PENYESUAIAN SOSIAL PADA PENDATANG BARU DI BALI.
PENYESUAIAN SOSIAL PADA PENDATANG BARU DI BALI
I.G.M. Surya Erlangga, Ni Made Diah Primanita, Yohanes K. Herdiyanto, David Hizkia
Tobing, Hutri Dharasasmita
Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP), Universitas Udayana
suryaerlangga3@gmail.com
Abstrak
Penduduk yang datang ke Bali memiliki berbagai tujuan, salah satunya adalah untuk mencari pekerjaan atau
mencari penghasilan. Dalam memenuhi tujuannya, para pendatang tersebut tentunya akan menetap dan
memiliki tempat tinggal di Bali yang tentunya berada di tengah-tengah penduduk asli Bali. Hal tersebut
membuat para pendatang harus berhadapan dengan hal-hal yang berbeda dari yang biasa dijumpai di daerah
asalnya, seperti bahasa, makanan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat
menimbulkan konflik antara penduduk pendatang, khususnya pendatang baru, dengan penduduk asli,
sehingga cara untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah adanya penyesuaian sosial yang dilakukan
pendatang baru. Apabila individu tidak mampu mengembangkan penyesuaian sosial yang baik, maka
individu tidak akan mampu mengatasi konflik (Schneiders, 1960)
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel penelitian ini adalah
2 orang laki-laki pendatang baru yang beragama Islam, etnis Jawa, dengan latar belakang pendidikan terakhir
SMA, dan berstatus belum menikah. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan theoretical coding. Theoretical coding terdiri atas tiga proses yaitu open
coding, axial coding, dan selective coding.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa penyesuaian sosial positf dan negatif,
penyesuaian diri positif adalah penyesuaian yang efektif dan baik sedangkan penyesuaian sosial yang negatif
adalah penyesuaian yang kurang efektif. Penyesuaian sosial positif berupa mengenal tempat, berinteraksi
dengan masyarakat bali, menghargai adat dan orang sekitar, dan saling membantu. Sedangkan, penyesuaian
diri negatif berupa jarang berinteraksi, berinteraksi lewat media sosial, tidak mengetahui kepala lingkungan
dan tidak mengerti istilah “Klian Dinas”.
Kata kunci : penyesuaian sosial, pendatang baru, Bali
1
Abstract
Immigrants who come to Bali to have a variety of goals, one of which is to find a job or earn a living. In
fulfilling its purpose, the new immigrants will certainly settle down and have a place to stay in Bali which
would be in the middle of the natives of Bali. This makes the migrants have to deal with things that are
different from those usually found in their origin, such as language, food, culture, and so forth. These
differences can lead to conflict between the migrants, especially new immigrants, with the natives, so the
way to resolve such conflicts is the social adjustment that made by the new immigrants. If the individual is
not able to develop a good social adjustment, then the individual will not be able to resolve their conflict
(Schneiders, 1960)
This study used a qualitative method with phenomenological approach. The sample was 2 Muslim men, the
ethnic was Javanese, with a background in past education was high school, and unmarried status. Data were
collected by interviews. Data were analyzed using the theoretical coding. Theoretical coding consists of three
processes namely open coding, axial coding, and selective coding.
From the research that has been done is obtained the form of positive and negative social adjustment, positive
adjustment is an adjustment that is effective and well. Negative social adjustment is an adjustment that is less
effective. Form of positive social adjustment are of knowing some places, interact with the Balinese people,
respect customs and people around, and help each other. Whereas, in the form of negative adjustment rarely
interact, interact through social media, don’t know the head of the environment and don’t understand the term
of “Klian Dinas”
Keyword : social adjustment, new immigrants, Bali
2
dihadapi
LATAR BELAKANG
Provinsi
Kedatangan
penduduk
penduduk
Bali
merupakan
salah
satu
Bali
asli
Bali
berjumlah
saat
ini.
yang
bukan
hampir
selalu
besar
sehingga
provinsi yang ada di Negara Kesatuan
menyumbangkan
Republik Indonesia. Berdasarkan data
penduduk setiap tahunnya. Penduduk
kependudukan
yang datang ke Bali memiliki berbagai
Badan
Pusat
Statistik,
angka
pertumbuhan
jumlah penduduk Provinsi Bali tahun
tujuan,
2010 adalah 3.890.757 jiwa. Jumlah
mencari
tersebut termasuk penghuni tidak tetap
penghasilan. Seperti yang kita ketahui,
seperti tuna wisma, pelaut, rumah perahu,
seseorang
dan penduduk ulang-alik. Dilihat dari
penghasilan
penduduk tahun 2000 yang berjumlah
kebutuhannya. Tidak tersedianya lapangan
3.151.162,
kerja yang memadai di daerah asalnya
peningkatan
Provinsi
Bali
sejumlah
mengalami
739.595
(BPS,
dapat
2010).
salah
satunya
pekerjaan
adalah
atau
bekerja
menjadi
mencari
atau
demi
untuk
mencari
memenuhi
penyebab
seseorang
merantau ke daerah lain.
Menurut berita yang dilansir di
Dalam memenuhi tujuannya, para
situs berita online, laju pertumbuhan
pendatang tersebut tentunya akan menetap
penduduk Provinsi Bali dari tahun 2000-
dan memiliki tempat tinggal di Bali yang
2010 adalah 2,15 persen. Angka tersebut
tentunya
melebihi
pertumbuhan
masyarakat Bali. Menetap dan memiliki
penduduk nasional yang hanya 1,49
tempat tinggal di Bali merupakan sebuah
persen dalam kurun waktu sepuluh tahun
tantangan bagi masyarakat pendatang,
tersebut (Tribun Bali, 2015). Ketua Forum
khususnya pendatang baru karena harus
Kependudukan
Wayan
berhadapan dengan hal-hal yang berbeda
Murjana Yasa menyatakan secara rata-rata
dari yang biasa dijumpai di daerah
dari 2,15 persen pertumbuhan penduduk
asalnya,
Bali pertahun, 45 persen diantaranya
kebudayaan,
disumbang oleh pertumbuhan penduduk
Perbedaan-perbedaan
karena migrasi (Berita Bali, 2010)
memicu konflik baik itu konflik internal
angka
Bali
Berdasarkan
laju
I
Gusti
data
maupun
tersebut,
berada
seperti
tengah-tengah
bahasa,
dan
eksternal
Konflik-konflik
migrasi atau perpindahan penduduk ke
di
lain
makanan,
sebagainya.
tersebut
(sosial)
sosial
dapat
individu.
tersebut
dapat
terjadi akibat adanya perbedaan antara
Bali merupakan salah satu masalah yang
3
penduduk pendatang dengan penduduk
Berdasarkan
asli.
hal
tersebut,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana
Salah satu cara untuk mereduksi
konflik
tersebut
adalah
penyesuaian
sosial
pada
pendatang baru di Bali.
dengan
menyesuaikan diri secara sosial. Bagi
TINJAUAN PUSTAKA
pendatang baru, menyesuaikan diri secara
sosial di tanah orang merupakan hal yang
harus
dilakukan
agar
Penyesuaian Sosial
dapat
melangsungkan hidupnya dengan baik dan
Menurut
terlepas dari konflik. Pada dasarnya
adalah kemampuan untuk bereaksi secara
selalu membutuhkan orang lain di dalam
sehingga
hubungan
yang
agar
efektif dan sehat terhadap situasi realitas
terbentuk
harmoni
(1960)
penyesuaian sosial (social adjustment)
manusia merupakan makhluk sosial, yang
hidupnya,
Schneiders
dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup
dengan
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang
sesamanya, manusia harus melakukan
dapat diterima dan memuaskan.
penyesuaian sosial di lingkungannya.
Sedangkan,
Proses penyesuaian sosial yang
pribadi
baik dan efektif memerlukan cara atau
jika
lebih
oleh seseorang terhadap dirinya yang
sehingga dapat mereduksi konflik yang
Sedangkan
adjustment)
diri
merujuk pada penyesuaian yang dilakukan
strategi penyesuaian sosial yang baik pula,
terjadi.
(personal
penyesuaian
mencakup antara lain penyesuaian nilai-
proses
nilai moral, dan apa yang dianggap
penyesuaian sosial bersifat negatif atau
penting serta bagaimana individu tersebut
tidak efektif, maka konflik tidak dapat
menilai dirinya sendiri.
direduksi atau justru memicu terjadinya
Lebih lanjut, Schneiders (1960)
konflik baru. Apabila individu tidak
penyesuaian
menyatakan penyesuaian sosial timbul
sosial yang baik, maka individu tidak akan
apabila terdapat kebutuhan, dorongan, dan
mampu mengatasi konflik (Schneiders,
keinginan yang harus dipenuhi oleh
1960). Cara-cara penyesuaian sosial yang
seseorang, termasuk juga saat seseorang
dilakukan oleh
pendatang, khususnya
menghadapi suatu masalah atau konflik
pendatang baru, tentunya berbeda-beda
yang harus diselesaikan. Individu pada
pada masing-masing individu.
kondisi
mampu
mengembangkan
ini, akan mengalami
proses
belajar, belajar memahami, mengerti, dan
4
berusaha untuk melakukan apa yang
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll;
diinginkan
secara holistik, dan dengan cara deskripsi
oleh
dirinya,
maupun
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
lingkungannya.
suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode
Pendatang Baru
alamiah.
Penelitian
kualitatif
ini
menggunakan pendekatan fenomenologi.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Fenomenologi
Indonesia, penduduk adalah orang atau
diartikan
sebagai
pengalaman subjektif atau pengalaman
orang-orang yg mendiami suatu tempat
fenomenologikal dan suatu studi tentang
seperti kampung, negeri, pulau, dan lain
kesadaran dan perspektif pokok dari
sebagainya. Penduduk asli adalah orang-
seseorang. Dalam arti yang lebih khusus
orang yg turun-temurun tinggal di suatu
istilah
daerah, sedangkan penduduk pendatang
ini
terdisiplin
adalah orang asing atau orang yang bukan
mengacu
pada
penelitian
tentang
kesadaran
dari
perspektif pertama seseorang (Moleong,
penduduk asli. Kata baru dapat berarti
2014)
permulaan atau belum pernah ada sama
sekali (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Sampel penelitian ini adalah 2
2008). Dari definisi-definisi diatas, dapat
orang laki-laki pendatang baru yang
disimpulkan bahwa pendatang baru adalah
beragama Islam, etnis Jawa, dengan latar
orang asing atau orang yang bukan
belakang pendidikan terakhir SMA, dan
penduduk asli yang masih baru tinggal di
berstatus belum menikah. Pengambilan
Bali dan belum pernah tinggal di Bali
data
sebelumnya.
Wawancara
dilakukan
dengan
dilakukan
wawancara.
dengan
dialog
langsung bersama subjek untuk menggali
informasi dan memperoleh data mengenai
METODE
penyesuaian sosial pada pendatang baru di
Bali.
Wawancara
dilakukan
dengan
panduan (guideline) yang berhubungan
Penelitian
ini
menggunakan
dengan penyesuaian diri pendatang baru
metode kualitatif. Penelitian kualitatif
dan diperdalam dengan probing serta
adalah penelitian yang bermaksud untuk
wawancara lanjutan.
memahami fenomena tentang apa yang
Data kualitatif yang diperoleh
dialami oleh subjek penelitian, misalnya
melalui
5
observasi
dan
wawancara,
dianalisis
menggunakan
Selain dengan saling mengenal,
theoretical
coding. Theoretical coding terdiri atas tiga
berinteraksi
proses yaitu open coding (pengkodean
diwujudkan dengan berteman dan sharing
terbuka),
(pengkodean
bersama penduduk asli. Sharing yang
aksial), dan selective coding (pengkodean
dilakukan subjek berupa saling belajar
terpilih). Metode ini tidak menggunakan
bahasa daerah asal yang diwujudkan
hipotesis karena data hasil penelitian lebih
dengan subjek belajar bahasa daerah Bali,
berkenaan dengan interpretasi terhadap
dan mengajarkan bahasa asalnya yaitu
data
bahasa Jawa dan Madura ke salah satu
axial
yang
coding
ditemukan
di
lapangan
(Sugiyono, 2014).
dengan
masyarakat
Bali
temannya yang merupakan penduduk asli
Bali.
Penyesuaian positif lain yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan dari subjek adalah saling
menghargai baik adat maupun perorangan,
serta membantu penduduk ketika terjadi
Penyesuaian Sosial Positif
musibah seperti kebakaran atau mobil
Penyesuaian
sosial
positif
mogok.
merupakan bentuk penyesuaian sosial
subjek yang efektif san bernilai positif
terhadap dirinya. Adapun penyesuaian
Penyesuaian Sosial Negatif
sosial positif tersebut antara lain mengenal
Penyesuaian
tempat-tempat dan berinteraksi dengan
yang
yang dimaksud subjek yaitu
mengenal
banyak
tempat
di
negatif
efektif
bagi
dan
dirinya.
jarang berinteraksi dengan penduduk asli
Bali. Subjek menyatakan bahwa hal
lain dengan saling mengenal dengan cara
bertanya,
tidak
Penyesuaian sosial negatif subjek yaitu
asli Bali yang dimaksudkan subjek antara
menyapa,
tergolong
berdampak
Bali.
Sedangkan berinteraksi dengan penduduk
bertemu,
negatif
merupakan penyesuaian sosial subjek
penduduk asli Bali. Mengenal tempattempat
sosial
tersebut dikarenakan keseharian subjek
dan
yang berada di lingkungan pekerjaannya.
bercanda dengan penduduk Bali. Subjek
Subjek
mengatakan cara tersebut dilakukan untuk
juga
menambahkan
bahwa
sepulang dari bekerja subjek sudah merasa
mengakrabkan diri dengan masyarakat
lelah dan kemudian tertidur sehingga tidak
sekitar yakni penduduk asli Bali.
ada waktu yang cukup untuk berinteraksi
6
dengan penduduk sekitar. Selain jarang
berdampingan dengan orang lain serta
berinteraksi dengan penduduk sekitar,
membangun
subjek mengaku bahwa meskipun tidak
persahabatan. Hal ini ditunjukkan subjek
berinteraksi
dengan berinteraksi, berteman dan sharing
secara
langsung
dengan
dan
memelihara
penduduk sekitar, dirinya masih dapat
dengan
berinteraksi melalui media sosial dengan
dengan teman atau tidak memiliki teman
teman-temannya.
merupakan
kependudukan
tinggalnya.
di
Hal
tentang
regulasi
daerah
tempat
tersebut
mengetahui
kepala
terhadap masalah dan kesulitan orang lain
ditunjukkan
di sekelilingnya serta bersedia membantu
meringankan
lingkungan
masalahnya.
Keempat,
altruisme yakni menolong orang tanpa
pamrih.
istilah “kelian dinas”.
Schneiders
individu
orang lain, yakni individu dapat peka
tempat tinggalnya dan tidak mengetahui
Menurut
bahwa
minat dan simpati terhadap kesejahteraan
dengan subjek mengaku bahwa dirinya
tidak
Perselisihan
Ketiga, penyesuaian sosial membutuhkan
yang didapatkan dari subjek adalah subjek
mengetahui
tanda
asli.
memiliki penyesuaian sosial yang buruk.
Penyesuaian sosial negatif lain
kurang
penduduk
Aspek
ketiga
dan
keempat
ditunjukkan subjek dengan membantu
(1960),
penduduk
ketika
terjadi
musibah
penyesuaian sosial dikatakan baik jika
kebakaran dan mobil mogok. Kelima,
dapat bereaksi secara efektif dan sehat
menghormati
terhadap situasi, realitas, dan relasi sosial,
integritas hukum, tradisi, dan adat. Pada
sehingga tuntutan hidup bermasyarakat
aspek ini subjek hanya sampai pada
dapat dipenuhi dengan cara-cara yang
menghargai adat dan tradisi.
dapat diterima dan memuaskan.
dan
menaati
nilai-nilai
Berdasarkan pemaparan diatas,
Lebih lanjut, Schneiders (1960)
Schneiders
(1960)
menyatakan
jika
menyatakan penyesuaian sosial dikatakan
seluruh aspek-aspek tersebut dilakukan
baik apabila memenuhi beberapa aspek
secara konsisten, maka penyesuaian sosial
yaitu pertama, kebutuhan untuk menerima
akan terjamin atau efektif. Sebaliknya,
dan menghormati hak orang lain dalam
jika aspek-aspek tersebut tidak dilakukan
lingkungan sosialnya yang merupakan
atau berlawanan dengan hal-hal tersebut,
syarat paling dasar. Hal ini ditunjukkan
maka penyesuaian sosial tidak akan
subjek dengan menghargai adat dan
berjalan
orang-orang disekitarnya. Kedua, hidup
individu tidak mampu mengembangkan
7
baik
atau
efektif.
Apabila
penyesuaian sosial yang baik, maka
dihindari dalam proses pengolahan
individu tidak akan mampu mengatasi
atau analisis data.
konflik.
Berdasarkan data yang didapat,
SARAN
subjek menunjukkan beberapa hal yang
yidak
sesuai
dengan
aspek-aspek
a.
penyesuaian sosial yang baik antara lain
1) Mengembangkan
subjek justru jarang berinteraksi dengan
penduduk
berinteraksi
asli
dan
lebih
dengan
dapat berfungsi secara efektif di
teman-temannya
masyarakat dan dapat mereduksi
konflik-konflik
sesuai dengan aspek pertama dan kedua.
2) Memperjelas
perihal regulasi kependudukan di daerah
tidak
yang
mungkin
terjadi
Selain itu, subjek juga kurang mengetahui
tinggalnya,
cara-cara
penyesuaian yang positif agar
memilih
melalui media sosial. Hal tersebut tidak
tempat
Saran Bagi Masyarakat
regulasi
kependudukan dan peraturan bagi
mengetahui
penduduk
kepala lingkungan, dan tidak mengetahui
pendatang
untuk
menghindari kesalahpahaman di
istilah “Klian Dinas”.
kemudian hari
b.
KETERBATASAN PENELITIAN
Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
1) Bagi penelitian yang mengangkat
tema serupa, hendaknya dapat
Adapun
keterbatasan
dari
penelitian ini, antara lain :
menggali
informasi
lebih
mendalam
mengenai
hal-hal
terkait penyesuaian sosial pada
1) Keterbatasan
subjek
yakni
pada
penduduk pendatang
awalnya penelitian ini memiliki dua
subjek, tetapi pada pengambilan data
lanjutan pada penelitian ini hanya
dilakukan pada satu subjek saja
sehingga informasi yang dihasilkan
kurang komprehensif
2) Pada penelitian kualitatif, subjektvitas
merupakan hal yang sulit untuk
8
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008).
Jakarta.
Berita Bali. (2010). Setiap Tahun Bali
Kedatangan
25.000
Pendatang.
Denpasar: BeritaBali.com.
BPS.
(2010).
Penduduk
Indonesia
Menurut Provinsi 1971, 1980,
1990, 1995, 2000, 2010. Retrieved
December 18, 2015, from Badan
Pusat Statistik: www.bps.go.id
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Schneiders,
A.
A.
(1960).
Personal
Adjustment and Mental Health.
New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Sugiyono.
(2014).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tribun
Bali.
(2015).
Penduduk
Bali
Terkontrol.
Pertumbuhan
Makin
Tak
Denpasar:
TribunBali.com.
9
I.G.M. Surya Erlangga, Ni Made Diah Primanita, Yohanes K. Herdiyanto, David Hizkia
Tobing, Hutri Dharasasmita
Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP), Universitas Udayana
suryaerlangga3@gmail.com
Abstrak
Penduduk yang datang ke Bali memiliki berbagai tujuan, salah satunya adalah untuk mencari pekerjaan atau
mencari penghasilan. Dalam memenuhi tujuannya, para pendatang tersebut tentunya akan menetap dan
memiliki tempat tinggal di Bali yang tentunya berada di tengah-tengah penduduk asli Bali. Hal tersebut
membuat para pendatang harus berhadapan dengan hal-hal yang berbeda dari yang biasa dijumpai di daerah
asalnya, seperti bahasa, makanan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat
menimbulkan konflik antara penduduk pendatang, khususnya pendatang baru, dengan penduduk asli,
sehingga cara untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah adanya penyesuaian sosial yang dilakukan
pendatang baru. Apabila individu tidak mampu mengembangkan penyesuaian sosial yang baik, maka
individu tidak akan mampu mengatasi konflik (Schneiders, 1960)
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel penelitian ini adalah
2 orang laki-laki pendatang baru yang beragama Islam, etnis Jawa, dengan latar belakang pendidikan terakhir
SMA, dan berstatus belum menikah. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan theoretical coding. Theoretical coding terdiri atas tiga proses yaitu open
coding, axial coding, dan selective coding.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa penyesuaian sosial positf dan negatif,
penyesuaian diri positif adalah penyesuaian yang efektif dan baik sedangkan penyesuaian sosial yang negatif
adalah penyesuaian yang kurang efektif. Penyesuaian sosial positif berupa mengenal tempat, berinteraksi
dengan masyarakat bali, menghargai adat dan orang sekitar, dan saling membantu. Sedangkan, penyesuaian
diri negatif berupa jarang berinteraksi, berinteraksi lewat media sosial, tidak mengetahui kepala lingkungan
dan tidak mengerti istilah “Klian Dinas”.
Kata kunci : penyesuaian sosial, pendatang baru, Bali
1
Abstract
Immigrants who come to Bali to have a variety of goals, one of which is to find a job or earn a living. In
fulfilling its purpose, the new immigrants will certainly settle down and have a place to stay in Bali which
would be in the middle of the natives of Bali. This makes the migrants have to deal with things that are
different from those usually found in their origin, such as language, food, culture, and so forth. These
differences can lead to conflict between the migrants, especially new immigrants, with the natives, so the
way to resolve such conflicts is the social adjustment that made by the new immigrants. If the individual is
not able to develop a good social adjustment, then the individual will not be able to resolve their conflict
(Schneiders, 1960)
This study used a qualitative method with phenomenological approach. The sample was 2 Muslim men, the
ethnic was Javanese, with a background in past education was high school, and unmarried status. Data were
collected by interviews. Data were analyzed using the theoretical coding. Theoretical coding consists of three
processes namely open coding, axial coding, and selective coding.
From the research that has been done is obtained the form of positive and negative social adjustment, positive
adjustment is an adjustment that is effective and well. Negative social adjustment is an adjustment that is less
effective. Form of positive social adjustment are of knowing some places, interact with the Balinese people,
respect customs and people around, and help each other. Whereas, in the form of negative adjustment rarely
interact, interact through social media, don’t know the head of the environment and don’t understand the term
of “Klian Dinas”
Keyword : social adjustment, new immigrants, Bali
2
dihadapi
LATAR BELAKANG
Provinsi
Kedatangan
penduduk
penduduk
Bali
merupakan
salah
satu
Bali
asli
Bali
berjumlah
saat
ini.
yang
bukan
hampir
selalu
besar
sehingga
provinsi yang ada di Negara Kesatuan
menyumbangkan
Republik Indonesia. Berdasarkan data
penduduk setiap tahunnya. Penduduk
kependudukan
yang datang ke Bali memiliki berbagai
Badan
Pusat
Statistik,
angka
pertumbuhan
jumlah penduduk Provinsi Bali tahun
tujuan,
2010 adalah 3.890.757 jiwa. Jumlah
mencari
tersebut termasuk penghuni tidak tetap
penghasilan. Seperti yang kita ketahui,
seperti tuna wisma, pelaut, rumah perahu,
seseorang
dan penduduk ulang-alik. Dilihat dari
penghasilan
penduduk tahun 2000 yang berjumlah
kebutuhannya. Tidak tersedianya lapangan
3.151.162,
kerja yang memadai di daerah asalnya
peningkatan
Provinsi
Bali
sejumlah
mengalami
739.595
(BPS,
dapat
2010).
salah
satunya
pekerjaan
adalah
atau
bekerja
menjadi
mencari
atau
demi
untuk
mencari
memenuhi
penyebab
seseorang
merantau ke daerah lain.
Menurut berita yang dilansir di
Dalam memenuhi tujuannya, para
situs berita online, laju pertumbuhan
pendatang tersebut tentunya akan menetap
penduduk Provinsi Bali dari tahun 2000-
dan memiliki tempat tinggal di Bali yang
2010 adalah 2,15 persen. Angka tersebut
tentunya
melebihi
pertumbuhan
masyarakat Bali. Menetap dan memiliki
penduduk nasional yang hanya 1,49
tempat tinggal di Bali merupakan sebuah
persen dalam kurun waktu sepuluh tahun
tantangan bagi masyarakat pendatang,
tersebut (Tribun Bali, 2015). Ketua Forum
khususnya pendatang baru karena harus
Kependudukan
Wayan
berhadapan dengan hal-hal yang berbeda
Murjana Yasa menyatakan secara rata-rata
dari yang biasa dijumpai di daerah
dari 2,15 persen pertumbuhan penduduk
asalnya,
Bali pertahun, 45 persen diantaranya
kebudayaan,
disumbang oleh pertumbuhan penduduk
Perbedaan-perbedaan
karena migrasi (Berita Bali, 2010)
memicu konflik baik itu konflik internal
angka
Bali
Berdasarkan
laju
I
Gusti
data
maupun
tersebut,
berada
seperti
tengah-tengah
bahasa,
dan
eksternal
Konflik-konflik
migrasi atau perpindahan penduduk ke
di
lain
makanan,
sebagainya.
tersebut
(sosial)
sosial
dapat
individu.
tersebut
dapat
terjadi akibat adanya perbedaan antara
Bali merupakan salah satu masalah yang
3
penduduk pendatang dengan penduduk
Berdasarkan
asli.
hal
tersebut,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana
Salah satu cara untuk mereduksi
konflik
tersebut
adalah
penyesuaian
sosial
pada
pendatang baru di Bali.
dengan
menyesuaikan diri secara sosial. Bagi
TINJAUAN PUSTAKA
pendatang baru, menyesuaikan diri secara
sosial di tanah orang merupakan hal yang
harus
dilakukan
agar
Penyesuaian Sosial
dapat
melangsungkan hidupnya dengan baik dan
Menurut
terlepas dari konflik. Pada dasarnya
adalah kemampuan untuk bereaksi secara
selalu membutuhkan orang lain di dalam
sehingga
hubungan
yang
agar
efektif dan sehat terhadap situasi realitas
terbentuk
harmoni
(1960)
penyesuaian sosial (social adjustment)
manusia merupakan makhluk sosial, yang
hidupnya,
Schneiders
dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup
dengan
bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang
sesamanya, manusia harus melakukan
dapat diterima dan memuaskan.
penyesuaian sosial di lingkungannya.
Sedangkan,
Proses penyesuaian sosial yang
pribadi
baik dan efektif memerlukan cara atau
jika
lebih
oleh seseorang terhadap dirinya yang
sehingga dapat mereduksi konflik yang
Sedangkan
adjustment)
diri
merujuk pada penyesuaian yang dilakukan
strategi penyesuaian sosial yang baik pula,
terjadi.
(personal
penyesuaian
mencakup antara lain penyesuaian nilai-
proses
nilai moral, dan apa yang dianggap
penyesuaian sosial bersifat negatif atau
penting serta bagaimana individu tersebut
tidak efektif, maka konflik tidak dapat
menilai dirinya sendiri.
direduksi atau justru memicu terjadinya
Lebih lanjut, Schneiders (1960)
konflik baru. Apabila individu tidak
penyesuaian
menyatakan penyesuaian sosial timbul
sosial yang baik, maka individu tidak akan
apabila terdapat kebutuhan, dorongan, dan
mampu mengatasi konflik (Schneiders,
keinginan yang harus dipenuhi oleh
1960). Cara-cara penyesuaian sosial yang
seseorang, termasuk juga saat seseorang
dilakukan oleh
pendatang, khususnya
menghadapi suatu masalah atau konflik
pendatang baru, tentunya berbeda-beda
yang harus diselesaikan. Individu pada
pada masing-masing individu.
kondisi
mampu
mengembangkan
ini, akan mengalami
proses
belajar, belajar memahami, mengerti, dan
4
berusaha untuk melakukan apa yang
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll;
diinginkan
secara holistik, dan dengan cara deskripsi
oleh
dirinya,
maupun
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
lingkungannya.
suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode
Pendatang Baru
alamiah.
Penelitian
kualitatif
ini
menggunakan pendekatan fenomenologi.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Fenomenologi
Indonesia, penduduk adalah orang atau
diartikan
sebagai
pengalaman subjektif atau pengalaman
orang-orang yg mendiami suatu tempat
fenomenologikal dan suatu studi tentang
seperti kampung, negeri, pulau, dan lain
kesadaran dan perspektif pokok dari
sebagainya. Penduduk asli adalah orang-
seseorang. Dalam arti yang lebih khusus
orang yg turun-temurun tinggal di suatu
istilah
daerah, sedangkan penduduk pendatang
ini
terdisiplin
adalah orang asing atau orang yang bukan
mengacu
pada
penelitian
tentang
kesadaran
dari
perspektif pertama seseorang (Moleong,
penduduk asli. Kata baru dapat berarti
2014)
permulaan atau belum pernah ada sama
sekali (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Sampel penelitian ini adalah 2
2008). Dari definisi-definisi diatas, dapat
orang laki-laki pendatang baru yang
disimpulkan bahwa pendatang baru adalah
beragama Islam, etnis Jawa, dengan latar
orang asing atau orang yang bukan
belakang pendidikan terakhir SMA, dan
penduduk asli yang masih baru tinggal di
berstatus belum menikah. Pengambilan
Bali dan belum pernah tinggal di Bali
data
sebelumnya.
Wawancara
dilakukan
dengan
dilakukan
wawancara.
dengan
dialog
langsung bersama subjek untuk menggali
informasi dan memperoleh data mengenai
METODE
penyesuaian sosial pada pendatang baru di
Bali.
Wawancara
dilakukan
dengan
panduan (guideline) yang berhubungan
Penelitian
ini
menggunakan
dengan penyesuaian diri pendatang baru
metode kualitatif. Penelitian kualitatif
dan diperdalam dengan probing serta
adalah penelitian yang bermaksud untuk
wawancara lanjutan.
memahami fenomena tentang apa yang
Data kualitatif yang diperoleh
dialami oleh subjek penelitian, misalnya
melalui
5
observasi
dan
wawancara,
dianalisis
menggunakan
Selain dengan saling mengenal,
theoretical
coding. Theoretical coding terdiri atas tiga
berinteraksi
proses yaitu open coding (pengkodean
diwujudkan dengan berteman dan sharing
terbuka),
(pengkodean
bersama penduduk asli. Sharing yang
aksial), dan selective coding (pengkodean
dilakukan subjek berupa saling belajar
terpilih). Metode ini tidak menggunakan
bahasa daerah asal yang diwujudkan
hipotesis karena data hasil penelitian lebih
dengan subjek belajar bahasa daerah Bali,
berkenaan dengan interpretasi terhadap
dan mengajarkan bahasa asalnya yaitu
data
bahasa Jawa dan Madura ke salah satu
axial
yang
coding
ditemukan
di
lapangan
(Sugiyono, 2014).
dengan
masyarakat
Bali
temannya yang merupakan penduduk asli
Bali.
Penyesuaian positif lain yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan dari subjek adalah saling
menghargai baik adat maupun perorangan,
serta membantu penduduk ketika terjadi
Penyesuaian Sosial Positif
musibah seperti kebakaran atau mobil
Penyesuaian
sosial
positif
mogok.
merupakan bentuk penyesuaian sosial
subjek yang efektif san bernilai positif
terhadap dirinya. Adapun penyesuaian
Penyesuaian Sosial Negatif
sosial positif tersebut antara lain mengenal
Penyesuaian
tempat-tempat dan berinteraksi dengan
yang
yang dimaksud subjek yaitu
mengenal
banyak
tempat
di
negatif
efektif
bagi
dan
dirinya.
jarang berinteraksi dengan penduduk asli
Bali. Subjek menyatakan bahwa hal
lain dengan saling mengenal dengan cara
bertanya,
tidak
Penyesuaian sosial negatif subjek yaitu
asli Bali yang dimaksudkan subjek antara
menyapa,
tergolong
berdampak
Bali.
Sedangkan berinteraksi dengan penduduk
bertemu,
negatif
merupakan penyesuaian sosial subjek
penduduk asli Bali. Mengenal tempattempat
sosial
tersebut dikarenakan keseharian subjek
dan
yang berada di lingkungan pekerjaannya.
bercanda dengan penduduk Bali. Subjek
Subjek
mengatakan cara tersebut dilakukan untuk
juga
menambahkan
bahwa
sepulang dari bekerja subjek sudah merasa
mengakrabkan diri dengan masyarakat
lelah dan kemudian tertidur sehingga tidak
sekitar yakni penduduk asli Bali.
ada waktu yang cukup untuk berinteraksi
6
dengan penduduk sekitar. Selain jarang
berdampingan dengan orang lain serta
berinteraksi dengan penduduk sekitar,
membangun
subjek mengaku bahwa meskipun tidak
persahabatan. Hal ini ditunjukkan subjek
berinteraksi
dengan berinteraksi, berteman dan sharing
secara
langsung
dengan
dan
memelihara
penduduk sekitar, dirinya masih dapat
dengan
berinteraksi melalui media sosial dengan
dengan teman atau tidak memiliki teman
teman-temannya.
merupakan
kependudukan
tinggalnya.
di
Hal
tentang
regulasi
daerah
tempat
tersebut
mengetahui
kepala
terhadap masalah dan kesulitan orang lain
ditunjukkan
di sekelilingnya serta bersedia membantu
meringankan
lingkungan
masalahnya.
Keempat,
altruisme yakni menolong orang tanpa
pamrih.
istilah “kelian dinas”.
Schneiders
individu
orang lain, yakni individu dapat peka
tempat tinggalnya dan tidak mengetahui
Menurut
bahwa
minat dan simpati terhadap kesejahteraan
dengan subjek mengaku bahwa dirinya
tidak
Perselisihan
Ketiga, penyesuaian sosial membutuhkan
yang didapatkan dari subjek adalah subjek
mengetahui
tanda
asli.
memiliki penyesuaian sosial yang buruk.
Penyesuaian sosial negatif lain
kurang
penduduk
Aspek
ketiga
dan
keempat
ditunjukkan subjek dengan membantu
(1960),
penduduk
ketika
terjadi
musibah
penyesuaian sosial dikatakan baik jika
kebakaran dan mobil mogok. Kelima,
dapat bereaksi secara efektif dan sehat
menghormati
terhadap situasi, realitas, dan relasi sosial,
integritas hukum, tradisi, dan adat. Pada
sehingga tuntutan hidup bermasyarakat
aspek ini subjek hanya sampai pada
dapat dipenuhi dengan cara-cara yang
menghargai adat dan tradisi.
dapat diterima dan memuaskan.
dan
menaati
nilai-nilai
Berdasarkan pemaparan diatas,
Lebih lanjut, Schneiders (1960)
Schneiders
(1960)
menyatakan
jika
menyatakan penyesuaian sosial dikatakan
seluruh aspek-aspek tersebut dilakukan
baik apabila memenuhi beberapa aspek
secara konsisten, maka penyesuaian sosial
yaitu pertama, kebutuhan untuk menerima
akan terjamin atau efektif. Sebaliknya,
dan menghormati hak orang lain dalam
jika aspek-aspek tersebut tidak dilakukan
lingkungan sosialnya yang merupakan
atau berlawanan dengan hal-hal tersebut,
syarat paling dasar. Hal ini ditunjukkan
maka penyesuaian sosial tidak akan
subjek dengan menghargai adat dan
berjalan
orang-orang disekitarnya. Kedua, hidup
individu tidak mampu mengembangkan
7
baik
atau
efektif.
Apabila
penyesuaian sosial yang baik, maka
dihindari dalam proses pengolahan
individu tidak akan mampu mengatasi
atau analisis data.
konflik.
Berdasarkan data yang didapat,
SARAN
subjek menunjukkan beberapa hal yang
yidak
sesuai
dengan
aspek-aspek
a.
penyesuaian sosial yang baik antara lain
1) Mengembangkan
subjek justru jarang berinteraksi dengan
penduduk
berinteraksi
asli
dan
lebih
dengan
dapat berfungsi secara efektif di
teman-temannya
masyarakat dan dapat mereduksi
konflik-konflik
sesuai dengan aspek pertama dan kedua.
2) Memperjelas
perihal regulasi kependudukan di daerah
tidak
yang
mungkin
terjadi
Selain itu, subjek juga kurang mengetahui
tinggalnya,
cara-cara
penyesuaian yang positif agar
memilih
melalui media sosial. Hal tersebut tidak
tempat
Saran Bagi Masyarakat
regulasi
kependudukan dan peraturan bagi
mengetahui
penduduk
kepala lingkungan, dan tidak mengetahui
pendatang
untuk
menghindari kesalahpahaman di
istilah “Klian Dinas”.
kemudian hari
b.
KETERBATASAN PENELITIAN
Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
1) Bagi penelitian yang mengangkat
tema serupa, hendaknya dapat
Adapun
keterbatasan
dari
penelitian ini, antara lain :
menggali
informasi
lebih
mendalam
mengenai
hal-hal
terkait penyesuaian sosial pada
1) Keterbatasan
subjek
yakni
pada
penduduk pendatang
awalnya penelitian ini memiliki dua
subjek, tetapi pada pengambilan data
lanjutan pada penelitian ini hanya
dilakukan pada satu subjek saja
sehingga informasi yang dihasilkan
kurang komprehensif
2) Pada penelitian kualitatif, subjektvitas
merupakan hal yang sulit untuk
8
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008).
Jakarta.
Berita Bali. (2010). Setiap Tahun Bali
Kedatangan
25.000
Pendatang.
Denpasar: BeritaBali.com.
BPS.
(2010).
Penduduk
Indonesia
Menurut Provinsi 1971, 1980,
1990, 1995, 2000, 2010. Retrieved
December 18, 2015, from Badan
Pusat Statistik: www.bps.go.id
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Schneiders,
A.
A.
(1960).
Personal
Adjustment and Mental Health.
New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Sugiyono.
(2014).
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tribun
Bali.
(2015).
Penduduk
Bali
Terkontrol.
Pertumbuhan
Makin
Tak
Denpasar:
TribunBali.com.
9