PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM TEACHING DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VIII SMP NEGERI SIDAMANIK.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS QUANTUM TEACHING DAN KREATIVITAS SISWA
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VIII SMP N 1
SIDAMANIK

Tesis

RINI AFRIANTY MALAU
NIM. 8106122076

D iajukan untuk memenuhi salah satu syarat
U ntuk memperoleh gelar M agister Pendidikan
Progrsm Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK............................................................................................................................ i
ABSTRACT ......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 11
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 14

BAB II


KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS ............................................................................................... 16
A. Kajian Teoretis .............................................................................................. 16
1. Hakikat Hasil Belajar IPS Terpadu........................................................ 16
2. HakikatStrategi Pembelajaran ............................................................... 20
3. Hakikat Kreativitas ............................................................................... 44
B.

Penelitian Yang rRelevan .............................................................................. 60

C. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 63
1. Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Yang Diajar Dengan
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dan Hasil Belajar IPS
Terpadu Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran
Ekspositori........................................................................................... 64
2. Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Yang Memiliki
kreativitas Tinggi dengan Siswa Yang Memiliki kreativitas Rendah ...... 68

vi


3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dengan Kreativitas siswa
terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu....................................................... 71
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 76

BAB III

METODE PENELITIAN .................................................................................. 77
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................................... 77
B.

Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 77

C. Metode Dan Rancangan Penelitian ................................................................ 78
D. Variabel dan Definisi Operasioanal Variabel.................................................. 79
E.

Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan.............................................................. 81

F.


Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ..................................... 86

G. Uji coba Instrumen penelitian ........................................................................ 89
H. Hasil Uji Coba I nstrumen Pelelitian ............................................................. 94
I.

BAB IV

Teknik Analisa Data ...................................................................................... 97

HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 99
A. Deskripsi Data .................................................................................................. 99
B. Pengujian Persyaratan Analisis ......................................................................... 111
C. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 117
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 124
E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 131

BAB V

SIMPULAN ,IMPLIKASI DAN SARAN ........................................................... 133

A. Simpulan .......................................................................................................... 133
B. Implikasi .......................................................................................................... 134
C. Saran ................................................................................................................ 138

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 141

vii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).
Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing
dalam era globalisasi. Disiplin ilmu yang dipelajari harus memiliki materi yang
tepat dengan

menggunakan

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

perkembangan zaman dan daam penyampaian hendaknya menggunakan strategi
yang tepat sehingga dapat menumbuh kembangkan kreativitas dan keterampilan
siswa untuk dapat memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya dalam
kehidupan nyatanya.
Kegiatan inti belajar merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif,

menyenangkan,

menantang,


memotivasi

peserta

didik

untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi

2

keberhasilan pembelajaran di kelas. Guru yang sukses bukan sekedar penyaji yang
kharismatik dan persuasive. Lebih jauh guru yang sukses adalah mereka yang
melibatkan para siswa dalam tugas-tugasnya yang menggunakan kemampuan
kognitif dan social, dan mengajari mereka bagaimana mengerjakan tugas-tugas
tersebut secara produktif.
Prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dan

berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai nilai yang
dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar di sekolah. Prestasi
belajar siswa yang baik dimana seorang siswa telah memiliki gambaran
kemampuan yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran. Untuk memperoleh prestasi belajar siswa yang
baik,sebaiknya guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswa,
bagaimanapun jenis kurikulum yang disajikan serta tersediannya sarana prasarana,
tetapi bila guru belum berkualitas maka proses belajar mengajar belum dikatakan
baik.
Oleh sebab itu tugas guru bukan hanya mengajar, melainkan mempunyai
makna ganda dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya
untuk

mengadakan

perubahan-perubahan

dan

perbaikan


pada

proses

pembelajarannya. Seorang guru ideal akan mampu bertindak dan berfikir kritis
dalam menjalankan tugasnya secara profesional dan dapat menemukan alternatif
yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan
pembelajaran itu sendiri.

3

Mata pelajaran IPS di tingkat SMP dalam Kurikulum 2004, sebagai mana
tertuang dalam buku Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu
(Depdiknas, 2006:8), mencakup bahan kajian ”geografi, ekonomi, sejarah dan
sosiologi”, yang dibelajarkan, seperti disebutkan oleh Sapriya (2009:33), secara
”terpadu (integrated)”.
IPS Terpadu adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Bahkan pada
perguruan tinggi ada juga dikembangkan sebagai salah satu mata kuliah yang

sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoretis. Pada jenjang pendidikan
menengah pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa di
dalam pengetahuan dan kemampuan praktis agar mereka dapat menelaah dan
mengkaji fenomena yang ada di sekitar mereka. Mata pelajaran IPS bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat., memiliki sikap mental positip terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
kehidupan masyarakat.
Pada kenyataannya selama ini Kualitas pendidikan mata pelajaran IPS
Terpadu di Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal khususnya di tingkat
SMP mata pelajaran IPS kurang diperhatikan dikarenakan mata pelajaran ini tidak
masuk dalam rumpun mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional sehingga
kurang adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa,
seharusnya prestasi belajar IPS juga perlu diperhatikan oleh berbagai pihak baik

4

oleh pemerintah, pemerhati pendidikan dan oleh guru sebagai pelaku pendidikan
itu sendiri karena


tujuan dari mata pelajaran IPS Terpadu adalah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat serta terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi seharihari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang terjadi di masyarakat.
Selain itu ada beberapa faktor lain yang lebih penting menyebabkan
hasil belajar IPS Terpadu siswa tergolong rendah antara lain :
1. ketidaksiapan

dari

guru-guru

yang

ada

di

sekolahnya

untuk

membelajarkan IPS secara terpadu, mengingat terbatasnya tenaga guru
yang ada.Sehingga guru tidak mampu memilih strategi pembelajaran mana
yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Tidak tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang sesuai
dengan kebutuhan.
3. Kurangnya kreativitas dan kemauan siswa dalam pemahaman mengenai
pelajaran IPS Terpadu.
Berdasarkan gambaran di atas, pembelajaran IPS di sekolah (SMP) masih
memiliki persoalan yang mendasar, terutama yang menyangkut tentang guru yang
membelajarkannya. Permasalahan ini tidak bisa didiamkan dan harus dicarikan
solusinya, sehingga peserta didik menerima pembelajaran IPS dengan bermakna,
baik secara akademis maupun untuk kehidupan sehari-hari mereka.
Peningkatan kualitas tenaga pendidik IPS untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan prioritas yang harus
diperhatikan secara serius. Diakui atau tidak, masih ada kecenderungan guru

5

dalam pembelajaran IPS menggunakan cara konvensional atau tradisional,
pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik. Hal ini di samping disebabkan
oleh masih kurangnya fasilitas (sarana) belajar IPS, juga didorong oleh rendahnya
pemahaman dan pengalaman guru tentang proses pembelajaran yang bermutu
(bermakna) bagi peserta didik, termasuk di dalamnya cara pembelajaran IPS
terpadu yang efektif. Di sekolah yang kekurangan tenaga pendidik, model
pembelajaran IPS terpadu, tidak bisa terselenggara dengan baik mengingat guru
kurang menguasai bahan kajian tentang ilmu-ilmu sosial yang lain.
Rendahnya nilai IPS siswa merupakan masalah yang dihadapi dewasa ini.
Data menunjukan bahwa keberhasilan siswa memperoleh penilaian pada mata
pelajaran IPS Terpadu di SMP N 1 Sidamanik Belum mencapai hasil yang
memuaskan.Berikut ini nilai rata-rata rapor siswa pada tiga tahun terakhir pada
Tabel 1.1
Tabel 1.1.Perolehan Hasil Nilai Rata- Rata Siswa Mata Pelajaran IPS
Terpadu T.A 2009-2012
NILAI
TAHUN AJARAN
KKM
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
2008 / 2009

68

90,5

40,0

67.2

2009 / 2010

69

85,0

50,0

67,5

2010 / 2011

70

80,0

50,0

65,0

Sumber : Dokumen SMP N 1 Sidamanik

Data pada Tabel 1.1 dapat dilihat data nilai KKM ( Kriteria Ketuntasan
Minimal) dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa tidak begitu jauh. Tetapi
nilai KKM dengan nilai terendah terdapat perbedaan yang sangat jauh. Nilai

6

tersebut merupakan hasil nilai rata-rata siswa sekolah yang mengukur pencapaian
hasil belajar berdasarkan aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
kesenjangan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil ujian akhir semester
dengan batas ketuntasan minimal. Di samping itu, nilai hasil belajar IPS Terpadu
antara nilai tertinggi dengan nilai terendah sangat berbeda.
Hal di atas menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran tidak melibatkan
seluruh peserta didik.Siswa yang lebih pintar akan semakin pintar dan siswa yang
kurang pintar akan tetap berjalan di tempat. Kondisi tersebut bisa terjadi karena
cara pembelajaran yang diterapkan oleh guru cendrung monoton dengan
pembelajaran yang konvensional, sehingga kondisi belajar tidak memberikan
kegairahan bagi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan guru
dan siswa yang menyebabkan hasil belajar siswa pada bidang studi ini belum
sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut

teori Maslow

dan

McClelland

(2002:50)

faktor

yang

mempengaruhi keberhasilan belajar adalah faktor internal dan eksternal siswa.
Yang termasuk dalam faktor internal siswa yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman,
sosial, kognitif (berprestasi), estetika, aktualisasi diri, sedangkan faktor eksternal
siswa yaitu berasal dari guru dalam proses pembelajaran. Dilihat dari karakteristik
siswa diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa disebabkan oleh penyajian
guru terhadap materi kurang inovatif, tidak menarik, membosankan, sulit,
menakutkan, sehingga siswa kurang menguasai konsep dasar pelajaran yang

7

diikutinya, dan akhirnya proses pembelajaran menjadi tidak menarik lagi bagi
kebanyakan siswa. Pemberdayaan secara menyeluruh potensi yang dimiliki oleh
guru untuk mempersiapkan dan mengelola pembelajaran dalam kelas akan
memunculkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran yang akan disajikan
,selanjutnya meningkatkan hasil belajar siswa. Pendapat lain mengatakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa maka guru harus selalu waspada terhadap materi
pelajaran.
Dalam pembelajaran IPS banyak sumber belajar yang dapat digunakan
seperti lingkungan, literatur perpustakaan, internet,dan yang lainnya bergantung
kreativitas dari guru IPS yang melakukan pembelajaran kepada siswa. Porses
pembelajaran IPS dapat didesain dengan memilih metode yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, seperti demonstrasi, model praktikuum, model
kooperatif, studi lapangan, dan metode-metode yang dikombinasikan dengan
pemanfaatan media.
Banyak terdapat strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan guru di
kelas. Namun perlu disadari bahwa strategi tersebut tidak ada yang terbaik, karena
strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti diungakapkan
Sudjana (1989:66) bahwa setiap strategi mengajar ada keunggulan dan
kelemahan. Strategi yang digunakan selalu menyebabkan kebosanan siswa yang
berakibat rendahnya hasil belajar. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari
strategi belajar yang monoton diupayakan berbagai strategi mengajar yang lebih
efektif dalam menciptakan komunikasi yang multi arah.

8

Untuk memperoleh hasil belajar IPS yang diharapkan dibutuhkan suatu
strategi atau pembelajaran yang mampu untuk lebih memberdayakan siswa dalam
suatu proses mengajar dan belajar. Strategi pembelajaran berbasis quantum
teaching

sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan untuk mata pelajaran IPS Terpadu, karena strategi pembelajaran
berbasis quantum teaching adalah penciptaan lingkungan belajar yang efektif,
dengan cara mengubah semua unsur yang ada pada siswa dan lingkungan
belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Di dalam konsep bawalah
dunia mereka ke dunia kita dan hantarkan dunia kita ke dunia mereka
menunjukkan betapa pengajaran quantum teaching tidak hanya menawarkan
materi yang mesti dipelajari oleh siswa. Tetapi jauh dari itu siswa diajarkan
bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik ketika belajar.
Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang mempunyai
keunggulan yaitu di antaranya; (1) dilakukan dengan berdasarkan prinsip
suggestology yaitu berdasarkan pada kekuatan sugesti yang dapat dan akan
meningkatkan hasil belajar, (2) bersifat humanistis, siswa menjadi pusat perhatian
dengan aktivitas yang bervariasi, (3) mengutamakan keberagaman dan kebebasan
sehingga sangat penting bagi guru untuk memperhatikan karakteristik gaya belajar
siswa yang dikembangkan melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beragam,
(4) penyajian materi pelajaran yang diterapkan dalam kerangka strategi
pembelajaran berbasis quantum teaching dikembangkan melalui konsep
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan),
(5) kesuksesan belajar berdasarkan pada kesuksesan melalui konteks dan

9

kesuksesan melalui isi, (6) dilakukan dengan mengaktifan sebanyak mungkin
indra siswa untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran, (7) menghindari kekauan
dalam belajar. Potensi dan karakteristik siswa sangat beragam karena itu mereka
memerlukan suasana bebas untuk aktualisasi atau artikulasi, (8) memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna yang dapat mengubah
energy, kemampuan fikiran dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang
bermanfaat bagi keberhasilan siswa.
Kondisi saat ini, sekolah dianggap sebagai suatu aktivitas yang
menyenangkan justru di luar jam pelajaran. Alasan utama siswa tidak
mendengarkan atau tidak menyukai guru mereka adalah ada jurang antara dunia
guru dan dunia siswa, sehingga siswa tidak dapat memahami manfaat pelajaran,
dalam quantum teaching disebut dengan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu?).
Tanpa merasakan manfaat apa yang dipelajarinya maka siswa tidak akan berminat
mengikuti pelajaran,tanpa ada keikutsertaan emosional siswa tidak akan
menumbuhkan minat belajar siswa tersebut . Jika tidak ada ketidaksertaan
emosional maka tidak akan ada belajar (DePorter, 2011:85). Pada saat siswa
merasa membutuhkan (need) maka siswa itu akan bergerak dengan sendirinya
untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan DePorter (2011:48) yang
menyatakan, menemukan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu?) sama dengan
menghubungkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata, ini merupakan cara
untuk menjadikannya berarti.
Proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini adalah proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai kemampuan dan

10

selera guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru tidak hanya merata
sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka
terhadap profesinya.
Secara khusus penguasaan strategi berbasis quantum teaching disebut
bahwa guru harus menekankan supaya peserta didik lebih aktif, mencari
pengetahuan oleh siswa secara mandiri dengan pertimbangan kemampuan siswa.
Pembelajaran adalah bagaimana pendidik membantu mengembangkan seluruh
kompetensi yang dimiliki pesert didik, menciptakan kreativitas, daya saing dan
bukan hanya mentranfer ilmu.Selain itu faktor penting penentu keberhasilan
belajar dalam menggunakan strategi pembelajaran adalah karakteristik peserta
didik. Merill (1979:35) mengungkapkan bahwa kondisi pengajaran yang harus
dijadikan pijakan dalam mengembangkan atau menetapkan strategi pembelajaran
yang digunakan adalah karakteristk peserta didik..
Agar hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik adalah variabel yang tidak
dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus
dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses pembelaaran agar
lebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar. Karakteristik peserta
didik dalam hal ini adalah kreativitas.
Kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif,dan kreativitas
merupakan cara mengapresiasikan diri kita terhadap suatu masalah, dengan
menggunakan berbagai cara yang datang secara spontanitas yang merupakan hasil

11

dari pemikiran sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses
belajar mengajar. Berpikir, memecahkan masalah, dan menghasilkan sesuatu yang
baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain.
Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir dan banyak
masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok.
Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (ide dan gagasan) yang baru bagi seseorang
untuk menciptakan sesuatu. Kreativitas yang muncul dari diri siswa tidak hanya
melalui karya namun dari cara pemikirannya. Perbedaan kreativitas siswa dapat
dilihat dari cara berfikir, bakat, minat, jenis kelamin, motivasi dan imajinasi
siswa merupakan kekayaan yang harus dipahami guru sebagai hal positif
berdampak pada hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas menjadi dasar penulis untuk
membuat penelitian

pada kajian strategi pembelajaran untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS TERPADU dengan judul penelitian
”Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching
dan Kreativitas siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Kelas VII SMP N
1 Sidamanik”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan diantaranya adalah : (1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
hasil belajar IPS siswa? (2) Apakah penggunaan strategi pembelajaran yang
berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar IPS? (3)

12

Apakah strategi yang digunakan dapat berlangsung dengan efektif dan optimal
sehingga dapat menciptakan suasana yang menggembirakan bagi siswa? (4)
Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang digunakan dapat
meningkatkan proses pembelajaran IPS menjadi lebih efektif dan kreatif? (5)
Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat meningkatkan
hasil belajar IPS (6) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang
diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dengan strategi
pembelajaran ekspositori? (7) Apakah penilaian hasil belajar yang dilakukan guru
telah sesuai? (8) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajrakan
dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dengan strategi
pembelajaran ekspositori? (9) Apakah siswa mengalami perubahan tingkah laku
dengan perlakuan strategi pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran IPS ?
(10) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan Kreativitas
siswa dalam mempengaruhi hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi agar lebih
terarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam kajian penelitian ini, dibatasi pada
penggunaan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan strategi
ekspositori. Sedangkan kreativitas siswa dibatasi pada Kreativitas tinggi dan
kreativitas rendah.
Selanjutnya hasil belajar IPS Terpadu yang dinilai adalah hasil belajar
materi

geografi siswa SMP N 1 Sidamanik

pada Standar kompetensi :

13

Permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.Kompetensi
ini dibatasi pada ranah kognitif dari Taksonomi Bloom

yang telah direvisi

Anderson (2010) yaitu pengetahuan ( C1 ) , pemahaman (C2) , penerapan (C3),
analisis (C4), evaluasi (C5).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan strategi ekspositori?
2. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki Kreativitas tinggi lebih
tinggi dari siswa yang memiliki Kreativitas rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kreativitas siswa
dalam mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu?

E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang pengaruh strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan strategi
pembelajran ekspositori serta kreativitas terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Terpadu . Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

14

1. Untuk menguji hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran berbasis quantum teaching lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori.
2. Untuk mengetahui hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki Kreativitas
tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki Kreativitas rendah?
3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan Kreativitas
dalam mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu.

F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang akan dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.Manfaat Teoretis.
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya dan
menambah

khazanah

ilmu

pengetahuan

guna

meningkatkan

kualitas

pembelajaran, khususnya berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran
dan kreativitas siswa. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi
guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya
yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai penerapan strategi pembelajaran
berbasis quantum teaching dan Kreativitas siswaserta pengaruhnya terhadap
hasil belajar IPS Terpadu.

15

2.Manfaat Praktis
Untuk praktisnya diharapkan hasil penelitian dapat memperbaiki dan
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas, khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan strategi pembelajaran. Hasilnya nanti dapat dijadikan dasar
menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan guru saat menghadapi
permasalahan di kelasnya dan memperoleh hasil belajar IPS Terpadu yang lebih
maksimal.

133

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaraan berbasis quantum teaching lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran Ekspositori.
2) Siswa yang memiliki kreativitas tinggi hasil belajarnya lebih tinggi dari
hasil belajar siswa yang memiliki kreativitas rendah.
3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kreativitas
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa. Siswa yang memiliki kreativitas
rendah lebih baik menggunakan strategi pembelajaran Ekspositori
sedangkan

siswa

yang

memiliki

kreativitas

tinggi

lebih

baik

menggunakan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching sehingga
akan memberikan hasil belajar yang lebih tinggi.

134

B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang menyatakan
bahwa siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran quantum teaching
memperoleh rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi daripada jika dibelajarkan
dengan strategi pembelajaran Ekspossitori. Peningkatan hasil belajar yang dapat
dicapai siswa, tidak saja disebabkan oleh kemudahan belajar yang mereka peroleh
dari berbagai media pembelajaran yang mereka gunakan, tetapi juga disebabkan
oleh aktivitas belajar melalui serangkaian kegiatan penemuan yang mereka
lakukan. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru IPS
untuk

menggunakan

strategi

pembelajaran

quantum

teaching

dalam

pembelajarannya khususnya pada standar kompetensi memahami usaha manusia
memahami lingkungan kehidupannya di kelas VIII SMP N 1 SIDAMANIK.
Dengan demikian diharapkan agar para guru SMP N 1 SIDAMANIK untuk
senantiasa meningkatkan dan mengembangkan pengetahuannya, pemahaman dan
wawasan yang luas dalam memilih dan menyususn strategi pembelajaran quantum
teaching untuk memudahkan siswa untuk memaknai dan memahami mata
pelajaran IPS Terpadu. Dengan penguasaan, pengetahuan, pemahaman dan
mampu

mendeskripsikan

prosedur

sistematis

dalam

mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar IPS yang bersifat sebagai
pedoman bagi perangsang pembelajaran para guru tersebut dalam merencanakan
dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Cakupan dan objek mata pelajaran IPS Terpadu cukup luas, oleh karena itu
dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang mampu memotivasi siswa agar
mampu membngun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang

135

dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh
hasil belajar yang lebih baik. Di samping itu, siswa diharapkan mampu untuk
meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi

materi penting,

pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkannya, bukan karena diberitahukan oleh
orang lain saja. Selanjutnya strategi pembelajaran tersebut diharapkan mampu
memotivasi siswa untuk mengembangkanketerampilan yang bersifat intelektual
dalam menemukan jawaban atas permasalahan yang berawal dari keingin tahuan
siswa.
Strategi pembelajaran tersebut harus mampu mengaktifkan para siswa untuk
belajar

dengan

kemampuan

menelaah

masalah,merumuskan,hipotesis,

mengumpulkan data dan mengelola data untuk dapat menarik kesimpulan dengan
benar. Pelaksanaan pembelajaran menitikberatkan kepada keaktifan siswa secara
individu maupun kelompok. Guru hanya berperan sebagai motivator dengan
memberikan bantuan dan menjelaskan proses belajar yang ditempuh serta
membimbing siswa gar berdiskusi dan berpikir kritis terbuka dan efektif.
Strategi pembelajaran Quantum Teaching merupakan suatu strategi
pembelajaran yang pelaksanaanya hendaknya menciptakan suasana pembelajaran
yang

menyenangkan,dimana

siswa

dapat

mengembangkan

kemampuan

berpikirnya dengan bebas dalam menyampaikan pendapatnya guna memecahkan
masalah belajar secara tuntas. Proses pembelajaran yang dilaksanakan harus
berorientasi kepada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan sedemikian rupa agar terasa lebih alamiah. Dimana siswa
menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya, dapat

136

saling bekerja sama, bertukar ilmu pengetahuan sehingga masing-masing siswa
dapat mampu menjawab semua persoalan belajar yang dihadapi.
Selain itu pembelajaran yang berlangsung secara

menyenangkan akan

menumbuhkan bakat siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya serta
dapat mengarahkan siswa untuk berperan secara aktif karena siswa diberi
kebebasan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu
permasalahan
Dengan

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

demikian

strategi

pembelajaran

berbasis

quantum

teaching

menempatakan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa . Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu kemampuan guru
dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat dalam melakukan strategi
pembelajaran berbasis quantum teaching .
Dalam

strategi pembelajaran

berbasis

quantum

teaching

kegiatan

pembelajaran menuntut kemampuan guru untuk memahami karakteristik siswa
termasuk memahami kreativitas yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran
melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuannya
sehingga lebih menekankan kepada keaktifan siswa secara fisik, intelektual dan
emosional sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Adapun yang
menjadi tujuan penggunaan strategi pembelajaran Quantum Teaching adalah
untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian strategi pembelajaran berbasis quantum teaching siswa
tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana

137

mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Dengan menggunakan
strategi pembelajaran berbasis quantum teaching diharapkan guru dapat
meningkatkan serta mampu memotivasi keterlibatan siswa dalam belajar IPS
Terpadu sehingga dapat menciptakan suasna belajar yang lebih interaktif dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan
memperoleh hasil belajar IPS Terpadu yang lebih tinggi jika diajarkan dengan
strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dibandingkan dengan strategi
pembelajaran Ekspositori.
Pernyataan tersebut memberikan penjelasan

dan penegasan bahwa

kreativitas yang dimiliki siswa memberi pengaruh dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.Berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilakukan berbagai upaya
dalam mensosialisasikan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching karena
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
Dalam menggunakan strategi pembelajaran Quantum Teaching ada
beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu : (1) Upaya memperkenalkan strategi
pembelajaran berbasis quantum teaching dapat dilakukan melalui MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) ataupun pelatihan- pelatihan bagi guru –guru
khususnya guru mata pelajaran IPS Terpadu ditingkat SMP, (2) Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan harus lebih sering memanggil guru – guru untuk
dibekali dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching yang sesuai dengan
perkembangan Zaman melalui pendidikan dan pelatihan, dan (3) pemerintah
mengalokasikan dana untuk peningkatan sumber daya guru melalui pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

138

Sebagai hasil penelitian yang menambah khasanah ilmu pengetahuan di
dalam bidang pendidikan maka upaya pengenalan strategi pembelajaran berbasis
quantum teaching dan pengenalan karakteristik siswa berdasarkan kreativitas
yang dimiliki siswa juga perlu dikembangkan melalui workshop ataupun seminar
yang mamacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang bervarisi dan
disesuaikan dengan karakteritik siswa.

C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tujuan akhir pembelajaran IPS Terpadu adalah mengharapkan siswa
berkompeten dalam bidang studi IPS dan mampu berpikir logis, ktitis dan
kreatif dalam mengaplikasikan konsep IPS dan kinerja ilmiah , oleh karena
itu dalam penyampaian materi pembelajaran membutuhkan pemahaman
langsung pada diri siswa agar memiliki motivasi, kemauan, dan
kemampuan dalam berpikir dan bertindak secara ilmiah kelak setelah
mereka meyelesaikan pendidikannya di sekolah . Oleh karena itu
disarankan bagi guru untuk menggunakan strategi pembelajaran quantum
teaching dalam pembelajaran IPS Terpadu agar hasil belajar siswa tersebut
meningkat
2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki
kreativitas tinggi, strategi pembelajaran quantum teaching merupakan
salah satu alternatif yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut,
disamping itu dengan pendekatan ini siswa akan lebih terlatih dan terbiasa
melakukan kegiatan yang berkaitan erat dengan perilaku seseorang

139

ilmuwan melalui pengamatan dan penelitian secara langsung. Meskipun
strategi pembelajaran quantum teaching baik digunakan pada siswa yang
memiliki kreativitas tinggi,

namun disarankan bagi guru untuk

menggunakan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching kepada
siswa yang memiliki kreativitas rendah, karena dengan seringnya

siswa

mengamati peristiwa sosial maka akan terjadi perubahan sikap dan
kemampuan keterampilan sosial pada diri siswa dan hal ini secaara tidak
langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Disarankan bagi guru- guru dapat menggunakan berbagai strategi
pembelajaran yang variatif dalam menyampaikan materi pembelajaran,
sehingga strategi pembelajaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan
karakteristik yang dimiliki siswa. Penggunaan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik pelajaran akan
memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran
quantum teaching pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
pembelajaran IPS Terpaadu, karena strategi ini terbukti telah mampu
meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa.
4. Bagi pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan hendaknya
proaktif dalam memperkenalkan strategi pembelajaran quantum teaching
sebagai salah satu strategi pembelajaran kontekstual yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pengenalan strategi ini melalui MGMP,
KKG, Seminar, Lokakarya maupun pelatihan-pelatihan . Merupakan salah

140

satu upaya yang dapat dilakukan dalam mensosialisasikan bagi tenaga
pendidik Indonesia.
5. Disarankan juga bagi guru untuk menggunaakan strategi pembelajaran
Ekspositori untuk siswa yang memiliki kreativitas rendah dengan cara
meningkatkan pemiihan media pembelajaran yang berupa penggunaan
teknologi komputer. Hal ini perlu diperhatikan karena siswa yang
memiliki kreativitas rendah lebih tertarik dan termotivasi untuk
memperhatikan guru pada saat menerangkan pembelajaran dengan strategi
Ekspositori .
6. Bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut,
disarankan untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel yang akan
diteliti, karena populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian ini
jumlahnya kecil dengan hanya mengambil populasi dari suatu sekolah
yang ada di kabupaten simalungun.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1992). Strategi Penelitian Pendidikan.Bandung .Angkasa.
Anderson,O.W dan Krathwohl. (2002). Taxonomy for learning,Teaching, and
Assessing.New York : Addison Wesley Longam, Inc.
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evalusi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Ary,D.Jacobs. (1982.).Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Amabile. (1989.).Bimbingan Perkembangan disekolah dan disertai. Bandung:
PPS Ikip
Bandung.
Buchori, M. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
Conny Semiawan. (1990 )Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini..
Bandung:Remaja.
Craft. (2005). Membangun Kreativitas Anak. Depok: Insani Press.
Daryanto (.2010).Panduan proses pembelajaran kreatif dan inovatif.Jakarta :
Rineka cipta
DePorter Et al. (2011). Quantum Teaching . Bandung.Kaifa
DePorter & Hernacki. (2000). Quantum learning . Bandung.Kaifa
Depdiknas. 2006. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis
Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
.............2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas
Depag.( 2006 ).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun
2003
Dick, W. & Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York:
Longman.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

141

Dryden &Jeanet (2002).Belajar dengan tindakan fisik akan memberikan hasil
yang lebih baik.Jurnal UPI.(http;//agung.wodpress.com) diakses 19 juni
2012
Gagne, R. M. & Driscoll, Marcy P. (1989). Essentials of Learnings for
Instruction. New Jersey: Prentice Hall.
Gagne, R.M. dan Briggs, L.J. (1992). Principles of Instructional Design, New
York: Holt , Rinehart and Winston.
Getzels,Jackson . (!962). Jackson Philip w .Creativity and intelegence, New York.
John Willey & Sonc, inc.
Guilford.(1956). The Foundations of Statistics. New York, NY: Wiley
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu
Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Pendekatan

Sepanjang

Jeanette,V .(1991). Causal Attribution: From Cognitive Processes to Cognitive
Beliefs, Oxford: Blackwell.
Joyce, W .(1976).Learning Theory,Instructional Theory, and Psyhoeducational
Design.New York : McGraw – Hill Book Company
Klausmeier,Ripple. (1971). Effects of deindividuation variables on stealing
among Halloween trick-or-treaters. Journal of Personality and Social
Psychology, 33(2), 178-183.
Maslow, McClelland (2002) Motivation and Personality, New York: Atkinson,
R.A., Clark,
Miarso, . (2011). Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kecana.
Merrill, M.D. (1979.) Paradigms for psychomotor instruction, In M.D. Merrill
(Ed). Instructional design: Readings, Englkewood Cliffs, N.J.: PrenticeHall.
Munandar ,U. 1999. Pengembangan kreativitass anak berbakat. Jakarta. Rineka
cipta
.2004.Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.Jakarta
Rineka cipta
2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.
Rineka Cipta

142

Jakarta :

Mursini .2002. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum dalam Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Rangka Pengembangan Kurikulum
Berbasis
Sekolah.
Hasil
Penelitian.
(http://pps.upi.edu/org/
abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk04.html). update 28 september 2011.
Panjaitan, B. (1999). Karakteristik Pembelajaran dan Kontribusinya Terhadap
Hasil Belajar. Dan konsep-konsep belajar.Medan: Poda.
R a h a yu . ( 2 0 0 8 ) . Pembelajaran
Geografi
dengan
menggunakan
Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Geografi
T e s i s U P I B a n d u ng : (digilib.uns.ac.id/abstrak.pdf) diakses 19
september 2012
Reigeluth, C. M. (1983). Instructional Design Theories and Models: an Overview
of their Current Status, Instructional Design: What is it? New Jersey:
Publishers Hildshale.
Ross & Kyle.(2002). Emotion and Adaptation. New York, NY: Oxford University
Press
Rose & Nichol (2002).Kecendrungan belajar Visual lebih mendominasi.Jurnal
UNES.(http;//masthoni.wodpress.com) diakses 19 oktober 2012
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sagala. (2007) . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung : Alfabeta
Sapriya. (2009.) Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siregar,N. (2006). Pengaruh metode pembelajaran quantum teaching dengan
strategi konvensional terhadap hasil belajar mata pelajaran agama
kristen.Tesis.Jakarta :IKIP Jakarta
Simarmata, (2009). Pengaruh metode belajar dan gaya belajar terhadap hasil
belajar Bahasa Inggris.Tesis.Bandung :UPI
Sudjana. (1989).Metode Statistika, Bandung . Tarsito
Sudjana. (2005.) Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Bandung: Tarsito.
Sund. (1975.) Teaching science through discovery .Columbus: Charless E. Merrill
Publishing Company, Abell & HowellCompany.

143

Torrance,P,E and Goff,K (1990).FosteringAcademicCreativity
Student.Georgia. Publisher

In

Gifted

Taylor,Hollan W.E.D (1962). Creativity Progress and potensial, London.Mc
Graww-Hill Book Company.
Wardiyatmoko.(2006).Geografi SMA. Jakarta : Erlangga
W a r d a n i . ( 2 0 0 8 ) . P e n i n g k a t a n P r e s t a s i B e l a j a r ya ng s i g n i f i k a n
d e ng a n
d i l a k s a n a k a n n ya
met o de
q u a nt u m
teaching
d i b a n d i n g d e n g a n p e nd e k a t a n e k s p o s it o r i . Tesis
UPI
Bandung.(digilib.uns.ac.id/abstrak.pdf) diakses 19 september 2012
(digilib.uns.ac.id/abstrak.pdf) diakses 19 september 2012
( http;www.mediaindo.co.id/ zatnika) diakses 8 oktober 2012
(http;www.ericec) diakses 19 oktober 2012

144