IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP GELOMBANG SISWA SMP.

(1)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

i DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR HAK CIPTA ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Pertanyaan Penelitian ... 7

1.4.Hipotesis ... 8

1.5.Batasan Masalah ... 9

1.6.Tujuan Penelitian... 10

1.7.Manfaat Penelitian ... 11

1.8.Variabel Penelitian ... 11

1.9.Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 14

2.2.Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 22

2.3.Keterampilan Proses Sains ... 29

2.4.Pemahaman Konsep ... 34

2.5.Materi Subyek Gelombang ...37

2.5.1. Getaran ... 37

2.5.2. Gelombang ... 41


(2)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian ... 49

3.2. Subyek Penelitian ... 51

3.3. Prosedur Penelitian ... 51

3.3.1 Tahap Perencanaan... 51

3.3.2 Tahap Pelaksanaan ... 52

3.3.3 Tahap Akhir ... 52

3.4. Instrumen Penelitian ... 52

3.4.1 Jenis Instrumen Penelitian... 52

3.5.Analisis Instrumen dan Pengolahan Data ... 54

3.5.1 Analisis Instrumen ... 54

3.5.2 Pengolahan Data ... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 70

4.1.1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Inkuiri Terbimbing... 70

4.1.2. Tes Keterampilan Proses Sains ... 73

4.1.2.1Uji Normalitas Distribusi Data Keterampilan Proses Sains .... 73

4.1.2.2Uji Homogenitas Varians Data Keterampilan Proses Sains .... 74

4.1.2.3Uji Hipotesis ... 75

4.1.2.4Secara Umun ... 77

4.1.2.5Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains ... 80

4.1.3. Tes Pemahaman Konsep Siswa ... 86

4.1.3.1Uji Normalitas Distribusi Data Pemahaman Konsep ... 86

4.1.3.2Uji Homogenitas Varians Data Pemahaman Konsep ... 87

4.1.3.3Uji Hipotesis ... 88

4.1.3.4Secara Umum ... 91

4.1.3.5Setiap Aspek Pemahaman Konsep ... 94

4.2.Temuan dan Pembahasan ... 99

4.2.1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Inkuiri Terbimbing... 99

4.2.2. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa ... 112

4.2.3. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 126

5.2.Saran dan Rekomendasi ... 128


(3)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

iii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Hasil Ujian Tengah Semester IPA Fisika Kelas VIII

Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 3

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 17

Tabel 2.2. Kaitan PBL dengan KPS dan Pemahaman Konsep ... 20

Tabel 2.3. Langkah-Langkah Model Inkuiri terbimbing ... 24

Tabel 2.4. Kaitan Inkuiri Terbimbing dengan KPS dan Pemahaman Konsep ... 27

Tabel 2.5. Keterampilan Proses Sains dan Indikator ... 30

Tabel 2.6. Pemahaman Konsep dan Indikatornya ... 36

Tabel 2.7. Variabel dan Satuan Gelombang... 45

Tabel 3.1. Counterbalanced Design Termodifikasi ... 49

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal ... 56

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Kemudahan Soal ... 59

Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda ... 60

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Soal KPS Materi Getaran... 61

Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Soal KPS Materi Gelombang... 61

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Soal Pemahaman Konsep Tabel 3.13Materi Getaran ... 61

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Soal Pemahaman Konsep Tabel 3.13Materi Gelombang ... 62

Tabel 3.9. Keterlaksanaan Aktivitas Guru ... 64

Tabel 3.10. Interpretasi Keterlaksanaan Aktivitas ... 65

Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 71

Tabel 4.2. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .. 72

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Keterampilan Proses Sains ... 73

Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data Keterampilan Proses Sains ... 74

Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis Data Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Uji-t Dua Pihak Rerata Skor N-gain untuk Materi yang Sama ... 75


(4)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

iv Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Data Keterampilan Proses Sains Siswa dengan

Uji-t Dua Pihak Rerata Skor N-gain untuk Materi yang Berbeda ... 76 Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep ... 87 Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Pemahaman Konsep ... 88 Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis Data Pemahaman Konsep Siswa dengan

Uji-t Dua Pihak Rerata N-gain untuk Materi yang Sama ... 89 Tabel 4.10. Hasil Uji Hipotesis Data Pemahaman Konsep Siswa dengan

Uji-t Dua Pihak Rerata N-gain untuk Materi yang Berbeda ... 89


(5)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

v DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gerakan Pada Ayunan Bandul ... 38

Gambar 2.1. Analisis Gerak Ayunan Sederhana ... 39

Gambar 2.3. Grafik Hubungan Antara Periode dan Frekuensi ... 41

Gambar 2.4. Karakteristik Gelombang Transversal ... 43

Gambar 2.5. Grafik Simpangan Terhadap Kedudukan ... 43

Gambar 2.6. Contoh Gelombang Longitudinal Pada Slinki ... 41

Gambar 3.1. Alur Penelitian... 50

Gambar 4.1. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir dan N-gain Keterampilan Proses Sains untuk Kedua Kelompok pada Pembelajaran Pertama Materi Getaran ... 77

Gambar 4.2. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir dan N-gain Keterampilan Proses Sains untuk Kedua Kelompok pada Pembelajaran Kedua Materi Gelombang ... 78

Gambar 4.3. Diagram Batang Perbandingan N-gain untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk KPS .... 79

Gambar 4.4. Diagram Batang Perbandingan N-gain tiap Aspek KPS untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pembelajaran Pertama Materi Getaran ... 81

Gambar 4.5. Diagram Batang Perbandingan N-gain tiap Aspek KPS untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pembelajaran Pertama Materi Gelombang ... 82

Gambar 4.6. Diagram Batang Perbandingan N-gain tiap Aspek KPS untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 83

Gambar 4.7. Diagram Batang Perbandingan N-gain tiap Aspek KPS untuk Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 85


(6)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

vi Gambar 4.8. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir

dan N-gain Pemahaman Konsep untuk Kedua Kelompok

pada Pembelajaran Pertama Materi Getaran ... 90 Gambar 4.9. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir

dan N-gain Pemahaman Konsep untuk Kedua Kelompok

pada Pembelajaran Kedua Materi Gelombang ... 91 Gambar 4.10. Diagram Batang Perbandingan N-gain untuk Model Pembelajaran

Berbasis Masalah dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk

Pemahaman Konsep ... 92 Gambar 4.11. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir

dan N-gain Tiap Pemahaman Konsep untuk Kedua Kelompok pada Pembelajaran Pertama Materi Getaran ... 94 Gambar 4.12. Diagram Batang Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir

dan N-gain Tiap Pemahaman Konsep untuk Kedua Kelompok pada Pembelajaran Kedua Materi Gelombang ... 95 Gambar 4.13. Diagram Batang Perbandingan N-gain tiap Aspek Pemahaman Konsep untuk Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 96 Gambar 4.14. Diagram Batang Perbandingan N-gain tiap Aspek Pemahaman Konsep untuk Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 97


(7)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

vii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A :

1. Silabus ... 130

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL.1 ... 132

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri.1 ... 140

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri.2... 148

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL.2 ... 157

6. Lembar Kerja Kelompok PBL.1 ... 166

7. Lembar Kerja Kelompok Inkuiri.1 ... 170

8. Lembar Kerja Kelompok Inkuiri.2 ... 175

9. Lembar Kerja Kelompok PBL.2 ... 183

Lampiran B : 1. Rancangan Instrumen Penelitian ... 190

2. Kisi-kisi Instrumen Soal Pemahaman Konsep (PG) ... 191

3. Rekapitulasi Instrumen Soal Pemahaman Konsep (PG) ... 192

4. Rekapitulasi Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains (Uraian) ... 193

5. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Materi Getaran ... 194

6. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba Keterampilan Proses Sains Materi Getaran ... 210

7. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba Pemahaman Konsep Materi Gelombang ... 217

8. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba Keterampilan Proses Sains Materi Gelombang ... 232

9. Lembar Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 239

10. Lembar Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 240


(8)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

viii Lampiran C :

Lembar Judgement Instrumen Soal ... 241 Lampiran D :

1. Analisis Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep Materi

Getaran ... 259 2. Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Pemahaman Konsep

Materi Getaran ... 260 3. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Pemahaman Konsep

Materi Getaran ... 261 4. Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains Materi Getaran ... 262 5. Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Keterampilan Proses Sains Materi Getaran ... 263 6. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Keterampilan Proses Sains Materi Getaran ... 264 7. Analisis Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep Materi

Gelombang ... 265 8. Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Pemahaman Konsep

Materi Gelombang ... 266 9. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Pemahaman Konsep

Materi Gelombang ... 267 10. Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains Materi Gelombang ... 268 11. Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Keterampilan Proses Sains Materi Gelombang ... 269 12. Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal Keterampilan Proses Sains Materi Gelombang ... 270


(9)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ix Lampiran E :

1. Rekapitulasi Analisis Tes Awal dan Tes Akhir KPS Kelompok

PBL.1 ... 271

2. Rekapitulasi Analisis Tes Awal dan Tes Akhir KPS Kelompok Inkuiri.1 ... 272

3. Analisis Rata-rata dan Simpangan Baku % N-gain KPS Kelompok PBL.1 dan Inkuiri.1 ... 273

4. Uji Normalitas % N-gain KPS Kelompok PBL.1 ... 274

5. Uji Normalitas % N-gain KPS Kelompok Inkuiri.1 ... 275

6. Uji Homogenitas Antar Varian KPS Pembelajaran 1 ... 276

7. Uji Perbedaan rerata Skor Tes Awal antara Kelompok Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 KPS Pembelajaran 1 ... 278

8. Uji Perbedaan rerata Skor Tes Akhir antara Kelompok Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 KPS Pembelajaran 1 ... 280

9. Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t Dua Pihak antara Kelompok Eksperimen.1 dengan Kelompok Eksperimen.2 KPS Pembelajaran 1 ... 282

10.Rekapitulasi Analisis N-gain KPS Kelompok PBL.1 ... 284

11.Rekapitulasi Analisis N-gain KPS Kelompok Inkuiri.1 ... 285

12.N-gain KPS Kelompok PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 286

13.Contoh Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok PBL.1 ... 287

14.Grafik Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok PBL.1 ... 288

15.Contoh Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok Inkuiri.1 ... 289

16.Grafik Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok Inkuiri.1... 290

17.Grafik Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 291

18.Rekapitulasi Analisis Tes Awal KPS Per item Kelompok PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 292

19.Rekapitulasi Analisis Tes Akhir KPS Per item Kelompok PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 293


(10)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

x 20.Rekapitulasi Analisis Tes Awal Pemahaman Konsep Kelompok

PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 294 21.Rekapitulasi Analisis Tes Akhir Pemahaman Konsep Kelompok

PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 295 22.Analisis Rata-rata dan Simpangan Baku % N-gain Pemahaman

Konsep Kelompok PBL.1 dan Inkuiri.1 ... 296 23.Uji Normalitas % N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok PBL.1 ... 297 24.Uji Normalitas % N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok Inkuiri.1 ... 298 25.Uji Homogenitas Antar Varian Pemahaman Konsep

Pembelajaran 1 ... 299 26.Uji Perbedaan rerata Skor Tes Awal antara Kelompok

Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 Pemahaman Konsep

Pembelajaran 1 ... 301 27.Uji Perbedaan rerata Skor Tes Akhir antara Kelompok

Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 Pemahaman Konsep

Pembelajaran 1 ... 303 28.Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t Dua Pihak antara Kelompok

Eksperimen.1 dengan Kelompok Eksperimen.2

Pemahaman Konsep Pembelajaran 1 ... 305 29.Rekapitulasi Analisis N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok PBL.1 ... 307 30.Rekapitulasi Analisis N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok Inkuiri.1 ... 308 31.N-gain Pemahaman Konsep Kelompok PBL.1 dan

Kelompok Inkuiri.1 ... 309 32.Contoh Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep

Kelompok PBL.1 ... 310 33.Grafik Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep


(11)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

xi 34.Contoh Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep

Kelompok Inkuiri.1 ... 312

35.Grafik Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep Kelompok Inkuiri.1 ... 313

36.Grafik Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep Kelompok PBL.1 dan Kelompok Inkuiri.1 ... 314

37.Rekapitulasi Analisis Tes Awal dan Tes Akhir KPS Kelompok PBL.2 ... 315

38.Rekapitulasi Analisis Tes Awal dan Tes Akhir KPS Kelompok Inkuiri.2 ... 316

39.Analisis Rata-rata dan Simpangan Baku % N-gain KPS Kelompok PBL.1 dan Inkuiri.2 ... 317

40.Uji Normalitas % N-gain KPS Kelompok PBL.2 ... 318

41.Uji Normalitas % N-gain KPS Kelompok Inkuiri.2 ... 319

42.Uji Homogenitas Antar Varians KPS Pembelajaran 2 ... 320

43.Uji Perbedaan rerata Skor Tes Awal antara Kelompok Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 KPS Pembelajaran 2 ... 322

44.Uji Perbedaan rerata Skor Tes Akhir antara Kelompok Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 KPS Pembelajaran 2 ... 324

45.Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t Dua Pihak antara Kelompok Eksperimen.1 dengan Kelompok Eksperimen.2 KPS Pembelajaran 2 ... 326

46.Rekapitulasi Analisis N-gain KPS Kelompok PBL.2 ... 328

47.Rekapitulasi Analisis N-gain KPS Kelompok Inkuiri.2 ... 329

48.N-gain KPS Kelompok PBL.2 dan Kelompok Inkuiri.2 ... 330

49.Contoh Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok PBL.2 ... 331

50.Grafik Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok PBL.2 ... 332

51.Contoh Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok Inkuiri.2 ... 333

52.Grafik Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok Inkuiri.2... 334

53.Grafik Analisis Tiap Aspek KPS Kelompok PBL.2 dan Kelompok Inkuiri.2 ... 335


(12)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

xii 54.Rekapitulasi Analisis Tes Awal KPS Per item Kelompok PBL.2

dan Kelompok Inkuiri.2 ... 336 55.Rekapitulasi Analisis Tes Akhir KPS Per item Kelompok PBL.2

dan Kelompok Inkuiri.2 ... 337 56.Rekapitulasi Analisis Tes Awal Pemahaman Konsep Kelompok

PBL.2 dan Kelompok Inkuiri.2 ... 338 57.Rekapitulasi Analisis Tes Akhir Pemahaman Konsep Kelompok

PBL.2 dan Kelompok Inkuiri.2 ... 339 58.Analisis Rata-rata dan Simpangan Baku % N-gain Pemahaman

Konsep Kelompok PBL.2 dan Inkuiri.2 ... 340 59.Uji Normalitas % N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok PBL.2 ... 340 60.Uji Normalitas % N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok Inkuiri.2 ... 341 61.Uji Homogenitas Antar Varians Pemahaman Konsep

Pembelajaran 2 ... 342 62.Uji Perbedaan rerata Skor Tes Awal antara Kelompok

Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 Pemahaman Konsep

Pembelajaran 2 ... 344 63.Uji Perbedaan rerata Skor Tes Akhir antara Kelompok

Eksperimen.1 dan Eksperimen.2 Pemahaman Konsep

Pembelajaran 2 ... 346 64.Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t Dua Pihak antara Kelompok

Eksperimen.1 dengan Kelompok Eksperimen.2

Pemahaman Konsep Pembelajaran 2 ... 348 65.Rekapitulasi Analisis N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok PBL.2 ... 350 66.Rekapitulasi Analisis N-gain Pemahaman Konsep

Kelompok Inkuiri.2 ... 350 67.N-gain Pemahaman Konsep Kelompok PBL.2 dan


(13)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

xiii 68.Contoh Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep

Kelompok PBL.2 ... 352

69.Grafik Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep Kelompok PBL.2 ... 353

70.Contoh Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep Kelompok Inkuiri.2 ... 354

71.Grafik Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep Kelompok Inkuiri.2 ... 355

72.Grafik Analisis Tiap Aspek Pemahaman Konsep Kelompok PBL.2 dan Kelompok Inkuiri.2 ... 356

Lampiran F : 1. Lembar Observasi Aktivitas Guru PBL.1 ... 357

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru Inkuiri.1... 360

3. Lembar Observasi Aktivitas Guru Inkuiri.2... 363

4. Lembar Observasi Aktivitas Guru PBL.2 ... 366

5. Surat Izin Penelitian dari Universitas ... 369

6. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMPN 1 Kalirejo ... 370

7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 371

8 Foto-Foto Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Inkuiri Terbimbing ... 372


(14)

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran fisikasebagai salah satu cabang dari IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran ini menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Sesuai dengan tujuan utama yang ingin dicapai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP, 2006):

Mata pelajaran IPA di SMP/MTs agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, (2) mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4) melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA (keterampilan proses sains) sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Dengan demikian peranan pembelajaran fisika adalah melatih para siswa untuk dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki kecakapan ilmiah dan memiliki keterampilan proses sains.


(15)

2

Proses pembelajaran fisika bukan hanya sekedar transfer of knowledge

dari pendidik kepada peserta didik secara tekstual, tetapi harus melibatkan aktivitas siswa saat proses untuk mendapatkan pengetahuan itu sendiri.Mechling dan Oliver (Dahar, 1996) mengemukakan bahwa:

Keterampilan-keterampilan proses yang diajarkan dalam pendidikan sains memberikan penekanan-penekanan pada keterampilan berpikir yang dapat berkembang pada anak, sehingga anak dapat mempelajarinya dan ingin mengetahuinya.

Sebuah pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan yang menekankan pada pertumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai. Sejalan dengan asumsi di atas, maka belajar-mengajar dipandang sebagai suatu proses yang harus dialami oleh setiap siswa, dimana pembelajaran tidak hanya menekankan kepada apa yang dipelajari siswa tetapi juga menekankan bagaimana siswa harus belajar.

Kemampuan memahami konsep merupakan salah satu syarat dalam mencapai keberhasilan belajar fisika. “Pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut” (Sugiarti, 2005). Dengan pemahaman konsep fisika, maka permasalahan fisika dapat dipecahkan baik permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di sekolah.


(16)

3

Studi pendahuluan telah dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 dan digunakan untuk mengetahui sejumlah informasi awal mengenai kemampuan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa di sekolah tersebut. Hasil studi pendahuluan tersebut mendapatkan informasibahwa dalam proses pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kalirejo, khususnya dalam pembelajaran IPA fisika kelas VIII guru lebih banyak mendominasi pembelajaran (teacher centered) dengan demikian siswa lebih banyak mendapat pengetahuan dari guru serta pendominasian evaluasi yang dilakukan jika menurut Bloom (Sagala, 2010) dalam tingkatan pengetahuan/ingatan (knowledge) C1. Observasi terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan menganalisis nilai ujian tengah semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 untuk tiga kelas pada tingkat VIII.

Tabel.1.1. Hasil Ujian Tengah Semester IPA Fisika Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012

Sampel

Kelas Jumlah Siswa Rerata KKM

Siswa Diatas KKM (%)

1 32 52.06

70

0.15

2 32 40.71 0.06

3 32 40.48 0.06

Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dan diskusi dengan rekan sejawat, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar keterampilan proses sains dan pemahaman konsep fisika siswa SMP kelas VIII masih rendah.


(17)

4

Pemilihan model pembelajaran yang efektif dapat digunakan sebagai salah satu alternatif solusi dalam upaya menanggulangi permasalahan di atas. Untuk memudahkan guru dalam memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan dengan menekankan proses mendapatkan pengetahuan tersebut (pembelajaran yang berorientasi pada proses) dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan, maka guru perlu menggunakan model-model pembelajaran inovatif yang mengkaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan dua buah model pembelajaran yang mengkaitkan pengetahuan dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning

(PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dari segi pedagogis didasarkan pada teori belajar konstruktivisme (Arrends, 2008), dimana proses belajar menekankan pada kebutuhan siswa untuk menginvestigasi lingkungannya dan mengkonstruksikan pengetahuan secara mandiri. PBL pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an di Universitas Mc Master Fakultas Kedokteran Kanada, sebagai salah satu upaya menemukan solusi dalam diagnosa dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yangada. Tan (Rusman, 2010) menyatakan bahwa:

Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.


(18)

5

“Esensi PBL berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan

untuk investigasi atau penyelidikan”(Arrends, 2008). Sehingga PBL diharapkan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi permasalahan. Sedangkan Bruner (Trianto, 2010) menyatakan bahwa

“berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna”. Hal tersebut sebuah konsekuensi yang logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa. Sehingga Boud dan Fletti (Rusman, 2010) mengemukakan bahwa “PBL adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan”.

Model pembelajaran inkuri adalah proses dimana para saintis mengajukan pertanyaan tentang alam didunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabannya. Pembelajaran ini dikembangkan dari discovery learning sekitar tahun 1960-an. Suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model tersebut menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah suatu informasi. “Salah satu yang termasuk dalam model pemprosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri” (Trianto, 2010). Ditambahkan Kindsvatteret al. (Suparno, 2007) menyatakan bahwa


(19)

6

“inkuiri sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik”.“Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan” (Sanjaya, 2011). Dengan demikian pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Menurut Schlenker (Joyce dan Weil, 2000) menyatakan bahwa “Pembelajaran inkuiri meningkatkanpemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berpikir kreatif, dan keterampilandalam memperoleh dan menganalisis informasi”. Modelinkuiri beresensi pada pemikiran penemuan yang termasuk diantaranyaadalah keterampilan proses. Hal ini berarti model inkuiri mengintegrasikan beberapa keterampilanproses menjadi satu unit pengalaman yang berarti bagi siswa.Menurut Suryosubroto (2002) menyatakan bahwa:

Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini dominan, sehingga memberikan kemungkinan kepada siswa untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara lebih baik.

Peneliti memilih konsep gelombang yang terdiri dari materi getaran dan gelombang karena konsep ini diajarkan ke siswa kelas VIII pada semester kedua untuk satu tahun pelajaran. Hal ini sesuai dengan waktu penelitian yang direncanakan oleh peneliti. Selain hal tersebut peneliti mengasumsikan karakteristik materi ini cocok untuk diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing sehingga dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan.


(20)

7

pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing terhadap rerata dan peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP, maka peneliti mencoba mengadakan penelitian di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Lampung Tengah dengan kajian yang akan penulis teliti adalah“implementasi model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, dan agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang ditetapkan maka perlu dirumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Rumusan masalah secara umum adalah“Bagaimana perbandingan peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing?”.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sainssiswa setelah mendapatkan pembelajarandengan model pembelajaran berbasis masalah? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah

mendapatkan pembelajarandengan model pembelajaran inkuiri terbimbing? 3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan


(21)

8

4. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan pembelajarandengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

5. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

6. Bagaimana perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing?

1.4. Hipotesis

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H01 : µPBL= µInkuiri.T

H11 : µPBL≠ µInkuiri.T dengan,

µe1 = Rerata N-gain KPSkelompokPBL µe2 = Rerata N-gain KPS kelompokInkuiri.T

H01 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

H11 = Terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains siswa antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri


(22)

9

terbimbing.

Hipotesis keduadalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H02 : µPBL= µInkuiri.T

H12 : µPBL≠ µInkuiri.T dengan,

µe1 = Rerata N-gain pemahaman konsepkelompokPBL µe2 = Rerata N-gain pemahaman konsep kelompokInkuiri.T

H02 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan pemahaman konsep siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

H12 = Terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan pemahaman konsep siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, masalah hanya akan dibatasi pada aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini yaitu:

1. Peningkatan keterampilan proses sains siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rerata peningkatan keterampilan proses sains siswa (rerata gain score normalized), yaitu rerata peningkatan keterampilan proses sains siswa yang telah ternormalisasi, antara keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah siswa diberikan perlakuan model


(23)

10

pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan dengan model inkuiri terbimbing.

2. Peningkatan pemahaman konsep siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rerata peningkatan pemahaman konsep siswa (rerata gain score normalized), yaitu rerata peningkatan pemahaman konsep siswa yang telah ternormalisasi, antara pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah siswa diberikan perlakuan model pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan dengan model inkuiri terbimbing.

1.6. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang peningkatan keterampilan proses sains siswa dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP setelah siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Secara operasional tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui informasi tentang peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah

2. Mengetahui informasi peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah mendapatkan pembelajarandengan model pembelajaran inkuiri terbimbing 3. Mengetahui informasi peningkatan pemahaman konsep siswa setelah

mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah 4. Mengetahui informasi peningkatan pemahaman konsep siswa setelah

mendapatkan pembelajarandengan model pembelajaran inkuiri terbimbing 5. Mengetahui informasi perbedaan peningkatan keterampilan proses sains


(24)

11

berbasis masalah dan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

6. Mengetahui informasi perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

1.7. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperkaya hasil-hasil penelitian tentang model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri terbimbing. Selain hal tersebut diharapkan akan bermanfaat bagi guru dalam pemilihan dan penggunaan model-model pembelajaran serta pengaruhnya terhadap keterampilan proses sains siswa dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP, serta memberikan contoh implementasi model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

1.8. Variabel Penelitian

Variabel bebasdari penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan variabel terikatnya adalahketerampilan proses sains siswa dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP.

1.9. Definisi Operasional


(25)

12

perlu dijelaskan, yaitu:

1. PembelajaranBerbasisMasalah (PBM) merupakanmodelpembelajaran yang menyajikan situasi masalah yang real bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan. Adapun tahap pembelajaran PBM ini terdiri dari lima tahap pembelajaran, yaitu: (1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, (2) mengorganisasikan siswa untuk meneliti, (3) membantu investigasi mandiri maupun kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan artefak atau exhibit dan (5) menganalisis serta mengevaluasi proses mengatasi masalah (Arends, 2008).Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran ini,digunakan format observasi aktivitas gurudalam proses pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing, merupakan model mengajar dimana guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator siswa (Sanjaya, 2011). Dalam penelitian ini model pembelajaran inkuiri terbimbing yang mengadaptasi dari Spiro dan Knisely (2008) yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: (1) mengamati dan menggeneralisasi pertanyaan, (2) membuat hipotesis, (3) merancang percobaan, (4) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi dan (5) Analisis laporan. Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran inidigunakan format observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti.

3. Keterampilan proses sains (KPS), merupakan merupakan keterampilan ilmiah yang melibatkan keterampilan kognitif atauintelektual, manual dan


(26)

13

sosial yang diperlukan untuk memperoleh danmengembangkan fakta, konsep dan prinsip IPA (Rustaman, 2005). Keterampilan proses yang akan diamati meliputi keterampilan: (1) mengamati, (2) menginterpretasi data, (3) meramalkan, (4) berkomunikasi, (5) berhipotesis, (6) merencanakan percobaan dan(7) menerapkan konsep.Untuk melihat peningkatan keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah diberikannya perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan dengan model inkuiri terbimbingdigunakan instrumen berupa tes tertulis berbentuk uraian yang mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains.

4. Pemahaman Konsep, merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran sesuai dengan konsep yang dipelajari sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi (Khalidin, 2005). Dalam Penelitian ini menggunakan aspek pemahaman Bloom (1979), meliputi 3 aspek yaitu: (1) menerjemahkan, (2) menafsirkan dan (3) mengekstrapolasi.Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah diberikannya perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan dengan model inkuiri terbimbingdigunakaninstrumen berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep.

5. Konsep gelombang yang dikaji dalam penelitian ini terdiri dari dua materi yaitu: (1) getaran dan (2) gelombang.


(27)

49

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Counterbalanced Designtermodifikasi, yang dikembangkan dari Counterbalanced Designdengan menambahkan pretest sebelum model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan. Desain ini digunakan untuk melihat rerata peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep gelombang siswa SMP setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah dan modelpembelajaran inkuiri terbimbing. Desain ini dipilih untuk memberikan perlakuan yang seimbang terhadap dua kelas yang digunakan. Sehingga akan terlihat kekonsistenan atau ketidak-konsistenan hasil perlakuan yang diterapkan. Desain tersebut digambarkan dalam Tabel 3.1.

Tabel.3.1.Counterbalanced DesignTermodifikasi Kelas

(Kelompok)

Pretest Perlakuan Posttest Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen 1 Eksperimen 2

O O

X1

X2

O O

O O

X2

X1

O O

Keterangan

X 1: Perlakuan dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah X2:Perlakuan dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing


(28)

50

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Adapun langkah-langkah dalam mewujudkan desain penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian pada Gambar 3.1.

Posttest 1

Pretest 1

Pretest 2

Pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah

(kelas eksperimen 2)

Posttest 2 Pembelajaran dengan model

pembelajaran berbasis masalah (kelas eksperimen 1)

Pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing (kelas eksperimen 2) Studi literatur :

Analisis kurikulum dan materi fisika SLTP, Analisis jurnal,buku mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing

Penentuan materi Identifikasi Masalah

Mendesain dan membuat RPP dan LKS Pembuatan Lembar Observasi

Pembuatan instrumen Judgement

Ujicoba instrumen

Survai :

Obeservasi terhadap Hasil Belajar Siswa dan Wawancara dengan Guru

Pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

(kelas eksperimen 1)

Counterbalanced Design

Kesimpulan Analisis data dan pembahasan

temuan penelitian


(29)

51

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3.2Subyek Penelitian

Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang ada di SLTP Negeri 1 Kalirejotahun ajaran 2011/2012.Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling atau secara acak. Dengan teknik sampel acak diambil dua kelas dari ketujuh kelas yang ada sebagai kelompok eksperimen.1 dan kelompok eksperimen.2.Banyaknya siswa yang terlibat dalam penelitian ini, untuk kelompok eksperimen.1 dan kelompok eksperimen.2 dengan masing-masing kelompok berjumlah 32 siswa.Sehingga jumlah siswa seluruhnya yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 64 siswa.

3.3Prosedur Penelitian 3.3.1 Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan berupa: (1) studi pendahuluan dengan melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa dan wawancara dengan guru bidang studi terkait, (2) identifikasi masalah, (3) studi literatur terhadap jurnal, buku-buku dan laporan penelitian pembelajaran dengan model pemeblajaran berbasis masalah dan inkuiri terbimbing, menganalisis kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) fisika dan materi pelajaran fisika kelas VIII, (4) penentuan materi pembelajaran yaitu getaran dan gelombang, (5) penyusunan skenario pembelajaran, LKS, (6) membuat instrumen penelitian, (7) menjudgement instrumen penelitian, (8) melakukan uji coba instrumen penelitian, (9) melakukan validasi seluruh instrumen, (10) merevisi/memperbaiki instrumen, dan (11) mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.


(30)

52

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3.3.2 Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, hal-hal yang dilakukan berupa: (1) menentuakan populasi penelitian dan sampel penelitian, (2) melakukan Pretest 1, (3)perlakuan kelas eksperimen 1 (kode PBL.1) menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan Perlakuan kelas eksperimen 2(kode INKUIRI.1) menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, (4) Posttets pertama, (5) Pretest 2, (6) perlakuan kelas eksperimen 1 (INKUIRI.2) menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan Perlakuan kelas eksperimen 2 (kode PBL.2) menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, dan (7) Posttest kedua.

3.3.3 Tahap akhir

Pada tahap akhir, hal-hal yang dilakukan berupa: (1) mengolah data hasil penelitian, (2) menganalisis dan membahas temuan penelitain, dan (3) menarik kesimpulan.

3.4InstrumenPenelitian 3.4.1 Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 3.4.1.1 Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakanlembar observasi meliputi:

 observasi aktivitas guru untuk proses keterlaksanaan model pembelajaranberbasis masalah.

 observasi aktivitas guru untuk proses keterlaksanaan model pembelajaraninkuiri terbimbing.


(31)

53

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Lembar observasi menggunakan lembaran daftar cek. Observasi dilakukan terhadap aktivitas gurusaatproses pembelajaran berlangsung, yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.Penelitian ini menggunakan tiga orang observer guru IPA Fisika di Sekolah tersebut.Hal ini digunakan untuk membantu peneliti memantau keterlakasanaan implementasi model pembelajaran berbasis masalah dan implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing.

3.4.1.2 Tes Keterampilan Proses Sains

Instrumen yangdigunakan dalam penelitian iniberupa tes tertulis berbentuk uraian yang mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains berupa mengamati, menginterpretasi data, meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan dan menerapkan konsep.Jumlah item soal yang digunakan 5 item soal untuk meteri getaran dan 5 tem soal untuk materi gelombang.Pemberian tes dilakukan sebelum dan setelah siswa diberikan perlakuanmodel pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tes ini dilakukan sebanyak empat kali, yaitu di awal (tes awal) dan akhir (tes akhir) pada masing-masing perlakuan. Tes ini digunakan untuk melihat kondisi subyek penelitian, homogenitas, dan normalitas sampel penelitian. Hasil tes ini akan dihitung gain dinormalisasi (N-gain) dan digunakan untuk melihat peningkatan keterampilan proses sains apa yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran berbasis masalah danmodel pembelajaran inkuiri terbimbing.


(32)

54

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3.4.1.3 Tes Pemahaman Konsep

Instrumen yang digunakandalam penelitian iniberupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep berupa menerjemahkan, menafsirkan dan mengekstrapolasi.Jumlah item soal yang digunakan 10 item soal untuk meteri getaran dan 10 tem soal untuk materi gelombang.Pemberian tes dilakukan sebelum dan setelah siswa diberikan perlakuanmodel pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tes ini dilakukan sebanyak empat kali, yaitu di awal (tes awal) dan akhir (tes akhir) pada masing-masing perlakuan. Tes ini digunakan untuk melihat kondisi subyek penelitian, homogenitas, dan normalitas sampel penelitian. Hasil tes ini akan dihitung gain dinormalisasi (N-gain) dan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep apa yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

3.5Analisis Instrumen dan Pengolahan Data

3.5.1 Analisis Instrumen

Analisis instrumen meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda. Penjabarannya secara lengkap adalah sebagai berikut:


(33)

55

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3.5.1.1Validitas Butir Soal

Suatuinstrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan) tiap butir atau item instrumen. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total.

Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.Validitas yang pertama dilakukan oleh ahli dalam bentuk judgement, yakni 2 orang dosen bergelar Doktor dan satu orang guru.Setelah dijudgement oleh para ahli tersebut sudah baik dan dapat dipergunakan, instrumen diuji coba pada suatu sampel yang identik dengan sampel penelitian. Hasil uji coba instrumen ini, kemudian dihitung dengan menggunakankorelasi product moment Pearson Rumus 3.1.

= � �− �. �

�2− � 2 �2− � 2

. . .3.1

(Somantri dan Ali, 2006) Keterangan:

: koefisien korelasi : jumlah responden

� : skor item ke i

� : jumlah skor item ke i �2 : kuadrat skor item ke i

�2 : jumlah dari kuadrat item ke i � : jumlah skor tiap responden

� : total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden �2 : kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

�2 : total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden � � : jumlah skor item ke i dikalikan dengan skor yang diperoleh


(34)

56

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Nilai koefisien korelasi selalu terdapat diantara -1,00 sampai +1,00. Koefisien negatifmenunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi.

Interpretasi untuk besarnya koefiesien korelasiterlihat pada Tabel 3.2. Tabel.3.2 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< ≤ 1,00 tinggi (sangat baik)

0,60< ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< ≤ 0,60 cukup(sedang)

0,20< ≤ 0,40 rendah (kurang)

0,00< ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Negatif hubungan kebalikan

(Somantri dan Ali, 2006)

3.5.1.2Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten.Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengkuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

xy r

xy r

xy r

xy r

xy r


(35)

57

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3.5.1.2.1 Reliabilitas untuk Soal Keterampilan Proses Sains

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen KPSdalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rumus 3.2.

11 = −

1 1− 2

2 . . .3.2

(Somantri dan Ali, 2006) dimana:

2 = 2

− 2

…3.3

Keterangan:

11 : reliabilitas instrumen

: banyaknya butir soal

2

� : jumlah varians butir ke i

2

: varians total dari varians tiap butir soal

X : skor total dari butir soal : jumlah responden

Untuk kategori, jika 11 > � artinya instrumen dikatakan reliabel dan jika

11 < � artinya instrumen dikatakan tidak reliabel.Untuk α = 5% dengan n =

32, diperoleh = 0,349.

Pada penelitian ini untuk materi getaran diperoleh 11= 0,716, dengan

demikian, karena 11 > � artinya instrumen dikatakan reliabel.

Pada penelitian ini untuk materi gelombang diperoleh 11= 0,671, dengan


(36)

58

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3.5.1.2.2 Reliabilitas untuk Soal Pemahaman Konsep

Menghitung reliabilitassoalpemahaman konsep dengan Rumus 3.4 (Arikunto, 2009).       2 1 2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r

… 3.4 dimana: r11 : Koefiesien reliabilitas yang telah disesuaikan

2 1 2 1

r : Koefiesien antara skor-skor setiap belahan tes

Harga dari

2 1 2 1

r dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment Pearson. Dengan demikian, jika 11 > � artinya instrumen

dikatakan reliabel.

Pada penelitian ini untuk materi getaran diperoleh 11= 0,916. Untuk α =

5% dengan n = 32, diperoleh = 0,349, dengan demikian, jika 11 > �

artinya instrumen dikatakan reliabel.

Pada penelitian ini untuk materi gelombang diperoleh 11= 0,836. Untuk α

= 5% dengan n = 32, diperoleh = 0,349, dengan demikian, jika 11 > �

artinya instrumen dikatakan reliabel.

3.5.1.3Tingkat Kemudahan Soal

Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan sukar ataumudahnya suatu soal. Besarnya indeks kemudahan (P) berkisar antara 0,00 sampaidengan 1,00. Indeks kemudahan untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitungdengan Rumus 3.5.


(37)

59

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

= …3.5

(Arikunto, 2009) Keterangan:

P : Indeks kemudahan

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi untuk indeks kemudahantersebutterlihat pada Tabel 3.3. Tabel.3.3. Kategori Tingkat Kemudahan Soal

Batasan Kategori

0,00 ≤ P < 0,30 soal sukar

0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang

0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah

MenurutArikunto (2009), nilai 0,70 ≤ P < 1,00lebih cocok disebut denganindeks kemudahan, karena semakin mudah soal itu semakin besar pula bilanganindeksnya.

3.5.1.4Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakanantara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuanrendah (Arikunto, 2008). Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soalterlebih dahulu menentukan skor total siswa dari siswa yang memperoleh skortinggi ke rendah. Kemudian untuk sampel besar (n >30) ambil 27% dari kelompokatas dan 27% dari kelompok bawah. Kelompok atas dan


(38)

60

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kelompok bawah berjumlah masing-masing = 0,27x32 = 8,64 ≈ 9. Kemudian hitung daya pembeda denganmenggunakan Rumus 3.6.

� = − �100% …3.6

(Karno, 1996) Keterangan:

DP = daya pembeda satu butir soal tertentu

SA= jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diurutkan SB= jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diurutkan IA= jumlah skor ideal salah satu kelompok atas atau bawah

Nilai daya pembeda (DP) yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan seperti terlihat pada Tabel 3.4.

Tabel.3.4. Interpretasi Daya Pembeda

DP (%) Kategori

negatif- 9 dibuang

10–19 jelek

20–29 cukup baik

30–49 baik

50ke atas sangat baik

(Karno, 1996)

Setelah dilakukan analisis terhadap validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kemudahan dan daya pembeda didapatkanlah nilai untuk tiap-tiap analisis ujicoba instrumen untuk KPS dan pemahaman konsep yang telah dilakukan seperti pada Tabel 3.5.


(39)

61

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel.3.5. Rekapitulasi Analisis Ujicoba Instrumen Soal KPS Materi Getaran

No Validitas Tingkat

Kemudahan Daya Pembeda Tindakan

Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0.85 sangat baik 0.67 Sedang 0.41 baik pakai 2 0.84 sangat baik 0.49 Sedang 0.31 baik pakai 3 0.87 sangat baik 0.53 Sedang 0.25 cukup baik pakai 4 0.82 sangat baik 0.54 Sedang 0.26 cukup baik pakai

5 0.73 baik 0.66 Sedang 0.38 baik pakai

Tabel.3.6. Rekapitulasi Analisis Ujicoba Instrumen Soal KPS Materi Gelombang

No Validitas Tingkat

Kemudahan Daya Pembeda Tindakan

Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0.74 baik 0.56 Sedang 0.29 cukup baik pakai 2 0.86 sangat baik 0.44 Sedang 0.29 cukup baik pakai 3 0.82 sangat baik 0.45 Sedang 0.26 cukup baik pakai 4 0.78 baik 0.46 Sedang 0.27 cukup baik pakai 5 0.63 baik 0.47 Sedang 0.27 cukup baik pakai

Tabel.3.7. Rekapitulasi Analisis Ujicoba Instrumen Soal Pemahaman Konsep Materi Getaran

No Validitas Tingkat

Kemudahan Daya Pembeda Tindakan

Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0.30 kurang 0.19 sukar 0.19 jelek tdk dipakai

2 0.18 sangat kurang 0.16 sukar 0.13 jelek tdk dipakai

3 0.22 kurang 0.25 sukar 0.19 jelek tdk dipakai

4 0.44 sedang 0.38 sedang 0.25 cukup baik tdk dipakai

5 0.49 sedang 0.63 sedang 0.38 baik pakai

6 0.60 baik 0.34 sedang 0.31 baik pakai

7 0.74 baik 0.34 sedang 0.50 sangat baik pakai

8 0.38 kurang 0.34 sedang 0.31 baik tdk dipakai

9 0.44 sedang 0.75 mudah 0.19 jelek pakai

10 0.01 sangat kurang 0.09 sukar 0.00 dibuang tdk dipakai

11 0.46 sedang 0.50 sedang 0.31 baik pakai

12 0.03 sangat kurang 0.13 sukar 0.00 dibuang tdk dipakai

13 0.25 kurang 0.50 sedang 0.13 jelek tdk dipakai


(40)

62

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

No Validitas Tingkat

Kemudahan Daya Pembeda Tindakan

Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

15 0.18 sangat kurang 0.22 sukar 0.06 dibuang tdk dipakai

16 0.46 sedang 0.31 sedang 0.31 baik pakai

17 0.34 kurang 0.34 sedang 0.31 baik tdk dipakai

18 0.60 baik 0.19 sukar 0.31 baik tdk dipakai

19 0.36 kurang 0.31 sedang 0.19 jelek tdk dipakai

20 0.28 kurang 0.19 sukar 0.06 dibuang tdk dipakai

21 0.73 baik 0.25 sukar 0.38 baik pakai

22 0.13 sangat kurang 0.50 sedang 0.00 dibuang tdk dipakai 23 0.41 sedang 0.31 sedang 0.25 cukup baik tdk dipakai 24 -0.06

hubungan

kebalikan 0.81 mudah

-0.06 dibuang tdk dipakai

25 0.46 sedang 0.53 sedang 0.31 baik pakai

26 0.53 sedang 0.63 sedang 0.38 baik tdk dipakai

27 0.42 sedang 0.47 sedang 0.38 baik tdk dipakai

28 0.20 sangat kurang 0.25 sukar 0.19 jelek tdk dipakai

29 0.46 sedang 0.72 mudah 0.31 baik pakai

30 0.27 kurang 0.34 sedang 0.19 jelek tdk dipakai

Tabel.3.8. Rekapitulasi Analisis Ujicoba Instrumen Soal Pemahaman Konsep Materi Gelombang

No Validitas Tingkat

Kemudahan Daya Pembeda Tindakan

Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0.48 sedang 0.94 mudah 0.13 jelek tdk dipakai

2 0.37 kurang 0.97 mudah 0.06 dibuang tdk dipakai

3 0.85 sangat baik 0.47 sedang 0.56 sangat baik pakai 4 0.13 sangat kurang 0.97 mudah 0.00 dibuang tdk dipakai 5 0.10 sangat kurang 0.94 mudah 0.06 dibuang tdk dipakai

6 0.59 sedang 0.50 sedang 0.38 baik pakai

7 -0.13

hubungan

kebalikan 0.75 mudah

-0.06 dibuang tdk dipakai 8 0.08 sangat kurang 0.88 mudah 0.06 dibuang tdk dipakai

9 0.63 baik 0.75 mudah 0.44 baik pakai

10 0.62 baik 0.25 sukar 0.44 baik pakai

11 0.58 sedang 0.28 sukar 0.38 baik pakai


(41)

63

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

No Validitas Tingkat

Kemudahan Daya Pembeda Tindakan

Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

13 0.13 sangat kurang 0.97 mudah 0.00 dibuang tdk dipakai

14 0.62 baik 0.47 sedang 0.50 sangat baik pakai

15 -0.56

hubungan

kebalikan 0.44 sedang

-0.38 dibuang tdk dipakai

16 0.71 baik 0.59 sedang 0.50 sangat baik pakai

17 -0.07

hubungan

kebalikan 0.81 mudah

-0.06 dibuang tdk dipakai

18 0.45 sedang 0.81 mudah 0.19 jelek tdk dipakai

19 0.27 kurang 0.94 mudah 0.06 dibuang tdk dipakai

20 0.22 kurang 0.78 mudah 0.13 jelek tdk dipakai

21 0.58 sedang 0.41 sedang 0.38 baik pakai

22 0.48 sedang 0.31 sedang 0.25 cukup baik tdk dipakai

23 0.54 sedang 0.44 sedang 0.31 baik tdk dipakai

24 0.63 baik 0.53 sedang 0.44 baik pakai

25 -0.18

hubungan

kebalikan 0.63 sedang

-0.06 dibuang tdk dipakai

26 0.65 baik 0.31 sedang 0.38 baik tdk dipakai

27 0.19 sangat kurang 0.38 sedang 0.19 jelek tdk dipakai 28 0.19 sangat kurang 0.22 sukar 0.06 dibuang tdk dipakai

29 0.56 sedang 0.53 sedang 0.38 baik pakai

30 0.33 kurang 0.84 mudah 0.13 jelek tdk dipakai

Semua soal ujicoba KPS digunakan dalam tes penelitian ini, tetapi untuk soal pemahaman konsep dari 30 item soal ujicoba untuk tiap materi yang digunakan hanya 10 item soal untuk tiap materi. Hal ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan diantaranya dengan memperhatikan komposisi penyesuaian pemilihan soal dengan tujuan pembelajaran dan aspek pemahaman konsep yang akan diamati. Dalam soal ujicoba pemahaman konsep terdapat beberapa item soal yang terlalu banyak komposisinya dalam sebuah tujuan pembelajaran atau dalam aspek pemahaman konsep tertentu yang hendak diamati, oleh sebab itu perlu dilakukan penyeleksian agar komposisinya tersebar


(42)

64

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

merata.Selain penyesuaian dengan tujuan pembelajaran dan aspek yang akan diamati, pertimbangan berikutnya adalah saran dari beberapa ahli dan guru mitra di SMP Negeri 1 Kalirejo yang melihat dari keefektifan soal tipe pilihan ganda dan siswa sebagai objek penelitian. Soal pilihan ganda lebih membuka kesempatan siswa untuk membuat pilihan jawaban secara asal, karena pilihan jawaban sudah disediakan, sehingga sulit digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih ke arah pemecahan suatu permasalahan yang dimunculkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2009) yang menyatakan bahwa soal tipe pilihan ganda sulit untuk mengukur kemampuan pemecahan suatu permasalahan dan kebanyakan hanya mengukur proses berpikir rendah.

3.5.2 Pengolahan Data 3.5.2.1Data Observasi

Data observasiobservasi aktivitas guruuntuk proses keterlaksanaanmodel pembelajaranberbasis masalah dan keterlaksanaan model pembelajaraninkuiri terbimbingdianalisis menggunakan persentase keterlaksanaan seperti terlihat Tabel 3.9.

Tabel.3.9. Keterlaksanaan Aktivitas Guru

No Aspek/

Indikator

Keterlaksanaan

Keterangan


(43)

65

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Pengolahan data diambil dari banyaknya skor yangdiperoleh dari setiap poinketerlaksanaan aktivitas guru kemudiandiambil presentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan denganmenggunakan perhitungan dibawah ini (Priyanto, 2006).

% � � ��� = � � � ��100% …3.7

Kategori keterlaksanaan aktivitas lihat Tabel 3.10.

Tabel.3.10. Interpretasi Keterlaksanaan Aktivitas

Persentase (%) Kategori

80-100 sangat baik

60-79 baik

40-59 cukup

20-39 kurang

0–19 sangat kurang

(Priyanto, 2006)

3.5.2.2Data Hasil Tes

Pengolahan data secara garis besar dilakukan denganmenggunakan bantuan pendekatan secara hierarkhi statistik. Data primer hasil tes siswa sebelum dan sesudah perlakuan, dianalisis dengan cara membandingkan skor tes awal dan tes akhir. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus faktor g (N-gain) yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan Rumus3.8.


(44)

66

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu pre m aks pre post S S S S g    ...3.8 Keterangan :

Spost = skor tes akhir Spre = skor tes awal Smaks = skor maksimum

Dengan kategori N-gain:

Kategori tinggi jika : 0,7 < g ≤ 1

Kategori sedang jika : 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Kategori rendah jika :g < 0,3

Kemudian angka N-gain ini ditampilkan dalam bentuk persentase di dalam Bab IV. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik dengan tahapan– tahapan sebagai berikut:

3.5.2.2.1 Uji Normalitas

Data hasil tes awal dan tes akhir dengan memasukkan ke dalam rumus gain

dinormalisasi (N-gain) akan diperoleh gain untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Gain ini selanjutnya diuji normalitasnya dengan Rumus 3.9 (Somantri dan Ali, 2006) :

e k e o f f f

  1 2 2 ) (

... 3.9 Keterangan :

fo = frekuensi dari hasil observasi

fe = frekuensi dari hasil estimasi


(45)

67

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Dengan kriteria :

Distribusi dengan rumus di atas adalah distribusi χ2

(chi-kuadrat) dengan derajat kebebasan (k-1). Menurut tabel chi-kuadrat dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (k-1), akan diperoleh nilai

2tabel tertentu. Selanjutnya dengan menggunakan perhitungan akan dihasilkan

2hitung tertentu juga. Jika

2tabel lebih besar dari

2hitung maka sampel data berdistribusi normal (Somantri dan Ali, 2006).

3.5.2.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas varians data gain dua kelompok dengan Rumus 3.10 (Susetyo, 2010) :

kecil besar s s F 2 2  ...3.10

Dengan kriteria : Jika ) , ( 2 1 2 1v v F F

 untuk

) , ( 2 1 2 1v v F F

 didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 1

2�, dengan α = taraf nyata dan derajat kebebasan v1 dan v2

masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut dalam rumus (3.10), maka tolak H0 dan diterima HA. (Susetyo, 2010).Hipotesis yang diajukan yaitu H0:varians kelompok PBLdan varians kelompok Inkuiri.T tidak berbeda/sama (homogen) dan HA:varians kelompok PBLdan varians kelompok Inkuiri.T terdapat perbedaan/tidak sama (tidak homogen).


(46)

68

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3.5.2.2.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t (t-test)dua pihak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dua kali yaitu pengujian hipotesis untuk materi pembelajaran yang sama (antara kelompok eksperimen.1 dan kelompok eksperimen.2) dan pengujian hipotesis untuk materi yang berbeda (tiap kelompok eksperimen.1 dan kelompok eksperimen.2). Tujuan dari uji hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah perlakuan model pembelajaran berbasis masalah dan perlakuan model inkuiri terbimbing berbeda hasilnya terkait tentang

N-gainketerampilan proses sains siswa dan N-gain pemahaman konsep siswapadakelompok PBLdan kelompok Inkuiri.Tdengan menggunakan Rumus 3.11. 2 ) 1 ( ) 1 ( 1 1 . 2 . . 2 2 . .          T Inkuiri PBL T Inkuiri T Inkuiri PBL PBL T Inkuiiri PBL T Inkuiri PBL n n s n s n s n n s x x t ... 3.11 (Susetyo, 2010) Keterangan: PBL

x = nilai rata-rata hasil kelompok PBL

T Inkuiri

x . = nilai rata-rata hasil kelompok Inkuiri.T nPBL = banyaknya subyek kelompok PBL

nInkuiri.T = banyaknya subyek kelompok Inkuiri.T

s = simpangan baku


(47)

69

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Menurut teori distribusi sampling, maka statistik t di atas berdistribusi

Student dengan dk = (nPBL+ nInkuiri.T– 2). Kriteria pengujian adalah: terima Ho jika

 

2 1 1 2

1

1   

t t t , dimana t

1-1

2αdidapat dari daftar distribusi t dengan dk = (nPBL+

nInkuiri.T–2) dan peluang

(1-1

2α). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Susetyo,

2010).

Hipotesis yang diajukan yaitu dengan H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sainsdan pemahaman konsep siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing (PBL =Inkuiri.T) dan dengan H1: terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sainsdan pemahaman konsep siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing (PBL ≠Inkuiri.T)

Pengolahan data berupa skor N-gainketerampilan proses sains siswa dan N-gain pemahaman konsep siswa yang dianalisis secara statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2007dan uji statistik parametrik (t-tes) dua pihak.


(48)

126

Eko Juli Setyawan, 2012-12-27

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman Konsep Gelombang Siswa Smp

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkanhasilanalisis data, hasiltemuan,danpembahasan yang telahdikemukakanpadabab IV dapatditarikkesimpulansebagaiberikut:

1. Penggunaan model

pembelajaranberbasismasalahdapatmeningkatkanketerampilan proses

sainssiswa. Hal iniditunjukkandenganrerataskorN-gain

pembelajaranpertamadankeduamasing-masingsebesar 0,53dan 0,58 yang termasukdalamkategorisedang. Implementasi dari model pembelajaran berbasis masalah menghasilkan kategori N-gain secara konsisten baik dalam pembelajaran pertama dengan materi getaran maupun dalam pembelajaran kedua dengan materi gelombang pada aspek KPS berupa mengamati, berkomunikasi dan merencanakan percobaan. Sedangkan pada aspek KPS berupa menginterpretasi data, meramalkan, berhipotesis dan menerapkan konsep menghasilkan kategori N-gain tidak konsisten.

2. Penggunaan model

pembelajaraninkuiriterbimbingdapatmeningkatkanketerampilan proses

sainssiswa. Hal iniditunjukkandenganrerataskorN-gain

pembelajaranpertamadankeduamasing-masingsebesar 0,61dan 0,59 yang termasukdalamkategorisedang.Implementasi dari model pembelajaran inkuiri terbimbing menghasilkan kategori N-gain secara konsisten baik dalam pembelajaran pertama dengan materi getaran maupun dalam pembelajaran kedua dengan materi gelombang pada aspek KPS berupa meramalkan, berhipotesis dan merencanakan percobaan. Sedangkan pada aspek KPS berupa


(1)

yang konsisten yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

6. BerdasarkanujihipotesisdenganmenggunakanUji-t

duapihakdengantarafsignifikansiatau α = 0,05, baikpengujian hipotesis untuk materi pembelajaran yang sama (antara kelompok eksperimen.1 dan kelompok eksperimen.2) dan pengujian hipotesis untuk materi yang berbeda (tiap kelompok eksperimen.1 dan kelompok eksperimen.2) menghasilkan hasil yang konsisten yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan pemahaman konsep siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing

5.2.SarandanRekomendasi

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan yang telahdilakukan, penelitimenyarankanhal-halsebagaiberikut:

1. Penelitidalammengimplementasikan model

pembelajaranberbasismasalahdan model

pembelajaraninkuiriterbimbinghendaknyaperludiperhitungkantreatment (perencanaanalokasiwaktu yang efektifdanefisien, ketersediaanalatdanbahanpembelajaran, penyelesaianpekerjaan yang lebihcepatataulebihlambatdariwaktu yang telahditentukan, sertasiswa yang

kurangaktifdalamkegiatanpembelajaran) agar


(2)

2. Guru dalammelakukanpembelajarandengan model

pembelajaranberbasismasalahhendaknyamemahamitahapan-tahapansertakarakteristikdarimasing-masing model pembelajarantersebut, sehinggamampumenggunakan model dengantepat.

3. Penelitidalammengimplementasikan model

pembelajaranberbasismasalahdan model

pembelajaraninkuiriterbimbinghendaknyadalamtiapfasekegiatannyamemfa

silitasihal-hal yang

akandiukursehinggatujuanpembelajarandapatlebihteroptimalisasikan 4. Pembelajaran yang menggunakanbanyakbahandanperalatan, guru

harusmempersiapkanaturandanprosedur yang jelasdalampengelolaan, penyimpanandanpendistribusianbahandanperalatantersebut yang tepatsepertimenyediakanlembarkerjauntuklebihmembantusiswadalammela kukanprosedurilmiahuntukmendapatkansebuahpengetahuan.

5. Guru dalammelakukanpembelajarandengan model inkuiriterbimbingperlumempertimbangkanlimaprinsip, yaitu: (1) prinsipberorientasipadapengembanganintelektual, (2) prinsipinteraksi, (3) prinsipbertanya, (4) prinsipbelajaruntukberpikir, dan (5) prinsipketerbukaan.

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan yang telahdilakukan, penelitimerekomendasikan model pembelajaranberbasismasalahdan model pembelajaraninkuiriterbimbingdapatdigunakanuntukmeningkatkanketerampilan proses sainsdanpemahamankonsepsiswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2007).

PembelajaranBerbasisMasalahpadaTopikWujudZatdanPerubahannyauntuk MeningkatkanPemehamanKonsepdanKeterampilan Proses Sains.Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Akinoglu, O &Tandogan, R, O. (2006). The Effect of Problem-Based Active Learning in Sciences Education on Students Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Sciences & Technology Education, 2007, 3 (1), 71-81. Tersedia [On Line] : http: www.ejmdte.com [4 November 2011].

Anderson. L. W. (2010). PembelajaranPengajarandanAsesmen. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Arends. R. (2008). Learning To Teach, (EdisiDalamBahasa Indonesia). Yogyakarta: PustakaPelajar.

Arikunto, S. (2009). Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, (EdisiRevisi, Cetakan 8). Jakarta: BumiAksara.

Bloom, B.S. (1979). Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA : Longman Inc. BSNP. (2006). Standar Isi. Jakarta: BSNP

Dahar, R.W. (1996). Teori-TeoriBelajar (EdisiRevisi), Jakarta: Erlangga.

Dirgantara, Yudi. (2009). Model

PembelajaranLaboratoriumBerbasisInkuiriuntukMeningkatkanPenguasaan KonsepdanKeterampilan Proses SainsSiswa MTs PadaPokokBahasanKalor. [Online] Tersedia: http://ydgfis.blogspot.com/2009/03/model-latihan-inkuiri.html.[3 November 2011].

Duch, BJ. Groh, S.E. and Allen, D.E. (2001). The Power of Problem-Based Learning A Practical “How To” for Teaching Undergraduated Courses in Any Discipline. Virginia: Stylus Publishing.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 [12 April 2012].


(4)

Hidayat, Taufik. M. (2008). Model PembelajaranInkuiripada Sub-topikPembiasanCahayaolehLensauntukMeningkatkanPemahamanKonsepda nKeterampilanBerpikirKritisSiswa SMA. Tesis SPs UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Joyce, Bruce and Weil, Marsha. (2000). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall.

Karno, To. (1996). MengenalAnalisisTes. Bandung: JurusanPsikologiPendidikandanBimbingan FIP IKIP.

Khalidin. (2005). Penggunaan Model

PembelajaranGeneratifuntukMeningkatkanPemahamanKonsepPembiasanp adaLensaKelas I SMA. Tesis. PPs UPI Bandung.

Limba, A. (2004). Pengembangan Model

PembelajaranLatihanInkuiriuntukMengembangkanKeterampilan Proses Sains, PenguasaanKonsepdanSemangatBerkreativitasSiswa SLTP padaKonsepPerpindahanKalor. Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Liu, M. (2005). Motivating Students Through Problem Based Learning. University of Texas. Tersedia [Online]: Miu@mail.utexas.edu [6 November 2011].

Priyanto, Cahyo. (2006). MengajarBerbasis Multiple IntelegencespadaPokokBahasan Usaha danEnergi. Skripsi UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Putrayasa, Ida Bagus. (1998). PembelajaranBahasa Indonesia BerbasisInkuiri. [Online]. Tersedia: http://www.lalf.edu.kibipa/abstracts/ibputrayasa.html [3 November 2011].

Ruseffendi. (1998). StatistikaDasaruntukPenelitianPendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Rusman. (2010). Seri ManajemenSekolahBermutu Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru. Bandung : MuliaMandiri Pers.

Rustaman, N (2005). StrategiBelajarMengajarBiologi. Malang: UniversitasNegeri Malang.

Sagala, S. (2010).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2011). StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.


(5)

Semiawan, C. (2006). PendekatanKeterampilan Proses: BagaimanaMengaktifkanSiswadalamBelajar?. Jakarta: PT Gramedia.

Soepamena, Octavina. (2009). Model

PembelajaranInkuiriTerbimbinguntukMeningkatkanPemahamanKonsepdan Keterampilan Proses SainsSiswa SMK padaKonsepHasil Kali Kelarutan. Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Somantri, AtingdanAli, Sambas Muhidin. (2006). AplikasiStatistikadalamPenelitian. Bandung : PustakaSetia.

Spiro, Mark D. &Knisely, Karin I. “Alternation of Generations and Experimental Design : A Guided-Inquiry Lab Exploring the Nature of the Developmental Mutant of Ceratopterisrichardii (C-Fem)”. DalamJournal of life Sciences Vol.7 201207 (2008) [Online], 7 halaman. Tersedia: http://www.google.com/Alternation of of Generations and Experimental Design : A Guided-Inquiry Lab Exploring the Nature of the Developmental Mutant of Ceratopterisrichardii (C-Fem).pdf [4 November 2011].

Sudjana, N. (2001). TeknologiPembelajaran. Bandung: SinarBaruAlgesindo. Sugiarti, P. (2005). “Penerapanteori Multiple

InteligencesdalamPembelajaranFisika”. JurnalPendidikanPenabur-no

05/Th IV. (13), 29-41

Suherman, E. (2001). StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Sund, R dan Trowbridge, L. (1973). Teaching Sciences by Inquiry in The Secondary School. Ohio: Bell and Howell Company.

Suparno, P. (2007).

MetodologiPembelajaranFisikaKonstruktivistik&Menyenangkan. Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.

Susetyo, Budi. (2010). StatistikauntukAnalisis Data Penelitian. Bandung: RefikaAditama.

Suryosubroto. (2002). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta RinekaCipta. Tipler, P. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Trianto. (2010). Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif: Konsep, Landasan Dan ImplementasinyaPadaKurikulumTingkatSatuanPendidikan (KTSP). Jakarta: KencanaPrenada Media Group


(6)

Wenning, Carl J. (2005). Level Inquiry : Hierarchies of Pedagogical Practicies and Inquiry Processes. Journal Of Physics Teacher Education, 2 (3). 3-11. [Online] : http://www.phy.ilstru.edu/jpto. [3 November 2011]