PENGARUH PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN BUKU CATATAN HARIAN TERHADAP KEBIASAAN MENULIS DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA DI SEKOLAH DASAR.

(1)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Batasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

1.7 Asumsi Penelitian ... 12

1.8 Hipotesis Penelitian ... 12

1.9 Definisi Operasional ... 13

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media ... 15

2.1.1 Manfaat Media Pembelajaran ... 17

2.1.2 Kriteria Memilih Media Pembelajaran ... 18

2.2 Hakikat Pembelajaran Menulis ... 19

2.2.1 Pengertian Menulis ... 20

2.2.2 Fungsi Menulis ... 20

2.2.3 Tujuan Menulis ... 21

2.3 Pembelajaran Menulis ... 23

2.4 Jenis-Jenis Tulisan ... 25

2.4.1 Eksposisi ... 26

2.4.2 Deskripsi ... 26

2.4.3 Argumentasi ... 27


(2)

vii

2.5 Bentuk-Bentuk Tulisan ... 29

2.5.1Tulisan Bernada Informatif ... 30

2.5.2 Tulisan Bernada Menjelaskan ... 31

2.5.3 Tulisan Bernada Argumentasi ... 33

2.5.4 Tulisan Bernada Mengkritik ... 34

2.5.5 Tulisan Bernada Otoritatif ... 36

2.5.6 Tulisan Bernada Intim/Akrab ... 38

2.5.6.1 Buku Catatan Harian ... 39

2.5.6.2 Fungsi Buku Catatan Harian ... 42

2.5.6.3 Ciri-Ciri Buku Catatan Harian ... 45

2.5.6.4 Bentuk-Bentuk Buku Catatan Harian ... 47

2.6 Kebiasaan Menulis ... 49

2.6.1 Kebiasaan Menulis Sejak Kecil ... 54

2.7 Keterampilan Menulis ... 55

2.7.1 Proses Terampil dalam Menulis ... 57

2.8 Penilaian ... 60

2.8.1 Teknik Penilaian ... 62

2.9 Penelitian Terdahulu ... 66

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 68

3.2Desain Penelitian ... 71

3.3 Populasi dan Sampel ... 72

3.3.1 Populasi ... 72

3.3.2 Sampel ... 72

3.4 Alur Penelitian ... 73

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 75

3.6 Instrumen Penelitian ... 76

3.6.1 Observasi ... 76

3.6.2 Angket ... 78

3.6.3 Tes Menulis Karangan Narasi ... 79

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 80


(3)

viii

3.7.2 Pengolahan Data ... 81

3.7.3 Analisis Data ... 81

3.8 Pengujian Sifat Data ... 82

3.8.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Data ... 82

3.8.2 Uji Hipotesis ... 85

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembelajaran ... 92

4.2 Uji Normalitas ... 95

4.3 Uji Homogenitas ... 98

4.4 Uji T ... 102

4.5 Buku Catatan Harian Siswa ... 103

4.5.1 Hasil Buku Catatan Harian Siswa ... 108

4.6 Penilaian Angket ... 110

4.6.1 Data Angket Kelas Eksperimen ... 110

4.6.2 data Angket Kelas Kontrol ... 119

4.7 Pembatasa Isi Karangan ... 125

4.7.1 Kelas Eksperimen ... 126

4.7.2 Kelas Kontrol ... 132

4.8 Analisis data Penelitian ... 138

4.8.1 Korelasi ... 138

4.8.2 Regresi ... 141

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144

5.2 Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 146


(4)

ix DAFTAR TABEL

NO JUDUL HAL

2.1 Perbedaan Deskripsi Faktual dan Pribadi ... 31

2.2 Respon Pembaca ... 31

2.3 Contoh bentuk Pengalaman ... 47

2.4 Contoh Bentuk Perasaan ... 48

2.5 Contoh Bentuk Gabungan ... 48

2.6 Format Penilaian ... 63

2.7 Aspek-Aspek Penilaian Karangan ... 64

3.1 Lembar Observasi Siswa ... 77

3.2 Lembar Observasi Guru ... 77

3.3 Kisi-Kisi Kebiasaan Menulis Siswa ... 78

3.4 Penilaian Karangan Narasi ... 79

3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 86

3.6 Skor Total Aktivitas Guru dan Siswa ... 90

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r2 ... 91

4.1 Tabel Chi-Square ... 96

4.2 Rekapitulasi Uji Normalitas Prates dan Pascates ... 97

4.3 Homogenitas Data X, Y1 dan Y2 ... 99

4.4 Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 101

4.5 Uji T ... 102

4.6 Tabulasi Data Buku Catatan Harian (X)... 109

4.7 Data Angket Prates Kelas Eksperimen ... 111

4.8 Data Angket Pascates kelas Eksperimen ... 114

4.9 Perbandingan Nilai Kebiasaan Menulis Kelas Eksperimen ... 117

4.10 Data Angket Prates Kelas Kontrol ... 120

4.11 Data Angket Pascates Kelas Kontrol ... 122


(5)

x

4.13 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2) Prates Kelas Eksprimen ... 126

4.14 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2)Pascates Kelas Eksperimen ... 130

4.15 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2) Prates Kelas Kontrol ... 133

4.16 Tabulasi Data Keterampilan Menulis (Y2)Pascates Kelas Kontrol ... 135

4.17 Korelasi ... 139

4.18 Rekapitulasi Pengaruh Buku Catatan Harian (X) terhadap Kebiasaan Menulis Siswa (Y1) dan Keterampilan Menulis Siswa (Y2) ... 140

4.19 Hubungan Regresi X terhadap Y1 ... 141


(6)

xi DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HAL

2.1 Perkembangan Media Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman E. Dale ... 16

3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif ... 68

3.2 Desain Penelitian ... 71

3.3 Alur Penelitian ... 74

4.1 Hubungan X terhadap Y1 ... 141


(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Menurut pengertiannya bahasa merupakan simbol bunyi yang keluar dari alat ucap manusia. Selain itu juga, bahasa adalah alat komunikasi yang menggunakan simbol vokal dan bersifat arbiter (Keraf dalam Rahman 2005). Keterampilan dalam berbahasa ada empat yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan juga menulis. Empat keterampilan ini saling berkaitan dalam pemerolehannya. Pada tahapan pertama, manusia kecil (bayi) baru mampu menyimak hal yang dia dengar, kemudian tahapan selanjutnya adalah berbicara. Setelah tahapan kedua terlewati maka manusia bisa membaca dan juga menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dilihat dari sifatnya dikategorikan sebagai bahasa lisan karena bisa didengarkan sedangkan membaca dan juga menulis merupakan kategori bahasa tulisan karena berwujud rangkaian huruf yang dapat dilihat. Suyatna (2005:2) berpendapat bahwa menyimak dan berbicara merupakan keterampilan reseptif dikarenakan dalam proses kegiatan tersebut orang tidak selalu aktif menerima, menangkap, memahami dan juga mengingat ujaran yang disampaikan. Lain halnya dengan membaca dan menulis yang termasuk ke dalam keterampilan produktif yang terlibat langsung secara aktif memproduksi gagasan-gagasan ataupun informasi dengan menggunakan bahasa sehingga bisa didengar ataupun dibaca oleh orang lain.


(8)

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan yang penting. Dalam melakukan kegiatan menulis, seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide dan gagasan yang dituangkan dalam sebuah karya. Menulis dianggap sebagai kegiatan yang sangat sulit dan juga kompleks. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menulis seperti ejaan, tatabahasa, gaya bahasa, jenis kalimat, dan elemen lain yang harus ada dalam sebuah tulisan.

Menulis mempunyai banyak manfaat terutama bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Hampir semua kegiatan yang dilalui siswa akan berhubungan dengan menulis terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa menulis pemahaman tentang pelajaran yang telah diajarkan oleh guru baik mencatat apa yang telah diberikan guru ataupun ketika guru memberikan tes untuk mengukur keterpahamannya. Selain itu, ketika siswa belajar di jenjang yang lebih tinggi seperti di perguruan tinggi, salah satu syarat yang harus dicapai untuk dinyatakan lulus adalah dengan menuliskan karya tulis ilmiah. Oleh sebab itu, pelajaran menulis sudah diajarkan kepada anak semenjak dia berada di kelas rendah.

Sebelum mengenalkan pada pembelajaran menulis, guru mengajarkan siswa tentang menulis permulaan. Guru mengenalkan lambang-lambang huruf kepada siswa terlebih dahulu. Setelah itu siswa diperkenalkan dengan tulisan tegak bersambung dan lain sebagainya sehingga siswa mampu menulis pemahaman tentang pelajaran yang diberikan di sekolah. Semua hal itu tidak menjadikan siswa terbiasa atau bahkan terampil dalam menulis, seperti yang diungkapkan oleh IEA (International Education Achievement). Kemampuan menulis orang Indonesia masih rendah hal ini berdasarkan


(9)

survei yang dilakukan oleh IEA yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang budaya menulis dan membacanya masih berada di bawah rata-rata. Indonesia masih berbudaya lisan karena masih banyak orang yang berbicara daripada membaca ataupun menulis.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis orang Indonesia salah satunya adalah rendahnya kemampuan membaca. Ada keterkaitan antara kegiatan menulis dan juga membaca. Seseorang akan mudah untuk menuangkan ide atau gagasannya ketika dia sering membaca. Semakin banyak buku yang dibaca maka tulisan yang dituangkan akan semakin beragam dan kaya akan kosa kata. Disadari atau tidak, kemampuan membaca berdampak pada lemahnya seseorang dalam menuangkan sebuah tulisan. Dengan membaca seseorang akan mempunyai wawasan yang lebih luas dan kosa katanya pun akan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang jarang membaca, sehingga orang yang frekuensi membacanya lebih tinggi ketika menulis akan banyak ide atau gagasan yang bisa dituangkan. Selain itu, metode atau media yang digunakan tidak membuat siswa tertarik untuk menulis. Siswa bosan dan jenuh dengan kegiatan menulis yang monoton semenjak mereka berada di sekolah dasar seperti halnya membuat karangan sebagai tugas sekolah. Alasan lainnya adalah tidak adanya contoh (role model) sebagai panutan dalam menulis. Untuk menumbuhkan minat menulis siswa, terlebih dahulu guru harus memberikan contoh dengan produktif dalam menulis. Alangkah lebih baik jika tulisan yang dibuat guru bisa dijadikan buku pelajaran bagi siswanya karena guru yang lebih memahami tentang kondisi siswa di


(10)

kelas. Seperti yang diungkapkan Conny Semiawan pakar kreativitas dari UNJ dalam Kusumah (2011) mengatakan:

Diperlukan sebuah kreativitas untuk menulis yang enak dibaca dan bermanfaat. Kreativitas muncul, bila terus didorong melalui berbagai latihan, termasuk latihan menulis. Sayangnya, budaya menulis belum menjadi primadona di sekolah kita. Masih banyak peserta didik kita yang tak mampu untuk menulis. Bahkan menuliskan ide atau gagasannya sendiri. Perlu dicari solusi memecahkan masalah ini. Anak didik di sekolah kita harus pandai menulis. Para guru ditantang untuk menemukan metode baru dalam mengembangkan kreativitas menulis.

Membangun suatu gagasan dalam menulis diperlukan ‘IREX’, hal ini diungkapkan oleh Alwasilah (2005:149) bahwa menulis itu perlu ‘IREX’. IREX disini adalah inspiration atau ide, research atau pencarian atau penelitian, dan experience atau pengalaman. Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis hal yang pertama harus dimiliki oleh seseorang adalah ide atau inspirasi. Inspirasi bisa datang tanpa diduga-duga dan tanpa disangka. Misalnya saja seseorang akan mendapatkan insiprasi atau ide ketika merasa sedih ataupun senang. Cerita yang tertuang ketika penulis dalam keadaan sedih adalah cerita yang berbau kesedihan, berbeda dengan cerita ketika penulis merasa senang yang tertuang adalah cerita kebahagian atupun keceriaan. Kemudian yang kedua adalah penelitian atau riset. Dalam menulis seseorang membutuhkan bukti atau fakta untuk mendukung argumen yang akan diungkapkannya sehingga tidak akan muncul istilah common sense atau pemikiran yang umum saja. Hal yang ketiga adalah pengalaman. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik, begitu pula dalam hal keterampilan seseorang dalam menulis. Apabila dia menulis dengan intensitas yang sering maka pengalaman menulisnya akan semakin banyak dan menjadikannya terampil dalam menulis. Ketika menulis, seseorang akan mengalami kegagalan, kesalahan, dan kemandegan dalam mencari ide tetapi


(11)

dengan tingginya kuantitas dalam menulis dan juga pengalaman yang telah didapat maka dengan berjalannya waktu hal tersebut bisa berubah menjadi keberhasilan dalam menulis. Ketiga hal tersebut apabila bisa dilakukan maka akan meningkatkan kualitas seseorang dalam menulis.

Dalam menciptakan generasi mendatang yang lebih produktif dalam menulis, maka hal yang harus dilakukan adalah dengan memberikan rangsangan-rangsangan yang tepat terhadap generasi muda terutama pada tingkat dasar. Guru sebagai pengajar harus bisa memotivasi siswanya dalam menulis. Motivasi yang diberikan guru bukan saja dilakukan pada saat proses pembelajaran tetapi juga setelah pembelajaran itu berlangsung. Hal ini dilakukan agar siswa memahami tentang konsep menulis dan diharapkan ketika proses pembelajaran berakhir siswa akan terus menulis. Siswa diajak untuk menyukai kegiatan menulis tanpa ada tekanan ataupun beban. Oleh karena itu, guru harus menciptakan motivasi yang baik untuk meningkatkan keinginan siswa dalam menulis. Selain dengan memotivasi siswanya, guru juga bisa menggunakan media sebagai alat bantu untuk menciptakan iklim menulis yang baik. Dengan pemilihan media yang tepat dan cocok dalam pembelajaran menulis maka anak akan menjadikan kegiatan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku catatan harian. Hal ini berdasarkan sifatnya yang tidak mengekang dan juga membuat siswa senang akan menulis. Siswa bisa menuangkan semua ide yang ada dalam pikirannya dengan konsep yang jelas kedalam buku catatan harian tanpa ada rasa takut.


(12)

Penggunaan buku catatan harian dalam pembelajaran menulis diharapkan bisa meningkatkan kebiasaan siswa dalam menulis. Berdasarkan sifat dari buku catatan harian yang bersifat tidak formal, siswa bisa menulis setiap saat dan dimana saja. Misalkan ketika siswa sedang berlibur mereka bisa menulis kegiatan yang dialaminya dalam buku catatan harian. Begitupun dengan waktunya, siswa bisa menulis ketika keesokan harinya setelah bangun tidur, atau ketika menjelang tidur, dan bisa juga dilakukan disela kegiatan yang mereka lakukan. Pembiasaan yang dilakukan akan membuat siswa secara terus menerus menulis di buku catatan harian sehingga hal itu menjadi suatu kebiasaan yang dilakukannya. Pembiasaan menulis yang diterapkan kepada siswa juga akan meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis. Berawal dari menulis hal yang terjadi sehari-hari dan diharapkan meningkat menjadi tulisan yang lebih ilmiah.

Keterampilan dalam menulis hanya bisa dicapai ketika seseorang terbiasa melakukan kegiatan menulis. Seperti pepatah yang diungkapkan oleh Wijaya dalam kompasiana bahwa menulis itu diibaratkan sebuah pisau. Ketika pisau itu sering diasah maka akan semakin tajam dan bermanfaat, berbeda dengan pisau yang tidak pernah diasah, pisau itu akan tumpul dan berkarat. Begitu pula dengan keterampilan menulis seseorang, ketika mereka terbiasa dengan menulis maka tulisan yang dihasilkan akan semakin baik dan isinya semakin jelas.

Menulis merupakan sebuah kreativitas yang dimiliki oleh setiap orang. Semakin sering seseorang melatih keterampilannya dalam menulis maka akan menciptakan sebuah tulisan yang sangat baik dan bermakna. Begitupun sebaliknya keterampilan


(13)

seseorang akan menurun ketika mereka jarang atau bahkan menghilangkan kebiasaannya dalam menulis. Menulis membutuhkan suatu proses yang dilakukan terus menerus dan tidak terhenti.

Penelitian tentang penggunaan buku catatan harian telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Ida Hamidah (2006) yang dilakukan di SMPN 29 Bandung dengan judul “Penerapan Media Menulis Catatan Harian dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi”. Selain itu juga, penelitian berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Catatan Harian Artifisial” yang dilakukan oleh Ella Nofiarty pada tahun 2006. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa catatan harian merupakan alat bantu yang digunakan untuk memotivasi siswa dalam menulis terutama menulis karangan narasi. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menggunakan media buku catatan harian untuk meningkatkan kebiasaan menulis dan keterampilan menulis siswa khususnya yang dilakukan di SDN Sariwangi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam sebuah penelitian diperlukan untuk melihat permasalahan yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1) siswa sulit untuk menuangkan gagasan dalam sebuah kalimat sehingga sulit untuk membuat sebuah karangan.

2) siswa menulis hanya di sekolah dan hanya menulis hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran sekolah seperti menyalin, atau tugas sekolah lainnya.


(14)

3) siswa tidak menggunakan buku catatan harian untuk menuliskan peristiwa yang terjadi sehari-harinya.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian karena banyak permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penelitian. Masalah yang dihadapi dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis sangat luas. Supaya penelitian yang dilakukan lebih efisien dan berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti yaitu tentang pengaruh pembelajaran menulis dengan menggunakan buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menulis.

Media yang digunakan dalam pembelajaran sangat beragam, begitu pula dalam pembelajaran bahasa. Dalam penelitian ini hanya buku catatan harian yang digunakan sebagai media pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis. Buku catatan harian juga dirasakan penulis cocok untuk meningkatkan kebiaasaan menulis siswa. Selain mudah, buku catatan harian lebih ekonomis. Semua siswa bisa memiliki buku catatan harian. Buku catatan harian bisa dengan mudah dimiliki oleh siswa. Mereka bisa mendapatkannya di toko buku, atau dengan membuat buku catatan hariannya sendiri dari kertas yang tidak terpakai. Dengan menggunakan buku catatan harian ini, siswa bisa menuliskan kegiatan sehari-hari sehingga mereka akan terbiasa menulis dan akan meningkatkan keterampilannya dalam menulis. Berdasarkan sifatnya yang memaparkan atau menceritakan kegiatannya sehari-hari maka tulisan yang dilakukan siswa bersifat narasi.


(15)

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah langkah yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian karena rumusan masalah ini merupakan sebuah upaya untuk menyatakan secara tertulis pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya didapat dalam penelitian ini.

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1) bagaimana pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis siswa? 2) bagaimana pengaruh buku catatan harian terhadap keterampilan menulis siswa? 3) bagaimana pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis siswa?

1.5Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian ada keinginan yang dicapai sehingga penelitian ini berguna ketika diterapkan di lapangan. Keinginan tersebut dituangkan dalam sebuah tujuan dalam penelitian. Tujuan dalam penelitian terbagi menjadi dua yang pertama adalah tujuan umum penelitian yang membahas secara umum tentang keinginan peneliti yang akan dicapai. Kedua adalah tujuan secara khusus penelitian ini dilakukan. Tujuan ini bisa membantu peneliti dalam melakukan penelitian sehingga peneliti tahu tujuan apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:


(16)

1) tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari penggunaan buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menulis yang di lakukan di SDN Sariwangi.

2) tujuan Khusus Penelitian

Secara khusus penelitian ini untuk melihat:

a. besarnya pengaruh penggunaan buku catatan harian dalam kebiasaan menulis siswa,

b. besarnya pengaruh buku catatan harian terhadap keterampilan siswa dalam menulis, dan

c. pengaruh buku catatan harian dalam pembelajaran menulis.

1.6 Manfaat Penelitian

Pada setiap penelitian diharapkan bermanfaat terutama bagi objek yang ditelitinya, begitupun dengan penelitian ini. Penelitian tentang menulis ini diharapkan memberikan manfaat yang besar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD khususnya dalam hal pembelajaran menulis. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua kategori yaitu manfaat secara teoretis dan juga manfaat secara praktis. Manfaat secara teoretis adalah manfaat secara teori. Penelitian yang dilakukan akan menyumbang suatu teori, baik menyumbang teori baru atau mengembangkan teori yang sudah ada. Selai itu, manfaat praktis adalah manfaat yang bisa didapat secara praktek langsung di lapangan. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:


(17)

1) Manfaat teoretis

Penelitian ini memberikan sumbangan terhadap teori kebiasaan menulis dan juga keterampilan menulis untuk siswa pada tingkat sekolah dasar. Guru sekolah dasar khususnya guru kelas V bisa menerapkan teori pada penelitian ini untuk mengembangkan kebiasaan menulis dan keterampilan menulis siswanya. Selain itu, Siswa mempunyai media baru dalam menulis dengan menggunakan buku catatan harian. Buku catatan harian yang digunakan siswa diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulisnya dan siswa bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

2) Manfaat praktis

a. memperbaiki persepsi siswa tentang anggapan bahwa menulis sangat sulit dan kompleks. Siswa membutuhkan suatu keterampilan dalam menulis. Keterampilan tersebut bisa dicapai siswa ketika mereka terus mengasah keterampilannya dalam menulis dengan membiasakan dirinya untuk menulis. Pembiasaan ini harus muncul dari dalam diri siswa itu sendiri sehingga menjadi motivasi yang positif dalam menulis.

b. guru mempunyai media baru dalam pembelajaran menulis sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran mengarang ataupun menulis. Berdasarkan sifatnya yang menyenangkan buku catatan harian bisa membangkitkan keinginan siswa dalam menulis. Media ini bisa digunakan siswa untuk menulis berbagai hal


(18)

atau kejadian yang telah dialaminya sehari-hari. Siswa menulis tentang hal-hal yang dianggapnya biasa sampai hal yang dianggapnya luar biasa. Seiring berjalannya waktu tulisan yang ditorehkan siswa akan berkembang. Tulisan yang pertama kali dibuat di catatan hariannya akan berbeda dengan tulisan yang dibuat setelah beberapa tahun siswa menggunakan buku catatan hariannya itu. Ada peningkatan dalam hal gaya bahasa, penuangan ide atau gagasan yang lebih matang, dan kerapian dalam tulisannya.

1.7 Asumsi Penelitian

Asumsi atau bisa disebut sebagai anggapan dasar dimunculkan dalam sebuah penelitian untuk melihat kenyataan yang terjadi di lapangan. Asumsi ini bisa membantu penulis untuk melihat permasalahan yang akan ditelitinya. Berdasarkan asumsi dalam penelitian ini maka penelitian tentang pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menulis dilaksanakan. Maka, penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1)pembelajaran menulis merupakan hal yang kompleks dan sulit sehingga siswa khususnya harus sering diberikan latihan agar terampil dalam menulis.

2)kejenuhan merupakan salah satu faktor siswa sulit untuk menulis. Guru harus memberikan siswa cara yang menarik dalam menulis. Penggunaan buku catatan harian akan memberikan hal baru bagi siswa terutama dalam hal menulis.

3)kesulitan siswa dalam membuat suatu karangan atau tulisan karena tema yang tidak dipahami. Oleh karena itu, guru memberikan tema yang mudah dan dekat dengan kehidupan siswa.


(19)

1.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian berdasarkan rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti. Dalam dari hipotesis perlu dibuktikan kebenarannya melalui data-data yang terkumpul dan berdasar penelitian yang dilakukan. Hipotesis akan ditolak ataupun diterima berdasarkan hasil jawaban dari penelitian. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) penggunaan buku catatan harian berpengaruh terhadap kebiasaan menulis siswa. 2) penggunaan buku catatan harian berpengaruh terhadap keterampilan menulis siswa. 3) penggunaan buku catatan harian berpengaruh terhadap kebiasaan menulis dan

keterampilan menulis siswa. 1.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan pengertian atau pemahaman tentang kata kunci yang ada dalam penelitian. Untuk mempermudah pemahaman dalam membaca penelitian ini, maka ada beberapa definisi operasional yang membantu memahami penelitian, yaitu:

1)pengaruh adalah suatu perubahan yang diakibatkan oleh sesuatu. Dalam penelitian ini, pembelajaran menulis dengan menggunakan buku catatan harian sebagai media pembelajaran menulis mempengaruhi siswa untuk terbiasa dan terampil dalam menulis. Siswa menjadi termotivasi dalam menulis setelah menggunakan buku catatan harian.

2)buku catatan harian adalah media atau alat bantu yang digunakan siswa dalam meningkatkan kebiasaan menulis dan juga keterampilan menulis siswa. Buku catatan


(20)

harian yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku yang digunakan siswa untuk menuliskan tentang peristiwa atau kegiatan yang dilakukannya sehari-hari. Tulisan yang dibuat siswa dalam buku catatan hariannya digunakan sebagai data dalam penelitian ini berdasarkan persetujuan dengan siswa.

3)kebiasaan menulis merupakan perilaku menulis yang dilakukan oleh siswa. Siswa menulis bukan hanya pada saat jam pelajaran tetapi mereka menulis di rumah juga. Kebiasaan menulis siswa di sini dinilai dari angket yang diberikan oleh peneliti. Siswa cukup menjawab pertanyaan tentang kebiasaan menulis yang diberikan oleh peneliti.

4)keterampilan menulis merupakan suatu proses siswa menjadi bisa menulis karena terbiasa menulis. Keterampilan yang dilihat dalam penelitian ini adalah siswa sudah mampu menuangkan ide atau gagasannya dalam sebuah tulisan. Siswa sudah memahami tentang dimensi atau elemen-elemen yang harus ada dalam sebuah tulisan terutama dalam tulisan narasi.


(21)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan membagi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan juga kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dilakukan sebuah perlakuan atau treatment berupa buku catatan harian. Sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan buku catatan harian sebagai media dalam pembelajaran menulis. Metode penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh suatu perlakuan dengan kondisi yang terkendali, sedangkan dilihat dari ruang lingkupnya, maka penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah sebuah penelitian untuk menjawab masalah yang ada di lapangan.

Pengujian Instrumen

Populasi Pengembangan

& Instrumen

Sampel

Rumusan Landasan Perumusan Pengumpulan Analisis

Masalah Masalah Hipotesis Data Data

Kesimpulan & Saran

Gambar 3.1 Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif Sumber: Sugiyono (2009:49)


(22)

Penelitian ini muncul dari studi pendahuluan yang terjadi dari objek yang diteliti (preliminary study) sehingga masalah dapat terlihat. Adapun proses penelitian ini adalah sebagai berikut.

Berdasarkan bagan di atas, proses penelitian kuantitatif bermula dari permasalahan yang ada di lapangan. Permasalahan pada penelitian kuantitatif bersifat jelas dan sudah pasti, sehingga permasalahan ini akan dijawab berdasarkan penelitian yang dilakukan. Setelah itu, permasalahan yang ada di lapangan diidentifikasi dan juga dibatasi sehingga peneliti tahu hal yang akan dilakukan dan tidak keluar dari jalur penelitian yang akan diteliti. Ada beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu siswa sulit untuk menuangkan gagasan dalam sebuah kalimat sehingga sulit untuk membuat sebuah karangan, siswa menulis hanya di sekolah saja dan hanya menulis hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran sekolah, dan siswa tidak menggunakan buku catatan harian untuk menulis peristiwa sehari-harinya.

Setelah permasalahan itu diidentifikasi maka permasalahan tersebut bisa dirumuskan. Rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan ini kemudian akan dijawab berdasarkan teori yang sudah ada. Adapun rumusan masalah dalam peneleitian ini adalah sebagai berikut. pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menulis siswa, kemudian besarnya pengaruh buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menuliss siswa. Setelah rumusan masalah diperoleh maka teori yang digunakan harus kuat karena akan menjawab pertanyaan pada penelitian. Jawaban yang didapatkan berdasarkan teori disebut hipotesis. Hipotesis di sini adalah jawaban atau anggapan sementara dari penelitian. Hal ini yang


(23)

membedakan penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Pada penelitian kuantitatif hipotesis digunakan untuk melihat penelitian yang akan dilakukan selanjutnya sehingga analisis pada penelitian ini bersifat deduktif.

Proses selanjutnya adalah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bisa berupa populasi ataupun sampel tergantung dari data yang diambil peneliti. Jika datanya banyak dan luas maka peneliti memilih populasi sedangkan jika datanya merupakan bagian dari populasi maka menggunakan sampel. Data yang dikumpulkan sebelumnya harus menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini dikembangkan dan juga diuji untuk dilihat cocok digunakan dalam penelitian atau tidak. Jika instrumen yang digunakan tidak cocok maka peneliti harus membuat instrumen baru yang cocok dengan peneliltian. Proses selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah didapatkan. Penganalisisan data ini untuk menjawab rumusan masalah dan juga hipotesis masalah yang sudah ada, sehingga hasil penelitian bisa terlihat dan teruji, hipotesis mana yang sesuai dengan hasil penelitian.

Setelah hasil penelitian didapatkan, maka peneliti bisa menyimpulkan berdasarkan rumusan masalah dan analisis masalah. Kesimpulan harus berisi jawaban singkat atau hasil penelitian yang ada. Jika penelitilian mempunyai rumusan masalah tiga, maka kesimpulan yang dibuat harus tiga. Selain kesimpulan, peneliti juga harus menuliskan saran-saran untuk memecahkan permasalahan selanjutnya. Adapun saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan yang dibuat. Jangan membuat saran yang tidak ada hubungannya dengan hasil penelitian.


(24)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain nonequivalent control grup. Pada kelas kontrol peneliti tidak memberikan perlakuan khusus, pembelajaran menulis pada kelas kontrol menggunakan proses pembelajaran seperti biasa dengan tidak menggunakan media buku catatan harian sebagai media pembelajaran menulis. Sedangkan pada kelas eksperimen, peneliti memberikan media buku catatan harian pada siswa. Siswa diberikan perlakuan untuk menulis bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukannya. Siswa bebas untuk mengekspresikan apa yang ada di pikirannya dengan gaya bahasa yang bebas dan tidak ada aturan khususnya. Inti dari pemberian buku catatan harian disini adalah membuat siswa menuliskan gagasan ataupun pemikirannya ke dalam sebuah buku tanpa ada ketakutan, paksaan ataupun kekangan. Siswa secara senang hati menulis dalam buku, hal ini berdasarkan dari sifat buku catatan harian yang merupakan jenis tulisan menyenangkan. Semakin ekspresif dan berapi-api tulisan yang dibuat siswa maka prinsip dari buku catatan harian tersebut berhasil dipahami oleh siswa. Adapun desain penelitian: 3.2 Gambar Desain Penelitian (Sugiyono, 2009:116)

O1 X O2

O3 O4

Penjelasan:

O1 = prates kelas eksperimen

O2 = pascates kelas eksperimen

X = Treatment

O3 = prates kelas kontrol

O4 =Pascates kelas kontrol 3.3 Populasi dan Sampel


(25)

Pada bagian ini dijelaskan tentang populasi dan sampel. Populasi adalah subjek dalam penelitian dan merupakan data untuk dianalisis. Sedangkan sampel menurut Riduwan (2011:70) adalah bagian dari populasi. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel penelitian adalah data yang merupakan bagian dari populasi dan bisa mewakili populasi dalam pengambilan datanya.

3.3.1 Populasi

Penelitian ini dilakukan di SDN Sariwangi yang beralamat di Jl. Sariwangi Raya No. 129 A Desa Sariwangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Propinsi Jawa Barat. Sekolah yang berstatus sekolah negeri biasa ini didirikan pada tahun 1925, di atas lahan/tanah pemerintah seluas 1200 m. Pada saat ini, SDN Sariwangi dipimpin oleh Ibu Dra. Purmasih sebagai kepala sekolah. Di sekolah ini juga terdapat 16 guru tetap dan 7 guru sukwan. Jumlah siswa yang ada sampai dengan tahun 2011 adalah sebanyak 605 orang dengan rincian laki-laki 303 orang dan perempuan sebanyak 307 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Ada tiga kelas yang merupakan populasi dalam penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Pada penelitian kuantitatif ada dua jenis pengambilan sampel pertama yaitu probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang pada setiap unsur atau anggota dalam sampel sama. Kedua, nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang bagi setiap unsur atau anggota untuk dijadikan sampel. Penelitian ini mengambil teknik probability sampling dengan menggunakan sampel acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan


(26)

sampel simple random karena melihat sampel yang diambil merupakan populasi yang dianggap homogen atau relatif homogen. Tidak ada perbedaan yang sangat mencolok antara sampel yang diambil sebagi subjek penelitian.

Berdasarkan populasi di atas maka sampelnya bisa ditarik menjadi dua kelas. Pada kelas eksperimen atau disebut dengan kelas A terdapat 32 orang siswa begitupun pada kelas kontrol atau yang disebut kelas B ada 32 orang siswa. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sehingga tidak ada kriteria khusus dalam memilih sampel. Jenis sampel yang diambil mempunyai sifat yang homogen. Pada kelas eksperimen akan dilakukan sebuah perlakuan dengan menggunakan media buku catatan harian.

3.4 Alur Penelitian

Alur penelitian dibuat untuk menjelaskan tentang arah dari sebuah penelitian. Alur pada penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang “Pengaruh Pembelajaran Menulis dengan Menggunakan Buku Catatan Harian Terhadap Kebiasaan Menulis dan Keterampilan Menulis Siswa”. Adapun alur penelitiannya adalah sebagai berikut:


(27)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Populasi

Sampel

Prates

Kelas Kontrol Kelas

Eksperimen

Pascates

Analisis Rumusan

Masalah

Pembuktian Hipotesis

Simpulan Penelitian


(28)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan penyebaran angket, obsevasi, dan tes menulis karangan narasi. Ketiga teknik ini dipilih peneliti untuk mengambil data secara kuantitatif.

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu dengan memberikan prates terhadap semua responden yaitu siswa kelas V SDN Sariwangi. Adapun materi prates yang diberikan yaitu berupa angket untuk menanyakan tentang kebiasaan menulis siswa. Data angket yang diperoleh bertujuan untuk mengetahui kebiasan menulis siswa dan minat siswa dalam menulis. Setelah angket diberikan kepada responden maka selanjutnya adalah memberikan tes menulis karangan narasi. Tema yang diberikan adalah tentang liburan sekolah. Tema dipilih berdasarkan pengalaman yang siswa pernah alami sehingga siswa tidak begitu sulit dalam menuangkan idenya dalam tulisan. Dalam pengerjaannya, siswa langsung mengerjakan di kelas. Sedangkan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan pada guru dan murid.

Langkah kedua dalam pengumpulan data prates maka pascates dilakukan. Seperti pada prates, dalam pasca tes siswa mengerjakan angket dan juga tes menulis karangan narasi. Angket dan tes menulis pada pasca tes serupa dengan prates sehingga peneliti bisa mengetahui data awal dan data akhir setelah dilakukan perlakuan pada kelas eksperimen. Peneliti akan melihat data responden ada perubahan atau tidak setelah diberikan perlakuan.


(29)

Ada tiga instrumen yang digunakan yaitu daftar pertanyaan, lembar observasi, dan petunjuk membuat karangan. Obeservasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen yang pertama adalah observasi yang dilakukan kepada guru ketika mengajar dan juga siswa pada saat belajar. Instrumen yang kedua dalah angket. Angket diberikan kepada siswa untuk melihat kebiasaan menulisnya. Kemudian instrumen yang ketiga adalah tes menulis karangan. Tes menulis karangan berupa narasi tentang liburan sekolah siswa. Siswa bebas memilih judul yang mereka inginkan tetapi dengan tema liburan sekolah. Ketiga instrumen tersebut akan memberikan data yang akan menjawab rumusan masalah.

3.6.1 Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses belajar dan pembelajaran berlangsung. Peneliti melihat tentang pembelajaran menulis karangan narasi di sekolah. Berdasarkan sifat dari observasi yang merupakan alat pengumpul data, maka dalam observasi ini peneliti menyediakan format pengamatan sebagai instrumen yang berisi uraian-uraian tentang perilaku baik guru maupun siswa. Adapun lembar observasi sebagai berikut:


(30)

No Aspek yang dinilai SB B C K SK 1 Memperhatikan guru

2 Bertanya

3 Mengerjakan tugas

4 Tanggap terhadap pendapat teman 5 Bekerja sama dengan teman 6 Fokus terhadap pembelajaran

7 Tidak ribut dalam proses pembelajaran 8 Diskusi tentang pelajaran dengan teman 9 Menjawab pertanyaan guru

TABEL 3.2 LEMBAR OBSERVASI GURU

No Aspek yang dinilai SB B C K SK

1 Apersepsi

2 Mengkondisikan murid dalam pembelajaran 3 Suara yang jelas dalam mengajar

4 Cara mengajar yang menarik

5 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan indikator

6 Ada diskusi yang terjadi dalam proses pembelajaran

7 Guru memberikan penjelasan dan juga contoh untuk keterpahaman siswa

8 Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran menulis

9 Memberikan penilaian selama pembelajaran berlangsung, misalnya dengan mencatat siswa yang bertanya atau mengemukakan pendapat 10 Menyimpulkan proses pembelajaran

11 Meninjau siswa antara yang paham dan kurang paham akan pelajaran yang diberikan

12 Mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran

13 Menginformasikan materi yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya

Penilaian yang dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi ini. Peneliti sebagai observer memperhatikan dan menilai dengan memberi tanda ceklis pada lembar observasi yang


(31)

tersedia dengan format penilaian SB (Sangat Baik)= 5, B (Baik)=4, C (Cukup)=3, K (Kurang)=2, dan SK (Sangat Kurang)=1.

3.6.2 Angket

Angket menurut Sugiyono (2009: 199) adalah suatu teknik dalam pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan kepada subjek peneliti dalam bentuk tulisan. Teknik ini akan lebih efisien jika peneliti variabel yang akan diukur dalam penelitian. Untuk mengetahui data selain melakukan wawancara langsung juga bertanya melalui angket. Pada saat prates siswa diberikan pertanyaan dalam bentuk angket untuk melihat kebiasaan menulisnya. Setelah materi tentang karangan narasi diberikan kepada siswa dan penggunaan media buku catatan harian yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen maka angket ini akan diberikan lagi kepada siswa pada saat pascates.

TABEL 3.3 KISI-KISI KEBIASAAN MENULIS SISWA

Indikator No Item Jumlah

Item 1. Tuliskan kebiasaan menulis

2. Menulis setiap hari pada waktu yang sama,dengan pemicu

3. Berkomitmen pada orang lain 4. Fokus dalam satu bulan

5. Temukan motivasi dalam menulis 6. Catat dan bertanggung jawab 7. Tentukan penghargaan diri 8. Disiplin

9. Mencari inspirasi

10.Jadikan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan 5,8 6 13 12 3 11,17 4,18 9, 10,16 13,19, 20 1,2,7,15 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4

Sumber:Teori kebiasaan menulis oleh Coffing (2008) dalam http://www.women-ink.com/index.htm

Angket yang terdiri atas 20 soal ini berisi pertanyaan berdasarkan indikator-indikator kebiasaan menulis teori Coffing. Pertanyaan dalam angket berhubungan


(32)

dengan kebiasaan menulis siswa. Siswa hanya menjawab ya atau tidak saja. Jawaban ya bernilai 1, sedangkan tidak bernilai 0.

3.6.3 Tes menulis Karangan Narasi

Tes menulis karangan narasi digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes pertama diberikan pada saat prates. Hal ini dilakukan untuk melihat keterampilan awal siswa. Setelah itu tes kedua atau pasca tes dilakukan pada saat peroses pembelajaran telah selesai. Pasca tes dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan buku catatan harian sebagai media pembelajaran pada kelas eksperimen. Adapun format penilaian karangan menulis narasi adalah sebagai berikut.

TABEL 3.4 PENILAIAN KARANGAN NARASI

No Aspek yang diukur skor kategori

1 Kesesuaian judul dengan isi karangan

3 sesuai/relevan 2 cukup sesuai 1 tidak sesuai 0 kosong

2 Kesesuaian alur

3 Sempurna

2 sedikit salah 1 banyak salah 0 salah semua

3 Variasi ide

3 Sempurna

2 sedikit salah 1 banyak salah 0 salah semua

4 Penggunaan dan penulisan ejaan

3 Sempurna

2 sedikit salah 1 banyak salah 0 salah semua


(33)

No Aspek yang dinilai Skor Kategori

5 pilihan kata/diksi

2 kurang bertautan dan berurutan

1 tidak bertautan dan berurutan

0

tidak bertautan, tidak berurutan dan tidak dipahami

6 keterpaduan antar kalimat dan antar paragraf

3 bertautan dan berurutan 2 kurang bertautan dan

berurutan

1 tidak bertautan dan berurutan

0

tidak bertautan, tidak berurutan dan tidak dipahami

7 Isi keseluruhan

4 Saling berkesinambungan pengungkapan lancar 3 Kurang berkesinambungan

pengungkapan lancar 2

Saling berkesinambungan pengungkapan kurang lancar

1 Kurang berkesinambungan pengungkapan lancar 0

Kurang berkesinambungan, pengungkapan kurang lancar

8 Kerapihan

2 terbaca dan bersih 1 terbaca tidak bersih 0 tidak terbaca dan tidak

bersih

Ada delapan aspek yang akan dinilai dalam karangan narasi. Kedelapan aspek ini berdasarkan format penilaian yang dikeluarkan oleh Dikdasmen Depdiknas tahun 2003. 3.7 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan isntrumen penelitian telah digunakan dalam mencari data maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengolah data yang


(34)

sudah didapatkan. Ada beberapa teknik dalam pengolahan data, yaitu: identifikasi data, pengelompokan data, dan analisis data. Keterangan lebiih lanjut akan dibahas pada penjelasan di bawah ini:

3.7.1 Identifikasi data

Semua data yang diperoleh dari siswa diidentifikasi agar peneliti tidak mengalami kesulitan. Penilaian untuk data angket menggunakan skala sikap Guttman sedangkan penilaian tes karangan narasi menggunakan pedoman penilaian yang sudah dijelaskan di atas.

3.7.2 Pengelompokan data

Setelah data terkumpul dan diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah mengelompokan data. Data dikelompokan berdasarkan data kuanlitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket skala sikap sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pembelajaran menulis karangan narasi siswa dan nilai tes keterampilan menulis siswa.

3.7.3 Analisis data

Sugiyono (2009:207) menyatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Kegiatan analisis data kuantitatif meliputi pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis datanya; mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh data; dan melakukan penghitungan (penelitian kuantitatif) untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif penggunaan statistik dilakukan untuk menganalisis data. Statistik dalam kuantitatif ada dua macam yaitu statistik deskripsi dan statistik inferensial.


(35)

3.8 Pengujian Sifat Data

Data yang berasal dari isntrumen-instrumen yang digunakan seperti observasi, angket, dan tes menulis karangan narasi diuji untuk dilihat kenberlakuannya dalam penelitian. Untuk menguji instrumen digunakan uji validitas dan juga reliabilitas. Sedangkan untuk menguji sifat data dilakukan dengan cara uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.

3.8.1 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Data

Pada uji validitas dan uji realibilitas yang diujikan adalah daftar pertanyaan berupa angket untuk melihat kebiasaan menulis siswa. Angket diujikan untuk melihat kelayakannya sebelum diberikan kepada subjek penelitian.

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010 :97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor


(36)

total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 i i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 1) Kaidah keputusan :

Jika r hitung > r tabel berarti valid sebaliknya

r hitung < r tabel berarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut.

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid). 2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut.


(37)

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut. Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Σ Si = Jumlah Varians semua item

S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total

(ΣXt) 2

= Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

(sumber:Riduwan 2010:120) k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rb ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

= (Riduwan 2010:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh karenanya

disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman

N N X X S t t t 2 2 (Σ )

Σ =       Σ −       − = t i S S k k

r .1

1 11 N N X X S i i i 2 2−(Σ )

Σ =

n

i S S S S

S = 1+ 2+ 3...


(38)

Brown yakni: b b r r + = 1 . 2

r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau

tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel.

Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti Tidak

Reliabel.

3.8.2 Uji Hipotesis

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment namun dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi pearson product moment. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh buku catatan harian (Y) terhadap kebiasaan menulis (X1) dan keterampilan menulis siswa (X2) di

SDN Sariwangi. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut.

(

}

)

(

.

}.{

)

(

.

{

)

).(

(

)

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

XY

=


(39)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (–1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.5

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r

Interval Koefisien Tingkat Kontribusi

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Sunarto (2010:138)

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi dan uji beda. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Windows Version 17.

1) Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t yang diawali dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Ada pun langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya hasil tes. Rumus yang digunakan adalah:

= −

K = Banyaknya kelas interval dari daftar distribusi frekuensi Oi = frekuensi hasil pengamatan


(40)

Ei = Frekuensi teoretis yang diharapkan

Jika chi squarehitung < chi squaretabel Maka distribusi data dinyatakan normal

Jika chi squarehitung > chi squaretabel Maka distribusi data dinyatakan tidak normal.

(Riduwan, 2010:170)

b. Uji Homogenitas dua varians melalui uji F. Rumus yang digunakan adalah: Uji Homogenitas dua varians melalui uji F. Rumus yang digunakan adalah:

=

Kriteria pengujiannya yaitu:

Jika F hitung < 1 2a# $ dk1, dk2 maka data homogen Jika F hitung ≥ F 1 2a# $ dk1, dk2 maka data tidak homogen (Sugiono, 2008:199)

c. Uji kesamaan dua rata-rata variabel Y1 (kebiasaan menulis) dan Y2 (keterampilan

menulis) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan melalui uji t-tes. Jika data berdistribusi normal dengan jumlah anggota sampel n1=n2 dan variansinya homogen,rumus yang digunakan adalah:

* = +̅ − -.

/0 1 12 +2 41

+̅ = Rata-rata kelas eksperimen -. = Rata-rata kelas kontrol S2 = Varians total


(41)

S22= Varians kelas kontrol

n1= Banyak data kelas eksperimen

n2= Banyak data kelas kontrol

Sudjana (1996:239)

S diperoleh dengan rumus sebagai berikut: 5 21 − 1 01 + 22 − 1 5221 + 22 − 2

Jika berdistribusi normal dengan n1=n2 dan variansinya tidak homogen, rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

* = +... − +...

/512 +522

Kriteria pengujian tetap sama, yang membedakan adalah dk=n1-1 atau n2-2 (Riskha

dalam Sugiyono, 2006:135). Uji kesamaan dua rata-rata itu dilanjutkan dengan uji dua sisi dan uji satu sisi. Uji dua sisi dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ada pun uji kesamaan satu sisi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang didapat oleh kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kedua uji kesamaan tersebut dilakukan untuk menganalisis data nilai hasil tes menulis karangan narasi sebagai berikut:

1. Uji kesamaan dua rata-rata dengan uji dua pihak atau dua sisi. Hipotesis yang diujinya adalah:

Ho = 61 = 62 , kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas


(42)

Ha = 61 ≠ 62 , kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama). Kriteria pengujiannya adalah:

Jika −* 8 9

# < * < * 8 #9maka, Ho diterima

Jika * ≤ −* 8 9

# atau * ≥ * 8 # 9 maka, Ho ditolak

* 8 # 9 didapat data distribusi t dengan dk= 2 + 2 − 2 dan peluang 1-1# 2;.(Sudjana, 1996:239)

2. Uji kesamaan rata-rata dengan uji satu pihak atau satu sisi. Untuk mengetahui lebih lanjut apakah hasil yang didapat kelas eksperimen lebih baik dari daripada kelas kontrol, dilakukan uji lanjutan yaitu uji kesamaan dua rata-rata satu pihak. Untuk uji satu pihak, rumus yang digunakan masih sama dengan uji rata-rata dua pihak, yang membedakan hanya dalam hipotesis yang diuji dan kriteria pengujiannya.

=>= 6 = 6 , kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol itu sama).

=9= 6 ≠ 6 , kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak sama).

Berdasarkan perbandingan nilai *? @ ABdan *@9CDE adalah : Jika *? @FAB> *@9CDE atau * > * 89 maka => ditolak. Jika *? @FAB< *@9CDE atau * < * 89 maka => diterima.

* 89 diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk= 2 + 2 − 2 dan peluang 1-H. Jika data tidak berdistribusi normal, pengujian kesamaan dua rata-rata dilanjutkan dengan uji nonparametrik dengan menggunakan uji U Mann-Whitney. Yang diuji


(43)

adalah keberartian perbedaan perlakuan pada dua buah sampel bebas yang diambil dari satu atau dua buah populasi. Rumus yang digunakan dalam uji U Mann-Whitney, yaitu:

I9 = 292C + A

J + 29 + 1 − ∑ L9

IC = 292C +

AM + 2C + 1 − ∑ LC

I9 = Jumlah sampel a

IC = Jumlah sampel b

L9 = Peringkat sampel a

LC = Peringkat sampel b

Hipotesis yang diujinya tetap sama, tetapi kriteria pengujiannya, yaitu => diterima jika U yang terkecil > U tabel, dan => dalam hal lainnya.

2) Mengolah data hasil pengamatan dalam bentuk persentase. Ada pun skor total aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.6

Skor Total Aktivitas Guru dan Siswa

4,50 – 5,00 Sangat Baik

4,00 – 4,49 Baik

3,00 – 3,99 Cukup

2,00 – 2,99 Kurang

0,00 – 1,99 Sangat Kurang

3) Analisisi yang akan digunakan dalam menguji besarnya keefektifan variabel adalah analisis korelasi pearson product moment. Analisis ini untuk mengetahui


(44)

pengaruh buku catatan harian (X) terhadap kebiasaan menulis siswa (Y1) dan

keterampilan menulis siswa (Y2) di SDN Sariwangi. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut.

)

)(

(

X

2

Y

2

xy

r

XY

=

(Sugiono,2008:183-184)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (– 1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan mengikuti tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r2

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup Rendah

Sangat Rendah

Sumber: Sugiono (2008:184).

Pengolahan data selain menggunakan software Microsoft Excel, juga dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah M.K, Sabarti dan kawan-kawan. 1993. Bahasa Indonesia 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Alwasilah, A.Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Coffing, Katey. 2008. The Write Habit: How to Strengthen Your Writing Muscle.(online) tersedia dalam http://www.women-ink.com/index.htm

Donovan, Melissa. Better Writing Habit. (online) tersedia dalam

http://writing%20habit/better-writing-habits-2.htm

Djamarah, Syaiful B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamidah, Ida. 2006. Penerapan Media Menulis Catatan Harian dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Bandung: UPI.

Hartati, Tatat dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Bandung: UPI.

Keith, Kimberly L. Help Your Child Learn Writing Skills.About.com School Age-Children.

Kurikulum 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.

Luthfiyani, Khairulia. Buku Harian Sebagai Bahan Ajar Sederhana. (online) tersedia dalam http://blog.lutfiyani.

Makmun, Abin Syamsudin. 2005. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(46)

Nofiarty, Ella. 2006. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Catatn Artififial (Studi Kasus di Kelas VII SMP Lab-School Pecontohan UPI Bandung). Bandung: Tidak diterbitkan

Potter, Clarkson N. 1990. Writing for Publication. New York: Plume.

Rahman. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran Dalam Konteks Teaching and Learning Process. Bandung: Konferensi Internasional Program Pendidikan Guru untuk Abad ke-21

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru –Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan (2010a). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

______ (2010b). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Riduwan (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV

Alfabeta.

Riduwan, Adun Rusyana dan Enas. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arief S dkk. 1996. Media dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Indonesia: Penerbit Universitas Terbuka.

Santosa, Puji dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Indonesia: Penerbit Universitas Terbuka.

Semi, M.Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Suyatna, Amir. 2005. Menyimak dan Pengajarannya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.

Tim e-penulis. 2009. Sepuluh Langkah untuk Menciptakan Kebiasaan Menulis. (online) tersedia dalam http://writetodone.com/2008/01/09/10-steps-to-create-the-habit-of-writing/


(47)

Tim Penyusun. 2010. Konsep Buku Harian. (online) tersedia dalam e-dukasi.net.

Yunita, Siska. 2009. Berlatih Menulis dengan Buku Harian. Tulisan ini jiga dipublikasikan di Majalah Bakti (Kanwil Depag Provinsi Daerah Iatimewa

Yogyakarta) Edisi No. 216-TH.XVIII-Juni 2009.

http://mediaksara .wordpress.com/2009/12/11/berlatih-menulis-dengan-buku-harian/


(1)

89

Ha = 61 ≠ 62 , kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama). Kriteria pengujiannya adalah:

Jika −* 8 9

# < * < * 8 #9maka, Ho diterima Jika * ≤ −* 8

9

# atau * ≥ * 8 # 9 maka, Ho ditolak

* 8 # 9 didapat data distribusi t dengan dk= 2 + 2 − 2 dan peluang 1-1# 2;.(Sudjana, 1996:239)

2. Uji kesamaan rata-rata dengan uji satu pihak atau satu sisi. Untuk mengetahui lebih lanjut apakah hasil yang didapat kelas eksperimen lebih baik dari daripada kelas kontrol, dilakukan uji lanjutan yaitu uji kesamaan dua rata-rata satu pihak. Untuk uji satu pihak, rumus yang digunakan masih sama dengan uji rata-rata dua pihak, yang membedakan hanya dalam hipotesis yang diuji dan kriteria pengujiannya.

=>= 6 = 6 , kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol itu sama).

=9= 6 ≠ 6 , kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama).

Berdasarkan perbandingan nilai *? @ ABdan *@9CDE adalah : Jika *? @FAB> *@9CDE atau * > * 89 maka => ditolak. Jika *? @FAB< *@9CDE atau * < * 89 maka => diterima.

* 89 diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk= 2 + 2 − 2 dan peluang 1-H. Jika data tidak berdistribusi normal, pengujian kesamaan dua rata-rata dilanjutkan dengan uji nonparametrik dengan menggunakan uji U Mann-Whitney. Yang diuji


(2)

adalah keberartian perbedaan perlakuan pada dua buah sampel bebas yang diambil dari satu atau dua buah populasi. Rumus yang digunakan dalam uji U Mann-Whitney, yaitu: I9 = 292C + A

J + 29 + 1 − ∑ L9 IC = 292C +

AM + 2C + 1 − ∑ LC I9 = Jumlah sampel a

IC = Jumlah sampel b L9 = Peringkat sampel a LC = Peringkat sampel b

Hipotesis yang diujinya tetap sama, tetapi kriteria pengujiannya, yaitu => diterima jika U yang terkecil > U tabel, dan => dalam hal lainnya.

2) Mengolah data hasil pengamatan dalam bentuk persentase. Ada pun skor total aktivitas guru dan siswa adalah sebagai berikut

Tabel 3.6

Skor Total Aktivitas Guru dan Siswa

4,50 – 5,00 Sangat Baik

4,00 – 4,49 Baik

3,00 – 3,99 Cukup

2,00 – 2,99 Kurang

0,00 – 1,99 Sangat Kurang

3) Analisisi yang akan digunakan dalam menguji besarnya keefektifan variabel adalah analisis korelasi pearson product moment. Analisis ini untuk mengetahui


(3)

91

pengaruh buku catatan harian (X) terhadap kebiasaan menulis siswa (Y1) dan keterampilan menulis siswa (Y2) di SDN Sariwangi. Rumus analisis korelasi

Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut.

)

)(

(

X

2

Y

2

xy

r

XY

=

(Sugiono,2008:183-184)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (– 1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = – 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan mengikuti tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r2

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Tinggi Tinggi

Cukup Rendah

Sangat Rendah

Sumber: Sugiono (2008:184).

Pengolahan data selain menggunakan software Microsoft Excel, juga dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah M.K, Sabarti dan kawan-kawan. 1993. Bahasa Indonesia 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Alwasilah, A.Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Coffing, Katey. 2008. The Write Habit: How to Strengthen Your Writing

Muscle.(online) tersedia dalam http://www.women-ink.com/index.htm

Donovan, Melissa. Better Writing Habit. (online) tersedia dalam

http://writing%20habit/better-writing-habits-2.htm

Djamarah, Syaiful B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamidah, Ida. 2006. Penerapan Media Menulis Catatan Harian dalam Pembelajaran

Menulis Karangan Narasi. Bandung: UPI.

Hartati, Tatat dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pembelajaran

Menulis Karangan Narasi. Bandung: UPI.

Keith, Kimberly L. Help Your Child Learn Writing Skills.About.com School Age-Children.

Kurikulum 2006 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.

Luthfiyani, Khairulia. Buku Harian Sebagai Bahan Ajar Sederhana. (online) tersedia dalam http://blog.lutfiyani.

Makmun, Abin Syamsudin. 2005. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem


(5)

147

Nofiarty, Ella. 2006. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Catatn Artififial

(Studi Kasus di Kelas VII SMP Lab-School Pecontohan UPI Bandung).

Bandung: Tidak diterbitkan

Potter, Clarkson N. 1990. Writing for Publication. New York: Plume.

Rahman. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran Dalam Konteks Teaching and

Learning Process. Bandung: Konferensi Internasional Program Pendidikan

Guru untuk Abad ke-21

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru –Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Riduwan (2010a). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

______ (2010b). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Riduwan (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV

Alfabeta.

Riduwan, Adun Rusyana dan Enas. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi

Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sadiman, Arief S dkk. 1996. Media dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Indonesia: Penerbit Universitas Terbuka.

Santosa, Puji dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Indonesia: Penerbit Universitas Terbuka.

Semi, M.Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

Suyatna, Amir. 2005. Menyimak dan Pengajarannya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.

Tim e-penulis. 2009. Sepuluh Langkah untuk Menciptakan Kebiasaan Menulis. (online) tersedia dalam http://writetodone.com/2008/01/09/10-steps-to-create-the-habit-of-writing/


(6)

Tim Penyusun. 2010. Konsep Buku Harian. (online) tersedia dalam e-dukasi.net.

Yunita, Siska. 2009. Berlatih Menulis dengan Buku Harian. Tulisan ini jiga

dipublikasikan di Majalah Bakti (Kanwil Depag Provinsi Daerah Iatimewa Yogyakarta) Edisi No. 216-TH.XVIII-Juni 2009.

http://mediaksara .wordpress.com/2009/12/11/berlatih-menulis-dengan-buku-harian/