PENDAHULUAN Eksperimen Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun 2015/2016.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar itu sangat penting. Dalam suatu lembaga pendidikan
keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Menurut Hamdani (2011: 138) prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Pada penelitian ini yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil perubahan dalam diri siswa yang
berupa perubahan tingkah laku sebagai prestasi belajar matematika. Prestasi
yang ingin dicapai oleh siswa pada hasil pembelajaran matematika merupakan
pengetahuan tentang matematika.
Menurut Soemanto (Hamdu dan Agustina, 2011:90) menyebutkan,
pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena
dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih
berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan
prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi
untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya.
Namun pada realitanya, prestasi belajar matematika masih belum
memenuhi harapan. Berdasarkan survei Trends in International Mathematics

and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011 diketahui bahwa prestasi
matematika siswa Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 42 negara dengan
skor rata-rata 386. Sedangkan survey yang dilakukan oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2015
menggunakan tes Programme for International Student Assesment (PISA)
menyatakan bahwa prestasi matematika Indonesia berada pada peringkat 69 dari
76 negara yang mengikuti PISA.
Data ujian Nasional tahun 2013 juga dapat digunakan untuk melihat
rendahnya prestasi belajar siswa. Pada tingkat Nasional, nilai matematika berada

1

2

pada klasifikasi C, pada tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta nilai
matematika juga berada pada klasifikasi C, dan tingkat Kota Yogyakarta pada
klasifikasi B. Berdasarkan hasil ujian Nasional di tahun 2013, nilai matematika
berada pada klasifikasi D dengan rata-rata 5,35 nilai tertinggi 10 dan nilai
tersendah 2,00 (Trisnawati dan Dhoriva Urwatul Wutsqa, 2015: 298). Berdasarkan
data survey tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi matematika siswa

Indonesia sangat rendah.
Rendahnya prestasi matematika di Indonesia juga didasari oleh masih
rendahnya prestasi belajar matematika di setiap daerah di Indonesia. Salah
satunya yaitu kota Surakarta. Berdasarkan data Hasil Ujian Nasional SMP
Negeri tahun pelajaran 2012/2013 bahwa prestasi belajar matematika siswasiswi sekolah di Surakarta masih belum merata. Diperoleh nilai rata-rata nilai
UN mata pelajaran matematika pada tahun 2012/2013 adalah 6,30 sedangkan
nilai rata-rata UN mata pelajaran matematika pada tahun 2011/2012 adalah 7,12.
(Ajeng, Budiyono, dan Sujadi, 2015: 124)
Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar matematika di
Indonesia masih belum memuaskan. Dalam lingkup regional khususnya kota
Surakarta terlihat jika rata-rata nilai UN di Kota Surakarta mengalami
penurunan, sehingga prestasi belajar matematika di kota Surakarta juga dapat
dikatakan masih rendah. Hal ini sebagai alasan peneliti untuk melakukan
penelitian di Kota Surakarta tepatnya di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.
Rendahnya prestasi belajar matematika mengindikasikan ada sesuatu yang
kurang tepat dan belum optimal dalam pembelajaran matematika di sekolah.
Faktor penyebab rendahnya prestasi belajar matematika diantaranya minat
belajar siswa terhadap matematika dirasa masih begitu rendah. Menurut
Muhammad


Fathurrohman

dan

Sulistyorini

(2012:169)

minat

adalah

kecenderungan jiwa yang aktif yang menyebabkan seseorang atau individu
melakukan kegiatan. Adapun minat belajar adalah perhatian, rasa suka,
ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar (Fathurrohman dan
Sulistyorini, 2012: 174).

3


Minat memang sangat berpengaruh pada diri seseorang. Dengan adanya
minat seseorang akan melakukan sesuatu hal yang akan menghasilkan sesuatu
bagi diri seseorang tersebut. Dalam bidang studi matematika, minat seseorang
terhadap pelajaran dapat dilihat dari kecenderungan untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap pelajaran tersebut. Sehingga dalam penelitian ini
minat memiliki peranan untuk meningkatkan daya Tarik, inisiatif, dan semangat
siswa dalam pembelajaran matematika. Menurut Rosali Br Sembiring dan
Mukhtar (2013:228) hasil belajar matematika siswa yang minat belajarnya tinggi
lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang memiliki minat
belajar rendah.
Dari penelitian lain menyimpulkan bahwa diantaranya pembelajaran
matematika dengan menggunakan penerapan multimedia interaktif belum
berhasil meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa (Maria,
2015:15). Selain itu pada penelitian yang lain hanya sedikit siswa yang senang
terhadap pelajaran matematika, sebagian besar siswa kurang menyenangi
pelajaran matematika. Sehingga dalam berbagai ulangan baik dalam ulangan
harian maupun dalam ulangan umum hanya siswa yang senang terhadap
matematika saja yang mampu mencapai prestasi gemilang (Chatarina Febriyanti
dan Seruni, 2014:247). Dari penelitin tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
belajar siswa masih rendah terhadap pembelajaran matematika sehingga

memberikan dampak yang negative untuk perkembangan prestasi belajar siswa.
Selain minat belajar, yang mempengaruhi prestasi belajar matematika
salah satunya adalah penerapan model pembelajaran. Menurut Soekamto
(Andani, dkk, 2014: 356) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang disusun secara sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu kemampuan akademik,

4

penerimaan terhadap perbedaan individu dan pengembangan keterampilan social
(Endalina, 2013:75).
Menurut Hadi (Trisnawati dan Dhoriva, 2005) menyatakan bahwa proses
pembelajaran matematika selama ini yang terjadi belum sesuai dengan yang
diharapkan. Ciri praktik pendidikan selama ini adalah pembelajaran berpusat
pada guru. Guru menyampaikan pelajaran dengan menggunakan metode
ceremah atau ekspositori, sementara siswa mencatatnya pada buku catatan.
Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa

lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru
daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap
yang mereka butuhkan.
Pemilihan model pembelajaran harus dilakukan secara cermat. Salah
satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif. Menurut
Jumanta Hamdayana (2014:115) model pembelajaran STAD merupakan
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana siswa dalam suatu kelas
tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok
haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai
suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut Miftahul Huda (2013:118) kelebihan pembelajaran STAD
diantaranya, siswa dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu juga
memotivasi semangat untuk berhasil bersama, dan aktif berperan sebagai tutor
sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. Selain itu interaksi
antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka berpendapat,
meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok, dan tidak bersifat
kompetitif.Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat meningkatkan
keaktifan dan minat siswa dalam pembelajaran matematika.
Model pembelajaran kooperatif yang lain adalah Jigsaw. Model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif,
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4 hingga 5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota

5

bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang
diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang
lain (Jumanta Hamdayama,2014:87).
Menurut Miftahul Huda (2013:89) pembelajan Jigsaw memiliki beberapa
kelebihan diantaranya, mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena
sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekanrekannya, pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat, dan metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif
dalam berbicara dan berpendapat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran Jigsaw juga dapat meningkatkan keaktifan dan minat belajar siswa
dalam pembelajaran matematika.
Keterkaitan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) dan Jigsaw dengan prestasi belajar yaitu implementasi model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar. Secara tidak langsung minat juga sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar karena besar kecilnya perhatian dan
kemauan yang dimiliki siswa dalam belajar. Karena model pembelajaran dan
minat belajar siswa berkaitan dengan prestasi belajar yang dicapai sehingga
pemilihan model pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar
siswa.
Terkait dengan uraian diatas, mendorong bagi peneliti untuk melakukan
suatu eksperimen penerapan pembelajaran matematika dengan model Student
Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw terhadap prestasi belajar
ditinjau dari minat belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika.
2. Prestasi belajar matematika siswa kurang dari kriteria ketuntasan minimum
yang ditetapkan oleh sekolah
3. Kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik dalam
penyampaian materi atau kegiatan pembelajaran matematika.

6

4. Guru masih sering menggunakan metode ekpositori atau ceramah sehingga
siswa cenderung pasif.

5. Siswa kurang aktif dan antusias dalam pembelajaran matematika.
6. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran
matematika.
7. Hanya sedikit siswa yang senang terhadap pelajaran matematika, sebagian
besar siswa kurang menyenangi pelajaran matematika. Sehingga dalam
berbagai ulangan baik dalam ulangan harian maupun dalam ulangan umum
hanya siswa yang senang terhadap matematika saja yang mampu mencapai
prestasi gemilang.
8. Kegiatan belajar yang kurang bermakna karena guru bertindak sebagai nara
sumber utama, sementara siswa kurang diperhatikan eksistensinya sebagai
subyek belajar yang pasif.
C. Pembatasan Masalah
Fokus penelitian ini yaitu prestasi belajar. Faktor – faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut.
1. Kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik dalam
penyampaian materi atau kegiatan pembelajaran matematika
2. Model pembelajaran matematika Student Teams Achievement Division
(STAD) dan Jigsaw.
3. Kurangnya minat belajar siswa.
4. Siswa kurang aktif dan antusias dalam pembelajaran matematika

5. Prestasi belajar matematika siswa kurang dari kriteria ketuntasan minimum
yang ditetapkan oleh sekolah
D. Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan model Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Jigsaw terhadap prestasi belajar
matematika?
2. Adakah pengaruh yang signifikan tingkat minat belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika?

7

3. Adakah interaksi antara model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD), Jigsaw dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan mendiskripsikan serta melihat
kebenaran pengaruh proses penerapan pembelajaran matematika dengan model
Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw ditinjau dari minat
belajar siswa guna meningkatkan prestasi belajar. Secara khusus penulis
mempunyai tujuan.

1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan model
Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw terhadap prestasi
belajar matematika.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan tingkat minat belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika.
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD), Jigsaw dan minat belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan tentang penerapan pembelajaran matematika dengan model
Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw terhadap prestasi
belajar ditinjau dari minat belajar siswa.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
2) Meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Sekolahan
1) Sebagai masukan bagi guru bahwa model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Jigsaw dapat digunakan sebagai

8

alternatif dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran.
2) Sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika bagi
guru pengampu mata pelajaran matematika dalam menentukan model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3) Memberikan informasi dan pertimbangan bagi sekolah mengenai model
pembelajaran Student Teams Achievement Division ( STAD) dan
Jigsaw.
c. Bagi Peneliti
1) Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

peneliti

selanjutnya

yang

berhubungan dengan penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas
dan pembahasan yang lebih mendalam.
2) Untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi belajar matematika
melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) dan Jigsaw ditinjau dari minat belajar siswa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (Stad) Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Sd Negeri Jatiasih X Bekasi

0 8 137

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 94

Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Tipe Think Pair Share (TPS) di MTs. Swasta PAB 1 Helvetia - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 14

Peningkatan Hasil Belajar dan Minat Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Divisions pada Siswa Kelas IXA SMP Negeri 4 Bumijawa

1 0 12

Efektivitas Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantuan Komik pada Siswa SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas IV SDN Ngadirojo 1 Kec. Ampel Kab. Boyolali Semester II Tah

0 0 16