EFEKTIVITAS PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TIM SELEKSI PESERTA DIKLAT DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS DI KANTOR PENDIDIKAN PEGAWAI DEPPEN (PPD.PEN.) DAERAH BANDUNG.

EFEKTIVITAS PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN TIM SELEKSI PESERTA
DIKLAT DALAM MENUNJANG
KEBERHASILAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN PNS DI KANTOR PENDIDIKAN

PEGAWAI DEPPEN (PPD.PEN.)
DAERAH BANDUNG
-\

r

Suatu Tinjauan Efektivitas Tim Seleksi Peserta Diklat di
Kantor Pendidikan Pegawai Deppen (PPD Pen.)
V

Daerah Bandung Tahun 1998/1999

TESIS

Diajukan untuk meraenuhi sebagian syarat

Menempuh laporan kemajuan (Progress)
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
^c/NDID/^

E. AGUS ISMAIL

NIM.979680

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
BANDUNG
2000

DISETUJUI

UNTUK MENEMPUH LAPORAN KEMAJUAN
(PROGRESS)

PROF.DR.HE KUSMANA. MPd

PEMBIMBING I

PROF.DR.H.TB.ABIN SYAMSUDD1N MAKMUN. MA
PEMBIMBING II

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
BANDUNG
2000

ABSTRAK

Menghadapi tuntutan pembangunan di masa depan yang

berat dan komplek membutuhkan Aparatur Pemerintah yang
unggul,

menguasai


iptek,

kreatif,

adaptif,

inovatif

dan

berkepribadian. Sebagai insan yang dipercaya oleh rakyat untuk
memimpin, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembangunan,
Aparatur Pemerintah selayaknya membenahi diri dengan melakukan

introspeksi dan reformasi berbagai sikap negatif. Aparat hams jujur
melihat

kenyataan

yang


sedang

terjadi,

terutama

ketika

melaksanakan tugas-tugas rutin yang penuh dengan rekayasa dari

pihak-pihak tertentu yang kadangkala bertentangan dengan
kebijakan atasan. Untuk menciptakan kesadaran akan tugas dan
tanggung jawab serta mewujudkan rasa kebersamaan dalam

memahami, melaksanakan suatu kebijakan diperlukan pendekatan

yang berorientasi pada program pendidikan dan pelatihan. Artinya
perlu beberapa modifikasi dalam kurikulum program pendidikan


dan pelatihan guna mempersiapkan Aparatur yang adaptif melalui
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Pemerintah disingkat Diklat
Aparatur.

IX

Berdasarkan sasaran Diklat PNS menurut PP No. 14/1994
diketahui tujuan utama antara lain (1) meningkatkan kesetiaan dan

ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia, (2)
menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar

memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan tugas
umum

pemerintahan

semangat


dan

pengabdian

pengayoman,

dan

pembangunan,

yang

berorientasi

(3)

memantapkan

pada


pelayanan,

pengembangan partisipasi masyarakat,

(4)

meningkatkan pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan serta
pembentukan sedini mungkin kepribadian Pegawai Negeri Sipil.
Demikian urgennya pendidikan dan latihan dalam sistem

pengembangan

karier

dan

jabatan

Aparatur


Pemerintah,

Departemen Penerangan sebagai organisasi pemerintah yang
mempunyai

pembangunan

fungsi

dan

melaksanakan

sosial

untuk

tugas-tugas

komunikasi


menumbuhkan

partisipasi

masyarakat dalam pembangunan yang bernuansa kerakyatan, juga
melaksanakan Diklat sesuai dengan aturan yang berlaku. Di Jawa

Barat dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Pegawai Deppen (PPD
Pen) Daerah Bandung. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Penerangan RI Nomor 98/B/KEP/Menpen/ 1979, tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan Pegawai Deppen (PPD Pen)
Daerah Bandung, akan tetapi ditemui gejala penyimpangan seperti

seleksi yang dilakukan masih diwarnai sikap arogan, tidak jujur dan

belum terbuka, sehinga prinsip "like and dislike? berkembang
menjadi pola dan lain sebagainya.

Dari

kenyataan

ini

peneliti

tertarik

untuk

melakukan

penelitian dengan permasalahan yang diajukan yaitu bagaimana
Efektivitas Pembinaan dan

Pengembangan Tim Seleksi Peserta

Diklat dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan


dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pendidikan Pegawai
Departemen Penerangan (PPD. Pen) Daerah Bandung?. Problematik
mengetengahkan pertanyaan pokok antara lain tentang proses

perekrutan Tim Seleksi, manajemen pembinaan dan pengembangan

Tim Seleksi, kualitas kinerja Tim Seleksi serta pengaruhnya
terhadap penyelenggaraan Diklat secara keseluruhan.

Dalam praktek operasional pembinaan dan pengembangan

Tim Seleksi yang dianalisis dengan membanding teori-teori yang
relevan, serta pendekatan deskriptif kualitatif maka secara umum

pembinaan dan pengembangan kualitas kinerja Tim Seleksi peserta
Diklat pada Diklat PPD Pen. Daerah Bandung Propinsi Jawa Barat

XI

belum efektif. Sekalipun masih banyak nilai-nilai unggul yang
dijadikan sebagai upaya peningkatan kelak.

Oleh karena itu direkomendasikan kepada pihak-pihak terkait
agar hasil penelitian bermanfaat bila dijadikan salah satu sumber

aspiratif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam tubuh

Tim Seleksi Peserta Diklat. Selanjutnya dapat juga dijadikan dasar

dalam penelitian komparatif dan eksploratif di masa yang akan
datang.

****

xn

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

{

DAFTAR ISI

iv

DAFTAR TABEL

^

DAFTAR GAMBAR

viii

ABSTRAK

BAB I

w

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang
B. Masalah Penelitian
C Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

i
15
19
21

E. Kerangka Berfikir dan Ruang Lingkup Penelitian ..22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

25

A. Konsepsi Administrasi Pendidikan

26

B. Konsepsi Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Konsep Manajemen Mutu Terpadu
C. Konsepsi Pendidikan dan Pelatihan
D. Konsepsi Seleksi

30
31
34
39
48

1. Konsep Seleksi
2. Faktor-faktor yang Menentukan Keberhasilan
Seleksi

E. Konsepsi Efektivitas
1. Konsep Efektivitas

43
57

58
58

2. Kriteria Kinerja Tim Seleksi yang Efektivitas ....61
3. Kaitan Kinerja Tim Seleksi dengan
Keberhasilan

^a

Penelitian Terdahulu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Data-data yang Diperlukan

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

C. Metode Penelitian

iv

^^mj^

// Af. Jvgi

^^.^ii^^.S^.^lO
''..^..CiSaC.''...'!./...72
.V;.^.

73

D. Alat Pengumpul Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Eksplorasi
3. Tahap Pengecekan
G. Teknik Analisis dan Penafsiran Data
H. Pengujian Tingkat Validitas Data

74
.75
77
73
79
81
82
84

BAB IV TEMUAN PENELITIAN LAPANGAN

DAN PENAFSIRAN

87

A. Temuan Penelitian Lapangan
87
1. Proses Perekrutan Tim Seleksi Peserta Diklat
PPD Penerangan Bandung
89

2. Manajemen Pembinaan dan Pengembangan
Tim Seleksi

94

3. Kualitas Kinerja Tim Seleksi dalam

Menyeleksi Peserta Diklat

102

4. Pelaksanaan Tugas Tim Seleksi dapat
Menunjang Keberhasilan Penyelenggaraan

Diklat
105
B. Penafsiran
107
1. Proses Perekrutan Tim Seleksi Peserta Diklat

pada Diklat PPD Penerangan Bandung
2. Manajemen Pembinaan dan Pengembangan

107

Tim Seleksi
3. Kualitas Kinerja Tim Seleksi dalam
menyeleksi peserta Diklat

HI
112

4. Pelaksanaan Tugas Tim Seleksi dapat
Menunjang Keberhasilan

Penyelenggaraan Diklat

BABV

116

PENUTUP

H8

A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

H8
122

DAFTAR KEPUSTAKAAN

125

LAMPIRAN-LAMPIRAN

128

1. Lampiran l:Kisi-kisi Efektivitas Tim Seleksi
Peserta Diklat pada Diklat PPD

Pen. Daerah Bandung
v

128

2. Lampiran 2:Pedoman Penilaian dokumen
Efektivitas TSPD Diklat PPD Pen.

Daerah Bandung
130
3. Lampiran 3:Pedoman Wawancara Efektivitas TSPD

Diklat PPD Pen. Daerah Bandung

131

4. Lampiran 4:Pedoman Observasi Efektivitas TSPD

Diklat PPD Pen Daerah Bandung
5. Lampiran 5: Surat Keterangan Penelitian

VI

133
134

DAFTAR TABEL

1. TABEL 1

Subjek Penelitian

2. TABEL 1

Komposisi Tim Seleksi Peserta Diklat Pen.

73

Bandung Jawa Barat Tahun 1998/1999 ... 93

Vll

DAFTAR GAMBAR

1. GAMBAR 1

: Kerangka Berfikir dan fokus Penelitian ....24

2. GAMBAR 2

: Perpaduan Pendidikan Prajabatan dan
Dalam Jabatan

3.GAMBAR 3

: Manjemen Pendidikan dan Pelatihan

vni

41

44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki

abad

21

pembangunan

bangsa

Indonesia

dihadapkan pada tantangan yang amat berat. Di mana krisis

ekonomi yang berkepanjangan telah menggangu pilar-pilar

kehidupan. Kondisi itu diperburuk lagi dengan tidak stabilnya
politik makro bangsa Indonesia, padahal jika manusia Indonesia

memahami

secara

komprehensif

keterkaitan

dan

saling

mempengaruhi antara komponen politik, ekonomi, sosial budaya

dan lain sebagainya serta menyadari peran pemerintah yang selalu
mengayomi dan memberikan yang terbaik untuk rakyatnya tidak

bersifat arogan atau minta dilayani, maka pembangunan ini akan
berjalan sesuai dengan harapan bersama.

Menghadapi tuntutan pembangunan di masa depan yang

berat dan komplek tersebut tentunya membutuhkan Aparatur
Pemerintah yang unggul, menguasai iptek, kreatif, adaptif, inovatif

dan berkepribadian. Sebagai insan yang dipercaya oleh rakyat
untuk

memimpin,

melaksanakan

dan

mengevaluasi

proses

pembangunan, aparatur pemerintah selayaknya membenahi diri

dengan melakukan introspeksi dan reformasi berbagai sikap negatif.
Aparat harus jujur melihat kenyataan yang sedang terjadi, terutama

ketika melaksanakan tugas-tugas rutin yang penuh dengan
rekayasa dari pihak-pihak tertentu kadangkala bertentangan
dengan kebijakan atasan. Untuk menciptakan kesadaran akan
tugas dan tanggung jawab serta mewujudkan rasa kebersamaan

dalam memahami dan melaksanakan suatu kebijakan diperlukan
pendekatan yang berorientasi pada program pendidikan dan
pelatihan, artinya perlu beberapa modifikasi dalam kurikulum

program pendidikan dan pelatihan guna mempersiapkan aparatur
yang adaptif.

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

Pemerintah yang

mengemban misi mempersiapkan yang terbaik untuk melayani
kepentingan pembangunan merupakan salah satu program
pemerintah yang dituangkan dalam PP No. 14/1994. Pada point (c),
konsideran

ditegaskan:

"bahwa untuk meningkatkan mutu

profesionalisme pengabdian, kesetiaan dan pengembangan wawasan
serta pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil diperlukan pendidikan
dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil". Disini terlihat
pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi Aparatur Pemerintah

(PNS)

dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja dan

pengembangan karier selanjutnya.

Mengingat Diklat merupakan infrastruktur dalam pendidikan,

maka program pengembangan kualitas Aparatur Pemerintah yang
paling strategis dilakukan dengan pendekatan pendidikan. Dalam

GBHN (1998-2003) dijelaskan secara gamblang sebagai berikut:

"Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan
yang berwawasan budaya dan lingkungan melalui penataan dan
peningkatan

pengelolaan,

evaluasi

serta pengawasan

dan

pengendaliannya pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan

dengan meningkatkan kualitas seluruh komponen pendidikan,
terutama tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana".

Peningkatan Aparatur Pemerintah itu sesuai dengan amanat
UUD 1945, secara operasional merupakan bagian sentralistik dari
agenda pokok pembangunan pendidikan nasional. Pemerintah telah

menggariskan kebijakan dalam pembangunan pendidikan ini
melalui strategi pokok yang meliputi:

1) Pemerataan kesempatan pendidikan, 2) Relevansi pendidikan, 3)
Kualitas pendidikan, serta 4) Efisiensi pengelolaan pendidikan.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Diklat

merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bagi

Aparatur Pemerintah dijadikan sarana pengembangan kemampuan

adaptif dalam suatu organisasi pemerintah yang didasari dengan
pertimbangan sebagai berikut:

l.Tuntutan terhadap Profesional Aparatur

Tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Aparatur
Pemerintah semakin tinggi mengharuskan Aparatur untuk lebih

peka dan tanggap dalam menangani dan memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat
yang semakin bermutu dan memuaskan merupakan indikator

tingkat efisiensi dan efektivitas kerja organisasi publik yang
diperlukan dalam memasuki era reformasi yang merupakan era
kebangkitan baru dalam pembangunan bangsa Indonesia. Era baru

yang ditandai dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam
tatanan kehidupan bangsa merupakan pola kehidupan demokrasi

menjadi titik harapan yang hendak dicapai. Disamping itu
tantangan lain yang harus dihadapi justru perkembangan dan
persaingan dalam bidang ekonomi yang semakin ketat, di situ

terbentang liberalisasi perdagangan bebas yang harus diantisipasi
dengan mempersiapkan sumber daya yang berkualitas.

Menyikapi kondisi di atas, antara tantangan menghadapi
krisis ekonomi, politik, hingga krisis moralitas di satu sisi, dan
persaingan ekonomi antar bangsa di dunia di sisi yang lain,

Aparatur Pemerintah bersama pihak swasta harus memiliki sikap
profesionalisme,

komitmen, daya saing handal, dan sportifitas

untuk menjadi kekuatan utama menyatu dalam melaksanakan

agenda reformasi yang sobek oleh intervensi dan sikap arogan
oknum tertentu.

Dalam konteks menuju sikap yang profesional tersebut,
didalam agenda reformasi pendidikan yang disarankan Achmad

Sanusi (1991 : 20) justru harus dimulai dari awal yaitu LPTK,

(Lembaga Pengembangan Tenaga Kependidikan) dengan
(sembilan

belas)

dalil,

menggambarkan landasan

19

reformasi

pendidikan yang kuat. Disitu disebutkan: Struktur organisasi
pemerintahan yang bertanggung jawab atas pembangunan
pendidikan dibuat untuk selama-lamanya sentralistik, formalistik,

uniform, dan overbirokratik. Pengelolaannya lamban dan tak lepas
dari korupsi terselubung.

Dari kenyataan dan pendapat yang berkembang tersebut
merupakan alasan bahwa kadar profesional Aparatur Pemerintah
perlu ditingkatkan guna mewujudkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan terhadap masyarakat.

2. Pendidikan dan Pelatihan sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas Profesional Aparatur Pemerintah.

Pemerintah telah menyadari bahwa dalam pembangunan

suatu bangsa, sumber daya manusia merupakan faktor yang paling

menentukan, oleh karena itu tidaklah heran apabila peningkatan
sumber daya manusia tetap menjadi sorotan tajam dalam

pembangunan sekarang. Tekad pemerintah untuk menyiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas sebagai tumpuan dan aspek
pokok dalam pembangunan telah dilaksanakan melalui rencana

pembangunan lima tahun. Namun, akibat berbagai keterbatasan,

ada sektor-sektor tertentu diprioritaskan. Hal ini mengingat
desakan kebutuhan dalam program pembangunan jangka pendek
tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dengan meningkatkan
kualitas SDM.

Di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
2/1989, secara tegas disebutkan antara lain:

"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".

Pemerintah yang didasari Pancasila dan UUD 1945, mulai

melakukan pembinaan dan pengembangan Aparatnya, diwujudkan
melalui jajaran departemen terkait. Sebagai Aparatur Pemerintah

dituntut berpartisipasi dalam memperjuangkan dan meningkatkan

kualitas kinerja organisasi dan daya saing nasional melalui berbagai

pendekatan. J.B Kristiadi (1996 : 5) menjelaskan sasaran yang
harus ditingkatkan tersebut mencakup:

1. Peningkatan kualitas sistem dan sarana serta prasarana
pelatihan-,

2. Peningkatan akuntabilitas Aparatur kepada masyarakat;
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Aparatur Pemerintah
melalui pelatihan dan teknologi;

4. Menerapkan

upaya

pemberdayaan

masyarakat

guna

meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta;

5. Mempersiapkan sikap mental masyarakat dalam menghadapi era
industrialisasi.

Sebenarnya lima sasaran peningkatan

kualitas yang

dipaparkan di atas, pada prinsipnya dikategorikan dalam tiga aspek

yaitu: (1) sikap mental (attitude), (2) keterampilan [skill) dan (3)
pengetahuan [knowledge). Aspek-aspek ini dapat ditemui dalam

tujuan Diklat PNS menurut PP No. 14/1994 yang antara lain:

1. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil
kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah Republik Indonesia;

2. Merencanakan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar
agar memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan;

3. Memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan,

pengayoman

dan

pengembangan

partisipasi

masyarakat.

4. Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan
serta pembentukan sedini mungkin kepribadian Pegawai Negeri
Sipil.

Lebih lanjut dalam PP No. 14/1994, pasal 3 dijelaskan

pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi Aparat yang akan
memangku jabatan yakni:

"Seseorang Pegawai Negeri Sipil hanya dapat diangkat dalam

jabatan tertentu setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan jabatan tersebut. Salah satu persyaratannya adalah
telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
jabatan yang akan dipangkunya".

Demikian urgennya pendidikan dan latihan dalam sistem

pengembangan

karier

dan

jabatan

Aparatur

Pemerintah.

Departemen Penerangan sebagai organisasi pemerintah yang
mempunyai

fungsi

melaksanakan

tugas-tugas

komunikasi

pembangunan dan sosial untuk menumbuhkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan yang bernuansa kerakyatan, juga
melaksanakan Diklat sesuai dengan aturan yang berlaku. Di Jawa

Barat dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Pegawai Deppen (PPD
Pen) Daerah Bandung. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Penerangan RI Nomor 98/B/KEP/Menpen/ 1979, tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Pendidikan Pegawai Deppen (PPD Pen)
Daerah Bandung,

pada pasal 2 disebutkan yakni: "Pendidikan

Pegawai Departemen Penerangan di daerah mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan dan latihan pegawai di lingkungan
Departemen Penerangan di daerah.

Selanjutnya, dalam Surat Keputusan Kepala Pusat Diklat

Pegawai

Departemen

Penerangan

RI.

Nomor

005/Pusat

Diklat/K/IV/1995, tentang pembagian wilayah kerja operasional
Pendidikan Pegawai Deppen Daerah, dinyatakan bahwa PPD Pen.

Daerah Bandung memiliki wilayah operasional yaitu wilayah
Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, artinya PPD Pen. Daerah

Bandung mempunyai tugas

melaksanakan

pendidikan

dan

pelatihan bagi para pegawai di lingkungan Kantor Wilayah
Departemen Penerangan

Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

termasuk pegawai pada Kantor Kabupaten setempat, dan Unit

Pelaksana Teknis seperti Stasiun RRI, TVpj^^^P3U (Balai
Penelitian Pers dan Pendapat Umum).

Dari dua Propinsi ini, secara kuantitatif terdapat 70 unit kerja

dengan rincian 30 unit kerja berada diwilayah Propinsi Jawa Barat,
dan 40 unit kerja lainnya berada di Propinsi Jawa Tengah. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan para pengguna Diklat dari

Pegawai Departemen Penerangan Propinsi lainnya untuk mengikuti
Diklat di PPD Pen. Daerah Bandung, atau sebaliknya.
Menurut prosedur dan implementasi program Diklat, secara

operasional diperlukan suatu manajemen yang terpadu diawali
dengan penyusunan rencana kerja, dapat dilaksanakan dan mudah

melakukan pengawasan, termasuk manajemen tenaga pengajar
(Widyaiswara). Bebicara tentang tenaga pengajar, dalam SK Menteri

Penerangan RI Nomor 98/B/KEP/Menpen/1979, pasal 6 dijelaskan

sebagai berikut: (1) staf pengajar mempunyai tugas mengajar dan
melatih pegawai baik teori maupun praktek; (2) staf pengajar terdiri

dari pejabat teknis di lingkungan Departemen Penerangan atau
Pejabat dari instansi lain.

Fungsi tenaga pengajar dalam Diklat mempunyai andil yang
sangat besar dalam menentukan ke mana peserta Diklat akan di

bawa. Menurut konsep Kepala BAKN dan Ketua LAN (1985 : 3)
Tenaga pengajar (Widyaiswara) "...adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas mendidik, mengajar dan atau melatih secara penuh

11

oleh Pejabat yang berwenang pada unit pendidikan dan pelatihan
instansi pemerintah".

Sementara itu, dalam PP No. 38 Tahun 1992 dijelaskan:

"Tenaga kependidikan merupakan unsur terpenting dalam sistem
pendidikan nasional yang diadakan dan dikembangkan untuk

menyelenggarakan pengajaran, pembimbingan dan pelatihan bagi
para peserta didik. Di antara para tenaga kependidikan ini para
pendidik merupakan unsur utama".

Gambaran betapa pentingnya tenaga pengajar dalam

mewujudkan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas merupakan

agenda pembenahan dalam manajemen Diklat. Konsekwensinya

sebelum dipenuhi tuntutan kualitas atas peserta didik maka tenaga
pengajar yang merupakan the man behind the system/program atau

sebagai kunci penentu keberhasilan pendidikan, tentunya kualitas
tenaga pengajar perlu menjadi pertimbangan prioritas untuk
diterima dan dikembangkan.

Sedangkan strategi yang tepat untuk mempersiapkan peserta
Diklat tentunya harus dipantau dari hasil kerja Tim Seleksi. Sesuai

dengan

SK.

Menteri

Penerangan

RI.

Nomor

211/Kep/

Menpen/1995, tentang Tim Seleksi Peserta Diklat diklasifikasikan
menjadi dua bagian antara lain: (1) Tim Seleksi Peserta Diklat

(TSPD) Pusat, (2) Tim Seleksi Peserta Diklat (TSPD) Daerah. Lebih

12

lanjut dijelaskan bahwa Kakanwil Deppen Propinsi yang memiliki

PPD Pen. berfungsi sebagai Pembina TSPD daerah, sedangkan
Kakanwil Deppen yang wilayahnya tidak terdapat PPD Pen.
berfungsi sebagai ketua.

Berdasarkan

Keputusan

Menteri

Penerangan,

SK

No.

98B/KEP

/Menpen/1979, terdapat 5 lokasi PPD. Pen. antara lain di Medan,
wilayahnya meliputi Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, dan Riau. Selanjutnya Palembang dengan wilayah PPD Pen
antara lain Propinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan

Lampung, kemudian Bandung dengan wilayah PPD Pen: meliputi
Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedangkan PPD Pen.
Yogyakarta meliputi DI Yogyakarta, Propinsi Jawa Timur, Bali, Nusa

Tenggara Barat, dan Ujung Pandang untuk wilayah pengguna Diklat
Propinsi-Propinsi di wilayah Indonesia Timur.

Luasnya wilayah kerja Diklat yang dilakukan selama ini
membuat timbulnya

berbagai

masalah,

mulai

dari

kendala

mekanisme, birokrasi, sarana prasarana, personil (waktu dan
tenaga peserta) hingga pendanaan yang diduga sebagai pemicu

terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme dari kalangan Tim Seleksi
dan panitia lainnya.

Sebenarnya bila mengikuti mekanisme

penyeleksian dan tata cara lainnya terdapat sederetan prosedur

pelaksanaan pendidikan dan latihan antara lain: (1) unit
penyelenggara Diklat Daerah maupun Pusat menyampaikan surat

pendaftaran kepada para unit pengguna Diklat mengenai program

Diklat apa yang akan diselenggarakan selama 1 (satu) tahun
anggaran berdasarkan hasil masukan dan kebutuhan dari para unit

kerja pengguna Diklat yang dilengkapi dengan persyaratanpersyaratannya. (2) setiap unit kerja pengguna Diklat mendata para

pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan mengikuti

Diklat-Diklat yang dibutuhkan, (3) PPD. Pen. Daerah menyeleksi

kembali calon-calon peserta yang diajukan oleh setiap unit
pengguna Diklat sesuai dengan persyaratan administratif maupun
persyaratan akademik. (4) untuk Diklat Teknis dan Diklat Dasar

penerangan bagi calon yang memenuhi persyaratan langsung

dipanggil melalui pimpinan satuan instansi bersangkutan,
sedangkan untuk calon peserta Diklat Adum maupun Spama
terlebih dahulu diadakan penyeleksian akademik dan psikotest, hal

ini tidak hanya melibatkan Tim Seleksi Peserta Diklat yang ada di
daerah saja melainkan juga dari Tim Seleksi Diklat Pusat.

Proses penyeleksian yang berkembang saat ini, sudah barang
tentu menimbulkan masalah baik dari TSPD itu sendiri, unit kerja
pengguna Diklat maupun dari peserta Diklat. Gejala yang dapat

diketengahkan menurut hasil prasurvey pada saat penyeleksian di
PPD. Pen. Daerah Bandung antara lain:

1. Seleksi yang dilakukan masih diwarnai sikap arogan, tidak jujur
dan belum terbuka, sehinga prinsip Hlike and dislike"
berkembang menjadi pola tertentu.

2. Praktek-praktek kolusi, korupsi dan nepotisme terselubung
merupakan status quo yang masih dipertahankan.

3. Tolak ukur penentuan nilai yang diterima atau tidak dari proses
penyeleksian selalu tidak konstan.

4. Pelamar merasa kesulitan dan membutuhkan waktu yang
sangat panjang dalam memperoleh jawaban diterima atau tidak.

5. Ketentuan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan acap kali
mengalami pembahan, sehingga peserta yang berasal jauh dari

luar Propinsi Jawa Barat selalu merasa dirugikan untuk
kesempatan pertama.

Melihat banyaknya penyimpangan yang terjadi dalam
implementasi tugas Tim Seleksi setempat, bila tidak ditemukan akar

permasalahan yang sebenarnya dan menjadi status quo, diduga

kualitas kinerja dan lulusan Diklat PPD. Pen. Bandung yang akan
datang terjadi sangat monoton bahkan akan menurun dari tahun

sebelumnya. Permasalahan yang berkembang inilah yang membuat

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, setidaknya dapat

15

memberikan satu masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam Diklat di PPD. Pen. Daerah Bandung. Di samping itu materi
penelitian juga sangat relevan dengan Program Studi yang ditekuni
(Administrasi Pendidikan).

B. Masalah Penelitian

Penyelenggaraan Diklat di PPD. Pen. Daerah Bandung

berperan sebagai agen pembaharuan kinerja untuk mempersiapkan
Pegawai di Lingkungan Departemen Penerangan Propinsi Jawa
Barat dan Jawa Tengah untuk menduduki jabatan tertentu

berdasarkan aturan yang berlaku.

Perubahan

sikap dan

kemampuan peserta didik Diklat PPD. Pen. setempat menuju
tingkat yang profesional dalam bidang tugas dan kepamimpinan
lainnya merupakan indikasi betapa pentingnya pendidikan dan
pelatihan dilakukan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha sadar yang
dilakukan melalui program kerja yang sistematis dengan melibatkan

berbagai unsur yang terkait. Oleh karena wilayah kerja Tim Seleksi
yang teramat luas, sementara kualitas dan kuantitas tenaga

terbatas, maka kemungkinan belum efektifnya pelaksanaan tugas
dan fungsi Tim Seleksi mempunyai peluang yang sangat besar. Jika

keseluruhan rangkaian kegiatan Diklat ini dijadikan pokok

16

persoalan, akan sangat luas dan membutuhkan waktu dan tenaga
yang sangat banyak pula.

Permasalahan pembinaan dan pengembangan kinerja Tim
Seleksi merupakan pokok persoalan dalam penelitian ini. Secara
operasional dituangkan sebagai mana tertuang pada halaman
selanjutnya.

Bagaimana Efektivitas Pembinaan dan
Seleksi

Peserta

Diklat dalam

Pengembangan Tim

menunjang

keberhasilan

penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil

di Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD.
Pen) Daerah Bandung?

Guna menjawab problematik tersebut,

diketengahkan

pertanyaarjj penelitian sebagai berikut:

1. BagjTifoana proses perekrutan Tim Seleksi peserta Diklat yang,
dilaksanakan di Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung^

(l).Adakah Jobspesifikasi yang dijadikan pedoman (dasar)
untuk menarik personil Tim Seleksi peserta Diklat?

(2). Apakah pihak ahli yang telah memiliki kualifikasi pendidikan
relevan dan memadai dijadikan sumber utama dalam
perekrutan Tim Seleksi tersebut?

(3). Bagaimana metode penarikan Tim Seleksi tersebut?

17

(4). Kendala-kendala apa yang selalu menghambat proses
penarikan yang efektif?

2. Bagaimana manajemen pembinaan dan pengembangan Tim
Seleksi peserta Diklat tersebut? Problematik ini akan dirinci
dalam pertanyaan sebagai berikut:

(l). Apakah perencanaan pembinaan dan pengembangan kinerja
Tim Seleksi disusun secara efektif?

a. Pihak mana yang difungsikan sebagai pembina dan
pengembang kualitas kinerja Tim Seleksi?

b. Apakah program seleksi yang disusun berdasarkan
tuntutan dan keahlian jabatan?

c. Bagaimana rencana pendapatan dan belanja Tim Seleksi
peserta Diklat tersebut?

(2). Bagaimana efektivitas pembinaan dan pengembangan kinerja
Tim Seleksi selama ini? Pertanyaan ini mencakup:
a. Apakah pembinaan dan pengembangan dilaksanakan
secara efektif?

b. Apakah pembinaan dan pengembangan melibatkan pihak
kompeten yang terkait?

c. Bagaimana pihak pembina mengatasi kendala yang
terjadi dalam meningkatkan kualitas kinerja Tim Seleksi?

18

(3) Bagaimana efektivitas pengawasan yang dilakukan dalam
membina dan mengembangkan kinerja Tim Seleksi?

a. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan?
b. Apakah dilakukan sesuai dengan rencana?
c Adakah sanksi ditetapkan, bila menyalahi aturan?

d. Adakah "reinforcement" diberikan, bila kinerja efektif?

3. Bagaimana kualitas kinerja Tim Seleksi dalam menyeleksi
peserta Diklat?

(1) Bagamana program kerja Tim Seleksi?

(2) Bagaimana
seleksi

persiapan yang

dilakukan Tim

sebelum

dimulai?

(3) Bagaimana prosedur yang dilakukan?

(4) Apakah Tim melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain?

(5) Bagaimana proses dan monitoring dalam perbaikan kinerja?

4. Apakah pelaksanaan tugas Tim Seleksi dapat menunjang
keberhasilan penyelenggaraan Diklat setempat?
(1) Bagaimana kualitas penyelenggaraan Diklat PPD. Pen.
Daerah Bandung?

(2) Adakah pengaruh yang berarti dari efektivitas kinerja Tim
Seleksi yang dilakukan dalam menjaring peserta Diklat?

19

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk memperoleh

gambaran data tentang efektivitas Pembinaan dan Pengembangan
kinerja Tim Seleksi Peserta Diklat dalam menunjang keberhasilan
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil di

Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan (PPD.

Pen)

Daerah Bandung.

Adapun tujuan khusus menjawab problematik operasional
berkaitan dengan

rekruitmen Tim Seleksi, Pembinaan

dan

pengembangan Tim, Kinerja Tim serta kaitan dengan keberhasilan
program Diklat secara utuh, secara rinci mengungkapkan hal-hal
sebagai berikut:

1. Proses perekrutan Tim Seleksi peserta Diklat yang dilaksanakan
di Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung.

(1). Jobspesifikasi yang dijadikan pedoman (dasar) untuk
menarik personil Tim Seleksi peserta Diklat.

(2). Pihak ahli yang telah memiliki kualifikasi pendidikan relevan

dan memadai dijadikan sumber utama dalam perekrutan
Tim Seleksi tersebut.

(3). Metode penarikan Tim Seleksi tersebut.

(4). Kendala-kendala yang selalu menghambat proses penarikan
yang efektif.

20

2. Manajemen pembinaan dan pengembangan Tim Seleksi peserta
Diklat tersebut.

(1). Perencanaan pembinaan dan pengembangan kinerja Tim
Seleksi disusun secara efektif.

a. Pihak

yang

difungsikan

sebagai

pembina

dan

pengembang kualitas kinerja Tim Seleksi.

b. Program seleksi yang disusun berdasarkan tuntutan dan
keahlian jabatan.

c Rencana pendapatan dan belanja Tim Seleksi peserta
Diklat tersebut.

(2). Efektivitas pembinaan dan pengembangan kinerja

Tim

Seleksi selama ini yang mencakup:

a. Pembinaan dan pengembangan dilaksanakan secara
efektif.

b. Pembinaan dan pengembangan melibatkan pihak
kompeten yang terkait.

c. Upaya

mengatasi

kendala

yang

terjadi

dalam

meningkatkan kualitas kinerja Tim Seleksi.

(3) Efektivitas pengawasan yang dilakukan dalam membina dan
mengembangkan kinerja Tim Seleksi.

a. Bentuk pengawasan yang dilakukan.

b. Relevansi pelaksanaan dengan rencana.

21

c. Sanksi bila menyalahi aturan.

d. "Reinforcement" bila kinerja efektif.

3. Kualitas kinerja Tim Seleksi dalam menyeleksi peserta Diklat di
sana.

(1) Program kerja Tim Seleksi.

(2) Persiapan yang dilakukan Tim sebelum seleksi dimulai.
(3) Prosedur yang dilakukan.

(4) Koordinasi Tim dengan pihak-pihak lain.

(5) Proses dan monitoring dalam perbaikan kinerja.
4. Pelaksanaan tugas Tim Seleksi dapat menunjang keberhasilan
penyelenggaraan Diklat setempat.

(1) Kualitas penyelenggaraan Diklat PPD. Pen. Daerah Bandung.
(2) Pengaruh kinerjaTim Seleksi terhadap program Diklat.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya

khasanah keilmuan dalam bidang studi administrasi pendidikan,
terutama dalam membina dan mengembangkan kinerja Tim Seleksi

pada Diklat-Diklat Departemen. Dengan demikian, manfaat

selanjutnya justru berguna dalam mempertajam wawasan penelitian

sosial, khususnya aspek penyeleksian peserta Diklat dari Aparatur
Pemerintah yang telah memenuhi persyaratan tertentu.

22

Secara praktis, bermanfaat dalam rangka memberikan

gambaran tentang kualitas kinerja Tim Seleksi peserta Diklat di

lingkungan Kantor Pendidikan Pegawai Departemen Penerangan
Daerah Bandung. Di sana terlihat gambaran nyata tentang aspek
rekruitmen, seleksi, kinerja dan hubungan dengan keberhasilan
program pendidikan dan pelatihan secara utuh.

E. Kerangka Berpikir dan Ruang Lingkup Penelitian

Pengelolaan

persiapan

Aparatur

Pemerintah

untuk

menghadapi Tugas dan tanggung jawab karier dan jabatan

dilakukan dengan strategi pengembangan profesional. Tidak dapat
dipungkiri bahwa proses persiapan Aparatur Pemerintah bukan

pekerjaan biasa, namun membutuhkan komitmen dan etos kerja
dari pihak-pihak terkait melalui rancangan pendidikan dan
pelatihan yang sistematis, terarah dan dapat direalisasikan. Justru

itu

pendidikan

dan

pelatihan

yang

akan

dilaksanakan

membutuhkan manajemen terpadu mengacu kepada tuntutan

kualitas pemberdayaan berbagai unsur-unsur. Sesungguhnya sikap
profesional merupakan tolok ukur yang dapat menentukan

keberhasilan

individu yang pada gilirannya meningkatkan

produktivitas organisasi.

23

Untuk menghasilkan Aparatur Pemerintah yang profesional

selalu diawali dari penarikan dan penyeleksian yang efektif. Esensi

dari fungsi seleksi harus dijabarkan ke dalam jaringan prosedur
yang merujuk kepada aplikatif keimanan dan kepribadian yang
taqwa serta rasional dan menguasai tugas yang diemban. Di
samping itu sangat dibutuhkan prinsip keterpaduan, keharmonisan

dan komunikasi yang baik antara pengelola Diklat, staf pengajar,
Widyaiswara, dan peserta diklat dengan para unit kerja peserta
Diklat yang sesuai dengan aturan. Artinya di dalam memperoleh
calon peserta Diklat yang benar-benar memenuhi persyaratan

sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan diambil, memang
diperlukan suatu proses seleksi yang terbuka, jujur, adil dan tidak

terpengaruh oleh pihak-ihak lain atau "iming-iming" material yang
menggiurkan. Upaya menghilangkan status quo dapat dilakukan
sepanjang semua unsur dalam sistem seleksi membuka diri secara

transparan untuk melaksanakan penyeleksian

yang sesuai

prosedur dan pembobotan tertentu. Dengan demikian secara umum

dapat dikatakan bahwa pelaksanaan seleksi yang efektif akan
membuka peluang dalam
pelatihan yang efektif pula.

penyelenggaraan

pendidikan

dan

24

Berangkat dari kerangka teori dan pernyataan tersebut di

atas, akan digambar kerangka berpikir dan ruang lingkup penelitian
ini seperti terlihat pada gambar 1 halaman berikut.

Tuntutan

Tugas Pokok
dan Jabatan

Landasan Hukum:
-> UUNo.2/1989
-ยป PP No.14/1989

-> Kep.MenpenRI
005/PsD/K/IV/1995
,y

rmr^ w

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Cabang Medan Denai

6 89 156

Pengaruh Pemahaman SAP, Pendidikan dan Pelatihan, serta Latar Belakang Pendidikan terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kota Medan.

7 91 114

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Medan

7 58 107

Sistem Pendidikan dan Pelatihan Dalam Meningkatkan Keterampilan dan Keahlian Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara

0 59 49

Tinjauan Atas Prosedur Gaji Karyawan Pegawai Negri Sipil (PNS) Pada Kantor Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Kota Bandung

0 10 45

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.

3 8 62

STUDI DESKRIPTIF PEMBINAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.

0 2 51

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PESERTA DIKLAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI BBPPKS (BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL).

0 2 42

Kepja Kep-005 A J.A 01 2002 tentang Pembentukan Tim Seleksi Pusat, Tim Pembantu Tim Seleksi Pusat dan Tim Seleksi Daerah, Bagi Peserta Diklat Pegawai Kejaksaan RI

0 0 4

Kepja Kep-005AJ.A012002 tentang Pembentukan Tim Seleksi Pusat, Tim Pembantu Tim Seleksi Pusat dan Tim Seleksi Daerah, Bagi Peserta Diklat Pegawai Kejaksaan RI

0 0 4