PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS III SDN BUAHBATU KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS III SDN BUAHBATU KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SAFITRI KURNIASARI NIM. 0903900

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BANDUNG

2013


(3)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS III SDN BUAHBATU KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Safitri Kurniasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Safitri Kurniasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013


(4)

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(5)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL PADA SISWA KELAS III SDN BUAHBATU KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Safitri Kurniasari

NIM. 0903900 ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya guru masih menggunakan metode ceramah serta dominasi guru dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan proses pembelajaran menjadi pasif dan membosankan. Sehubungan dengan permasalahan di atas, melalui penelitian ini diharapkan memperoleh cara yang tepat untuk perbaikan mutu pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Buahbatu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Penerapan media gambar tunggal diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi, karena media gambar tunggal ini dapat memancing siswa untuk menuangkan ide dan gagasannya kedalam bentuk tulisan. Dimulai dari hal-hal atau situasi yang nyata dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis & McTaggart (Trianto, 2011:31) yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus penelitian dimana tiap siklus difokuskan pada materi tentang karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Buahbatu dengan subjek penelitian kelas III. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media gambar tunggal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar siswa yang terus meningkat. Dari 28 orang siswa hasil tes pendahuluan hanya mencapai 14,28%, sedangkan yang diharapkan adalah 75% dari seluruh siswa mencapai KKM (nilai 60). Pada siklus ke I hasil belajar siswa baru mencapai 39,28%, Pada siklus ke II mengalami peningkatan menjadi 71,42% dan pada siklus ke III hasil belajar siswa mencapai 96,42%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar tunggal dapat meningkatkan kemampuan menulis terhadap siswa, maka peneliti merekomendasikan kepada pendidik mengenai penggunaan media gambar tunggal sebagai media pembelajaran menulis karangan narasi, karena dengan


(6)

iii

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan media gambar tunggal siswa dapat menuangkan ide dan gagasannya kedalam bentuk bahasa tulis.


(7)

NARRATIVE WRITING SKILLS ENHANCEMENT AUTHORSHIP SUBJECT TO INDONESIAN SINGLE FIGURES ON THROUGH MEDIA

CLASS III SDN BUAHBATU BANDUNG WEST DISTRICT By

Safitri Kurniasari NIM. 0903900

ABSTRACT

This research is motivated by low ability students in writing a narrative essay. Low ability students' writing is caused by various factors, among them teachers still use the lecture method and the dominance of the teacher in the learning process that causes the learning process to be passive and boring. In connection with the above problem, through this study is expected to acquire the right way to improve the quality of Indonesian language learning in primary school Buahbatu in improving students' ability in writing narrative essays. Application of a single image the media is expected to increase the students' ability in writing narrative essay, because this single image media can provoke students to ideas and ideas into written form. Starting from the things or situations are real and close to daily life hari.Metode used in this study is action research (PTK), using the model of action research Kemmis & McTaggart (Trianto, 2011:31) which consists of four stages: planning, implementation, observation and reflection. The fourth stage of the research was conducted in three cycles in which each cycle of the material focused on narrative essay using a single image media. The research was carried out in primary school Buahbatu with class III subjects. The purpose of this research is to improve the learning process and improve the ability to write a narrative essay. The results showed that the use of a single image media can enhance students' ability in writing narrative essays. This is evident from the acquisition of student learning outcomes that continue to rise. 28 students from the preliminary test results only reached 14.28%, while the expected was 75% of all students achieving KKM (value 60). In the first cycle to the new student learning outcomes reached 39.28%, In cycle II was increased to 71.42% and in the third cycle of student learning outcomes to reach 96.42%. It can be concluded that the use of a single image media can improve the students' writing ability, the researchers recommend to educators regarding the use of media as a single image narrative essay writing instructional media, because the media using a single image can students ideas and ideas into the form of written language.


(8)

iv

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat dan Hasil Penelitian... 4

1.5 Hipotesis Tindakan... 6

1.6 Penjelasan Istilah... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 8

2.2 Konsep Dasar Menulis ... 12

2.3 Narasi ... 14

2.4 Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 15

2.5 Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

2.6 Kerangka Berpikir ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode ... 22

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Subjek Penelitian ... 27


(9)

3.5 Instrumen Penelitian ... 31 3.6 Analisis dan Interpretasi Data ... 32


(10)

iv

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.7 Kriteria Keberhasilan ... 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Sekolah dan Data Awal ... 35 4.2 Hasil Penelitian ... 35 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 89 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan ... 95 5.2 Rekomendasi ... 96 DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Alat Pengumpul Data ... 99 2. Data Penelitian ... 147 RIWAYAT HIDUP ... 194


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Tes Belajar Siswa Pada Awal Tindakan... 37

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Tunggal Siklus I ... 43

Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Tunggal Siklus I ... 46

Tabel 4.4 Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Siklus I ... 50

Tabel 4.5 Format Penilaian Menulis Karangan Narasi Siklus I ... 51

Tabel 4.6 Refleksi Pembelajaran Siklus I ... 54

Tabel 4.7 Hipotesis Tindakan Siklus II ... 55

Tabel 4.8 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Tunggal Siklus II ... 59

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Tunggal Siklus II ... 63

Tabel 4.10 Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Siklus II ... 66

Tabel 4.11 Format Penilaian Menulis Karangan Narasi Siklus II ... 68

Tabel 4.12 Refleksi Pembelajaran Siklus II ... 71

Tabel 4.13 Hipotesis Tindakan Siklus III ... 71

Tabel 4.14 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Tunggal Siklus III ... 75

Tabel 4.15 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Gambar Tunggal Siklus III ... 78

Tabel 4.16 Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Siklus III ... 82

Tabel 4.17 Format Penilaian Menulis Karangan Narasi Siklus III ... 83

Tabel 4.18 Pendapat Siswa Tentang Pelajaran Bahasa Indonesia Menulis Karangan Pada akhir siklus ke III ... 87


(12)

iv

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(13)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ... 21 Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK ... 24


(14)

iv

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Grafik Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran

Pada Setiap Siklus ... 92 Grafik 4.2 Grafik Nilai Rata-rata Hasil Tes Belajar


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman ALAT PENGUMPUL DATA:

Lampiran 1 RPP Siklus I dan LKS Siklus I ... 99

Lampiran 2 RPP Siklus II dan LKS Siklus II ... 114

Lampiran 3 RPP Siklus III dan LKS Siklus III ... 127

Lampiran 4 Format Observasi Guru dan Siswa ... 142

Lampiran 5 Angket Siswa tentang Pelajaran Bahasa Indonesia ... 144

Lampiran 6 Format Penilaian Menulis Karangan Narasi ... 145

DATA PENELITIAN: Lampiran 1 Contoh Hasil LKS Siklus I ... 147

Lampiran 2 Contoh Hasil LKS Siklus II ... 150

Lampiran 3 Contoh Hasil LKS Siklus III ... 153

Lampiran 4 Contoh Hasil Evaluasi Siklus I ... 156

Lampiran 5 Contoh Hasil Evaluasi Siklus II ... 159

Lampiran 6 Contoh Hasil Evaluasi Siklus III ... 162

Lampiran 7 Hasil Observasi Peneliti Mitra ... 165

Lampiran 8 Contoh Hasil Angket ... 177

Lampiran 9 Foto Pelaksanaan Penelitian ... 182


(16)

iv

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap siswa yang kurang aktif dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran ini (Karwapi, 2012)

Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena mata pelajaran ini di samping menjadi salah satu mata pelajaran yang diujiannasionalkan juga mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra dengan aspek mendengar, berbicara, menulis, dan berbicara.

Pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan peserta didik dapat mencapai perkembangan intelektual, sosial, dan emosional sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran yang lainnya. Di samping itu, melalui pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Mulyasa dalam Karwapi (2012) menyatakan bahwa guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum sehingga perlu untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas, dan profesionalisme. Karena itu maka masalah rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa harus disikapi dengan melakukan berbagai modifikasi penggunaan strategi pembelajaran


(18)

2

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam metode belajar, motivasi internal, adanya kegembiraan dan kesenangan dalam belajar, dan integrasi belajar yang lebih menyeluruh ke dalam segenap pengorganisasian pembelajaran.

Di dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung antara dua orang atau lebih, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting didalam kehidupan manusia. Karena tanpa memahami bahasa sangat susah untuk bergaul dalam kehidupan yang dijalani. Oleh sebab itu manusia dituntut untuk mencari ilmu agar mudah dalam bergaul dan mengerti bahasa terutama dalam menulis. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Seperti yang dikatakan oleh Suriamiharja dkk (dalam Tarigan, 2009) bahwa menulis ialah: menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut. Dalam lingkungan sekolah pada dasarnya mengarang merupakan salah satu faktor yang paling penting guna untuk bisa menguraikan ide kedalam sebuah tulisan.

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang masih banyak terdapat kendala dalam pengaplikasiannya. Buktinya siswa kurang mampu menulis karangan serta rendahnya penguasaan bahasa tulis secara sempurna. Meraka tidak mampu menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ketentuan dalam ejaan bahasa Indonesia dengan benar. Mereka belum mampu mengarang dengan benar tanpa ada hambatan. Metode yang digunakan dalam belajar mengarang sangat tidak menarik sehingga banyak siswa yang tak memahami tentang mengarang bahkan siswa merasa bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dalam lingkungan bermasyarakat banyak siswa yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasanya kedalam bentuk bahasa tulisan yang benar dan mudah dimengerti oleh pembaca. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai


(19)

3

kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih.

Mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan–angan, penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia semuanya diciptakan sebagai pengarang agar mudah untuk mengaplikasikan kehidupan ini dengan benar.

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).

Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan observasi di kelas III SDN Buahbatu Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM, yakni 85,71% dari 28 siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis karangan. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan dan imajinasinya kedalam bentuk bahasa tulisan. Rendahnya kemampuan menulis pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: guru masih menggunakan metode ceramah, guru masih belum menggunakan media pada proses pembelajaran menulis karangan narasi, dominasi guru dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan proses pembelajaran menjadi pasif dan membosankan. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan yaitu dengan menggunakan media


(20)

4

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

gambar tunggal. Mengingat pentingnya kemampuan mengarang bagi siswa, maka penulis berusaha mengungkap seberapa peningkatan kemampuan mengarang melalui penggunaan media gambar tunggal. Untuk memperoleh informasi faktual, penulis akan mengadakan suatu penelitian di SDN Buahbatu dengan judul,

“Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia melalui Media Gambar Tunggal pada Siswa Kelas III SDN Buahbatu Kabupaten Bandung Barat”.

1.2Rumusan Masalah

Bertolak dari pemaparan latar belakang diatas. Peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk perencanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal?

3. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal?

1.3Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah penelitian yang dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui gambaran tentang bentuk perencanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal.

2. Mengetahui gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal.

3. Mengetahui gambaran tentang hasil peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal.


(21)

5

1.4Manfaat dan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut.

1.4.1. Manfaat teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah dasar, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menulis karangan narasi.

1.4.2. Manfaat praktis.

Media gambar tunggal dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa, dan data deskriptif tentang kemampuan menulis siswa pada sekolah dasar yang menjadi tempat penelitian.

Dua hal tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak diantaranya:

1) Bagi Lembaga

Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan inovasi dalam upaya mengembangkan kemampuan menulis pada anak melalui media gambar tunggal. 2) Bagi Guru

a. Sebagai bahan gambaran bagi guru selaku praktisi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis pada anak sekolah dasar melalui media gambar tunggal.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan menulis anak sekolah dasar. 3) Bagi Peneliti

a. Mengetahui gambaran yang jelas tumbuhkembang dan karakteristik anak sekolah dasar.


(22)

6

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Menambah wawasan pengetahuan tentang cara meningkatkan kemampuan menulis pada anak sekolah dasar.

1.5Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya (Arikunto; 2006).

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesis yang diajukan adalah dengan penggunaan media gambar tunggal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

1.6Penjelasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah - istilah yang terdapat dalam judul penelitian maka perlu adanya penafsiran terhadap istilah – istilah tersebut:

1.6.1 Kemampuan Menulis

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2007: 742) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan seseorang untuk menuangkan pikiran dan imajinasinya kedalam bentuk tulisan. Kemampuan menulis tidaklah berdiri sendiri melainkan saling berhubungan dengan kemampuan yang lain (Hartati dkk, 2009: 215)

1.6.2 Karangan Narasi

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Resmini dkk. (2009:106) mengemukakan bahwa istilah narasi berasal dari bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa menurut urutan kejadian


(23)

7

atau kronologis atau dengan maksud memberi arti kepada seluruh atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

1.6.3 Media Gambar Tunggal

Hamalik (1986 : 43) mengemukakan bahwa media gambar tunggal adalah sarana fisik yang berupa gambar tunggal dan memiliki satu tema yang berfungsi untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Gambar tunggal ini bisa berdiri sendiri atau bisa menyertai sebuah berita maupun sebuah features.


(24)

22

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode

Dari segi pendekatan analisis dan pengumpulan data digunakan pendekatan gabungan (mix method) antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif (Sugiyono, 2012: 26). Penggunaan pendekatan kuantitatif dikarenakan data-data serta sumber data dijaring melalui tes mengenai kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas III SD, khususnya yang dikembangkan secara standar memenuhi validitas dan reliabilitasnya. Selain itu juga karena perhitungan analisis data yang menggunakan teknik-teknik statistik. Pendekatan kualitatif digunakan karena pada proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancaran dan studi dokumentasi yang analisis datanya juga menggunakan teknik cross-cheque triangulasi data.

Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas IIIB SD Negeri Buahbatu. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tidakan kelas (Classroom Action Research) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1988). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru atau peneliti di dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang bersifat “praktis”, (Kasbolah, 1997:16). Dikatakan praktis karena penelitian ini menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipraktikkan oleh guru sehari-hari dalam mengelola program pembelajaran di dalam kelas.

Sedangkan menurut Arikunto (2006: 96), penelitian tindakan kelas yaitu “penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.”


(25)

23

Alasan penggunaan metode Penelitian Tindakan Kelas, karena Penelitian Tindakan Kelas memiliki ciri-ciri yang cocok dengan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti. Adapun ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui suatu rangkaian langkah yang bersifat spiral, yaitu suatu daur kegiatan yang dimulai dari perencanaan, diteruskan dengan pelaksanaan tindakan (PPPG, 2002:7 dalam Kusmiati, 2004:33).

Metode penelitian yang digunakan sifatnya deskriptif kuantitatif dengan teknik penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh guru sebagai pengelola program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Kasbolah dalam Resmini, (1998: 13) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas”. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas berarti guru akan dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan di kelasnya selama ini. Penelitian Tindakan Kelas juga memberikan keterampilan kepada guru untuk segera dapat menanggulangi masalah – masalah di kelas yang dihadapinya guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerjanya.

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk Sekolah Dasar (SD). Guru sebagai praktisi menghadapi berbagai macam permasalahannya, guru sendirilah yang paling tahu dan harus melakukan tindakan apa untuk melakukan perubahan menuju perbaikan.

Masalah penelitian yang tepat dikaji melalui metode deskriptif biasanya berkenaan dengan bagaimana kondisi, proses, karakteristik, dan hasil dari suatu variabel. Hasil dan kesimpulan dari penelitian deskriptif pada umumnya hanya


(26)

24

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

konsep dan variabel, atau menghubungkan variabel yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini variabel yang dideskripsikan adalah media gambar tunggal.

Berdasarkan pendekatan, metode, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang akan dijalankan akan tampak seperti bagan 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK

Bagan 3.1

Desain penelitian adaptasi dari Trianto (2011: 31)

Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1988). Model Kemmis dan


(27)

25

Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan model Kemmis dan Mc. Taggart ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing), reflektif (reflecting) dan perencanaan kembali. Secara rinci, tahapan Penelitian model Kemmis& MC Taggart sebagai berikut: 1.Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti.

2.Penyusunan perencanaan

Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

3. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.


(28)

26

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi. 5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. Model Kemmis & MC. Taggart ini digunakan karena tidak banyak tahapan yang digunakan sehingga dalam pelaksanaannya tidak terlalu menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian dan diharapakan dapat diselesaikan dengan waktu yang relatif singkat

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Buahbatu yang terletak di Cibodas Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dengan kondisi geografis di dataran tinggi yang memiliki suhu rendah dan akses jalan yang baik.

Lokasi ini dipilih dikarenakan penulis melakukan Progran Latihan Profesi (PLP) di sekolah tersebut sehingga penulis memahami keadaan – keadaan siswa


(29)

27

kelas IIIB SDN Buahbatu yang mana sebenarnya mereka memiliki potensi untuk lebih memahami tulisan maupun karangan yang telah dibuatnya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga minggu. Hal ini disesuaikan dengan hari efektif belajar dan jadwal pelajaran bahasa Indonesia di kelas IIIB SDN Buahbatu Lembang. Adapun gambaran waktu penelitian adalah sebagai berikut:

Siklus Pertemuan Hari/tanggal

I I 16 Mei 2013

II II 21 Mei 2013

III III 25 Mei 2013

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IIIB SDN Buahbatu yang berada di wilayah kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pada umumnya mereka berasal dari keluarga menengah kebawah, dan kurangnya dukungan dan perhatian dari orangtua siswa terhadap prestasi dan perkembangan siswa disekolah.

3.4 Prosedur Penelitian

Kegitana pertama yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan orientasi lapangan (Penelitian Awal) dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia untuk memperoleh gamabaran pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum menggunakan media gambar tunggal.

2. Mengevaluasi masalah-masalah pembelajaran terutama untuk pembelajaran bahasa Indonesia yang terdapat di sekolah tempat penelitian.


(30)

28

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah mengdakan orientasi lapangan, maka penelitian dimulai. Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

1) Menganalisis kurikulum bahasa Indonesia kelas III guna menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

2) Memilih media yang menarik dan sesuai dengan pokok bahasan.

3) Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebh terarah dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4) Menyusun instrumen penelitan berupa lembar observasi, lembar soal (tes), lembar wawancara dan lembar kuesioner.

5) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik .

6) Merevisi instrumen jika diperlukan. 2. Tahap pelaksanaan dan Pengamatan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus dimana pada setiap siklus memiliki empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Siklus I

Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan media gambar tunggal pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai berikut;

1) Guru memperlihatkan beberapa gambar kepada siswa

2) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai gambar yang telah diperlihatkan 3) Masing – masing siswa memilih salah satu gambar untuk dijadikan tema dalam


(31)

29

4) Siswa membacakan karangan yang telah dibuatnya di depan kelas

5) Siswa lain mendengarkan cerita yang dibacakan oleh temannya kemudian memberikan tanggapan

6) Siswa yang telah maju kedepan mendapatkan reward dari guru Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar tunggal. Pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.

Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar Bahasa Indonesia serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kemudian penulis mengulang kegiatan pada siklus II agar hasil belajar memenuhi indikator pencapaian yang telah ditetapkan.

Siklus II

Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan media gambar tunggal pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai berikut;

1) Guru memperlihatkan beberapa gambar kepada siswa

2) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai gambar yang telah diperlihatkan 3) Masing – masing siswa memilih salah satu gambar untuk dijadikan tema dalam

karangannya

4) Siswa membacakan karangan yang telah dibuatnya di depan kelas

5) Siswa lain mendengarkan cerita yang dibacakan oleh temannya kemudian memberikan tanggapan

6) Siswa yang telah maju kedepan mendapatkan reward dari guru Observasi


(32)

30

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar tunggal. Pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.

Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar Bahasa Indonesia serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kemudian penulis mengulang kegiatan pada siklus III agar hasil belajar memenuhi indikator pencapaian yang telah ditetapkan.

Siklus III Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan media gambar tunggal pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan kegiatan sebagai berikut;

1) Guru memperlihatkan beberapa gambar kepada siswa

2) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai gambar yang telah diperlihatkan 3) Masing – masing siswa memilih salah satu gambar untuk dijadikan tema dalam

karangannya

4) Siswa membacakan karangan yang telah dibuatnya di depan kelas

5) Siswa lain mendengarkan cerita yang dibacakan oleh temannya kemudian memberikan tanggapan

6) Siswa yang telah maju kedepan mendapatkan reward dari guru Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar tunggal. Pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.


(33)

31

Setelah mengkaji hasil belajar Bahasa Indonesia serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kemudian penulis menganalisis serta membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data, diperlukan instrument yang tepat untuk merefleksi masalah yang diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan instrument penelitian sebagai berikut:

3.5.1 Instrumen Persiapan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam persiapan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar tunggal. Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pendekatan dan metode pembelajaran serta evaluasi

3.5.2 Instrumen pengumpulan Data

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen sehingga masalah yang diteliti dapat direfleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah:

3.5.2.1Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Suherman, 2012:53). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud melihat relevansi yang terjadi dilapangan terkait dengan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal. Objek yang diobservasi diantaranya :

1) Observasi terhadap kinerja guru dalam merancang RPP. 2) Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.


(34)

32

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3) Observasi terhadap aktivitas belajar siswa. 3.5.2.2Tes

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertulis, yaitu dengan membuat karangan narasi. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas III Sekolah Dasar.

3.5.2.3Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Yang menjadi responden disini yaitu siswa kelas IIIB SDN Buahbatu. Angket diberikan pada akhir siklus ketiga.

3.6 Analisis dan Interpretasi Data

Data – data dalam penelitian ini dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Secara garis besar pengolahan data hasil penelitian mencakup tiga tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antaralain: 1) mengecek kelengkapan identitas siswa

2) mengecek kelengkapan instrumen 3) mengecek isian data

2. Tahap pengolahan

Pada tahap pengolahan data kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Pemberian skor terhadap soal tertulis dan menjadikan skor yang diperoleh setiap siswa yang menjadi subjek penelitian

2) Menjumlahkan setiap skor yang diperoleh siswa dan dibuat rata-ratanya pada setiap siklus


(35)

33

Adapun rumus yang dipakai untuk menghitung skor siswa dan menghitung skor rata-rata siwa adalah sebagai berikut:

a) Rumus menghitung skor siswa

N= x 100

Keterangan: N = Nilai Siswa

b) Rumus menghitung skor rata-rata siswa =

Keterangan : = Rata-rata hitung x = Nilai

N = banyanknya data 3. Tahap penafsiran data

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada saat menafsirkan data meliputi: 1) Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

2) Mendekripikan hasil temuan penelitian, mengidentifikasi kemudian menarik kesimpulan

3.7 Kriteria Keberhasilan

Tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa. KKM dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SDN Buahbatu adalah 60. Pada kenyataannya banyak siswa yang belum mencapai nilai tersebut, dengan penggunaan media gambar tunggal diharapkan nilai siswa dapat mencapai target yang sudah ditetapkan.

Standar keberhasilan tindakan perbaikan yang dilaksanakan guru untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru


(36)

34

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Guru berkemampuan baik apabila sekurang-kurangnya 75% menunjukan penguasaan indikator yang telah ditetapkan untuk setiap aspek performance guru dalam PTK (membuat RPP dan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar tunggal).

2. Bagi Siswa

Kemampuan siswa meningkat apabila minimal sebanyak 75% siswa dapat menuangkan ide – ide mereka kedalam bentuk tulisan yang berupa karangan narasi.


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan peneliti dilapangan tentang “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Media Gambar Tunggal pada Siswa Kelas III SDN Buahbatu Kabupaten Bandung Barat” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan penggunaan media gambar tunggal disusun sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arahan dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. Dalam Standar Proses guru harus menyusun dan mengembangkan RPP yang memuat: identitas mata pelajaran; Standar Kompetensi (SK); Kompetensi Dasar (KD) dari silabus yang akan dicapai; indikator pencapaian kompetensi; tujuan pembelajaran; materi ajar; alokasi waktu yang diperlukan; metode pembelajaran; kegiatan pembelajaran; penilaian hasil belajar dan yang terakhir sumber bahan. Dalam perencanaan guru telah menyusun beberapa kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal terdiri dari tiga siklus. Dimana dalam setiap siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam pelaksanaan proses


(38)

96

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran pada tiap siklus terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Hasil kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setiap siklus. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM 39,28% atau sebanyak sebelas orang dari jumlah siswa 28 orang, pada siklus II siswa yang mencapai KKM 71,42% atau sebanyak dua puluh orang dari jumlah siswa 28 orang dan pada siklus III siswa yang mencapai KKM 96,42% atau sebanyak dua puluh tujuh orang dari jumlah siswa 28 orang. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil karena sudah memenuhi standar ketuntasan belajar.

5.2Rekomendasi

Bertitik tolak dari kesimpulan diatas dan untuk memperoleh manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK), baik bagi guru, Kepala Sekolah maupun bagi para pengelola pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru perlu merancang dan mengoperasionalkan secara optimal rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

2. Hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penggunaan media gambar tunggal sebaiknya disosialisasikan kepada guru di Sekolah Dasar sebagai upaya membantu terlaksananya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam meningkatkan profesionalisme para guru.

3. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pemecahan masalah tentang bagaimana penggunaan media gambar tunggal dalam


(39)

97

pembelajaran bahasa Indonesia dikelas III, sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa.


(40)

97

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjad, M. G. dan Ridwan, S. H. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Febrianty, S. (2013). Karangan Narasi. [Online] tersedia di http://sakinah-febrianty.blogspot-.com/2013/01/karangan-narasi.html. [04 April 2013]

Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: ANGKASA.

Hartati, T., Ernalis. dan Churiyah, Y. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI PRESS.

Hermawan, R. et al. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Ian. (2010). Pengertian Media Gambar. [Online]. Tersedia di

http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/. [04

April 2013]

Kasbolah, Kasihani. (1997). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan.

Karwapi, M. (2012). Penerapan Teknik. [Online] tersedia di

http://karwapi.wordpress.com/2012/09/13/proposal-ptk-10-penerapan-teknik [04 April 2013]

Keraf, Gorys. (1981). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pendas. (2013). Media Gambar. [Online] tersedia di

http://pendas2013.blogspot.com/2013/01/ penggunaan-media-gambar-dalam-proses.html. [05 April 2013]

Resmini, N., Churiyah, Y. dan Sundori, N. (2009). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, N., Hartati, T. dan Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.


(41)

98

Semi, Atar. (2007). Dasar – dasar Keterampilan Menulis. Bandung: ANGKASA.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Tarigan, H. (2009). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: ANGKASA. Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PRESTASI PUSTAKA.

_____. (tahun di tulis) Karangan. [Online] tersedia di


(1)

34

Guru berkemampuan baik apabila sekurang-kurangnya 75% menunjukan penguasaan indikator yang telah ditetapkan untuk setiap aspek performance guru dalam PTK (membuat RPP dan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar tunggal).

2. Bagi Siswa

Kemampuan siswa meningkat apabila minimal sebanyak 75% siswa dapat menuangkan ide – ide mereka kedalam bentuk tulisan yang berupa karangan narasi.


(2)

95

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan peneliti dilapangan tentang “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Media Gambar Tunggal pada Siswa Kelas III SDN Buahbatu Kabupaten Bandung Barat” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan penggunaan media gambar tunggal disusun sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arahan dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. Dalam Standar Proses guru harus menyusun dan mengembangkan RPP yang memuat: identitas mata pelajaran; Standar Kompetensi (SK); Kompetensi Dasar (KD) dari silabus yang akan dicapai; indikator pencapaian kompetensi; tujuan pembelajaran; materi ajar; alokasi waktu yang diperlukan; metode pembelajaran; kegiatan pembelajaran; penilaian hasil belajar dan yang terakhir sumber bahan. Dalam perencanaan guru telah menyusun beberapa kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal terdiri dari tiga siklus. Dimana dalam setiap siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam pelaksanaan proses


(3)

96

pembelajaran pada tiap siklus terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3. Hasil kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar tunggal dapat dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setiap siklus. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM 39,28% atau sebanyak sebelas orang dari jumlah siswa 28 orang, pada siklus II siswa yang mencapai KKM 71,42% atau sebanyak dua puluh orang dari jumlah siswa 28 orang dan pada siklus III siswa yang mencapai KKM 96,42% atau sebanyak dua puluh tujuh orang dari jumlah siswa 28 orang. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil karena sudah memenuhi standar ketuntasan belajar.

5.2Rekomendasi

Bertitik tolak dari kesimpulan diatas dan untuk memperoleh manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK), baik bagi guru, Kepala Sekolah maupun bagi para pengelola pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru perlu merancang dan mengoperasionalkan secara optimal rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

2. Hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penggunaan media gambar tunggal sebaiknya disosialisasikan kepada guru di Sekolah Dasar sebagai upaya membantu terlaksananya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam meningkatkan profesionalisme para guru.

3. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pemecahan masalah tentang bagaimana penggunaan media gambar tunggal dalam


(4)

97

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran bahasa Indonesia dikelas III, sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjad, M. G. dan Ridwan, S. H. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Bandung: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Febrianty, S. (2013). Karangan Narasi. [Online] tersedia di http://sakinah-febrianty.blogspot-.com/2013/01/karangan-narasi.html. [04 April 2013]

Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: ANGKASA.

Hartati, T., Ernalis. dan Churiyah, Y. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI PRESS.

Hermawan, R. et al. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Ian. (2010). Pengertian Media Gambar. [Online]. Tersedia di http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-media-gambar/. [04 April 2013]

Kasbolah, Kasihani. (1997). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan.

Karwapi, M. (2012). Penerapan Teknik. [Online] tersedia di

http://karwapi.wordpress.com/2012/09/13/proposal-ptk-10-penerapan-teknik [04 April 2013]

Keraf, Gorys. (1981). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pendas. (2013). Media Gambar. [Online] tersedia di

http://pendas2013.blogspot.com/2013/01/ penggunaan-media-gambar-dalam-proses.html. [05 April 2013]

Resmini, N., Churiyah, Y. dan Sundori, N. (2009). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, N., Hartati, T. dan Cahyani, I. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.


(6)

98

Safitri Kurniasari, 2013

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Tunggal Pada Siswa Kelas III SDN Buah Batu Kabupaten Bandung Barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Semi, Atar. (2007). Dasar – dasar Keterampilan Menulis. Bandung: ANGKASA.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Tarigan, H. (2009). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: ANGKASA. Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PRESTASI PUSTAKA.

_____. (tahun di tulis) Karangan. [Online] tersedia di


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA VIDEO Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Media Video Compact Disk (VCD) Pada Siswa Kelas V Semester II Sdn 03 Karanglo

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Karya Wisata Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kayumas, Jatinom, Klat

0 0 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BEBAS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bebas Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Karya Wisata Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kayumas, Jatinom, Klat

0 0 16

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten

0 0 14

PENDAHULUAN Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 7

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 23

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SDN Tayuwetan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SDN Tayuwetan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 2 GADEN KLATEN.

0 0 117