STUDI DESKRIPTIF PEMBINAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.

(1)

STUDI DESKRIPTIF PEMBINAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh

RENI PUJIASTUTI 1001761

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

STUDI DESKRIPTIF PEMBINAAN DISPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

Oleh Reni Pujiastuti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Reni Pujiastuti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

v Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA MUTIARA

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... ... . v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... .... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... .... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN ASUMSI PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8

1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 10

3. Pembinaan Disiplin ... 14

B. Asumsi Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. ... Lokasi dan Sumber Penelitian ... 20


(5)

vi Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sumber Data Penelitian ... 20 B.... Desain

Penelitian ... 21 C.... Metode

Penelitian dan Pendekatan Penelitian ... 22 D. ... Definisi

Operasional ... 23 E. ... Instrume

n Penelitian ... 23 F. ... Teknik

Pengumpulan Data ... 34 G. ... Analisis

Data ... 42 H. ... Keabsah

an Data ... 43

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ... Gambara

n Lembaga ... 46 B.... Respond

en ... 51 C... Temuan

Penelitian ... 54 1. ... Kondisi

Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai BPED di Pusdiklat

Geologi ... 54 2. ... Upaya

Lembaga dalam Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai BPED


(6)

vii Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. ... Pelaksan

aan Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai BPED di Pusdiklat

Geologi melalui Pendekatan Reward and Punishment ... 80 4. ... Faktor

yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Pembinaan

Disiplin Kerja Pegawai di BPED ... 85 D. ... Pembaha

san ... 109 1. ... Kondisi

Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai BPED di Pusdiklat

Geologi ... 109 2. ... Upaya

Lembaga dalam Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai BPED

di Pusdiklat Geologi ... 113 3. ... Pelaksan

aan Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai BPED di Pusdiklat

Geologi melalui Pendekatan Reward and Punishment ... 115 4. ... Faktor

yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Pembinaan

Disiplin Kerja Pegawai di BPED ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. ... Kesimpu lan ... 119 B... Saran

... 120


(7)

viii Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN... ... 123

DAFTAR TABEL


(8)

ix Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 25

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Penelitian ... 33

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Berdasarkan Pendidikan ... 49

Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Berdasarkan Golongan ... 50

Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Berdasarkan Status ... 50

Tabel 4.4 Gamabaran Umum Responden ... 51

Tabel 4.5 Kondisi Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai BPED berdasarkan Hadir Tepat Waktu ... 55

Tabel 4.6 Kondisi Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai BPED berdasarkan Melaksanakan Tugas Tepat Waktu ... 57

Tabel 4.7 Kondisi Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai BPED berdasarkan Disiplin dalam Menyelenggarakan Diklat ... 60

Tabel 4.8 Kondisi Ketepatan Hadir Widyaiswara ... 62

Tabel 4.9 Kondisi Ketepatan Pembagian Bahan Ajar kepada Peserta Diklat .. 64

Tabel 4.10 Kesiapan Sarana dan Prasarana Diklat ... 66

Tabel 4.11 Upaya Pegawai agar Hadir Tepat Waktu ... 68

Tabel 4.12 Upaya Lembaga agar Pegawai Hadir Tepat Waktu ... 69

Tabel 4.13 Upaya Pegawai dalam Melaksanakan Tugas Tepat Waktu ... 72

Tabel 4.14 Upaya Lembaga dalam Menyelenggarakan Diklat ... 73

Tabel 4.15 Upaya Lembaga agar Widyaiswara Hadir Tepat Waktu ... 75

Tabel 4.16 Upaya Lembaga dalam Ketepatan Pembagian Bahan Ajar Kepada Peserta Diklat ... 77

Tabel 4.17 Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai BPED melalui Pendekatan Reward ... 80


(9)

x Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.18 Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai BPED melalui Pendekatan

Punishment ... 82 Tabel 4.19 Faktor yang Mendukung dan Menghambat Upaya BPED agar

Pegawai Hadir Tepat Waktu ... 86 Tabel 4.20 Frekuensi Faktor Mendukung dan Menghambat Kehadiran

Tepat Waktu upaya BPED ... 88 Tabel 4.21 Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pegawai BPED

untuk Hadir Tepat Waktu ... 89 Tabel 4.22 Frekuensi Faktor Mendukung dan Menghambat Pegawai BPED

Hadir Tepat Waktu ... 92 Tabel 4.23 Faktor yang Mendukung dan Menghmabat dalam Melaksanakan

Tugas yang Diberikan agar Tepat Waktu ... 93 Tabel 4.24 Frekuensi Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan

Tugas Secara Tepat Waktu ... 96 Tabel 4.25 Faktor Mendukung dan Menghambat dalam Melaksanakan

Kedisiplinan di BPED ... 97 Tabel 4.26 Faktor yang Mendukung dan Mneghambat Pembinaan Disiplin

di BPED ... 101 Tabel 4.27 Faktor Mendukung dan Menghambat dalam Menyelenggarakan

Diklat ... 101 Tabel 4.28 Frekuensi Faktor Mendukung dan Menghambat dalam

Menyelenggarakan Diklat ... 105 Tabel 4.29 Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Penyediaan

Bahan Ajar Diklat ... 105 Tabel 4.30 Frekuensi Faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam

Penyediaan Bahan Ajar Diklat ... 109 Tabel 4.31 Pegawai yang Terlambat Masuk Kerja untuk Tiap Satu Hari


(10)

xi Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung


(11)

xii Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Kedisiplinan ... 15

Gambar 3.1 Gambar Macam-macam Teknik Pengumpulan Data ... 34

Gambar 3.2 Tahap Observasi ... 41

Gambar 3.3 Triangulasi “teknik” Pengumpulan Data ... 42


(12)

xiii Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Administrasi Penelitian ... 123

Lampiran II Instrumen Penelitian ... 124

Lampiran III Studi Dokumentasi ... 125


(13)

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 041/AP/S/2014 Abstrak

Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung”. Permasalahan yang akan dikaji penulis dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?, 2) Upaya apa saja yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?. 3) Bagaimana dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat melalui pendekatan reward and punishment di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?, 4) Faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung, 2) Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung, 3) Untuk memperoleh gambaran dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai melalui pendekatan reward and punishment Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung, 4) Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Menggunakan teknik purpose sampling dan mengunakan analisis data line by line. Kesimpulan penelitian ini bahwa secara umum pegawai BPED Pusdiklat Geologi sudah berperilaku disiplin, tetapi ditemukan pegawai yang belum disiplin. Theory Reinforcement hanya berjalan untuk konsekuensi punishment saja. Pembinaan disiplin kerja pegawai sudah berjalan baik dilihat dari pegawai yang sudah mengikuti peraturan menggunakan finger print. Kata kunci : pembinaan disiplin kerja pegawai

Abstract

This study entitled "Descriptive Study of Employee Discipline in the Training Center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology". Issues to be studied by the author in this study are: 1) How does the implementation of employee discipline in the training center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology, 2) What efforts made by the institution in fostering employee discipline in the training center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology?, 3) How is the implementation of employee discipline in the Training Center of Implementation and Evaluation Sector through the approach of reward and punishment in Bandung Education and Training Center of Geology?, 4) What factors that support and hinder the implementation of employee development in the discipline of Education and Training Center of Geology?. The purpose of this study are: 1) To obtain a clear picture of the implementation of employee discipline in the Training Center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology, 2) To find out the efforts made by the institution in fostering employee discipline in the Training Center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology, 3) To obtain an overview in the implementation of development of employee work discipline through reward and


(14)

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 041/AP/S/2014 punishment approach in the Training Center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology, 4) in order to obtain a clear picture of the factors supporting and inhibiting the implementation of employee discipline in the Training Center of Implementation and Evaluation Sector in Bandung Education and Training Center of Geology. The data collection methods used were observation, interviews, and documentation study. While the data analysis method used is descriptive qualitative method. Using purpose sampling techniques and using line by line data analysis. It is concluded that in general, employees of BPED Geology Training Center has behaved discipline, but found out some employees that didn’t behave discipline yet. Reinforcement Theory only goes for the consequences of any punishment only. Fostering employee discipline has been implemented well, observed from the employees who have followed the finger print rule.


(15)

1

1

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk melaksanakan proses pelayanan kepada masyarakat, yang menyangkut kesiapan kerja, jumlah, pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintah yang baik, terutama dalam pelaksanaan otonomi daerah, diperlukan dukungan kesiapan aparatur yang mantap. Isu yang muncul terkait dengan otonomi daerah adalah bagaimana kemampuan Pemerintah Daerah dilihat dari sumber daya manusia aparatnya mampu mewadahi aktivitas pemerintah, pelayanan publik, dan pembangunan. Banyak daerah yang mengakui bahwa kemampuan sumber daya manusia aparaturnya masih perlu ditingkatkan. (Dwiyanto, 2003: 36).

Sumber daya manusia di lembaga perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi lembaga. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama lembaga agar dapat berkembang secara produktif dan wajar.

Kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat dengan di landasi kesetiaan dan ketaatan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Hasibuan (2012: 10) mengemukakan bahwa “manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat”. Dalam definisi diatas memberikan penekanan dalam pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia atau MSDM yaitu sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja. Dalam melakukan kegiatan manajemen sumber daya tidak hanya bagaimana seseorang pimpinan mendesain sebuah formulasi tertentu dalam mengaplikasikan para sumber daya pegawai yang ada sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Desain yang telah dibuat tersebut diharapkan mampu mengkoordinir keinginan-keinginan para pegawai serta


(16)

2

2

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

koordinasi antara pegawai dan pimpinan serta antar pegawai. Melalui skema desain secara efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi diatas terlihat pula bahwa pengelolaan sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi itu sendiri. Dimana manusia adalah penggerak utama dari roda penggerakan organisasi.

Untuk mengelola sumber daya manusia diperlukan aturan-aturan yang tujuannya mengarahkan dan membimbing para pegawai agar segala pekerjannya sesuai dengan norma yang berlaku. Sumber daya manusia dengan kedisiplinan menjadi unsur yang tidak dapat dilepaskan dalam sebuah organisasi agar manusia dapat menjalankan tugasnya dengan semestinya. Hasibuan (2012: 193) mengemukakan:

Kedisiplinan adalah fungsi keenam MSDM. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tingggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi lembaga mencapai hasil yang optimal.

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakupan pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja pegawai bersangkutan.

Untuk meningkatkan prestasi kerja diharuskan adanya peningkatan disiplin, salah satunya menggunakan Reinforcement Theory. Reinforcement Theory ini merupakan suatu pendekatan psikologi yang sangat penting bagi manusia.Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang itu dapat menentukan, memilih dan mengambil keputusan dalam dinamika kehidupan. Teori ini bisa digunakan pada berbagai macam situasi yang seringkali dihadapi manusia.

Reinforcement Theory ini mengatakan bahwa tingkah laku manusia itu adalah


(17)

3

3

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bahasa lainnya disebut “Consequences influence behavior”. (Lutfi Fauzan,

2009).

Dalam Reinforcement Theory, terdapat 3 konsekuensi yang berbeda, yaitu sebagai berikut:

1. Konsekuensi yang memberikan reward 2. Konsekuensi yang memberikan punishment 3. Konsekuensi yang tidak memberikan apa-apa

Pegawai yang sudah disiplin dalam bekerja mendapatkan reward, dan pegawai yang belum disiplin kerja mendapatkan punishment sehingga pegawai tersebut akan merubah sikapnya agar lebih disiplin lagi.

Untuk terciptanya tujuan organisasi diperlukan kemampuan sumber daya manusia berkarakter, kepatuhan atas segala aturan yang berlaku tata tertib yang diberikan adalah salah satu sikap disiplin, dan ini merupakan sikap yang baik diterapkan oleh pegawai untuk menjalankan tugasnya dengan optimal.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi merupakan satuan kerja di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumberdaya Mineral. Pusdiklat Geologi adalah sebuah lembaga penyedia produk dan jasa yang meliputi:

 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Bidang Geologi.

 Ujian dan Sertifikasi Keterampilan Kerja Bidang Geologi (Badan Sertifikasi Keterampilan Pusdiklat Geologi).

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti yang telah dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi, diketahui bahwa peraturan terhadap disiplin kerja pegawai sudah diberlakukan tetapi ketaatan dalam mentaati peraturan masih kurang, sehingga menyebabkan tingkat kedisiplinan masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari terlambat masuk kantor, tidak mengikuti apel, dan kurangnya partisipasi dalam kegiatan lembaga.

Berikut merupakan data rekapitulasi kehadiran Pegawai BPED Pusdiklat Geologi tahun 2013. Terdapat sebanyak 137 pelanggaran yang terdiri dari 136 pelanggaran telat dan 1 pelanggaran pulang awal.

Padahal begitu sangat penting kedisiplinan, karena tanpa disiplin maka organisasi akan sulit untuk mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik


(18)

4

4

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan tujuan organisasi.

Pembinaan yang dilakukan oleh instansi pemerintahan merupakan cara yang dilakukan oleh pimpinan terhadap pegawainya merupakan suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban.

Pembinaan disiplin kerja pegawai menurut Poerwadarmita (2003: 44) menyatakan “ Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang baik”.

Pembinaan disiplin yang terus menerus dilakukan diharapkan tumbuh dengan sendirinya di dalam diri pegawai bukan karena takut akan sanksi yang merupakan hukuman atas tindakan pelanggaran peraturan disiplin.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka selanjutnya menarik untuk diteliti lebih lanjut dalam penilitian dengan judul “STUDI DESKRIPTIF

PEMBINAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG

PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT DI PUSAT

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG” B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian disusun berfungsi untuk memberikan arahan yang jelas mengenai aspek dan topik-topik penting yang akan diteliti.Adapun fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?

2. Upaya apa saja yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?


(19)

5

5

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat melalui pendekatan reward and

punishment di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?

4. Faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini di bagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum dan mengetahui lebih jelas mengenai pembinaan disiplin kerja di Pusat Pendidikan Geologi Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun secara khusus yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.

b. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.

c. Untuk memperoleh gambaran dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai melalui pendekatan reward and punishment Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

d. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung


(20)

6

6

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Segi Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yaitu dalam hal pembinaan disiplin kerja pegawai, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kajian bagi penelitian selanjutnya.

2. Segi Praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengembangan pola pikir peneliti khususnya dalam pembinaan disiplin kerja pegawai.

b. Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi pihak pendidikan dan pelatihan khususnya dalam memberikan perhatian lebih dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam pembinaan disiplin kerja pegawai.

c. Bagi Dunia Pendidikan pada umumnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan sumber inspirasi untuk lebih memperdalam permaslahan yang berkaitan dengan pembinaan disiplin kerja pegawai.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Secara garis besar struktur organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka, dan Asumsi Penelitian Bab III berisi Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V berisi Kesimpulan dan Rekomendasi.

Bab I PEDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang Penelitian; Fokusan Penelitian; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur Organisasi Skripsi.


(21)

7

7

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II KAJIAN PUSTAKA, DAN ASUMSI PENELITIAN terdiri dari sub bab: Manajemen Sumber Daya Manusia; Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Manusia, Pembinaan Disiplin, dan Asumsi Penelitian.

Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi dan Sumber Data Penelitian; Desain Penelitian; Definisi Operasional; Instrumen Penelitian; Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab: Gambaran Lembaga; Responden; dan Hasil Temuan dan Pembahasan Bab V KESIMPULAN DAN SARAN, terbagi menjadi sub bab: Kesimpulan;


(22)

20

20

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data dan fakta mengenai permasalahan yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Lokasi atau tempat penelitian ini yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi yang berkedudukan di Jl. Cisitu Lama No. 37 Bandung 40135 Telp (022) 2502428.

2. Sumber Data Penelitian

Nasution (1996: 32) menyatakan dalam penelitian kualitataif yang dijadikan sumber data adalah “Sumber yang dapat memberikan informasi baik berupa hal, peristiwa, manusia, dan situasi yang diobservasi, serta sering juga sumber data

berupa responden yang dapat di wawancarai.” Sedangkan Miles dan Huberman dalam buku Satori dan Komariah, (2010: 51) menyatakan bahwa sampel-sampel kualitatif cenderung:

1. Menggunakan orang yang lebih kecil jumlahnya, (mengambil sepenggalan kecil dari suatu keseluruhan yang lebih besar).

2. Bersifat purposif, karena proses sosial memiliki suatu logika dan perpaduan, sehingga suatu penarikan sampel secara acak pada peristiwa-peristiwa atau perlakuan-perlakuan, biasanya mengurangi jumlah hal-hal kecil yang tidak akan dapat ditafsirkan.

3. Dapat berbuah, pilih awal seorang informan dapat berubah kepada informan-informan baru sebagai perbandingan atau untuk menemukan hubungan.

4. Merupakan usaha menemukan keseragaman dan sifat umum dunia sosial yang dilakukan terus dan berulang, dengan langkah-langkah: mempertentangkan, membandingkan, mereplikasikan, menyusun katalog, dan mengklasifikasikan suatu objek penelitian.

5. Penarikan sampel (pada kasus berganda) terkait dengan kehandalan menggeneralisasi dalam hubungannya dengan kelompok orang yang lebih


(23)

21

21

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luas, peristiwa-peristiwa, latar-latar, atau proses yang berhubungan dengan nama penelitian.

Pada dasarnya kegiatan penelitian harus memiliki sumber data agar data yang diperoleh valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditetapkan rumus atau jumlah sumber data dengan menggunakan perhitungan statistik seperti halnya penelitian kuantitatif, karena belum tentu perhitungan tersebut dapat menjawab permasalahan penelitian sehingga pada saat memasuki lapangan peneliti dapat menentukan sampel lainnya berdasarkan pertimbangan peneliti guna memenuhi kebutuhan data atau informasi dalam memberikan data yang lebih lengkap. Maka dalam penelitian ini penentuan sumber data dilakukan secara purposif (purposive sample) agar menyesuaikan dengan tujuan penelitian dan menfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya kasus untuk studi yang bersifat mendalam. (Satori dan Komariah, 2010: 47). Berdasarkan uraian tersebut, data yang diperlukan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembinaan disiplin kerja pegawai adalah data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh.

Maka, dalam penelitian ini yang menjadi subjek atau responden penelitian adalah Kepala Sub Bagian Penyelenggaraan Diklat, Widyaiswara, dan Pegawai BPED Pusdiklat Geologi serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.

Pemilihan sumber data merupakan guna untuk memperoleh gambaran data yang jelas serta terarah mengenai studi deskriptif pembinaan kerja pegawai BPED di Pusdiklat Geologi.

B. Desain Penelitian

Dalam merencanakan suatu penelitian penting adanya rancangan mengenai desain penelitian agar penelitian yang akan dilakukan lebih terarah. Desain penelitian ini dibuat berdasarkan fokus kajian yang ingin diteliti oleh peneliti. Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan penelitian kualitatif. Sejalan dengan hal tersebut Umar Husein (2008: 8)

mengemukakan bahwa “Desain penelitian deskriptif bersifat paparan pada


(24)

22

22

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana, maupun ketergantungan variabel pada sub-sub variabelnya”. Hal ini berdasarkan para kondisi dan konteks masalah yang dikaji mengenai disiplin kerja, pembinaan disiplin, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung Bidang Penyelenggaraan Evaluasi Diklat.

C. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang dilakukan secara ilmiah untuk memperoleh data penelitian. Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2009: 2), menyatakan bahwa:

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Kemudian, menurut Satori dan Komariah (2010: 25) mengungkapkan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dan situasi yang alamiah.

Dalam penelitian ini melakukan langkah-langkah kerja yang mendeskripsikan suatu objek, kejadian, ataupun fenomena sosial yang diterjemahkan ke dalam suatu tulisan yang bersifat naratif, artinya semua data, fakta, dokumen maupun gambar dapat menggambarkan atau menjelaskan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian tersebut terjadi untuk dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa adanya secara alami atau natural. Maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan demikian, dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan pembinaan disiplin kerja pegawai di Pusat Pendidikan Pelatihan Geologi Bandung di Bidang Penyelenggaraan Evaluasi Diklat.


(25)

23

23

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi atau penggambaran secara spesifik dibuat oleh peneliti mengenai indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang bertujuan untuk memudahkan penjabaran dan kriteria yang tegas dalam instrumen penelitian. Hal ini dikemukakan oleh Komarudin (1986: 57) bahwa,

“Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel

yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Dalam penelitian ini terdapat definisi yang perlu dijabarkan mengenai pembinaan disiplin kerja pegawai.

Pembinaan disiplin sangat pentng untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap pegawai sehingga terciptanya tujuan yag maksimal. Menurut Munaseh (2000: 47) yang dimaksud dengan “Pembinaan adalah segala usaha tindakan yang berhubungan langsung dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala-segala suatu

secara berdaya guna dan berhasil guna”. Sedangkan menurut Daryanto (2000: 67)

“Pembinaan adalah suatu proses, pembuatan, cara membina, pembaharuan,

penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna untuk memperoleh hasil yang baik”

Berdasarkan pendapat diatas bahwa pembinaan pegawai yang sudah lama maupun pegawai yang baru bekerja pembinaan pegawai perlu dilakukan, karena pembinaan tersebut merupakan tugas seorang pemimpin dalam usaha menggerakkan para bawahan supaya mereka dapat dan mau bekerja dengan baik. Maka pembinaan terhadap pegawai negeri sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Pembinaan dimulai dengan adanya perencanaan, begitu juga dengan pembinaan pegawai fungsional, pembinaan dimulai ketika terjadinya recuitment

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena instrumen penelitian dijadikan acuan atau patokan peneliti dalam melakukan penelitian untuk membuktikan permasalahan yang diteliti,


(26)

24

24

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 148) “instrumen penelitian merupakan adalah alat yang dgunakan mengukur fenomenan alam maupun sosial

yang diamati”

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada instrumen yang tepat yang menjadi acuan dalam penelitian karena instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Satori dan Komariah (2010: 61) bahwa,

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri yaitu peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang membuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang dengan cermat, tertib leluasa, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai key instrument.

Oleh karena itu, hasil dalam penelitian kualitatif salah satu kriteria kepercayaannya berada pada orang menelitinya sebagai key instrument dengan menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi yang dijabarkan dalam kisi-kisi penelitian yang telah dibuat sebelumnya sebagai acuan dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Untuk menghasilkan data dan informasi mengenai fakta, data, dan dokumen yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan penelitian ini.

Key person tersebut sesuai lokasi atau tempat yang dijadikan penelitian yaitu

pembinaan disiplin kerja pegawai BPED di Pusdiklat Geologi Bandung.

Berikut kisi-kisi penelitian yang digunakan peneliti dalam proses penelitian sebagai berikut:


(27)

25

25

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PEMBINAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI BPED DI PUSDIKLAT GEOLOGI

VARIABEL ASPEK DATA YANG

DIKUMPULKAN

METODE SUMBER DATA

Pembinaan disiplin kerja pegawai Kondisi pelaksanaan disiplin kerja pegawai BPED

1. Daftar hadir 2. Hadir tepat waktu 3. Melaksankan tepat

waktu 4. Menyelenggarakan Diklat  Wawancara  Observasi  Studi Dokumentasi

Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Widyaiswara Pegawai Upaya lembaga dalam pembinaan disiplin kerja pegawai BPED

1. Upaya pegawai dalam pembinaan disiplin kerja pegawai 2. Upaya BPED

dalam pembinaan disiplin kerja  Wawancara  Observasi  Studi Dokumentasi

Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat

Widyaiswara Pegawai


(28)

26

26

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pegawai Pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai BPED melalui pendekatan reward and punishment Mengetahui ada reward dan punishment  Wawancara  Observasi  Studi Dokumentasi

Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Widyaiswara Pegawai Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai BPED

1. Faktor mendukung dan menghambat hadir tepat waktu 2. Faktor mendukung

dan menghambat melaksanakan tugas tepat waktu 3. Faktor mendukung

dan menghambat kedisiplinan dalam menyelenggarakan Diklat  Wawancara  Observasi  Studi Dokumentasi

Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat

Widyaiswara Pegawai


(29)

27

27

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari kisi-kisi yang telah disusun diatas, peneliti menguraikan dalam pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi sebagai berikut:

PEDOMAN WAWANCARA

1. Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi

a. Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ? 1. Apakah semua pegawai BPED Pusdiklat Geologi sudah hadir tepat waktu

?

2. Apakah secara umum pegawai BPED dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ?

3. Bagaimana dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat apakah sudah disiplin?

a. Bagaimana dengan kehadiran widyaiswara, apakah hadir tepat waktu ? b. Bagaimana dengan penyedian bahan ajar, apakah sudah siap sebelum

pembelajaran dimulai ?

c. Bagaimana dengan sarana prasarana, apakah sudah siap sebelum diklat berlangsung ?

d. Bagaimana dengan penilaian peserta Diklat ?

b. Upaya apa saja yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?

1. Upaya apa saja agar semua pegawai BPED Pusdiklat Geologi hadir tepat waktu ?

2. Sejak kapan usaha itu diberlakukan ?

3. Bagaimana caranya melaksanakan program itu ?

4. Upaya apa saja agar pegawai BPED Pusdiklat Geologi dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ? 5. Usaha apa agar tidak ada kendala disiplin di BPED ?


(30)

28

28

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Bagaimana upaya dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat apakah sudah disiplin ?

a. Upaya apa saja agar widyaiswara hadir tepat waktu ?

b. Upaya apa saja agar penyediaan bahan ajar siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Upaya apa saja agar sarana prasarana siap ketika Diklat berlangsung ?

c. Bagaimana dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat melalui pendekatan reward and punishment di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

1. Apakah ada reward jika pegawai BPED Pusdiklat Geologi hadir tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

2. Apakah ada punishment jika pegawai BPED Pusdiklat Geologi tidak hadir tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

3. Apakah ada reward jika pegawai di BPED dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

4. Apakah ada punishment jika pegawai BPED tidak dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

5. Apakah ada reward jika peraturan dilakukan ?

6. Apakah ada punishment jika peraturan tidak dilakukan ?

7. Apakah ada reward dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat jika sudah disiplin ?

a. Apakah ada reward jika widyaiswara hadir tepat waktu ?

b. Apakah ada reward jika penyediaan bahan ajar siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Apakah ada reward sarana prasarana siap ketika Diklat berlangsung ? 8. Apakah ada punishment dalam menyelenggarakan kegiatan

Penyelenggaraan Diklat jika sudah disiplin ?


(31)

29

29

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Apakah ada punishment jika penyediaan bahan ajar belum siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Apakah ada punishment jika sarana prasarana belum siap ketika Diklat berlangsung ?

d. Faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

1. Faktor apa yang mendukung dan menghambat usaha BPED agar pegawai hadir tepat waktu ?

2. Apa kendala disiplin di BPED ?

3. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kedisiplinan di BPED ? 4. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam menyelenggarakan

kegiatan Penyelenggraan Diklat dalam hal kedisiplinan ?

a. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam penyedian bahan ajar sudah siap sebelum pembelajaran dimulai ?

b. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam sarana prasarana ?

2. Widyaiswara Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi

a. Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

 Bagaimana dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat apakah sudah disiplin?

a. Bagaimana dengan kehadiran, apakah bapak sudah hadir tepat waktu ? b. Bagaimana dengan penyedian bahan ajar, apakah sudah siap sebelum

pembelajaran dimulai ?

c. Bagaimana dengan sarana prasarana, apakah sudah siap sebelum diklat berlangsung ?

d. Bagaimana dengan penilaian peserta Diklat ?

b. Upaya apa saja yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?


(32)

30

30

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Bagaimana upaya dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat agar disiplin ?

a. Upaya apa saja agar bapak hadir tepat waktu ?

b. Upaya apa saja agar penyediaan bahan ajar siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Upaya apa saja agar sarana prasarana siap ketika Diklat berlangsung ? c. Bagaimana dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang

Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat melalui pendekatan reward and punishment di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

1. Apakah ada reward dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat dalam hal disiplin ?

a. Apakah ada reward jika widyaiswara hadir tepat waktu ?

b. Apakah ada reward jika penyediaan bahan ajar siap sebelum pembelajaran dimulai ?

2. Apakah ada punishment dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat dalam hal disiplin ?

a. Apakah ada punishment jika widyaiswara tidak hadir tepat waktu ?

b. Apakah ada punishment jika penyediaan bahan ajar belum siap sebelum pembelajaran dimulai ?

d. Faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

1. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kehadiran tepat waktu ? 2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan tugas

yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ?

3. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kedisiplinan di BPED ? 4. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam menyelenggarakan

kegiatan Penyelenggraan Diklat dalam hal kedisiplinan ?

a. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam hadirnya tepat waktu widyaiswara ?

b. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam penyedian bahan ajar agar sudah siap sebelum pembelajaran dimulai ?


(33)

31

31

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Staff Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi

a. Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ? 1. Apakah bapak sudah hadir tepat waktu ?

2. Apakah bapak dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ?

3. Bagaimana dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat apakah sudah disiplin?

a. Bagaimana dengan kehadiran widyaiswara, apakah hadir tepat waktu ? b. Bagaimana dengan penyedian bahan ajar, apakah sudah siap sebelum

pembelajaran dimulai ?

c. Bagaimana dengan sarana prasarana, apakah sudah siap sebelum diklat berlangsung ?

b. Upaya apa saja yang dilakukan lembaga dalam membina disiplin kerja pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung ?

1. Usaha apa saja agar bapak hadir tepat waktu ? 2. Sejak kapan usaha itu diberlakukan ?

3. Bagaimana caranya melaksanakan program itu ?

4. Upaya apa saja agar pegawai BPED Pusdiklat Geologi dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ? 5. Bagaimana upaya dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan

Diklat apakah sudah disiplin ?

a. Upaya apa saja agar widyaiswara hadir tepat waktu ?

b. Upaya apa saja agar penyediaan bahan ajar siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Upaya apa saja agar sarana prasarana siap ketika Diklat berlangsung ? c. Bagaimana dalam pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai Bidang

Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat melalui pendekatan reward and punishment di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?


(34)

32

32

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Apakah ada reward jika bapak hadir tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

2. Apakah ada punishment jika bapak tidak hadir tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

3. Apakah ada reward jika bapak dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

4. Apakah ada punishment jika bapak tidak dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepada pegawai secara tepat waktu ? Jika ada, apa yang diberikan ?

5. Apakah ada reward jika peraturan dilakukan ?

6. Apakah ada punishment jika peraturan tidak dilakukan ?

7. Apakah ada reward dalam menyelenggarakan kegiatan Penyelenggaraan Diklat jika sudah disiplin ?

a. Apakah ada reward jika widyaiswara hadir tepat waktu ?

b. Apakah ada reward jika penyediaan bahan ajar siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Apakah ada reward sarana prasarana siap ketika Diklat berlangsung ? 8. Apakah ada punishment dalam menyelenggarakan kegiatan

Penyelenggaraan Diklat jika sudah disiplin ?

a. Apakah ada punishment jika widyaiswara tidak hadir tepat waktu ?

b. Apakah ada punishment jika penyediaan bahan ajar belum siap sebelum pembelajaran dimulai ?

c. Apakah ada punishment jika sarana prasarana belum siap ketika Diklat berlangsung ?

d. Faktor apa yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembinaan disiplin kerja pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi ?

1. Faktor apa yang mendukung dan menghambat usaha BPED agar bapak hadir tepat waktu ?

2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat bapak dalam kehadiran tepat waktu ?


(35)

33

33

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan tugas yang diberikan kepada bapak agar tepat waktu ?

4. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kedisiplinan di BPED ? 5. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam menyelenggarakan

kegiatan Penyelenggraan Diklat dalam hal kedisiplinan ?

a. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam penyedian bahan ajar sudah siap sebelum pembelajaran dimulai ?

b. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam sarana prasarana ?

PEDOMAN OBSERVASI

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Penelitian

PEDOMAN DOKUMENTASI

Tabel 3.3

Pedoman Dokumentasi Penelitian

NO JENIS DOKUMENTASI YANG DIPERLUKAN

1. Profil Lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

3. Daftar Hadir BPED 2013 4. PP No 53 Tahun 2010

5. Peraturan KESDM tentang pemberian tunjangan kinerja kepada PNS di lingkungan KESDM

No Bahan Observasi

1 Melihat kondisi disiplin kerja pegawai di BPED 2 Melihat upaya lembaga dalam membina disiplin kerja

pegawai BPED

3 Melihat pelaksanaan pembinaan disiplin melalui


(36)

34

34

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling penting dalam suatu penelitian karena tujuan dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Proses pengumpulan data dapat bersumber dari mana saja dan dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan. Sugiyono (2011: 308) menjelaskan bahwa:

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada

setting alamiah (natural setting), pada laboratium dengan metode eksperimen, di

sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di kalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakkan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul daya, misalnya leawat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara). Kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

Berbagai macam-macam teknik pengumpulan data tersebut menurut Sugioyo (2011: 309) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1


(37)

35

35

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian teknik pengumpulan data dapat dilakukan mellaui berbagai sumber dan cara. Teknik pengumpulan data yang banyak dilakukan dengan menggunakan wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Berbagai teknik tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewer ) (Sutopo,2006: 74).

Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin (Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga


(38)

36

36

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden) (Sugiyono, 2008: 227). Sejalan dengan hal itu, menurut Satori dan Komariah, (2010: 130) bahwa,

Wawancara adalah suatu teknik dalam pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.

Selain itu, menurut Esterberg, 2002 (dalam Satori dan Komariah, 2009: 130) mendefinisikan bahwa,

“A meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara peneliti dapat menggambarkan apa yang terjadi atau kenyataan yang dialami oleh seseorang dan memberikan kepastian mengenai permasalah yang terjadi, wawancara merupakan alat yang ampuh untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan atau dirasakan seseorang sehingga teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada laporan diri sendiri atau pada pengetahuan atau keyakinan secara pribadi.

Selanjutnya Esterberg, 2002 (Sugiyono, 2011: 317) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semi terstrukur, dan tidak terstruktur.

1) Wawancara terstruktur (structured interview)

Dalam melakukan wawancara terstruktur, peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti sudah menyiapkan intrumen penelitian erupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah ditetapkan dengan jawaban yang sudah disediakan pula. Sebagai pedoman dalam melakukan wawancara, maka pengumpul data dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, dan lainnya yang dapat membantu selama pelaksanaan wawancara.

Dalam melaksanakan wawancara bagi peneliti yang sudah berpengalaman, pertanyaan-pertanyaan penelitian dijadikan pedoman pertanyaan pokok atau


(39)

37

37

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan inti saja namun akan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi. Pengembangan pertanyaan pokok menjadi pertanyaan lanjutan yang lebih terurai luas dan mendalam. Sedangkan bagi peneliti pemula atau para mahasiswa dalam pedoman wawancara, disamping pertanyaan pokok perlu disusun pertanyaan yang lebih terurai atau lebih terperinci walaupun dalam pelaksanaannya bisa saja tidak digunakan atau diganti dengan pertanyaan lainnya yang jauh lebih terkait langsung dengan pertanyaan yang dihadapi.

2) Wawancara semi terstruktur (semistructure interview)

Wawancara semi terstruktur sudah termasuk jenis wawancara kategori

in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Hal ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara leluasa dalam menyampaikan pendapat dan ide-idenya sehingga peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang disampaikan oleh informan. 3) Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

Wawancara tak terstruktur mirip dengan percakapan secara informal dan bersifat luwes, dimana susunan pertanyaan-pertanyaan dapat dirubah pada saat wawancara berlangsung karena peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dalam pengumpulan datanya hanya berupa garis-garis besar permasalahan atau pertanyaan pokok saja yang ditanyakan.

Menurut Sugiyono (2011: 320) bahwa “wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk

penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti”. Pada penelitian

pendahuluan, peneliti mencari informasi awal tentang berbagai permasalahan

yang ada pada suatu obyek yang diteliti”. Pada penelitian pendahuluan, peneliti mencari informasi awal mengenai berbagai permasalahan yang ada yang akan diteliti. Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap maka peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait mengenai pemenuhan informasi tersebut dalam tingkatan dalam obyek tersbeut, karena peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan diperoleh maka peneliti harus fokus dan lebih banyak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh reseponden, setelah


(40)

38

38

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh jawabannya maka peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang disampaikan oleh responden.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur di mana dalam pelaksanannya peneliti menghunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperoleh secara terbukadan dicatat dalam catatan harian penelitian. Lincoln dan Guba (Sanapiah Faisal, dalam Sugiyono, 2011: 322) mengemukakakn ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3) Mengawali atau membuka alur wawancara

4) Melangsungkan alur wawancara

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah dioperoleh

2. Teknik Observasi

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku individu dan interaksi individu dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Satori & Komariah (2010: 107) menyebutkan bahwa,


(41)

39

39

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi digunakan dalam gteknik kualitatif karena suatu objek hanya dapat diungkap datanya apabila peneliti menyaksikannya langsung. Di samping itu peneliti ingin mengungkap gerak-gerik, sikap, suasana, dan kesan yang akan ditangkap setelah melakukan observasi.

Namun demikian, teknik observasi tidak untuk menguji suatu kebenaran tapi mengetahui kebenaran yang berkaitan dengan aspek atau kategori yang diteliti sebagai aspek yang dikembangkan oleh peneliti. Ada beberapa jenis teknik observasi yang bisa dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh data dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sanafiah Faisal, 1990 (Sugiyono, 2011: 310) mengklasifikasikan observasi menjadi obervasi berpartisipasi (pasticipant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan observasi yang tak

berstruktur (unstructured observation). 1) Observasi pastisipatif

Dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh orang yang diamati sebagai sumber data penelitian untuk mendapatkan keakraban atau sama lain. Susan Stainback, 1988 (dalam Sugiyono, 2011: 311) menyatakan „in participant observ ation, the research observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities‟. Dalam penelitian observasi pastisipatif, peneliti mengamati sikap dan perilaku yang dikerjakan oleh sumber data, mendengarkan apa yang diucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

Menurut Sugiyono (2011: 322) ada empat golongan dalam observasi pasrtisipastif, yaitu:

a) Partisipasif (passive participation) : means the research is present at the

scene of actiion but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini

peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b) Partisipasi moderat (moderate participation) L means that the researcher

maintains a balance between being insider and being outsider. Dalam


(42)

40

40

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipasi dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

c) Partisipasi aktif (active participation) : means that the researcher generally

does what other in the setting do. Dalam observasi ini peneliti ikut

melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

d) Partisipasi lengkap (complete participation) : means the researcher is a

natural participant. This is the highest level of involvement. Dalam

melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitianm. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

Penelitian ini biasanya menggunakan berbagai metoide yang berbeda-beda, seperti interview formal, observasi langsung partisipasi dalam kegiatan sehari-hari, diskusi, analisis dokumen, bahkan terlibat dalam kehidupan secara pribadi. Menurut Patton, 1980 (dalam Satori & Komariah, 2010: 118) menjelaskan bahwa dalam observasi partisipasn ada banyak kategori peran partisipasi untuk penelitian kualitatif, yaitu:

a) Peran serta lengkap. Pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok tertentu. Ia akan memperoleh informasi apapun yang dibutuhkan, termasuk yang dirahasiakan.

b) Peran serta sebagai pengamat. Peneliti berperan sebagai pengamat (fly on

the wall). Kalaupun ia menjadi anggota, ia hanya berpura-pura saja, tidak

melebur secara fisik maupun psikis dalam arti yang sesungguhnya.

c) Pengamat sebagai pemeran utama. Pengamat secara terbuka oleh umumbahkan mungkin ia atau mereka disponsori oleh subjek. Karena itu, segala macam informasi akan mudah diperolehnya.


(43)

41

41

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Pengamat penuh. Kondisi ini biasanya kedudukan antara pengamat dengan teramati dipisah oleh satu dinding pemisah yang hanya meneruskan informasi satu arah. Subjek tidak merasa diamati.

2) Observasi terus terang atau tersamar

Dalam proses pengumpulan data, peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian, sehingga mereka mengetahui sejak awal sampai akhir jika aktvitasnya akan diteliti. Namun dalam suatu saat peneliti tidak harus terus terang atau tersamar dalam kegiatan observasi. Hal inin dilakukan untuk menghindari jika suatu data yabng diperlukan merupakan data yang masih dirahasiakan sehingga kemungkinan kalau dilakukan secara terus terang, maka peneliti akan tidak diijinkan untuk melakukan observasi.

3) Observasi tak berstruktur

Menurut Satori & Komariah (2010: 120) yang dimaksud observasi tidak berstruktur ialah:

Instrumen observasi tidak dipersiapkan secara sistematis dari awal karena peneliti belum tahu pasti apa yang akan terjadi, jenis data apa yang akan berkembang dan dengan cara apa data baru itu paling sesuai untuk dieksplorasi.

Dalam teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipasif dan observasi terus terang. Kemudian Spradlet, 19980 (Sugiyono, 2011: 315)

menyebutkan bahwa “tahapan observasi ada tiga yaitu 1) observasi deskriptif, 2)

observasi terfokus, dan 3) observasi terseleksi”. Maka dapat ditunjukan pada gambar berikut:

TAHAP DESKRIPSI

Memasuki situasi sosial: ada tempat, aktor, dan aktivitas.

TAHAP REDUKSI

Menentukan fokus: memilih diantara yang telah dideskripsikan

TAHAP SELEKSI

Mengurai fokus: menjadi komponen yang lebih rinci

Gambar 3.2 Tahap Observasi


(44)

42

42

Reni Pujiastuti, 2014

Studi Deskriptif Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara untuk emngumpulkan informasi berupa data berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang secara tidak langsung dijadikan data pendukung yang berhubungan dengan kebutuhan penelitiam. Satori & Komariah (2010: 147) menjelaskan bahwa “Dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak , dapat berupa catatan anektodal, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen”. Melaui studi dokumentasi, peneliti dapat memperoleh sumber informasi secara tertulis berupa data, gambar, tabel, dan sebagainya. Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap data dari metode observasi dan wawancara untuk mendukung kepercayaan dari suatu kejadian.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik atau metode pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sekaligus menguji keabsahan data. Dalam triangulasi, Susan Staiback 1988

(Sugiyono, 2011 : 330) menyatakan bahwa “....tujuan dari triangulasi bukan untuk

mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan”. Lebih lanjut beliau menjelaskan teknik triangulasi sebagai berikut:

Gambar 3.3

Triangulasi “teknik” Pengumpulan Data

(bermacam-macam cara pada sumber yang smaa) (Sumber: Sugiyono, 2011 : 331)

G. Analisis Data

Observasi partisipatif Wawancara

mendalam Dokumentasi

Sumber data sama


(1)

bersifat jamak dan tergantuk pada konstruksi dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental setiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Dalam Sugiyono, (2011: 366) menjelaskan uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif,

ayitu “meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability.

a. Uji Kredibilitas (Credibility/Validasi Internal)

Pengertian kredibilitas menurut Satori dan Komariah (2010: 165) adalah sebagai berikut

Ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian. Kredibilitas (derjat kepercayaan) data diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Kemudian, menurut Sugiyono (2011: 368) menyebutkan bahwa:

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi, dengan teman sejawat, analisi kasus negatif dan member check.

b. Transferabilitas (Validitas Eksternal)

Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil atau pada setting sosial yang berbeda dengan karekteristik yang hampir sama (Satori dan Komariah, 2011: 165). Cara ini adalah merupakan proses pertanggungjawaban melalui pengaplikasian atau pengguna hasil penelitian ini dalam konteks sosial, dan situasi lain. Sugiyono (2011: 367) menyatakan bahwa:

Uji transferabilitas menunjukkan derajat ketepatan atau dapat tidaknya diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya hasil penelitian ini dapat diterapkan pada konteks dan situasi lain, maka perlu dibuatnya laporan yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Hal ini dilakukan melalui reflektif terhadap makna-makna esensial dan temuan-temuan penelitian, yang didalamnya terdapat komponen pada hasil penelitian tersebut.


(2)

Uji dependabilitas dilakukan dengan cara menguji secara keseluruhan proses penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2011: 377) bahwa

“ujidependabilitas ialah pengujian reliabilitas, suatu penelitian yang reliabel

adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian

tersebut”. Cara ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan terhadap data penelitian yang diperoleh pada saat tahap eksplorasi. Dalam reliabilitas, Susan

Stainback (dalam Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2010:166) menyatakan bahwa “reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”.

Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif menggunakan dependabilitas untuk dijadikan refresentasi dari rangkaian pencarian data yang dapat ditelusuri jejaknya untuk merefleksikan pada situasi yang sama karena setting sosial senantiasa berubah dan berbeda.

d. Konfirmabilitas (Objektivitas)

Konfirmabilitas pada dasarnya berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Hasil penelitian ditekankan memiliki derajat objectivitas yang tinggi apabila keberadaan data dapat ditelusuri secara pasti, serta suatu penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi konfirmabilitas. (Satori dan Komariah, 2010: 167).

Masih menurut Satori dan Komariah (2010: 167) menjelaskan bahwa Konfirmabilitas (kepastian data) dilakukan melalui member check, triangulasi, pengamatan ulang atas rekaman, pengecekan kembali, melihat kejadian yang sama di lokasi atau tempat kejadian sebagai bentuk konfirmasi.

Dengan demikian, signifikasi penelitian kualitatif terdiri dari Kredibilitas, Transferbilitas, Dependabilitas, dan Konfirmabilitas.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan peneliti dan pembahasan penelitian yang dilakukan dengan mengacu kepada teori-teori keilmuan yang relevan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kegiatan kerja pegawai BPED di Pusdiklat Geologi menunjukan indikasi sebagaimana telah disebutkan.

Bahwa pelaksanaan disiplin kerja pegawai BPED di Pusdiklat Geologi cukup baik. Tetapi masih saja ada pegawai yang kurang memperhatikan tugas dan kewajibannya tersebut. Hal ini dilihat dari masih saja pegawai ada yang tidak hadir tepat waktu, widyaisawara tidak hadir tepat waktu dan pembagian dalam bahan ajar tidak tepat waktu.

Upaya pembinaan disiplin kerja pegawai BPED di Pusdiklat Geologi, bahwa upaya yang dilakukan pimpinan yang mempunyai wewenang untuk pembinaan disiplin kerja. Di BPED sendiri upaya pem binaan disiplin kerja mengacu pada peraturan PNS, dan jika ada yang melanggar maka akan ditegur. Untuk outsourching jika melanggar peraturan 1-2 kali ditegur, ketika masih melanggar juga maka tidak akan dikontrak lagi untuk tahun berikutnya.

Berdasarkan teori Reinforcement BPED baru berperilaku negatif yang berjalan karena hanya ada punishment, tetapi reward tidak ada. Di BPED hanya berlaku konsekuensi yang memberikan punishment ketika pegawai itu telat. Tetapi untuk reward tidak ada ketika untuk pegawai yang berprestasi.

Faktor yang penghambat merupakan kondisi dimana disiplin kerja tidak sepenuhnya dilaksanakan karena adanya beberapa sebab yang menghambat, baik dari pegawai maupun luar pegawai. Faktor mendukung pembinaan disiplin kerja pegawai BPED di Pusdiklat Geologi karena faktor pimpinan yang selalu mengingatkan tentang disiplin, aturan yang berlaku, punishment, dan lingkungan kerja. sedangkan faktor menghambat pembinaan disiplin kerja pegawai BPED di


(4)

Pusdiklat Geologi karena faktor lingkungan dan dari dalam diri sendiri. Sesungguhnya perlu kesadaran untuk membina disiplin.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran dengan hasil penelitian yang diharapkan dapat menjadi masukan, khusunya bagi Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat di Pusdiklat Geologi Bandung sebagai bidang yang berhubungan langsung melakukan kegiatan ini di Pusdiklat Geologi yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, maka perlu adanya masukan untuk penelitian selanjutnya serta pihak lain yang berkepentingan untuk menindaklanjuti,. Berikut saran yang peneliti ajukan antara lain :

1. Bagi Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung

 Diharapkan pimpinan lebih memperhatikan lagi pegawai nya jika ada yang tidak disiplin atau yang tidak mentaati peraturan yang berlaku.

 Sebaiknya upaya dari lembaga untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai terus menerus dibina.

Sebaiknya untuk pegawai yang berprestasi mendapatkan reward, serta untuk pegawai outsourching sebaiknya ada peraturan yang signifikan jika pegawai tersebut telat masuk atau melanggar disiplin.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini, peneiliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali mengenai pembinaan disiplin kerja pegawai. Teori pada penelitian ini masih terbatas pada teori-teori lama, sehingga alangkah baiknya untuk mengembangkan teori-teori dengan menggali teori lebih banyak lagi. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat melakukan cakupan responden yang lebih luas lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bidang Tata Usaha. (2013). Rekapitulasi Kehadiran PNS Pusdiklat Geologi. Pusdiklat geologi Bandung

Bidang Penyelenggaraan Diklat. (2014). Daftar Nama dan NIP Pegawai BPED. Pusdiklat Geologi Bandung

Daryanto, S.S. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo. Gouzali, Saydam. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu Pendekatan

Mikro. Jakarta: Djambaran.

Hasan, Dede. 2006. Kemampuan Manajerial Pimpinan dalam Memotivasi dan Mendisiplinkan Karyawan dikaitkan dengan Produktivitas Kerja. Bandung: PPs UPI. Tesis tidak dipublikasikan

Hasibuan, Malayu. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

H.B. Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar teori dan Terapannya dalam Penelitian Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Komaruddin. (1986). Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2010). Evaluasi Kerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

Miles, M.B. dan Huberman, A.M. (1994). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rivai, Veitzhal. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perubahan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Samsudin, Sadili. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia

Satori, Djam’an (2011). Kuliah Umum Jurusan Administrasi Pendidikan Program

Strategi Pengembangan Pendidikan Disiplin Ilmu dan Profesi Administrasi Pendidikan Menuju Tahun 2015.

Satori, Djam’an & Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


(6)

Satori, Djam’an & Komariah, A. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Satori, Djam’an & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharyanto, Hadryanus, Hadna, Agus Heruanto. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yokyakarta: Media Wacana,.

Tohardi, Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis Manejemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.

Tim Penyusun (2013). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: UPI Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai

Peraturan MenteriNo. 21 Tahun 2014 Tentang Peraturan Kinerja Kpeada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan KESDM


Dokumen yang terkait

Evaluasi Program Pengembangan Masyarakat Pada Bidang Diklat Kerja Badan Pendidikan,Pelatihan,Penelitian,Dan Pengembangan (Bidang Diklat Kerja Badiki Atlitbang) Kabupaten Tangerang

0 3 98

Sistem Informasi Pendidikan Dan Pelatihan Pegawai Pada Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan

1 5 1

PENGARUH KINERJA WIDYAISWARA TERHADAP KEPUASAN PARA PESERTA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG SKRIPSI.

0 0 54

KONTRIBUSI PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENATAAN RUANG KANTOR TERHADAP KENYAMANAN KERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.

0 1 21

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG.

0 3 55

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.

3 8 62

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG - repository UPI S ADP 1106466 Title

0 0 3

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG - repository UPI S ADP 1006690 Title

0 0 3

STUDI DESKRIPTIF PEMBINAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG - repository UPI S ADP 1001761 Title

0 0 3

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

0 5 3