKRAT PROVINSI SUMATRA UTARA DEWAN PEMBINA WILAYAH

- KETUA : Prof. Dr. T. Bahri Anwar

- ANGGOTA : Rosmawati L. Tobing

Juswan

Dr. Mustafa K. Adam DEWAN PIMPINAN WILAYAH

- KETUA : H.M. Ali Umri, SH, M.Kn

- WAKIL KETUA : Ir. Abdullah Amra, MH

M. Syarifuddin, SH H. Ok. Tun Hidayat, SE Hasan Simatupang Dr. Geeta

- SEKRETARIS : Drs. H. Anwar Monel, M.AP

- WAKIL SEKRETARIS : Tetty Juliaty, SE, M.Si

Batara Lubis Purnomo Sidi, SE Saiful Bahri, ST

- BENDAHARA : Mohd Nezar Djoeli, ST

- WAKIL BENDAHARA : Inge Amelia

Hj. Zakiah

Hj. Wiwiek Dwi Julianty Nurul Afiati, SE


(59)

Pada saat ini Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat Sumatra Utara terdiri dari 33 DPC kota dan kabupaten. Untuk DPC Kota terdiri dari 8 daerah dan DPC Kabupaten terdiri dari 25 daerah.

No. Nama DPC Kabupaten/Kota Jumlah

DPAC

1. DPC Sibolga Kota Madya Sibolga 4

2. DPC Tanjung Balai Kota Madya Tanjung Balai 6

3. DPC Pematang Siantar Kota Madya Pematang Siantar 8

4. DPC Tebing Tinggi Kota Madya Tebing Tinggi 5

5. DPC Medan Kota Madya Medan 21

6. DPC Binjai Kota Madya Binjai 5

7. DPC Padang Sidempuan Kota Madya Padang Sidempuan 6

8. DPC Gunung Sitoli Kota Madya Gunung Sitoli 6

9. DPC Nias Kabupaten Nias 9

10. DPC Mandailing Natal Kabupaten Mandailing Natal 23

11. DPC Tapanuli Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan 14

12. DPC Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Tengah 20

13. DPC Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara 15

14. DPC Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir 16

15. DPC Labuhan Batu Kabupaten Labuhan Batu 9

16. DPC Asahan Kabupaten Asahan 25


(60)

18. DPC Dairi Kabupaten Dairi 14

19. DPC Karo Kabupaten Karo 17

20. DPC Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang 22

21. DPC Langkat Kabupaten Langkat 23

22. DPC Nias Selatan Kabupaten Nias Selatan 18

23. DPC Humbang Hasudutan Kabupaten Humbang Hasudutan 10

24. DPC Pakpak Bharat Kabupaten Pakpak Bharat 8

25. DPC Samosir Kabupaten Samosir 9

26. DPC Serdang Begadai Kabupaten Serdang Begadai 17

27. DPC Batubara Kabupaten Batubara 7

28. DPC Padang Lawas Kabupaten Padang Lawas 12

29. DPC Padang Lawas Utara Kabupaten Padang Lawas Utara 9

30. DPC Labuhan Batu Selatan Kabupaten Labuhan Batu Selatan 5

31. DPC Labuhan Batu Utara Kabupaten Labuhan Batu Utara 8

32. DPC Nias Utara Kabupaten Nias Utara 11

33. DPC Nias Barat Kabupaten Nias Barat 8

Kegiatan yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat pada saat ini adalah melakukan proses rekrutmen melalui program O250 (operasi 250). Program O250 bertujuan untuk mendapatkan dukungan masyarakat melalui kegiatan rekrutmen dan kaderisasi yang dilaksanakan oleh partai Nasional Demokrat dalam rangka menjalang Pemilu 2014. Selain kegiatan rekrutmen, pada waktu dekat dilaksanakan Rakorwil (Rapat Koordinasi Wilayah) dengan agenda pelantikan pengurus tetap yang


(61)

akan diadakan oleh partai Nasional Demokrat di Medan pada tanggal 23 Februari 2013.


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.KESIMPULAN

Dalam menjalankan fungsinya sebagai partai politik, setiap partai seharusnya memiliki sebuah visi untuk membentuk kader-kader yang bersih dan bertanggung jawab kepada Negara dan partainya.Untuk mendapatkan kader yang demikian hendaknya setiap partai politik harus memiliki program kaderisasi. Melalui program kaderisasi akan terbentuk kader-kader yang dilatih menjadi seorang pemimpin, baik itu dalam partainya maupun mengisi jabatan-jabatan politik.

Partai politik juga harus mengembalikan fungsinya sebagai penghubung masyarakat dan pemerintah dimana partai politik bertindak sebagai penyalur aspirasi masyarakat.Hal ini juga merupakan tugas bagi partai politik, dimana partai politik melalui sistem kaderisasinya harus membentuk kader-kader yang dekat dengan rakyat.

Partai politik termaksud partai Nasional Demokrat juga memiliki tugas yang sama dalam kaderisasi yakni menciptakan kader-kader yang memiliki hati nurani dan dekat dengan masyarakat. Berdasarkan data-data yang telah penulis kumpulkan, selama melakukan wawancara maupun data yang diberikan oleh partai, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan :


(2)

A. Kaderisasi yang dilaksanakan oleh partai Nasional Demokrat diukur dengan indikator :

1. Tatacara untuk mengikuti pengkaderan.

Pengkaderan yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat bersifat bebas, dimana tidak hanya anggota yang dapat mengikuti proses kaderisasi itu sendiri, namun dapat diikuti oleh masyarakat yang bukan anggota partai dengan persyaratan hanya mengisi formulir data diri. 2. Bentuk-bentuk kegiatan dalam proses pengkaderan.

Dalam melakukan kegiatan kaderisasinya partai Nasional Demokrat memiliki 3 tingkatan kader yakni, kader biasa, kader menengah yang terdiri dari : kader inti dan kader inti platinum dan guru kader. Setiap tingkatan dalam proses kaderisasi memiliki materi-materi yang diajarkan kepada para kadernya. Materi-materi tersebut adalah :

- Kader biasa

Dalam tingkat kader biasa materi yang diberikan adalah :

• Memperkenalkan partai Nasional Demokrat ke pada para peserta.

• Penanaman idealisme organsisasi dan penanaman nilai-nilai organisasi.

• Memantapkan royalitas dan loyalitas terhadap partai.

• Pendidikan politik kebangsaan.


(3)

- Kader menengah

Dalam tingkatan kader menengah terdapat 2 jenis kader yakni, kader inti dan kader inti platinum. Pembagian kader ini didasarkan pada program yang disebut O250 (Operasi 250), dimana kader inti paling tidak harus merekrut 250 orang dan kader inti platinum paling tidak harus merekrut 2500 orang. Dalam tingkatan ini terdapat 2 materi yang diberikan, yakni :

• Komunikasi Politik.

• Pelatihan Kepemimpinan.

- Guru kader

Dalam tingkatan ini peserta merupakan pengurus yang berada dalam jajaran kepengurusan partai.Materi yang diberikan di dalam tingkatan ini adalah gabungan dari materi yang diberikan dari pelatihan awal kaderisasi sampai pada pelatihan kader menengah.Guru kader dalam proses kaderisasi partai Nasional Demokrat berfungsi sebagai pemberi materi kaderisasi dalam tingkat awal dan menengah, sehingga keberadaan seorang guru kader sangat vital dalam proses kaderisasi.

3. Hasil dan tujuan dari proses kaderisasi.


(4)

dilakukan untuk menjaga eksistensi kepengurusan dalam tubuh partai, dimana partai telah melatih dan mempersiapkan calon-calon pengurus dan pemimpin partai untuk masa yang akan datang.

B. Kegiatan yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat pada saat ini masih belum berjalan maksimal karena beberapa faktor yakni :

1. Kurangnya guru kader dalam kepengurusan partai Nasional Demokrat Sumatra Utara.

2. Karena kurangnya guru kader dalam kepengurusan menyebabkan untuk melakukan kegiatan kaderisasi harus menunggu kuota massa yang mencukupi diberbagai daerah.

3. Sistem pendataan online yang masih belum berjalan lancar.

Karena pada saat ini partai Nasional Demokrat hanya masih berkonsentrasi pada mengumpulkan basis massa, maka penulis mengidentifikasikan bahwa partai Nasional Demokrat merupakan sebuah partai massa dimana partai massa mengutamanakan kekuatannya berdasarkan keunggulan jumlah anggota, oleh karena itu biasanya terdiri dari pendukung-pendukung yang datangnya dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang memiliki ideologi dan tujuan yang sama. Kelebihan partai jenis ini adalah dia dapat memperoleh suara yang besar pada pemilihan karena dia akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya.


(5)

4.2.SARAN

1. Kader merupakan unsur pokok dalam sebuah organisasi sampai pada saat ini masih belum merupakan sasaran utama yang terprogram dalam agenda kegiatan pada DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara. Sudah seharusnya kader sebagai sebuah inti organisasi memperoleh prioritas utama untuk ditangani secara serius. Penulis menyarankan agar proses kaderisasi dalam partai menjadi sebuah program tetap dalam agenda kegiatan partai, dimana tujuan dan hasil dari proses kaderisasi harus secara spesifik menjelaskan target yang ingin dicapai secara realistis.

2. Proses kaderisasi merupakan bukan sebuah proses yang singkat. Kaderisasi dilakukan secara terus menerus dalam kurun waktu yang panjang. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat Sumatra Utara sebaiknya dilakukan sejak dini. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kader-kader instan yang menjadikan partai politik hanya sebagai kendaraan untuk memperoleh kekuasaan dan jabatan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Zainul, 1996, Kamus Umum Khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung : Angkasa.

Budiardjo, Miriam, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi), Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Bungin, Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Damsar, Prof. Dr., 2010, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Harun, Rochayat dan Sumarno, 2006, Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar, Bandung : Mandar Maju.

Koirudin, 2004, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rahman H.I, A, 2007, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sahid, Komarudin, 2011, Memahami Sosiologi Politik, Bogor : Ghalia Indonesia. Salim, Peter, 2002, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern

English Press.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, 1989, Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES.

Sitepu, P. Anthonius, 2012, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat,2011, Buku Pegangan Partai Nasional Demokrat, Jakarta : Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat.