PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA SWASTA TELADAN MEDAN T.P. 2013/2014.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA SWASTATELADAN MEDAN

T.P. 2013/2014

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan

Disusun Oleh

ASYMAH EVAYANTI PASARIBU NIM: 8126122006

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMA SWASTATELADAN MEDAN

T.P. 2013/2014

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Guna Memperoleh Gelar Master Pendidikan

Disusun Oleh

ASYMAH EVAYANTI PASARIBU NIM: 8126122006

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRACK

Asymah Evayanti Pasaribu. (2014). The Effect of Implementation Instructional Strategy and Numeric Ability to Students of KELAS XI SMA SWASTA TELADAN MEDAN. Thesis, State University Medan Of Pasca Sarjana.

The aims of this research is to find of : (1) the difference of instructional result of physics stundents taught by using the strategy computer simulation learning base on laboratory to the students by using strategy laboratory experiment instructional, (2) the interaction between instructional strategy and numerical ability to physics learning outcomes from the students ofSMP Negeri 9 Tebing Tinggi, (3) the students with high numerical competence which are taught by computer simulation learning base on laboratory instructional strategy have difference in taught to the students who are taught by strategy laboratory experiment instructional strategy, (4) the students who have low numerical competence which are taught by computer simulation learning base on laboratory instructional strategy have difference in taught to the students who are taught by strategy laboratory experiment instructional strategy.

The research was conducted to the students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi class for second semester in 2013/2014 period to the result physic learning. The way to taking sample is used cluster Random Sampling base on student’s numeric ability, so this sample research to each learning group consists of 28 for experiment group and 31 students for control group. The method used in this study is a quasi experimental treatment by level with 2 x 2 factorial . The analysis technique used is a two-track analysis of variance with a significance level α = 0.05 by F test , the continuity test used the Scheffe test. The research method uses experiment quasi treatmeny by level with desain factor 2 x 2.

Finding research show (1) physic learning outcomes between the strategy computer simulation learning base on laboratory is more clever than the students that follow laboratory experiment learning at significance level α = 0,05 Fh is 17,40 and Ftable = 4,02 for significancei 5 % Fhitung>Ftable = 17,40 > 4,02. At the continuon test Scheefe is gotten Fh is 11,62 dan Ftable = 4,00 for significancy 5 % Fhitung>Ftable = 8,61 > 4,00. For significance level 5 % Fcount>Ftable = 8,60 > 4,02 So all of student of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi that follow the strategy computer simulation learning base on laboratory get better mark than students are taught use strategy laboratory experiment learning, (2) the average amount of physics learning outcomes for each learning group is as follows , to X simKT = 34.57 and 28.57 , while X simKT = 34,57 dan X simKR = 28,57sedangkan X PlabKT = 28,25 XlabPR = 32,00 the results of calculations 2x2 factorial ANOVA with treatment by level of calculation results obtained Fb = 182.34 and price tables Ft =


(8)

4.02 at the level of α = 0.05 with df = ( 1,57 ) is Ft ( 0.05 ) ( 1.57 ) = 4.02 so that it can be stated Fh ( 182.34 ) > Ft ( 4.02 ) , then the hypothesis is formulated , there was an interaction between learning strategies and numerical abilities against the learning outcomes of the physics students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi been verified at the significance level of 0.05 thus, Ha is accepted and Ho is rejected at the 0.05 confidence level, (3) that the results of analysis of variance on differences in learning outcomes between students who have the physical ability of a high numerical simulation with the application of computer based learning strategies laboratory average of 34.57 and laboratory experiments for learning strategies average was 28.25. The results of calculations using Scheffe Test Fh = 24.57 and F table = 4.17, then Fh ( 24.57 ) > Ft ( 4.17 ). Thus the findings of the study concluded that the hypothesis which says physics student learning outcomes that have a high numerical skills , learning strategies are given lab -based computer simulations with higher student learning strategies given laboratory experiments, it has been verified that the hypothesis Ho is rejected and Ha accepted . and ( 4 ) the results of the calculation results of the analysis of variance of the difference between students learning physics which has a low numerical ability with the application of computer -based learning strategy simulation laboratory average of 28.57 and laboratory experiments for learning strategies are an average of 32.00. Test results of calculations using Scheeffe Fb = 12.70 and F table = 4.18 , then Fh ( 12.70 ) > Ft ( 4.17 ). Thus the findings of the study concluded that the hypothesis which says physics student learning outcomes that have a low numerical abilities , learning strategies are given higher laboratory experiments with students are given learning strategy based computer simulation laboratory, has verified that the hypothesis Ho is rejected and Ha accepted, thus the better the learning strategy used in delivering teaching materials physics, the higher the physics student learning outcomes, or the higher the numerical abilities of students with learning strategy, the higher the student achievement of competencies acquired, the interaction between learning strategies and numeracy will a positive impact in improving student learning outcomes physics. However, the influence of learning strategies more influence on learning physics goal should be compared with the numerical abilities of students.


(9)

ABSTRAK

Asymah Evayanti Pasaribu. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Swasta Teladan Medan T.P. 2013/2014. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajarkan dengan strategi Quantum Teaching dengan kemampuan membaca pemahaman siswa strategi pembelajaran Ekspositori (2) perbedaan kemampuan pemahaman antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah. (3) intraksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan pemahaman membaca siswa kelas XI SMA Swasta Teladan Medan.

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Swasta Teladan Medan semester genap tahun ajaran 2013/2014 terhadap kemampuan pemahaman siswa. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 40 orang untuk eksperimen dan 40 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Tuckey.

Temuan penelitian menunjukkan (1) kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching dibandingkan dengan siswa yang mengikuti strategi pembelajaran pada taraf signifikasi α = 0,05 dengan Fh sebesar 32,78 dan Ftabel = 3,96 untuk taraf signifikansi 5 % Fhitung> Ftabel = 32,78 > 3.96. Dengan Uji lanjut Tuckey diperoleh Fh sebesar 8,44 dan Ftabel = 3.79 untuk taraf signifikansi 5 % Fhitung> Ftabel = 8,44 > 3.96. Maka secara keseluruhan siswa SMA Swasta Teladan Medan yang mengikuti strategi pembelajaran quantum teaching memperoleh kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Perhitungan analisis varians tentang perbedaan kemampuan pemahaman antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan pemahaman membaca tinggi dengan kemampuan pemahaman antara kelompok membaca rendah pada taraf signifikasi 5 % Fhitung> Ftabel = 414,27> 3.96 untuk taraf signifikansi 5 % Fhitung> Ftabel = 21,36 > 3.96.


(10)

Dengan demikian temuan penelitian menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah, telah teruji kebenarannya sehingga hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. (4)hasil perhitungan rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa untuk strategi pembelajaran X

�� = 36,10 dan � �� = 28,25 sedangkan X � � = 31,40 dan X � � =

30,25. Hasil perhitungan Anava Factorial 2x2 hasil perhitungan F = 5272,18 dan harga table �= 3,96 pada taraf signifikan 0,05% dengan dk = 1,76 adalah ��0,05 (1,76) = 3,96 sehingga di dapat �ℎ = 5272,18 > �� = 3,18, maka hipotesis

yang dirumuskan terdapat strategi pembelajaran

Dengan demikian temuan penelitian menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi hasil belajar fisika siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah, yang diberikan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium lebih tinggi dengan siswa yang diberikan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium, telah teruji kebenarannya sehingga hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak, Dengan demikian semakin baik strategi pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi ajar fisika, maka semakin tinggi hasil belajar fisika siswa, atau semakin tinggi kemampuan numerik siswa dengan strategi pembelajaran, maka semakin tinggi pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa, interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan numerik akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Akan tetapi pengaruh strategi pembelajaran lebih banyak memberikan pengaruh terhadap hasi belajar fisika dibandingkan dengan kemampuan numerik siswa.


(11)

(12)

(13)

(14)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ………..………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... v

DAFTAR GAMBAR ……….……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. vii

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……… 11

C. Batasan Masalah ………. 12

D. Rumusan Masalah ……… 13

E. Tujuan Penelitian ……… 13

F. Manfaat Penelitian ……….. 13

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman dalam Bahasa Indonesia ………. 15

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ………. 23

a. Strategi Pembelajaran Quantum Teaching …… 34

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ……….. 40

3. Hakikat Kemampuan Berpikir Kreatif ………. 46

B. Penelitian Yang Relevan ……… 58

C. Kerangka Berpikir ………. 59

D. Pengajuan Hipotesis ……… 67

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 69

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 69

C. Metode Penelitian ……… 71

D. Desain Penelitian ………. 71

E. Pengontrolan Perlakuan ………. 73

1. Pengontrolan Variabel Internal ……… 73

2. Pengontrolan Variabel Eksternal ………. 74

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ………... 75


(15)

2. Pelaksanaan Perlakuan ………. 76

G. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ………….. 78

1. Variabel Penelitian ……… 78

2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian …………... 79

H. Teknik dan Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …. 81 2. Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif …………. 83

3. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ……… 86

a. Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ……… 86

1. Variabel Tes ……… 86

2. Taraf Sukar Soal ……… 87

3. Daya Pembeda ……… 88

4. Reliabilitas Tes ……….. 89

5. Distraktor ……….. 89

b. Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ………. 91

I. Hasil Uji Coba Instrumen ………. 91

a. Indeks Kesukaran ……… 91

b. Daya Pembeda ……….. 92

c. Validitas Tes ……….. 92

d. Reliabilitas Tes ……….. 93

J. Teknik Analisis Data ……….. 93

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ……… 95

B. Pengujian Persyaratan Analisis ……… 108

1. Uji Normalitas Data ………. 108

2. Homogenitas Varian Sampel ……….. 110

C. Pengujian Hipotesis ……… 113

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 121

E. Keterbatasan Penelitian ………. 132

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.

Simpulan

B.

Implikasi

C.

Saran

DAFTAR PUSTAKA ………

139

LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SMA Swasta Teladan Medan Tahun Pelajaran

2009 s/d 2014 ……… 5 2. Komponen – komponen dalam Strategi Pembelajaran ……….. 24 3. Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum

Teaching ………. 38

4. Langkah-langkah Kegiatan Strategi Pembelajaran Ekspositori ……. 45 5. Sintesis Karakteristik Orang-Orang Kreatif (Semiawan, Munandar,

Anastasi)……….. 57 6. Perbedaan Startegi Pembelajaran Quantum Teaching dan Strategi

Pembelajaran Ekspositori ……….. 61

7. Jumlah Sampel Kelas SMA Swasta Teladan Medan ……… 70

8. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ……….. 72 9. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …….. 82 10. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ……….. 85

11. Indeks Kesukaran Soal ………. 87

12. Tabel Indeks Daya Beda Soal ……….. 88

13. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Yang Dibelajarkan

dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching ……….. 95 14. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan

dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ……….. 97 15. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan Kemampuan

Berpikir Kreatif Tinggi ………. 99 16. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan Kemampuan

Berpikir Kreatif Rendah ………. 100 17. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan Kemampuan


(17)

Berpikir Kreatif Tinggi ……… 102 18. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan Kemampuan

Berpikir Kreatif Rendah ……… 103 19. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Kemampuan Berpikir

Kreatif Tinggi ……… 105 20. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan Kemampuan Berpikir

Kreatif Rendah ………. 107 21. Hasil Analisis Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dan

Ekspositori ……….. 109 22. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa untuk Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi dan Rendah ….. 109 23. Rangkuman Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman

Siswa dengan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Kreatif ………. 110 24. Uji Homogenitas untuk Strategi Pembelajaran Quantum Teaching

Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori ………. 111 25. Uji Homogenitas untuk Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi dan

Berpikir Kreatif Rendah ……….. 111 26. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok

Strategi Pembelajaran Menurut Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi dan Rendah ………. 112

27. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Ananlisis Deskriptif ………… 113

28. Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 ………. 113 29. Ringkasan Hasil Pengujian dengan Menggunakan Uji Tukey ……. 118


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Komponen-komponen Utama dari Strategi Pembelajaran ……….. 31

2. Kerangka Teori Pembelajaran (adaptasi dari Reigeluth, 1983) …… 33

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teachig ……….. 40 4. Strategi Pembelajaran Ekspositori ……… 44 5. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siwa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching….. 96 6. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ………….. 98 7. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan

Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ………... 99 8. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa dengan

Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ……… 101 9. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ……... 102 10. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ……... 104 11. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan

Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ……… 106 12. Histogram Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa yang

Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan

Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ………... 108 13. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kreatif


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Quantum Teaching ……….. 143

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ekspositori ……….. 172

3. Instrumen Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia ………... . 196

4. Alat Evaluasi Pembelajaran ………. 200

5. Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif ………. 223

6. Skenario Pembelajaran Quantum Teaching ……….. .. 232

7. Skenario Pembelajaran Ekspositori ………. 237

8. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol dan Eksperimen … 239 9. Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa …… 240

10. Data Induk Penelitian ……… 253


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I tentang pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual kemampuan membaca siswa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan bukan saja sebagai proses pengembangan intelektual dan kepribadian siswa dengan pendidikan lingkungan di mana ia berada, akan tetapi pendidikan juga merupakan proses penanaman nilai-nilai kebebasan dan kemerdekaan kepada siswa untuk menyatakan pikiran serta mengembangkan totalitas dirinya. Salah satu pendidikan di sekolah-sekolah adalah pendidikan. Pendidikan harus dapat dibina di kalangan siswa. Proses pembinaan pendidikan tidak saja dalam aspek kognitif (pengetahuan teoretis), tetapi juga aspek afektif (menyangkut bagaimana sikap dan pengalaman empiris) dan psikomotorik (praktik secara nyata dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari).

Dalam menjalani kehidupannya setiap hari, manusia senantiasa melakukan aktivitas berkomunikasi. Komunikasi itu berjalan secara alamiah dan mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alat yang paling penting dalam melakukan aktivitas berkomunikasi itu adalah bahasa. Dengan bahasa yang


(21)

berupa lambang-lambang bunyi, manusia menyampaikan dan menerima pesan-pesan yang dapat dipahami. Dengan bahasa, pikiran dan perasaan yang dimilikinya, dapat diungkapkan kepada orang lain untuk dipahami atau dimengerti. Dalam berkomunikasi setiap orang menyatakan dan memahami pikiran dan perasaan, memproses pengertian dan gagasan, dan kemudian mengimplementasikannya dalam tindakan. Lebih jauh lagi bahasa dapat dikatakan sebagai alat pengembang kebudayaan. Begitu pentingnya kedudukan bahasa dalam kehidupan manusia sehingga manusia dinamakan homo symbolicum, yaitu makhluk yang mempergunakan simbol. Tanpa kegiatan berbahasa, kegiatan berpikir secara sistematis tidak dapat dilakukan manusia dan manusia pun tidak dapat mengembangkan kebudayaannya.

Dalam konteks berkomunikasi dengan bahasa, Tampubolon (1987: 3-4) mengemukakan sebagai berikut.

Dalam berkomunikasi, lambang-lambang bahasa dapat dipergunakan secara langsung, dalam arti bahwa bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan langsung oleh pemberi informasi dan diterima langsung oleh penerima informasi. Komunikasi demikian ini disebut komunikasi lisan, yaitu dengan mempergunakan bahasa lisan. Tetapi lambang-lambang itu dapat juga digunakan secara tidak langsung, dalam arti bahwa bunyi-bunyi bahasa itu diubah menjadi lambang-lambang tulisan dalam menyampaikan informasi. Komunikasi demikian ini disebut komunikasi tulisan, yaitu dengan memakai bahasa tulisan.

Berdasarkan sistem komunikasi di atas, dalam pembelajaran bahasa ada empat komponen kemampuan berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu kemampuan menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menyimak dan berbicara dimanfaatkan dalam komunikasi lisan; kemampuan membaca dan menulis dimanfaatkan dalam komunikasi tulis. Urutan kemampuan ini dibuat demikian karena mula-mula pada masa kecil anak-anak


(22)

belajar menyimak bahasa dari lingkungan sekitarnya. Kemudian ia belajar berbicara, membaca, dan menulis.

Berkaitan dengan hal itu, pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik, lisan maupun tulisan. Di semua jenjang pendidikan, khususnya di SMA pencapaian tujuan itu dilakukan dengan pembelajaran kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Dari uraian di atas, dapat diketahui dengan jelas bahwa kemampuan membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berbahasa. Pada saat membaca, seseorang sebenarnya sedang berdialog dan berkata-kata dengan penulis bacaan yang sedang dibacanya. Melalui membaca seseorang juga dapat memahami pikiran orang lain, sekaligus mendapatkan sejumlah informasi yang ada dalam bacaan tersebut.

Pada era globalisasi ini kemampuan membaca pemahaman benar-benar diperlukan. Sebab kenyataan menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) terus berkembang. Ini berarti bahwa pengetahuan sebagai pengalaman umat manusia terus bertambah sesuai dengan kebutuhan umat manusia yang semakin meningkat.

Lord Bacon dalam Sutikno (2006 : 95) menyatakan bahwa membaca menjadikan seseorang itu berisi. Ini berarti bahwa membaca adalah aktivitas yang membangunkan intelektual, membentuk pemikiran kreatif dan dinamis serta dapat melahirkan masyarakat yang progresif dan berdaya saing, khususnya di era globalisasi ini.


(23)

Selama ini pandangan yang berkembang di masyarakat bahwa kemerosotan kemampuan membaca pemahaman siswa disebabkan gagalnya pendidikan bahasa karena memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, mulai dari jumlah jam pelajaran yang cukup minim, materi pendidikan yang terlalu banyak teoretis, sampai pada pendidikan yang cenderung bertumpu pada aspek kognitif daripada afektif dan psikomotorik siswa. Berhadapan dengan berbagai kendala, isi kurikulum dan juga masalah-masalah seperti ini, pendidikan menjadi kurang berfungsi maksimal.

Hasil pengamatan peneliti pada sekolah SMA Swasta Teladan Medan, pada pelaksanaan proses pembelajaran dapat diketahui adanya sebagian guru dalam menerapkan kurikulum banyak mengalami kendala, sehingga proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sebagai sumber belajar dan penggunaan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di kelas sangat sering dipergunakan.

Sanjaya (2008:147) mengungkapkan bahwa guru belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Metode ceramah adalah metode penyampaian pelajaran yang guru sebagai sumber ilmu hanya memberikan pengetahuan saja tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan respon dari siswa terhadap pelajaran yang disampaikannya sehingga siswa merasa bosan dengan metode ceramah.

Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori, sedangkan pada pihak sekolah juga lebih memperhatikan mata pelajaran lain seperti mata pelajaran matematika dan sain, sebab untuk mata pelajaran tersebut ada perlombaan


(24)

olympiade yang dianggap dapat mengangkat martabat sekolah, selain itu sekolah menyediakan sarana, fasilitas ruangan untuk pelajaran matematika dan sains, sedangkan untuk pelajaran yang lain tidak tersedia.

Pengaruh strategi pembelajaran yang tidak efektif mengakibatkan sebagian siswa di SMA Swasta Teladan Medan belum mencapai nilai ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 75, artinya bahwa nilai yang dicapai berkisar antara 0 – 70 demikian juga nilai harian maupun nilai akhir pada ujian akhir sekolah secara rata-rata masih belum mencapai nilai optimal yaitu mencapai nilai rata-rata 80. Di samping itu, sikap belajar yang rendah terhadap pelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa juga mempengaruhi rendahnya kemampuan membaca siswa, hal ini dapat dilihat dari keseharian siswa yang kurang aktif dalam mempelajari kemampuan membaca pemahaman siswa. Evaluasi hasil kemampuan membaca siswa disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1.

Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SMA Swasta Teladan Medan Tahun Pelajaran 2009/2012 NO. Tahun

Pelajaran Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nilai Terendah (NTR) Nilai Tertinggi (NTT) Nilai rata-rata (NRR)

1. 2009-2010 72 42,7 80,2 64,45

2. 2010-2011 72 46,7 80,5 63,60

3. 2011-2012 73 57,8 85,7 71,75

Sumber : Tata Usaha SMA Swasta Teladan Medan

Ada beberapa kelemahan siswa SMA pada UN Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman. Menurut guru-guru Bahasa Indonesia SMA Swasta Teladan Medan, kelemahan siswa pada UN, antara lain kurangnya kemampuan siswa dalam membaca wacana, menafsirkan makna tersirat dalam wacana, dan menentukan pikiran utama serta pikiran penjelas dalam


(25)

paragraf wacana. Selain itu, melalui artikelnya yang berjudul “Reposisi Pendidikan Bahasa” dalam surat kabar Waspada, Syawal Gultom (2012)

menyatakan bahwa dalam UN Bahasa Indonesia siswa SMA mengalami kesulitan dalam hal menentukan kalimat penjelas pendukung topik dan menentukan kalimat sumbang dalam paragraf.

Mengacu pada silabus Bahasa Indonesia SMA, membaca artikel merupakan salah satu kompetensi dasar dengan materi pokok artikel dalam media massa yang harus diajarkan pada siswa kelas XI SMA. Namun, menurut guru-guru di sekolah, kemampuan membaca artikel siswa belum memuaskan.

Perihal belum memuaskannya kemampuan membaca anak didik, dapat dibuktikan dengan laporan Bank Dunia No. 16369-IND, dan studi IEA (International Association fir the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Tenggara, yang dinyatakan Suyatno dalam Sutikno (2006:93-94), yaitu “Tingkat terendah membaca anak-anak dipegang oleh negara Indoneesia dengan skor 51,7 di bawah Filipina skor 52,6, Thailand skor 65,1, Singapura skor 74,0, dan

Hongkong skor 75,5”. Senada dengan hal itu, Sutikno (2006:94) menyatakan

bahwa kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan rendah hanya 30 persen.

Oleh sebab itu, kemampuan membaca pemahaman siswa dituntut untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal. Salah satu strategi pembelajaran adalah quantum teaching yaitu pengubahan pembelajaran yang meriah dengan segala nuansanya, juga menyertakan segala ikatan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching merupakan suatu strategi pembelajaran yang


(26)

ditemukan dan dikembangkan oleh Bobby De Porter (2011), berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Dr. George Lasanov pendidik asal Bulgaria, yaitu tentang suggestology dengan prinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Quantum Teaching memiliki filosofi interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Yang berarti dalam pembelajaran quantum, interaksi-interaksi dalam pembelajaran mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi siswa itu sendiri dan bagi orang lain (DePoter 2011).

DePoter (2011) menyatakan bahwa :

Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti; accelerated Learning (Lazanov), Multiple Intelligences (Gardner), Neoro-Linguistic Programming (Gardner & Bandler), Experintial Learning (Hahn), Socratic Inguiry, Cooperative Learning (Johnson & Johnson) dan Elements of effective Instruction (Hunter), menjadi suatu paket multi sensori, multi kecerdasan dan kompatibel otak yang pada akhirnya akan mengetahui kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan siswa unutk berprestasi.

E = m.�2 dalam pembelajaran quantum teaching berarti E energi (antusiasme, efektivitas belajar mengajar, semangat), m berarti massa (semua individu terlibat, situasi, materi, fiisk) dan c berarti interaksi (hubungan yang tercipta di kelas. Artinya bahwa interaksi yang tercipta dalam proses pembelajaran akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap efektivita dan antusias peserta didik dalam belajar.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap filosofi quantum teaching terdapat beberapa kata kunci quantum teaching; (1) quantum, interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, yang berarti pengubahan bermacam-macam


(27)

interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mancakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain, (2) pemercepatan belajar, menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan cara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyususn bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif. (3) fasilitas, memudahkan segala hal, ini merujuk pada implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar ke dalamnya menjadi mudah dan alami (DePorter, 2011).

Berdasarkan hal tersebut peneliti memilih strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang terjadi interaksi belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching menekankan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan psikologis memberikan dampak positif pada usia siswa SMA yang mereka lebih senang aktif daripada hanya mendengarkan ceramah yang disampaikan guru.

Rentang usia siswa SMA kelas XI adalah 15 -17 tahun. Secara psikologis pada rentang usia ini terjadi pengkonkritan tentang pola pikir anak yang akan cenderung senang beraktivitas daripada mendengar ceramah yang sifatnya monoton sehingga menimbulkan rasa bosan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, masih banyak guru yang mengalami kesulitan menangani kebosanan yang timbul pada diri siswa dalam hal belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.


(28)

Rendahnya nilai kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA Swasta Teladan Medan, juga dilatarbelakangi adanya persepsi yang salah tentang pelajaran kemampuan membaca siswa tersebut dan menganggap bahwa pelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa tidak diutamakan dan tidak digunakan pada saat mereka bekerja. Salah satu faktor adalah rendahnya motivasi belajar, kurangnya minat baca dan rendahnya tingkat kecerdasan siswa. Rendahnya hasil belajar kemampuan membaca siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal di antaranya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa, sedangkan yang merupakan faktor eksternal adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini ditegaskan oleh Pepak (2012:14), bahwa keberhasilan studi siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar siswa.

Faktor luar misalnya peranan guru, ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti mampu berbuat, sedangkan faktor luar mencakup lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetensi, termasuk fasilitas belajar yang memadai, membangkitkan minat, sikap belajar siswa dan sebagainya.

Salah satu cara untuk mendapat hasil belajar yang baik adalah merubah paradigma pembelajaran kemampuan membaca siswa dari strategi pembelajaran ekspositori ke arah strategi yang sesuai untuk mewakili kebutuhan dalam pembelajaran kemampuan membaca siswa. Oleh sebab itu, sudah saatnya guru mulai mengalihkan perhatian pada strategi berdasarkan pandangan


(29)

konstruktivisme. Dalam pandangan ini para guru merencanakan dan melaksanakan inovasi alternatif pembelajaran kemampuan membaca siswa sehingga siswa tidak hanya belajar verbal yang bersifat monoton, tetapi juga memiliki keterampilan-keterampilan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Juga dapat membantu siswa dalam melaksanakan tugas belajar yang berorientasi kepada siswa (student-centered).

Untuk mencapai prestasi yang optimal dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap pelajaran kemampuan membaca siswa yang tinggi sehingga hasil belajar siswa juga tinggi. Kenyataannya, kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Swasta Teladan Medan terhadap pelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa rendah menghasilkan belajar yang rendah juga (lihat Tabel 1) oleh karena strategi pembelajaran yang tidak kontekstual dengan lingkungan siswa.

Peneliti sangat tertarik untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa SMA Swasta Teladan Medan. Quantum teaching adalah upaya mengajar untuk mengubah suasana belajar yang monoton dan membosankan menjadi suasana belajar yang meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan kekuatan yang integral. Strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching sangat dibutuhkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan. Quantum Teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif dengan metode penyajiannya untuk mendapat hasil belajar yang mengagumkan dengan waktu yang sedikit.


(30)

B. Identifikasi Masalah

Peneliti mengidentifikasikan beberapa persoalan yang terkait dengan pengembangan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching sebagaimana objek peneliti ini, anatara lain sebagai berikut : Bagaimana penguasaan siswa SMA Swasta Teladan Medan terhadap konsep tentang kemampuan membaca pemahaman? Strategi pembelajaran manakah yang tepat untuk mengajar kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA Swasta Teladan Medan? Apakah ada perbedaan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan strategi Ekspositori terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa? Bagaimanakah respon guru terhadap strategi pembelajaran dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA Swasta Teladan Medan? Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang dikembangkan dalam pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dapat bermanfaat bagi siswa SMA Swasta Teladan Medan? Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat meningkatkan kinerja guru di SMA Swasta Teladan Medan? Apakah tinggi rendahnya kemampuan berpikir kreatif dapat berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman siwa? Apakah strategi pembelajaran berbasis quatunm teaching dapat membangkitkan kemampuan berpikir kreatif siswa? Apakah ada pengaruh antara strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa di SMA Swasta Teladan Medan?


(31)

C. Batasan Masalah

Disadari bahwa banyaknya faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, maka perlu pembatasan masalah dalam penelitian ini mengingat keterbatasan dana dan waktu serta kemampuan peneliti. Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup, lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, dan variabel penelitian. Adapun pembatasan masalah yang diteliti dibatasi pada: (1) penerapan strategi pembelajaran yaitu Quantum Teaching dan Ekspositori, (2) melihat kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman di sekolah (kemampuan berpikir tinggi dan rendah), dan (3) hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching lebih tinggi daripada hasil belajar kemampuan membaca pemahaman kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori?

2. Apakah kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi lebih tinggi dari kemampuan membaca pemahaman kelompok siswa yang memiliki kemampaun berpikir kreatif rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan


(32)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori

2. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dengan kemampuan membaca pemahaman kelompok siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah

3. Mengetahui Interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti atau bermakna bagi dunia pendidikan, antara lain:

a. Manfaat Teoretis

1. Mengembangkan khasanah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pelajaran, dan karakteristik siswa.

2. Bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi pemmbelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar khususnya kemampuan membaca pemahaman siswa.


(33)

b. Manfaat Praktis

1. Sumbangan pemikiran bagi guru-guru, pengelolah, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa. 2. Sebagai umpan balik bagi guru Bahasa Indonesia dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa melalui pemberian tugas.

3. Bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada tingkat SMA.


(34)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan

1. Kemampuan membaca pemahaman siswa SMA SwastaTeladan Medan yang diajar dengan strategi pembelajaran quantum teaching lebih tinggi dibandingkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Siswa yang memilki kemampuan berpikir kreatif tinggi, penerapan strategi pembelajaran quantum teaching memberi hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran ekspositori.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa SMA Swasta Teladan Medan

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa implikasi dari hasil penelitian ini yaitu,

1. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching lebih efektif diterapkan dalam peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa SMA. Hal ini dikarenakan penerapan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching ini dalam kemampuan membaca pemahaman siswa SMA memberi pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia. Strategi pembelajaran


(35)

berbasis quantum teaching ini diharapkan siswa mempunyai sikap yang tinggi untuk mengikuti mata pelajaran pendidikan Bahasa Indonesia. Disamping itu strategi pembelajaran quantum teaching mampu memotivasi siswa agarma maupu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching merupakan suatu strategi pembelajaran yang pelaksanaanya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik siswa dan memberikan dampak positif pada siswa, di mana siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan bebas dalam menyampaikan pendapatnya guna memecahkan masalah belajar secara tuntas. Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teachig dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

3. Penerapan strategi pembelajaran quantum teaching dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia. Penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu strategi untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih berrmakna, kreatif dan menarik, sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam merancang


(36)

pembelajaran. Suasana kelas dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching lebih ceria sebab suasana kelas sudah ditata sedemikian, sehingga siswa aktif untuk belajar.

4. Penerapan pembelajaran berbasis Quantum Teaching bukan difokuskan terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap Student-Centered karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya sebagaimana filosofi strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya kebersamaan antara siswa untuk maju bersama karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan tidak ada siswa yang tidak termotivasi.

5. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belaja rmenghafal.

6. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan strategi pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan


(37)

karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapa tmengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusunan skenario dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.

7. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya pengenalan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru Bahasa Indonesia disarankan untuk menggunakan strategi quantum teaching. Strategi pembelajaran quantum teaching dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Kemampuan membaca pemahaman adalah kesanggupan dalam mendayagunakan seluruh fungsi kognitif untuk memahami lambang-lambang bahasa seperti kata, frase, atau kalimat yang terdapat dalam sebuah bacaan bahasa Indonesia dengan tepat, sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif.


(38)

3. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham. H. Maslow. 1954. Motivation and personality.

Aiken, lewis R. 1997. Psychological Testing and Assessment. Boston: Bacon Anderson, O. W. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Icn

Arikunto, S. 2008. Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), Jakarta: Bumi Aksara

Buzan, T. 2002. Gunakan Kepala Anda: Teknik Berpikir Belajar dan Membangun Otak. Alih Bahasa: Toni Rinaldo. Jakarta

Buzan, T. 2003. The Power Of Creative Inteligence : Sepuluh Cara Jadi Orang yang Jenius Kreatif. Terjemahan oleh Susi Purwoko. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

Dahar, R. W. 1991. Teori- teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Degeng I N. S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud Deporter Et.al. 2011. Quantum Teaching. Bandung. Kaifa

Deporter & Hernacki 2000. Quantum learning. Bandung. Kaifa

Dick and Carey 2005. The systematic Design of Instructional. New York: Harper Collins Publishers

, 2005. The Systematic Design Of Instruction. Baston : Allyn and Bacon

Gagne, Robert M. Leslie J. Briggs, and Walter W. Wager. 1992. Principles of Instructional Design. New york: Holt, Rinerhart and Winston Inc.

Harjasujana, A. S. & Mulyati, Y. 2006. Membaca Dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara

Harras, Kholid A dan Lilis Sulistianingsih. 1997. Membaca I. Jakarta: Depdikbud Hasan, S. Hamid. 2007. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud http:// kangsuryo. Multiply. com/journal


(40)

Munandar, S. C. U. 2004. Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Grasindo

Pidarta, M. 2005. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rianeka Cipta

Popham, J.W. 1981. Modern Educationani Measurement. London: Routledge Terbuka

Rahayu. 2009. Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajae Georaphy XI IPS Ditinjau Dari Intelejensi Siswa SMAN-7 Swakarta (Suatu Penelitian Tindakan Kelas). Tesis. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Reigeluth, C. M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. Instructional desig n: what is it? New Jersey: Publishers Hildshale

Rohani, 2004. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir

Logis Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Negeri 2 Binjai. Tesis Medan: Program Pascasarjana Unimed

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya. W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sibuea, N. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Verbal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Negeri 38 Medan. Tesis Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Suparman, Atwi. 2004. Design Instructional. Jakarta: PAU-PPAIUT

Susi Handayani. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Tesis: Universitas Negeri Medan

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya


(41)

Tampubolon, D. P. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung Vinacke, W. Edgar. 2003. The Psychology of Thinking. New York: Mc Hall Book Company


(1)

pembelajaran. Suasana kelas dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching lebih ceria sebab suasana kelas sudah ditata sedemikian, sehingga siswa aktif untuk belajar.

4. Penerapan pembelajaran berbasis Quantum Teaching bukan difokuskan terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap Student-Centered karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya sebagaimana filosofi strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya kebersamaan antara siswa untuk maju bersama karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan tidak ada siswa yang tidak termotivasi.

5. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belaja rmenghafal.

6. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan strategi pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan


(2)

karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapa tmengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusunan skenario dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.

7. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya pengenalan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru Bahasa Indonesia disarankan untuk menggunakan strategi quantum teaching. Strategi pembelajaran quantum teaching dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Kemampuan membaca pemahaman adalah kesanggupan dalam mendayagunakan seluruh fungsi kognitif untuk memahami lambang-lambang bahasa seperti kata, frase, atau kalimat yang terdapat dalam sebuah bacaan bahasa Indonesia dengan tepat, sehingga dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif.


(3)

3. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abraham. H. Maslow. 1954. Motivation and personality.

Aiken, lewis R. 1997. Psychological Testing and Assessment. Boston: Bacon Anderson, O. W. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. New York: Addison Wesley Longman, Icn

Arikunto, S. 2008. Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi revisi), Jakarta: Bumi Aksara

Buzan, T. 2002. Gunakan Kepala Anda: Teknik Berpikir Belajar dan Membangun Otak. Alih Bahasa: Toni Rinaldo. Jakarta

Buzan, T. 2003. The Power Of Creative Inteligence : Sepuluh Cara Jadi Orang yang Jenius Kreatif. Terjemahan oleh Susi Purwoko. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

Dahar, R. W. 1991. Teori- teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Degeng I N. S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud Deporter Et.al. 2011. Quantum Teaching. Bandung. Kaifa

Deporter & Hernacki 2000. Quantum learning. Bandung. Kaifa

Dick and Carey 2005. The systematic Design of Instructional. New York: Harper Collins Publishers

, 2005. The Systematic Design Of Instruction. Baston : Allyn and Bacon

Gagne, Robert M. Leslie J. Briggs, and Walter W. Wager. 1992. Principles of Instructional Design. New york: Holt, Rinerhart and Winston Inc.

Harjasujana, A. S. & Mulyati, Y. 2006. Membaca Dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara

Harras, Kholid A dan Lilis Sulistianingsih. 1997. Membaca I. Jakarta: Depdikbud Hasan, S. Hamid. 2007. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud http:// kangsuryo. Multiply. com/journal


(5)

Munandar, S. C. U. 2004. Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Grasindo

Pidarta, M. 2005. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rianeka Cipta

Popham, J.W. 1981. Modern Educationani Measurement. London: Routledge Terbuka

Rahayu. 2009. Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajae Georaphy XI IPS Ditinjau Dari Intelejensi Siswa SMAN-7 Swakarta (Suatu Penelitian Tindakan Kelas). Tesis. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Reigeluth, C. M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. Instructional desig n: what is it? New Jersey: Publishers Hildshale

Rohani, 2004. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir

Logis Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Negeri 2 Binjai. Tesis Medan: Program Pascasarjana Unimed

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya. W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sibuea, N. 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Verbal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP Negeri 38 Medan. Tesis Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Sternberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Suparman, Atwi. 2004. Design Instructional. Jakarta: PAU-PPAIUT

Susi Handayani. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Tesis: Universitas Negeri Medan

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

Tampubolon, D. P. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung Vinacke, W. Edgar. 2003. The Psychology of Thinking. New York: Mc Hall Book Company