PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI NILAI TAMBAH MASAKAN KHAS SUNDA :Studi Kasus Pada Mata Kuliah Inovasi Boga di Akademi Tata Boga Bandung.

(1)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... LEMBAR PENGESAHAN ... PERNYATAAN... ...

ABSTRAK... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

LAMPIRAN... ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... ... 1

B. Rumusan Masalah.... ... 6

C. Tujuan Penelitian.... ... 6

D. Manfaat Penelitian... ... 7

E. Kerangka Pemikiran Peneltian... ... 9

F. Asumsi ... 13

G. Hipotesis... ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai Tambah... ... 18

B. Kearifan Lokal... ... 21


(2)

v

D. Pengetahuan... 89

E. Sikap... ... 93

F. Keterampilan...101

G. Pembelajaran IPS... 103

H. Kajian Empiris...109

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...113

B. Objek Penelitian...113

C. Populasi dan Sampel...114

D. Definisi Operasional...115

E. Instrumen Penelitian...116

F. Tehnik Pengumpulan Data... 117

G. Pengujian Validitas, Realibilitas dan Normalitas Data... 121

1. Uji Validitas...121

2. Uji Realibilitas...126

3. Uji Normalitas...128

H. Tehnik Analisis Data...130

I. Pengujian Hipotesis Penelitian...131

J. Lokasi dan Waktu Penelitian...136

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...138


(3)

vi

1. Gambaran Umum Akademi Tata Boga Bandung...138

2. Keadaan Tata Boga Bandung...145

3. Keadaan Sarana dan Prasarana di ATB...146

4. Kurikulum di ATB...150

5. Profil Pengajar di ATB...151

6. Profil Siswa di ATB...152

B. Deskripsi Hasil Penelitian...152

1. Pengetahuan Mahasiswa (X1)... 152

2. Sikap Mahasiswa (X2)...154

3. Keterampilan Mahasiswa (X3)... 156

4. Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y)... 157

C. Pengujian Asumsi Statistik...159

1. Uji Normalitas Data...159

2. Uji Multikolinier Data...161

D. Pengujian Hipotesis...163

1. Pengaruh Pengetahuan (X1) terhadap Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y)...… 164

2. Pengaruh Sikap Mahasiswa terhadap Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y) ... 165

3. Pengaruh Keterampilan Mahasiswa terhadap Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y)...166

4. Pengaruh Pengetahuan (X1), Sikap (X2), Keterampilan(X3) boga terhadap Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y)...167


(4)

vii

E. Pembahasan Hasil Penelitian...169

BAB V KESIMPULAN

A.Kesimpulan...,...185 B. Saran...187

DAFTAR PUSTAKA...188 LAMPIRAN - LAMPIRAN...


(5)

viii

DAFTAR TABEL

No.Tabel

2-1 Beberapa jenis tanaman lalab berkhasiat obat...37

2-2 Silabus Mata Kuliah Inovasi Boga...84

3-1 Definisi operasional...115

3-2 Hasil Ujicoba Validitas Variabel Sikap (X2)....………...123

3-3 Hasil Revisi Ujicoba Validitas Variabel Sikap (X2)………...…….124

3-4 Hasil Ujicoba Validitas Nilai Tambah (Y)……….…………...125

3-5 Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi rxy...135

3-6 Jadwal Penelitian...137

4-1 Sarana dan prasarana di Akademi Tata Boga Bandung...147

4-2 Data hasil nilai rata – rata pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga (X1)...153

4-3 Data hasil nilai rata – rata sikap mahasiswa dalam inovasi boga (X2)...155

4-4 Data hasil nilai rata – rata keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga (X3)...156

4-5 Data hasil nilai rata – rata nilai tambah Masakan khas Sunda (Y)...158

4-6 Hasil Data Uji Multikolinieritas...161


(6)

ix

4-8 Koefisien Persamaan regresi...164 4-9 Anova...167 4-10 Model Summry...168


(7)

x

DAFTAR GAMBAR Gambar

1-1 Kerangka Pemikiran...9

1-2 Paradigma Penelitian……….11

3-2 Model Regresi Persamaan Tunggal………...………...…….…132


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian.

2. Data Nilai Tes Teori Inovasi boga Mahasiswa (X1).

3. Data Mentah Nilai Quesioner Pernyataan Sikap Mahasiswa Dalam Inovasi Boga (X2) sebelum di revisi.

4. Uji Coba Validitas Sikap (X2). 5. Hasil Uji Coba Validitas Sikap (X2).

6. Data Mentah Nilai Quesioner Pernyataan Sikap Mahasiswa Dalam Inovasi Boga (X2) yang telah di revisi.

7. Uji Coba Validitas Sikap (X2 data yang telah direvisi. 8. Hasil Uji Coba Validitas Sikap (X2) yang telah direvisi. 9. Data Nilai Praktek Inovasi boga Mahasiswa (X3).

10. Data Mentah Nilai Quesioner Pernyataan Pesepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y).

11. Uji Coba Validitas Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y). 12. Hasil Uji Coba Validitas Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y ). 13. Rekapitulasi Data Nilai Pengetahuan (X1), Sikap (X2), Keterampilan (X3)

dan Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda(Y). 14. Data Hasil Pengolahan Uji Normalitas.

15. Data Hasil Pengolahan Uji Multikolinier. 16. Data Hasil Pengolahan Uji Regresi Ganda 17. Daftar Riwayat Hidup


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini semua berada dalam era modernisasi dengan segala aspek negatif dan positifnya. Era modernisasi tidak dapat dihindari, cepat atau lambat pasti mempunyai pengaruh dan menimbulkan berbagai perubahan kehidupan sosial, tidak terkecuali dalam hal makanan. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 menegaskan bahwa "Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia" penjelasannya antara lain menyatakan "Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia". Berhubungan dengan soal budaya makanan Sunda menurut Rahman,F (2010) mejelaskan :

“Citra cita rasa hidangan Sunda memuat cerita budaya dan sejarahnya sendiri. Setidaknya sebagai reidentifikasi, sekhas apakah kuliner Sunda dalam cerita dan citra cita rasanya?“.“Hidangan Sunda-seperti halnya hidangan berembel etnik lainnya-yang banyak tersaji di restoran-restoran berlabel menyajikan hidangan “khas Sunda”, menggelitik lidah untuk merasakan, sebenarnya, kekhasan macam apa itu? Kekhasan ini berhubungan erat dengan wacana pencitraan makanan melalui pengakuan budaya etniknya. Bila ditelusuri jejak kultur historisnya, pengakuan “khas” hidangan etnik tertentu dalam bisnis restoran akan menjadi basis citra cita rasa apa yang mesti dipertahankan!”


(10)

Pada bagian lain Rahman,F (2010) menjelaskan :

“Jika sekiranya dibandingkan dengan hidangan etnik semisal Jawa dan Padang yang tersohor lebih dahulu dalam perkembangan industri kuliner, salah satu fragmen citra “khas” Sunda itu bisa diteropong dalam alam kolonial Sebagai gambaran, boleh dibilang restoran etnik yang sudah muncul dan sering disebut dalam pariwara di media cetak kolonial adalah restoran Jawa dan Padang. Willard A Hanna dalam Hikayat Jakarta (1988), misalnya, menyinggung bahwa pada awal abad ke-20 di kota-kota Hindia Belanda sudah ada restoran Padang dengan penyajian yang begitu sibuk. Pelayan berseragam dengan kaki telanjang hilir mudik melayani tamu”.

Upaya mempertahankan masakan khas Sunda dilaksanakan, selain untuk memupuk rasa kebanggaan nasional dan memperkokoh kesadaran jati diri sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila, juga untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan nasional haruslah masakan khas sunda itu mempunyai nilai tambah dari produk yang dihasilkannya yaitu melalui pengetahuan dan sikap serta keterampilan dengan cara menginovasi masakan khas Sunda tersebut baik dari segi penampilan, rasa, aroma, warna maupun teksturnya.

Secara tidak sadar, nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki dan diwariskan oleh nenek moyang sudah hampir punah. ”Luntur ku Lukut Usum, Laas ku Supa Jaman”, artinya” kehilangan makna dan arti dari falsafah warisan nenek moyang, karena warisan tersebut telah ditinggalkan oleh sebagian masyarakat”. Menurut Mutakin (2008: 70) menjelaskan :

“Pada hakekatnya masyarakat tak lain dari pada orang – orang atau kelompok orang yang hidup bersama yang mampu menghasilkan,


(11)

memelihara dan mengembangkan berbagai sistem nilai, yang dikemas ke dalam konsep yang disebut kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan manakala dihubungkan atas dasar fungsinya yang satu untuk yang lainnya, keduanya bisa berperan sebagai subjek dan kebudayaan sebagai objek. Katakanlah, bahwa kebudayaan diciptakan oleh masyarakat, dalam hal ini jelas masyarakat sebagai subjek, dan kebudayaan sebagai objek. Kebudayaan menciptakan keteraturan dan gaya hidup manusia baik dalam skala individual maupun dalam skala masyarakat , dalam hal ini kebudayaan adalah berposisi sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek.”

Sudah saatnya nilai-nilai budaya Ki Sunda diterapkan lebih tepat dan seksama sesuai dengan perkembangan zaman itu sendiri, dan diharapkan lebih bermanfaat bagi perkembangan budaya bangsa di wilayah Nusantara khususnya di Tatar Sunda. Bagi masyarakat yang berada di Tatar Sunda minimal memahami budaya kiriman tetap disikapi. Hal itu tidak dapat dibendung karena sebagai bagian dari proses perubahan zaman yang dinamis. Sesuai dengan falsafah nenek moyang yang anut yaitu; “Saur Elingkeun, Jaman Kawulaan”, Artinya : “Kata – kata lama (adat) tetap diingat namun kemajuan zamanpun diperhatikan”,jadi masyarakat adat punya rasa kesadaran serta tanggung jawab untuk menjalankan yang diwariskan leluhur (Kartakusuma, R. 2011).

Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya lokal akan meningkat bila terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan kesejahteraan dan merupakan nilai tambah bagi masakan khas tersebut, bahwa pelestarian budaya lokal juga mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas dan juga


(12)

sebagai penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama di antara anggota komunitas (Smith, 1996: 68).

Permasalahannya sekarang, bagaimana nilai – nilai kearifan lokal masakan khas Sunda itu dapat dikembangkan dan dipertahankan serta nilai - nilai baru (budaya dari luar) disikapi secara arif dan bijaksana sehingga menghasilkan nilai tambah yaitu melalui pengetahuan dan sikap serta keterampilan inovasi boga pada masakan khas Sunda.

Sebagai salah satu pendidik di salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Program Diploma III, yaitu Akademi Tata Boga Bandung (ATB) yang mendidik mahasiswanya di bidang boga. Memiliki tujuan membangun insan profesional juru masak yang beriman dan berakhlaq karimah, disiplin, terampil dan berwawasan boga sebagai insan berkarya dan bekerja serta menjadi wirausaha yang ulet dan tangguh. Tujuan Program Studi Tata Boga Diploma III adalah untuk menyiapkan para lulusannya menjadi ahli dalam bidang pengolahan makanan dan pengelolaan manajemen dapur serta pengelolaan usaha makanan. Menerapkan dalam berbagai fungsi perusahaan baik sebagai manajer atau enterpreneur.

Akademi Tata Boga Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi vokasional atau keahlian di bidang makanan. Mahasiswa setelah menyelesaikan perkuliahannya harus sudah dapat menguasai materi perkuliahan yang diberikan dan mampu serta terampil dalam menguasai berbagai pengolahan makanan yang


(13)

sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang mampu menciptakan inovasi boga. Peneliti tertarik untuk mengembangkan nilai tambah masakan khas Sunda melalui pengetahuan, Sikap dan ketrampilan mahasiswa dalam inovasi boga sebagai bahan penelitian tesis, karena pendidikan merupakan salah satu dalam pengembangan sumber daya yang berkualitas yang ditandai dengan peningkatan pengetahuan dan sikap serta keterampilan, menurut Undang –undang No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dinyatakan:

“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Sehubungan dengan hal itu, peneliti merasa perlu untuk meneliti lebih dalam mengenai pengetahuan dan sikap serta keterampilan mahasiswa dalam Inovasi Boga terhadap persepsi nilai tambah makanan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung. Peneliti memandang bahwa nilai tambah makanan khas Sunda sangat penting untuk membekali mahasiswa Akademi Tata Boga apabila sudah terjun ke masyarakat dan dunia kerja. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengajukan tema dan judul : “ PENGARUH

PENGETAHUAN DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI NILAI TAMBAH MASAKAN KHAS SUNDA “ (Studi Kasus pada Mata Kuliah Inovasi Boga di Akademi Tata Boga Bandung)


(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, dalam penelitian ini penulis lebih memusatkan permasalahan pada pengaruh pengetahuan, sikap dan ketrampilan Inovasi Boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda. Dengan demikian, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengetahuan mahasiswa berpengaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung?

2. Apakah sikap mahasiswa berpegaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas sunda di Akademi Tata Boga Bandung?

3. Apakah keterampilan mahasiswa berpegaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung?

4. Apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiwa berpegaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Maksud dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan konsep, teori, dan pendekatan yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap serta keterampilan mahasiswa terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda (suatu studi kasus pada mata kuliah inovasi boga di Akademi Tata Boga Bandung). Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah


(15)

memperoleh data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis data di lapangan dan teori yang dikemukakan oleh para ahli yang menguasai di bidang tersebut. Dalam hal ini, penulis akan mengalisis pengaruh yang terdapat antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan inovasi boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tesis ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan mahasiswa terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh sikap mahasiswa terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan mahasiswa terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut pengaruh antara pengetahuan, sikap dan keterampilan inovasi boga terhadap nilai


(16)

tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung. Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapkan berkaitan dengan pelaksanaan dan temuan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Hasil kajian ini, diharapkan dapat menambah khasanah teoritik di bidang penguasaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan inovasi boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung, utamanya dalam disiplin ilmu pendidikan IPS di perguruan tinggi.

b. Sebagai perbandingan antara konsep teoritis terutama yang berhubungan dengan mata kuliah inovasi boga dan nilai tambah makanan khas Sunda di Akademi Tata Boga Bandung

2. Manfaat Praktis

a. Bagi dosen mata kuliah inovasi boga tetap dapat mempertahankan dan mengembangan nilai tambah makanan khas Sunda serta diharapkan menjadi pedoman dalam proses belajar dan mengajar yang akan memperkaya budaya masyarakat dengan cara metode mengajar kepada mahasiswa secara maksimal.

b. Program Studi Tata Boga

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi mata kuliah – mata kuliah yang sudah berjalan saat ini dan menjadi bahan masukan bagi penyusunan mata kuliah selanjutnya pada program studi.


(17)

c. Bagi Lembaga

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengembang kurikulum dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum dan bagi dosen-dosen yang lain untuk dapat menguasai mata kuliah – mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswanya. E. Kerangka Pemikiran Penelitian

I

Gambar.1.1 Kerangka Pemikiran

1. Pengetahuan dan Sikap serta Keterampilan Inovasi Boga

Istilah pengetahuan, sikap maupun keterampilan tidak terlepas dari aspek yang menyangkut hasil belajar, menurut Oemar Hamalik (1994:38), bahwa” hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan”. Menurut Suriasumantri, Jujun (2006:1-2) bahwa “Berpikir pada dasarnya Input

-Mata Kuliah Inovasi Boga -Mahasiswa -Dosen

Proses pembelajaran Inovasi boga pada masakan khas Sunda

Out put pengetahuan, sikap,

keterampilan

Outcome Persepsi Nilai Tambah masakan khas Sunda


(18)

merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan”.

Problem tentang sikap muncul ketika seseorang akan menghubungkan antara perasaan dengan perilaku, dan menyusun definisi tentang sikap yang mencerminkan keduanya. Oleh karena itu berbagai definisi ditawarkan oleh para ahi psikologi sosial, tidak hanya tetang apakah sikap itu, tetapi juga tentang bagaimana proses belajar, memproses informasi, pembuatan keputusan, memory, dan seterusnya tentang sikap. Asumsi-asumsi itu seringkali lebih dinyatakan sebagai self-evident daripada uji empirisnya. Yang seringkali dilakukan oleh para ahli psikologi adalah mereka ini membuat batasan tentang sikap baik definisinya ataupun teori konsepnya. Berdasarkan pendapat Saifudin (2002 : 4-5 ), dalam Louis Thurstone (1928),Rensis Likert (1932), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

2. Persepsi Nilai Tambah Masakan Khas Sunda

Menurut Produktivitas yang tinggi berarti hasil produksi yang tinggi dapat dicapai dengan ongkos rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi yang berbunyi “memperoleh hasil yang setinggi-tingginya dengan pengorbanan


(19)

yang serendah - rendahnya”yang jika dijabarkan dalam bahasa operasional ini berarti bahwa bekerja secara ekonomis sama dengan bekerja secara produktif. Kualitas Produktivitas merupakan ukuran kualitas. Kualitas masukan dan kualitas proses akan menentukan kualitas keluaran. Keluaran yang berkualitas baik akan meningkatkan dalam nilai atau nilai tambah, berarti meningkatkan daya saing atau produktivitas. Menurut Crosby (1979) : Kualitas adalah pemenuhan spesifikasi sesuai permintaan konsumen. Menurut Juaran (1979): Kualitas adalah kesesuaian untuk dipakai.Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen (Juaran,1979).

Artinya produktivitas akan mempunyai nilai tambah apabila kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan produk tersebut dalam hal ini adalah masakan khas Sunda mempunyai nilaiguna atau nilai tambah. Nilai tambah dapat dipersepsi dari dua sisi, yaitu nilai tambah individual dan nilai tambah ekonomi. Nilai tambah individual berupa proses pendidikan dan latihan yang dijalani oleh individu sampai memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tertentu yang memenuhi persyaratan pekerjaan yang diinginkannya. Dilihat dari persepsi ekonomi, nilai tambah adalah selisih antara nilai barang yang di produksi dengan biaya tertentu (biaya bahan baku dan biaya lainnya) yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Nilai tambah terdiri atas upah, bunga, sewa dan komponen laba yang ditambahkan pada hasil produksi oleh perusahaan atau perusahaan atau industry.


(20)

Dilihat dari sudut pandang ekonomi, manusia dibedakan menjadi dua kategori, yaitu manusia sebagai factor produksi (human factor of production) dan manusia sebagai factor (human capital). Manusia disebut sebagai human factor of production jika kepadanya tidak dipersyaratkan katerampilan dan kapasitas intelektual tertentu untuk melaksanakan pekerjaan secara efisien (Yuniarsih,Tj. & Suwatno, 2009 : 17).

Mengacu pada kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan model penelitian yang terdiri atas variabel – variabel sebagai berikut :

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian Keterangan :

X1 = Pengetahuan

Pengetahuan Mahasiswa dalam Inovasi boga (X1)

Sikap Mahasiswa dalam Inovasi boga

(X2)

Ketrampilan Mahasiswa dalam Inovasi boga (X3)

Nilai Tambah Kearifan lokal

(Y) Pengetahuan

(X1)

Sikap (X2)

Ketrampilan (X3)

Persepsi Nilai Tambah Masakan khas Sunda


(21)

X2 = Sikap X3 = Ketrampilan

r

YX1 = Pengaruh X1 terhadap Y

r

YX2 = Pengaruh X2 terhadap Y

r

YX3 = Pengaruh X3 terhadap Y Rxy123 = Pengaruh X123 terhadap Y F. Asumsi

Asumsi atau anggapan dasar merupakan suatu pendapat yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dan harus dirumuskan secara jelas, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2009:82) bahwa : Anggapan dasar adalah pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian”.

Asumsi yang mendasari penelitian ini mengacu Juaran (1979), menjelaskan bahwa nilai tambah di lihat dari sudut mikro :

“Manfaat peningkatan produktivitas secara mikro adalah :1. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan karena peningkatan produktivitas memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk investasi baru. 2. Memperkuat daya saing perusahaan karena memproduksi dengan biaya lebih rendah dengan mutu yang baik.3. Mendorong perluasan lapangan kerja. Hal ini terjadi karena keuntungan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk ekspansi perusahaan yang berarti membutuhkan lapangan kerja baru. 4. Menunjang terwujudnya hubungan industri yang lebih baik apabila nilai tambah dapat dinikmati secara sepadan baik oleh karyawan, pengusaha atau pemegang saham”.


(22)

Artinya nilai tambah dapat diperoleh dari hasil produk yang lebih memuaskan terhadap kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan atas produksi yaitu masakan khas Sunda yang mempunyai nilai tambah dari barang penampilan, warna, rasa, aroma dan tekstur dalam hasil olahannya. Menurut teori Juaran (1979) nilai tambah dapat dipersepsi dari dua sisi, yaitu nilai tambah individual dan nilai tambah ekonomi. Nilai tambah individual berupa proses pendidikan dan latihan yang dijalani oleh individu sampai dia memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tertentu yang memenuhi persyaratan pekerjaan yang diinginkannya.

Menurut Solihin, D. ( 2005). Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya lokal akan meningkat bila terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan kesejahteraan dan merupakan nilai tambah bagi kearifan lokal tersebut, bahwa pelestarian budaya lokal juga mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan untuk mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas, dan juga sebagai penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu yang sama diantara anggota komunitas (Smith, 1996: 68).

Sejalan dengan itu bahwa:

“Pelestarian tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat luas dan tidak menjadi bagian nyata dari kehidupan kita. Para pakar pelestarian harus turun dari menara gadingnya dan merangkul masyarakat menjadi pecinta pelestarian yang bergairah. Pelestarian jangan hanya tinggal dalam buku tebal disertasi para doktor,


(23)

jangan hanya diperbincangkan dalam seminar para intelektual di hotel mewah, apalagi hanya menjadi hobi para orang kaya. Pelestarian harus hidup dan berkembang di masyarakat. Pelestarian harus diperjuangkan oleh masyarakat luas Hadiwinoto, 2002: 30 (dalam Karmadi, 2007).” Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memberikan asumsi sebagai berikut :

1. Nilai tambah individual berupa proses pendidikan dan latihan yang dijalani oleh individu sampai dia memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu yang memenuhi persyaratan pekerjaan yang diinginkannya. Berdasarkan pendapat Juaran (1979) nilai tambah dapat dipersepsi dari dua sisi, yaitu nilai tambah individual dan nilai tambah ekonomi. Nilai tambah individual berupa proses pendidikan dan latihan yang dijalani oleh individu sampai dia memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tertentu yang memenuhi persyaratan pekerjaan yang diinginkannya.

2. Masakan khas Sunda akan mempunyai nilai tambah apabila didukung oleh pengetahuan dan pengetahuan didapat dari hasil belajar, anggapan dasar ini mengadopsi pada pendapat Oemar Hamalik (1989:61), bahwa” hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan”. Menurut Suriasumantri, J. (2006:1-2) bahwa “Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini


(24)

merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan”.

3. Inovasi Boga merupakan salah satu mata kuliah yang mempelajari pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam mengolah dan menghidangkan menu makanan. Salah satunya adalah inovasi pada makanan khas Sunda karena mahasiswa harus memiliki kesiapan untuk menginovasi makanan Sunda tersebut. Asumsi ini sesuai dengan pendapat Moh.Surya (1985:73) bahwa “kesiapan adalah suatu kondisi yang didasari oleh kecakapan tertentu seperti pengetahuan, ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan”. Menurut Syaefudin (2009:2), bahwa “pembaharuan mengiringi perputaran zaman yang tak henti – hentinya berputar sesuai dengan kurun waktu yang telah ditentukan”. Maka dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pelestarian akan hidup dan berkembang di masyarakat.

4. Dengan adanya pengetahuan, sikap dan ketrampilan inovasi boga maka diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan, meningkatkan dan melestarikan nilai budaya lokal karena didukung oleh adanya nilai tambah masakan khas sunda tersebut. Asumsi berdasarkan pendapat Hadiwinoto, 2002:30 (dalam Karmadi, 2007). Bahwa “Pelestarian tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat


(25)

luas dan tidak menjadi bagian nyata dari kehidupan kita. Para pakar pelestarian harus turun dari menara gadingnya dan merangkul masyarakat menjadi pecinta pelestarian yang bergairah. Pelestarian jangan hanya tinggal dalam buku tebal disertasi para doktor, jangan hanya diperbincangkan dalam seminar para intelektual di hotel mewah, apalagi hanya menjadi hobi para orang kaya. Pelestarian harus hidup dan berkembang di masyarakat. Pelestarian harus diperjuangkan oleh masyarakat luas”.

G. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Apakah pengetahuan mahasiswa berpengaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda

2. Apakah sikap mahasiswa berpegaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas sunda

3. Apakah keterampilan mahasiswa berpegaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah kearifan lokal masakan khas Sunda

4. Apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan berpegaruh secara positif terhadap persepsi nilai tambah masakan khas Sunda


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode

Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono,2010:13).

Dalam hal ini metode yang digunakan adalah menggunakan metode survai (explanatori research) yaitu menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, menurut Singarimbun,M.(2008:3), “ Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan quesioner sebagai pengumpul data yang pokok.

B. Objek Penelitian

Pada penelitian ini akan menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga terhadap nilai tambah makanan khas sunda di Akademi Tata Boga Bandung.

Variabel pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga (X1), sikap (X2) mahasiswa dalam inovasi boga dan ketrampilan mahasiswa dalam inovasi boga (X3) merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel nilai tambah masakan Sunda (Y) merupakan variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variabel – variabel bebas.


(27)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi menurut Sugiyono (2009: 117) adalah: wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi yang akan diteliti adalah mahasiswa D-III Tata Boga Akademi Tata Boga Bandung.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan tehnik sampling noprobability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010: 66).

Dalam hal ini tehnik sampel yang dipakai adalah “Sampling Jenuh” yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono. 2010:68).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi sedangkan tehnik sampling adalah merupakan tehnik pengambilan sampelnya (Sugiyono.2010:62).

Sampel penelitian ini adalah semua mahasiswa Program Studi D-III Tata Boga angkatan 2008 dan angkatan 2009 yang telah lulus mata kuliah Inovasi Boga yang berjumlah 34 orang.


(28)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini diperlukan untuk menghindari kesalah fahaman. Gambaran yang jelas dan untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap istilah pada judul, maka penulis akan menjelaskan definisi operasional terdiri atas :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Konsep Variabel Indikator

“Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan”. ( Jujun , 2006:1-2)

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2003).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan Mahasiswa dalam Inovasi Boga (X1)

Materi tentang teori dan pengetahuan inovasi boga mahasiswa mengenai :

1. Penampilan masakan khas Sunda 2. Rasa masakan khas Sunda 3. Aroma masakan khas Sunda 4. Warna masakan khas Sunda 5. Tekstur masakan khas Sunda 6. Bahan baku, untuk pengolahan

inovasi boga masakan khas Sunda. 7. Peralatan untuk pengolahan bahan inovasi boga masakan khas Sunda. 8.Cara/proses pengolahan bahan inovasi

boga masakan khas Sunda.

:Menurut Saifudin (2002: 4-5), dalam Louis Thurstone (1928),Rensis Likert (1932), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung

atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Sikap (attitude) merupakan suatu yang sangat subjektif dan sangat pribadi, sehingga untuk

Sikap Mahasiswa dalam Inovasi Boga (X2)

Jumlah skor skala sikap mahasiswa terhadap inovasi boga dengan hasil Likert scale 5 opstion dengan indikator : 1. Penampilan masakan khas Sunda 2. Rasa masakan khas Sunda 3. Aroma masakan khas Sunda 4. Warna masakan khas Sunda 5. Tekstur masakan khas Sunda 6. Bahan baku, untuk pengolahan


(29)

mencari definisi yang standar sangat sulit. Sulit merumuskan batasannya itu sendiri, sekalipun tidak dapat dikatakan bahwa sikap itu mudah diukur. (Dahlan dalam Azwar, 1982:63)

7. Peralatan untuk pengolahan bahan inovasi boga masakan khas Sunda. 8.Cara/proses pengolahan bahan inovasi

boga masakan khas Sunda.

PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (2) ”Standar kompentensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut”.

Ketrampilan Mahasiswa dalam Inovasi Boga (X3)

Nilai ujian praktek yang dilakukan mahasiswa dari mata kuliah inovasi boga

Menurut Sukirno, S.(1994:152) bahwa “hipotesa utama dari teori nilai guna, atau lebih dikenal hukum nilaiguna marginal yang semakin menurun, berbunyi tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan sesuatu barang yang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilaiguna total akan menjadi sedikit

Nilai Tambah Masakan Khas Sunda (Y)

Jumlah skore skala Likert mengenai persepsi mahasiswa tentang nilai tambah produk inovasi boga masakan khas Sunda dengan indikator indikator sebagai berikut :

1. Penampilan produk masakan khas Sunda

2. Rasa produk masakan khas Sunda 3.Aroma produk masakan khas Sunda 4.warna produk masakan khas Sunda 5.Tekstur produk masakan khas Sunda 6.Harga produk masakan khas Sunda 7.Selera konsumen produk masakan khas

Sunda

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 1. Quesioner

2. Rata – rata nilai hasil tes teori dan praktek

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualiatas pengumpulan data (sugiyono:2010:193). Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data . Supaya instrumen ini dapat berfungsi


(30)

secara efektif, maka syarat validitas dan realibitas harus diperhatikan sungguh – sungguh. Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara , atau pengamatan atau daftar pernyataan/pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau pedoman wawancara atau kusioner atau pedoman dokumenter, sesuai metode yang dipergunakan.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian sesuai dengan ruang lingkup dan kebutuhannya, sedang data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, maupun dari dokumen dan catatan lainnya yang menunjang dalam pembahasan penelitian.

Pegumpulan data adalah suatu proses penerapan metode penelitian pada masalah yang sedang diteliti. Tehnik pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 127) adalah “ mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuesioner dan sebagainya “. Pengumpulan data yang akan penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan


(31)

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 139).

Dalam hal ini adalah berupa data dari hasil nilai tes teori dan hasil nilai praktek yang diambil dari nilai yang ada pada lembaga pendidikan tersebut yaitu Akademi Tata Boga Bandung.

Hasil nilai dari data yang diambil untuk mengukur pengaruh pengetahuan ( sebagai variabel X1) dan Pengaruh Keterampilan ( sebagai variabel X3) yang ditujukan pada mahasiswa Program Studi D-III Tata Boga Akademi Tata Boga Bandung angkatan 2008 dan 2009.

2. Kuesioner (Angket)

Angket atau kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui” (Suharsini Arikuntom2002:140).

Dalam hal ini angket yang digunakan adalah berupa pernyataan untuk menukur pada pengaruh sikap ( sebagai variabel X2 ) dan nilai tambah masakan khas sunda ( sebagai variabel Y ) yang ditujukan pada mahasiswa Program Studi D-III Tata Boga Akademi Tata Boga Bandun angkatan 2009 dan 2010.

3. Studi Literatur

Suhartini Arikunto (2002 : 75) mengemukakan bahwa studi literatur atau kajian pustaka diartikan sebagai “kegiatan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan”. Maksud dari studi literatur yaitu untuk


(32)

mencari teori – teori atau hasil – hasil penelitian yang akan dipergunakan sebagai sandaran atau tempat berpijak dalam penelitian, hal ini sejalan dengan ungkapan Ruseffendi (2005 :16) bahwa :

Studi literatur adalah kegiatan yang meliputi mencari secara teratur, melokalisasi dan menganalisis dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, dokumen itu dapat berupa teori – teori dan dapat pula hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan kita teliti.

4. Observasi

Tehnik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. ( Sugiyono, 2010:203). Dan observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur karena peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati serta telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.

5. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui instrumen penelitian dimasukan untuk menguji sejauhmana hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya dapat diterima. Dalam hubungan ini data tersebut perlu dianalisis agar dapat dipergunakan bagi pengujian hipotesis tersebut. Data yang masih ada dalam lembar – lembar instrumen itu masih berupa data mentah, dan memerlukan


(33)

pengolahan supaya dapat digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Analisis itu sendiri di proses dalam dua tahap, yaitu analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis. Sebelum analisis pendahuluan, data mentah perlu di olah terlebih dahulu supaya dapat dimasukkan ke dalam proses analisis.

Bahan – bahan yang menjadi obyek pada pengolahan data ini adalah lembar – lembar instrumen yang sudah di isi oleh pengumpulan data. Proses pengolahan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

a. Editing (penyuntingan)

Setiap lembar instrumen yang sudah di isi adalah dokumen tentang data setiap responden pada sampel penelitian. Jumlah lembaran itu sama dengan jumlah satuan analisis pada sampel.oleh karena itu dalam proses editing ini pertama – tama dihitung jumlah semua instrumen yang sudah terkumpul , yang seharusnya sama dengan besarnya sampel.

Jika jumlah responden dalam sampel adalah n, dan jumlah instrumen yang terkumpul adalah n’,maka n – n’ adalah lembar instrumen yang belum terisi atau belum dikembalikan.

b. Coding( pemberian code),

Tahap ke dua adalah pemberian kode (sandi) pada variabel dan data yang telah terkumpul melalui lembar instrumen.


(34)

Tahap terakhir dari pengolahan data ini adalah memasukkan semua data ke dalam tabel induk atau master sheet.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya variabel yaitu pengaruh pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga (X1), pengaruh sikap mahasiswa dalam inovasi boga ( X2 ) dan pengaruh keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga ( X3 ) sebagai variabel bebas dan variabel nilai tambah kearifan masakan khas Sunda ( Y ) sebagai variabel terikat. Menurut pendapat Suprian (1995:46) menyatakan bahwa “pengaruh, sumbangan ( kontribusi) dari variabel satu terhadap variabel lainya digunakan regresi linier.”

G. Pengujian validitas, reabilitas dan normalitas data

Variabel – variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Pengetahuan mahasiswa dalam inovasi (X1), Sikap mahasiswa dalam inovasi (X2) dan keterampilan mahasiswa dalam Inovasi Boga (X3) sebagai variabel bebas atau independen yaitu variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain tapi mempengaruhi variabel lain. Dan variabel nilai tambah makanan khas Sunda sebagai variabel terikat atau dependen ( Variabel Y ) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

1. Uji validitas Instrumen Penelitian

Analisis uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(35)

Validitas instrumen

Validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian mempunyai tingkat kesahihan, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Mengenai pengolahan data akan dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi.17 dan microfsof Excel-2007). Atau dengan menentukan validitas pernyataan dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut :

t = r

s (David Levine, 2002 : 256)

Dengan taraf signifikan 95% atau alpha =0,05, t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan t tabel, dengan derajat kebebasan (df = n-2), ketentuan yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Jika t -hitung≥ t -tabel, maka pernyataan tersebut valid b. Jika t -hitung < t-tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

Analisis korelasi sederhana dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga (X1), sikap mahasiswa dalam inovasi boga (X2) dan keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga (X3) dengan nilai tambah masakan khas Sunda (Y). Analisis korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi Pearson product Moment (PPM), dengan rumus berikut ini:


(36)

r

xy

=

∑ Sugiyono : (2010 : 228)

Dimana :

rxy = Korelasi antara variabel X dan Y X = ( Xi – X )

Y = ( Yi – Y )

∑ ∑ ∑

∑ ∑

Sugiyono : (2010 : 228)

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket dan rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Hasil ujicoba pengukuran Validitas Pengaruh Sikap Dalam Inovasi Boga ( X2 )

No r hitung Nilai r kritis Status 1

2 3 4 5

0,381 0,681 0,563 0724 0,353

0,339 0,339 0,339 0,339 0,339

Valid Valid Valid Valid Valid


(37)

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 0,447 0,474 0,279 0,238 0,689 0,571 0,374 0,498 0,588 0,211 0,484 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid

Setelah dibuag nilai yang tidak validnya maka diperoleh hasil perubahan seperti tabel 3.2. yang dapat di dihat di bawah ini:

Tabel 3.3

Hasil ujicoba pengukuran Validitas Pengaruh Sikap Dalam Inovasi Boga ( X2 ) yang telah direvisi No r hitung Nilai r kritis Status

1 2 0,391 0,729 0,339 0,339 Valid Valid


(38)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 0,551 0,692 0,343 0,377 0,406 0,699 0,614 0,400 0,536 0,663 0,525 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Dan hasil uji coba pengukuran validitas variabel nilai tambah masakan khas Sunda ( Y ) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil ujicoba pengukuran validitas nilai tambah masakan khas Sunda ( Y )

No r hitung Nilai r kritis Status 1 2 3 0,571 0,674 0,493 0,339 0,339 0,339 Valid Valid Valid


(39)

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 0,583 0,572 0,568 0,414 0,426 0,465 0,444 0,550 0,465 0,482 0,502 0,443 0,628 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Realibilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari kelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu – waktu yang berbeda.


(40)

Selanjutnya butir pertanyaan yang valid diuji reliabilitasnya dengan cara uji α Cronbach. Akan dibantu dengan menggunakan SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi.17 dan microfsof Excel-2007).

Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya nilai α Cronbach adalah :

r

i

=

[1-

]

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas k = Jumlah butir pertanyaan

! = Varians butir dan !" = Varians Total

a. Apabila nilai α hitung lebih besar dari nilai tabelnya berarti signifikan dan memiliki arti reliabel.

b. Apabila nilai α hitung lebih kecil dari nilai tabelnya berarti non/tidak signifikan dan tidak reliabel.

Realibilitas angket akan terbukti jika r11 > rtabel dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila keadaan tersebut sebaliknya, maka angka instrumen peneltian tidak reliabel.

Dari hasil uji validas dan reliabel, diperoleh hasil pertanyaan final yang dinyatakan valid dan reliabel untuk dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Untuk pertanyaan – pertanyaan yang dinyatakan tidak


(41)

valid dan tidak reliabel selanjutnya dikeluarkan dari daftar kuesioner untuk tidak dipergunakan lagi.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket tersebut bahwa variabel Sikap mahasiswa dalam Inovasi Boga (X2), koefisien reabilitas sebesar 0,860 dan variabel nilai tambah masakan khas Sunda ( Y ) sebesar 0,873 artinya variabel tersebut memiliki keajegan sebagai alat ukuran.

3. Uji Normalitas

Syarat analisis korelasi dan regresi adalah data yang mempunyai distribusi (sebaran) normal. Untuk itu sebelum dilakukan analisis korelasi, data yang akan diolah harus diuji normalitasnya terlebih dahulu. Uji distribusi normalitas digunakan untuk mengtahui dan menentukan apakah pengolahan data yang akan dianalisis mempunyai tingkat sebaran data yang normal atau tidak. Dengan ketentuan jika nilai dari data yang diperoleh penyebarannya baik dengan kata lain berdistribusi normal, maka peneliti dapat menggunakan teknik statistik parametik, dan sebaliknya. Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat untuk menghitung masing – masing variabel X2 dan variabel Y dengan rumus sebagai berikut :

X

2

=

∑ #$ #%

#% (suharsimi Arikunto,2002:259)


(42)

Fo :Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau

frekuensi sesuai denga kedaan) Fh :Frekuensi yang diharapkan

Uji normalitas akan terbukti jika Thitung < Ttabel, maka kurva atau distribusi

nilai menunjukkan kurva normal atau sebaliknya.

Sebelum uji normalitas kita harus menentukan dulu kelas intervalnya untuk membuat tabel distribusi frekuensi. Dalam menentukan jumlah kelas interval yaitu dengan menggunakan rumus Sturges.(Sugiyono,2010:35)

Dimana :

K = Jumlah kelas interval n = Jumlah data obsevasi log = Logaritma

Jadi jika jumlah data atau responden 34, maka jumlah kelasnya ( K ) adalah : K = 1 + 3,3 log 34 = 1 + 3,3 . 1,53 = 6,05 dan dibulatkan menjadi 6.

Langkah – langkah yang diperlukan dalam penyusunan tabel distribusi Frekuensi adalah :

a. Menghitung jumlah kelas interval b. Menghitung rentang data


(43)

c. Menghitung panjang kelas = rentang dibagi jumlah kelas d. Menyusun interval kelas

H. Tehnik Analisis Data

Tehnik pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi.17 dan microfsof Excel-2007).

Hasil data dari pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang dijadikan dasar untuk mengambil secara kuantitatif, sehingga dapat memberikan jawaban tentang pengaruh pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda.

Berdasarkan masalah penelitian dan operasional variabel yang diteliti dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka uji statistik yang digunakan adalah regresi ganda dan uji korelasi product moment.

Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. (Sugiyono, 2010 :207).

Selanjutnya menurut Sugiyono, (2010:260) bahwa “terdapat perbedaan yang mendasar antara analisis korelasi dan regresi. Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik


(44)

hubungan yang bersifat simetris, kausal dan reciprocal, sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik - turunkan.”

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi persamaan tunggal atau analisis regresi ganda sedangkan analisis korelasi hubungan antara variabel menggunakan korelasi Product Moment.

I. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis regresi ganda dan uji korelasi produck moment yaitu sebagai berikut :

1. Model Regresi Persamaan Tunggal : Analisis Regresi

Menurut Kusnendi, (2008 : 3) bahwa dalam model ini hanya ada satu variabel akibat dan satu atau beberapa variabel penyebab. Karena dalam model hanya ada satu variabel akibat maka model hanya memiliki satu persamaan :


(45)

ryx1

ryx2

ryx3

Kusnendi,(2008:3)

Gambar 3.2 Model Regresi Persamaan Tunggal : Analisis Regresi Keterangan :

X1 = Pengetahuan Mahasiswa dalam Inovasi Boga X2 = Sikap Mahasiswa dalam Inovasi Boga

X3 = Ketrampilan Mahasiswa dalam Inovasi Boga

r

YX1 = Pengaruh X1 terhadap Y

r

YX2 = Pengaruh X2 terhadap Y

r

YX3 = Pengaruh X3 terhadap Y rxy123 = Pengaruh X123 terhadap Y

Semua varibel penyebab dalam model regresi persamaan tunggal disebut variabel Independen, sedang variabel akibat disebut variabel dependen. Dalam ilmu – ilmu sosial dan perilaku, model persamaan regresi tunggal biasa disebut model analisis regresi.(kusnendi,2008:3).

(X1)

(X2)

(X3)


(46)

2. Regresi Ganda

Analisis yang digunakan dalam penelian ini adalah analisis regresi ganda karena peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik trunkan nilainya).(Sugiyono,2010:274). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal 2.

Persamaan regresi untuk tiga prediktor adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Persamaan regresi untuk n prediktor adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + ….bnXn

3. Analisis dengan metode korelasi sederhana dan ganda

Analisis korelasi sederhana dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga (X1), sikap mahasiswa dalam inovasi boga (X2) dan keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga (X3) dengan nilai tambah masakan khas Sunda (Y). Analisis korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi Pearson product Moment (PPM), dengan rumus berikut ini:


(47)

r

xy

=

∑ Sugiyono : (2010 : 228)

Dimana :

rxy = Korelasi antara variabel X dan Y X = ( Xi – X )

Y = ( Yi – Y )

∑ ∑ ∑

∑ ∑

Sugiyono : (2010 : 228) Keterangan :

rxy : Koefisien Korelasi

∑y : Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

∑x : Jumlah skor total seluruh item dari seluruh responden uji coba n :Jumlah responden

(suharsimi Arikunto,2002:146)

Pedoman interprestasi hubungan antar variabel penelitian yaitu sebagai berikut :


(48)

Tabel.3.5

Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi rxy Koefisien ( r xy) Interpretasi

= 0 0 < r < 0,20 0,20 < r < 0,40 0,40 < r < 0,60 0,60 < r < 0,80 0,80 < r < 1,00

= 1

Tak berkorelasi Rendah Sekali

Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sekali

Sempurna (Suharsimi Arikunto,2002:254)

Uji signifikasi korelasi dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan atau bermakna antara variabel X1,X2,X3 dan Y, dan untuk menghitung koefisien korelasi menggunakan rumus t-student, yaitu:

Keterangan : t = Uji signifikasi r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Responden

t

= r

√'


(49)

Kriteria pengujian yaitu hipotesis diterima jika : t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 95 %, serta dk (derajat kebebasan) = n-2.

J. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksakan di Bandung yaitu di Jln. Raya Cinunuk No 186 di Perguruan Tinggi Akademi Tata Boga Bandung, populasi penelitian yang digunakan adalah mahasiswa D-III Tata Boga semester IV dan VI angkatan 2008 dan 2009.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011 dengan rincian kegiatan sebagai berikut:


(50)

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Minggu ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 1. Penyusunan

Proposal 2. Penyusunan

instrumen

3. Seminar proposal dan instrumen penelitian

4. Pengujian Validitas dan reliabilitas instrumen

5. Penentuan sampel 6. Pengumpulan data 7. Pengumpulan Data 8. Pembuatan draf

laporan

9. Seminar Laporan 10. Penyempurnaan

laporan 7. Penggandaan

laporan penelitian


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga terhadap nilai tambah masakan Sunda pada mahasiswa D – III Tata Boga Akademi Tata Boga Bandung angkatan 2008 dan 2009 disusun berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat pengaruh nyata antara pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda, artinya variabel pengetahuan mahasiswa dalam inovasi boga diprediksikan bila variabel berdiri sendiri atau individual dihitung secara statistik tidak berpengaruh terhadap nilai tambah masakan khas Sunda , karena semakin tinggi nilai pengetahuan yang di peroleh mahasiswa tidak meningkatkan nilai tambah masakan khas Sunda tersebut dengan demikian untuk merubah sikap mahasiswa supaya lebih menghormati budaya lokal yaitu dengan pembelajaran multikultural yaitu saling menghormati antara sesama walaupun berbeda etnis.

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap mahasiswa dalam inovasi boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda. Artinya variabel


(52)

sikap mahasiswa dalam inovasi boga diprediksikan baik secara bersama- sama maupun mandiri atau individual dihitung secara statistik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai tambah masakan khas Sunda , maka semakin tinggi nilai sikap yang di peroleh mahasiswa maka semakin tinggi pula nilai tambah yang didapat dan semakin rendah nilai sikap yang diperoleh mahasiswa semakin rendah pula nilai tambah masakan khas Sunda tersebut.

3. Tidak terdapat pengaruh antara keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga terhadap nilai tambah masakan khas Sunda. Artinya variabel keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga diprediksikan bila variabel berdiri secara mandiri atau individual dihitung secara statistik tidak berpengaruh terhadap nilai tambah masakan khas Sunda , maka semakin tinggi nilai keterampilan yang di peroleh mahasiswa tidak meningkatkan nilai tambah masakan khas Sunda tersebut.

4. Bahwa pengetahuan dan sikap serta keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai tambah masakan khas Sunda. Artinya variabel pengetahuan dan sikap serta keterampilan mahasiswa dalam inovasi boga diprediksikan bila variabel secara bersama- sama dihitung secara statistik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai tambah masakan khas Sunda , maka semakin tinggi nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang di peroleh mahasiswa


(53)

semakin tinggi pula nilai tambah yang didapat dan semakin rendah nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa semakin rendah pula nilai tambah masakan khas Sunda tersebut.

2. Saran

1. Bagi aspek teoritis

Adanya penelitian tindak lanjut tentang pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan nilai tambah bagi kearifan atau budaya lokalnya karena apabila tidak dibarengi oleh perubahan sikapnya, walaupun hasil teori dan prakteknya bagus atau tinggi nilainya belum tentu atau bahkan tidak akan mempengaruhi nilai tambah tersebut.

2. Bagi aspek praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para dosen, khususnya dosen mata kuliah inovasi boga, uji organoleptik dan masakan khas Sunda supaya dalam memberikan pembelajaran tidak merasa puas oleh hasil nilai tes pengetahuan dan keterampilan yang bagus saja, tetapi lebih ditekankan kepada perubahan sikap mahasiswa, agar mahasiswa mempunyai nilai tambah pada kearifan lokal atau budaya lokal daerah.

Penekanan dalam pengetahuan dan keterampilan memberikan perubahan modern tetapi dalam hal kearifan lokanya juga di munculkan supaya tujuan pembelajaran mata kuliah tersebut tercapai dengan tidak menghilangkan budaya daerahnya.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad,(2002). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Alisjahbana, S.T., 1986, Antropologi Baru, Jakarta, Dian Rakyat

Arikunto, S.(2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI),Jakarta : PT Renika Cipta.

Atmamihardja, R.M., (1958), Sadjarah Sunda djilid I, Bandung, Ganaco

Atmodjo, (1986), “Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam Modernisasi” dalam Ayatrohaedi(ed).Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Azwar, S (2004). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Capra, F., 2004, TitikBalik Peradaban: Sains, Masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan (penerjemah: Thoyibi, M., dari The Turning Point: Science, Society and The Rising Culture), Yogyakarta, Bentang (cet. Ke 6)

Creswell,John W. (2002). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches ,Jakarta : Kik Press.

Dahlan,M.D.,(1990). Model – Model Mengajar ( Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar). Bandung : Diponegoro.

Ekadjati,E. (2009). Kebudayaan Sunda Suatu Pendekatan Sejarah. Jakarta : Pustaka Jaya.

--- (2010). Masyarakat Sunda dan Kebudayaanya. Bandung : PT Alumni. Elcom, (2010). Belajar Kilat SPSS 17. Yogyakarta : Penerbit Andi dan Elcom Gulo,W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia.

--- (2005). Metode Penelitian, Jakarta : PT. Gramedia.


(55)

Herlina-Lubis, N., 1998, Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-1942, Bandung, Pusat Informasi Kebudayaan Sunda

Jamilah,(2005). Pendidikan IPS Pada Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pembelajaran PPKn di SMU 1 Garut). Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Jurriens, E (2006),Ekspresi Lokal dalam Fenomena Global : Safari Budaya dan Migrasi ( penerjemah: Setiawan, H, dari cultural travel and Migrancy: The artistic representation of Globalization in the electronic mediaof west Java). Jakarta : Pustaka LP3ES.

Koentjaraningrat, (1999), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

---( 1990), Pengantar IlmuA ntropologi, Jakarta ,Rineka Cipta (cet ke 8) Kusnendi, (2008). Model – Model Persamaan Struktural satu dan Multigroup Sampel

dengan Lisrel. Bandung : Alfabeta.

Levi-Strauss, C., 2005, Mitos dan Makna: Membongkar kode-kode Budaya (PenerjemahHok, L.P., dari Myth and Meaning), Serpong, MarjinKiri

Lubis, M., 2001, Manusia Indonesia (sebuah pertanggungjawaban), Jakarta, YayasanObor Indonesia

Mardalis, (2003). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta: Bumi Aksara.

Martiman, (2009). Potensi Kawasan Wisata Dalam Rangka Pemberdayaan masyarakat (Studi kasus Kawasan wisata Sorake di Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan). Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Mutaqin,Awan.,(2008). Individu Masyarakat dan Perubahan Sosial. Bandung. Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas pendidikan Indonesia.

Naisbitt,J.(1994), Global Paradox (penterjemah Budijanto). Jakarta : Binarupa Aksara.

Oemar Hamalik (1989). Psikologi Pendidikan Buku I. Surabaya : PT Bina Ilmu. Pai,Y. (1990), Cultural Foundation of Education. New York : MacMillan Publishing


(56)

Poespowardojo, S., 1986, Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam Modernisasi dalam Ayatrohaedied 1986, Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius), Jakarta, DuniaPustaka Jaya, hal 28-38

Purwanto, M.N.(1984). Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Rosda karya.

Rahayu,WP. (1998). Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik.Bogor : Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Tenologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Ratnaeni, ND.(2011). Analisis Nilai Kearifan Lokal Dalam Masakan Ala Sunda.Tesis : STKIP Pasundan.

Rosidi.A. (2010 ), Masa Depan Budaya Daerah, Kasus Bahasa dan Sejarah Sunda. Jakarta : Pustaka Jaya

Saladin Djaslim dan Oesman Yevis Marty,( 2003.) Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran,Bandung. Penerbit Linda Karya.

Santoso, Singgih,(2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Sapriya, Sadjarudin, Susilawati. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung : CV Yasindo Multi Aspek

Sedyawati,Edi. 1986, Keindonesiaan dalam budaya „Lokal Genius dalam Kesenian Indonesia“ dalam Ayatrohaedi (ed), Jakarta, Dunia Pustaka Jaya.

Sjafei, S.(1986). Peran Local Genius Dalam Kebudayaan (Ikhtisar Tanggapan) dalam Ayatrohaedi, Penyunting (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta : Dunia Pustaka Jaya. Hal.96-99

Slameto,(1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistim Kredit Semester.Jakarta : Bumi Aksara.

Slavian, Robert E.(2005). Cooperatve Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung, Nusa Media.

Smith,Adam.(1996). Teori ekonomi.Jakarta. : Bumi Aksara.

Soebadio, H., 1986, Kepribadian Budaya Bangsa dalam Ayatrohaedi penyunting (1986) Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius), Jakarta, Dunia Pustaka Jaya, hal.18-25


(57)

Soekanto,Soerjono.,(1990) Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Soekarto,S.(1981). Penilaian OrganoleptiK. Bogor : Pusbangtepa/Food Development Center Institut Pertanian Bogor.

Somantri, Muhammad Nu’man.(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Spradley, J.P., 2006, Metode Etnologi (penerjemah Elizabeth, M.Z., dari The Ethnographic Interview, ed.II, Yogyakarta, Tiara Wacana

Subagyom, P. dkk. (1984). Dasar – Dasar Operations Research Edisi 2.Yogyakarta : BPFE .

Suciyati, Yeni. (2006). Pembentukan Sikap Kewirausahaan Siswa Dengan Mengoptimalkan Pendidikan Bisnis Melalui Program Praktek Kerja Industri Di SMKN I Tarogong Kidul Garut. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana,N dan Rivai,A. (2002). Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

---(2005). Metoda Statistik, Bandung : Tarsito.

---(1989). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono,(2010), Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif, dan R & D, Bandung : CV Alpabeta.

---(2010), Statistika untuk Penelitian, Bandung : CV Alpabeta. --- (2007). Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alpabeta.

Sukiri, Sadono,(1999). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sukirno,Sadono.(1994). Pengantar Teori Mikroekonomi,Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada


(58)

Supardi,N. (2006).Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Produktivitas Kerja Peternak Sapi Perah (Studi pada Peternak Sapi Perah Di Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung). Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suparlan, P.( 2000), Ethnicity and Nationalty, among the Sakai: The Transformation of an Isolated Group into a Part of Indonesia Society, Antropologi Indonesia 62 (XXIV), h. 55-74

Suriasumantri,J.( 2006). Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Surjadi, ( 1984 ). Masyarakat Sunda, Budaya dan Problema.Bandung : PT Karya Nusantara

Syaefudin Udin Sa’ud,( 2008.) Inovasi Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Tilaar, HAR. ( 2004) Multikulturalisme : Tantangan – tantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta : Grasindo.

Trianto,(2007). Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Unaradjan, D, (2002). Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial.Jakarta : PT. Grasindo.

Wahana komputer,(2002) Solusi mudah dan cepat menguasai SPSS 17.0 untuk pengolahan Data Statistik. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Winneke, O.; Habsari, R., 2001, Kamus Lengkap Bumbu Indonesia, Jakarta, Gramedia

Wirartha, I M,(2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skrikpsi dan Tesis.Yogyakarta : Andi.

Wiriaatmadja,R. (1983). Dewi Sartika. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Women,J. dan Michael,M.(2002), Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga.

Yuniarsih,Tj.& Suwatno, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung : Alfabeta.


(59)

Sumber Internet :

Crosby (1979), Landasan Teori dan Pengertian Produktivitas (online). Tersedia : http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1-2007-irvanrubia-5225-bab-ii.pdf

Dedim, Aji. (2008), Nilai Tambah (oneline)Tersedia http://ajidedim. wordpress. Com /2008/12/15/konsep-nilai-tambah-syariah-bagian-satu /(15Desember2010) Juaran (1979), Landasan Teori dan Pengertian Produktivitas (online). Tersedia :

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1-2007-irvanrubia-5225-bab-ii.pdf

Karmadi, A.D.(2007), Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya (online)

http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/Budaya_Lokal-Agus.pdf

Makalah disampaikan pada Dialog Budaya Daerah Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, di Semarang 8 - 9 Mei 2007

Kartakusuma, R. 2011, tersedia http:// atlantissunda. wordpress. com/2011 /03/17/ masyarakat-adat-kisunda-tapak-lacak-parahiyangsaur-elingkeun-jaman-kawulaan / di unduh Kamis 16 Maret 2011.

Koenyit, (2008), Kuliner Sunda, yang Tak Lekang (online). Tersedia : http://koenjit.wordpress.com/2008/05/06/kuliner-sunda-budaya-yang-tak-lekang-oleh-waktu/. ( 5 Juni 2008)

Luthfiyadi . dkk, (2009). Keterampilan Proses (online). Tersedia : http:// www. scribd. com/doc/14825385/Keterampilan-Poses

Mulyadi, Dedi. ( 2008 ), Sunda Nanjung Lamun Pulung Turun Ti Galunggung http : // panglimatipurwakarta .wordpress. com / 2010 / 12 / 04 / pembangunan -pendidikan-yang-berbasis-nilai-nilai-kesundaan/ (12 April 2010)


(60)

Notoatmodjo (2003), Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Cetakkan ke Tiga. Jakarta : Rineka Cipta (online). Tersedia http:/ /bidanlia. blogspot. Com /2009/06/teori-pengetahuan.html ( 09 Juni 2009)

Rahman,F.(2010), Hidangan Sunda “Nu Nyunda” (online). Tersedia :

http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2010/12/18/hidangan-sunda-nu-nyunda/ (18 December 2010)

Solihin,D.2005. Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif (online). Tersedia http://www.slideshare. net/Dadang

Solihin/teoriteori-pembangunan-sebuah-analisis-komparatif (1 Juli 2011)

Sambara, (2008). Pengalaman dalam atmosfir sajian sunda yang sempurna (online). Tersedia: http://www.sajiansambara.com/index.html


(1)

Herlina-Lubis, N., 1998, Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-1942, Bandung, Pusat Informasi Kebudayaan Sunda

Jamilah,(2005). Pendidikan IPS Pada Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pembelajaran PPKn di SMU 1 Garut). Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Jurriens, E (2006),Ekspresi Lokal dalam Fenomena Global : Safari Budaya dan Migrasi ( penerjemah: Setiawan, H, dari cultural travel and Migrancy: The artistic representation of Globalization in the electronic mediaof west Java). Jakarta : Pustaka LP3ES.

Koentjaraningrat, (1999), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

---( 1990), Pengantar IlmuA ntropologi, Jakarta ,Rineka Cipta (cet ke 8) Kusnendi, (2008). Model – Model Persamaan Struktural satu dan Multigroup Sampel

dengan Lisrel. Bandung : Alfabeta.

Levi-Strauss, C., 2005, Mitos dan Makna: Membongkar kode-kode Budaya (PenerjemahHok, L.P., dari Myth and Meaning), Serpong, MarjinKiri

Lubis, M., 2001, Manusia Indonesia (sebuah pertanggungjawaban), Jakarta, YayasanObor Indonesia

Mardalis, (2003). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta: Bumi Aksara.

Martiman, (2009). Potensi Kawasan Wisata Dalam Rangka Pemberdayaan masyarakat (Studi kasus Kawasan wisata Sorake di Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan). Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Mutaqin,Awan.,(2008). Individu Masyarakat dan Perubahan Sosial. Bandung. Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas pendidikan Indonesia.

Naisbitt,J.(1994), Global Paradox (penterjemah Budijanto). Jakarta : Binarupa Aksara.

Oemar Hamalik (1989). Psikologi Pendidikan Buku I. Surabaya : PT Bina Ilmu. Pai,Y. (1990), Cultural Foundation of Education. New York : MacMillan Publishing


(2)

Poespowardojo, S., 1986, Pengertian Kearifan Lokal dan Relevansinya dalam Modernisasi dalam Ayatrohaedied 1986, Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius), Jakarta, DuniaPustaka Jaya, hal 28-38

Purwanto, M.N.(1984). Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Rosda karya.

Rahayu,WP. (1998). Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik.Bogor : Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Tenologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Ratnaeni, ND.(2011). Analisis Nilai Kearifan Lokal Dalam Masakan Ala Sunda.Tesis : STKIP Pasundan.

Rosidi.A. (2010 ), Masa Depan Budaya Daerah, Kasus Bahasa dan Sejarah Sunda. Jakarta : Pustaka Jaya

Saladin Djaslim dan Oesman Yevis Marty,( 2003.) Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran,Bandung. Penerbit Linda Karya.

Santoso, Singgih,(2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Sapriya, Sadjarudin, Susilawati. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung : CV Yasindo Multi Aspek

Sedyawati,Edi. 1986, Keindonesiaan dalam budaya „Lokal Genius dalam Kesenian Indonesia“ dalam Ayatrohaedi (ed), Jakarta, Dunia Pustaka Jaya.

Sjafei, S.(1986). Peran Local Genius Dalam Kebudayaan (Ikhtisar Tanggapan) dalam Ayatrohaedi, Penyunting (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta : Dunia Pustaka Jaya. Hal.96-99

Slameto,(1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistim Kredit Semester.Jakarta : Bumi Aksara.

Slavian, Robert E.(2005). Cooperatve Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung, Nusa Media.

Smith,Adam.(1996). Teori ekonomi.Jakarta. : Bumi Aksara.

Soebadio, H., 1986, Kepribadian Budaya Bangsa dalam Ayatrohaedi penyunting (1986) Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius), Jakarta, Dunia Pustaka Jaya, hal.18-25


(3)

Soekanto,Soerjono.,(1990) Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.

Soekarto,S.(1981). Penilaian OrganoleptiK. Bogor : Pusbangtepa/Food Development Center Institut Pertanian Bogor.

Somantri, Muhammad Nu’man.(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Spradley, J.P., 2006, Metode Etnologi (penerjemah Elizabeth, M.Z., dari The Ethnographic Interview, ed.II, Yogyakarta, Tiara Wacana

Subagyom, P. dkk. (1984). Dasar – Dasar Operations Research Edisi 2.Yogyakarta : BPFE .

Suciyati, Yeni. (2006). Pembentukan Sikap Kewirausahaan Siswa Dengan Mengoptimalkan Pendidikan Bisnis Melalui Program Praktek Kerja Industri Di SMKN I Tarogong Kidul Garut. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjana,N dan Rivai,A. (2002). Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

---(2005). Metoda Statistik, Bandung : Tarsito.

---(1989). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono,(2010), Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif, dan R & D, Bandung : CV Alpabeta.

---(2010), Statistika untuk Penelitian, Bandung : CV Alpabeta.

--- (2007). Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alpabeta.

Sukiri, Sadono,(1999). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sukirno,Sadono.(1994). Pengantar Teori Mikroekonomi,Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada


(4)

Supardi,N. (2006).Pengaruh Sikap Kewirausahaan Terhadap Produktivitas Kerja Peternak Sapi Perah (Studi pada Peternak Sapi Perah Di Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung). Tesis. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Suparlan, P.( 2000), Ethnicity and Nationalty, among the Sakai: The Transformation of an Isolated Group into a Part of Indonesia Society, Antropologi Indonesia 62 (XXIV), h. 55-74

Suriasumantri,J.( 2006). Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Surjadi, ( 1984 ). Masyarakat Sunda, Budaya dan Problema.Bandung : PT Karya Nusantara

Syaefudin Udin Sa’ud,( 2008.) Inovasi Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Tilaar, HAR. ( 2004) Multikulturalisme : Tantangan – tantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta : Grasindo.

Trianto,(2007). Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Unaradjan, D, (2002). Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial.Jakarta : PT. Grasindo.

Wahana komputer,(2002) Solusi mudah dan cepat menguasai SPSS 17.0 untuk pengolahan Data Statistik. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Winneke, O.; Habsari, R., 2001, Kamus Lengkap Bumbu Indonesia, Jakarta, Gramedia

Wirartha, I M,(2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skrikpsi dan Tesis.Yogyakarta : Andi.

Wiriaatmadja,R. (1983). Dewi Sartika. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Women,J. dan Michael,M.(2002), Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga.

Yuniarsih,Tj.& Suwatno, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung : Alfabeta.


(5)

Sumber Internet :

Crosby (1979), Landasan Teori dan Pengertian Produktivitas (online). Tersedia : http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1-2007-irvanrubia-5225-bab-ii.pdf

Dedim, Aji. (2008), Nilai Tambah (oneline)Tersedia http://ajidedim. wordpress. Com /2008/12/15/konsep-nilai-tambah-syariah-bagian-satu /(15Desember2010) Juaran (1979), Landasan Teori dan Pengertian Produktivitas (online). Tersedia :

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1-2007-irvanrubia-5225-bab-ii.pdf

Karmadi, A.D.(2007), Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya (online)

http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/Budaya_Lokal-Agus.pdf

Makalah disampaikan pada Dialog Budaya Daerah Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, di Semarang 8 - 9 Mei 2007

Kartakusuma, R. 2011, tersedia http:// atlantissunda. wordpress. com/2011 /03/17/ masyarakat-adat-kisunda-tapak-lacak-parahiyangsaur-elingkeun-jaman-kawulaan / di unduh Kamis 16 Maret 2011.

Koenyit, (2008), Kuliner Sunda, yang Tak Lekang (online). Tersedia : http://koenjit.wordpress.com/2008/05/06/kuliner-sunda-budaya-yang-tak-lekang-oleh-waktu/. ( 5 Juni 2008)

Luthfiyadi . dkk, (2009). Keterampilan Proses (online). Tersedia : http:// www. scribd. com/doc/14825385/Keterampilan-Poses

Mulyadi, Dedi. ( 2008 ), Sunda Nanjung Lamun Pulung Turun Ti Galunggung http : // panglimatipurwakarta .wordpress. com / 2010 / 12 / 04 / pembangunan -pendidikan-yang-berbasis-nilai-nilai-kesundaan/ (12 April 2010)


(6)

Notoatmodjo (2003), Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Cetakkan ke Tiga. Jakarta : Rineka Cipta (online). Tersedia http:/ /bidanlia. blogspot. Com /2009/06/teori-pengetahuan.html ( 09 Juni 2009)

Rahman,F.(2010), Hidangan Sunda “Nu Nyunda” (online). Tersedia :

http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2010/12/18/hidangan-sunda-nu-nyunda/ (18 December 2010)

Solihin,D.2005. Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif (online). Tersedia http://www.slideshare. net/Dadang

Solihin/teoriteori-pembangunan-sebuah-analisis-komparatif (1 Juli 2011)

Sambara, (2008). Pengalaman dalam atmosfir sajian sunda yang sempurna (online). Tersedia: http://www.sajiansambara.com/index.html