Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang
BABAKANMADANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh : Resi Ayu Hanisyah
(107013001027)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
iii
2011
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak duduk dibangku sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis adalah kemampuan dasar seseorang sebagai bekal belajar menulis dijenjang berikutnya. Keterampilan menulis ini merupakan keterampilan paling sukar dalam tingkatan berbahasa.
Pembelajaran menulis seringkali dianggap remeh oleh sebagian siswa, karena mereka menganggapnya membosankan dan mereka pun terkadang merasa kesulitan mengorganisasikan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulis. Pada penelitian ini saya mencoba menerapkan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis khususnya pada penulisan karangan eksposisi. Penulis melakukan penelitian pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang dengan jumlah siswa 39 orang yang terdiri dari 19 laki-laki dan 20 perempuan.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan menerapkan peta pikiran (mind maps). Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan penulis memberikan tes dan menyebarkan angket kepada siswa. Disamping itu, penulis melakukan wawancara kepada guru bidang studi bahasa Indonesia dan siswa.
Pada saat pretes diperoleh rata-rata nilai sebesar 62,51 dengan nilai tertinggi adalah 70 dan terendah adalah 50. Sedangkan pada postes diperoleh rata-rata nilai sebesar 75,21 dengan nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 70. Dari data tersebut diperolah kesimpulan bahwa pembelajaran menulis karangan eksposisi siswa kelas x sekolah menengah kejuruan (smk) PGRI babakanmadang meningkat setelah diterapkannnya peta pikiran (mind maps) dan siswa pun merasa termotivasi serta mampu menuangkan ide atau gagasan dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis karangan eksposisi siswa dapat terkembangkan secara optimal.
(3)
iv
Alhamdulillah, puji syukur penulis pajatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho dan bimbingan-Nya skripsi yang berjudul “Penerapan Peta Pikiran (Mind Maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor” dapat diselesaikan dengan lancar. Skripsi ini di susun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd.) dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini beriskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skrispsi ini, banyak pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dukungan serta arahan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kash yang sedalam-dalamnya, penulis menyampaikan penghargaan kepada semua pihak dan orang-orang yang telah berjasa yaitu:
1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Budi Suci Nurani, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini, atas bimbingan, arahan serta bantuannya lah skripsi ini diselesaikan dengan lancar.
4. Bapak dan Ibu guru beserta segenap staf dan karyawan SMK PGRI Babakamadang terutama Wibowo Saputro, MM.Pd., selaku kepala sekolah dan Masduki, M.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
(4)
v
semangat bagiku.
6. Adik-adikku tersayang yang tampan, terimakasih telah menghilangkan rasa bosan dan penat karena candaan dan keceriaan kalian.
7. Kekasihku Iwan Kurnia Rahmanto, yang selalu menemani di kala suka maupun duka. Terimakasih karena engkau tidak pernah lelah memotivasi, mengarahkan dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman seperjuanganku semua terutama teman-teman PBSI-B yang selalu memberikan dukungan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan dengan tulus baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang perduli terhadap perkembangan dunia pendidikan. Oleh karena itu, penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan usulan bagi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah Swt jualah penulis memohon semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, 15 Desember 2011
(5)
vi
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 4
D. Rumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 5
G. Tujuan Penulisan 7
BAB II LANDASAN TEORI
8
A. Hakikat Menulis 8
B. Karangan 11
C. Eksposisi 14
D. Peta Pikiran (Mind Maps) 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
22
A. Tempat dan Waktu Penelitian 22
(6)
vii
F. Tahapan Intervensi Tindakan 24
G. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan 25
H. Data dan Sumber Data 25
I. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data 26
J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 43
K. Teknik Pemeriksaan Studi 43
L. Teknik Analisis Data 44
M. Analisis Data dan Instrumen Hasil angket 44 N. Pengembangan Perencanaan Tindakan 46
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA,
INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN
PEMBAHASAN
47
A. Gambaran Umum SMK PGRI Babakanmadang 47
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 48
C. Keadaan Guru, Staff, dan Administrasi 48 D. Deskripsi Data Hasil Pengamatan efek/Hasil Intervensi
Tindakan 53
E. Pemeriksaan Keabsahan Data 58
F. Analisis Data 59
G. Interpretasi Hasil Analisis 88
H. Pembahasan Temuan Penelitian 92
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
96
A. Simpulan 96
(7)
(8)
ix
Tabel 3.2 Instrumen Postes 27
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian 28
Tabel 3.4 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa 45
Tabel 4.1 Keadaan Guru 48
Tabel 4.2 Staff dan Administrasi 51
Tabel 4.3 Nilai Pretes 52
Tabel 4.4 Urutan Nilai Pretes Terendah Sampai Tertinggi 54
Tabel 4.5 Nilai Postes 55
Tabel 4.6 Urutan Nilai Postes Terendah Sampai Tertinggi 56
Tabel 4.7 Kategori Pretes 58
Tabel 4.8 Kategori Postes 61
Tabel 4.9 Data Nilai Siswa Beserta Kategori Penilaian
Pada Pretes dan Postes 64
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Siswa 66 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Siswa 67 Tabel 4.12 Data Pretes dan Postes Siswa 69 Tabel 4.13 Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pokok
bahasan menulis sangat menarik minat siswa 75 Tabel 4.14 Saya lebih menyukai menulis karangan eksposisi
dibandingkan dengan jenis karangan lain 76 Tabel 4.15 Menulis eksposisi sangat mudah 76 Tabel 4.16 Saya pernah menulis karangan eksposisi sebelumnya 77 Tabel 4.17 Karangan eksposisi sangat memberikan manfaat bagi
(9)
x
tidak hanya dalam pembelajaran 79
Tabel 4.20 Menulis karangan eksposisi tidak membutuhkan
waktu yang lama 79
Tabel 4.21 Menulis karangan eksposisi membuat siswaantusias
dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 80 Tabel 4.22 Saya baru mendengar metode peta pikiran (mind maps) 80 Tabel 4.23 Metode peta pikiran (mind maps) adalah metode yang
sangat menarik. dan menyenangkan 81 Tabel 4.24 Metode peta pikiran (mind maps) membuat pembelajaran
menulis menjadi semakin mudah 81
Tabel 4.25 Peta pikiran (mind maps) tidak membuat pikiran menjadi
buntu 82
Tabel 4.26 Peta pikiran (mind maps) membuat siswa dapat
mengeksplor segala pengetahuannya 83 Tabel 4.27 Peta pikiran (mind maps) sangat fleksibel 83 Tabel 4.28 Peta pikiran (mind maps) mengarahkan siswa untuk
lebih terarah dalam menulis 84
Tabel 4.29 Menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran sangat membantu saya dalam mengorganisasikan ide-ide
kreatif 84
Tabel 4.30 Saya tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan
metode peta pikiran (mind maps) 85
(10)
xi
mengalami peningkatan setelah mempergunakan
metode peta pikiran (mind maps) 86
(11)
1
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dari empat keterampilan berbahasa lainnya dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam lembaga pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan menulis sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif. Dengan menulis seseorang akan lebih mengenali potensi dan kemampuan dirinya dalam berpikir, bernalar, berpengetahuan, mengembangkan gagasan dan menyerap berbagai informasi serta memperluas cakrawala keilmuan. Di samping itu bagi yang rajin menulis akan terlatih dalam memperluas gagasan secara sistematis dan logis, mengungkapkan
(12)
secara jelas dan menilai gagasanya secara objektif. Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu keterampilan menulis harus ditanamkan sejak dini.
Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan suatu kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di jenjang berikutnya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan. Walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa itu masing-masing saling melengkapi.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan paling sukar dalam tingkatan berbahasa. Untuk dapat menggunakan bahasa melalui sebuah tulisan, kita harus merangkaikan ide atau gagasan menjadi suatu tulisan yang bermakna utuh dan padu, agar pembaca dapat mengerti gagasan yang kita sampaikan. Selain mengorganisasikan idea tau gagasan, penulis juga harus dapat merangkaikan kalimat dengan tepat dan logis. Para pembaca sering kesulitan memahami dan mengartikan tulisan, karena kata-kata dalam kalimat yang dirangkaikan tidak jelas artinya atau tujuannya. Sebenarnya kemampuan menulis dapat dimiliki dengan cara berlatih terus-menerus. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia seringkali pembelajaran menulis sangat menjenuhkan. Dalam pelaksanaan KBM guru menyuruh siswa menulis karangan tanpa memberikan penjelasan. Padahal guru merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan KBM. Guru dituntut menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai kompetensi pembelajaran menulis yang akan
(13)
dicapai siswa. Menurut Smith dalam Suparno, pengalaman belajar menulis siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri.1
Dengan gambaran tersebut berbagai teknik pembelajaran dapat diterapkan untuk menunjang kemampuan menulis siswa. Salah satunya dengan strategi pembelajaran peta konsep atau peta pikiran (mind maps). Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Strategi peta pikiran dilakukan dengan membuat suatu sajian visual tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik dihubungkan satu sama lain. Peta pikiran sendiri bertujuan untuk membantu para siswa menuangkan gagasannya ke dalam tulisan yang lebih berstruktur. Salah satu pengajaran yang dapat diterapkan adalah dalam pembelajaran mengarang, misalnya karangan eksposisi. Dengan penerapan strategi peta pikiran siswa akan lebih mudah dan terarah. Peta pikiran akan membantu siswa membangkitkan ide-ide orisinil dan memacu ingatan secara lebih mudah.2 Siswa tidak akan merasa kesulitan karena strategi peta pikiran sangat menyenangkan dan memacu siswa lebih kreatif. Berkaitan dengan hal itu, penerapan teknik peta pikiran dalam menulis karangan eksposisi diharapkan mampu mengaktifkan kemampuan berpikir siswa dalam pengajaran bahasa. Selain itu, hasil belajar siswa diharapkan meningkat karena dalam proses pembelajarannya siswa digiring untuk memahami suatu konsep dan pengalaman.
Berdasarkan gambaran diatas, peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Atas dasar itulah maka peneliti mengaplikasikanya dalam judul Penerapan Peta Pikiran (mind maps) Sebagai Upaya Peningkatan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang.
Di SMK PGRI Babakanmadang, pemahaman tentang karangan eksposisi ini masih terbatas. Melalui penerapan peta pikiran ini, para siswa dapat dengan
1
Suparno dan Yunus Muhammad, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.4.
2
Bobby DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2005), h. 152.
(14)
mudah dalam membuat karangan eksposisi karena topik utama dan penjelas sudah dikonsep dan diarahkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Belum ditemukan strategi pembelajaran menulis yang tepat. 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan. 3. Penerapan peta pikiran (mind maps).
4. Menulis eksposisi.
5. Penerapan Peta Pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, penulis membatasi masalah penelitian ini pada “Penerapan Peta Pikiran (mind maps) Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas X SMK PGRI Babakanmadang”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah.
1. Bagaimana penerapan peta pikiran (mind maps) terhadap peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor?
2. Seberapa besar peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan peta pikiran (mind maps) pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor ?
(15)
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian umum dan khusus adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan peta pikiran di kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian khusus ini adalah untuk:
a. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui penerapan peta pikiran (mind maps) pada siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor.
b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara efektif melalui peta pikiran (mind maps) dalam peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor.
c. Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa setelah diterapkan peta pikiran.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat teori yang sudah ada. Misalnya teori tentang teknik peta konsep dalam pembelajaran menulis.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk siswa, guru dan lembaga pendidikan yag terkait.
a. Bagi Siswa
1) Tumbuhnya dorongan yang kuat pada diri siswa dalam proses pembelajaran menulis.
(16)
2) Meningkatnya kemampuan siswa baik aspek kognitif maupun afektif.
3) Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar khususnya dalam bidang menulis.
b. Bagi Guru
1) Diperolehnya teknik pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis karangan eksposisi.
2) Menambah keluasan dan kedalaman konsep menulis bagi guru bahasa dan sastra Indonesia.
3) Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga para guru dapat meningkatkan pembelajaran untuk memecahkan segala permasalahan yang ada.
4) Membantu memperlancar proses pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran.
5) Mendorong guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang lain untuk memperbaiki kinerjanya.
c. Bagi Lembaga Pendidikan yang terkait
1) Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
2) Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar.
3) Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbiki proses belajar mengajar umumnya dan pembelajaran menulis karangan khususnya.
4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif.
5) Meningkatnya kemampuan menulis karangan eksposisi siswa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
(17)
G. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana (S1).
2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan eksposisi setelah diterapkan teknik peta pikiran.
(18)
8
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis pada hakikatnya merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan aktif. 1
Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan.2
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain.3
Jadi menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ber bentuk tulisan sebagai media yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada orang lain.
Suatu tulisan atau karangan secara umum mengandung dua hal, yaitu isi dan cara pengungkapan atau penyajian. Keduanya saling mempengaruhi. Substansi sebuah tulisan dan tujuan penulisan akan menentukan cara pengungkapan, apakah lebih bersifat formal atau informal, dan ragam wacana yang akan digunakan, apakah lebih bersifat naratif, ekspositoris, argumentatif, atau persuasif. Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Gorys Keraf mengemukakan bahwa manfaat menulis, yaitu untuk (1) Mengenal diri sendiri.
(2) Lebih memahami orang lain.
(3) Belajar mengamati dunia sekitar dengan cermat.
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3.
2
M. Atar Semi, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h. 16.
3
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.3.
(19)
(4) Mengembangkan proses berpikir secara jelas dan teratur. 4
2. Tahapan Menulis
Secara umum tahapan menulis memiliki 4 tahapan di antaranya, pramenulis, menulis konsep, revisi, dan yang terakhir mengedit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan menulis.
Betty mattix dalam bukunya yang berjudul Reasoning and Writing Well berpendapat bahwa Penilaian situasi retorik dapat dianggap sebagai tahap awal dari proses penulisan. Bagian 1 dari buku ini fokus pada tahap awal penulisan-yang mempertimbangkan situasi retorik, pra-penulisan, dan penyusunan. Bagian 2 fokus pada hal-hal yang muncul selama revisi dan pengeditan.
Cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan menghilangkan segala mitos yang Anda mungkin telah dengar tentang menulis. Selanjutnya Anda akan memiliki kecenderungan untuk melakukan pendekatan " rancangan yang sempurna", yaitu mengharapkan untuk menyempurnakan setiap kalimat saat pertama kali dibuat.
a. Pra-penulisan. Tahap pertama dari menulis adalah pengaturan berbagai ide secara sederhana dalam berbagai bentuk atau macam yang berguna bagi fragmen, daftar, kalimat, atau susunan yang anda buat. Tujuan dari pra-penulisan adalah untuk menangkap dan menyimpan ide-ide yang ada.
b. Penyusunan. Ketika dalam penyusunan, Anda mengubah ide menjadi kalimat dalam cara yang kurang atau agak terorganisir. Tujuan berikutnya adalah membiarkan ide-ide Anda mengembangkan, memperluas, dan membentuk hubungan-hubungan yang ada. Penyusunan adalah tahap utama dalam penemuan dan eksplorasi.
4
(20)
c. Revisi. Meskipun revisi diklasifikasikan sebagai tahap ketiga dari menulis, hal itu terjadi setiap saat - berulang kapan saja diperlukan. Selama revisi, tujuan Anda adalah memikirkan kembali, memperbaiki, dan mengembangkan ide-ide yang ada.
d. Mengedit / membaca kembali. Tahap akhir ini membutuhkan pengujian terhadap ide-ide, rincian, kata-kata, tata bahasa, dan tanda baca yang berpengaruh dalam setiap kalimat.5
Sedangkan dalam buku lain, tahapan menulis antara lain.
a. Pramenulis (prewriting)
Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan ditulis. Dalam hal ini guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa memperoleh gagasan untuk dituliskan dan memilih tema tulisan.
b. Menulis konsep (drafting)
Tahap ini siswa membuat konsep karangannya dalam bentuk kasar. Dalam tulisan kasar inilah penulis berupaya untuk menarik pembaca dengan tulisannya. Dengan demikian konsep tulisan yang masih kasar ini lebih mengutamakan isi bukan hal-hal bersifat mekanis. Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilakukan dengan pemetaan pikiran yang sudah dibuatnya pada langkah pramenulis.
c. Merevisi (revising)
Pada tahap perbaikan siswa membaca kembali tuisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan tulisannya. Siswa berkesempatan untuk merevisi kekeliruan yang dibuatnya, baik dalam kekeliruan dalam penenmpatan gagasan, penyususnan tulisan, atau terkait dengan isi tulisan.
5
Betty Mattix Dietsch, Reasoning and Writing Well: a rhetoric, research guide, reader, and handbook, (New York: McGraw-Hill, 2006), h. 10-11.
(21)
d. Mengedit (editing)
Mengedit merupakan tahap penyempurnaan tulisan yang dilakukan sebelum dipublikasikan. Pada tahap ini siswa mengedit kesalahan mekanikal yang dibuatnya pada waktu menulis draf kasar. Pengeditan lebih diarahkan pada ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal lainnya. e. Publikasi (publishing)
Setelah semua tahap terlewati, maka sebagai tahap akhir adalah tahap publikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan penugasan untuk membacakan hasil karangan atau ditempel pada majalah dinding sekolah atau di depan kelas.6
B. Karangan
1. Arti Karangan
Kata karangan terdiri atas kata dasar karang dan akhiran –an . di antara arti kata karang ialah : rangkai, susun, gubah, cipta. Karangan berarti : rangkaian, susunan, gubahan, ciptaan, komposisi, karya. Sebagaimana dikatakan di atas, berdasarkan makna katanya, karangan berarti rangkaian, susunan, atau komposisi. Yang dirangkai adalah beberapa kesatua pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah komposisi.7
Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis.8
Robert Lado dalam wahyu wibowo mengungkapkan bahwa mengarang adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
6
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 119-121.
7
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), h. 228.
8
Suparno, Mohammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 3.1.
(22)
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.9
Karangan bisa berpuluh-puluh atau beratus-ratus halaman dan ada yang dibagi-bagi menjadi beberapa bab. Akan tetapi, ada karangan dalam bentuk kecil/ bentuk mini yang disebut paragraf. Karangan mengandung satu pikiran utama atau topik yang dinyatakan dalam satu kalimat utama dan dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas, misalnya dua sampai lima kalimat.
Jadi karangan adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang dirangkai dalam satu kesatuan pikiran yang bertujuan untuk mengungkapkan atau menyampaikan suatu gagasan ke dalam bentuk tulis.
2. Bentuk Karangan
Penamaan ragam suatu karangan lebih didasarkan atas corak yang paling dominan pada karangan tersebut.
a. Deskripsi (Pemerian)
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya.
b. Narasi (Penceritaan atau Pengisahan)
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
9
Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.. 56.
(23)
c. Eksposisi (Paparan)
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar memperjelas apa yang akan disampaikannya.
d. Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian)
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.
e. Persuasi
Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosioanal.10
3. Cakupan Karangan
Di muka sudah diketengahkan arti karangan. Berdasarkan hal itu, bila kita membicarakan karangan, ada beberapa hal penting yang perlu dicatat, yaitu: topik (tema), struktur, dan bahasa.
Topik adalah pokok pembicaraan atau inti bahasan. Yang dimaksud struktur adalah penyusunan (pengorganisasian) karangan. Telah dimaklumi
10
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.11-1.13.
(24)
bahwa alat utama kerangka adalah bahasa. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, atau kemauan disalurkan melalui bahasa. Dan agar bahasa, sebagai alat pelahir kesan batin, berfungsi sebagaimana mestinya, tuntutan bahasa yang baik dan benar harus dipenuhi, misalnya : kaidah ejaan, kaidah tata bahasa, pilihan kata (diksi), ragam yang sesuai, di samping penguasaan kosa kata.11
4. Bagian Utama Karangan
Karangan yang tersusun lengkap biasanya memenuhi tiga bagian utama. Ketiga bagian itu adalah : pendahuluan, isi (tubuh) karangan, dan penutup.
Bagian pendahuluan mengetengahkan hal-hal yang menarik perhatian pembaca tentang masalah yang dibahas dan alasan pembahasan.
Isi (tubuh) karangan adalah rincian atau pengembangan apa yang dinyatakan pada pendahuluan. Bagian penutup diwujudkan dalam satu bab, yaitu kesimpulan dan saran.12
C. Karangan Eksposisi
1. Hakikat Eksposisi
Eksposisi adalah jenis tulisan yang ditujukan untuk menuangkan ide, menjelaskan fakta dan opini. Jenis tulisan ini seringkali digunakan dalam buku teks, artikel majalah, dan laporan penelitian ilmiah (exposition is the type of writing devoted to the exspression of ideas, to explanations of fact and opinion. It is the kind used in textbooks, magazine articles, and reports of scientific research).13
Eksposisi berasal dari kata bahasa inggris exposition yang berarti
“membuka” atau “memulai”. Dan memang karangan eksposisi ini itu
11
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta, FITK UIN, 2004), h. 231.
12
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia,………., h. 232.
13
Louise E. Rorabacher and Georgia Dunbar, Assignments in Exposition: Sixth Edition, (New York, Harper & Row Publishers,___), h.3.
(25)
merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.14
Eksposisi adalah bentuk karangan yang menyampaikan informasi, menjelaskan, atau menerangkan sesuatu kepada pembaca.15 Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.16
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yag berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca.
Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.
Ciri-ciri tulisan eksposisi adalah sebagai berikut.
1) Tulisan itu bertujuan memberikan informasi, pengertian, dan pengetahuan. 2) Tulisan itu bersifat menjawab pertanyaan apa, mengapa, kapan, dan
bagaimana.
3) Disampaikan dengan gaya yang lugas dan menggunakan bahasa baku. 4) Umumnya disajikan dengan menggunakan susunan logis.
14
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.4.
15
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN , 2004), h. 230.
16
(26)
5) Disajikan dengan nada netral, tidak memancing emosi, tidak memihak dan memaksakan sikap penulis kepada pembaca.17
2. Langkah-Langkah Penyusunan Eksposisi
Langkah yang kita tempuh dalam membuat eksposisi ialah sebagai berikut:
a. Menentukan topik karangan. b. Menentukan tujuan penulisan.
c. Merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik.18
3. Teknik Pengembangan Eksposisi
Proses kegiatan yang kita laksanakan dalam menulis eksposisi dimulai tatkala kita memikirkan topik karangan. Namun, kegiatan menulis “yang sesungguhnya”, dalam arti mengembangkan tulisan dalam karangan, kita mulai setelah kerangka karangan tersusun dan bahan-bahan penulisan terkumpul. Untuk mengembangkan karangan eksposisi, ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan. Teknik-teknik tersebut adalah:
a. Teknik identifikasi
Teknik identifikasi adalah sebuah teknik pengembangan eksposisi yang menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat mengenal objek itu dengan tepat dan jelas. Sesuatu yang diidentifikasi dapat bersifat fisik atau konkret, dapat pula bersifat nonfisik atau abstrak. Kalau kita menggunakan teknik ini, kita harus mengenal dan melacak ciri-ciri objek secara baik. Kemudian,
17
M. Atar Semi, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h. 71.
18
Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.7.
(27)
lakukan proses penggambaran atau penjabaran ciri-ciri khusus objek yang akan dipaparkan.
b. Teknik Perbandingan
Pengembangan eksposisi dengan teknik perbadingan ini kita lakukan dengan mengemukakan uraian yang membandingkan antara hal-hal yang kita tulis dengan sesuatu yang lain. Perbandingan ini kita lakukan dengan menunjukkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara keduanya. Hal lain yang digunakan sebagai bandingan tentunya adalah hal yang telah diketahui pembaca. Dengan mengetahui kondisi pembaca kita dapat memperkirakan hal-hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui pembaca. Dengan membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh pembaca dapat diharapkan pembaca lebih mudah memahami hal baru yang kita sampaikan.
c. Teknik Klasifikasi
Dengan klasifikasi suatu pokok masalah yang majemuk dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan kemudian digolong-golongkan secara logis dan jelas menurut dasar penggolongan yang berlaku sama bagi tiap bagian tersebut. Hubungan yang logis dan jelas ini dapat dilihat ke bawah, ke atas, dan ke samping.
d. Teknik Definisi
Secara umum definisi itu adalah eksposisi terhadap arti kata-kata. Para pemakai bahasa biasanya selalu membatasi ragam arti kata-kata dalam bahasanya. Semakin jelas pembatasan arti itu, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, maka semakin jelas pula komunikasi gagasan atau ide dalam pikiran si penulis kepada pembacanya. Definisi kurang lebih merupakan penjelasan formal terhadap pembatasan-pembatasan arti-arti dengan tujuan untuk jelasnya komunikasi. Oleh karena itu, definisi banyak digunakan untuk mengembangka karangan eksposisi.
(28)
e. Teknik analisis
Dalam karangan eksposisi kita menjelaskan sesuatu, memberi keterangan tentang sesuatu, atau kita mengembangkan sebuah gagasan. Supaya eksposisi kita mudah diterima oleh pembaca, karena jelasnya, maka kita gunakan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan teknik analisis. Analisis itu merupakan cara memecahkan suatu pokok masalah. Suatu pokok masalah dipecah menjadi bagian-bagian yang logis. Cara penganalisisan suatu pokok masalah dapat bermacam-macam cara, sesuai dengan penglihatan dan penalaran kita. Oleh karena itu, teknik analisis dalam karangan eksposisi bisa mengambil bentuk bermacam-macam, antara lain analisis proses, analisis sebab-akibat, analisis bagian, dan analisis fungsional.19
D. Peta Pikiran (Mind Maps)
1. Pengertian Peta pikiran (Mind Maps)
Peta konsep atau Peta Pikiran, pertama kali ditemukan oleh Tony Buzan. Teknik ini didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.20
Pemetaan pikiran atau peta konsep adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.21 Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.22
19
Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 5.9-5.21.
20
Bobbi DePorter dan Mike Hernacky, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (New York: Dell Publishing. 1992), h. 153.
21
Mell Silberman, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2009), h. 188.
22
(29)
Pembuatan peta pikiran adalah strategi untuk membuat catatan mengenai hal-hal yang dianggap penting sebelum menulis, dengan kata lain, menulis ide-ide tentang topik tersebut dan mengembangkan ide-ide sejenis tersebut yang telah diasosiasikan oleh pemikiran penulis (making mind maps is a strategy for note-making before writing, in other words, scribbling down ideas about the topic and developing those ideas as the mind makes associations).23
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peta pikiran adalah proses berpikir kreatif peserta didik dalam menghasilkan ide-ide atau gagasan serta memudahkan dalam mengingat informasi. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Cara ini menenangkan, menyenangkan dan kreatif. Pikiran anda tidak akan menjadi mandeg karena mengulangi catatan jika catatan-catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.
Peta pikiran mudah dipelajari dan digunakan, dengan berlatih membuatnya dan kemudian menguasainya, siswa akan dapat segera memperbaiki kemampuan menulis dan mempergunakan waktu secara lebih efektif. Pemetaan pikiran memungkinkan siswa menuangkan informasi yang diperoleh di atas kertas sesuai cara pikiran siswa masing-masing dalam mengolahnya.
Untuk membuat suatu peta pikiran, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat.
23
(30)
Pemetaan pikiran memungkinkan siswa menuangkan informasi yang diperoleh di atas kertas sesuai dengan cara pikiran siswa mengolahnya, bukannya dalam bentuk garis besar yang kaku. Setiap peta pikiran adalah hasil khas pribadi orang yang membuatnya, tidak ada peta pikiran yang benar atau salah. Peta pikiran adalah teknik yang sangat tepat diterapkan dalam keterampilan menulis, karena dapat membantu siswa mengembangkan gagasan, ide, dan pikiran dalam bentuk tulisan.
2. Unsur-Unsur Peta Pikiran (mind maps)
Pemetaan pikiran adalah pencatatan nonlinier, tetapi tidak semua bentuk pencatatan nonlinier termasuk pemetaan pikiran. Sewaktu mengembangkan dan meneliti teknik ini. Buzan menyadari bahwa ada beberapa keuntungan tertentu yang diperoleh dari tiap unsur pemetaan pikiran.
Unsur-unsur ini adalah :
Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan, diletakkan di tengah halaman.
Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa peniaian.
Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
Hanya satu kata kunci ditulis perbaris.
Gagasan atau kata kunci dihubungkan ke focus pusat dengan garis.
Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan.
Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain.24
Menurut Dahar dalam Bobby, peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna.
24
Joyce Wycoff, Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran, (Bandung: Kaifa, 2003), h. 66-68.
(31)
Manfaat peta pikiran adalah sebagai berikut :
1. Fleksibel.
2. Dapat memusatkan perhatian. 3. Meningkatkan pemahaman. 4. Menyenangkan.25
25
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2005) , h. 172.
(32)
22
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI Babakanmadang pada siswa kelas X. Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Agustus sampai November Tahun Akademik 2011-2012.
B. Metode dan Rancangan Siklus PTK
Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan atau arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.23 Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK partisipan.
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus pertama pretes dan siklus kedua postes untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama dalam menulis karangan eksposisi melalui teknik peta pikiran (mind maps). Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
23
E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.11.
(33)
Siklus I
Siklus II
Gambar 1, Siklus Kegiatan PTK24
C. Persiapan PTK
Sebelum PTK dilaksanakan dibuat berbagai input instrumen yang akan digunakan uuntuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD). Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) Lembar Kerja Siswa, (2) Lembar Pengamatan, (3) Lembar Angket, dan (4) Lembar Evaluasi.
24
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. Kesepuluh, h. 74.
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan data
I Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/ pengumpulan data
II Refleksi II
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
(34)
D. Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor yang terdiri dari 39 siswa dengan komposisi perempuan 20 siswa dan laki-laki 19 siswa.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencanaan tindakan, dan pelaksana tindakan. Peneliti dalam penelitia ini berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia SMK PGRI Babakanmadang.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan pelaksanaan tindakan terdiri dari satu siklus yang terdiri dari siklus satu pretes dan siklus satu postes, yang bergantung pada tingkat penyelesaian masalah. Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini :
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi dan mengambil data pretes, kemudian merumuskan masalah. b. Bersama guru Bahasa Indonesia yang lain (team teaching)
berkolaborasi menerapkan peta pikiran sebagai solusi pemecahan masalah menulis karangan eksposisi.
c. Persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti: pembuatan silabus, rencana pembelajaran, dan lembar kerja siswa.
d. Membuat alat evaluasi, 2. Pelaksanaan /Tindakan
a. Guru menjelaskan rencana kegaiatan yang akan dilakukan.
b. Guru membimbing siswa untuk membuat sebuah karangan eksposisi pada selembar kertas.
c. Setiap siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa yang lain memperhatikan dan menilai hasil kerja temannya.
(35)
d. Guru memberikan latihan aplikasi konsep dan memberikan tugas yang sama pada pertemuan berikutnya,
e. Memberi tes di akhir siklus sebagai postest. 3. Pengamatan
Peneliti sebagai guru dibantu seorang observer mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil menulis karangan eksposisi siswa.
4. Refleksi
Menganalisis dan mengulas data meliputi hasil tes dan hasil observasi. Analisis data dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi siswa, terutama setelah diterapkan peta pikiran. Jika dari refleksi pada siklus I, terlihat adanya kekurang sempurnaan maka dilakukan perbaikan-perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus I pada siklus berikutnya.
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
1. Siswa mampu memahami cara menulis karangan eksposisi. 2. Siswa mampu memahami tentang teknik peta pikiran.
3. Siswa dapat menerapkan teknik peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi.
4. Siswa dapat menggunakan teknik peta pikiran dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi.
H. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sumber Data : Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI Babakanmadang, guru dan peneliti.
2. Jenis Data : Jenis data kualitatif yang terdiri dari hasil wawancara, hasil observasi, hasil angket, dan hasil menulis karangan siswa.
(36)
I. Instrumen –Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.25
Tes dibagi menjadi tiga, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan tes tertulis.
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal (pretes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.26
Teknik tes dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dari penggunaan strategi peta pikiran dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Teknik pengumpulan data tes berupa pretes dan postes. Pada waktu pretes, siswa diberikan tugas menulis karangan eksposisi. Pada waktu postes siswa diberi tugas mengembangkan karangan eksposisi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik ini sebagai berikut:
1) Mempersiapkan dan membuat instrumen tes 2) Mengujicobakan tes
3) Mengolah dan menganalisis hasil tes.
25
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 67
26
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 69-70.
(37)
Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian yang terdiri dari:
Tabel 3.1
Intrumen Pretes
Menulis Karangan Eksposisi
(
Pretes
)
Petunjuk
1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang disediakan. 3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Waktu mengerjakan 40 menit.
Soal
1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan tema “Lingkungan Sekolah SMK PGRI Babakanmadang” dengan memperhatikan:
Isi gagasan yang diungkapkan yang didukung data dan peristiwa.
Penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kelogisan isi karangan.
Topik atau ide pokok.
Pemilihan kata.
(38)
Tabel 3.2
Instrumen Postes
Menulis Karangan Eksposisi
(
Postes
)
Petunjuk
1. Kerjakan soal berikut dengan sebaik-baiknya. 2. Jawaban ditulis pada lembar yang disediakan. 3. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Waktu mengerjakan 40 menit.
Soal
1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan tema “SENTUL CITY”
dengan memperhatikan:
Isi gagasan yang diungkapkan yang didukung data dan peristiwa.
Penggunaan ejaan dan tanda baca.
Kelogisan isi karangan.
Topik atau ide pokok.
Pemilihan kata.
(39)
Analisis tes dilakukan dengan cara menentukan komponen penilaian pengembangan karangan eksposisi dengan skala untuk masing-masing aspek penilaian. Adapun kriteria penilaian penulisan karangan eksposisi sebagai berikut :
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian
Teknik Penulisan
Skor Kriteria Penilaian
1-25 Tulisan ditata dengan baik
1-20 Tulisan sudah ditata dengan baik, walaupun ada bagian yang sedikit kurang lengkap
1-15 Kekurangan dalam penataan tulisan seimbang, dengan hal-hal yang sudah baik
1-5 Tulisan tidak ditata dengan baik, urutan penulisan kacau.
Dukungan Data (Fakta Peristiwa)
Skor Kriteria Penilaian
1-25 Isi karangan sangan sesuai dengan data
1-20 Ada sedikit hal yang tidak sesuai dengan data, walaupun tidak mengurangi isi karangan
1-15 Lebih banyak dijumpai hal yang tidak sesuai dengan data 1-5 Isi benar-benar tidak sesuai dengan data
(40)
Penggunaan Bahasa
Skor Kriteria Penilaian
1-20 Struktur bahasa yag digunakan tidak satupun yang salah
1-15 Terdapat sedikit kesalahan struktur bahasa, tetapi mungkin kekeliruan penulisan
1-10 Masih terdapat kesalahan struktur bahasa
1-5 Tulisan tidak ditata dengan baik, urutan tulisan kacau
Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Skor Kriteria Penilaian
1-15 Sangat cermat, tidak ada penyimpagan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca
1-10 Sudah cermat, walaupun ada sedikit kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca
1-7 Terdapat cukup banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca
1-5 Penggunaan ejaan dan tanda baca sangat kacau
Pilihan Kata/Diksi
Skor Kriteria Penilaian
1-15 Kata-kata yang digunakan bervariasi dan penggunaan bentuk karangan sangat tepat
1-10 Kata-kata yang digunakan bervariasi, hanya terdapat sedikit kata-kata yang kurang cocok dan penggunaan bentuk karangan sudah tepat
1-5 Terdapat beberapa penggunaan kata atau istilah yang kurang tepat, tetapi tidak mengganggu pemahaman
(41)
2. Instrumen Nontes
Penilaian nontes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat dan kepribadian.27 Dalam instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Lembar observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.28 Lembar observasi ini terbagi menjadi dua, yaitu lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar digunakan untuk mengetahui proses pengajaran menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran, apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk mengamati interaksi pembelajaran di kelas.
b) Interviu (interview)
Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan interviu terpimpin atau guided interview , yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur.29
27
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 69.
28
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. Kesepuluh, h. 127.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. Ketigabelas, h. 155-156.
(42)
c) Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadiya, atau hal-hal yang ia ketahui.30 Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau interpretasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan perasaan dan lain-lain.31Angket diberikan kepada siswa setelah berakhirnya penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui respon siswa setelah belajar menulis karangan eksposisi dengan metode peta pikiran. Respon siswa yang ingin diketahui adalah apakah responnya baik, sedang, atau buruk.
d) Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan peta pikiran. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cetakan ketigabelas, h. 151.
31
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas : sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 173.
(43)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan I
Sekolah : SMK PGRI Babakanmadang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ semester : X/Ganjil
Aspek : Menulis
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit (1 pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2011/2012
A. Standar Kompetensi
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana.
B. Kompetensi Dasar
Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
C. Indikator
Karakter siswa yang diharapkan :
- Gemar menulis, siswa dengan materi dan metode ini akan menjadi senang dan rajin menulis.
- Cermat, siswa akan semakin cermat dalam menulis secara runtut dan sistematis setelah adanya metode ini.
(44)
D. Materi Pembelajaran
Pengertian karangan eksposisi.
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.
Langkah-langkah menyusun karangan eksposisi
Langkah yang kita tempuh dalam membuat karangan eksposisi adalah pertama, tentukan topik karangan, kedua menentukan tujuan penulisan, dan yang ketiga adalah merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Dalam membuat karangan eksposisi ada teknik-teknik yang harus diperhatikan di antaranya, teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik klasifikasi, teknik definisi, dan terakhir teknik analisis.
E. Metode
- Tanya jawab - Ceramah - Penugasan
(45)
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pendahuluan
- Guru mengucap salam.
- Guru membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa.
- Guru membagikan memberikan modul tentang pembelajaran yang akan disampaikan.
- Guru memberi apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
- Siswa memikirkan serta membuat kerangka karangan eksposisi. - Siswa mengerjakan karangan secara individu.
- Siswa diharuskan mengarang dengan kreatif sesuai tema. b. Elaborasi
- Siswa didampingi guru mengerjakan tugas, dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami siswa dapat menanyakan langsung kepada guru.
- Siswa memulai mengerjakan karangan eksposisi dengan tema ”SMK
PGRI Babakanmadang” selama 35 menit. c. Konfirmasi
- Guru memberi penguatan tentang materi hari ini.
G. Sumber Belajar
(46)
H. Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi
Teknik penilaian
Bentuk
instrumen Instrumen/soal Setelah mempelajari
materi ini, siswa diharapkan:
1) Mampu menetapkan topik berdasarkan tema tertentu. 2) Menyusun kerangka
karangan eksposisi. 3) Mengembangkan
kerangka yang telah disusun menjadi sebuah karangan eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
Penugasan Tes uraian
Buatlah karangan eksposisi dengan cermat!
Alat penilaian/pedoman penilaian
Tabel 1
No Nama
Pretes
Jumlah
I II III IV V
(47)
Keterangan
No.
Unsur yang dinilai
Pretes
Skor
Maksimal
Skor siswa
1. Teknik penulisan 25
2. Dukungan data/fakta peristiwa 25
3. Penggunaan bahasa 20
4. Penggunaan ejaan dan tanda
baca 15
5. Pilihan kata/diksi 15
Jumlah 100
Babakanmadang, 17 September 2011
Peneliti
(48)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan II
Sekolah : SMK PGRI Babakanmadang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ semester : X/Ganjil
Aspek : Menulis
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit (1 pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2011/2012
A. Standar Kompetensi
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana.
B. Kompetensi Dasar
Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
C. Indikator
Karakter siswa yang diharapkan :
- Gemar menulis, siswa dengan materi dan metode ini akan menjadi senang dan rajin menulis.
- Cermat, siswa akan semakin cermat dalam menulis secara runtut dan sistematis setelah adanya metode ini.
(49)
D. Materi Pembelajaran
Pengertian karangan eksposisi.
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menerangkan, atau menginformasikan sesuatu hal yang berfungsi untuk memperluas pengetahuan, pandangan, atau wawasan pembaca. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: (a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan; (b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta; dan (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi.
Langkah-langkah menyusun karangan eksposisi
Langkah yang kita tempuh dalam membuat karangan eksposisi adalah pertama, tentukan topik karangan, kedua menentukan tujuan penulisan, dan yang ketiga adalah merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Dalam membuat karangan eksposisi ada teknik-teknik yang harus diperhatikan di antaranya, teknik identifikasi, teknik perbandingan, teknik klasifikasi, teknik definisi, dan terakhir teknik analisis.
E. Metode
- Tanya jawab - Ceramah
- Peta Pikiran (mind maps) - Penugasan
(50)
F. Langkah-langkah Pembelajaran Pendahuluan
- Guru mengucap salam.
- Guru membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa.
- Guru membagikan memberikan modul tentang pembelajaran yang akan disampaikan.
- Guru memberi apersepsi tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
- Siswa memikirkan serta membuat kerangka karangan eksposisi. - Siswa mengerjakan karangan secara individu.
- Siswa diharuskan mengarang dengan kreatif sesuai tema. b. Elaborasi
- Siswa didampingi guru mengerjakan tugas, dan jika ada hal-hal yang kurang dipahami siswa dapat menanyakan langsung kepada guru.
- Siswa memulai mengerjakan karangan eksposisi dengan tema ”SMK
PGRI Babakanmadang” selama 35 menit. c. Konfirmasi
- Guru memberi penguatan tentang materi hari ini.
G. Sumber Belajar
(51)
H. Penilaian
Indikator pencapaian kompetensi
Teknik penilaian
Bentuk
instrumen Instrumen/soal Setelah mempelajari
materi ini, siswa diharapkan:
4) Mampu menetapkan topik berdasarkan tema tertentu. 5) Menyusun kerangka
karangan eksposisi. 6) Mengembangkan
kerangka yang telah disusun menjadi sebuah karangan eksposisi dengan pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
Penugasan Tes uraian
Buatlah karangan eksposisi dengan cermat!
Alat penilaian/pedoman penilaian
Tabel 1
No Nama
Pretes
Jumlah
I II III IV V
(52)
Keterangan
No.
Unsur yang dinilai
Pretes
Skor
Maksimal
Skor siswa
1. Teknik penulisan 25
2. Dukungan data/fakta peristiwa 25
3. Penggunaan bahasa 20
4. Penggunaan ejaan dan tanda
baca 15
5. Pilihan kata/diksi 15
Jumlah 100
Babakanmadang, 24 September 2011
Peneliti
(53)
J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, menyebarkan angket, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus.
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa, serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian.
Adapun tindakan yang diakukan adalah:
1. Pengambilan data dari berbagai nara sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.
2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih akurat. Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi, pedoan wawancara, menilai hasil praktik siswa.
3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya.
4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
(54)
L. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.
1. Teknik Kuantitatif
Pada teknik kuantitatif, peneliti menganalisis hasil kuantitatif dari siswa. Adapun yang diperoleh dari peneliti kemudian dikoreksi dengan memberikan nilai. Setelah itu nilai direkap keseluruhannya, untuk dihitung nilai rata-rata.
2. Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis teknik pengumpulan data yang berasal dari nontes, yaitu observasi atau pengamatan, angket, dan jurnal untuk mengetahui perubahan-perubahan dan perilaku siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I.
M. Analisis Data dan Intrumen Hasil Analisis
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan data. 32 Dari penelitian yang dilakukan data yag terkumpul terdiri dari hasil observasi aktivitas siswa sebagai indicator keaktifan siswa, hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan peta pikiran (mind maps), dan hasil belajar yag berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:
a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.
b. Menentukan rata-rata keseluruhan siswa mengikuti tes,
1) Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal uraian.
32
Mahsun M.S, Metode Penelitian Bahasa“Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 253.
(55)
2) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus :
Nilai akhir (NA) = Jumlah skor yang didapat siswa X 100
Skor Maksimum
Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan : Nilai rata-rata (X) = Jumlah skor seluruhnya
Jumlah seluruh siswa
c. Setelah menghitung rata-rata maka diadakan kembali perhitungan selisih nilai antara pretes ke postes dengan rumus:
Selisih nilai =
−
Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Persentase peningkatan nilai = X 100 %
Keterangan: N = Jumlah siswa
Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain pretes dan postes dengan menggunakan rumus .
=
Keterangan : ∑ d = ∑
−
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefisien t yang akan menunjukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi 5 % pada tingkat kepercayaan 95 %.
Langkah-langkah penggunaan sebagai berikut. 1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretes dan postes
(56)
2) Mencari kuadrat deviasi
∑X²d = ∑
−
3) Mencari pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %.
4) Menguji signifikan koefisien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika ≥ , hipotesis diterima.
Jika ≤ , hipotesis ditolak. Keterangan :
Md : mean dari perbedaan pretes dengan postes (postest-pretest) Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑x²d : jumlah kuadrat deviasi N : subjek pada sampel d.b. : ditentukan dengan N-1.33
N. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dengan penerapan peta pikiran (mind maps). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia siswa, faktor-faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 306-308.
(57)
47
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMK PGRI Babakanmadang
Sekolah SMK PGRI Babakanmadang berdiri pada tahun 2002 dengan alamat . Jalan Raya Babakanmadang, Kec. Babakanmadang – Kab. Bogor. SMK PGRI ini diketuai oleh Bapak Wibowo Saputro, MM.Pd. SMK PGRI ini merupakan SMK swasta pertama yang berada di wilayah Babakanmadang.
(58)
B. Visi, Misi, dan Tujuan sekolah
1. Visi Sekolah
Terwujudnya lulusan yang dapat diserap oleh dunia usaha.
2. Misi Sekolah
1. Melatih peserta didik untuk mampu berkarier.
2. Melatih peserta didik menjadi wirausahawan yang mandiri. 3. Membina siswa agar memiliki mental pekerja.
4. Mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi secara optimal melalui kegiatan ekstrakurikuler.
3. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari program SMK PGRI Babakanmadang adalah:
1. Pembenahan manajerial sekolah.
2. Peningkatan mutu tenaga pendidik (guru). 3. Pemeliharaan fasilitas sekolah.
4. Pemenuhan sarana dan prasarana ruang kelas baru.
C. Keadaan Guru, Staf, dan Administrasi
Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk menghantar anak didiknya kea rah yang lebih baik dan pada suatu taraf kematangan tertentu. Seorang guru dipercayakan untuk mengajar, dan juga dipercayakan untuk mengambil keputuan-keputusan, maka dari itu setiap lembaga pendidikan berupaya memiliki tenaga pengajar yang relevan dan berkompeten dengan pengembangan mata pelajaran di sekolah. SMK PGRI Babakanmadang daam hal ini juga selalu berupaya untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga pengajar yang professional dalam bidangnya dengan latar belakang pendidikan S1 dan S2.
(59)
TABEL 4.1 Keadaan Guru PROGRAM NORMATIF
No Nama Guru Pend.
Terakhir Mengajar Mata Diklat
1 Drs. Yuyun Yuniardi S 1 Pend. Agama
2 Umar Nurdin S 1 Pend. Agama
3 Hj. Mursih Sumiarsih, S.Pd I
S 1 PKN
4 Hendra Alamsyah, S.Pd S 1 Penjas
5 Masduki, MM.Pd S II Bahasa Indonesia
6 Drs. Sutoyo, MM.Pd S II Bahasa Indonesia
7 Drs. Saepudin S 1 Seni Budaya
8 Agus Suhendi, S.Pd S 1 Seni Budaya
PROGRAM ADAFTIF 1 Marlina, A.Md S 1 Matematika
2 Rojayana, S Pd S 1 Matematika
3 Titik Astari, SE S 1 KKPI
4 Adam Malik, S. Sos. I S 1 Bahasa Inggris
5 Umar Nurdin S 1 Bahasa Inggris
6 Ade Suparmadi Susanto, S. Pd
S 1
Kewirausahaan
7 Fitri Suisti, SE S 1 Kewirausahaan
(60)
9 Muhamad Sirinto, S.Pd. S 1 PLH (Mulok)
10 Drs. Sutoyo, MM.Pd S II PSP Jati Diri
11 Erom Irawan Effendi, MM. Pd
S II
PSP Jati Diri
12 R. Ebudi Wangi Saputra, SE
S 1
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
13 Siti Aminah, SE S 1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
14 Marlina, A.Md S 1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
15 R. Ebudi Wangi Saputra, SE
S 1
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
PROGRAM PRODUKTIF
1 Hery Rachmat Budiman,
SH S 1
- Melakukan Prosedur Adm
- Pengadaan/pengumpulan dok
- Memahami prinsip penyeleng.adm
- Mengatur perjalanan dinas
- Merencanakan &melaksanakan pertemuan
- Menangani surat masuk &
Keluar
2 Siti Aminah, SE S 1
- Menerima prinsip kerjasm dg. kolega
- Memberikan pelayanan pd
pelanggan
(61)
- Memproses transaksi keuangan
3 Fitri Suisti SE S 1
- Mengg. Peralatan Kantor
- Mengelola pertemuan rapat
- Menangani surat dan dok
Kantor
4 Elya Puspita, SE S 1
- Mengikuti Prosedur K3LH
- Prosedur adm transaksi
- Mempersiapkan proses trans
- melakukan negosiasi
5 Qonita Ningrum, SE
S 1
- Melaksanakan konfirmasi bisnis
- Melakukan konf kep pelanggan
- Melak penyerahan produk
6 R. Ebudi Wangi Saputra,
SE S 1
- Mengoprs aplikasi perangkat
lunak
- Membuat dokumen
7 Nining Rosini, MM.Pd S II
- Menerima prinsip prof.bekerja - Memahami prinsip-prinsip bisnis
8 Yulianingsih S1
- Menata produk
- Menemukan peluang baru
(62)
Tabel 4.2 Staf dan Administrasi
No Nama Ijazah
tertinggi Jurusan Staf Bidang
1 H. Rahmat Priatna,
MM.Pd Strata II Manajemen Wakasek
2 Endang Sasmita, MM.Pd Strata II Manajemen Pks.Bid Kurikulum
3 Istiarto, MM.Pd Strata II Manajemen Pks. Bid. DU/DI
4 Subingat, MM.Pd Strata II Manajemen Pks. Bid. Sarpras
5 Drs. Sutoyo, MM.Pd Strata II Manajemen Pks. Bid. Humas
6 Ayun Lestari, S. Pd Strata I B. Indonesia Bendahara Sekolah
7 Elya Puspita, SE Strata I Ekonomi Wakil Bendahara
8 Titik Astari, SE Strata I Ekonomi Administrasi
9 Jenal Abidin Strata I Manajemen Tata Usaha
10 Sandi Nur C Aditya Strata I IPA Tata Usaha
11 Marsono, SE Strata I Manajemen Tata Usaha
12 Suparta SMP - Penjaga Sekolah
(1)
dari persentase kenaikan sebesar 32,56 % serta peningkatan nilai dari pretes ke postes.
Tabel 4.33
Perolehan Nilai Menulis Dari Pretes Sampai Postes
No Nama Siswa Pretes Postes Keterangan
1. Abdul Syukur Alfarizi 60 75 Meningkat
2. Abdurahman B. 55 75 Meningkat
3. Ace Abdul Jafar 67 80 Meningkat
4. Ahmad Hakiki 55 73 Meningkat
5. Ani Endang Oktaviani 58 75 Meningkat
6. Arifin 66 73 Meningkat
7. Barda Ali Suhada 54 73 Meningkat
8. Deni Kurniawan 63 75 Meningkat
9. Dede Rahmanudin 65 75 Meningkat
10. Erna Wati 50 80 Meningkat
11. Fardi Yana 54 73 Meningkat
12. Fitriani 64 73 Meningkat
13. Hamdani 64 83 Meningkat
14. Hasan Basri 61 75 Meningkat
15. Hendra Gunawan 58 82 Meningkat
16. Hidayatullah 69 73 Meningkat
(2)
95
21. Kiki Pertiwi 57 71 Meningkat
22. Marsiah 70 80 Meningkat
23. Mulyadi 67 71 Meningkat
24. M. Saefullah 67 75 Meningkat
25. Nani Sumarni 53 73 Meningkat
26. Neneng Herawati 58 82 Meningkat
27. Nur Hasan Jamil mina 70 75 Meningkat
28. Raras Susila Wati 61 71 Meningkat
29. Riska Puspitasari 69 71 Meningkat
30. Rusdi Sugiri 57 73 Meningkat
31. Santi 59 71 Meningkat
32. Sarah 70 75 Meningkat
33. Siti Nuramilah 69 75 Meningkat
34. Siti Sumiati 61 70 Meningkat
35. Sri Maulani 70 82 Meningkat
36. Tusnia Ningsih 64 73 Meningkat
37. Tina Herlina 70 73 Meningkat
38. Ubaedilah 70 76 Meningkat
(3)
A. Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa :
1. Penerapan peta pikiran (mind maps) dapat diterapkan dalam menulis karangan eksposisi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor. Hal ini terlihat pada perbandingan nilai pretes dan postes. Pada pretes rata-rata nilai siswa adalah 62,51 sedangkan rata-rata nilai postes adalah 75,21.
2. Penerapan peta pikiran (mind maps) mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Babakanmadang, Sentul-Bogor. Hal ini ditandai dengan nilai hasil tulisan siswa yang mengalami peningkatan baik dari segi struktur penulisan, data peristiwa, penggunaan bahasa, penggunaan ejaan (tanda baca), serta pemiliha kata (diksi). Hasil ini dapat dilihat dari nilai pretes terendah 50 dan nilai tertinggi 70, sedangkan nilai postes terendah 70 dan nilai tertinggi 83.
(4)
97
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
a. Guru hendaknya selalu berusaha memberi dorongan atau motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam menulis.
b. Guru hendaknya mengajar dengan menggunakan metode atau teknik yag bervariasi sehingga membuat siswa tidak bosan dan siswa merasa nyaman.
c. Guru hendaknya memberikan perhatian dan waktu yang lebih banyak pada pokok bahasan menulis karangan karena menulis merupakan keterampilan yang tidak mudah.
2. Bagi siswa
a. Siswa hendaknya banyak membaca berbagai buku baik itu fiksi ataupun nonfiksi yang berkaitan dengan mengarang atau keterampilan menulis, dalam hal ini karangan eksposisi.
b. Siswa hendaknya lebih banyak berlatih menulis karangan.
c. Siswa hendaknya lebih aktif dan belajar menggali ide-ide atau gagasan melaui tulisan melalui berbagai sumber, yaitu salah satunya dengan menerapkan peta pikiran (mind maps).
(5)
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006.
Betty Mattix Dietsch. Reasoning and Writing Well: a rhetoric, research guide, reader, and handbook. New York: McGraw-Hill. 2006.
DePorter, Bobbi dan Mike. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. New York: Dell Publishing. 1999.
DePorter, Bobbi, dkk. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. 2004.
Hedge, Tricia. Writing. New York: Oxford University Press. 1990.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. 2010.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. 1984.
___________. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah. 1982.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press. 2010.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005.
Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN. 2004.
Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009.
(6)
99
Resmini, Novi, dkk. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi, Bandung: UPI PRESS. 2008.
Rorabacher, E. Louise and Georgia Dunbar. Assignment In Exposition. New York: Harper & Row Publishers.
Semi, Atar M. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara. 1995.
Silberman, Mel. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.
Suparno, Yunus Muhammad. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008.
Tarigan, H. G. Menulis : Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008.
Toner, Helen dan Elizabeth. AS Level English Language and Literature. Cambridge: Cambridge University Press. 2003.
Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003.
Wycoff, Joyce. Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa. 2003.
http://pkab.wordpress.com/2008/02/29/peta-pikiran-mind-mapping/Kamis. di unduh tanggal 30 juni 2011, 14.03 .