PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG.
DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh
FITRI AFRIANTIKA 1006690
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Oleh Fitri Afriantika
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Fitri Afriantika 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... .... iii
DAFTAR ISI ... ... . v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... .... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... .. 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10
1. Definisi Kemampuan Kerja ... 10
2. Pengukuran Kemampuan Kerja ... 12
3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kerja ... 18
4. Penilaian Kemampuan Kerja ... 18
5. Strategi Meningkatkan Kemampuan Kerja ... 21
6. Definisi Efektivitas Kerja ……….... .... 22
(5)
8. Aspek Pengukuran efektivitas Kerja ………... .... 29
B. Penelitian Terdahulu ... 31
C. Kerangka Pemikiran ... 33
D. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 36
1. Lokasi Penelitian ... 36
2. Populasi Penelitian ... 36
3. Sampel Penelitian ... 39
B. Desain Penelitian ... 39
C. Metode Penelitian ... 41
D. Definisi Operasional ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 44
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 48
G. Teknik Pengumpulan Data ... 54
H. Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 68
1. Objek Penelitian ... 68
2. Analisis Data ... 75
a. Seleksi Angket... 75
b. Klasifikasi Data ... 75
c. Perhitungan Uji Kecenderungan Umum ... 76
d. Uji Normalitas Distribusi Data ... 83
e. Mengubah Data Mentah Menjadai Data Baku ... 84
f. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 86
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
(6)
A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Kemampuan Intelektual ... 15
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 47
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Alternatif Jawaban ... 51
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X ... 53
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 54
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 57
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 57
Tabel 3.8 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 62
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 66
Tabel 4.1 Kategori Diklat ………. 73
Tabel 4.2 Daftar Pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat ... 77
Tabel 4.3 Skor metah Variabel X dan Y ... 80
Tabel 4.4 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 81
Tabel 4.5 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel X ... 81
Tabel 4.6 Deskripsi Kecenderungan Skor Variabel Y ... 85
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel X ... 88
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Y ... 89
Tabel 4.9 Hasil Data Baku Variabel X ... 89
Tabel 4.10 Hasil Data Baku Variabel Y ... 90
Tabel 4.11 Nilai Korelasi Antar Variabel ... 91
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 92 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji t) 93
(8)
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 94
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Faktor Efektivitas Kerja ……….. 5
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ……… 35
Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian ………. 37
Gambar 3.1 Desain Penelitian ………. 43
Gambar 3.2 Rumus Alpha Cronbach ……….. 56
Gambar 3.3 Rumus Weighted Means Score (WMS) ………. 61
Gambar 3.4 Rumus Skor Baku ……….. 64
Gambar 3.5 Rumus Person Product Moment ………..….. 65
Gambar 3.6 Rumus Koefisien Determinasi ……… 67
Gambar 3.7 Rumus Uji Signifikasi ……… 68
Gambar 3.8 Rumus regresi sederhana ……… 70
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Administrasi Penelitian ... 105
Lampiran II Kisi-Kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian ... 106
Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107
Lampiran IV Analisis Hasil Perhitungan SPSS ... 108
Lampiran V Daftar Tabel ... 109 Profil Penulis
(10)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap
Efektivitas Kerja Di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Geologi Bandung”. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut kemampuan kerja dan pengaruhnya terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, yang menjadi sampel penelitian yaitu seluruh pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat geologi Bandung sebanyak 30 orang. Analisis perhitungan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft
Excel 2007 dan SPSS for windows versi 17.00.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus weighted Means Score (WMS), gambaran umum variabel x (kemampuan kerja pegawai) berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 2,91. Sementara gambaran umum variabel Y (efektivitas kerja) berada pada kategori sangat baik, dengan skor 3,01. Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel x dan variabel y berdistribusi normal, selanjutnya Korelasi variabel x dan y yaitu memiliki hubungan yang signifikan. Hal tersebut dilihat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,573 yang berada pada kategori cukup kuat, dengan koefisien determinasi sebesar 32,8% serta analisis regresi yaitu Ỷ = 18,870 + 0.573X yang bersifat signifikan dan linier.
Kesimpulan penelitian ini bahwa kemampuan kerja pegawai memiliki berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat.
(11)
ABSTRACT
This research was titled "Influence of Employee work Ability To The Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung ". The problems discussed in this study concerns the employee work Ability and that influence to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung. This research aims to obtain the actual description about the influence of the employee work ability to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
This research uses descriptive quantitative approach. Data was collected by questionnaire covered. The sample in this research is all employee who work on Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung amount of 30 respondent. This research was analys used a program through Microsoft Excel 2007 and SPSS versi 17.00 for windows.
Based on calculations using the formula Weight Means Score (WMS), an overview of the variables X (Employee Work ability ) is in good category with an average score of 2,91. While an overview of variable Y (Effectiveness of work) in the category very good, with an average score of 3,01. Result of the normally distribution of data test showed that the variables x and variables y are normally distributed. Correlation of variables X and Y have a significant relationship. It can be seen from the correlation coefficient is 0.573 which is in a strong enough category and significant, with a coefficient of determination of 32,8%, and the results of the regression analysis is Ỷ = 18,870 + 0,573X that is both significant and linear.
Conclusion this research shows the employee work ability had significantly influence to to Effectiveness of work in Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
(12)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan yang sangat penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi sehingga mampu menyesuaikan diri serta menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan zaman. Menurut Sastradipoera (dalam Pratiwi, 2012:2) mengemukakan bahwa:
Pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang diutamakan praktek daripada teori.
Pelatihan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas seorang pegawai dan dibutuhkan di masa sekarang. Pelatihan menjadi begitu penting karena:
1. Sumber daya manusia atau pegawai yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi;
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi suatu organisasi;
3. Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang; dan
4. Dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi, baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para pegawai agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan (Hamalik dalam Pratiwi, 2012:4).
Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, mengembangkan wawasan, sikap dan perilaku baru dari setiap peserta pelatihan, menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan baru yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan persyaratan kualitatif pekerjaan, dan mengembangkan sikap agar setiap peserta pelatihan cepat menyesuaikan diri, tanggap, kreatif dan mandiri dalam setiap perubahan persyaratan kerja yang terus menerus berubah, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
(13)
pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah upaya peningkatan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Pendidikan dan pelatihan harus diselenggarakan secara efektif sehingga mampu mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dicapai apabila dalam lembaga pendidikan dan pelatihan itu sendiri terdapat efektivitas kerja dari para pegawai sebagai penyelenggara diklat. Organisasi atau lembaga memiliki berbagai aktivitas yang harus dijalankan demi mencapai tujuan organisasi. Berbagai aktivitas yang dijalankan oleh organisasi tidak akan lepas dari sumberdaya
manusia, menurut Silalahi (1983: 23) mengemukakan bahwa: “Sumberdaya
manusia merupakan sumberdaya yang penting bagi organisasi dibanding sumberdaya yang lainnya, hal ini disebabkan sumberdaya manusia mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi”. Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Peranan tenaga kediklatan disini merupakan peranan kunci yaitu membantu proses belajar peserta diklat agar dapat mencapai perubahan perilaku dan meningkatkan kompetensi mereka seperti yang diharapkan. Menurut Tamim dan Hermansjah (2002 : 13) mengemukakan bahwa :
Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara, efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia, tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat.
Efektivitas kerja sangat penting bagi organisasi karena jika terlaksana efektivitas kerja maka proses pencapaian tujuan akan lebih lancar dan tertib, proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, penyusunan program yang tepat, pelaksanaan yang efektif dan efisien.
Pusdiklat Geologi merupakan salah satu lembaga pemerintah dalam mengelola pengembangan sumberdaya manusia di bidang geologi di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan sumber Daya Mineral. Dengan adanya pusat pendidikan dan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap
(14)
negara untuk menghasilkan tenaga kerja dan sumberdaya manusia berkualitas dan berdaya saing tinggi dalam mengarungi era globalisasi, namun dalam setiap kegiatan selalu ada masalah dan tantangan yang dihadapi, dalam pelaksanaannya kegiatan pendidikan dan pelatihan bukan hanya semata sebagai kegiatan penyerapan dana saja namun benar-benar memberikan manfaat kepada sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhannya di lapangan, sehingga dalam penyelengaraan diklat harus seefektif dan seefisien mungkin. Beberapa masalah yang muncul dalam penyelenggaran diklat di Pusdiklat Geologi diantaranya dalam hal pencapaian perencanaan, masih ada beberapa diklat yang tidak terlaksana, menurut data evaluasi penyelenggaraan diklat tahun 2013 dari 77 diklat, yang terlaksana sebanyak 75 diklat saja, begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal teknis, masi ditemukan beberapa kekurangan seperti keterlambatan pelaksanaan diklat, pemberian modul kepada peserta, juga penanganan pekerjaan ketika jumlah pekerjaan yang banyak. hal ini mengacu pada efektivitas kerja pegawai.
Efektivitas berasal dari kata efektif, Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 9)
mengemukakan bahwa: „Efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan
sesuatu‟. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009: 59) “Efektivitas merupakan
suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai”.
Menurut Steers (1985: 46) mendefinisikan bahwa “Efektivitas adalah sejauh mana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua sasarannya”. Hal ini sejalan dengan pendapat komarudin (1979: 148) yang
menyatakan bahwa : “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat
keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Efektivitas merupakan hasil dari proses manajemen yang dijalankan oleh organisasi.
2. Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi tujuan yang ditetapkan.
(15)
4. Efektivitas adalah kesesuaian antara yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi.
Definisi kerja menurut Muhammad Ali (1996: 181) “kerja adalah
perbuatan melakukan suatu pekerjaan”. Selanjutnya menurut layudi (1996: 134) “keja adalah tenaga (mental, skill, kekuatan, dan jasmaniah) untuk menciptakan
atau mewujudkan sesuatu yang sebelumnya merupakan sebuah rencana.
Pendapat Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 40) menjelaskan bahwa pengertian efektivitas kerja sebagai berikut :
Efektivitas kerja adalah keadaan atau keberhasilan suatu kerja dari pegawai untuk memberikan guna yang diharapkan dengan kriteria bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai melalui kegiatan-kegiatan yang terus menerus ditopang oleh berbagai keadaan, baik kualitas maupun kuantitas, sarana dan alat-alat kerja yang digunakan.
Adapun uraian efektivitas kerja menurut P. Siagian (dalam cordelia, 2002:40) sebagai berikut:
a. Ketepatan sasaran kerja (tujuan). Ketepatan sasaran kerja memiliki aspek yang meliputi ketepatan perencanaan dan pelaksanaan program kerja sesuai dengan sasaran yang hendak dituju oleh lembaga.
b. Ketepatan penyelesaian kerja (ketepatan waktu). Ketepatan penyelesaian kerja memiliki aspek yang diungkap meliputi ketepatan penyelesaian program kerja sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan tanpa mengurangi standar kualitas.
c. Ketepatan penggunaan biaya operasional. Ketepatan penggunaan biaya operasional ini memiliki aspek yang meliputi ketepatan pengalokasian dan penggunaan anggaran program kerja lembaga.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, The Liang gie (dalam Pursanto, 2002:37) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah :
1. Motivasi kerja 2. Kemampuan kerja 3. Suasana kerja 4. Lingkungan kerja
5. Perlengkapan dan fasilitas 6. Prosedur kerja
(16)
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnely (dalam Wahid, 1986 : 25) faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah :
Gambar 1.1 Faktor Efektivitas Kerja (Sumber : Wahid, 1986)
Sumber daya manusia mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi, sehingga efektivitas individu yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap efektivitas kerja. Dari aspek-aspek yang menjadi efektivitas individu, kemampuan merupakan suatu unsur penting bagi individu untuk dapat melaksanakan pekerjaannya. kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. kemampuan seseorang merupakan perwujudan dari pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Menurut Gibson, (1996 : 54), “kemampuan ialah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaannya”.
Moenir (2000 : 81) menyatakan bahwa “kemampuan dalam hubungannya dengan pekerjaan sebagai variabel individu”. Kemampuan tidak dapat dipisahkan dengan konsep ketrampilan. Ketrampilan dalam hal ini merupakan sifat (bawahan
Efektivitas Kerja
Efektivitas Organisasi
a.Lingkungan b.Teknologi c.Pilihan Strategis d.Struktur
e.Proses
Efektivitas Individu
a.Kemampuan b. Keterampilan c.Pengetahuan d.Sikap
e.Motivasi
Efektivitas Kelompok
a.Keterpaduan b.Kepemimpinan c.Struktur
d.Status e.Peran
(17)
sejak lahir atau dipelajari) yang memungkinkan seorang melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik, maka ketrampilan dinyatakan sebagai kecapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam tugas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para pegawai yang diperoleh melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman yang diperguankan dalam melaksanakan tugas.
Keberhasilan tujuan organisasi berhubungan dengan kemampuan seorang pegawai, Streers (1985 : 147) berpendapat bahwa “keberhasilan manajemen erat hubungannya dengan tingkat kemampuan intelektual seseorang”. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa kemampuan kerja adalah kesanggupan pegawai untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan Kerja mengacu kepada beberapa indikator, menurut Gibson (1996: 55) menjelaskan ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai efektivitas dan efisiensi kerja, yaitu “kemampuan berinteraksi (interaction
ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), kemampuan Administrasi/teknis.”
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai yang menjadi permasalahan di pusdiklat geologi, diharapkan dengan adanya penelitian yang membahas mengenai dua variable ini mampu memberikan titik terang sebagai solusi pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “PENGARUH
KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA DI BIDANG PENYELENGGARAAN DAN EVALUASI DIKLAT PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG”.
(18)
B. Identifikasi Masalah penelitian
Efektivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi merupakan kunci dari tercapainya tujuan organisasi tersebut. Dalam Penyelenggaraan diklat di Pusdiklat Geologi Bandung Efektivitas kerja sangat dibutuhkan sesuai yang dikemukakan Tamim dan Hermansjah (2002: 13) bahwa :
Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara.
Dengan kata lain apabila terjadi efektivitas kerja pegawai maka tujuan organisasi akan dapat dicapai secara maksimal. Masalah yang ditemukan di Pusdiklat Geologi sebagaimana data hasil evaluasi penyelenggaran diklat tahun 2013 bahwa masih ada diklat yang tidak terlaksana, disebutkan dari 77 diklat 75 diklat yang terlaksana, selain itu sering terjadi keluhan dari peserta diklat adanya keterlambatan penyelenggaraan serta keterlambatan penyampaian modul diklat sehingga menghambat proses pembelajaran peserta diklat. Jumlah diklat yang tidak sedikit dalam satu tahun dengan sumber daya pegawai yang ada seringkali membuat dinamika kerja pegawai sangat sibuk di akhir tahun dan memerlukan tenaga tambahan. Masalah diatas berkaitan dengan efektivitas kerja.
Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada variable X yaitu kemampuan kerja pegawai dengan dimensi kemampuan berinteraksi (interaction
ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), dan kemampuan
administrasi. Sedangkan Variabel Y, peneliti membatasi masalah mengenai efektivitas kerja dengan dimensi hasil kerja, metode kerja, dan pemanfaatan sumber daya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung?
(19)
2. Bagaimana efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
2. Tujuan Khusus
a.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan kerja pegawai di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
b.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai efektivitas kerja di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung. c.Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh
kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.
3. Manfaat Penelitian a. Segi Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja, sebagai sarana memberikan referensi untuk pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan kedepan.
(20)
b. Segi Operasional
1) Bagi Peneliti, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja
2) Bagi lembaga, diharapkan dengan dilakukan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak lembaga dalam efektivitas kerja sehingga meningkatkan pencapaian tujuan lembaga dan kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan.
E.Struktur Organisasi Penelitian
Secara garis besar struktur organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Bab III berisi Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V berisi Kesimpulan dan Saran.
Bab I PEDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang Penelitian; Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah Penelitian; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur Organisasi Skripsi.
Bab II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN terdiri dari sub bab: Kemampuan Kerja Pegawai dan Efektivitas Kerja, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.
Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Populasi dan Sampel; Desain Penelitian; Metode Penelitian; Definisi Operasional; Instrumen Penelitian; Proses Pengembangan Instrumen; Teknik Pengumpulan dan Analisis Data.
(21)
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab: Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Analisis Data.
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN, terbagi menjadi sub bab: Kesimpulan dan Saran.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sample Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja. Penelitian dilakukan di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung, Jawa Barat.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek/subjek yang ditetapkan
oleh peneliti sebagai sumber data penelitian. “Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2014: 117). Untuk mendapatkan populasi yang tepat dan sesuai dengan kajian yang akan diteliti, maka peneliti perlu mengidentifikasi sumber data yang diperlukan sehingga relevan dan mengacu pada permasalahan penelitian.
Permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi. Sehingga yang dijadikan populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat (BPED) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. Berikut jumlah pegawai di BPED Pusdiklat Geologi.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
(23)
1 Ir. Eka Tofani Putranto
NIP. 196003201990031001 IV/b
Kepala Bidang
Penyelenggaraan Dan Evaluasi Diklat 2 Fredy Epriliansyah,S.T.
NIP. 197504252002121001 III/c
Kepala Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat 3 Ani Maliani, S.T., M.T
NIP. 197911162005022002 III/c
Kepala Sub Bidang Evaluasi Diklat 4 Dra. Ratih Wiratnawati
NIP. 195410211980032001 IV/b
Widyaiswara Madya/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 5 Hilman Suwargana, S.T., M.T.
NIP. 197911302005021001 III/b
Widyaiswara Pertama/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 6 Denny Andres, S.S.
NIP. 197007242005021002 III/b
Widyaiswara Pertama/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 7 Iwan Fahlevi Setiawan,S.T.,M.T
NIP. 197805222005021001 III/b
Widyaiswara Pertama/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 8
Denny Lumban Raja, S. Kom., M.T.
NIP. 198112292005021001
III/c
Pranata Komputer Muda/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 9 Ellis Widiani, S.E.
NIP. 196101101981032001 III/c
Arsiparis Muda/ Staf Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat
10 Tanto Darmanto
NIP. 196207262007011001 II/b
Pengadministrasi Umum/ Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 11 Ahmad Nurdin
NIP. 197302082012121001 II/a
Staf Sub Bidang
Penyelenggaraan Diklat 12 Yudi Rahayudin,S.T.,M.T.
NIP. 197711252002121001 III/c
Widyaiswara Muda/ Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
13 Fiati Nurmaya, S.T., M.T.
NIP. 197701302010122001 III/b
Evaluator
Penyelenggaraan Diklat/ Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
14 Ferdy Firmansyah, S.T., M.T.
NIP. 197607042003121001 III/c
Evaluator
Penyelenggaraan Diklat/ Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
(24)
15 Herman Suhyana
NIP.196302062007011001 II/b
Pengadministrasi Umum/ Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
16 Erirusdi
NIP. 196508252012121003 II/a
Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
17 Suwisno
NIP. 197103112012121001 II/a
Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
18 Juniharto Sardjono
NIP. 197211162012121002 II/a
Staf Sub Bidang Evaluasi Diklat
19 Risa Purwanti,S.E.
Outsourching
20 Suyudi Rusmana, A.Md.
Outsourching
21 Septian Ardiansyah,S.Sos
Outsourching
22 Adi Pradana, A. Md.
Outsourching
23 Panji Budi Utomo, S. Pd.
Outsourching
24 Indika Febria P, S.E.
Outsourching
25 Muhammad Nurdin,A.Md
Outsourching
26 Adri Nurharjati,S.I.Kom.
Outsourching
27 Endrawan Satria,S.Kom.
Outsourching
28 Tris Sutrisno,S.Pd
(25)
29 Nanang Sopian
Outsourching
30 Demas Dirgahari
Outsourching
(Sumber : Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi 2014)
3. Sampel Penelitian
Sugiyono (2014: 118) menjelaskan bahwa, “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik sampling
terdapat dua macam, antara lain Probability Sampling dan Non Probability
Sampling. Peneliti memilih Non Probability Sampling, dimana teknik ini tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam teknik sampel tersebut, terdapat beberapa macam. Peneliti memilih sampling jenuh. “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2014 : 124). Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah populasi kurang dari 40 orang serta dapat menggeneralisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 orang pegawai Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut
dilaksanakan sebagaimana diungkapkan Nasution (2009 : 23) bahwa, “desain
penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian
itu”. Nasution (2009: 23-24) mengemukakan kegunaan desain penelitian, sebagai berikut :
a. Desain memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi.
(26)
b. Desain menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.
c. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Menurut Nasution (2009: 56), proses desain penelitian yaitu: 1. Identifikasi dan pemilihan masalah
2. Pemilihan kerangka konseptual
3. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis 4. Membangun penyelidikan dan percobaan
5. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel 6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan 7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data 9. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistic
10.Penulisan laporan hasil penelitian
Dari pernyataan diatas maka peneliti memaparkan desain penelitiannya sebagai berikut :
Desain penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Pada bagian input merupakan latar belakang penelitian berupa hasil studi pendahuluan, latar belakang berisi fenomena umum terdiri dari teoritis dan keadaan yang seharusnya, serta fenomena khusus berupa data empiris dan keadaan yang terjadi di lapangan. Dari latar belakang penelitian terdapat pula rumusan masalah yang kemudian rumusan masalah akan memperjelas alur penelitian terhadap pengujian hipotesis penelitian. Selanjutnya lahirnya hipotesis penelitian akan menentukan metode dan pendekatan penelitian yang digunakan. Dengan demikian bagian input lebih mengacu pada perencanaan penelitian. Pada bagian proses banyak langkah dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data, seperti mendefinisikan variabel penelitian, menyusun alat pengumpulan data, dan lainnya. Maka dari hal ini, akan muncul kesimpulan dari penelitian yang tiada lain adalah pengujian hipotesis itu sendiri. Penarikan kesimpulan atas hasil dari analisis data dan pengujian hipotesis merupakan output penelitian. Dengan output ini akan diperoleh informasi apakah hipotesis penelitian yang disusun oleh penulis adalah sama dengan hasil penelitian
(27)
atau sebaliknya. Bagian ini juga, akan melahirkan berbagai rekomendasi atau feedback yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai pihak, baik untuk diteliti kembali atau bahkan digunakan/dimanfaatkan.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam penelitian, dimana metode penelitian akan
Output
Input
Proses
Latar Belakang masalah
Fenomeman umum : teoritik, keadaan yang seharusnya
Fenomema khusus : empirik, keadaan yang terjadi
Kesimpulan
Hipotesis
Pengumpulan Data Analisis Data variable X dan Y
Metode dan Pendekatan Rumusan Masalah
(28)
dijadikan pedoman untuk menjalankan penelitian. Seperti yang diungkapkan Nana Syaodih (2012 : 52) bahwa,
metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Selain itu pula Sugiyono (2014: 6) menjelaskan bahwa,
metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. “Penelitian deskriptif mengkaji bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan
fenomena lain” (Nana Syaodih, 2012 : 72). Dijelaskan oleh sugiyono (2014: 14) bahwa,
metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian.
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan tersebut serta membuktikan hipotesis penelitian dengan hitungan statistik serta pengumpulan data yang terkontrol dengan tujuan menunjukan hubungan antar variabel, menguji teori, mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan control dan manipulasi variabel penelitian. Metode deskriptif pun digunakan karena metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai gejala atau fenomena.
(29)
D. Definisi Operasional
Moh. Nazir ( 2003: 152) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu
operasional”.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel penelitian.
1. Kemampuan kerja pegawai
Kemampuan kerja pegawai merupakan kesanggupan pegawai di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat pusat pendidikan dan pelatihan geologi Bandung untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya sehingga mencapai hasil kerja yang maksimal. Gibson (1990: 55) menjelaskan ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai efektivitas dan efisiensi kerja:
a. Kemampuan berinteraksi (interaction ability) yang meliputi unsur:
1) Kemampuan seseorang pegawai untuk menciptakan dan menjaga hubungan pribadi
2) Kemampuan seseorang pegawai untuk berkomunikasi dengan rekannya secara efektif
3) Kemampuan seseorang pegawai untuk menangani konflik dengan orang lain maupun teman sekerja
4) Kemampuan untuk meningkatkan atau mempertahankan rasa keadilan dan persamaan kedudukan dalam suatu sistem imbalan.
b. Kemampuan konseptual (conceptual ability), meliputi :
1) Kemampuan seseorang pegawai untuk membina dan menganalisis informasi baik dan dalam maupun dan luar lingkungan organisasi
2) Kemampuan untuk merefleksikan arti perubahan tersebut dalam tugas 3) Kemampuan untuk menentukan keputusan yang berkaitan dengan bidang
tugasnya
4) Kemampuan untuk melakukan perubahan dalam pekerjaannya terutama yang perlu dalam organisasi.
(30)
1) Kemampuan seseorang pegawai untuk mengembangkan dan mengikuti rencana-rencana kebijakan dan prosedur yang efektif;
2) Kemampuan untuk memproses tatawarkat átau kertas kerja dengan baik, teratur, dan tepat waktu;
3) Kemampuan untuk mengelola pengeluaran atas suatu anggaran
4) Kemampuan untuk menggunakan pengetahuannya, peralatan-peralatan, pengalaman, dan teknis-teknis dan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah.
2. Efektivitas kerja
Efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi bandung dengan pengerahan segala daya yang terdapat pada manusia melalui aktivitas-aktivitasnya. Pengukuran efektivitas kerja dalam penelitian ini terdiri dari hasil kerja, metode kerja, pencarian dan pemanfaatan sumber daya.
E. Instrumen penelitian
Dijelaskan oleh Sugiyono (2014: 133) bahwa, “Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat”. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, yang secara spesifik berhubungan dengan variabel penelitian. Alat ukur atau instrumen yang digunakan harus berdasarkan pada karakteristik sumber data dari variabel yang diteliti, sehingga mempermudah peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Langkah pertama dari penyusunan instrumen yaitu menentukan dan menetapkan variabel penelitian. Setelah ditetapkan variabelnya, tahap selanjutnya yaitu memberikan definisi operasional dari setiap variabelnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Setelah itu, indikator tersebut dipaparkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen penelitian, maka diperlukan kisi-kisi instrumen penelitian.
(31)
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No. Variabel Dimensi Indikator Item
1 Kemampuan kerja
(Variable X)
1.Kemampuan Teknis/ administrasi
a. Penguasaan pegawai terhadap peralatan kerja dan sistem komputer
b. Penguasaan pegawai terhadap prosedur dan metode kerja.
c. Pegawai memahami peraturan kerja atau pekerjaan.
d. Pegawai mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik, teratur dan tepat waktu.
e. Kemampuan pegawai untuk
mengembangkan dan mengikuti rencana-rencana kebijakan secara efektif f. Kemampuan untuk
memproses kertas kerja dengan baik, teratur, dan tepat waktu. 1 2 3 4-6 7-8 9
(32)
2.Kemampuan konseptual
3.Kemampuan Interaksi/sosial
g. Kemampuan untuk mengelola
pengeluaran atas suatu anggaran
a. Pegawai memahami kebijakan Lembaga b. Pegawai memahami
tujuan lembaga c. Pegawai memahami
target lembaga d. Pegawai mampu
membina dan menganalisis informasi baik dari dalam maupun luar organisasi
e. Pegawai mampu menentukan
keputusan berkaitan dengan tugasnya f. Kemampuan untuk
melakukan perubahan dalam pekerjaannya terutama yang perlu dalam organisasi
a. Pegawai mampu bekerjasama dengan
10
11
12
13
14-15
16
17
(33)
teman tanpa konflik b. Pegawai memiliki
kemampuan untuk bekerja dalam tim c. Pegawai memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan rekannya secara efektif
d. Kemampuan pegawai untuk menciptakan dan menjaga
hubungan baik dengan rekan kerja
19-21
22
23
2 Efektivitas Kerja (Variabel Y)
1.Hasil Kerja
2.Metode Kerja
a. Kesesuaian hasil kerja dengan sasaran yang ditetapkan
b. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan
c. Kesesuaian hasil kerja dengan kualitas dan kuantitas
a. Prinsip-prinsip pengerjaan b. Tahapan-tahapan
pekerjaan c. Indikator hasil
1 2 3 4 5 6-7
(34)
3.Pemanfaatan Sumber Daya
d. Evaluasi hasil e. Feedback
a. Manusia
b. Sarana dan prasarana c. Skill/Kemampuan
8-9 10
11-17 18-21 22-24
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Nana Syaodih (2012: 210) mengemukakan bahwa : “Angket atau kuesioner adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”. Angket tidak selalu berbentuk
pertanyaan, melainkan dapat pula dalam bentuk pernyataan. Instrumen penelitian ini digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal tersebut diungkapakan oleh Sugiyono (2014: 133),
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dari beberapa jenisnya, skala yang digunakan sebagai pengukuran dalam penelitian ini yaitu Skala Likert. Sugiyono (2014: 134) menjelaskan bahwa:
“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif skala pengukuran yang digunakan peneliti yaitu untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian 1 sampai 4 dengan perincian sebagai berikut :
(35)
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Variabel Y
Alternatif Jawaban X
Skor Alternatif Jawaban Y Skor
Sangat Baik 4 Selalu 4
Baik 3 Sering 3
Cukup 2 Kadang-Kadang 2
Kurang 1 Tidak Pernah 1
F. Proses pengembangan Instrumen
Angket sebagai intrumen dalam penelitian ini, tidak langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Akan tetapi dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat akurasinya terhadap responden yang memiliki karakteristik sama dengan objek penelitian yang digunakan. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari kegagalan total dalam pengumpulan data, karena instrumen yang telah siap untuk digunakan namun belum diujicobakan seringkali memiliki beberapa kelemahan, baik dari segi bahasa, dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, maupun pengukurannya. Selain itu, yang terpenting dalam uji coba angket ini adalah untuk memberi gambaran tingkat validitas dan realibilitas dari instrumen tersebut. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini, dilakukan di Sentra Pendidikan BRI Lembang Bandung. Setelah uji coba angket terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
1. Uji Validitas
Sugiyono, (2014: 177) menyatakan bahwa “uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu
(36)
pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti” (Sugiyono, 2014: 363). Dari pengertian tersebut menunjukkan adanya kesamaan antara data yang dikumpulkan dengan kondisi atau data objek yang sesungguhnya sehingga dapat dikatakan valid (sahih). Sementara, Suharsimi Arikunto (2006: 168), mengemukakan bahwa :
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud”.
Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas internal yang menyangkut uji validitas konstruksi dan uji validitas isi. Uji validitas konstruk dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Uji validitas isi dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan dasar teori atau konsep yang relevan serta melakukan konsultasi dengan para ahli (dalam hal ini dosen pembimbing). Dalam prakteknya, uji validitas konstruksi dan validitas isi dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi intrumen yang didalamnya terdapat variabel yang diteliti beserta dimensi yang dituangkan dalam item-item pernyataan sebagai jabaran dari indikator.
Uji validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Perhitungannya, dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0 for
Windows. Interpretasi terhadap korelasi dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 178), bahwa “bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas, maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat”. Jadi berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat. Selain itu, Sugiyono (2014: 179) memperjelas pendapatnya, bahwa :
“Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”.
(37)
Jika rhitung > rkritis, maka butir/item valid
Jika rhitung < rkritis, maka butir/item tidak valid
Uji validitas dilakukan sekaligus dengan uji reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan oleh 10 responden yaitu 10 pegawai di Sentra Pendidikan BRI dengan jumlah item untuk variabel X sebanyak 24 buah dan variabel Y sebanyak 24 buah. Adapun hasil uji validitas untuk variabel X dan Y, sebagai berikut: a. Uji validitas variable X (Kemampuan Kerja Pegawai)
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X
No. Item rhitung rkritis Interpretasi
1 0,371 0,30 Valid
2 0,594 0,30 Valid
3 -0,189 0,30 Tidak Valid
4 0,379 0,30 Valid
5 0,687 0,30 Valid
6 0,657 0,30 Valid
7 0,370 0,30 Valid
8 0,464 0,30 Valid
9 0,354 0,30 Valid
10 0,480 0,30 Valid
11 0,401 0,30 Valid
12 0,682 0,30 Valid
13 0,526 0,30 Valid
14 0,749 0,30 Valid
15 0,593 0,30 Valid
16 0,509 0,30 Valid
17 0,180 0,30 Tidak Valid
18 0,753 0,30 Valid
19 0,719 0,30 Valid
20 -0,514 0,30 Tidak Valid
21 -0,514 0,30 Tidak Valid
22 0,809 0,30 Valid
(38)
Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel X yang dinyatakan valid sebanyak 19 pernyataan, karena setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti. Sedangkan, untuk pernyataan yang tidak valid sebanyak lima pernyataan disebabkan, karena memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel. Sehingga, dari lima pernyataan tersebut ada yang diperbaiki atau juga dihapuskan. b. Uji validitas variabel Y (Efektivitas Kerja)
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y
24 0,487 0,30 Valid
No. Item rhitung rtabel Interpretasi
1 0,908 0,30 Valid
2 0,908 0,30 Valid
3 0,429 0,30 Valid
4 0,672 0,30 Valid
5 0,713 0,30 Valid
6 0,820 0,30 Valid
7 0,759 0,30 Valid
8 0,767 0,30 Valid
9 0,787 0,30 Valid
10 0,917 0,30 Valid
11 0,342 0,30 Valid
12 0,689 0,30 Valid
13 0,804 0,30 Valid
14 0,565 0,30 Valid
(39)
Dari tabel di atas, diketahui bahwa kuesioner variabel Y yang valid sebanyak 22 pernyataan, karena item pernyataan tersebut memiliki rhitung lebih besar dari rtabel, sehingga pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk variabel yang diteliti. Sedangkan untuk pernyataan tidak valid sebanyak dua pernyataan disebabkan karena pernyataannya memiliki rhitung lebih kecil dari rtabel. Sehingga, dari dua pernyataan tersebut ada yang diperbaiki atau juga dihapuskan.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi dan kestabilan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data. Instrumen yang reliabel menunjukkan bahwa alat tersebut secara konsisten memberikan hasil dari data atau temuan yang sama, sehingga instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas instrumen dianalisis dengan internal concitency yaitu dilakukan sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Keterangan:
α
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach K = Jumlah item pertanyaan yang diuji16 0,503 0,30 Valid
17 0,710 0,30 Valid
18 0,672 0,30 Valid
19 -0,891 0,30 Tidak Valid
20 0,552 0,30 Valid
21 0,596 0,30 Valid
22 0,605 0,30 Valid
23 0,565 0,30 Valid
24 0,634 0,30 Valid
K -1
Sr² - ∑si² sx² K
(40)
∑si² = Jumlah Variasi Skor
sx² = Varians skor-skor tes (seluruh item K) Gambar 3.2
Rumus Alpha Cronbach (Sumber: Rainsch, 2004: 167)
“Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini memastikan seluruh item reliabel dan seluruh tes
secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat” (Rainsch,
2004: 164). Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut (Hilton dan Brownlow, 2004: 364):
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
Patokan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan taraf signifikansi yang digunakan yaitu 95% (taraf kesalahan 5%) dengan N (jumlah responden) sebanyak 10, sehingga batas minimal yang terdapat dalam rtabel adalah 0,632. Adapun hasil perhitungan reliabilitas kedua variabel dengan rumus Alpha Cronbach dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 17.0 for
Windows, dengan hasil sebagai berikut :
a. Reliabilitas variabel X Tabel 3.6
Hasil Uji
Reliabilitas Variabel X Variabel Cronbach's
Alpha
Kesimpulan
X 0,842 Reabilitas Tinggi
(41)
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas
variabel X
(Kemampuan Kerja Pegawai), dengan rumus Alpha Cronbach adalah 0,842. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel X reliabel karena perhitungan yang dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung.
b. Reliabilitas variabel Y
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas variabel Y (Efektivitas Kerja), dengan rumus Alpha Cronbach adalah 0,931. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen Variabel Y reliabel karena perhitungan yang dihasilkan berada di luar batas minimal rhitung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari permasalahan yang akan dipecahkan. Menurut Nazir (2003: 174) menjelaskan
bahwa “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Pengumpulan data tergantung pada teknik
atau cara yang digunakan dalam mengumpulkan data dimana teknik tersebut berfungsi untuk menjawab permasalahan-permasalahan ataupun mendapatkan hipotesis penelitian. Ketepatan teknik atau cara yang digunakan akan menunjukkan kualitas data yang dihasilkan.
Variabel Cronbach's Alpha
Kesimpulan
Y 0,931 Reabilitas Tinggi
(42)
Teknik pengumpulan data menjadi bagian dari tindak lanjut instrumen penelitian, dalam arti teknik pengumpulan data akan bergantung pada instrumen sebagai alat pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu melalui wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, angket/kuesioner dan sebagainya. Pengumpulan data memiliki peran penting, karena seperti yang diketahui bahwa pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan dalam mengumpulkan data sebagai bahan informasi dan fakta yang akan dianalisis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Kedua teknik tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Metode angket/Kuesioner
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2014: 199). Pemilihan metode angket sebagai alat pengumpulan data dikarenakan angket memiliki kelebihan dan dirasa efektif serta efisien dalam mengumpulkan data yang respondennya cukup banyak dan tersebar dalam wilayah yang cukup luas. Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan berstruktur. Akdon (2008: 132) mengemukakan bahwa,
“Angket berstruktur merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Akdon (2008: 131), mengemukakan tujuan penyebaran angket, yaitu :
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan reponden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi yang diminta.
Burhan (2009: 125), mengemukakan kelebihan penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data, yaitu :
(43)
b. Pengumpulan data lebih mudah,terutama pada responden yang terpencar-pencar
c. Pada penelitian sampel di atas 1000, penggunaan metode ini sangat tepat
d. Walaupun penggunaan metode ini pada sampel yang relatif besar,tetapi pelaksanaannya dapat berlangsung serempak
e. Metode ini membutuhkan waktu relatif sedikit
f. Kalau metode ini dilakukan dengan menggunakan jasa pos, maka relatif tidak membutuhkan atau tidak terikat pada pengumpul data
g. Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada fungsi menyebarkan dan menguhimpin angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini diperlukan untuk menunjang kelengkapan data dan membantu mempertajam kesimpulan yang akan diambil baik melalui buku yang relevan, peraturan, laporan kegiatan, data langsung dari tempat penelitian, kebijakan, jurnal, serta sumber lainnya yang dianggap relevan dengan penelitian.
Menurut Arikunto (2006: 231) menjelaskan bahwa, “Metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Hadari (1993: 133) “dalam penelitian kuantitatif, teknik
dokumentasi berfungsi untuk menghimpun secara kolektif bahan-bahan yang digunakan di dalam kerangka/landasan teori, penyusunan kerangka konsep, dan
perumusan hipotesa secara tajam”. Dengan demikian, studi dokumentasi ini
menjadi hal yang penting dalam penelitian dan perlu dilakukan oleh peneliti untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas.
H. Analisis Data
Tahap selanjutnya yaitu analisis data, “Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian” (Nazir, 2003: 346). Menurut Sugiyono (2012: 207) menjelaskan bahwa, “analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Dalam penelitian kuantitatif, pada dasarnya pengolahan data dalam tidak lepas dari penggunaan metode statistik tertentu.
(44)
Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrument penelitian, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, maupun dalam analisis data. Dengan melakukan analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi masalah yang diteliti, baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi untuk kebijakan selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut :
1. Seleksi Angket
Setelah data terkumpul, proses pertama yang dilakukan yaitu pemeriksaan data terhadap angket yang telah terkumpul dimana peneliti memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul siap untuk diolah lebih lanjut serta data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah. . Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi angket, sebagai berikut :
a. Memeriksa apakah data semua angket dari responden telah terkumpul
b. Memeriksa apakah semua pertanyaan/pernyataan dijawab sesuai petunjuk yang diberikan
c. Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah.
2. Klasifikasi Angket
Klasifikasi data merupakan tahapan kedua setelah melakukan pemeriksaan dan penyeleksian data. Data diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yaitu variabel X (Kemampuan Kerja Pegawai) dan variabel Y (Efektivitas kerja). Setelah itu, dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang telah diberikan oleh setiap responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana kriteria yang digunakan yaitu menggunakan skala Likert. Sedangkan, skor dari setiap variabel tersebut berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya. Jadi, pengklasifikasian data ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan skor responden terhadap dua variabel yang diteliti. 3. Pengolahan Data
a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden Masing-masing Variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS)
(45)
Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderuangan rata-rata variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau kecenderungan umum responden pada variabel penelitian. Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah ditentukan. Adapun rumus WMS sebagai berikut :
Keterangan :
X = rata-rata skor responden
X = jumlah skor dari jawaban responden N = jumlah responden
Gambar 3.3
Rumus Weighted Means Score (WMS) (Sumber : Muhamad, 2010: 61)
Teknik WMS ini digunakan untuk menghitung kecenderungan rata-rata variabel penelitian serta menentukan gambaran atau kecenderungan umum responden pada variabel penelitian. Berikut langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan Rumus WMS, yaitu sebagai berikut: a. Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunakan
Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4.
b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih
c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri
d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakna tabel konsultasi
hasil perhitungan WMS sebagai berikut: Tabel 3.8
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran
N
X
(46)
Variabel X Variabel Y
3,01 - 4,00 Sangat Baik Sangat Baik (SB) Selalu (SL)
2,01 - 3,00 Baik Baik (B) Sering (SR)
1,01 - 2,00 Cukup Cukup (C) Kadang-Kadang
(KD)
0,01 - 1,00 Rendah Kurang (K) Tidak Pernah
(TP)
f. Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan kedudukan setiap variabel atau mengetahui arah kecenderungan masing-masing variabel.
b. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data. Hasil pengujiannya akan berpengaruh terhadap teknik statistik yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya. Winarno Surakhmad (1998: 95), menjelaskan, bahwa :
Tidak semua populasi (maupun sampel) menyebar secara normal. Dalam hal ini, digunakan teknik yang (diduga) menyebar normal. Teknik statistik yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai teknik non parametrik, sebuah teknik yang tidak terkait oleh bentuk penyebaran.
Adapun dalam perhitungannya, pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows dengan rumus One Sample
Kolmogorov Smirnov Test. Adapun langkah-langkah dalam menghitung skor
kecenderungan masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS versi
17.0), sebagai berikut:
1) Buka program SPSS
(47)
3) Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada baris pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal = 0, kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan seperti itu.
4) Klik Analyze, sorot pada Nonparametric Test, kemudian klik 1-Sample K-S 5) Sorot variabel X pada kotak Test Variable List dengan mengklik tanda
6) Klik options, kemudian pilih deskriptive pada Statistic dan Exclude cases test by test, continue
7) Klik normal pada Test Distribution, lalu OK (Lakukan kembali untuk menghitung uji normalitas variabel Y)
Adapun dasar keputusan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas dengan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows. “Asymptotic Significance 2-tailed merupakan pengujian nilai atau p-value untuk memastikan bahwa
distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan di kedua ujung two-tailed distribution (Yu, Zhen, Zhao & Zheng,
2008: 138)”. Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal
Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal
Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.
c. Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku
Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku setiap variabel, digunakan rumus berikut:
(48)
Gambar 3.4 Rumus Skor Baku
(Sumber : Akdon, 2008: 86 Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen)
Keterangan :
Ti = Skor baku Xi = Skor mentah s = Standar deviasi
x = Rata-rata (mean)
Mengubah skor mentah menjadi skor baku pada dasarnya adalah mengubah data ordinal menjadi data interval yang digunakan dalam analisis data angka baku/skor baku. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengubah skor mentah menjadi skor baku, sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 86-87), sebagai berikut:
1) Menentukan skor mentah (skor terbesar dan terkecil)
2) Menentukan rentangan (R), yaitu skor terbesar – skor terkecil
3) Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan menggunakan Rumus Sturgess yaitu: BK = 1 + 3,3 log n
4) Menentukan panjang kelas (i), dengan rumus:
5) Membuat tabel distribusi frekuensi
6) Menentukan rata-rata atau mean ( x ), dengan rumus:
∑fXi
x = n R i =
(49)
7) Menentukan standar deviasi ( s ), dengan rumus:
8) Mengubah skor mentah menjadi skor baku, berdasarkan rumus yang telah dikemukakan di atas.
4. Teknik Hipotesis Penelitian a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Teknik statistik yang digunakan akan bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya menggunakan rumus korelasi Person Product Moment (Riduwan dan Sunarto, 2011: 80).
Gambar 3.5 Rumus Person Product Moment (Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2011: 80)
Dalam praktek pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi
17.0 for Windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X
(independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, r xy hitung dibandingkan dengan r xy tabel dengan taraf kesalahan 5 %. Bila harga r xy hitung > r xy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan yang positif sebesar angka hasil perhitungnan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolok ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2011: 81), sebagai berikut:
n.∑ fXi2–(∑ fXi)2
s =
n.(n – 1)
n(∑XY)-(∑X).(∑Y) rxy =
(50)
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah
Adapun langkah untuk mencari koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS, sebagai berikut:
1) Buka program SPSS, destinasikan variable view dan definisikan dengan mengisi kolom-kolom berikut:
Kolom Name pada baris pertama isi dengan X dan baris kedua isi dengan Y
Kolom Type isi dengan Numeric
Kolom Widht diisi dengan 8
Kolom Decimal = 0
Kolom Label untuk baris pertama diisi ketikan nama variabel X dan baris kedua dengan ketikkan nama variabel Y
Kolom Value dan Missing diisi dengan None
Kolom Coloumns diisi dengan 8
Kolom Align pilih Center
Kolom Measure pilih Scale
2) Aktifkan data view kemudian masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klim menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate
4) Sorot variabel X dan Y, lalu pindahkan ke kotak variabel dengan cara mengklik tanda
(51)
6) Klik Option dan tandai pada kotak pilihan Mean and Standart Deviation. Klik continue
7) Klik Ok
b. Analisis Koefisien Determinasi
Derajat determiniasi digunakan untuk persentasi kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Riduwan dan Sunarto (2011: 81), mengemukakan bahwa : “… untuk
menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien diterminasi…”. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut:
Gambar 3.6
Rumus Koefisien Determinasi
(sumber : Riduwan dan Sunarto, 2011, Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis)
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi
Adapun untuk mencari nilai koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS (Riduwan dan Sunarto, 2011: 294-299), sebagai berikut:
1) Buka program SPSS
2) Aktifkan data view, masukkan data baku variabel X dan Y 3) Klik Analyze, pilih Regresion, klik Linear
4) Pindahkan variabel X ke kotak independen dan variabel Y ke kotak dependen 5) Klik Statistic, lalu centang Estimates, Model fit, R square, Descriptive, klik
continue
(52)
6) Klik plots, masukkan SDRESID ke kotak Y dan ZPRED ke kotak X, lalu
Next
7) Masukkan ZPRED ke kotak Y dan DEPENDENT ke kotak X 8) Pilih Histogram dan Normal Probability plot, klik Continue
9) Klik save pada Predicted Value, pilih Unstandarized dan Prediction Intervals klik Mean dan Individu, lalu Continue
10) Klik Options, pastikan bahwa taksiran probability sebesar 0,05, lalu klik
continue dan Ok
Hasil R square yang akan digunakan untuk menghitung koefisien determinasi ada pada Tabel Model Summary.
c. Uji Tingkat Signifikasi
Untuk menguji signifikasi hasil korelasi variabel indipenden dan dipenden maka perlu dilakukan uji tingkat signifikasi. Sehingga, dapat diketahui hubungan signifikasinya tersebut dapat berlaku untuk seluruh populasi atau tidak. Untuk mengujinya, maka peneliti menggunakan rumus Uji Signifikasi, yaitu:
Gambar 3.7 Rumus Uji Signifikasi
(Sumber: Akdon, 2008, Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen)
Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen) Keterangan:
t = Nilai thitung
r = Koerfisien korelasli hasil rhitung n = Jumlah responden
r
√
n - 2thitung =
(53)
Hipotesis dalam penelitian ini, secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Ho : r = 0
artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y b) Ha : r ≠ 0
artinya ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah menerima Ho jika thitung < ttabel dan menolak Ho jika thitung > ttabel. Dalam uji tingkat signifikasi, tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% (uji dua pihak) pada taraf signifikan 95%, dengan dk = n - 2. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan program SPSS versi 17,0 for Windows, langkah yang ditempuh sama dengan langkah untuk mencari koefisien determinasi, namun hasil untuk uji t berada pada Tabel Coefficient (terlampir).
d. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi didasari oleh adanya hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Riduwan
dan Sunarto (2011: 96), mengemukakan bahwa: “Kegunaan regresi dalam
penelitian salah satunya untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y)
apabila variabel bebas (X) diketahui”. Sugiyono (2010: 261), mengemukakan bahwa: “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dan satu variabel dependen”. Dalam penelitian ini,
rumus yang digunakan adalah rumus regresi linier sederhana, karena memiliki satu variabel independen dan satu variabel dependen. Rumus regresi linier sederhana (Sugiyono, 2010: 261), sebagai berikut:
Gambar 3.8
(1)
Fitri Afriantika, 2014
Pengaruh Kemammpuan Kerja Pegawai terhadap Efektivitas Kerja di Bidang
Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya, kemampuan kerja pegawai memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja.
B. SARAN
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran berkaitan dengan hasil penelitian yang diharapkan dapat menjadi masukan, khususnya bagi Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung sebagai divisi yang berhubungan langsung atau melakukan kegiatan inti di Pusdiklat Geologi yakni menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, maka perlu adanya masukan untuk penelitian selanjutnya serta pihak lain yang berkepentingan untuk menindaklanjuti. Berikut saran yang peneliti ajukan antara lain:
1. Bagi Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kemampuan kerja di Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung dalam kategori baik, namun seiring dengan berjalannya waktu maka tantangan pekerjaan akan semakin banyak lagi oleh karena itu diperlukan strategi untuk mempertahankan keadaan tersebut atau bahkan meningkatkan kemampuan kerja, beberapa cara yang disarankan peneliti untuk meningkatkan kemampuan kerja, yaitu mengadakan seminar atau pelatihan bagi para pegawai untuk meningkatkan kemampuannya, budaya kerja yang baik, dengan membangun suatu lingkungan dan suasana keterbukaan, menarik, menyenangkan, dan penuh penghargaan dalam bekerja. Selain itu untuk meminimalisir skor terendah dalam dimensi kemampuan kerja yaitu kemampuan konseptual, saran peneliti yaitu dengan menawarkan kepada pegawai arahan yang membuat mereka lebih memahami kebijakan, dalam hal komunikasi dengan menyebarkan informasi sesering mungkin dan secara terbuka sehingga mampu menambah wawasan pegawai.
Bagi efektivitas kerja yang berdasarkan hasil penelitian berada pada kategori sangat baik tidak menjadikan hal tersebut akhir dari usaha, namun sebaiknya tetap fokus untuk mempertahankan kondisi tersebut dengan selalu melakukan pengawasan dan evaluasi untuk menghindari atau menanggulangi
(2)
kekurangan yang akan terjadi, juga sebagai saran dalam meminimalisir skor terendah dimensi efektivitas kerja yaitu pemanfaatan sumber daya dengan lebih memanaj sumber daya yang ada sesuai dengan kebutuhan.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, bagi penelitian selanjutnya hendaknya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali mengenai kemampuan kerja pegawai serta efektivitas kerja. Teori pada penelitian ini masih terbatas pada teori teori lama, sehingga alangkah lebih baiknya untuk mengembangankan teori dengan menggali teori lebih banyak lagi. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat melakukan penelitian dengan faktor efektivitas kerja lainnya serta cakupan populasi yang lebih besar lagi.
(3)
Fitri Afriantika, 2014
Pengaruh Kemammpuan Kerja Pegawai terhadap Efektivitas Kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, (2008) Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi &
Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi
Ali, M. (1996) Kamus Lengkap bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Amani
Anogara. (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhan, B. (2001). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bidang Evaluasi Diklat. (2013) Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Diklat. Pusdiklat geologi Bandung
Bidang Penyelenggaraan Diklat. (2014) Daftar Nama dan NIP Pegawai BPED. Pusdiklat Geologi Bandung
Cordelia. (2009) Kontribusi Pemberian Kompensasi Terhadap Efektivitas Kerja
Pegawai di Balai Diklat PU Wilayah Bandung. Skripsi. Administrasi Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia
Djumari. (2002) Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Kemampuan Terhadap
Efektivitas Penanganan Kearsipan di Sekertariat Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro
Estu, H. (2008) Hubungan Kemampuan Pegawai dan Motivasi Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Rangka Peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. (1996) Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Jakarta : Erlangga
Hadayaningrat. (1995) Azas-azas Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Hasibuan, M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
(4)
Hersey, Paul dan Blanchard, K. (1995) Manajemen Perilaku Organisasi :
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Dharma Agus (Penterjemah). Jakarta:
Erlangga.
Indriawan, I. (2002) Hubungan Motivasi, Kemampuan Pegawai, Budaya Organisasi
Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Di Sub Dinas Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Sekolah Pasca
Sarjana, Universitas Diponegoro
Jusuf, A. (1999) Auditing Pendekatan Terpadu. Bandung : Salemba Keputusan Kepala LAN Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat)
Moenir, H. (2000) Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara Muhamad, A. (2010) Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.
Mulyana, D.A. (2005) Studi Tentang Kemampuan Kerja, Iklim Organisasi, dan
Motivasi Terhadap kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro
Nasution, S. (2009) Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nazir, M. (2003) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari. (1993) Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Pangabean. (2002) Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia Peraturan Kepala LAN. (2013) Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan. Lembaga Administrasi Negara
Pratiwi, Shella. (2012). Landasan Pelatihan. Jurnal. Respository.upi.edu
Pursanto. (2002) Efektivitas Kerja Pegawai Pada Sekertariat Daerah Kabupaten
Jepara Dalam Menjalankan Otonomi Daerah. Tesis, Sekolah Pascasarjana
Universitas Diponegoro.
Rahmanto, A.P. (2010). Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
(5)
Fitri Afriantika, 2014
Pengaruh Kemammpuan Kerja Pegawai terhadap Efektivitas Kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rainch, S. (2004). Dynamic Strategic Analysis: Demystifying Simple Success
Strategies. Wiesbaden: Deutscher Universitasts-Verlag.
Riduwan dan Adun Rusyana. (2011) Cara Mudah Belajar SPSS 17,00 dan Aplikasi
statistik penelitian. Bandung : Alfabeta
Riduwan. (2009) Pengantar Statistik Sosial. Bandung : Alfabeta
Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika (Untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Bandung: Alfabeta
Rivai V dan deddy mulyady. (2009) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: rajawali Pers
Robbins, S, Judge, dan Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Rofai, A. (2006) Analisis faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi
Pada Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah.
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro
Sastradipoera, K. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa Sigma
Siagian, P. Sondang. (2006) Manajemen sumber Daya Manusia. Jakarta : bumi Aksara.
Silalahi, Ulber. (2002) Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung : Mandar maju
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. (2012) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda Supriyono, (2000) Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta : Erlangga Surakhmad, Winarno. (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Steers, R. (1985) Efektivitas Organisasi. Jakarta : Sapdodadi
Tamim. D dan Hermansjah. (2002) Diklat Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
(6)
Tampubolon, M.P. (2003) Perilaku keorganisasian. Yogyakarta : BPFE
Thoha. (1993) Perilaku Organisasi – Konsep Dasar dan Aplikasinya, Cetakan Ke Enam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Wungu, J. (2003) Tingkatkan Kinerja Perusahaan dengan Merit Sistem. Jakarta : Murai
Widiaswari, R.R. (2012) Hubungan Antara Faktor Kemampuan Dengan Kinerja
Pegawai Kecamatan Banjarbaru Kota. Jurnal pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Achmad Yani. Banjarmasin: tidak diterbitkan
Yuda, C, Bambang, dan Ika. (2009) Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas