Sistem Pendidikan dan Pelatihan Dalam Meningkatkan Keterampilan dan Keahlian Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara

(1)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN KEAHLIAN

PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)

PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) NUSA PUTRA

DINAS SOSIAL SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:

Rosalyna Damayanti Gultom 062101166

Diploma III Keuangan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan

pada Program Studi Diploma III

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ekonomi

Medan


(2)

(3)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Dalam Meningkatkan Keterampilan dan Keahlian Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara”.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan serta mencapai gelar ahlimadia pada Program Studi Diploma III Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun dalam penyajiannya, hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan dan kemampuan dari penulis. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Pengelola D III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Pengelola D III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing dari penulis yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi/pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan serta telah banyak membantu penulis selama masa pendidikan maupun

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Ibu Dra. Ernawati, selaku Kepala UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara.


(4)

6. Ibu Nurma Tambunan, S.H., selaku Kepala Bagian Tata Usaha UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara.

7. Seluruh siswa di PSBR Nusa Putra, atas kesediannya memberikan waktu dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

8. Keluarga terbaik yang dianugerahkan Tuhan kepada penulis: Ayahanda P. Gultom yang tercinta, atas kesabarannya selama ini; Ibunda W. Naibaho yang tercinta, atas semangat yang tiada putus-putusnya untuk selalu membantu penulis; Kakanda Dumaria E.M.P. Gultom, atas dukungan dan doanya; dan Adinda Y.U.B.I. Imanuel Gultom, yang juga berjuang bersama dari kejauhan. 9. Sahabat-sahabat terbaik di kampus: Icha, Aprina, Debby, dan Hasina. Terima

kasih atas 3 tahun yang kita jalani bersama selama kuliah.

10. Semua sahabat-sahabat: Katrin, Melissa, Kiky, Tian, Edu, Tulus, Joandi, Ricky, Uli, Dinda, Afan, Erwin, Julia, Lidya, Naomi, Romulus, Daniel, Echo, Todona Siburian, Fransisca Pakpahan, Zuslianti Sianturi, Christine Togatorop, dan Jill Ayu Dewanti Priyama.

11. Semua pihak, rekan, sahabat, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dan peneliti lainnya. Tuhan Memberkati.

Medan, Juni 2009 Penulis

NIM: 062101166 Rosalyna Damayanti Gultom


(5)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL……….. v

DAFTAR GAMBAR………. vi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang ………..……….. 1

B. Perumusan Masalah………. 6

C. Tujuan Penelitian………. 6

D. Manfaat Penelitian……… 7

BAB II PROFIL INSTITUSI... 8

A Sejarah Ringkas………... 8

B. Jenis Kegiatan……….. 12

C. Struktur Organisasi……….. 15

D. Uraian Tugas……… 16

E. Kinerja Terkini………. 18

F. Rencana Kegiatan Institusi………... 18

BAB III PEMBAHASAN……… 20

A. Kegiatan Pelayanan Bimbingan……… 20

1. Pelayanan bimbingan mental………. 21

2. Pelayanan bimbingan sosial………... 22

3. Pelayanan bimbingan motivasi………... 24

4. Pelayanan bimbingan fisik……….. 25

5. Pelayanan bimbingan keterampilan………. 27

a. Keterampilan bordir………... 27

b. Keterampilan salon kecantikan……….. 29

c. Keterampilan elektronik………. 31

d. Keterampilan otomotif roda dua………. 33

B. Kegiatan Pelayanan Kesehatan………... 35


(6)

A. Kesimpulan………... 36 B. Saran……….. 36 DAFTAR PUSTAKA


(7)

Halaman Tabel 1.1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Penganggur Terbuka

di Indonesia Menurut Pendidikan dan Kategori, 2008……….. 4 Tabel 1.2 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Penganggur Terbuka

di Indonesia Menurut Golongan Umur dan Kategori, 2008…… 4 Tabel 1.3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Penganggur Terbuka

di Indonesia Menurut Provinsi dan Kategori, 2008………….... 5 Tabel 3.1 UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Propinsi Sumatera


(8)

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra


(9)

Tabel 1.3

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Penganggur Terbuka di Indonesia Menurut Propinsi dan Kategori 2008

Provinsi 1 2 3 4 Jumlah

Sumatera Utara 491.421 5.390 61.560 8.107 566.478 Jawa Barat 1.957.733 31.520 208.150 65.004 2.262.407 Jawa Timur 1.109.370 31.677 83.325 31.513 1.255.885 Jawa Tengah 1.110.922 20.488 78.812 24.423 1.234.645

Banten 514.251 2.005 66.443 19.137 601.836

Jumlah 5.183.697 91.080 498.290 148.184 5.921.251 *) 1. Mencari pekerjaan, 2. Mempersiapkan usaha, 3. Tidak mencari pekerjaan, 4. Sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Sumber: BPS/Sakernas

Berdasarkan ketiga tabel di atas dapat kita lihat bahwa penganggur terbuka begitu banyak jumlahnya, yaitu sebanyak 9.427.590. Jumlah terbanyak justru adalah yang pada tingkat pendidikan SMTA, yaitu sebesar 3.369.959. Sedangkan menurut golongan umur, maka yang paling banyak penganggur terbukanya adalah pada usia 20 tahun hingga 24 tahun, yaitu sebanyak 2.763.203. Padahal dengan pendidikan SMTA dan pada usia 20 tahun hingga 24 tahun tersebut seharusnya setiap sumber daya manusia sudah sangat potensial untuk bekerja. Sementara secara khusus di Sumatera Utara penganggur terbuka sebanyak 566.478 merupakan jumlah kelima terbesar setelah Jawa Barat (2.262.407), Jawa Timur (1.255.885), Jawa Tengah (1.234.645), dan Banten (601.836). Padahal propinsi-propinsi tersebut memang merupakan wilayah padat penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa di propinsi Sumatera Utara cukup banyak penganggur terbuka jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Oleh karena itu, Dinas Sosial ikut berperan serta dalam mengurangi pe- ngangguran dengan cara melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui


(10)

berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan mampu mendukung kehidupan di masa mendatang di dalam mencari pekerjaan, bahkan menciptakan lapangan pekerjaan. Penulis ingin mengetahui proses pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Dinas Sosial melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada generasi muda di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra. Oleh karena itu, penulis mengangkatnya dalam tugas akhir dengan judul: “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Dalam Meningkatkan Keterampilan dan Keahlian Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara.”

B. Perumusan Masalah

Setiap instansi dalam mencapai tujuannya akan mengalami berbagai masalah sehingga rencana yang telah ditetapkan tidak dapat direalisasikan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara dalam upayanya untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia.

2. Bagaimana proses berlangsungnya kegiatan pendidikan dan pelatihan pada UPTD PSBR Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:


(11)

PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara dalam upayanya untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses berlangsungnya kegiatan peningkatan keterampilan dan keahlian melalui pendidikan dan pelatihan pada UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis mengenai sistem pengembangan sumber daya manusia, sekaligus merupakan kesempatan bagi penulis untuk memaparkannya secara tertulis.

2. Bagi Instansi

Sebagai bahan bacaan yang informatif mengenai usaha instansi dalam me- lakukan pengembangan sumber daya manusia.

3. Bagi Orang Lain

Sebagai refrensi atau bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama pada masa yang akan datang.


(12)

PROFIL INSTITUSI

A. Sejarah Ringkas

Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara dalam melakukan sistem pendidikan dan pelatihan sebagai upaya peningkatan keterampilan dan keahlian bagi remaja, institusi ini melakukannya dalam suatu wadah yang dinamakan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra. PSBR Nusa Putra ini dibangun pada tahun 1975, beralamat di Jalan Industri Nomor 47 Desa Tanjung Morawa B, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Luas Areal lokasi PSBR ini adalah 19.896 m2.

Keberadaan awal berdirinya PSBR Nusa Putra di Tanjung Morawa ini adalah milik Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah Departemen Sosial Republik Indonesia di Sumatera Utara dengan nama Panti Karya Taruna (PKT) Nusa Putra. Pada tahun 1979, Departemen Sosial Republik Indonesia merubah nama lembaga tersebut menjadi Panti Penyantunan Anak (PPA) Nusa Putra. Namun, pada tahun 1994 berubah lagi namanya menjadi Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra.

Di atas tanah yang terdaftar dengan sertifikat Camat Tanjung Morawa, secara bertahap sejak tahun 1975 hingga tahun 1999 dibangunlah gedung-gedung untuk melengkapi fasilitas daya tampung untuk kapasitas 200 orang dengan luas bangunan keseluruhannya berjumlah 4.767,5 m2, dikelilingi tembok pagar 1400 m dan pagar besi 600 m, serta fasilitas jalan bangunan komplek sepanjang 1200 m. Jumlah keseluruhan gedung yang dibangun adalah 31 unit dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bantuan luar negeri (LOAN) kepada Departemen Sosial Republik Indonesia.


(13)

Krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997 yang berkepanjangan membuat perekonomian rakyat semakin terpuruk. Dipicu oleh situasi dan kondisi tersebut, sistem pemerintahan Indonesia yang sentralistis berubah menjadi desentralisasi. Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai daerah otonomi. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2003 membawa implikasi kepada perubahan sistem sentralisasi menjadi desentralisasi.

Seiring dengan berlakunya otonomi daerah, Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Sosial Republik Indonesia menyerahkan semua aset Pemerintah Pusat yang berada di daerah, khususnya Propinsi Sumatera Utara Kepada Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara, termasuk Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra Tanjung Morawa. Penyerahan aset tersebut tepatnya pada tanggal 1 April 2000 berupa personil atau Pegawai Negeri Sipil, bangunan gedung, dan kelengkapan administrasi lainnya.

Nama Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra diseragamkan dengan nama-nama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Sumatera Utara menjadi Balai Bina Remaja Nusa Putra Propinsi Sumatera Utara dan berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di lingkungan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara yang memberikan pelayanan sosial bagi anak terlantar dan putus sekolah.

Adapun sasaran garapan atau kriteria bagi penerimaan calon siswa adalah: 1) Anak putus sekolah atau terlantar, berusia 15 tahun hingga 21 tahun yang


(14)

a. Diutamakan bagi anak putus sekolah tingkat SLTP yang tidak bekerja atau mengaggur.

b. Anak yang mempunyai masalah sosial, seperti anak yang berasal dari keluarga ekonomi lemah atau keterlantaran di bidang pendidikan.

2) Prioritas diberikan kepada anak-anak panti asuhan, karang taruna, organisasi sosial, dan pilar-pilar masyarakat lainnya.

Tujuan yang hendak dicapai oleh UPTD PSBR Nusa Putra pada Dinas Sosial Sumatera terbagi atas 2, yaitu:

a. Tujuan Umum, meliput i:

1) Mempersiapkan dan membantu anak putus sekolah atau terlantar dengan memberikan kesempatan dan kemudahan agar dapat mengembangkan potensi dan kemauannya, baik jasmani, rohani, dan sosialnya.

2) Menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan kerja dengan tujuan memberikan bekal untuk kehidupan dan penghidupan masa depan secara wajar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

2) Tujuan Khusus, meliputi:

a. Membina remaja agar mampu melakukan peran sosialnya secara aktif di lingkungannya.

b. Mempersiapkan dan membina remaja sebagai manusia yang mempunyai akhlak mulia sesuai dengan nilai - nilai agama, adat istiadat, hukum, dan Pancasila.

c. Anak remaja bisa mempunyai keterampilan yang dapat diterima di pasaran kerja.


(15)

hidup mandiri.

Agar dapat memberikan arah dan tujuan program yang akan dilaksanakan, Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Menyusun misi sebagai berikut:

1. Mengembangkan kualitas masyarakat dan sumber daya manusia yang mandiri, sejahtera dan berwawasan luas.

2. Meningkatkan kesetaraan, kebersamaan, dan rasa persatuan didalam masyarakat.

3. Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial.

4. Memelihara dan memperkuat stabilitas sosial dan integritas sosial melalui pembinaan semangat kesetiakawanan sosial.

5. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas hidup manusia. 6. Mencegah dan mengendalikan serta mengatasi permasalahan sosial

sebagai dampak yang tidak diharapkan dari industrialisasi, krisis multi dimensi, bencana, globalisasi, dan arus informasi.

7. Memperkecil kesenjangan sosial dengan memberikan perhatian kepada warga masyarakat rentan penyandang masalah kesejahteraan sosial.

8. Mengembangkan upaya sistem jaminan dan perlindungan sosial.

9. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kejuangan, keperintisan, dan kepeloporan.

Adapun SDM yang digunakan pada bidang kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara adalah sebagai berikut.


(16)

Jumlah Pegawai UPTD : 33 Orang Klasifikasi pendidikan, yaitu:

1. Sarjana (S1) : 10 Orang 2. Sarjana Muda : 4 Orang

3. SLTA : 17 Orang

Jumlah : 33 Orang

4. SLTP : 2 Orang

Klasifikasi pangkat atau golongan pegawai UPTD, yaitu: 1. Golongan III : 29 Orang

2. Golongan II : 3 Orang

Jumlah : 33 Orang

3. Golongan I : 1 Orang

UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera memiliki sumber dana yang dipakai untuk biaya operasional panti berasal dari APBD Propinsi Sumatera Utara, dengan perincian alokasi dana sebagai berikut.

1. Alokasi dana untuk administrasi belanja pegawai dan belanja lainnya.

Dana yang diberikan untuk belanja pegawai, meliputi honor instruktur salon kecantikan, bordir, elektro, dan otomotif roda dua.

2. Alokasi untuk makanan, pakaian anak, dan kebutuhan lainnya, yaitu: a. Biaya makan sebesar Rp. 10.000/anak untuk 1 hari.

b. Biaya pakaian sebesar Rp. 70.000/anak untuk 1 tahun.

3. Alokasi dana untuk kegiatan manusia, yaitu untuk biaya kesehatan dan biaya keterampilan.

B. Jenis Kegiatan


(17)

Sumatera Utara adalah:

1. Kegiatan pelayanan sosial, meliputi: a. Pendekatan awal

Proses pendekatan awal dilakukan pada akhir tahun anggaran dengan mengirimkan surat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota tentang permintaan pengiriman calon warga binaan PSBR Nusa Putra Tanjung Morawa.

b. Penerimaan

Tahap penerimaan siswa diproses dengan memeriksa kelengkapan administrasi, meliputi:

1) Surat keterangan dari Kepala Desa atau Lurah yang menjelaskan mengenai kondisi atau keadaan calon siswa, yaitu keterangan tempat tinggal, keterangan belum pernah menikah dan berasal dari keluarga tidak mampu, serta keterangan berkelakuan baik.

2) Surat keterangan berbadan sehat, tidak cacat dan tidak mengidap penyakit menular dari dokter.

3) Surat permohonan dari orang tua agar anaknya bisa mengikuti pelatihan di PSBR Nusa Putra.

4) Foto copy ijasah/raport terakhir SD/SMP yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah yang bersangkutan.

5) Pas photo berwarna ukuran 3x4 sebanyak 8 lembar.

6) Calon siswa tidak ada pantangan khusus terhadap makanan.

7) Sanggup dan bersedia mentaati peraturan dan tata tertib yang diterapkan di PSBR.


(18)

8) Bagi siswa atau siswi yang lulus seleksi diwajibkan membawa pakaian seragam baju putih, rok berwarna hitam, dan sepatu

berwarna hitam.

2. Kegiatan pelayanan bimbingan, meliputi:

a. Bimbingan mental, termasuk pendidikan agama

b. Bimbinga n sosial, yaitu sosial kelompok dan sosial kewirausahaan c. Bimbingan fisik, yaitu melalui kegiatan olahraga

d. Bimbingan keterampilan e. Bimbingan motivasi 3. Kegiatan Pelayanan Kesehatan 4. Kegiatan lainnya


(19)

C. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra pada Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara.

Kepala UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara

Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Seksi Perencanaan dan

Program

Kepala Seksi Asuhan

Kepala Seksi Penyaluran


(20)

D. Uraian Tugas

Adapun tugas-tugas dari setiap perangkat organisasi pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra pada Dinas Sosial Sumatera Utara adalah:

1. Kepala UPTD Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra

Kepala UPTD PSBR Nusa Putra bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan pelayanan sosial di panti, yaitu meliputi:

a. Mengarahkan dan membimbing para staf sesuai struktur organisasi

untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pengarahan dan bimbingan ini meliputi pembinaan kinerja dan sumber daya manusia.

b. Melaksanakan pengawasan melekat terhadap semua kegiatan pelayanan di panti.

c. Mengadakan koordinasi vertikal maupun horizontal. 2. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala bagian tata usaha bertanggung jawab atas terlaksananya tugas- tugas pokok bagian tata usaha, yaitu meliputi urusan umum, rumah tangga, kepegawaian, dan keuangan.

3. Kepala Seksi Perencanaan dan Program

Kepala seksi perencanaan dan program bertanggung jawab atas terselenggaranya tugas-tugas pokok perencanaan dan program, yaitu meliputi urusan perencanaan, program, monitoring, dan evaluasi.

4. Kepala Seksi Asuhan

Kepala seksi asuhan bertanggung jawab atas terselenggaranya tugas-tugas pokok seksi asuhan, yaitu meliputi urusan identifikasi, pemeliharaan fisik,


(21)

pembinaan mental dan bimbingan sosial, dan keterampilan kerja. 5. Kepala Seksi Penyaluran

Kepala seksi penyaluran bertanggung jawab atas terselenggaranya tugas-tugas pokok seksi penyaluran dan bimbingan lanjut, yaitu meliputi urusa pemetaan monitoring dan job training siswa, serta pembinaan lanjut.

6. Fungsional

Tugas-tugas fungsional dibagi atas 2, yaitu:

a. Tugas-tugas rutin bidang pelayanan kesejahteraan sosial, meliputi:

1) Melaksanakan konsultasi dengan pihak terkait dalam persiapan sosialisasi.

2) Melaksanakan identifikasi calon penerima program pelayanan kesejahteraan sosial melalui pertemuan dengan masyarakat.

3) Melaksanakan kegiatan pemberian motivasi lepada calon penerima program pelayanan kesejahteraan sosial.

4) Mensosialisasikan rencana pemecahan masalah kepada penerima program pelayanan kesejahteraan sosial.

5) Menyusun laporan kegiatan evaluasi, terminasi, dan rujukan penerima program pelayanan kesejahteraan sosial.

b. Tugas-tugas umum, meliputi:

1) Melaksanakan koordinasi dengan pegawai sosial lainnya.

2) Mentaati dan melaksanakan seluruh perintah kedinasan dari pimpinan/pejabat struktural yang berkaitan dengan kegiatan.


(22)

E. Kinerja Terkini

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Sosial pada tahun 2009 telah menerima sejumlah siswa untuk dibina di dalam Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra sesuai dengan siklus perputaran pembinaan siswa yang berlangsung selama 1 tahun. Oleh karena itu, setiap tahunnya pada bulan januari diadakan penerimaan siswa baru. Hal ini dilakukan agar lebih banyak lagi mendapatkan sumber daya manusia yang perlu dididik dan dilatih melalui kegiatan keterampilan yang mampu meningkatkan kualitasnya sehingga dapat tetap berguna di era globalisasi saat ini.

Pada bulan Juni tahun 2009, siswa yang mengikuti bimbingan keterampilan bordir harus menyerahkan hasil pekerjaan bordir mereka untuk dikumpulkan kepada instruktur untuk mendapat penilaian. Selain itu, setiap 1 caturwulan, instruktur mengadakan evaluasi terhadap kemampuan setiap siswa sesuai dengan bidang keterampilan yang diikuti masing-masing siswa. Hasil evaluasi tersebut diumumkan secara tertulis pada lembar penilaian yang ada di masing-masing ruangan bimbingan keterampilan.

F. Rencana Kegiatan Institusi

Pada bulan Agustus tahun 2009 mendatang, PSBR Nusa Putra akan menempatkan siswa-siswa dari bagian keterampilan salon untuk disalurkan pada salon-salon di wilayah Medan maupun Deli Serdang. Penyaluran siswa-siswa program keterampilan salon ini merupakan suatu bentuk kegiatan magang agar siswa menjadi lebih terampil dan memahami keadaan sesungguhnya apabila


(23)

Selain melakukan kegiatan magang, pada bulan Agustus tahun 2009 mendatang, PSBR Nusa Putra juga merencanakan diadakannya perlombaan kreasi bagi siswa di setiap bidang keterampilan, khususnya keterampilan bordir dan salon kecantikan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing yang sportif di antara siswa serta meningkatkan kreatifitas setiap siswa untuk menciptakan ide-ide baru yang menarik sesuai bidang keterampilan mereka.

Pada bulan Desember 2009 mendatang, PSBR Nusa Putra akan meluluskan siswa-siswa binaannya, baik dari program keterampilan salon, menjahit, elektro maupun otomotif roda dua. Siswa-siswa yang telah lulus tersebut akan dipulangkan ke daerah asal mereka. Siswa pada program salon akan dibekali seperangkat peralatan salon dan pada program menjahit bordir diberikan sebuah mesin jahit untuk setiap siswanya. Hal ini dilakukan agar setiap siswa mampu melanjutkan keterampilannya, memasuki dunia usaha, bahkan membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan keterampilan yang telah dikuasainya tersebut.


(24)

PEMBAHASAN

A. Kegiatan Pelayanan Bimbingan

Peningkatan keterampilan dan keahlian pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara, dilakukan melalui berbagai kegiatan pelayanan bimbingan, yaitu melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan yang diberikan kepada remaja yang telah putus sekolah ini pun tidak sama lagi dengan siswa pada sekolah dengan pendidikan formal, tetapi memperoleh pendidikan agama ataupun pendidikan mengenai etika, sehingga dapat bermanfaat untuk membina remaja putus sekolah menjadi manusia yang mempunyai akhlak mulia sesuai nilai-nilai agama, adat-istiadat, peraturan perundang-undangan dan dasar negara Pancasila. Pendidikan semacam itu diperoleh siswa melalui pelayanan bimbingan mental maupun pelayanan bimbingan sosial.

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang optimal secara jasmani, maka diadakan pula pelayanan bimbingan fisik. Pelayanan utama yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia dilakukan melalui pelayanan bimbingan keterampilan, yaitu meliputi keterampilan menjahit bordir, keterampilan salon kecantikan, keterampilan otomotif roda dua, atau keterampilan elektronik, sesuai dengan jenis keterampilan apa yang diikut i oleh setiap siswa.

Berikut ini adalah tabel jenis kegiatan pelayanan bimbingan kegiatan pelayan lainnya yang diberikan kepada siswa PSBR Nusa Putra pada UPTD Dinas Sosial beserta instruktur yang menangani bidang tersebut.


(25)

Tabel 3.1

UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Jenis Keterampilan dan Nama Instruktur

2009 Jenis

Kegiatan Pelayanan

No. Jenis

Bimbingan/Keterampilan Instruktur

Pelayanan Bimbingan

1

Bimbingan Mental: a. Agama Islam b. Agama Kristen

Dra. Rusdah Azizah Lukky

2

Bimbingan Sosial: a. Sosial Kelompok

b. Sosial Kewirausahaan

Dra. Novriyanti Ririen H. A. Ks Dra. Mayam Ginting Henry S. B.A

Sri Harnita Lubis, SE Diah Noor Betty, SH Dra. Misri

Makmur N., SPd 3 Bimbingan Fisik Instruktur Kepolisian

Jetty Ellen B.A 4 Bimbingan Motivasi

Rianti Sitanggang B.A Nurma Tambunan SH Drs. Syaiful Azwar Wati Naibaho

5

Bimbingan Keterampilan: a. Keterampilan Bordir b. Keterampilan Salon c. Keterampilan Elektro d. Keterampilan Otomotif Roda Dua Kartini Ginting Ramina Sitepu Muhammad Hendra Iwan Pelayanan

Lainnya 1 Kesenian/Tari Syahputra

Sumber: UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara

Berikut ini adalah deskripsi dari kegiatan pendidikan dan pelatihan siswa yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dari sumber

daya manusia pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara.

1. Pelayanan bimbingan mental


(26)

hormati sesama teman dan pelatih/instruktur. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan bimbingan kerohanian dan bimbingan mental lainnya, yaitu sesuai dengan agama masing-masing siswa. Untuk yang beragama Islam setiap hari Rabu dilaksanakan pengajian, sedangkan yang beragama Kristen diadakan kebaktian rohani pada hari Selasa. Bimbingan agama, yaitu agama Islam dan Kristen dilakukan oleh seorang pegawai Dinas Sosial yang bertugas untuk memberikan pelajaran agama Islam, dan seorang pegawai Dinas Sosial lagi untuk memberikan pelajaran agama Kristen. Pengajaran agama Islam dilaksanakan di aula, sedangkan pengajaran agama Kristen dilaksanakan di bangunan tempat keterampilan salon kecantikan, yaitu pada hari Kamis, pukul 08.15 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Adapun yang diajarkan oleh pengajar dalam bimbingan mental atau keagamaan di UPTD PSBR Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara ini adalah:

a. Siswa harus mampu mengendalikan diri terhadap hal-hal atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama.

b. Siswa menjadi manusia yang berkualitas dalam pengertian menjadi manusia yang sukses secara material, psikologis dan spiritual, dengan menjalankan perjuangan hidup yang mandiri melalui usaha-usaha yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

2. Pelayanan bimbingan sosial

Pelayanan bimbingan sosial dilakukan di dalam sebuah bangunan khusus untuk memberikan pengarahan bagi semua siswa berkaitan dengan bimbingan sosial. Bimbingan dilakukan oleh seorang pegawai Dinas Sosial yang bertugas bergantian dengan pegawai yang lain untuk memberikan pelayanan


(27)

bimbingan sosial sesuai jadwal masing-masing. Pelayanan bimbingan sosial ini dibagi atas 2, yaitu:

a. Bimbingan sosial kelompok

Bimbingan sosial kelompok dilaksanakan setiap hari Selasa, pukul 08.15 WIB hingga pukul 09.00 WIB di aula PSBR Nusa Putra. Adapun proses bimbingan ini, yaitu siswa dibagi atas 5 kelompok yang terdiri dari 15 siswa hingga 20 siswa. Masing-masing kelompok diberikan suatu permasalahan, dan setiap siswa diharapkan dapat berperan secara aktif dalam memberikan pemecahan masalah. Bimbingan sosial kelompok ini dapat menjadi semacam studi kasus bagi siswa di dalam setiap kelompok. Secara ringkas, adapun tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan sosial kelompok ini adalah:

1) Siswa mampu mengendalikan sikap dan perilaku dalam merespon segala sesuatu , baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang sebagai individu.

2) Siswa mampu mengetengahkan sikap dan perilaku sosial secara khusus karena manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa adalah sebagai makhluk sosial, yang tidak mempunyai pilihan lain selain menjalani hidup dalam kehidupan bersama dan kebersamaan dengan dengan orang lain.

3) Siswa memiliki sikap dan perilaku sosial yang positif, yang perwujudannya dalam kebersamaan tidak sekedar mampu bergaul dengan orang lain, tetapi juga memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.


(28)

4) Secara khusus, siswa diharapkan mampu memahami dan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan hukum yang mengaturnya.

b. Bimbingan sosial kewirausahaan

Bimbingan sosial kewirausahaan dilaksanakan setiap hari Senin, pukul 08.15 WIB hingga pukul 09.00 WIB di aula PSBR Nusa Putra. Bimbingan sosial kewirausahaan mengajarkan siswa mengenai manajemen dasar usaha, modal usaha, lokasi usaha, rintangan usaha, peluang usaha, hingga pengembangan kepribadian mandiri atau kepribadian wiraswasta. Kegiatan ini ditunjukkan pada gambar 1.1, gambar 1.2, dan gambar 1.3. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui bimbingan sosial kewirausahaan di UPTD PSBR Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara ini adalah:

1) Siswa mampu mendayagunakan pengetahuan dan pemahamannya terhadap sesuatu hal untuk dengan melakukan proses berfikir yang kritis, logis, kreatif, dan dinamis.

2) Siswa memiliki kepribadian mandiri, yaitu dengan memiliki sifat dan sikap rajin, senang bekerja, sanggup bekerja keras, tekun, gigih, berdisiplin, berani merebut kesempatan, mampu bersaing dan mampu pula bekerja sama, mempunyai cita-cita dan tahu apa yang harus diperbuat untuk mewujudkannya, tidak mudah putus asa, dan berbagai kriteria manusia yang mandiri lainnya.

3. Pelayanan bimbingan motivasi


(29)

bimbingan sosial, yaitu dilaksanakan di aula PSBR Nusa Putra, setiap hari Rabu, pukul 08.15 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Bimbingan motivasi yang diberikan tidak jauh berbeda dengan bimbingan kewirausahaan, namun lebih cenderung membimbing siswa untuk memiliki semangat dalam belajar dan bekerja, yang dalam hal ini mereka dituntut untuk mendalami kegiatan mereka di PSBR Nusa Putra dengan sungguh-sungguh demi masa depan mereka. 4. Pelayanan bimbingan fisik

Pelayanan bimbingan fisik terbagi atas 5 bagian kegiatan, yaitu: 1) Kebersihan asrama

Kebersihan asrama dilaksanakan setiap hari Senin hingga hari Sabtu, pukul 05.30 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membagi-bagi tugas kepada setiap siswa dalam membersihkan kamar tidur, halaman asrama, dan kamar mandi.

2) Kebersihan lingkungan

Kebersihan lingkungan dilaksanakan setiap hari Senin hingga hari Sabtu pada pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan dengan menggerakkan semua siswa untuk bergotong royong membersihkan komplek panti dan lingkungan asrama yang dikoordinir oleh pengasuh masing-masing.

3) Kegiatan olahraga

Kegiatan olahraga dilaksanakan pada sore hari dibagi dalam kelompok volley ball dan badminton.

4) Senam pagi


(30)

pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini dipimpin oleh tiga orang instruktur senam dari pihak kepolisian setempat. Seorang instruktur di depan yang memberikan panduan senam, seorang instrukstur di samping, dan seorang instrukstur lagi mengawasi siswa-siswa agar melaksanakan olahraga dengan tertib. Kegiatan ini juga tetap diawasi oleh pihak pegawai Dinas Sosial agar kegiatan olahraga tersebut dilakukan oleh siswa dengan sebaik-baiknya. Setelah melakukan senam, siswa juga melakukan olahraga lari, yaitu mengitari lingku ngan di sekitar Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra. Dilanjutkan dengan membentuk barisan untuk melakukan pendinginan yang juga diarahkan oleh instruktur. Kegiatan olahraga dapat selesai sampai di sini atau dapat pula dilanjutkan dengan melakukan olahraga voli bagi yang mau mengikutinya. Kegiatan olahraga ditunjukkan pada gambar 1.4, gambar 1.5, dan gambar 1.6. Adapun tujuan pemberian bimbingan fisik yang dilakukan di UPTD PSBR Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara ini adalah:

a. Siswa dapat mencegah ataupun menyembuhkan gangguan penyakit, membiasakan siswa untuk hidup sehat, bersih, dan teratur.

b. Siswa memiliki kesadaran akan pentingnya jasmani yang berkualitas untuk mendukung upaya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan perlu dimiliki oleh setiap manusia sedini mungkin, terutama pada usia remaja dan dewasa.

c. Siswa dapat memahami bahwa kualitasnya akan semakin tinggi apabila bagian - bagian tubuhnya berfungsi secara efektif dan


(31)

efisien, terutama bagian tubuh yang memungkinkannya menjadi sumber daya manusia yang produktif.

5. Pelayanan bimbingan keterampilan

Pelayanan bimbingan keterampilan dilaksanakan pada hari Senin hingga hari Kamis, pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, dengan waktu istirahat hanya 15 menit dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 10.15 WIB. Bimbingan keterampilan ini dilaksanakan di dalam 4 bangunan khusus keterampilan, yaitu keterampilan bordir, salon kecantikan, elektro, dan otomotif roda dua. Setiap kegiatan keterampilan tersebut dilakukan di ruangan keterampilan masing-masing yang diikuti siswa.

Berikut adalah deskripsi dari setiap bimbingan keterampilan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Nusa Putra, Dinas Sosial Sumatera Utara.

a. Keterampilan bordir

Keterampilan bordir dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Keterampilan ini dilaksanakan di sebuah bangunan khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan bordir. Di dalam ruangan keterampilan ini terdiri dari 26 orang siswa yang seluruhnya adalah perempuan. Suasana saat berlangsungnya aktivitas dapat dilihat pada gambar 1.7. Instruktur yang membimbing siswa untuk membordir di sini adalah instruktur yang memang memiliki keahlian untuk membordir dan setiap siswa diajarkan setiap teknik-teknik yang harus dipahami untuk membuat hasil bordiran yang baik dan benar. Di dalam bangunan tempat praktek membordir telah


(32)

tersedia peralatan untuk membordir, yaitu mesin jahit berjumlah 42 buah, beserta perlengkapan menjahit lainnya, seperti benang, gunting, ram, dan bahan atau kain sebagai wadah dari pola atau motif yang akan dibordir oleh siswa.

Adapun proses berlangsungnya keterampilan membordir adalah: 1) Instruktur memberikan pengarahan mengenai tugas-tugas membor-

dir yang akan dikerjakan oleh setiap siswa.

2) Menyiapkan pola bordiran dengan menggambar ataupun menjiplak dengan menggunakan kertas karbon terhadap pola yang telah

disiapkan oleh instruktur ke bahan atau kain yang hendak dibordir. 3) Siswa membordir kain atau bahan sesuai pola yang sudah digambar.

Setiap siswa mengerjakannya secara individual, namun tetap dapat meminta petunjuk dari siswa lain maupun instruktur, yaitu seperti pada gambar 1.8.

4) Instruktur mengawasi kegiatan siswa dan menjelaskan hal-hal yang mungkin ditanyakan oleh siswa sputar kegiatan keterampilan bordir tersebut.

Kain yang dibordir ini kemudian akan dijahit oleh siswa untuk dijadikan taplak meja, sarung bantal, telekung, mukenah, seprai, selendang, dan lain-lain. Pada gambar 1.9 menunjukkan siswa sedang menjahit hasil bordiran menjadi sarung bantal. Pada tahapan awal siswa mempelajari teknik membordir, terlebih dahulu setiap siswa diajarkan berbagai bentuk pola atau motif sebagai dasar pengembangan kreatifitas siswa untuk menggambar motif yang akan dibordir. Siswa dapat juga menggambar


(33)

ulang motif yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan karbon. Hal ini ditunjukkan seperti pada gambar 2.1.

Adapun motif yang dipelajari oleh siswa adalah: 1) Motif dasar garis patah

2) Motif dasar bulat, oval, dan 4 tetes air 3) Motif dasar garis lengkung dan gelombang 4) Motif dasar gabungan

5) Daun, bunga, buah, dan galur. Contoh motif ini ditunjukkan pada gambar 2.2.

6) Pola bebas, yaitu bentuk air, pola serak, jalan semprot, dan jalan sasag 7) Stik dan bentuk karang, yaitu sarang lebah, kerawang solder,

kerrawang laba-laba, kerrawang tepas, kerrawang melati, dan sisik ikan.

8) Motif gabungan dari rangkaian motif yang tersebut di atas. Motif gabungan ini ditunjukkan pada gambar 2.3.

Evaluasi terhadap hasil pekerjaan siswa dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan ketentuan yang disampaikan oleh instruktur. Kriteria penilaian instruktur dinilai dari teori dasar, teori menggambar, dan teori pengetahuan bahan dan alat.

b. Keterampilan salon kecantikan

Keterampilan salon kecantikan dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Keterampilan ini dilaksanakan di sebuah bangunan tersendiri, khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan salon kecantikan. Keterampilan ini


(34)

diikuti oleh 40 orang siswa dan keseluruhannya adalah perempuan. Di dalam bangunan ini telah tersedia peralatan-peralatan salon, seperti sisir (sisir embi dan sisir rajor), gunting (guntung biasa dan gunting zigzag), alat pengeriting rambut, penjepit rambut, hair drier, baby list, rol untuk blow rambut, kliper, kertas rotto, rotto, serta perlengkapan salon seperti kaca, rak peralatan salon, steamer cup, wastafel tempat untuk mencuci rambut, lemari yang berisi barbagai obat untuk keperluan rambut, dan etalase tempat penyimpanan konde hasil kreasi siswa, yaitu seperti ditunjukkan pada gambar 2.4.

Adapun jenis-jenis kegiatan yang dipelajari pada keterampilan salon kecantikan ini adalah:

1. Teknik memotong rambut yang benar dan harus sesuai dengan pola rambut untuk membuat potongan solid (pangkas lurus atau horizontal), graduasi (pangkas 0° hingga 60°), atau layer (pangkas 90° hingga 180°).

2. Cara creambath yang benar, memijat, dan mencuci rambut. 3. Teknik melakukan pelurusan rambut dengan menggunakan alat

baby list.

4. Teknik pelurusan rambut dengan menggunakan obat atau cream pelurus rambut (rebonding atau ion).

5. Teknik pengeritingan rambut dengan menggunakan alat pengeriting untuk pengeritingan yang bertahan untuk sementara, yaitu seperti pada gambar 2.5, hingga memperoleh hasil yang diharapkan, seperti dinjukkan pada gambar 2.6.


(35)

6. Teknik pengeritingan rambut dengan menggunakan obat agar Pengeritingan yang sifatnya permanen, dengan berbagai model pengeritingan, misalnya keriting stik, keriting dasar, keriting batu bata, keriting sosis, keriting antenna, dan keriting spiral.

7. Cara memblow rambut dengan menggunakan rol, yaitu seperti pada gambar 2.7.

8. Cara pengeringan rambut yang benar dengan menggunakan hair drier, misalnya arah dan jarak hair drier terhadap rambut yang dikeringkan. Penggunaan hair drier ditunjukkan pada gambar 2.8.

9. Teknik menyanggul maupun membuat konde atau sanggul, yaitu sanggul dewi yang terbagi atas sanggul dewi malang, dewi polos, dan dewi polos angka delapan.

Keterampilan salon kecantikan ini biasanya dilakukan secara berkelompok atau setidaknya 2 orang siswa saling bekerja sama secara bergantian, seperti pada gambar 2.9. Hal ini terjadi karena masing-masing siswa juga menjadi model praktek salon bagi kegiatan keterampilan salon kecantikan tersebut. Jadi apabila seorang siswa telah melakukan prakteknya, maka harus bergantian kembali untuk menjadi model prakteknya. Setiap 1 caturwulan, siswa pada keterampilan salon kecantikan ini juga harus menghadapi evaluasi , baik teori maupun praktek. Kriteria penilaian adalah berdasarkan teori dasar, teori menggambar, dan teori pengetahuan bahan dan alat.

c. Keterampilan elektronik


(36)

hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Keterampilan ini diadakan di dalam sebuah bangunan tersendiri, khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan elektronik. Keterampilan ini diikuti oleh 10 orang siswa dan keseluruhannya adalah laki-laki. Di dalam bangunan ini telah tersedia peralatan-peralatan yang digunakan untuk melakukan perbaikan terhadap barang elektronik, yaitu solder, timah sebagai bahan perekat pada saat menyolder, kabel, obeng positif dan negatif, multitester, sedotan timah, tang, yaitu ditunjukkan pada gambar 3.1, dan peralatan lain yang mendukung kegiatan perbaikan barang-barang elektronik. Selain itu, sebagai bahan untuk membuat rangkaian telah disediakan resistor, dioda, Intergrate Circuit (IC), dan kondensator, yang terdiri dari elco, mika, milar, dan kramik. Semuanya disimpan di dalam lemari peralatan, yaitu seperti pada gambar 3.2. Sebagai bahan praktek atau objek yang diperbaiki oleh siswa maka disediakanlah sejumlah barang-barang elektronik, seperti televisi, radio, dan tape. Apabila ada pihak-pihak tertentu, misalnya pegawai yang memberikan barang lainnya sebagai objek praktek, maka siswa-siswa tersebut akan memperbaikinya juga. Pada keterampilan elektronik ini siswa juga dibantu oleh seorang instruktur yang benar-benar memahami teknik-teknik dalam memperbaiki barang-barang elektronik, hal ini ditunjukkan seperti pada gambar 3.3. Dalam melakukan kegiatannya, siswa dapat memperbaiki barang-barang elektronik tersebut secara individual karena pekerjaan mereka sangat memerlukan ketelitian, hal ini ditunjukkan seperti pada gambar 3.4. Bagaimanapun juga pengetahuan individual terhadap seluk beluk


(37)

mengenai pengetahuan elektronika memang harus benar - benar sudah dipahami, misalnya mengenai kelistrikan, rangkaian elektronika, cara mensolder (seperti pada gambar 3.5), dan lain-lain.

Adapun barang-barang elektronika yang telah diperbaiki oleh siswa, yaitu loudspeaker, amplifier, radio, televisi, remote, rice cooker, kipas angin, MP3, charger, seterika, dan jam.

Selain memperbaiki barang-barang elektronik, siswa juga dapat membuat rakitan seperti pada gambar 3.6. Kegiatan perakitan yang telah dilakukan oleh siswa, meliput i:

1. Membuat adaptor untuk amplifier. 2. Membuat penghemat listrik. 3. Membuat charger.

4. Membuat bara api dari listrik.

Adapun teori pengantar yang telah dipelajari oleh siswa, meliputi: 1. Pengenalan terhadap arus listrik.

2. Pengenalan terhadap peralatan elektronika. 3. Cara membuat rangkaian elektronika.

4. Tahapan dalam memperbaiki peralatan elektronika.

Setiap 1 caturwulan, siswa pada keterampilan elektronika ini juga harus menghadapi evaluasi , baik teori maupun praktek. Kriteria penilaian adalah berdasarkan teori dasar, teori menggambar, dan teori

pengetahuan bahan dan alat. c. Keterampilan otomotif roda dua


(38)

dengan hari Jumat, pada pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB. Keterampilan ini diadakan di sebuah bangunan tersendiri, khusus bagi siswa yang mengikuti keterampilan otomotif roda dua, yaitu seperti pada gambar 3.7. Keterampilan ini diikuti oleh 20 orang siswa dan keseluruhannya diikuti oleh laki-laki. Di dalam bangunan ini telah tersedia peralatan-peralatan untuk melakukan kegiatan perbengkelan, seperti tang, obeng positif dan negatif, mesin pompa angina ke dalam ban (kompresor) yang ditunjukkan pada gambar 3.8, 1 set kunci pas, kunci ring, kunci soc, kunci letter T dan L, kunci inggris, kunci kelep, obeng ketok, alat untuk mengasah dan memotong besi (grenda), dan peralatan perbengkelan lainnya. Sebagai bahan praktek atau objek latihan perbaikan otomotif roda dua ini, telah disediakan sepeda motor berjumlah 7 buah, yang ditunjukkan pada gambar 3.9. Siswa yang mengikuti program ini melatih kemampuan dan pengetahuannya terhadap otomotif roda dua, yaitu dengan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang mungkin dialami oleh sebuah sepeda motor terutama pada bagian mesin-mesin, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1.

Adapun kegiatan-kegiatan perbaikan sepeda motor yang dipelajari siswa, meliputi:

1. Menyetel rem sepeda motor yang blong atau kurang kuat dalam memberhentikan sepeda motor.

2. Menyetel kelep. 3. Mengganti rantai. 4. Mengga nti gigi tarik.


(39)

5. Memperbaiki maupun mengganti lampu sepeda motor yang rusak. 6. Bongkar pansang mesin, seperti pada gambar 4.2 dan 4.3.

7. Bongkar pasang transmisi.

8. Menyetel atau memperbaiki bagian pembakaran atau pengapian.

Siswa dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut di atas secara individual, berkelompok, maupun dengan bantuan instruktur.

B. Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada siswa, Panti Sosial Bina Re- maja (PSBR) Nusa Putra menyediakan obat - obatan (P3K). Selain menyediakan obat-obatan, PSBR Nusa Putra juga bekerjasama dengan Klinik Amanah Tanjung Morawa, dalam hal apabila ada siswa yang jatuh sakit, serta diadakan pemeriksaan rutin setiap dua kali dalam sebulan.

C. Kegiatan Pelayanan Lainnya

Siswa juga diajarkan keterampilan tambahan lainnya, yaitu menari dan latihan manasik bagi umat muslim. Latihan manasik bagi umat muslim dilaksanakan setiap hari Jumat pada pukul 10.00 WIB, yaitu setelah melaksanakan aktivitas olahraga, sedangkan menari pada hari Sabtu pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB di aula PSBR Nusa Putra. Tarian yang dipelajari adalah tarian Melayu (tari persembahan, tari maulai, dan tari mainang), tarian Batak (tari sarge), tarian Padang (tari piring), dan tarian Karo (tari biring manggis). Tarian-tarian ini dilatih oleh seorang instruktur tari.


(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara melakukan kegiatan dalam meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia adalah melalui pendidikan dan pelatihan, yaitu dengan menerapkan kegiatan pelayanan bimbingan mental, pelayanan bimbingan sosial yang meliputi bimbingan sosial kelompok dan bimbingan sosial kewirausahaan; pelayanan bimbingan motivasi, pelayanan bimbingan fisik, dan pelayanan bimbingan keterampilan, yaitu terdiri dari keterampilan bordir, salon kecantikan, elektronika, atau otomotif roda dua, sesuai dengan keterampilan apa yang diikuti oleh siswa tersebut.

2. Dalam melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut, program kegiatan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Kegiatan dilakukan di dalam bangunan khusus yang telah tersedia untuk setiap praktek keterampilan maupun untuk bimbingan. Setiap keterampilan dipimpin oleh seorang instruktur, sedangkan setiap bimbingan diberikan oleh pegawai UPTD PSBR Nusa Putra Dinas Sosial Sumatera Utara.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis agar dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada hubungannya dengan sistem pendidikan dan pelatihan guna meningkatan keterampilan dan keahlian siswa di UPTD PSBR Nusa Putra adalah:


(41)

2. Perlu adanya penambahan alat-alat keterampilan atau objek untuk keperluan praktek keterampilan.

3. Agar dapat mengukur sejauh mana keberhasilan UPTD PSBR Nusa Putra dalam membina siswanya, maka perlu diadakan program bimbingan lanjutan bagi siswa yang telah kembali ke daerahnya masing-masing.

4. Untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, serta menambah wawasan siswa, perlu diadakan perpustakaan.

5. Untuk meningkatkan mutu pelayanan sosial yang berpengaruh bagi keberhasilan pendidikan dan pelatihan siswa, maka bagi pegawai perlu juga diadakan pendidikan dan pelatihan mengenai ilmu pekerja sosial.


(42)

Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara. 2009. Visi dan Misi Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 9 Mei 2009. (online/http://www.su mutprov.go.id/skpd/dinassosial/index.php?option=com_content&task=view &id=13&Itemid=28)

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2009. Data dan Informasi. Ketenagakerja- an. Diakses pada tanggal 9 Mei 2009.(online/http://www.nakertrans.go.id/ pusdatin.html,9,naker)

Nawawi, Hadari, dan Mimi Martini. 1994. Manusia Berkualitas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tilaar, H.A.R. 1997. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Era Globalisasi. Visi, Misi, dan Program Aksi Pendidikan dan Pelatihan Menuju 2020. PT Grasindo, Jakarta.

Zainun, Buchari. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Toko Gunung Agung, Jakarta.


(43)

Bimbingan Sosial Kewirausahaan dan Bimbingan Fisik

Gambar 1.1 Seluruh siswa berkumpul di Gambar 1.2 Kelompok siswa pria pada

Aula keterampilan otomotif

Gambar 1.3 Berlangsungnya bimbingan Gambar 1.4 Siswa mempersiapkan barisan

Gambar 1.5 Siswa mengikut i olahraga Gambar 1.6 Siswa selesai mengikuti


(44)

Gambar 1.7 Suasana saat aktifitas mem- Gambar 1.8 Siswa berinteraksi buat bordiran dengan instruktur

Gambar 1.9 Siswa menjahit hasil bor- Gambar 2.1 Siswa menggambar pola diran menjadi sarung bantal

Gambar 2.2 Contoh motif bunga dan Gambar 2.3 Siswa membuat bordir daun motif gabungan


(45)

Gambar 2.4 Lemari perlengkapan dan Gambar 2.5 Hasil pemasangan alat etalase sanggul hasil pengeriting rambut kreasi siswa

Gambar 2.6 Contoh rambut hasil pe- Gambar 2.7 Siswa bekerja sama pengeritingan siswa untuk memasang rol

Gambar 2.8 Siswa menggunakan hair Gambar 2.9 Siswa bekerja sama drier ke rambut yang dirol untuk mengeriting


(46)

Gambar 3.1 Beberapa contoh peralatan Gambar 3.2 Lemari peralatan

yang digunakan siswa

Gambar 3.3 Altivitas bersama instruktur Gambar 3.4 Siswa bekerja individual

Gambar 3.5 Siswa menyolder Gambar 3.6 Rakitan hasil kegitan siswa


(47)

Gambar 3.7 Ruangan keterampilan Gambar 3.8 Kompresor untuk me- otomotif roda dua ngisi angin pada ban

Gambar 3.9 Sepeda motor untuk Gambar 4.1 Mesin-mesin sepeda motor objek perbaikan


(48)

(49)

(1)

Keterampilan Bordir

Gambar 1.7 Suasana saat aktifitas mem- Gambar 1.8 Siswa berinteraksi

buat bordiran dengan instruktur

Gambar 1.9 Siswa menjahit hasil bor- Gambar 2.1 Siswa menggambar pola diran menjadi sarung bantal

Gambar 2.2 Contoh motif bunga dan Gambar 2.3 Siswa membuat bordir


(2)

Keterampilan Salon Kecantikan

Gambar 2.4 Lemari perlengkapan dan Gambar 2.5 Hasil pemasangan alat etalase sanggul hasil pengeriting rambut kreasi siswa

Gambar 2.6 Contoh rambut hasil pe- Gambar 2.7 Siswa bekerja sama pengeritingan siswa untuk memasang rol

Gambar 2.8 Siswa menggunakan hair Gambar 2.9 Siswa bekerja sama drier ke rambut yang dirol untuk mengeriting


(3)

Keterampilan Elektronika

Gambar 3.1 Beberapa contoh peralatan Gambar 3.2 Lemari peralatan yang digunakan siswa

Gambar 3.3 Altivitas bersama instruktur Gambar 3.4 Siswa bekerja individual

Gambar 3.5 Siswa menyolder Gambar 3.6 Rakitan hasil kegitan siswa


(4)

Keterampilan Otomotif Roda Dua

Gambar 3.7 Ruangan keterampilan Gambar 3.8 Kompresor untuk me- otomotif roda dua ngisi angin pada ban

Gambar 3.9 Sepeda motor untuk Gambar 4.1 Mesin-mesin sepeda motor objek perbaikan


(5)

(6)