Berlatih Menulis dengan Buku Harian (1)

Berlatih Menulis dengan Buku Harian1
Siska Yuniati2

Pembuka
Setiap kali saya mengajarkan keterampilan menulis pada siswa, mereka
mengeluh. Siswa-siswi merasa tidak bisa menulis, tidak ada ide, sulit menyusun
kata-kata, terlebih kalau harus memikirkan tata bahasa. Biasanya, dua jam
pelajaran tidak menghasilkan satu tulisan pun kecuali jika ada kata selesai tidak
selesai dikumpulkan.
Bukan hanya siswa, guru pun demikian. Dalam setahun, belum tentu
menghasilkan satu tulisan, meskipun sebenarnya banyak sekali hal yang perlu
ditulis. Bagi guru sendiri, menulis merupakan salah satu kebutuhan dan tuntutan
profesi. Menulis artikel, diktat, modul, karya ilmiah, karya sastra, dan sebagainya
sangat membantu dalam pembelajaran (baca: transfer ilmu).
Hambatan Menulis
Dalam sebuah workshop jurnalistik di Gunungkidul, Sugeng Subagya menyatakan
ada dua cara untuk memulai menulis. Pertama, mempelajari teori menulis baru
praktik dan kedua learn the hard way atau langsung menulis terlebih dahulu.
Memang banyak orang pintar menulis karena pengalamannya. Mereka baru
mempelajari teori dan memperbaiki tulisan-tulisannya sesudah menghasilkan
tulisan (Kedaulatan Rakyat, 7 Agustus 2008).

Menulis pada dasarnya sebuah keterampilan. Seperti keterampilan pada
umumnya, kalau ingin menguasainya harus banyak berlatih. Hambatan yang
muncul biasanya adalah kebingungan dengan apa yang akan ditulis. Sebagai the
highest level, atau keterampilan berbahasa tertinggi, menulis butuh modal
membaca. Modal inilah yang kurang dimiliki kebanyakan orang. Padahal, dengan
membaca akan meningkatkan pengetahuan (knowledge), kemampuan berbahasa
tulis dan jurnalistik, serta motivasi untuk menulis (motivation to write).
Di samping ketiga hal tersebut, hambatan menulis terberat adalah tidak ada
kemauan untuk menulis (willingnes to write). Menurut Thomas Alfa Edison, bakat
berpengaruh 1% sedangkan 99% karena latihan alias kerja keras (Sudarman,
2008). Tentu saja itu tidak terlepas dari kebiasaan-kebiasaan yang kita bangun.

1

Tulisan ini juga dipublikasikan di Majalah Bakti (Kanwil Depag Provinsi DI Yogyakarta) Edisi
No.216-TH.XVIII-JUNI 2009.
2
Guru MTs Negeri Giriloyo

1


Kebiasaan yang Mendukung
Asma Nadia, seorang penulis perempuan yang produktif, pernah
mengungkapkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang mendukung kemampuan
menulis adalah membaca, membuka kamus, korespondensi(saling berkirim
surat), berinteraksi dengan penulis, serta menulis di buku harian. Membuka dan
membaca kamus, terutama Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jelas akan
menambah kosakata kita. Nyatanya memang banyak kata yang tidak kita ketahui
maknanya. Bahkan, sering juga kita salah kaprah dalammenggunakan sebuah
kata. Dengan kamus, kita juga akan kaya informasi mengenai penulisan kata baku
dan tidak baku. Contohnya, dengan kamus kita akan dengan mudah
membedakan antara konggres atau kongres, praktik dengan praktek, apotik atau
apotek, notula atau notulen, dan sebagainya. Kalau selama ini kita beralasan
bahwa membawa KBBI terlalu besar, tebal, dan berat, di era informasi ini Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional telah menghadirkan KBBI online di
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi.
Kalau membuka dan membaca kamus akan menambah perbendaharaan kata
kita, korespondensi dimaksudkan agar diri kita dipaksa menulis. Setiap ada
tulisan atau surat dari sahabat pena kita, tentu kita berkewajiban untuk
membalasnya. Dengan demikian, apapun bentuknya kita akan menghasilkan

tulisan-tulisan.
Korespondensi dapat juga dijadikan dokumen, dokumentasi untuk diri sendiri
dan untuk kepentingan umum. Kita pernah membaca (setidaknya mendengar)
buku Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis Tot Licht), buku kumpulan
surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabatnya.
Korespondensi saat ini jarang dilakukan dengan surat pos. Perkembangan
teknologi informasi menuntun kita untuk menggunakan surat elektronik (e-mail,
electronic mail). Hal ini tidak menghilangkan fungsi korespondensi sebagai sarana
latihan menulis. Bahkan tulisan yang dihasilkan akan lebih banyak karena tidak
perlu menunggu lama, berbeda dengan surat konvensional yang menggunakan
perantara pos. Tidak hanya itu, sekarang banyak website komunitas online yang
membuat kita dapat berinteraksi dengan siapa pun. Misalnya, Facebook.com dan
Frienster.com, melalui media ini kita bisa menjaring begitu banyak teman, saling
bertukar informasi, mencari orang-orang yang kita kenal, bahkan tokoh-tokoh
terkenal.
Penggunaan fasilitas Short Massage Service (SMS) dengan handphonejuga dapat
dikatakan sebagai korespondensi bentuk lain. Hanya saja, kelemahannya, pesan
yang disampaikan selalu disingkat tanpa pedoman ejaan yang benar. Bahkan,
2


terkadang ditulis semaunya sehingga kurang bagus untuk belajar penulisan yang
benar. Biarpum demikian, media ini tetap bisa dijadikan sebagai sarana
penuangan ide.
Untuk mempertahankan semangat menulis, kita harus sering berinteraksi
dengan para penulis. Interaksi ini dapat dilakukan langsung bertatap muka
dengan penulis maupun secara tidak langsung. Cara tidak langsung yang dapat
dilakukan yaitu dengan membaca karya-karyanya.
Menulis di Buku Harian
Keterampilan menulis yang diajarkan dan sesuai dengan kurikulum madrasah
terbagi menjadi dua, menulis dengan gaya buku harian dan menulis ilmiah.
Umumnya, siswa lebih mudah menulis kalau itu berkenaan dengan diri sendiri,
semisal tugas menulis buku harian (KTSP Kelas VII SMP/MTs Semester 1).
Mengenai buku harian ini, kita mengenal Wiranto yang menulis Bersaksi Dalam
Badai, buku yang berisi pengalamannya menghadapi reformasi 1998. Ada juga
Habibie yang menulis Detik-detik yang Menentukan, juga berdasarkan catatan
hariannya berkisar reformasi. Akhir-akhir ini kita mengenal novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata, novel tersebut juga ditulis berdasarkan
pengalaman-pengalamannya. Memang, tidak semua orang dapat seperti
Wiranto, Habibie, dan Andrea Hirata, namun setidaknya menulis buku harian
akan lebih mudah dilakukan. Hal ini karena tulisan mengalir sesuai perasaan

penulisnya. Bahkan, sesuatu yang sifatnya sangat rahasia dan tidak dapat
dibicarakan pada orang lain pun dapat dicurahkan dalam buku harian. Inilah yang
disebut menulis bebas. Hernowo (2004) mengungkapkan bahwa kalau ingin
menjadi penulis, sebaiknya diawali dengan menulis sesuatu yang ditujukan untuk
keperluan sendiri dahulu. Setelah berlatih menulis bebas untuk keperluan diri
sendiri secara rutin, tahap berikutnya adalah mempelajari kaidah kebahasaan.
Banyak hal yang dapat diperoleh dengan memiliki buku harian. Keuntungan
menulis buku harian di antaranya, pertama mudah di lakukan di mana pun serta
kapan pun kita suka. Sebelum tidur, bangun tidur, di sekolah, atau disela-sela
kesibukan kita. Pendek kata kita dapat menulis sesering mungkin. Sering menulis
berarti sering berlatih. Sering berlatih berarti kemampuan menulis kita semakin
meningkat.
Kedua, murah. Harga buku harian terjangkau dan banyak dijual di toko alat tulis.
Kalaupun ingin yang lebih murah lagi, cukup menggunakan buku tulis biasa atau
lembaran-lembaran kertas bekas. Yang paling penting dapat digunakan untuk
menulis setiap hari. Bagi yang memiliki komputer, dapat menggunakan software
buku harian digital yang banyak beredar.
Ketiga, mengenali diri sendiri. Ada kalanya kita tidak tahu apa yang kita mau.
Merasakan kejengkelan namun tidak tahu penyebabnya. Dengan menuliskan
3


perasaan-perasaan kita sama dengan kita mengasah kecerdasan emosi. Buku
harian boleh di bilang wadah luapan emosi yang sering berubah-ubah dalam diri
kita. Buku harian yang ditulis dari tahun ke tahun akan memperlihatkan proses
pendewasaan penulisnya. Dan mungkin, kita akan tersenyum membacanya di
kemudian hari.
Keempat, sebagai saksi sejarah. Bukan hal mustahil kalau kita menuliskan
peristiwa penting yang terjadi. Beberapa tahun kemudian catatan tersebut
berguna untuk kepentingan sejarah. Hal tersebut terlihat pada catatan Wiranto
dan Habibie yang telah dikemukakan. Selain itu, The Secret Annex adalah contoh
lain catatan harian yang diterbitkan dalam bentuk buku. Tulisan tersebut ditulis
Anne Frank sejak 12 Juni 1942. Tahun 1944 ia mendengar siaran radio Belanda di
London bahwa seorang pejabat pemerintahan bernama Gerrit Bolkestein berjanji
akan menerbitkan berbagai catatan saksi sejarah mengenai penderitaan rakyat
Belanda semasa penjajahan Jerman. Termasuk di dalamnya surat dan catatan
harian.
Lewat siaran radio Belanda yang dipancarkan dari Londong, Mr.
Bolkestein, Menteri Kabinet, mengatakan setelah perang akan diadakan
pengumpulan diari atau surat-surat yang berhubungan dengan perang.
Tentunya, setiap orang tercakup dalam diariku. Bayangkan saja betapa

pentingnya nanti seandainya aku mempublikasikan sebuah novel, The
Secret Annex. Judulnya sendiri akan membuat orang mengira bahwa itu
cerita detektif.
Akan tetapi, serius, sepuluh tahun setelah perang orang akan
menemukannya, akan sangat lucu saat mereka membaca bagaimana
kami hidup, apa yang kami makan dan apa yang kami bicarakan
Catatan Harian Anne Frank, 2001
Penutup
Dalam kehidupan modern informasi memegang peranan penting. Kemajuan
negara dapat dilihat dari informasi yang dikuasi oleh negara tersebut. Menulis
adalah bentuk lain dari pemberian informasi. Menulis sebagai refleksi dari
kegiatan membaca, di mana di dalamnya kita banyak menyerap informasi.
Informasi dari yang kita baca hanyak akan terus mengendap di kepala kalau tidak
dituliskan.
Menulis tidak hanya berguna bagi orang lain, namun terlebih untuk diri sendiri.
Boleh dikatakan menulis adalah kebutuhan. Tidak perlu muluk-muluk, kita dapat
berlatih menulis dari hal-hal sederhana di sekitar kita: menulis dalam sebuah
buku harian. []

4


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Preparasi dan Karaterisasi Nanopartikel Zink Pektinat Mengandung Diltiazem Hidroklorida dengan Metode Gelasi Ionik.

7 51 92

Aplikasi keamanan informasi menggunakan teknik steganografi dengan metode Least Significant Bit (LSB) insertion dan RC4

34 174 221