PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PENGELOMPOKAN IDE (CLUSTERING) BERBASIS MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP GANESHA KOTA BANDUNG.

DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………………...
PERNYATAAN ……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………....
UCAPAN TERIMAKASIH ……………………………………………..............................
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………...
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………..

ii
Iii
Iv
Vii
X
Xi
Xii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah Penelitian………………………………………………………..
B. Identifikasi Masalah Penelitian…………………………………………………………....

C. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………...
D. Batasan Masalah …………………………………………………………………………..
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………….
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………………......................
G. Anggapan Dasar …………………………………………………………………………..
H. Hipotesis …………………………………………………………………………………..
I. Definisi Operasional ……………………………………………………………………...

1
1
9
10
10
10
11
12
12
13

BAB II. LANDASAN TEORETIS PENELITIAN ………………………………………..

A. Metode Pembelajaran ……………………………………………………………………..
1. Pengertian Metode ………………………………………………………………………...
2. Syarat-syarat Metode Pembelajaran …………………………………..............................
B. Metode Pengelompokan Ide (clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi…………….
1. Metode Pengelompokan Ide (Clustering) ………………………………………………...
a. Pengertian Metode Pengelompokan Ide (clustering) ……………………………………..
b. Manfaat Penggunaan Metode Pengelompokan Ide (clustering) ………………………….
c. Langkah-langkah Metode Pengelompokan Ide (clustering) ……………………………..
d. Penggunaan Metode Pengelompokan Ide (clustering) dalam Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi ………………………….........................................................................
2. Media Pembelajaran ……………………………………………………..........................
a. Pengertian Media ………………………………………………………...........................
b. Peranan dan Kegunaan media pembelajaran ……………………………………………...
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran ………………………………………………………….
d. Media Gambar dalam Pembelajaran Menulis …………………………………………….
3. Gambar Fotografi Sebagai Media Pembelajaran …………………………………………
a. Pengertian Gambar Fotografi ……………………………………………………………..
b. Jenis-jenis Media Gambar fotografi ………………………………………………………
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Fotografi …………………………………….
d. Kriteria Memilih Media Gambar Fotografi ……………………………………………….

e. Tahap-tahap Menulis Karangan Narasi dengan Media Gambar Fotografi ……………
4. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Metode Pengelompokan Ide
(clustering) dengan Menggunakan Media Gambar Fotografi ……………………………

15
15
15
17
18
18
18
22
23

i

27
27
27
29

31
32
33
34
36
36
37
38
40

C. Hakikat Menulis ……………………………………………………………… …………
1. Pengertian Menulis ……………………………………………………………………….
2. Tujuan Menulis………………………………………………………………………..….
3. Fungsi menulis …………………………………..............................................................
4. Proses Penulisan…………………………………………………………………………...
D. Jenis-jenis Karangan ……………………………………………………………………..
1. Karangan Narasi …………………………………………………………………………..
2. Ciri-ciri Narasi ……………………………………………………………………………
3. Struktur Narasi ……………………………………………………………………………
4. Unsur Pembentuk Karangan Narasi ……………………………………………………..

5. Jenis-Jenis Karangan Narasi ……………………………………………………………...

42
42
44
47
53
57
59
59
61
63

BAB III. METODE DAN TEKNIK PENELITIAN ………………………………………
A. Metode Penelitian …………………………………………………………………………
B. Variabel Penelitian ………………………………………………………………………..
C. Prosedur Penelitian ……………………………………………………………………….
D. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………………………..
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………………….
F. Instrumen Penelitian ………………………………………………………………………

G. Persiapan pembelajaran …………………………………………………….....................
H. Teknik Analisis Data ………………………………………………………......................

65
65
66
67
70
70
72
81
83

BAB IV. DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………………………
A. Data dan Analisis Data ……………………………………………………………………
1. Deskripsi Profil Kemampuan Awal Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP Ganesha
Bandung …………………………………………………………………………………..
2. Proses Pembelajaran MenulisNarasi dengan Metode Konvensional ……………………..
3. Deskripsi dan Analisis Proses Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Metode
Pengelompokan Ide (clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi ……………………

4. Deskripsi Profil Kemampuan Akhir Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP Ganesha
Bandung ………………………………………………………........................................
5. Rekapitulasi Data Nilai Kemampuan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……...
6. Efektivitas Metode Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi
dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi …………………………………………..
B. Pembahasan Hasil Penelitia …………………………………………………..
1. Observasi Terhadap Penerapan Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Metode
Pengelompokan Ide (clustering) Berbasis Media gambar Fotografi ……………………..
2. Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Metode
Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi ……………………
3. Pembahasan Hasil Penilaian Kemampuan Menulis narasi………………………………..

89
89
89

49

107
109

132
155
159
169
169
171
174

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………... 176
A. Simpulan ………………………………………………………………………………….. 176
B. Saran ………………………………………………………………………………………. 179

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………..
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………….

181
184
226


1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

ini terlihat dari banyaknya alat komunikasi yang sangat memerlukan keterampilan
menulis karena dunia modern sangat identik dengan dunia ilmiah yang
memerlukan keterampilan menulis dalam menyampaikan pemikiran-pemikiran.
Pemikiran-pemikiran yang cemerlang dituangkan ke dalam tulisan-tulisan agar
dapat dibaca oleh orang banyak. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila
dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan ciri-ciri terpelajar.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Ahmadi dalam Syahrudin (2006: 2)
“di abad modern ini kemampuan menulis dengan jelas, padat dan tepat merupakan
kualifikasi yang pada umumnya diperlukan agar berhasil dalam dunia dagang,
pendidikan atau profesi”.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan orang
lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis
merupakan kemampuan mengekspresikan, pikiran, perasaan, pengalaman dalam
bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga tulisanya dapat
dipahami oleh pembaca.

2

Sebagaimana yang dikatakan Badudu (2000 : 10)
“menulis merupakan suatu keterampilan yang produktif dan ekspresif,
artinya selalu diperlukan dalam berbagai kepentingan dalam berbagai
kehidupan dan dapat mengungkapkan gagasan/ ide, pikiran dan perasaan
kepada orang lain secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan
lawan bicara”.
Meskipun telah disadari bahwa penguasaan bahasa tulis mutlak dalam
kehidupan, namun pada kenyataan di lapangan, keterampilan menulis khususnya
di sekolah menengah pertama masih belum pada standar yang diharapkan.
Kenyataan tersebut terjadi salah satunya karena faktor pengajaran yang selalu
memfokuskan anak pada teori-teori kebahasaan dibandingkan menuntut anak

untuk mahir dalam keterampilan berbahasa, salah satunya keterampilan menulis.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan menulis siswa masih rendah
dibandingkan dengan kegiatan berbahasa lainnya yaitu: berbicara, membaca, dan
menyimak. Dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa tidak dapat mengungkapkan dan menemukan ide, gagasan dan pikiranya
yang akan ditulis. Siswa tidak tahu bagaimana memulai dan menyusun ide-ide
untuk menulis. Kondisi ini diperkuat oleh pernyataan bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah-sekolah kita selama ini masih belum mencapai hasil yang
diharapkan, apalagi untuk sampai di sebut memuaskan (Jamaludin, 2003: 45).
Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat menuangkan ide, perasaan,
informasi, dan pemikiranya ke dalam tulisan. Penelitian yang dilakukan Heniati
(2006: 2) menyatakan bahwa faktor penyebab ketidakmampuan siswa tersebut
diantaranya guru lebih banyak menekankan teori dan pengetahuan bahasa dari
pada mengutamakan keterampilan berbahasa. Disamping itu proses belajar

3

mengajar lebih banyak didominasi oleh guru, kurang memberi kesempatan kepada
siswa untuk berperan serta. Nurmala (2008: 8) berpendapat bahwa kesulitan ini
disebabkan faktor psikologis dan metodologis. Secara psikologis, kebanyakan
siswa menganggap menulis sebagai beban karena merasa kurang mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Secara metodologis, guru
umumnya kurang bervariasi dalam memilih metode dan strategi pembelajaran.
Sejalan dengan yang dikatakan Durachman dalam Heniati
beberapa

hambatan

dalam

menulis,

hambatan

pertama

(2006: 5) ada
yaitu

sulitnya

mengungkapkan ide ke dalam tulisan. Hambatan kedua sangat miskinya bahan
yang akan di tulis. Hambatan ketiga kurang memadainya kemampuan kebahasaan
yang dimiliki. Hambatan keempat, kurangnya pengetahuan tentang kaidah-kaidah
menulis. Hambatan yang terakhir kurangnya kesadaran akan pentingnya menulis.
Oleh karena itu menjadi tugas gurulah untuk memilih metode dan media yang tepat
dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi terhadap hambatanhambatan yang dihadapi siswa dalam menulis. Dengan metode itu diharapkan
ditemukan solusi terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi.
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah
memerlukan pembelajaran yang menekankan bagaimana menulis itu sendiri,
bukan hanya teori-teori tentang menulis. Teori-teori bagaimana menulis yang baik
memang penting, tetapi praktik menulis itu sendiri lebih penting. Alwasilah
(2005: 5) menyatakan bahwa kesalahan pendidikan selama ini adalah
keberpihakan sistem kepada “kognitif” sehingga sedikit sekali siswa yang gemar
menulis.

4

Dalam kegiatan belajar mengajar, keterampilan menulis bukanlah sesuatu
yang dapat diajarkan melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh
keterampilan menulis hanya dengan menunggu, mendengarkan, atau mencatat
uraian guru. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan praktik yang
berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar siswa harus
langsung berlatih menulis. Tanpa adanya proses berlatih tidak mungkin
keterampilan atau kemampuan menulis pada diri siswa akan muncul. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Tarigan (1994: 1) bahwa keterampilan menulis hanya
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan, walaupun tidak
semua orang mempunyai minat dan bakat yang sama terhadap menulis.
Sebagai sebuah keterampilan, untuk mencapai kualitas tulisan yang baik,
kegiatan menulis dapat diupayakan melalui berbagai cara. Salah satu caranya
adalah melalui penggunaan metode pembelajaran menulis yang nyaman (tidak
membebani). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu aktivitas yang melibatkan aspek ide, motivasi, dan pikiran.
Aspek-aspek ini merupakan sarana bagi terekspresikannya gagasan dengan baik.
Penguasaan terhadap aspek-aspek ini dapat dilakukan melalui pelatihan, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dalam kegiatan menulis.
Faktor-faktor yang meliputi guru, siswa, dan materi pelajaran yang saling
mendukung akan menjadi penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Untuk itu
guru tentunya harus mempunyai kredibilitas atau kemampuan dan pengetahuan
yang cukup dalam melakukan kegiatan pembelajaran, memilih metode dan media

5

dalam pembelajaran yang tepat, sesuai, bervariasi; sehingga dapat membangkitkan
motivasi, minat, dan bakat siswa terutama dalam pembelajaran menulis.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) metode dan media
pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tidak dijabarkan
secara rinci. Dengan demikian, guru diberi kesempatan dan keleluasaan untuk
memilih metode dan media pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi
yang akan disampaikan. Berdasarkan hal tersebut jelaslah bahwa kemampuan
guru menerapkan metode dan media pembelajaran merupakan salah satu penentu
keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Salah satu standar kompetensi yang harus dimiliki siswa SMP dalam
keterampilan menulis adalah mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi
dan pengalaman secara tertulis dalam berbagai bentuk tulisan salah satunya adalah
menulis karangan narasi. Dengan demikian menulis karangan narasi merupakan
suatu kegiatan mengekspresikan kembali pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan
sebagai salah satu bentuk mengasah kemampuan berbahasa siswa, terutama
melatih kemampuan menulisnya.
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) efektif dan efisien maka guru ditntut
menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaranya. Salah satu
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khusus aspek
menulis di antaranya menggunakan metode pengelompokan ide (clustering).

6

Metode pengelompokan ide (clustering) adalah, suatu cara memilah
pemikiran-pemikiran yang saling berkaitan dengan menuangkannya di atas kertas,
tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya (DePorter, 2000:180). Artinya
sebuah pemikiran yang dikelompokan di atas kertas hampir sama seperti proses
berpikir yang terjadi dalam otak, walaupun dalam bentuk yang disederhanakan.
Clustering atau pengelompokan ide merupakan suatu cara memilah gagasan atau
menata pikiran dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, yaitu dengan cara,
melihat dan membuat kaitan antara gagasan, mengembangkan gagasan-gagasan
yang telah dikemukakan, menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar
mencapai suatu konsep, bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa
penyuntingan

atau

pertimbangan,

memvisualkan

hal-hal

khusus

dan

mengingatnya kembali dengan mudah, mengalami desakan kuat untuk menulis.
Selain itu DePorter (2000:184) mengatakan bahwa metode pengelompokan ide
(clustering) dapat digunakan untuk segala jenis tulisan, dari laporan, esai,
proposal hingga puisi dan cerita.
Selama ini, penerapan metode pengelompokan ide dengan menggunakan
media gambar dalam peningkatan keterampilan menulis siswa. Metode
pengelompokan ide (Clustering) tentu akan sangat membantu siswa dalam
memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi yang luar biasa
antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan
dalam proses menulis. Terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan
potensi kedua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu

7

konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman sehingga siswa dapat mengembangkan
tulisannya melalui pengelompokan ide (clustering).
Sebagai upaya untuk mencari alternatif dalam pembelajaran menulis,
khususnya kemampuan menulis karangan narasi. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode clustering atau pengelompokan ide sebagai metode menulis
karangan narasi bagi siswa SMP.
Selain metode yang inovatif dan variatif, salah satu cara untuk
meningkatkan minat dan gairah belajar siswa dalam menulis karangan narasi,
yaitu dengan menggunakan media yang menarik. Karena media adalah sarana
sebagai penyampai informasi (materi pelajaran) kepada penerima (siswa). Dengan
penggunaan media yang menarik, pembelajaran menulis narasi diharapkan lebih
menyenangkan dan dapat membantu kesulitan siswa dalam memperoleh ide
(inspirasi) ketika menulis karangan narasi. Pada umumnya hasil belajar siswa
dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama sehingga kualitas
pembelajaran mempunyai nilai tinggi, karena media pembelajaran meletakan
dasar-dasar yang kongkrit

untuk berfikir dan dapat mengurangi verbalisme.

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis telah mendapatkan nilai
yang positif, hal ini telah dibuktikan oleh seorang pakar pendidikan, yaitu
Suyatno. Suyatno (2004) telah mengujicobakan penggunaan media gambar
tersebut baik di SD, SMP, SMA maupun SMK. Dan hasilnya menunjukkan bahwa
media fotografi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Pemilihan subjek kelas VII Sekolah Menengah Pertama dalam
pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode pengelompokan ide

8

(clustering) berbasis media gambar fotografi karena berdasarkan sebagaimana
diketahui siswa kelas VII SMP merupakan siswa yang berumur antara 12-15
tahun. Desmita (2006: 194) merinci perkembangan kognitif siswa pada rentang
umur 12-15 tahun dikelompokkan sebagai kelompok masa remaja awal. Masa
remaja adalah suatu periode di mana kapasitas untuk memperoleh pengetahuan
secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini terjadi karena selama periode remaja
ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem syaraf yang
berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat.
Penelitian mengenai metode ini sudah pernah dilakukan, antara lain,
penelitian yang dilakukan oleh Tuniah dengan judul ”Penerapan Metode
Clustering dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Pada Siswa Kelas XI
SMA Negeri 18 Bandung dan penelitian Ayu Kurniasih yang berjudul
”Penggunaan Teknik Pengelompokan (Clustering) dalam Pembelajaran Menulis
Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 7 Bandung tahun ajaran
2007/2008”. Penelitian lain, dilakukan oleh Idah Faridah Laily dalam tesisnya
yang berjudul ” Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dan Kemampuan
Imajinatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Metode Imajinasi dengan Menggunakan
Media Gambar Fotografi.
Penelitian-penelitian tersebut membuktikan keberhasilan terhadap metode
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut akan
dijadikan pedoman untuk mengarahkan penelitian yang akan dilakukan. Oleh
karena itu, metode pengelompokan ide (clustering) diperkirakan efektif untuk

9

membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi yang perlu diteliti
secara empiris.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, diperlukan penelitian untuk
memberikan solusi yang tepat sehingga kemampuan menulis siswa dapat
meningkat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul”
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode
Pengelompokan ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi Pada
Siswa Kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung Tahun Ajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masaslah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Pengajaran menulis di sekolah belum terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat
dari kemampuan siswa dalam menulis masih minim. Kelemahan ini selain
disebabkan oleh siswa, juga karena diperlukan cara mengajar yang lebih
menarik, dan lebih bervariasi.

2.

Penggunaan metode dan media pembelajaran menulis harus lebih bervariasi.
Suatu metode dan media pembelajaran yang digunakan guru akan sangat
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu suatu metode
atau teknik yang tepat dan bervariasi dapat mendukung keberhasilan
pembelajaran.

10

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1.

Bagaimanakah kemampuan awal menulis narasi pada siswa kelas VII SMP
Ganesha Kota Bandung?

2.

Bagaimanakah proses pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode
pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi pada siswa
kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung?

3. Apakah

metode pengelompokan ide

(clustering) berbasis media gambar

fotografi efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi
siswa kelas VII SMP Ghanesa Koa Bandung?

D. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis hanya akan membahas masalah
yang berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi siswa melalui metode
pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi pada siswa
kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Mengidentifikasi kemampuan awal menulis narasi pada siswa kelas VII SMP
Ganesha Bandung.

11

2.

Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis karangan narasi melalui
metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi
pada siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung.

3.

Mengetahui keefektifan metode pengelompokan ide (clustering) berbasis
media gambar fotografi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung melalui

metode

pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap
proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan
menulis, baik dalam proses maupun hasil belajar siswa. Maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai pihak dan dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran menulis di sekolah-sekolah.
Secara rinci hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak antara lain:
Bagi peneliti dapat mengetahui dan menambah wawasan pengalaman di
dalam menerapkan metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media
gambar fotografi untuk meningkatkan kemampuan menulis. Bagi guru dapat
memperoleh

masukan

tentang

penggunaan

metode

pengelompokan

ide

(clustering) berbasis media gambar fotografi dan dapat menggunakanya sebagai
alternatif metode

pengajaran yang dilaksanakan di kelas. Bagi siswa dapat

memanfaatkan metode pengelompokan ide (clustering) untuk mengembangkan

12

kompetensi menulisnya secara efektif dan efisien dalam berbagai bentuk
karangan. Bagi lembaga pendidikan/ sekolah dapat mengembangkan metode
pengelompokan ide (clustering) ini untuk mata pelajaran yang ada dengan
menfasilitasi sarana dan prasarana. Bagi peningkatan ilmu pengetahuan dapat
memberikan kontribusi bagi peningkatan khazanah bahasa Indonesia.

G. Anggapan Dasar
Berdasarkan rumusan masalah, maka anggapan dasar yang dapat penulis
rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting.

2.

Kemampuan menulis siswa harus ditingkatkan dan mendapat latihan yang
proporsional dengan teknik yang bervariasi.

3.

Menulis karangan narasi merupakan latihan yang dapat memberi peluang
untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

4.

Metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi
dapat menjadi alternatif untuk membantu membuka inspirasi dalam menulis
karangan narasi.

H. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0 = metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi
tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa pada
siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung.

13

Ha = metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi
efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas VII
SMP Ghanesa Kota Bandung.

I.

Definisi Operasional
Dalam proses penelitian, seorang peneliti harus mempunyai konsep

operasional yang jelas agar hasil penelitiannya dapat memberi makna kepada
pembaca. Adapun definisi operasional penelitian ini, sebagai berikut.
1.

Peningkatan

kemampuan

menulis

karangan

narasi

adalah

upaya

meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi dalam menuangkan
ide, gagasan dalam bentuk tulisan karangan narasi. Menulis adalah kegiatan
mengekspresikan ide, gagasan atau perasaan mengenai sesuatu sehingga
dapat dipahami oleh pembaca. Saat menuangkan gagasan atau idenya, siswa
menunjukkan

kemampuan

dalam

mengorganisasikan

ide

karangan,

menggunakan pilihan kata, menggunakan kalimat, dan menggunakan ejaan
yang tepat.
2.

Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan
atau mengisahkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang telah terjadi, sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu. Karangan narasi merupakan salah satu
bentuk wacana yang mengutamakan penceritaan atau pengisahan suatu
peristiwa atau kejadian. Di dalam peristiwa itu terdapat berbagai tindakan
atau perbuatan yang terdapat dalam peristiwa berlangsung secara kronologis.

14

Jadi, yang dimaksud narasi di sini adalah tulisan atau karangan siswa kelas
VII yang menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa yang pernah
dialaminya, kemudian dirangkai dalam alur cerita yang mengandung unsur
perbuatan dan waktu.
3.

Metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi
dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah rangkaian kegiatan
menulis

yang

sistematis dengan menggunakan media yang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide tulisan dengan
mengembangkan dan menyusunya menjadi sebuah tulisan yang padu dan
sistematis ke dalam karangan narasi. Metode ini menekankan pada
generalisasi ide-ide dan penataan pikiran siswa serta memilah pemiikiranpemikiran yang logis dan bersistem untuk melahirkan, mengembangkan dan
menyususn ide sehingga melahirkan pola yang memberikan titik awal dari
rencana yang akan dikembangkan dalam tulisan (karangan). .

656
6

BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan metode penelitian, variabel penelitian,
populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
tahapan penelitian, dan teknik analisis data.

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat
suatu variable terhadap variable lain. Metode ini dilakukan dengan cara
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kelompok dan selanjutnya
mempelajari pengaruh dari perlakuan tersebut.
Desain penelitian yang digunakan adalah the randomized pretes-postest
contol group design (rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir
kelompok kontrol) (Syamsuddin, AR. Dan Vismaia, 2007: 160), yaitu sebagai
berikut.

RA

O1

X1

O2

RB

O3

X2

O4

65
6

66
6

Keterangan :
RA : Random assignment untuk kelas eksperimen
RB : Random assignment untuk kelas kontrol
O1 : Tes awal (prates) kelas eksperimen
O2 : Tes akhir (pascates) kelas eksperimen
O3 : Tes awal (prates) kelas kontrol
O4 : Tes akhir (pascates) kelas kontrol
X1 : Perlakuan pembelajaran menulis narasi melalui metode pengelompokan
ide (clustering) berbasis media gambar fotografi
X2 : Perlakuan pembelajaran menulis narasi melalui metode ceramah

Dalam desain penelitian ini, kedua kelompok diberi tes awal (prates) dan tes
akhir (pascates) dengan tes yang sama. Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (uji
perbedaanya). Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir,
dan antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh
dari perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2008: 205)

B. Variabel Penelitian
Fraenkel dan Wallen (2007:40) menyatakan bahwa variabel bebas adalah
variabel yang memberi pengaruh (menjadi sebab) dengan variabel yang diberi
pengaruh. Istilah lain dari variabel bebas adalah variabel perlakuan (treatment
variable), variabel intervensi (intervention variable), atau variabel eksperimen
(experiment variable). Sementara itu variabel terikat adalah variabel yang diberi
pengaruh/diukur sebagai akibat dari variabel yang memberi pengaruh. Istilah lain
variabel terikat adalah variabel akibat/hasil (outcome variable), variabel posttest
atau kriteria (posttest or criterion variable). Dalam penelitian ini yang dimaksud

6

67
6

variabel bebas adalah metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media
gambar fotografi dan variabel terikatnya adalah kemampuan menulis karangan
narasi siswa.

C. Prosedur Penelitian
Sebagai langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan
yang meliputi studi literatur dan studi pendahuluan di kelas pada waktu
pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang
akan diteliti dan menentukan variable penelitian, yaitu kemampuan menulis
karangan narasi dan metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media
gambar fotografi.
Langkah selanjutnya memperhatikan materi dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar bahasa Indonesia kelas

VII sekolah menengah pertama

sehingga diperoleh materi pokok, yaitu tentang menulis karangan narasi. Kajian
lebih lanjut tentang indikator penilaian menulis dari teori yang sudah ada serta
cara-cara

menganalisi

karangan.

Akhirnya

dirumuskan

suatu

rencana

pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode pengelompokan ide
(clustering) berbasis media gambar fotografi.
Proses pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode pengelompokan
ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dilaksanakan dengan langkahlangkah sebagai berikut.

6

68
6

1.

Guru mengadakan prates, baik terhadap kelas eksperimen maupun terhadap
kelas kontrol. Prates dilakukan untuk melihat kemampuan awal, kelas
eksperimen dan kelas kontrol sama atau tidak.

2.

Guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan narasi melalui metode
pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi pada kelas
eksperimen yang dilakukan oleh guru.

3.

Mengadakan pascates, baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Pascates dilakukan untuk melihat apakah hasil belajar yang diperoleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol ada perbedaan atau tidak. Pascates juga
dilakukan untuk melihat keberhasilan pembelajaran menulis karangan narasi
melalui metode pengelompokan ide (clustering) yang dilakukan kelas
eksperimen.
Langkah selanjutnya, menganalisis hasil belajar siswa dengan langkah-

langkah sebagai berikut.
1.

Menganalisis karangan siswa memuat aspek isi, struktur narasi, organisasi,
kosa kata, dan penulisan kata untuk mendeskripsikan secara kualitatif
kemampuan siswa dalam mengembangkan karangan sebagai bahan
pertimbangan penilaian karangan.

2.

Menilai karangan siswa berdasarkan kriteria penilaian untuk menghasilkan
data kuantitatif kemampuan menulis.

3.

6

Menguji secara statistik hasil nilai kelas eksperimen dan kelas control.

69
6

Bagan 3.1
Prosedur Penelitian Pembelajaran Menulis Narasi Melalui Metode
Pengelompokan Ide (clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi

Studi Pendahuluan
Kajian literatur

Kajian kurikulum
Perumusan Masalah
Penentuan metode pengelompokan ide (clustering)
berbasis media gambar fotografi

Penyusunan rancanagan metode pengelompokan ide
(clustering) berbasis media gambar fotografi

Penyusunan instrumen tes

Prates kelas kontrol

Prates kelas eksperimen

Pembelajaran menulis
narasidengan menggunkaan
metode konvensional dengan
teknik ceramah

Pembelajaran menulis narasi
melalui metode penggelompokan
ide (clustering) berbasis media
gambar fotografi

Pascates kelas kontrol

Pascates kelas eksperimen

Analisis data

Hasil

Simpulan

6

70
6

D. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Ghanesa Kota Bandung sebagai sumber
data penelitian. Populasi penelitian ini adalah Seluruh hasil belajar (karangan
narasi) siswa kelas VII SMP Ghanesa Kota Bandung sebanyak lima

kelas

berjumlah 170 orang. Dari lima kelas (VII A – VII E ) populasi tersebut diambil
dua kelas sebagai penelitian, yakni kelas VII-B dan VII-E.
Cara mengambil sampel disesuaikan dengan kemampuan, waktu dan
lainya. Sampel penelitian adalah hasil belajar karangan dari 2 kelas yang dipilih
secara acak yaitu VII-B dan VII-E yang masing-masing berjumlah 35 orang untuk
kelas VII-B dan 35 orang untuk kelas VII-E. Kemudian dari dua kelas yang
dipilih diadakan undian secara acak, selanjutnya ditentukan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Dari penentuan tersebut diperoleh kelas VII B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang
berkaitan dengan penelitian, diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data tersebut sebagai berikut.
1.

Studi kepustakaan, yaitu upaya untuk memperoleh keterangan ilmiah yang
merupakan landasan berpikir dalam menentukan arah penelitian. Sumber ini
berupa buku-buku karya ahli, dokumen-dokumen, karya ilmiah lain yang
berkaitan dengan masalah penelitian.

6

71
6

2.

Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung ke
lapangan dengan cara:
a. observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dari dekat kondisi nyata objek yang diteliti;
b. tes, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran
meliputi tes awal (dilakukan sebelum pembelajaran) dan tes akhir
(dilakukan setelah pembelajaran), baik di kelas eksperimen maupun di
kelas kontrol;
c. Angket, pada penelitian ini observer melakukan penyebaran angket skala
sikap untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran menulis
narasi melalaui metode clustering berbasis media gambar fotografi.
Angket diberikan kepada para siswa setelah perlakuan metode
pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi yang
diterapkan agar peneliti dapat mengetahui respon siswa terhadap metode
tersebut.
d. Wawancara
Wawanacara dilakukan terhadap guru untuk mengetahui tanggapan
guru terhadap metode pengelompokan ide (clustering) dan penggunaan
media gambar fotografi, berisi tentang kelebihan dan kelemahan metode
yang digunakan, pengaruh metode dan media terhadap peningkatan
kemampuan

menulis

narasi

siswa

serta

saran

guru

penyempurnaan metode pembelajaran yang dikembangkan ini.

6

terhadap

72
6

F. Instrumen Penelitian
Salah satu kegiatan dari perencanaan suatu penelitian adalah menyusun
instrument penelitian atau alat pengumpul data sesuai dengan masalah yang
diteliti. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Instrumen pembelajaran yaitu berupa silabus dan rencana pembelajaran yang
dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar.
2) Instrumen pengumpulan data berupa:
a) Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa sebelum
dan sesudah perlakuan. Bentuk tes yang digunakan adalah tes menulis
karangan narasi dengan kriteria penilaian berdasarkan aspek isi, struktur
narasi, organisasi, kosa kata, dan penulisan.
Tabel 3.1
Pedoman Penilaian Menulis Karangan narasi
Aspek
Skor
Isi
25-22
(bobot 25)
21-18

6

Tingkat
Sangat
Baik
Baik

17-14

Sedang

13-10

Kurang

25-22
Struktur
Narasi
(bobot 25)
21-18

Sangat
Baik

17-14

Sedang

Baik

Indikator
Isi cerita menggambarkan tema dan judul
dengan sangat tepat
Isi cerita menggambarkan tema dan judul
dengan tepat
Isi cerita cukup menggambarkan tema dan
judul
Isi cerita kurang menggambarkan tema dan
judul
Karangan memiliki unsur narasi dan
menggambarkan keseluruhan isi cerita
dengan sangat tepat
Karangan memiliki unsur narasi dan
menggambarkan keseluruhan isi cerita
dengan tepat
Karangan memiliki unsur narasi dan cukup
menggambarkan keseluruhan isi cerita

73
6

13-10

Kurang

Organisasi 20-18
(bobot 20)

Sangat
Baik

17-14

Baik

13-10

Sedang

9-7

Kurang

Kosakata 20-18
(bobot 20)
17-14

Sangat
Baik
Baik

13-10

Sedang

9-7

Kurang

Penulisan 10-9
(bobot 10)

Sangat
Baik

8-7

Baik

6-5

Sedang

4-3

Kurang

Karangan memiliki unsur narasi dan
kurang menggambarkan keseluruhan isi
cerita
Pokok
pikiran
diungkapkan
dan
dikembangkan dengan sangat sistematis;
urutan sangat logis dan padu
Pokok
pikiran
diungkapkan
dan
dikembangkan dengan sistematis; urutan
logis dan padu
Pokok
pikiran
diungkapkan
dan
dikembangkan dengan cukup sistematis;
urutan cukup logis dan padu
Pokok
pikiran
diungkapkan
dan
dikembangkan kurang sistematis; urutan
tidak logis dan padu
Perbendaharaan kata sangat variatif; sangat
sesuai dengan situasi
Perbendaharaan kata variatif; sesuai
dengan situasi
Perbendaharaan kata terbatas; cukup sesuai
dengan situasi
Banyak pengulangan kata; kurang sesuai
dengan situasi
Sangat menguasai kaidah penulisan kata
dan ejaan (kelengkapan huruf, tanda baca,
huruf kapital)
Cukup menguasai kaidah penulisan kata
dan ejaan (beberapa kata yang tidak
lengkap; tanda baca, penggunaan huruf
kapital cukup tepat)
Kurang menguasai kaidah penulisan kata,
dan kesalahan penulisan ejaan (banyak kata
yang tidak lengkap; kurang menguasai
penggunaan tanda baca, huruf kapital yang
kurang tepat).
Tidak menguasai kaidah penulisan kata
(hampir semua kata tidak lengkap; tidak
menguasai penggunaan tanda baca, huruf
kapital, dan spasi hampir semua tidak
tepat).

Nilai
100
maksimun
Sumber: Nurgiyantoro (2009: 307-308)

6

74
6

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan model penilaian di
atas, dibuat skala penilaian.(Purwanto, 2004: 45)
A = sangat baik, apabila memenuhi skor 86 sampai dengan 100
B= baik, apabila memenuhi skor 76 sampai dengan 85
C= sedang , apabila memenuhi skor 66 sampai dengan 75
D= kurang, apabila memenuhi skor 56 sampai dengan 65
E= kurang sekali, apabila memenuhi skor kurang dari 56
b) Lembar Observasi
Lembar observasi meliputi lembar aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa meliputi pengamatan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sejak awal sampai akhir pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk melihat gambaran dan kumpulan peristiwa
secara lengkap waktu proses pembelajaran berlangsung. Adapun format
untuk observasi pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Format Observasi Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Menulis Narasi Melalui Metode Pengelompokan Ide (Clustering)
Berbasis Media Gambar Fotografi
Aspek yang Dinilai
No.
1. Aktivitas
Guru
dalam
membuka
pelajaran
a. Guru mengucapkan salam
b. Mengajak berdoa dengan siswa
c. Mengabsen siswa satu persatu
d. Menanyakan pelajaran sebelumnya
e. Melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang materi yang telah dipelajari

6

SB

B

C

K

SK

75
6

2.

3.

6

Aktivitas guru dalam menyampaikan
materi pokok pembelajaran
a. Materi tentang unsur pembentuk
karangan narasi disampaikan dengan
tepat dan benar
b. Memberikan contoh karangan narasi
c. Memberikan penjelasan tentang unsur
pembentuk
karangan
narasi
berdasarkan contoh karangan narasi.
d. Memberikan
penjelasan
ciri-ciri
karangan narasi
e. Memberikan penjelasan langkahlangkah
dalam
membuat
pengelompokan ide (clustering)
Aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran
a. Membagikan kertas kosong kepada
siswa.
b. Membagikan gambar foto kepada
siswa.
c. Menyuruh anak untuk mengamati
gambar foto.
d. Guru membangkitkan respon siswa
dalam menginterpretasikan gambar
foto tersebut dengan mengajukan
pertanyaan kapan, di mana, siapa,
mengapa dan bagaimana.
e. Memberikan contoh tulisan clustering
(pengelompokan ide)
f. Menyuruh anak untuk memikirkan
dengan imajinasinya ide-ide yang
berhubungan dengan gambar foto.
g. Menghubungkan pengalaman siswa
dengan gambar yang dilihat tadi.
h. Menyuruh siswa untuk mendiskusikan
ide yang paling penting dan logis dari
sekian banyak ide yang akan
dijadikan topik dalam sebuah
karangan narasi.
i. Mendiskusikan bersama-sama siswa
langkah-langkah
membuat
pengelompokan ide (clustering)
j. Menyarankan
siswa
memulai
membuat
pengelompokan
ide
(clustering) dengan menuliskan topik
atau gagasan utamanya di tengah-

76
6

4.

6

tengah selembar kertas dengan huruf
kapital dan tulisan tebal.
k. Membimbing siswa untuk mengaitkan
atau menuliskan asosiasi hubunganhubungan yang terkait dari gagasan
utama atau kata kunci yang ditengah
dalam suatu pengelompokan ide
(clustering)
l. Menyarankan siswa untuk melingkari
setiap kata yang telah dikelompokkan
di sekitar gagasan utama dan
menghubungkanya dengan lingkaran
yang berada di pusat dengan menarik
garis.
m. Meminta siswa untuk brainstorm ide
ide yang relevan dengan topik dan
meletakkannya dalam lingkaran yang
dihubungkan dengan topik yang
berada di pusat
n. Memberi kebebasan kepada siswa
untuk
mengembangkan
pengelompokan
ide
(clustering)
dengan menggunakan gambar dan
warna sesuai dengan kreativitas
masing-masing.
o. Meminta siswa untuk memperhatikan
semua gagasan yang muncul dari satu
kata setelah pengelompokan terasa
lengkap dan semua asosiasi telah
terkumpul.
p. Meminta siswa untuk mencoret
gagasan-gagasan yang dianggap tidak
berhubungan atau yang tidak ingin
ditelusuri
q. Menyuruh
siswa
untuk
mengembangkan ide ke dalam tulisan
berdasarkan cluster (pengelompokan
ide) yang mereka buat ke dalam
karangan narasi.
r. Memberikan umpan balik terhadap
pekerjaan siswa.
Aktivitas guru dalam melaksanakan
evaluasi
a. Melakukan penilaian proses selama
KBM berlangsung. Misalnya, menilai
siswa yang aktif mengikuti arahan

77
6

5.

dalam membuat pengelompokan ide
(clustering).
b. Memberikan penilaian pada karangan
narasi siswa
c. Mengoreksi dan mendiskusikan salah
satu hasil karangan narasi siswa.
d. Memberikan umpan balik terhadap
tulisan siswa.
Kemampuan menutup pelajaran
a. Memberi kesempatan bertanya kepada
siswa
b. Menyimpulkan proses pembelajaran
c. Menugaskan pekerjaan rumah
d. Menginformasikan
materi
ajar
berikutnya
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang

Tabel 3.3
Format Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Menulis
Narasi Melalui Metode Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media
Gambar Fotografi
No.
1.

2.

6

Aspek penilaian
Keantusiasan dalam belajar
a. Mengikuti berdoa bersama-sama sebelum
pelajaran dimulai
b. Duduk dengan rapih
c. Sudah ada peralatan belajar di atas meja
seperti, pensil, pulpen, penghapus dan
buku
Keaktifan di kelas
a. Bertanya tentang unsur pembentuk
karangan narasi
b. Bertanya tentang ciri-ciri karangan narasi
c. Menjawab pertanyaan guru tentang

SB

B

C

K

SK

78
6

3.

4.

6

materi karangan narasi
d. Berani tampil ke depan kelas untuk
membacakan hasil karangan narasi nya
Keseriusan dalam belajar
a. Mendengarkan penjelasan guru
b. Pandangan mata ke depan dan duduk
dengan rapih
c. Memperhatikan contoh karangan narasi
yang diberikan oleh guru
d. Mengikuti pelajaran sampai akhir
e. Membuat pengelompoakan ide
(clustering)
f. Mengerjakan tugas menulis karangan
narasi berdasarkan pengelompoken ide
(clustering) yang telah dibuat
berdasarkan gambar
Keikutsertaan dalam pengarahan metode
clustering dengan menggunakan media
gambar fotografi
a. Menerima gambar dengan baik
b. Membaca visualisasi gambar bersama
guru
c. Siswa memberikan interpretasi terhadap
gambar yang telah mereka cermati.
d. Memerhatikan gambar dengan cermat
dalam menuangkan ide cerita.
e. Memerhatikan dengan cermat contoh
pengelompokan ide dalam menulis.
f. Mendiskusikan bersama-sama guru
langkah-langkah membuat
pengelompokan ide (clustering)
g. Siswa memulai membuat pengelompokan
ide (clustering) dengan menuliskan topik
atau gagasan utama di tengah-tengah
selembar kertas dengan huruf kapital dan
tulisan tebal.
h. Mengaitkan atau menuliskan asosiasi
hubungan-hubungan yang terkait dari
gagasan utama atau kata kunci yang
ditengah dalam suatu pengelompokan ide
(clustering)
i. Melingkari setiap kata yang telah
dikelompokkan di sekitar gagasan utama
dan menghubungkanya dengan lingkaran
yang berada di pusat dengan menarik
garis.

79
6

j.

5.

Mengungkapkan ide ide (brainstorming)
yang relevan dengan topik dan
meletakkannya dalam lingkaran yang
dihubungkan dengan topik yang berada di
pusat
k. Memperhatikan semua gagasan yang
muncul dari satu kata setelah
pengelompokan terasa lengkap dan
semua asosiasi telah terkumpul.
l. Mencoret gagasan-gagasan yang
dianggap tidak berhubungan atau yang
tidak ingin ditelusuri
m. Memberi nomor urut yang tampaknya
logis pada setiap gagasan dalam
pengelompokan tersebut.
n. Menulis karangan narasi berdasarkan
clustering (pengelompokan idenya)
o. Siswa melakukan penyuntingan terhadap
karangannya
Penguasaan materi
a. Mampu menjawab pertanyaan guru
dengan lancar
b. Mampu membuat karangan narasi sesuai
dengan arahan metode clustering
(pengelompokan ide)
c. Mampu menulis karangan narasi
berdasarkan tema gambar
d. Mampu menyebutkan unsur-unsur
pembentuk karangan narasi

c) Angket
Angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon
siswa

tentang

pembelajaran

menulis

narasi

melalaui

pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi.

6

metode

80
6

Tabel 3.4
Angket Skala Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Menulis
Menggunakan Metode pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis
Media Gambar Fotografi
No.
(1)
1.
2.
3
4.

5.

6.

7.
8.

9.

10..
11.

12.

13.

14.

6

Pernyataan
(2)
Menurut saya mata pelajaran Bahasa Indonesia
sangat membosankan.
Kesan pertama saya beranggapan pelajaran menulis
itu sulit.
Saya menganggap kemampuan menulis itu penting
dan perlu.
Saya menganggap kemampuan menulis itu penting
bagi saya karena banyak melatih mengemukakan ide,
pendapat, pikiran dalam menulis
Pembelajaran menulis dengan Penggunaan metode
pengelompokan ide dan media gambar fotografi
memudahkan saya mengembangkan ide cerita.
Pembelajaran menulis dengan pengelompokan ide
(clustering) membuat saya dapat menjelaskan topik
yang rumit menjadi sesuatu yang mudah dimengerti
Penggunaan metode pengelompokan ide dan media
gambar fotografi dapat memperkaya ide cerita.
Saya merasa terbantu dengan pembuatan
pengelompokan ide sebelum mengembangkan
sebuah tulisan.
Saya menyenangi pelajaran menulis narasi dengan
metode pengelompokan ide dan media gambar
fotografi.
Saya lebih menyenangi menulis narasi dengan cara
yang biasa dilakukan oleh guru (ceramah).
Saya kurang menyenangi cara mengajar menulis
narasi dengan menggunakan metode pengelompokan
ide dan media gambar fotografi.
Menulis narasi dengan metode pengelompokan ide
(clustering) dan media gambar fotografi sangat
membingungkan.
Menulis narasi dengan metode clustering dan media
gambar fotografi membuat saya mudah untuk
mencari gagasan dalam menulis narasi.
Metode pengelompokan ide (clustering) dan media
gambar fotografi membuat saya lebih bersemangat
dalam menulis narasi.

SS
(3)

S
(4)

TS
(5)

STS
(6)

81
6

d). Wawancara
Wawanacara dilakukan terhadap guru untuk mengetahui tanggapan guru
terhadap metode clustering dan penggunaan media gambar fotografi, berisi
tentang kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan, pengaruh metode dan
media terhadap terhadap peningkatan kemampuan menulis narasi siswa serta
saran guru terhadap penyempurnaan metode pembelajaran yang dikembangkan
ini.

G. Persiapan Pembelajaran
Adapun persiapan mengajar yang telah disusun mencakup beberapa
kegiatan berikut.
1) Perumusan tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menulis narasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan pembelajaran melalui
metode pengelompokan ide (clustering) berbasis media gambar fotografi dan
mengetahui perbedaan menulis narasi siswa sebelum dan sesudah diberi
perlakuan pembelajaran melalui metode pengelompokan ide (clustering)
berbasis media gambar fotografi.
2) Penentuan Alat Evaluasi
Dalam penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang

2 14 109

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII SMP N 3 Blora.

1 4 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun A

0 1 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Media Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Sjarbini Gesi Sragen Tahun A

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VII A SMP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 13

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS III SDN BUAHBATU KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 3 41

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR KARTUN DI KELAS V MI MUHAMMADIYAH KRAMAT

0 0 13