KONSEP REGENERASI BERTANI DALAM LEKSIKON UPACARA ADAT NGAROT KECAMATAN LELEA, KABUPATEN INDRAMAYU: SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK.

KONSEP REGENERASI BERTANI DALAM LEKSIKON UPACARA
ADAT NGAROT KECAMATAN LELEA, KABUPATEN INDRAMAYU
(SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Indah Melisa
0902400

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten

Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsep Regenerasi Bertani dalam
Leksikon Upacara Adat Ngarot
Kecamatan Lelea,
Kabupaten Indramayu
(Sebuah Kajian Etnolinguistik)

Oleh
Indah Melisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Indah Melisa 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INDAH MELISA

KONSEP REGENERASI BERTANI DALAM LEKSIKON UPACARA
ADAT NGAROT KECAMATAN LELEA, KABUPATEN INDRAMAYU
(SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Hj. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd.
NIP 196707151991032001


Pembimbing II

Mahmud Fasya, S.Pd., M.A.
NIP 197712092005011001

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.
NIP 197204031999031002

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
Upacara adat Ngarot merupakan upacara tradisional masyarakat Desa

Lelea, Kabupaten Indramayu, yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap
sawah, yaitu menjelang musim hujan kira-kira Oktober sampai dengan Desember.
Penelitian konsep regenerasi bertani dalam leksikon upacara adat Ngarot ini
memaparkan hasil penelitian yang meliputi klasifikasi satuan lingual, klasifikasi
kultural, cerminan dimensi hubungan horizontal antara manusia dan manusia,
serta antara manusia dan alam. Ada pula cerminan dimensi hubungan vertikal
antara manusia dan Tuhan serta antara manusia dan leluhur. Pemaparan tersebut
merupakan fondasi analisis untuk mengungkap konsep regenerasi bertani dalam
leksikon upacara adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik. Menurut Foley
(Fasya, 2011), kajian tentang konsep regenerasi bertani dalam leksikon upacara
adat Ngarot tidak hanya dilakukan secara terbatas di dalam konteks linguistik
semata, tetapi juga dilakukan dalam konteks sosial budaya yang lebih luas
sehingga mampu menjangkau fungsinya dalam menopang praktik kebudayaan.
Dalam hal ini, pengkajian dilakukan agar dapat mengungkap konsep regenerasi
bertani dalam leksikon upacara adat Ngarot yang dilihat dari konteks sosial
kebudayaan baik itu dari fungsi maupun makna dari leksikon itu sendiri. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian data,
yakni (1) metode simak, (2) cakap, (3) catat, dan (4) dokumentasi.

Dalam penelitian ini, ditemukan 54 leksikon yang terbagi ke dalam
klasifikasi satuan lingual sebanyak 32 kata dengan persentase 59,25% dan 22
frasa dengan persentase 40,74%. Selanjutnya, dalam klasifikasi kultural
ditemukan 54 leksikon yang terbagi ke dalam leksikon kegiatan, peralatan,
kostum, makanan, partisipan, dan tempat. Dalam kategori tersebut, ditemukan 14
leksikon kegiatan dengan persentase 25,93%; 10 leksikon peralatan dengan
persentase 18,52%; 11 leksikon kostum dengan persentase 20,37%; 5 leksikon
makanan dengan persentase 9,26%; 11 leksikon partisipan dengan persentase
20,37%; 3 leksikon tempat dengan persentase 5,55%. Selain itu, ditemukan
leksikon yang mencerminkan dimensi hubungan horizontal dan vertikal. Dalam
dimensi hubungan horizontal ditemukan 41 leksikon yang terbagi ke dalam 26
leksikon yang mencerminkan dimensi hubungan antara manusia dan manusia serta
15 leksikon yang mencerminkan hubungan antara manusia dan alam. Sementara
itu, dalam cerminan dimensi hubungan vertikal ditemukan 13 leksikon yang
terbagi ke dalam 1 leksikon yang mencerminkan dimensi hubungan antara
manusia dan Tuhan serta 12 leksikon yang mencerminkan dimensi hubungan
antara manusia dan leluhur. Dalam penelitian ini, pemaparan-pemaparan di atas
merupakan landasan analisis untuk mengungkap konsep regenerasi bertani dalam
leksikon upacara adat Ngarot di Desa Lelea. Konsep regenerasi bertani
ditemukan dengan bukti terdapatnya leksikon yang mengandung konsep

regenerasi yang ditandai dengan leksikon yang merujuk kepada kegiatan dan
keperluan untuk bertani serta hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
iv
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... x
DAFTAR LAMBANG ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah ............................................. 4
1. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4
2. Batasan Masalah ...................................................................................... 5
3. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
1. Manfaat Teoretis...................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis........................................................................................ 7
E. Struktur Organisasi ...................................................................................... 7

BAB II PENELITIAN SEBELUMNYA, PENGANTAR TNOLINGUISTIK,
GAMBARAN UMUM DAN UPACARA ADAT NGAROT ....................... 8

A. Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 8
B. Pengantar Etnolinguistik ............................................................................. 10
1. Pengertian Etnolinguistik ........................................................................ 11
2. Leksikon .................................................................................................. 12
v
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

3. Satuan Lingual ......................................................................................... 13
4. Posisi Etnolinguistik dalam Ilmu Lingusitik dan Antropologi ................ 15
5. Pandangan Hidup dan Kearifan Lokal .................................................... 17
C. Gambaran Umum dan Upacara Adat Ngarot .............................................. 22
1. Gambaran Umum Desa Lelea ................................................................. 23
2. Upacara Adat Ngarot Desa Lelea ............................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................................... 30
1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 30
2. Subjek Penelitian ..................................................................................... 30
B. Desain Penelitian ......................................................................................... 31
C. Metode Penelitian ........................................................................................ 33
D. Definisi Penelitian ....................................................................................... 34
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 34
F. Proses Pengembangan Instrumen ................................................................ 36
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN.............................. 42
A. Klasifikasi Satuan Lingual dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot ............ 42
1. Leksikon Upacara Adat Ngarot yang Berupa Kata ................................. 42
2. Leksikon Upacara Adat Ngarot yang Berupa Frasa ................................ 46
B. Klasifikasi Kultural dan Deskripsi Leksikon Upacara Adat Ngarot ........... 49
1. Leksikon Kegiatan ................................................................................... 49
2. Leksikon Peralatan .................................................................................. 56
3. Leksikon Kostum .................................................................................... 61
4. Leksikon Makanan .................................................................................. 64

5. Leksikon Partisipan ................................................................................. 66

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

6. Leksikon Tempat ..................................................................................... 69
C. Cerminan Dimensi Hubungan Horizontal dan Vertikal dalam Leksikon
Upacara Adat Ngarot ...................................................................................... 71
1. Cerminan Dimensi Hubungan Horizontal ............................................... 71
a. Cerminan Dimensi Hubungan Antara Manusia dan Manusia ............ 71
b. Cerminan Dimensi Hubungan Antara Manusia dan Alam ................. 82
2. Cerminan Dimensi Hubungan Vertikal ................................................... 87
a. Cerminan Dimensi Hubungan Antara Manusia dan Tuhan ................ 87
b. Cerminan Dimensi Hubungan Antara Manusia dan Leluhur ............. 88
D. Konsep Regenerasi Bertani dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot ........... 92
1. Kegiatan................................................................................................... 93

2. Peralatan .................................................................................................. 94
3. Kostum .................................................................................................... 97
4. Makanan .................................................................................................. 98
5. Partisipan ................................................................................................. 99
6. Tempat ..................................................................................................... 100

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 101
A. Simpulan ..................................................................................................... 101
B. Saran ............................................................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 108
LAMPIRAN .................................................................................................... 109

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Observasi ......................................................................... 35
Tabel 3.2 Kartu Data ........................................................................................ 35
Tabel 3.3 Contoh Kartu Data ........................................................................... 36
Tabel 3.3 Contoh Kartu Data ........................................................................... 36
Tabel 3.4 Analisis Data .................................................................................... 37
Tabel 3.5 Contoh Struktur Morfem Leksikon yang Berupa Kata .................... 39
Tabel 3.6 Contoh Kategori Berdasarkan Nomina, Verba, dan Adjektiva ........ 39
Tabel 3.7 Contoh Leksikon Berupa Frasa ........................................................ 40
Tabel 3.8 Contoh Leksikon Kegiatan............................................................... 41
Tabel 4.8 Leksikon Upacara Adat Ngarot yang Berbentuk Kata Dasar .......... 43
Tabel 4.9 Leksikon Upacara Adat Ngarot yang Berbentuk
Kata Berimbuhan ............................................................................................. 44
Tabel 4.10 Leksikon Upacara Adat Ngarot yang Berupa Frasa ...................... 46
Tabel 4.11 Leksikon Kegiatan ........................................................................ 50
Tabel 4.12 Leksikon Peralatan ........................................................................ 56
Tabel 4.13 Leksikon Kostum .......................................................................... 61
Tabel 4.14 Leksikon Makanan ........................................................................ 65
Tabel 4.15 Leksikon Partisipan ....................................................................... 66
Tabel 4.16 Leksikon Tempat .......................................................................... 69

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peserta Bujang dan Cuwene Berkumpul Sebelum Melaksanakan
Arak-arakan ..................................................................................................... 53
Gambar 4.2 Kegiatan Arak-Arakan ................................................................. 54
Gambar 4.3 Kegiatan Upacara Adat Ngarot .................................................... 55
Gambar 4.4 Kendi dan Cai Kauripan .............................................................. 58
Gambar 4.5 Gemuk........................................................................................... 59
Gambar 4.6 Pacul dan Pedangan..................................................................... 59
Gambar 4.7 Aur Koneng, Daun Andong, dan Daun Klaras............................. 60
Gambar 4.8 Pare .............................................................................................. 61
Gambar 4.9 Cunduk dan Kembang .................................................................. 63
Gambar 4.10 Gulang Stenong .......................................................................... 63
Gambar 4.11 Kebaya (Baju Kurung, Slendang Juwana, Sewet) ..................... 64
Gambar 4.12 Kostum Bujang........................................................................... 64
Gambar 4.13 Bujang ........................................................................................ 68
Gambar 4.14 Cuwene ....................................................................................... 68
Gambar 4.15 Pamong Desa dan Tamu Undangan ........................................... 68
Gambar 4.16 Kias ............................................................................................ 69
Gambar 4.17 Kesenian di Upacara Adat Ngarot ............................................. 82
Gambar 4.18 Penyerahan pare, kendi, gemuk, daun andong, daun klaras, aur
koneng, pacul, dan pedangan ........................................................................... 95

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR DIAGRAM

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Diagram 2.1 Kedudukan Etnografi Komunikasi dalam Bahasa dan Budaya .. 16
Diagram 2.2 Posisi Etnolinguistik dalam Ilmu Linguistik dan Antropologi ... 17
Diagram 3.3 Desain Penelitian......................................................................... 32
Diagram 4.4 Satuan Lingual dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot .............. 42
Diagram 4.5 Satuan Lingual pada Struktur Morfem ........................................ 45
Diagram 4.6 Pola Pembentukan Frasa Nominal dan Verbal............................ 49
Diagram 4.7 Urutan Kegiatan Arak-arakan ..................................................... 53
Diagram 4.8 Klasifikasi Kultural ..................................................................... 70
Diagram 4.9 Cerminan Dimensi Hubungan Horizontal dan Vertikal .............. 92
Diagram 4.10 Leksikon Kegiatan yang Mengandung
Konsep Regenerasi Bertani .............................................................................. 94
Diagram 4.11 Leksikon Peralatan yang Mengandung
Konsep Regenerasi Bertani .............................................................................. 96
Diagram 4.12 Leksikon Kostum yang Mengandung
Konsep Regenerasi Bertani .............................................................................. 98
Diagram 4.13 Leksikon Makanan yang Mengandung
Konsep Regenerasi Bertani .............................................................................. 99
Diagram 4.14 Leksikon Partisipan yang Mengandung
Konsep Regenerasi Bertani .............................................................................. 100

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMBANG

[]

: transkripsi fonetis

‘…ʼ

: pengapitan makna atau terjemahan dalam bahasa Indonesia

é

: fonem dalam bahasa sunda

ɘ

: lambang fonetis untuk fonem /e/ dalam bahasa sunda

ɛ

: lambang fonetis untuk fonem /e/ dalam bahasa sunda

ŋ

: lambang fonetis untuk fonem /ng/ dalam bahasa sunda

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian .................................................................... 109
Lampiran 2 Klasifikasi Satuan Lingual pada Strukur Morfem ........................ 116
Lampiran 3 Klasifikasi Satuan Lingual pada Kategori N, V, Adj ................... 118
Lampiran 4 Leksikon Upacara adat Ngarot ..................................................... 120
Lampiran 5 Klasifikasi Kultural....................................................................... 121
Lampiran 6 Cerminan Dimensi dan Konsep Regenerasi Bertani .................... 125
Lampiran 7 Data Informan ............................................................................... 129
Lampiran 8 Glosarium Upacara Adat Ngarot .................................................. 130
Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 134
Lampiran 10 Surat Keputusan Bimbingan Skripsi........................................... 135
Lampiran 11 Data Gambaran Umum Desa Lelea ............................................ 137
Lampiran 12 Susunan Upacara Adat Ngarot ................................................... 143
Lampiran 13 Peta Desa Lelea .......................................................................... 146
Lampiran 14 Sejarah Upacara Adat Ngarot ..................................................... 148
Lampiran 15 Kartu Data................................................................................... 158
Lampiran 16 Dokumentasi Upacara Adat Ngarot ........................................... 167

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam penelitian ini peran bahasa dirasa sangat penting karena menurut
Badudu (1989: 3) bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota
masyarakat yaitu individu-individu sebagai manusia yang berpikir, merasa, dan
berkeinginan. Pikiran, perasaan, dan keinginan baru berwujud bila dinyatakan,
dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa. Pernyataan tersebut sangat tepat
karena bahasa dapat membantu manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dalam kehidupan sehari-hari dan manusia dapat bersosialisasi dengan baik. Dari
bahasa muncul gagasan-gagasan yang menciptakan suasana yang diharapkan
manusia itu sendiri. Selain itu, Sibarani (2004: 35) menyatakan sebagai berikut:
Bahasa memiliki semua karakteristik kebudayaan tersebut karena bahasa
juga merupakan milik anggota masyarakat; bahasa ditransmisi secara
sosial; bahasa tercermin dalam ide, tindakan, dan hasil karya manusia;
bahasa sebagai sarana manusia untuk berperan, bertindak, berinteraksi, dan
berfungsi dalam kehidupan masyarakat; bahasa juga harus dipelajari; dan
bahasa juga dapat membahagiakan masyarakat lewat pesan yang
disampaikan.
Bahasa sangat berpengaruh besar untuk kehidupan masyarakat sebagai
makhluk sosial karena setiap masyarakat dituntut untuk mampu berkomunikasi
dengan baik. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat memenuhi fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dalam konteks kaitan antara bahasa dan kebudayaan, Montagu (Sibarani,
2004: 1) menyatakan kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap
kebutuhan dasar hidupnya. Kebudayaan merupakan hasil usaha manusia yang
tujuaannya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia itu sendiri. Kebudayaan
tersebut, menjadi sangat berguna untuk kehidupan manusia. Akan tetapi,
kebudayaan yang dibiarkan hilang begitu saja tidak akan mencerminkan fungsi
dari kebudayaan itu sendiri. Hal ini senada dengan pernyataan Mavies dan
1
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Biesanz (Sibarani, 2004: 2) yang menyatakan bahwa kebudayaan merupakan alat
penyelamat (survival kit) kemanusiaan di muka bumi ini. Secara sikap masyarakat
merasa aman dan nyaman terhadap kebudayaan yang ada karena masyarakat telah
mempercayai kebudayaan sejak lahir. Kebudayaan merupakan warisan dari nenek
moyang. Oleh karena itu, masyarakt merasa nyaman akan kehidupan berbudaya
dan mereka bahkan belajar cara hidup dari kebudayaan.
Bahasa dan kebudayaan sangat erat hubungannya seperti pendapat Palmer
(1996: 36) yang menggunakan istilah linguistik budaya. Linguistik budaya adalah
sebuah disiplin ilmu yang muncul sebagai persoalan dari ilmu antropologi yang
merupakan perpaduan dari ilmu bahasa dan budaya. Linguistik budaya berusaha
meneliti budaya atau tradisi pada masyarakat yang menyajikan pandangan hidup
pada masyarakat. Linguistik budaya juga menempatkan kedudukan masyarakat
sebagai objek penelitian. Hal ini terkait bagaimana masyarakat berperilaku,
berpikir, dan bertutur. Dari pengertian tersebut jelas bahwa bahasa penting untuk
kebudayaan karena kebudayaan ada karena bahasa.
Dalam konteks kehidupan masyarakat, fakta tentang eratnya hubungan
bahasa dan budaya dapat ditemukan di komunitas-komunitas adat. Salah satunya
adalah masyarakat Desa Lelea di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Masyarakat Desa Lelea merupakan masyarakat yang masih memegang teguh dan
melestarikan kebudayaannya.
Pada zaman modern ini masyarakat Desa Lelea masih melaksanakan
upacara adat yang dinamakan Ngarot. Ngarot adalah ritual syukuran para petani
menjelang musim tanam padi. Dalam ritual tersebut dilibatkan muda-mudi
sebagai wujud regenerasi masyarakat agraris. Melalui ritual itu, muda-mudi
diperkenalkan pada konsep regenerasi bertani karena dalam ritual tersebut
terdapat berbagai simulasi kegiatan bertani. Dalam simulasi tersebut, muda-mudi
dituntut mengenal dan menguasai berbagai leksikon bertani yang terdapat dalam
upacara adat Ngarot. Menurut Samian (2005) Ngarot dilaksanakan satu tahun
sekali pada saat tibanya musim menggarap sawah, yaitu menjelang musim hujan
sekitar bulan Oktober sampai Desember. Adapun harinya telah ditetapkan yaitu
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

hari Rabu yang dipercayai oleh masyarakat bahwa hari Rabu mempunyai sifat
bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam.
Kebudayaan tersebut sangat penting untuk diteliti karena pada upacara
adat Ngarot ini terdapat leksikon yang menjadi konsep regenerasi bertani dalam
upacara adat Ngarot yang penting untuk diteliti agar leksikon tersebut tidak
punah. Sasaran Ngarot ini adalah pemuda dan pemudi setempat yang akan
melaksanakan ritual penyerahan tugas pekerjaan bertani. Apabila penelitian ini
tidak dilakukan, leksikon tentang konsep regenerasi bertani dalam upacara adat
Ngarot akan punah dan tidak menuntut kemungkinan upacara adat Ngarot akan
terputus sehingga tidak ada lagi konsep regenerasi bertani. Hal tersebut
mengakibatkan generasi muda tidak akan meneruskan peran nenek moyangnya
sebagai petani. Selain itu, bahasa yang digunakan upacara adat Ngarot berbeda
dengan bahasa Indramayu pada umumnya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
dari masyarakat Desa Lelea itu sendiri yang sangat unik. Oleh karena itu,
penelitian ini pun akan mengangkat bahasa yang digunakan masyarakat Desa
Lelea khususnya pada konsep regenerasi bertani dalam upacara adat Ngarot dan
penelitian ini akan menambah kekayaan bahasa yang dimiliki bangsa Indonesia
itu sendiri.
Dalam upacara adat Ngarot bukan hanya konsep regenerasi bertani saja
yang ditunjukkan akan tetapi terdapat nilai-nilai lain yang terdapat dalam upacara
adat Ngarot ini seperti Yusriyati (2008) yang sudah meneliti nilai-nilai dakwah
dalam tradisi Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Penelitian tentang pengetahuan potensi budaya Desa Lelea salah satunya adalah
Ngarot sudah ada yang meneliti. Fitri (2011) meneliti pengembangan Desa Lelea
sebagai kawasan wisata budaya di Kabupaten Indramayu.
Dari penelitian-penelitian tersebut penelitian ini dirasa penting untuk
diteliti karena sejauh ini tidak ada penelitian tentang konsep regenerasi bertani
dalam leksikon upacara adat Ngarot sebuah kajian etnolinguitik itu sendiri.
Penelitian ini dapat diklasifikasi dalam beberapa kategori seperti leksikon
kegiatan, peralatan, kostum, makanan, partisipan, dan tempat. Tujuan dari
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

pengklasifikasian tersebut, agar muda-mudi dapat mengetahui bahkan menguasai
leksikon-leksikon yang terdapat dalam upacara adat Ngarot sebagai generasi
bertani di Desa Lelea. Leksikon yang ada berkaitan dengan konsep regenerasi
bertani contohnya leksikon Ngarot merujuk pada mengumpulkan para muda-mudi
yang akan diserahi tugas pekerjaan program pembangunan di bidang pertanian
sambil menikmati minuman dan hiburan kesenian di balai desa. Pengertian
tersebut merupakan ide atau konsep untuk regenerasi dalam bercocok tanam.
Selain itu, contoh lainnya yaitu leksikon kasinoman mengacu pada anak muda,
kemudian leksikon kias merujuk pada perwakilan peserta bujang (laki-laki yang
masih perjaka) dan cuwene (perempuan yang masih perawan) untuk kegiatan
Ngarot yang akan simulasi terjun ke sawah adat. Selain leksikon dari kegiatan
upacara adat Ngarot, leksikon dari kostum laki-laki seperti komboran idung yang
mengacu pada baju untuk peserta laki-laki, kemudian leksikon pangsit mengacu
pada celana untuk peserta laki-laki. komboran idung dan pangsit itu kostum untuk
bertani dan anak muda sudah mulai dikenalkan agar tradisi bercocok tanam
dengan menggunakan kostum tersebut tidak punah. Dalam kegiatan upacara adat
Ngarot ini masih banyak leksikon-leksikon tentang konsep regenerasi bertani
yang memberikan pengaruh besar untuk penguasaan leksikon bertani terhadap
generasi penerus bangsa khususnya yang ada di Desa Lelea dan umumnya untuk
seluruh masyarakat petani Indonesia.
Leksikon yang digunakan dalam upacara adat Ngarot ini merupakan
pengetahuan untuk masyarakat dalam memahami upacara adat Ngarot yang
tujuanya untuk mendapatkan regenerasi yang mampu meneruskan pekerjaan
sebagai petani. Dari leksikon-leksikon upacara adat Ngarot ini dapat terlihat
tujuannya yaitu sebagai acara untuk pemuda-pemudi yang akan diserahi tanggung
jawab untuk masalah bercocok tanam dalam bidang pertanian.

B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat identifikasi, batasan, dan rumusan masalah
yang akan dijabarkan sebagai berikut.
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(1) Penguasaan leksikon upacara adat Ngarot di kalangan remaja Indramayu
mulai berkurang sehingga remaja tersebut kurang mengetahui konsep
regenerasi bertani di Desa Lelea.
(2) Leksikon ritual pewarisan nilai-nilai luhur dan leksikon bercocok tanam atau
bertani mulai berkurang sehingga masyarakat lebih memaknai upacara adat
Ngarot sebagai upacara tradisi seremonial.
(3) Peserta upacara adat Ngarot masih menempuh bangku sekolah sehingga untuk
mempelajari leksikon pertanian merasa kurang percaya diri dan muda-mudi
tersebut menjadi peserta Ngarot pun hanya untuk melaksanakan upacara adat
saja.

2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah sebagai berikut.
(1) Penelitian ini tidak hanya menganalisis konsep regenerasi bertani dalam
leksikon upacara adat Ngarot, tetapi juga melakukan klasifikasi satuan lingual,
klasifiksi kultural yanag mencakup dalam leksikon kegiatan, peralatan,
kostum, makanan, partisipan, dan tempat, dan cerminan dimensi hubungan
horizontal dan vertikal dalam upacara adat Ngarot yang akan menambah
pengetahuan terhadap leksikon upacara adat Ngarot itu sendiri.
(2) Penelitan ini berfokus pada leksikon yang digunakan upacara adat Ngarot di
Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
(3) Penelitian ini menekankan pendeskripsian konsep regenerasi bertani dalam
leksikon upacara adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
(4) Data diperoleh dari kegiatan upacara adat Ngarot yang dilaksanakan di Desa
Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

(5) Data

yang

diperoleh

kemudian

dianalisis

berdasarkan

pendekatan

etnolinguistik.
(6) Penelitian ini dilakukan dari 28 November 2012 sampai dengan Juni 2013.

3. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang akan dirumuskan
sebagai berikut.
(1) Bagaimana klasifikasi satuan lingual dan deskripsi leksikon yang terdapat
dalam upacara adat Ngarot di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu?
(2) Bagaimana klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon yang terdapat dalam
upacara adat Ngarot di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu?
(3) Bagaimanakah cerminan dimensi hubungan horizontal dan vertikal dalam
leksikon upacara adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu?
(4) Bagaimana konsep regenerasi bertani dalam leksikon upacara adat Ngarot di
Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal
sebagai berikut:
(1) klasifikasi satuan lingual dan deskripsi leksikon yang terdapat dalam upacara
adat Ngarot di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu;
(2) klasifikasi kultural dan deskripsi leksikon yang terdapat dalam upacara adat
Ngarot di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu;
(3) cerminan dimensi hubungan horizontal dan vertikal dalam leksikon upacara
adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu;
(4) konsep regenerasi bertani dalam leksikon upacara adat Ngarot di Desa Lelea,
Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh di
antaranya manfaat teoretis dan manfaat praktis yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
melaksanakan penelitian-penelitian sejenis ini dengan memanfaatkan kosakata
yang ada sebagai acuan untuk sebuah penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah leksikon yang akan bermanfaat untuk bidang kajian linguistik
dan budaya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
pengetahuan tentang kajian etnolinguistik khususnya pada konsep regenerasi
bertani pada leksikon upacara adat Ngarot di Desa Lelea.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan dan pemertahanan kebudayaan yang ada di Desa Lelea,
Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat sehingga
masyarakat

setempat

dapat

melestarikan

kebudayaan

tersebut

dengan

melaksanakannya setiap tahun. Selain itu, masyarakat dapat menguasai leksikon
tentang konsep regenerasi bertani dalam upacara adat Ngarot.

E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam penulisan ini berisi rincian penulisan yang
dimulai dari Bab I yang berisi latar belakang, masalah yang di dalamnya terdapat
identifikasi masalah dan rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat, struktur
organisasi. Pada Bab II berisi penelitian sebelumnya, pengantar etnolinguistik,
gambaran umum Desa Lelea dan upacara adat Ngarot. Bab III metode penelitian
kemudian Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang terakhir Bab V
kesimpulan dan saran.

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Dalam bagian ini akan dibahas lokasi dan subjek penelitian. Adapun
pemaparannya adalah sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu yang masyarakatnya masih melaksanakan upacara adat Ngarot. Lokasi
penelitian ini dipilih karena terdapat fakta tentang eratnya hubungan bahasa dan
budaya yang ada di komunitas adat Desa Lelea. Hal tersebut dapat dilihat dari
masyarakatnya yang masih berusaha menjaga nilai-nilai kearifan lokal sebagai
warisan dari leluhurnya.

2. Subjek Penelitian
Dalam hal ini informan merupakan subjek penelitian yang paling penting.
Adapun kriteria informan itu sendiri adalah (1) masyarakat Desa Lelea yang
paham akan upacara adat Ngarot, (2) warga asli Desa Lelea, (3) pemerintah Desa
Lelea selaku pemangku hajat upacara adat Ngarot, (4) pamong budaya Desa
Lelea, dan (5) jumlah informan 2 orang.
Kriteria informan tersebut harus dipenuhi sebagai syarat untuk
mendapatkan sumber data penelitian yang bersifat ilmiah. Artinya, penelitian ini
harus memahami gejala empirik (kenyataan) dalam upacara adat Ngarot. Selain
diperoleh langsung dari sumber lapangan, informasi lainnya dapat diperoleh dari
buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Infomasi tersebut
berupa data bahasa, baik data tertulis maupun data lisan atau leksikon yang
terdapat dalam upacara adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu. Data dari upacara adat Ngarot ditemukan 54 leksikon. Selain itu, data
leksikon yang mengandung konsep regenerasi bertani hanya ditemukan 27
30
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

leksikon, sedangkan 27 leksikon non-konsep regenerasi bertani dalam upacara
adat Ngarot. Data tersebut, diperoleh dari tuturan masyarakat, pemerintah desa,
dan pamong budaya Desa Lelea

B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah analisis
linguistik sinkronik. Adapun pengertian dari sinkronik dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008: 1314) adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan
peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Selain itu, Saussure dalam
Minandar (2011) menyatakan bahwa pengertian linguistik secara sinkronik adalah
mempelajari bahasa dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang
tertentu atau terbatas. Kajian bahasa secara sinkronis amat perlu karena
mengandung kesistematisan tinggi. Bahkan bagi penggunanya, sejarah bahasa
tidak memberikan apa-apa kepada pengguna bahasa mengenai cara penggunaan
bahasa. Ada yang perlu bagi pengguna bahasa, yaitu suatu keadaan bahasa. Suatu
keadaan bahasa terbebas dari dimensi waktu dalam bahasa yang justru memiliki
watak kesistematisan. Pengertian linguistik sinkronik adalah subdisiplin ilmu
linguistik yang mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu bahasa atau
bahasa-bahasa dalam kurun waktu (masa) tertentu.
Penelitian ini merupakan analisis linguistik sinkronik karena dilakukan
dalam kurun waktu tertentu, yaitu mengkaji fakta bahasa yang masih digunakan
sebagai bahasa sehari-hari di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu. Jadi, apabila penelitian ini dilakukan tiap tahun, data yang diperoleh
akan relatif sama. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan hanya dalam kurun
waktu setengah tahun. Penelitian ini dilakukan dari 28 November 2012 sampai
dengan Juni 2013. Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan dipelajari dan
diketahui struktur leksikonnya sekaligus akan diungkap konsep budaya yang
melatarbelakanginya. Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Diagram 3.3
Desain Penelitian Konsep Regenerasi Bertani
dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu
Subjek Penelitian
Sumber data : Masyarakat dan Pemerintah Desa Lelea
Data
: Tuturan yang berisi leksikon upacara adat
Ngarot
Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data digunakan empat metode
pegumpulan data, yaitu (1) metode simak, (2) metode cakap,
(3) metode catat, dan (4) dokumetasi

Leksikon yang Memiliki Konsep Regenerasi Bertani
Leksikon yang memiliki konsep regenerasi bertani dalam
upacara adat Ngarot ditemukan 27 leksikon. Adapun
leksikonnya adalah durugan, ngarot, cai kaur konengipan,
gemuk, daun andong, daun klaras, kendi, pacul, pare,
pedangan, aur koneng, cunduk, gulang stenong, iket wulung,
karniyem pudak, kebaya, kembang, baju kurung, komboran
idung, pangsit, slendang juwana, sewet, sau klutuk, kejo
bogana, sawah adat, kias, dan kasinoman.

Teknik Analisis Data
Data hasil simak, cakap, catat, dan dokumentasi dari informan
ditranskripsi
dan
dikelompokkan.
Kemudian,
data
diklasifikasi berdasarkan satuan lingal, kultur, cerminan
dimensi hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan
alam, dan manusia dengan Tuhan.

Hasil Penelitian

Indah Melisa, 2013
Konsep regenerasi
bertani
dalam
leksikon
upacara
adat Ngarot
Konsep Regenerasi
Bertani Dalam
Leksikon
Upacara
Adat Ngarot
Kecamatan
Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik. Menurut Foley
(Fasya, 2011), kajian tentang konsep regenerasi bertani dalam leksikon upacara
adat Ngarot tidak hanya dilakukan secara terbatas di dalam konteks linguistik
semata, tetapi juga dilakukan dalam konteks sosial budaya yang lebih luas
sehingga mampu menjangkau fungsinya dalam menopang praktik kebudayaan.
Dalam hal ini, pengkajian dilakukan agar dapat mengungkap konsep regenerasi
bertani dalam leksikon upacara adat Ngarot yang dilihat dari konteks sosial
kebudayaan baik itu dari fungsi maupun makna dari leksikon itu sendiri.
Selain itu, model etnografi komunikasi berperan penting dalam metode
penelitian ini.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Kuswarno (2008: 6)

berikut:
Bahasa dan komunikasi merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sulit untuk dipahami sebagai bagian yang terpisah satu sama lain karena
komunikasi tidak akan berlangsung tanpa bahasa begitupun sebaliknya
bahasa tidak akan bermakna jika tidak dilihat dalam konteks sosialnya.
Di samping itu, untuk menguak kearifan lokal dari leksikon upacara adat
Ngarot itu sendiri, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Artinya,
peneliti mencatat secara teliti fenomena budaya yang dilihat, dibaca, dan
didokumentasikan, kemudian mendeskripsikan leksikon apa saja yang terdapat
dalam upacara adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu sehingga dapat diungkap konsep regenerasi bertani yang tercermin dari
berbagai leksikon tersebut.
Metode ini merupakan metode yang sesuai dengan penelitian ini karena
data diperoleh dari masyarakat yang paham akan kebudayaannya sehingga
leksikonnya murni tanpa adanya campur tangan pihak luar maupun peneliti. Selain
itu, penelitian ini juga menggunakan sudut pandang emik karena konsep regenerasi
bertani dalam leksikon upacara adat Ngarot mengacu pada pandangan masyarakat

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

yang ada di Desa Lelea. Oleh karena itu, data yang diperoleh merupakan temuan
utuh dari masyarakat Desa Lelea yang memahami benar akan kebudayaannya,
bukan berdasarkan sudut pandang peneliti karena posisi peneliti dalam penelitian
ini merupakan partisipan yang sifatnya hanya memahami subjek terhadap
kebudayaannya. Selain itu, kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data
yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat,
terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap
tersebut (Sugiyono, 2008: 2). Dengan demikian, data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data bahasa baik data tertulis maupun data lisan berupa
leksikon yang dikaji dalam etnolinguistik dengan klasifikasi leksikon dalam
upacara adat Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.

D. Definisi Operasional
Definisi operasional yang berhubungan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
(1) Leksikon regenerasi bertani adalah kosakata dalam bidang bertani di upacara
adat Ngarot yang memiliki konsep untuk muda-mudi sebagai penerus
bercocok tanam. Selain itu, muda-mudi dituntut untuk mengenal dan
menguasai kosakata tersebut agar konsep bertani tidak punah dan upacara
adat Ngarot tidak terputus.
(2) Konsep regenerasi bertani adalah proses pengetahuan tentang bertani yang
ditunjukkan untuk muda-mudi atau remaja sebagai penerus bercocok tanam.
Selain itu, konsep regenerasi bertani merupakan gagasan untuk muda-mudi
dalam pendidikan bercocok tanam atau bertani.
(3) Upacara adat Ngarot adalah upacara tradisional untuk pemuda-pemudi Desa
Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu yang akan diserahi tugas
pekerjaan dalam bidang pertanian sambil menikmati makanan, minuman, dan
hiburan kesenian di balai desa.

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen penelitian yang
utama. Hal ini senada dengan pernyataan Sugiyono (2012: 306) berikut:
peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsiran data,
dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, peneliti dibekali dengan
pedoman observasi, kartu data, dan sarana pendukung penelitian. Pedoman
observasi digunakan sebelum peneliti tejun ke lapangan, saat dilapangan, dan
sesudah di lapangan untuk mengumpulkan data. Adapun pedoman observasinya
adalah sebagai berikut.
TABEL 3.1
PEDOMAN OBSERVASI
No.
1.

Tahapan
Persiapan

Keterangan
Tahap persiapan ini meliputi: studi pustaka,
persiapan perlengkapan dan peralatan yang
akan digunakan selama penelitian berlangsung,
persiapan administrasi berupa pengurusan
surat-surat perizinan dari Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Seni, dan Pemerintah
Desa Lelea. Persiapan terakhir analisa situasi.

2.

Penelitian Lapangan

Tahap penelitian lapangan ini meliputi:
pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

3.

Penyusunan Lapotan

Dalam tahap penyusunan laporan ini, peneliti
melakukan pengolahan dan analisis data yang
ditemukan di lapangan.

Selain tabel pedoman observasi tersebut, terdapat kartu data yang
fungsinya untuk mempermudah

dalam pengolahan data itu sendiri. Adapun

contoh kartu datanya adalah sebagai berikut.
Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Tabel 3.2 Kartu Data
Data

05

1. Klasifikasi :
2. Fungsi :
3. Cerminan Budaya Lokal :
Simpulan

Tabel 3.3 Contoh Kartu Data
Data
Cai kauripan

05

1. Klasifikasi :
-

Satuan lingual berupa frasa

-

Kultur dalam kategori peralatan

2. Fungsi :
-

Cadangan air agar sawah tersebut tidak kekurangan air.

-

Untuk menyuburkan sawah.

3. Cerminan Budaya Lokal :
sebagai media pembelajaran untuk anak-anak muda selaku peserta upacara
adat Ngarot.
Simpulan
Cai kauripan merupakan cairan yang berwarna jenih fungsinya agar sawah
tersebut tidak kekurangan air. Selain itu, untuk menyuburkan sawah. Dalam
hal ini, leksikon cai kauripan merupakan frasa yang berkategori nomina
karena termasuk dalam klasifikasi kultural dalam kategori peralatan. Kearifan
lokal leksikon tersebut, sebagai media pembelajaran untuk anak-anak muda
selaku peserta upacara adat Ngarot.

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam menjawab rumusan masalah terdapat instrumen analisis data. Dari
instrumen pengumpulan data tersebut, proses selanjutnya adalah pengembangan
instrumen yang menggunakan tabel untuk proses pengolahan data. Adapun tabel
untuk pengembangan instrumennya adalah sebagai berikut.

Indah Melisa, 2013
Konsep Regenerasi Bertani Dalam Leksikon Upacara Adat Ngarot Kecamatan Lelea, Kabupaten
Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Analisis Data

Cerminan
Klasifikasi
No.

Data

Gloss

Kebudayaan Lokal

Satuan Lingual
Kata
N

V

Fungsi

Kultural

MM

Frasa
Adj

N1

V1

Deskripsi

Adj1

Dokumen yang terkait

Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Adat Ngarot Di Desa Lelea Kabupaten Indramayu (Studi Etnografi Komunikasi Upacara Adat Ngarot dalam Melestarikan Budaya Penanaman Padi di Desa Lelea Kabupaten Indaramayu)

0 13 1

Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Adat Ngarot Di Desa Lelea Kabupaten Indramayu (Studi Etnografi Komunikasi Upacara Adat Ngarot dalam Melestarikan Budaya Penanaman Padi di Desa Lelea Kabupaten Indaramayu)

0 5 1

LEKSIKON TUMBUHAN DALAM PERIBAHASA JAWA (KAJIAN ETNOLINGUISTIK)

8 66 94

ANALISIS LEKSIKON ARAB DALAM BAHASA SUNDA PADA TAUSIYAH UPACARA ZIARAH MASYARAKAT ADAT KAMPUNG DUKUH : Kajian Etnolinguistik.

0 3 40

LEKSIKON ETNOFARMAKOLOGI DI KAMPUNG ADAT CIPTAGELAR, DESA SIRNARESMI, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI (KAJIAN ETNOLINGUISTIK).

4 12 25

LEKSIKON MAKANAN DAN PERALATAN DALAM UPACARA ADAT NADRAN DI DESA ILIR, KECAMATAN KANDANGHAUR, KABUPATEN INDRAMAYU : Kajian Etnolinguistik.

5 11 32

NILAI BUDAYA ADAT NGAROT KAITANNYA DENGAN “CIVIC CULTURE” SEBAGAI WUJUD PELESTARIAN KEBUDAYAAN INDONESIA : Studi kasus masyarakat lelea Desa Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu.

5 35 40

LEKSIKON KERAMIK PLERED DI DESA ANJUN, KECAMATAN PLERED, KABUPATEN PURWAKARTA: Kajian Etnolinguistik.

3 8 34

LEKSIKON MAKANAN DAN PERALATAN DALAM UPACARA ADAT WUKU TAUN DI KAMPUNG ADAT CIKONDANG, DESA LAMAJANG, KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG (Kajian Etnosemantik).

1 9 31

LEKSIKON MAKANAN DAN PERALATAN DALAM UPACARA ADAT NADRAN DI DESA ILIR, KECAMATAN KANDANGHAUR, KABUPATEN INDRAMAYU : Kajian Etnolinguistik - repository UPI S IND 1003167 Title

0 0 4