UPAYA MENINGKATKAN POLA GERAK BERIRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung.

(1)

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN POLA GERAK BERIRAMA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Turangga 4 Kecamatan Lengkong Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Penjas

Oleh

WIWI WIDARYATI 0902 714

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Wiwi Widaryati

NIM : 0902714

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Kecamatan Lengkong Kota Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP 196509091991021001

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana,M.Pd NIP 197706292002121002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP 195806201986011002


(3)

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung)

Guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mengajar berbagai keterampilan gerak dasar pada aktivitas jasmani disesuaikan dengan perkembangan fisiologis dan psikologis anak, karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, disiplin, dan bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Namun demikian masih banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya.Setelah melakukan survey dan pengamatan di SD Negeri Turangga 4, maka terdapat suatu masalah, yaitu pada saat siswa-siswi mengikuti pembelajaran aktivitas ritmik, masih banyak siswa-siswi yang mengalami kesulitan dalam melakukan pola gerak dasar beserta rangkaiannya sehingga belum terciptanya koordinasi gerakan.

Oleh karena itu,Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:Bagaimana upaya guru meningkatkan pola gerak berirama pada siswa kelas V.Model pembelajaran yang digunakan pada pelaksanaan proses belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang berupa siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Peneliti menggunakan dua siklus, satu siklus terdiri dari dua tindakan. Sampel penelitian adalah siswa kelas V.

Berdasarkan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut : pada siklus I penguasaan gerak siswa hasilnya 59,5% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,5%. Hasil tersebut dilanjutkan pada analisis uji beda ‘t’ dan diketahui bahwa nilai t hitung adalah 7,6 lebih besar dari t tabel sebesar 2,03. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatan pola gerak berirama siswa kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung.


(4)

ABSTRACT

Effort to Improve Rhythmical Movement Design

In Cooperative Learning Model

(A Research of Class Action in Fifth Graders of Public Elementary School Turangga 4 Bandung)

Physical educational teachers are expected to be able to teach some basic movement skills in physical activity in accordance with children psychological and physiological development, sound moral character through internalization of values (sportivity, honesty, cooperation, discipline, and responsibility), and refraction of healthy life cycle. Nevertheless, there are a large number of physical educational teachers engaging in the learning process by putting pressures on the learning goal and material having characteristics of sport branching regardless of who are being their pupils. After survey and observation in Public Elementary School Turangga 4 has been completed, the author found a problem; that is, some of students engaging in rhythmical learning activities have difficulties to perform basic movement model along with its arrangement and hence movement coordination have been not created.

The author, therefore, formulate the problem as follows: How teachers are tried to improve rhythmical movement model in fifth graders. The learning model used in the teaching and learning process is cooperative learning model and research design used in this research is Study of Class Action (SCA). SCA design is performed through several stages in the form of cycles, comprising planning, implementation, observation, and reflection. The research use two cycles, a cycle is consisting of two actions. The sample of research is fifth graders.

Based on the data processing, the author has results as follows: in cycles I of control over student movement, the results are 59.5%, and in cycles II have improvement to 86.5%. The results are followed by differential test analysis‘t’ and it is found that count t value are 7.6 more than table t at 2.03. The conclusion of this research is that cooperative learning model improve rhythmical movement model in fifth graders of Public Elementary School Turangga 4 Bandung.


(5)

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu44

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Batasan Masalah ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Asumsi ... 8

H. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 11

A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

B. Filosofi Pendidikan Jasmani ... 14

C. Aktivitas Ritmik ... 19

D. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual ... 26

E. Model Pembelajaran Kooperatif ... 28

F. Hubungan Pembelajaran Kooperatif dengan Pengembangan Pola Gerak Berirama Siswa SD ... 43

G. Hipotesis Tindakan ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Metode Penelitian ... 48

B. Lokasi,Populasi,dan Sampel Penelitian ... 50

C. Prosedur Penelitian ... 52

D. Instrumen Penelitian ... 56

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 57


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

B. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis ... 82

C. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 85

D. Diskusi Penemuan ... 85

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(7)

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu44

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 34

2.2. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Konvensional ... 35

2.3. Hubungan Pola Gerak Berirama dengan Pembelajaran Kooperatif ... 46

3.1. Karakteristik Siswa Kelas V ... 51

3.2. Tahapan dalam PTK ... 53

3.3. Keadaan Siswa ... 60

3.4. Keadaan Guru ... 61

4.1. Kemampuan Para Tim Ahli ... 69

4.2. Kemampuan Siswa Berdasarkan Kelompok ... 71

4.3. Kemampuan Siswa Secara Individu ... 72

4.4. Kemampuan Siswa Secara Individu ... 73

4.5. Kemampuan Tim Ahli ... 76

4.6. Kemampuan Siswa Berdasarkan Kelompok ... 78

4.7. Kemampuan Siswa Secara Individu ... 78

4.8. Kemampuan Siswa Secara Individu ... 80

4.9. Kemampuan Siswa Secara Kelompok ... 81

4.10. Peningkatan Kemampuan Siswa Secara Individu ... 82

4.11 Hasil Uji Normalitas Siklus 1 dan Siklus 2 ... 83

4.12 Hasil Pengujian Homogenitas ... 83


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gerakan I ... 21

2.2.a Gerakan II ... 22

2.2.b Gerakan II ... 22

2.3.a Gerakan III ... 22

2.3.b Gerakan III ... 22

2.4.a Gerakan IV ... 23

2.4.b Gerakan IV ... 23

2.5.a Gerakan V ... 24

2.5.b Gerakan V ... 24

2.6.a Gerakan VI ... 24

2.6.b Gerakan VI ... 24

2.7. Gerakan VII. ... 25

2.8.a Gerakan VIII ... 26

2.8.b Gerakan VIII ... 26

3.1 Model PTK dari Kemmis dan Taggrat ... 50

4.1 Kemampuan Gerakan Siswa Secara Individu Siklus I ... 73

4.2 Kemampuan Gerakan Siswa Secara Individu Siklus II ... 80


(9)

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu44

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : RPP Siklus I Tindakan I ... 92

Lampiran 2 : Catatan Lapangan ... 103

Lampiran 3 : RPP Siklus I Tindakan II ... 104

Lampiran 4 : Catatan Lapangan ... 116

Lampiran 5 : RPP Siklus II Tindakan I ... 117

Lampiran 6 : Catatan Lapangan ... 128

Lampiran 7 : RPP Siklus II Tindakan II ... 129

Lampiran 8 : Catatan Lapangan ... 140

Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 141

Lampiran 10 : Data Uji Beda Rata-rata Dua Pihak ... 149

Lampiran 11 : Hasil Uji Normalitas Siklus I ... 150

Lampiran 12 : Hasil Uji Normalitas Siklus II ... 151

Lampiran 13 : Hasil Pengujian Homogenitas ... 152


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan yang sangat besar terutama dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia adalah melalui pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003:3).

Pendidikan dilaksanakan di setiap lembaga pendidikan. Setiap lembaga pendidikan menjalankan fungsinya selalu mempunyai harapan tentang bentuk lulusan yang dihasilkan. Karena pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, maka lulusan yang dihasilkan oleh setiap lembaga pendidikan setidak-tidaknya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk pendidikan yang tidak terlepas dari pendidikan secara menyeluruh. Seperti dikatakan Charles A. Bucher (Sugiyanto dan Sudjarwo,1993: 235) „pendidikan jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas jasmani‟.

Aktivitas jasmani yang dipilih dan dilakukan di dalam pendidikan jasmani secara seksama agar tujuan belajar siswa bisa dicapai dengan baik. Pendidikan jasmani harus dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia dengan berbagai


(11)

2

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pola dan juga diberikan pada sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. James A. Baley dan David A. Field (Abdul Jabar, 2009:7) menyatakan bahwa „Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuro muscular, intelektual, sosial, kultural, emosional dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas

jasmani‟.

Aktivitas jasmani adalah segala bentuk kegiatan jasmani. Aktivitas jasmani yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani kepada peserta didik disesuaikan dengan perkembangan fisiologis dan psikologis anak.

Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : permainan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Semua ruang lingkup pendidikan jasmani ini diajarkan oleh Guru Penjas pada Proses Belajar Mengajar (PBM). Dalam PBM diharapkan guru dapat mendidik dan membimbing siswa untuk belajar. Belajar adalah suatu proses, fungsi dan juga hasil. Belajar bisa menghasilkan perubahan-perubahan pada diri seseorang dalam berbagai macam kemampuan. Menurut S. Nasution (Sugiyanto dan Sudjarwo,1993: 233) mengemukakan bahwa ‟belajar adalah perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman dan latihan‟. Perubahan yang terjadi karena siswa mendapatkan pengalaman saat berlangsung PBM. Siswa melakukan latihan-latihan setelah mendapat pengajaran dari guru. Latihan dilakukan secara berulang-ulang oleh siswa. Charles Galloway (Sugiyanto dan Sudjarwo,1993: 233) mendefinisikan‟ belajar adalah perubahan kecenderungan tingkah laku yang relatif permanen, yang merupakan hasil dan berbuat berulang-ulang‟.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya. Pokok-pokok pengajaran di sekolah dasar banyak ditekankan pada aktivitas gerak. Dalam konteks pendidikan jasmani, aktivitas


(12)

3

gerak tubuh itu disebut belajar gerak. Menurut John N. Drowtzky (Sugiyanto dan Sudjarwo,1993: 234) mendefinisikan ‟belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular (otot) yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh‟. Salah satu bagian dari belajar gerak adalah pola gerak berirama yang merupakan ruang lingkup aktivitas ritmik. Aktivitas ritmik anak-anak adalah kegiatan berirama untuk anak-anak. Kegiatan ini berbentuk gerakan-gerakan berirama yang kreatif. Gladys Andrews Fleming dalam bukuya

Creative Rhytmic Movement (Sutoto, et al.1993: 21) menyatakan bahwa

‟gerakan berirama yang kreatif adalah suatu tarian‟. Aktivitas tari atau gerak berirama bagi anak-anak sekarang menempati porsi yang penting dalam pendidikan dasar secara keseluruhan. Melalui tarian ini kesempatan menanggapi (merespon) warna, bunyi, ruang, gerak, irama dan orang-orang, yang kesemuanya itu akan menunjang perkembangan belajar anak.

Aktivitas ritmik dapat memberikan sumbangan kepada setiap segi kurikulum sekolah dasar. Kurikulum merupakan landasan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar itu merupakan sebuah aktivitas guru dan siswa di kelas untuk memenuhi tuntutan kurikulum.

Kurikulum yang berkembang saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP, standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan komponen-komponen yang harus diperhatikan oleh guru. Standar kompetensi dan kompetensi dasar aktivitas ritmik di sekolah dasar menekankan pada langkah dasar dan variasi langkah yang dikombinasikan dengan ayunan lengan, SKJ, Senam Aerobic dan senam lainnya.

Pada pelaksanaan proses pembelajaran, guru penjas belum menyelenggarakan pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup yang dimaksud adalah proses penjas yang menekankan pengembangan keterampilan olahraga sehingga pola gerak berirama yang merupakan aspek aktivitas ritmik kurang disenangi oleh siswa. Sesungguhnya hal ini dapat menyebabkan kurang membekali diri siswa sejahtera dalam hal fisiknya.


(13)

4

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Begitu pula yang terjadi di SDN Turangga 4 Kota Bandung, fenomena yang terjadi adalah : 1. Kondisi dan lingkungan di SDN Turangga 4 sangat menunjang untuk mengembangkan permainan dan olahraga dengan adanya SSB (Sekolah Sepak Bola) dan Klub olahraga lainnya, 2. Antusias orang tua siswa untuk menjadikan putra putrinya untuk menjadi atlet yang berprestasi, 3. Suasana belajar penjas kurang menyenangkan dan model pembelajaran monoton, 4. Pembelajaran aktivitas ritmik membutuhkan waktu yang lama sehingga sulit dipahami oleh siswa.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk pembelajaran penjas di SDN Turangga 4 Kota Bandung masih belum aktif. Dengan demikian dapat diduga bahwa yang menjadi kendala yang dirasakan adalah masalah proses pembelajaran yang kurang variasi dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Guru menggunakan model pembelajaran yang terkesan monoton sehingga siswa menjadi kurang aktif.

Hasil pengamatan ditemukan bahwa para siswa kurang berminat dalam belajar aktivitas ritmik, yang disebabkan oleh : a. Rendahnya apresiasi siswa terhadap irama gerak, b. Pembelajaran dari guru hanya berupa SKJ (Senam Kesegaran Jasmani), c. Siswa merasa sulit untuk melakukan gerakan ritmik karena guru tidak lebih awal menanamkan pola-pola gerak beriramanya. Selain itu guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan gerak irama para siswa sesuai dengan rasa kinestetiknya. Hasil pengamatan pun menunjukkan adanya rasa malu dari siswa untuk mengekspresikan gerak yang sesuai dengan irama lagu. Hal ini dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri siswa sehingga bisa berdampak pada lemahnya kepribadian siswa. Rasa kinestetik pun menjadi terhambat dan akan berakibat pada lemahnya kreativitas gerak siswa. Untuk itu guru dituntut mampu memilih model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran dapat diperbaiki. Penulis mencoba suatu model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong yang diharapkan bisa


(14)

5

mengatasi permasalahan tersebut di atas melalui Peneitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan masalah tersebut penulis mengajukan judul PTK yaitu : Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif di Kelas V SDN Turangga 4 Kecamatan Lengkong Kota Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Penelitian ini akan membicarakan pola gerak berirama dalam hubungannya dengan pendekatan pembelajaran kooperatif. Pola gerak berirama merupakan bagian dari aktivitas ritmik. Anak-anak akan memperoleh pemahaman dan keluwesan gerak tubuhnya melalui aktivitas ritmik.

Aktivitas ritmik anak-anak adalah kegiatan berirama untuk anak-anak. Kegiatan berirama atau gerakan berirama merupakan alat komunikasi pikiran dan perasaan anak-anak yang dinyatakan lewat gerakan tubuh. Gerakan-gerakan tubuh tersebut dirangkai sehingga menjadi sebuah rangkaian gerakan. Rangkaian gerakan adalah beberapa langkah dasar yang disambung dengan variasi langkah serta gerakan lengan sehingga tercipta suatu rangkaian gerakan. Semua gerakan manusia dapat dikategorikan ke dalam empat konsep umum yaitu konsep tubuh, konsep usaha, konsep ruang dan konsep keterhubungan.

Pada pelaksanaan PBM materi pelajaran pola gerak berirama kurang diminati siswa karena materinya kurang menarik. Siswa merasa kesulitan untuk melakukan gerakan-gerakan dikarenakan banyaknya gerakan yang harus dilakukan oleh siswa. Kombinasi antara gerak dan irama kurang dikuasai siswa. Guru pun jarang memberikan materi pembelajaran pola gerak berirama. Selain itu metode pembelajaran yang diberikan oleh guru pada siswa kurang bervariasi. Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut maka diperlukan suatu metode untuk meningkatkan pelaksanaan PBM pola gerak berirama.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan pelaksanaan PBM pola gerak irama pada siswa. Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri


(15)

6

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dari dua orang atau lebih. Sistem pengajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai belajar kelompok yang terstruktur.

Pembelajaran koperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham kontruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pola gerak berirama di kelas V SDN Turangga 4 Kecamatan Lengkong Kota Bandung ? 2. Bagaimana model pembelajaran kooperatif meningkatkan pola gerak

berirama siswa ?

3. Apa bukti-bukti bahwa model pembelajaran kooperatif meningkatkan pola gerak berirama siswa ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran pola gerak berirama melalui model pembelajaran kooperatif. Tujuan khusus penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pola gerak berirama di kelas V SDN Turangga 4, ingin mengetahui seberapa jauh tingkat kemajuan pola gerak berirama melalui model pembelajaran kooperatif, dan ingin mengetahui apakah bukti-bukti model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pola gerak berirama siswa.


(16)

7

E. Batasan Masalah

Agar kesimpulan akhir dari penelitian ini masih berada dalam kajian permasalahan penelitian serta tidak terjadi kesimpang siuran permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut :

1. Aktivitas ritmik yang diteliti adalah pola gerak berirama meliputi beberapa langkah dasar yang dirangkai dengan variasi langkah serta gerakan lengan. 2. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 37 siswa kelas V SD

Negeri Turangga 4.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi manfaatnya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil pembelajaran pola gerak berirama bagi siswa. Maka hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi :

1. Bagi Guru

a. Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan masalah-masalah pada proses pembelajaran

b. Meningkatkan keterampilan guru dalam menentukan metode-metode pembelajaran yang tepat

c. Melatih guru untuk lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas.

2. Bagi Peserta Didik

a. Memupuk kreativitas dan inisiatif peserta didik pada pelaksanaan proses pembelajaran.

b. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui metode-metode pembelajaran yang bervariasi.


(17)

8

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian, menjadi masukan bagi sekolah untuk menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada proses pembelajaran agar mutu pendidikan di sekolah meningkat.

G. Asumsi

Pembelajaran pendidikan jasmani berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran lainnya.Pelaksanaan PBM pendidikan jasmani lebih banyak dilaksanakan di bangsal atau “hall “, lapangan ataupun halaman, kolam renang, maupun alam bebas. Dalam pelaksanaan PBM pendidikan jasmani diperlukan suatu strategi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran.

Komponen-komponen penting dalam menyusun suatu strategi belajar mengajar adalah : bahan ajar, metode, media, guru, siswa, tujuan yang akan dicapai, situasi belajar, dan evaluasi hasil. Kondisi lingkungan dan karakteristik anak berdasarkan usia, inteligen, dan kemampuan motorik perlu diperhatikan saat penyusunan strategi pembelajaran. Guru pendidikan jasmani harus mengerti tentang perkembangan fisik anak didiknya.

Selain perkembangan fisik perlu diperhatikan perkembangan psikologis (kejiwaan) anak. Hal ini dimaksudkan agar para guru pendidikan jasmani khususnya yang mengajar anak usia Sekolah Dasar (SD) dapat menyesuaikan antara materi pelajaran dengan perkembangan mereka. Menurut Gabbard dan kawan-kawan (Matakupan,1995: 32) mengutarakan „masa anak-anak usia 8-12 tahun mempunyai karakteristik perilaku penghalusan keterampilan gerak dan penyadaran gerak, menggunakan dasar gerak dalam tari tertentu dimana rasa sosial makin diperlukan„. Selanjutnya perkembangan psikologis anak pada usia ini adalah mereka mulai melakukan aktivitas fisik disertai dengan bernyanyi atau iringan musik. Mereka berusaha menyesuaikan gerak tubuhnya dengan lagu yang dinyanyikannya atau iringan musik yang diputarnya.

Dari uraian di atas, pola gerak berirama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw bisa meningkatkan kemampuan gerak, keserasian gerak dan irama, dan kehalusan/keluwesan gerak tubuh siswa saat mengikuti iringan musik.


(18)

9

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran model pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok. Menurut Johnson & Johnson (Juliantine, et al. 2011: 53) lima unsur pokok itu yaitu : saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif mempunyai manfaat-manfaat yang positif apabila diterapkan di luar ruangan kelas. Beberapa keuntungannya antara lain : kemampuan untuk berfikir, meningkatkan kerjasama dengan orang lain, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain, dan menerima perbedaan.

Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw sangat baik apabila diterapkan dalam pendidikan jasmani termasuk materi pola gerak berirama karena siswa akan merasa lebih bersemangat dalam belajar, mudah menerima materi pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan sehingga tujuan peningkatan pola gerak berirama akan mudah dicapai.

H. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan penjelasan istilah dalam judul penelitian ini, yaitu :

1. Pembelajaran, Joyce & Weil (1990) dijelaskan Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Peningkatan dalam Badudu-Zain (1994 : 1514 ) adalah “hal, cara, hasil atau proses kerja meningkatkan“.

3. Pola Gerak menurut Sutoto dkk (1993 : 25) dijelaskan bahwa pola gerak adalah suatu bentuk susunan gerakan.


(19)

10

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Berirama dalam Badudu-Zain (1994 : 537) adalah dengan irama. Irama adalah ukuran waktu atau tempo pada musik.

5. Model menurut Meyer (1985) adalah :

“Suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang

komperhensif “.

6. Pembelajaran kooperatif dalam Lie, Anita (2002) dijelaskan bahwa :

“Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Adapun yang mendasari atau menjadi alasan penulis memilih PTK adalah karena objek permasalahan penelitian ini adalah metode pembelajaran yang merupakan permasalahan praktik faktual. Permasalahan faktual ini muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

Menurut Suhardjono (2011:58) menyatakan bahwa ”PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”. PTK berfokus pada kelas atau pada PBM yang terjadi di kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penulis.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Bahkan Mc Niff (Supardi, 2011: 102) memandang bahwa‟ PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya‟. Pelaksanaan PTK bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Selain itu Mc Niff (Supardi,2011: 106) mengemukakan bahwa „dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan‟.Perbaikan yang di maksud


(21)

49

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adalah perbaikan pada proses pembelajaran.Pada saat pembelajaran berlangsung segera diberi tindakan dengan tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Sedangkan menurut Borg (Supardi, 2011:107)

mengemukakan bahwa „tujuan PTK ialah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Penelitian tindakan yang dipilih adalah kolaborasi dengan teman sejawat dengan melakukan sejumlah observasi terhadap penelitian tindakan yang dilakukan peneliti. Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain (Dikdasmen, 1999:37-38).

Peneliti meminta teman sejawat yang memiliki pengalaman mengajar cukup lama dan memiliki kompetensi untuk melakukan observasi terhadap perilaku peneliti pada saat melakukan pembelajaran. Rekan sejawat peneliti akan diminta untuk menilai apakah peneliti telah sesuai menjalankan proses pembelajaran dengan rencana pembelajaran. Kemudian peneliti berdiskusi dengan rekan sejawat mengenai refleksi terhadap hasil observasi pada siklus satu maupun pra siklus guna menentukan langkah selanjutnya.

Pada pelaksanaan PTK ini peneliti akan melakukan pembelajaran dalam dua siklus . Setiap silkuls terdiri dari perencanaan pengajaran, tindakan pengajaran, observasi dan refleksi dampak pengajaran pada pola gerak berirama para siswa kelas V. Berdasarkan langkah- langkah PTK maka untuk mempermudah alur penelitian dibuat skema prosedur. Skema prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yaitu model spiral, adapun model tindakan yang dilakukan adalah merupakan proses pengkajian dari beberapa siklus yang berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini merupakan gambaran dari keempat tahapan dalam PTK (siklus) sebagai berikut :


(22)

50

Gambar 3.1.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto,2011:16)

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian adalah SDN Turangga 4 yang terletak di Jalan Salak No 3 Kelurahan Lingkar Selatan Kecamatan Lengkong. Alasan sekolah ini sebagai tempat penelitian karena kebetulan penulis bertugas sebagai guru Pendidikan Jasmani di sekolah tersebut, sehingga penulis mempunyai gambaran yang lengkap tentang lokasi dan permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sejumlah objek yang akan diteliti yang akan memberikan informasi berdasarkan data yang terkumpul. Mengenai populasi Arikunto

(2002:108) mengungkapkan “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas V yang berjumlah 75 siswa .


(23)

51

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk mempermudah penelitian maka peneliti menggunakan sampel penelitian. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:85) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul

mewakili populasinya”.

Dari pengertian di atas maka sampel adalah wakil sebagian dari populasi yang diambil oleh penulis untuk diteliti dan dijadikan sumber data. Teknik pengambilan sampel adalah sampling purposif yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan kemampuan senam berirama yang lebih rendah dibandingkan kelas yang lain. Dengan kata lain pengambilan sampel didasarkan pada tujuan untuk meningkatkan kemampuan pola gerak berirama.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Turangga 4 Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 37 orang dengan rincian 17 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Pendidikan orang tua mereka rata-rata tamatan SMA dengan mata pencaharian umumnya TNI-AD. Adapun karakteristik siswa kelas V SDN Turangga 4 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Karakteristik Siswa Kelas V SDN Turangga 4

No. Tahap Karakteristik

1. Usia 10 – 11 tahun

2. Pertumbuhan fisik Anak perempuan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan anak laki-laki

3. Kemampuan Gerak Anak laki-laki lebih banyak menyenangi aktivitas yang menggunakan otot-otot besar, sedangkan anak perempuan lebih menyenangi aktivitas yang menggunakan otot-otot halus

4. Perkembangan Sosial Masih bersifat individual 5. Perkembangan Mental Egois, emosional, rendah diri


(24)

52

C. Prosedur Penelitian

Prosedur PTK ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat kemampuan awal siswa pada pola gerak berirama. Peneliti melakukan observasi terhadapa proses pembelajaran penjas pada materi aktivitas ritmik dengan memberikan kebebasan gerak pada siswa diiringi dengan nyanyian tanpa petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes, hal tersebut sebagai bahan evaluasi.

Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam pola gerak berirama.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakan PTK sebagai prosedur. Untuk lebih jelasnya di bawah ini merupakan gambaran dari keempat tahapan dalam PTK (siklus) sebagai berikut :


(25)

53

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Tahapan dalam PTK Siklus I Perencanaan :

Identifikasi masalah alternatif pemecahan masalah

 Melaksanakan observasi awal  Merencanakan pembelajaran yang

kan diterapkan dalam PBM  Menentukan pokok bahasan

 Mengembangkan scenario pembelajaran

 Menyusun LKS

 Menyiapkan sumber belajar  Mengembangkan format evaluasi  Mengembangkan format observasi

pembelajaran

Tindakan  Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LKS

Pengamatan  Melakukan observasi dengan memakai format observasi

 Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS

Refleksi  Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu,jumlah,dan waktu dari setiap jenis tindakan

 Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario , LKS , dan lain-lain

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya  Evaluasi tindakan I

Siklus II Perencanaan  Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah  Pengembangan program tindakan II Tindakan  Pelaksanaan program tindakan II

 Pengelompokkan tim akhir  Video taping

Pengamatan  Pengumpulan data tindakan II Refleksi  Evaluasi tindakan II


(26)

54

Berikut ini pemaparan dari tabel di atas, yaitu : 1. Perencanaan

Di dalam perencanaan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Penulis melakukan observasi awal untuk memperoleh data pendahuluan sebagai masalah pada proses pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya materi Pola Gerak Berirama, maksudnya untuk mendapatkan informasi dan mencatat masalah serta kendala yang ditemukan dalam pembelajaran itu. b. Penulis merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam

KBM.Selanjutnya menentukan pokok bahasan.

c. Penulis mengembangkan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pola gerak berirama.

d. Penulis membuat lembar observasi,yaitu :

1) Sebuah catatan atau kertas kosong yang tujuannya untuk melihat dan mengamati bagaimana kondisi belajar mengajar di lapang, ketika model pembelajaran diterapkan.

2) Peralatan mekanis yang tujuannya untuk merekam data ketika peneliti sedang mengajar di lapang.

3) Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana penulis mencatat segala aspek pembelajaran baik di awal pembelajaran maupun di akhir pembelajaran.

e. Lembar LKS

f. Membuat format evaluasi

g. Penulis menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam tahapan pelaksanaan tindakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut:

a. Penulis melaksanakan desain pembelajaran yang telah dirancang dalam skenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran


(27)

55

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kooperatif pada pembelajaran Pola Gerak Berirama di Kelas V siswa SDN Turangga 4.

b. Bersamaan dengan rekan sejawat sebagai observer melakukan observasi untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator, proses dan hasil penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan Pola Gerak Berirama Kelas V siswa SDN Turangga 4.

3. Observasi

Kegiatan observasi yang dilaksanakan adalah observasi terstruktur yaitu melakukan observasi secara sistematis dan obyektif, memantau jalannya pembelajaran yang dimaksud mendapatkan data tentang kesulitan yang dialami oleh siswa dan guru, serta dampak yang timbul dari proses pembelajaran pola gerak berirama melalui pendekatan pembelajaran kooperatif.

Observasi dilakukan secara fleksibel dan terbuka dalam mencatat gejala

proses maupun gejala di lapangan. “Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan” ( Trianto 2011:36) Observasi dilakukan secara

kolaboratif yang melibatkan rekan kerja atau sejawat. “Observasi berorientasi ke masa yang akan datang , memberikan dasar bagi refleksi sekarang lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus masih berlangsung (Madya, 2009:62). Observasi yang dilakukan peneliti mengacu pada ketentuan seperti dijelaskan oleh Nazir (2003:175) yaitu:

Kriteria observasi yang dilakukan adalah a) pengamatan digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik b) pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang direncanakan c) pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum

dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja d) pengamatan dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitas

4. Refleksi

Data yang didapatkan dari hasil observasi, kemudian segera dianalisis dan diinterpretasi (diberi makna) sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum mencapai tujuan. Pemaknaan hasil observasi ini dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi pada siklus tersebut sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam perencanaan tindakan berikutnya.


(28)

56

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian selama kegiatan penelitian berlangsung adalah sebagai berikut :

1. Observasi yang dilaksanakan oleh penulis yaitu untuk mengetahui segala hal yang behubungan dengan pelaksanaan pembelajaran Pola Gerak Berirama Kelas V siswa SDN Turangga 4. Alat yang digunakan adalah lembar observasi, yaitu blangko atau format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan ketika menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tehadap peningkatan keterampilan Pola Gerak Berirama dan evaluasi dari hasil pembelajaran serta faktor-faktor penunjang dan yang menghambat pelaksanaan pembelajaran.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS), berisi petunjuk dan sejumlah pernyataan yang harus dikerjakan oleh siswa kelas V SDN Turangga 4 dalam pembelajaran Pola Gerak Berirama menggunakan pendekatan pembelajaan kooperatif.

3. Membuat catatan harian atau lapangan, yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana penulis mencatat segala aspek dalam proses pembelajaran baik di awal maupun di akhir pembelajaran.

4. Tes, berisi sejumlah tes praktik Pola Gerak Berirama yang harus dilakukan oleh siswa kelas V SDN Turangga 4. Setelah pembelajaran Pola Gerak Berirama selesai, dilakukan tes akhir.

5. Mempersiapkan alat bantu pendukung penelitian yang akan digunakan seperti kaset, radio kaset atau CD.

6. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan uji beda t dengan uji beda rerata di antara siklus I dan siklus II

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara Pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.


(29)

57

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b) Jenis Data : Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dengan didukung data observasi catatan lapangan (kualitatif).Selain itu data diambil dari dokumentasi (kamera/foto) dan skor hasil peningkatan siklus I dan siklus II.

b. Pengambilan Data

Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mendapatkan data pola gerak berirama.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penulis juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasuion dalam Sugiyono (2010:334)) menyatakan bahwa :

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap penulis harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh penulis yang berbeda.”

Lebih lanjut analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2010:334) dikemukakan bahwa :

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Proses analisis data dalam penelitian ini adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,menyajikan data tiap variabel yang diteliti,melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik daya beda „t‟ sederhana.

Guna memperjelas peningkatan kemampuan pola gerak berirama siswa maka penulis menggunakan Analisa Pengamatan (hasil observasi) aktivitas siswa


(30)

58

yang dibuat dalam bentuk angka (scoring). Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100.

Persentase respon siswa = x 100% Ket :

A = proporsi siswa yang memiliki aktivitas dianggap baik B = jumlah siswa (responden)

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 75% (DEPDIKNAS, 2002:32). Untuk menganalisis signifikansi perbedaan antara siklus satu dan siklus dua maka digunakan uji signifikansi dua pihak dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

̅1 : rata-rata jawaban skor kelompok siklus pertama ̅2 :rata-rata kelompok skor kedua

n1 : jumlah sampel pada kelompok siklus pertama n2 : jumlah sampel pada kelompok siklus kedua

s gab diperoleh dari :

Sebelum dilakukan uji signifikansi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Langkah pengujian normalitas menggunakan uji normalitas liliefors yaitu sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……., Zn dengan mempergunakan rumus :

S x x

Z  1

1 (xdan S merupakan rata-rata

dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).

b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung pula F ( Zi ) = P ( Z < Zi )


(31)

59

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 

BanyaknyaZn Z Z Z

S 1, 2... n

1 

c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:

d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.\

e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, harga terbesar ini disebut (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata  = 0.05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji Liliefors.

Uji homogenitas dengan uji Harley dilakukan dengan membandingkan variansi terbesar dengan variansi tekecil. Hasil F hitung (max) dibandingkan dengan F table dengan kriteria sebagai berikut :

Terima H0 jika F (Max) hitung < F (max)table Tolak H0 jika F (Max) hitung > F (max)table

H0 menyatakan variansi homogen, sedangkan H1 menyatakan variansi tidak homogeny.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Turangga 4 Kecamatan Lengkong Kota Bandung tempat penulis bekerja. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personal yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan wali kelas V dan guru penjas orkes lain satu komplek adalah mitra peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi


(32)

60

serta refleksi. Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN Turangga 4 adalah 262 orang dengan jumlah rata-rata tiap kelas 40 orang. Ini merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna. Namun dalam hal ini memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru, siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Jumlah

siswa SDN Turangga 4Tahun Pelajaran 2012/2013 menampung siswa sebanyak 7 rombongan belajar terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan rincian

sebagai berikut :

Tabel 3.3 Keadaan Siswa

Kelas Jumlah

Rombel

Jumlah Siswa

L P Jumlah

I A & B 2 Rombel 26 25 51

II 1 Rombel 20 25 45

III 1 Rombel 20 24 44

IV 1 Rombel 21 23 44

V 1 Rombel 18 20 38


(33)

61

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu b. Keadaan Guru

Tabel 3.4 Keadaan Guru

No Nama NIP / NUPTK Keterangan

1 Dra. Ucu Kusmiyasih 195912031979122006 Kepsek

2 Dra. Yutti Hartyuti Dewi Kania, M.M.Pd 196112031981092004 Guru

3 Wiwi Wiarsih, A.Ma.Pd 195211171974032005 Guru 4 Ilah Karmilah, A.Ma.Pd 195408071975122005 Guru 5 Tati Suhartati, S.Pd 195909191979122006 Guru 6 Tuti Hartati, S.Pd 195907031983052001 Guru 7 Siti Nurhasanah, S.Pd.I 196503021984012001 Guru PAI 8 Wiwi Widaryati, A.Ma.Pd 196802281988032006 Guru Penjas orkes 9 Nurhayati, A.Ma.Pd 196702082008012003 Guru 10 Yayu Rahayu, S.Pd 196601242007012001 Guru 11 Yuyun Iis Naeni, S.S 7137757657300003 Guru 12 Halimah Siti Nurjanah, S.Pd.I 7561758660300063 Guru 13 Soleh Adi, A.Md 5638759661200032 TU 14 Rahman 6559742646200072 Penjaga Sekolah

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung penelitian ini dilaksanakan setiap hari Senin mulai pukul 10.30 sampai 12.30 WIB kegiatan dipusatkan di lapangan sekolah SDN Turangga 4 yang merupakan tempat siswa berolah raga.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Model Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan pola gerak berirama pada siswa kelas V SDN Turangga 4 terlihat dari sebagian besar siswa dapat melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru.

2. Proses model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pola gerak berirama siswa dengan pembentukan tim ahi didasarkan pada kemampuan melakukan gerak berirama. Interaksi antara anggota dalam kelompok meningkat dan satu sama lain saling menghargai, bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok, dan peningkatan tanggung jawab pada masing-masing individu.

3. Adanya bukti-bukti peningkatan pola gerak berirama siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terlihat dari hasil belajar siswa yang

semula penguasaan gerak beriramanya hanya mencapai 59,5 % menjadi 86,5 %. Selain keberhasilan belajar, model pembelajaran kooperatif dapat


(35)

90

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B.Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Model-model pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru pada pelaksanaan

proses belajar mengajar bervariasi. Model pembelajaran kooperatif merupakan alternatif guru untuk dapat meningkatkan pola gerak berirama.

2. Guru penjas sebaiknya memberikan model pembelajaran atau metode pembelajaran pada pelaksanaan proses belajar mengajar disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakterisitik siswa.


(36)

91

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar, B, (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung Rizqi

______________, (2009) Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung : PJKR

Arikunto, S. et al (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Brotosuryo, S. et al (2010) Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta : Depdikbud

Depdiknas Tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Juliantine, T. et al (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : PJKR

Mahendra, A (2005) Musik dan Gerak. Bandung F POK UPI Matakupan, J. (1995) Teori Bermain. Jakarta : Depdikbud Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung. Tarsito

Sugiyanto, Sudjarwo (1993). Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud

Sugiyono. (2010). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono. (2011). Penelitian Tindakan Kelas sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta. Bumi Aksara.

Sumanto, Y. et al (1993). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta : Depdikbud Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas beserta Sistematika Proposal dan

Laporannya. Jakarta. Bumi Aksara.

Suranto, H. et al (1993) Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud

Sutoto,P. et al (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta : Depdikbud

Trianto (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta.


(1)

59

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 

BanyaknyaZn Z Z Z

S 1, 2... n

1 

c. Selanjutnya dihitung proporsi Zi , Z2 ,………, Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1), maka:

d. Hitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.\

e. Hitung harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, harga terbesar ini disebut (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka dibandingkan Lo ini

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata  = 0.05. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data

pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji Liliefors.

Uji homogenitas dengan uji Harley dilakukan dengan membandingkan variansi terbesar dengan variansi tekecil. Hasil F hitung (max) dibandingkan dengan F table dengan kriteria sebagai berikut :

Terima H0 jika F (Max) hitung < F (max)table

Tolak H0 jika F (Max) hitung > F (max)table

H0 menyatakan variansi homogen, sedangkan H1 menyatakan variansi

tidak homogeny.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Turangga 4 Kecamatan Lengkong Kota Bandung tempat penulis bekerja. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personal yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan wali kelas V dan guru penjas orkes lain satu komplek adalah mitra peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi


(2)

serta refleksi. Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN Turangga 4 adalah 262 orang dengan jumlah rata-rata tiap kelas 40 orang. Ini merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna. Namun dalam hal ini memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru, siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Jumlah

siswa SDN Turangga 4Tahun Pelajaran 2012/2013 menampung siswa sebanyak 7 rombongan belajar terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan rincian

sebagai berikut :

Tabel 3.3 Keadaan Siswa

Kelas Jumlah

Rombel

Jumlah Siswa

L P Jumlah

I A & B 2 Rombel 26 25 51

II 1 Rombel 20 25 45

III 1 Rombel 20 24 44

IV 1 Rombel 21 23 44

V 1 Rombel 18 20 38


(3)

61

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Keadaan Guru

Tabel 3.4 Keadaan Guru

No Nama NIP / NUPTK Keterangan

1 Dra. Ucu Kusmiyasih 195912031979122006 Kepsek 2 Dra. Yutti Hartyuti Dewi Kania, M.M.Pd 196112031981092004 Guru

3 Wiwi Wiarsih, A.Ma.Pd 195211171974032005 Guru 4 Ilah Karmilah, A.Ma.Pd 195408071975122005 Guru 5 Tati Suhartati, S.Pd 195909191979122006 Guru 6 Tuti Hartati, S.Pd 195907031983052001 Guru 7 Siti Nurhasanah, S.Pd.I 196503021984012001 Guru PAI 8 Wiwi Widaryati, A.Ma.Pd 196802281988032006 Guru Penjas orkes 9 Nurhayati, A.Ma.Pd 196702082008012003 Guru 10 Yayu Rahayu, S.Pd 196601242007012001 Guru 11 Yuyun Iis Naeni, S.S 7137757657300003 Guru 12 Halimah Siti Nurjanah, S.Pd.I 7561758660300063 Guru 13 Soleh Adi, A.Md 5638759661200032 TU 14 Rahman 6559742646200072 Penjaga Sekolah

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung penelitian ini dilaksanakan setiap hari Senin mulai pukul 10.30 sampai 12.30 WIB kegiatan dipusatkan di lapangan sekolah SDN Turangga 4 yang merupakan tempat siswa berolah raga.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Model Pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan pola gerak berirama pada siswa kelas V SDN Turangga 4 terlihat dari sebagian besar siswa dapat melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru.

2. Proses model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pola gerak berirama siswa dengan pembentukan tim ahi didasarkan pada kemampuan melakukan gerak berirama. Interaksi antara anggota dalam kelompok meningkat dan satu sama lain saling menghargai, bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok, dan peningkatan tanggung jawab pada masing-masing individu.

3. Adanya bukti-bukti peningkatan pola gerak berirama siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terlihat dari hasil belajar siswa yang

semula penguasaan gerak beriramanya hanya mencapai 59,5 % menjadi 86,5 %. Selain keberhasilan belajar, model pembelajaran kooperatif dapat


(5)

90

Wiwi Widaryati, 2013

Upaya Meningkatkan Pola Gerak Berirama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Turangga 4 Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Model-model pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru pada pelaksanaan

proses belajar mengajar bervariasi. Model pembelajaran kooperatif merupakan alternatif guru untuk dapat meningkatkan pola gerak berirama.

2. Guru penjas sebaiknya memberikan model pembelajaran atau metode pembelajaran pada pelaksanaan proses belajar mengajar disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakterisitik siswa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar, B, (2010) Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung Rizqi

______________, (2009) Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Bandung : PJKR

Arikunto, S. et al (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Brotosuryo, S. et al (2010) Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta : Depdikbud

Depdiknas Tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Juliantine, T. et al (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : PJKR

Mahendra, A (2005) Musik dan Gerak. Bandung F POK UPI Matakupan, J. (1995) Teori Bermain. Jakarta : Depdikbud Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung. Tarsito

Sugiyanto, Sudjarwo (1993). Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud

Sugiyono. (2010). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono. (2011). Penelitian Tindakan Kelas sebagai Kegiatan Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta. Bumi Aksara.

Sumanto, Y. et al (1993). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta : Depdikbud Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas beserta Sistematika Proposal dan

Laporannya. Jakarta. Bumi Aksara.

Suranto, H. et al (1993) Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud

Sutoto,P. et al (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta : Depdikbud