YURISDIKSI MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONAL ATAS KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN OLEH PEMIMPIN ISIS DALAM KONFLIK DI SURIAH DAN IRAK.

ABSTRAK

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dipimpin oleh Abu Bakr alBaghdadi sebagai Khalifah dengan dibantu oleh pemimpin-pemimpin ISIS
yang memiliki tugas dan fungsi penting dalam pelaksanaan ISIS. Wilayahwilayah Suriah dan Irak yang diklaim oleh ISIS antara lain Hasakah,
Kobani, Dayr Az-Zawr, Ar-Raqqa, Aleppo, Baghdad, Niniwe, dan Salah al
Din. Telah terjadi aksi-aksi teror ISIS pada wilayah-wilayah tersebut, yang
dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan
berdasarkan Pasal 7 Statuta Roma dan para pemimpin ISIS dapat
dimintakan pertanggungjawaban pidana sebagaimana diatur dalam Pasal
25 dan 28 Statuta Roma. Namun, kewarganegaraan para pemimpin ISIS
yang terdiri dari negara Non-Pihak dan Negara Pihak Statuta Roma
menimbulkan pertanyaan bagaimanakah yurisdiksi Mahkamah Pidana
Internasional dalam mengadili pemimpin ISIS atas Kejahatan terhadap
kemanusiaan dan bagaimanakah mekanisme penegakan hukum untuk
menindak pemimpin ISIS berdasarkan Statuta Roma.
Metode penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis, yaitu
penelitian yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang diteliti
untuk kemudian dianalisa berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder
yang diperoleh dari hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
hukum tersier. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis
normatif dengan berusaha meneliti ketentuan-ketentuan dan data-data

yang berkaitan dengan permasalahan hukum pidana internasional.
Berdasarkan keempat yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional,
situasi di Suriah dan Irak telah memenuhi yurisdiksi materiil dan temporal
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 dan 11 Statuta Roma. Yurisdiksi
personal dan teritorial Mahkamah Pidana Internasional yang belum
terpenuhi dapat ditempuh melalui mekanisme Mahkamah Pidana
Internasional yang diatur dalam Pasal 13 Statuta Roma. Selain itu dapat
disertakan pertanggungjawaban pidana yang tepat seperti tanggung
jawab pidana individu atau tanggung jawab pidana komando bagi para
pemimpin ISIS tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian dari skripsi ini
akan memperjelas yurisdiksi-yurisdiksi dan mekanisme Mahkamah Pidana
Internasional beserta pertanggungjawaban pidana yang sesuai untuk
menindak para pemimpin ISIS yang melakukan kejahatan terhadap
kemanusiaan dalam konflik di Suriah dan Irak.

iv

ABSTRACT

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) is headed by Abu Bakr alBaghdadi as Caliph assisted by ISIS leaders who have a duty and an

essential function in the implementation of ISIS. The Territories of Syria
and Iraq which claimed by ISIS, inter alia, Hasakah, Kobani, Dayr AzZawr, Ar-Raqqa, Aleppo, Baghdad, Nineveh, and Salah al Din. There are
several acts of ISIS terror on those territories, which can be categorized as
crimes against humanity under Article 7 of the Rome Statute and the ISIS
leaders could be responsible for the crimes referred to in Articles 25 and
28 of the Rome Statute. However, the nationality of ISIS leaders consisting
of non-state party and state Party to the Rome Statute raises the inquires
of how is the jurisdictions of International Criminal Court jurisdiction in
prosecuting ISIS leaders who committed crimes against humanity and how
is the mechanism of law enforcement to prosecute ISIS leader by the
Rome Statute.
Method on this research is analytical descriptive, a research that
describes an investigated situation or occurrence to be further analyzed
based on the facts in the form of secondary data obtained from the
primary, secondary, and tertiary law materials. Approach methods applied
in this thesis is normative juridical by managing to investigate the
provisions and data associated to legal issues on international criminal
law.
Based on the fourth jurisdictions of the International Criminal Court,
the situation in Syria and Iraq have fulfiled material and temporal

jurisdiction in accordance with Article 7 and 11 of the Rome Statute.
Personal and territorial jurisdiction of the International Criminal Court
which have not been fulfilled can be attained through the mechanisms of
the International Criminal Court under Article 13 of the Rome Statute.
Besides that it can be included individual criminal responsibility or
commander criminal responsibility for the leaders of the ISIS. Therefore,
the results of this thesis will clarify the jurisdictions and the jurisdictions of
the International Criminal Court and its mechanism of criminal
responsibility which is appropriate to prosecute the ISIS leaders who
committed crimes against humanity in the conflict in Syria and Iraq

v