KAJIAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG: Studi Kasus di SMPN 7 Kota Bandung.
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KAJIAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG
( Studi Kasus di SMPN 7 Kota Bandung )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi
Oleh:
Dian Hendriana 1009607
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KAJIAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG
Oleh Dian Hendriana
S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 2002
TESIS
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Dian Hendriana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG
( Studi Kasus di SMPN 7 Kota Bandung )
Tesis
Oleh: Dian Hendriana
1009607
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Rr. Hertien Koosbandiah S., M.Sc. NIP. 196104191985032001
Pembimbing II
Dr.rer.nat. Asep Supriatna, M.Si NIP. 196605021990031005
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPA SPs UPI
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP. 1958071219830320
(4)
i
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di Kota Bandung (Studi Kasus di SMPN 7 Bandung) bertujuan untuk menganalisis implementasi pendidikan lingkungan hidup ditinjau dari kebijakan sekolah, proses pembelajaran, dan sikap siswa terhadap lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data dijaring melalui pengumpulan dokumen kebijakan sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen skala sikap, format wawancara, serta format observasi. Analisis data dokumen sekolah menggunakan kerangka kerja Maxwell & Metcalfe melalui analisis makro dan komparatif. Analisis instrumen skala sikap menggunakan skala Likert dengan pembobotan 1 sampai dengan 4. Sedangkan hasil wawancara dan observasi pembelajaran dianalisis melalui interpretasi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang dibuat memiliki kecenderungan bersifat praktikal, dalam proses pembelajaran pendidikan lingkungan hidup guru mengintegrasikan antara pemahaman konsep dengan penanaman nilai-nilai kesadaran lingkungan, sedangkan rata-rata sikap siswa terhadap lingkungan berada di atas rata-rata yaitu sebesar 2,88. Dapat disimpulkan secara umum terdapat hubungan antara kebijakan sekolah dan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang berorientasi praktis dengan sikap positif siswa terhadap lingkungan.
Kata Kunci : Kerangka Kerja Maxwell & Metcalfe, Kebijakan Sekolah, Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, Sikap Siswa,
(5)
ii
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK... ... i
KATA PENGANTAR... .. ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... .. vii
DAFTAR LAMPIRAN... .. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 4
C. Batasan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KEBIJAKAN, PEMBELAJARAN, DAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) A. Sejarah Pendidikan Lingkungan Hidup ... 9
B. Kebijakan tentang Pendidikan Lingkungan Hidup ... 15
C. Pembelajaran dan Pendidikan Lingkungan Hidup ... 25
D. Sikap Siswa Terhadap Lingkungan ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional... 39
B. Metode Penelitian... 40
C. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 40
D. Instrumen Penelitian... 41
E. Analisis Data ... 42
F. Prosedur Penelitian... 44
G. Alur Penelitian ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 47
B. Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 87
B. Rekomendasi ... 88
(6)
iii
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 93 RIWAYAT HIDUP
(7)
iv
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
3.1 Pembobotan Skala Likert ... 42
4.1 HasilAnalisis TerhadapVisi Sekolah ... 48
4.2 HasilAnalisis TerhadapTujuan Sekolah ... 49
4.3 HasilAnalisis TerhadapProgram Strategis Sekolah ... 50
4.4 Hasil Analisis Terhadap Rencana Anggaran Pembelanjaan dan Biaya Sekolah (RAPBS) ... 53
4.5 HasilAnalisis Komparatif Aspek Misi Sekolah ... 54
4.6 HasilAnalisis Kategorisasi Aspek-aspek Kebijakan ... 56
4.7 Rangkuman HasilAnalisisRencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Proses Pembelajaran ... 61
4.8 Rekapitulasi Data Statistik Sikap Siswa ... 64
4.9 Rekapitulasi Sikap Siswa Berdasarkan Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan ... 64
4.10 Hasil Analisis Hubungan antara Visi-Misi, Tujuan, Program Strategis dan RAPBS ... 74
(8)
v
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal.
3.1 Alur Penelitian ... 46 4.1 Diagram Batang Rata-rata Sikap Siswa Terhadap Lingkungan
(9)
vi
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal.
A. Dokumen dan Instrumen Penelitian ... 93
A.1. SK sekolah ... 93
A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 120
A.3. Instrumen Skala Sikap ... 143
A.4. Format Pedoman Wawancara... 146
A.5. Format Pedoman Observasi ... 148
A.6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal PLH ... 150
B. Rekapitulasi Hasil Skala Sikap ... 156
(10)
1
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi lingkungan hidup mengalami penurunan memprihatinkan dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Akibat dari penurunan kualitas lingkungan adalah timbulnya berbagai masalah dalam kehidupan manusia. Beberapa permasalahan itu diantaranya adalah perubahan iklim, menurunnya daya dukung ekosistem, menipisnya lapisan ozon, semakin cepatnya pertumbuhan populasi, bertambahnya urbanisasi, hujan asam, menurunnya kenakeragaman spesies dan habitat alami, serta berbagai macam pencemaran (IGES, 2001).
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat mengancam kelangsungan dan keberlanjutan kehidupan manusia. Kualitas kehidupan manusia berangsur-angsur mengalami penurunan sehingga manusia sendiri harus berfikir dan bertindak agar kejadian tersebut tidak berlarut-larut terjadi.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui suatu strategi pembangunan berkelanjutan yang dapat terintegrasi dengan sistem pendidikan di setiap jenjang, jalur, serta jenis pendidikan, agar pendidikan menjadi key agent of change dalam konteks implementasinya. Selaras dengan Dasawarsa Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan
(11)
Bangsa-2
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bangsa (the UN Decade of Education for Sustainable Development = DESD) (UNESCO, 2003).
Sejumlah negara telah merespon DESD, antara lain Skotlandia yang pada bulan Juni 2005 menteri pendidikannya meluncurkan suatu rencana tindakan (action plan) yang berfokus pada sekolah, yakni integrasi ESD ke dalam kurikulum baru, peningkatan partisipasi dalam program Eco-School, dan modernisasi gedung sekolah yang berwawasan lingkungan. Sementara itu bagi Inggris integrasi ESD pada kurikulum sekolah bukanlah hal yang asing, sebab sejak tahun 1999 memang ESD telah tercakup secara eksplisit dalam kurikulum sains sekolah dasar dan menengah (Qualifications and Curriculum Authority, 1999).
Secara ekplisit Indonesia belum mencantumkan komitmen terhadap program ESD tersebut. Tetapi, pendidikan nasional didedikasikan pada keseluruhan aspek pembangunan nasional, khusunya pengembangan SDM yang bersesuaian dengan tuntutan pembangunan dalam konteks globalisasi.
Upaya inovatif untuk pengembangan dan implementasi ESD melalui proses pendidikan di Indonesia sangat penting untuk dilakukan mengingat kelestarian alam, kehidupan sosial, serta kesejahteraan masyarakat secara umum masih sangat memprihatinkan. Inovasi proses pendidikan nampaknya tidak cukup dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ESD ke dalam kurikulum serta implementasinya, melainkan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap aktivitas pendidikan sehingga berdampak terhadap perkembangan budaya masyarakat.
(12)
3
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Salah satu alternatif yang dipandang berpotensi untuk mendukung program ESD tersebut adalah melalui Pendidikan Lingkungan. Pendidikan Lingkungan memberikan suatu strategi efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan, memelihara dan meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan. Tujuan Pendidikan Lingkungan telah dimodifikasi untuk kepentingan ”Pendidikan Berkelanjutan” yang mana tidak hanya berimplikasi pada Pendidikan Lingkungan saja tetapi juga untuk pembangunan, kesejahteraan, dan populasi (IGES, 2001).
Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan di Indonesia selama ini tidak luput dari berbagai masalah. Permasalahan tersebut meliputi: rendahya pemahaman pelaku pendidikan terhadap pendidikan lingkungan yang masih terbatas juga menjadi kendala. Hal ini dapat dilihat dari persepsi para pelaku pendidikan lingkungan hidup yang sangat bervariasi. Kurangnya komitmen pelaku pendidikan juga mempengaruhi keberhasilan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Dalam jalur pendidikan formal, masih ada kebijakan sekolah yang menganggap bahwa pendidikan lingkungan hidup tidak begitu penting sehingga membatasi ruang dan kreativitas pendidik untuk mengajarkan pendidikan lingkungan hidup secara komprehensif (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).
Lebih lanjut Kementerian Lingkungan Hidup (2007) dalam situsnya mengemukakan bahwa materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang selama ini digunakan dirasakan belum memadai sehingga pemahaman
(13)
4
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kelompok sasaran mengenai pelestarian lingkungan hidup menjadi tidak utuh. Di samping itu, materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang tidak aplikatif kurang mendukung penyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di daerah masing-masing.
Tahun ajaran 2006/2007 Pemerintah Daerah Kota Bandung menginstruksikan seluruh jenjang sekolah untuk menerapkan pendidikan lingkungan hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal. Khusus pada tahun 2007 SMPN 7 Kota Bandung dianugerahi penghargaan oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai Sekolah Model Adiwiyata. Setahun berikutnya berdasarkan SK MenLH Nomor 290 Tahun 2008 tentang Penerimaan Penghargaan Adiwiyata Tahun 2008, SMPN 7 Kota Bandung dianugerahi dan ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata. Sekolah Adiwiyata ini dirancang untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah di Indonesia agar dapat turut melaksanakan upaya-upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Dikarenakan SMPN 7 Kota Bandung tersebut merupakan percontohan bagi sekolah-sekolah lainnya sebagai Sekolah Adiwiyata, penulis berkeinginan untuk mengkaji implementasi pendidikan lingkungan hidup di sekolah tersebut dari sisi kebijakan sekolah, proses pembelajaran dan sikap siswanya.
(14)
5
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah: “Bagaimana Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Kota Bandung?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, pertayaan penelitian yang muncul adalah:
1. Bagaimana kebijakan yang diterapkan dalam implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Bandung?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Bandung?
3. Bagaimana sikap siswa terhadap lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Bandung? 4. Bagaiamana kaitan antara Program Sekolah Adiwiyata dengan
implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Bandung?
C. Batasan Masalah
Untuk menjaga agar masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang, maka beberapa hal perlu dibatasi, yaitu pada:
1. Kebijakan yang dimaksudkan adalah kebijakan implementasi program Pendidikan Lingkungan Hidup di tingkat sekolah.
2. Pembelajaran yang dikaji meliputi pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang terintegrasi dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Pembelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup.
(15)
6
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis kebijakan yang diterapkan dalam implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Kota Bandung.
2. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Kota Bandung.
3. Menganalisis sikap siswa SMPN 7 Kota Bandung terhadap lingkungan setelah mendapat pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup.
4. Menganalisis kaitan antara Kebijakan Sekolah Adiwiyata dengan implementasi Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup di SMPN 7 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat berharga bagi penerapan pendidikan lingkungan hidup di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Manfaat tersebut antara lain:
1. Bagi Guru
a. Bahan informasi mengenai implementasi pendidikan lingkungan hidup pada jenjang SMP
b. Bahan acuan strategi yang efektif untuk menerapkan pendidikan lingkungan di sekolah masing-masing
(16)
7
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Diharapkan terbina sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan dan permasalahannya.
b. Berkembangnya nilai-nilai pendidikan dan dapat berperan aktif dengan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Penentu Kebijakan
a. Petunjuk bagi para kepala sekolah untuk menentukkan strategi kebijakan pengelolaan program pendidikan lingkungan.
b. Petunjuk bagi para pejabat Dinas Pendidikan untuk menentukan strategi kebijakan pengelolaan program pendidikan lingkungan pada wilayah yang lebih luas.
4. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Pengembangan penelitian lebih lanjut dapat berfokus pada beberapa hal, diantaranya:
a. Keterlibatan unsur-unsur yang terlibat di dalam program sekolah selain guru (Tata Usaha dan Komite Sekolah)
b. Keterlibatan orang tua dalam membantu sekolah mengimplementasikan program PLH.
c. Kebijakan yang lebih tinggi dari program Pendidikan Lingkungan Hidup di level Provinsi dan Nasional.
(17)
39
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk menyamakan pandangan dan menghindarkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:
a. Kebijakan yang diterapkan di sekolah yang dimaksud adalah studi dokumen yang mencakup; visi sekolah, misi sekolah, tujuan sekolah, program strategis sekolah, Rencana Anggaran Pembelajaran dan Biaya Sekolah (RAPBS), kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan ekstrakulikuler. Kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang dibuat oleh sekolah dalam rangka pengejawantahan Sekolah Adiwiyata.
b. Pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah observasi kelas mata pelajaran IPA+PLH dan muatan lokal PLH.
c. Pengertian sikap yang dimaksud adalah kecenderungan respon siswa terhadap lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran PLH yang dijaring melalui skala sikap yang dikemukakan oleh Edwards (1957). Indikator penilaian yang digunakan dalam skala sikap tersebut dikemukakan oleh Ariyanto (2009) tentang prinsip-prinsip etika lingkungan yang dibatasi pada : (1) sikap hormat terhadap alam, (2)
(18)
40
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tanggung jawab, (3) solidaritas, (4) kasih sayang dan kepedulian, (5) tidak merusak, dan (6) hidup sederhana.
d. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah proses pendidikan yang dilakukan sebagai upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran siswa tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan siswa untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan. Kurikulum yang diacu adalah kurikulum yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kota Bandung yang pada pelaksanaannya dijadikan sebagai mata pelajaran muatan lokal.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi gambaran secara sistematis, faktual, dan saling keterkaitan fakta-fakta mengenai implementasi pendidikan lingkungan.
C. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 7 Kota Bandung. 2. Subjek Penelitian
(19)
41
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Subjek dalam penelitian ini adalah dokumen kebijakan sekolah sebagai sekolah adiwiyata, karakteristik pembelajaran PLH, dan sikap siswa SMPN 7 Kota Bandung terhadap lingkungan.
D. Instrumen Penelitian
1. Dokumen Sekolah
digunakan untuk menjaring informasi mengenai: 1) visi sekolah ; 2) misi sekolah; 3) tujuan sekolah, 4) program strategis sekolah, 5) Rencana Anggaran Pembelajaan dan Biaya Sekolah (RAPBS), 6) kegiatan intrakulikuler (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), dan 7) kegiatan ekstrakulikuler yang tertuang Surat Keputusan Sekolah dalam rangka implementasi sekolah Adiwiyata dan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal.
2. Skala Sikap
Digunakan untuk menjaring informasi mengenai sikap siswa terhadap lingkungan sebagai dampak dari implementasi program sekolah Adiwiyata dan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal. Instrumen yang digunakan merupakan hasil adaftasi dan modifikasi dari instrumen yang dikembangkan oleh Ajie (2010). Jenis skala sikap yang digunakan adalah Likert dengan pembobotan skala 1 sampai dengan 4. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa skor maksimal jawaban siswa dalam satu item pernyataan adalah 4 dan
(20)
42
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
minimum adalah 1 dengan nilai tengah dari skala tersebut adalah 2,5. Untuk pernyataan positif maka skor untuk Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS)= 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 1 sedangkan untuk pernyataan negatif skor untuk Sangat Setuju (SS)= 1, Setuju (S)= 2, Tidak Setuju (TS)=3, dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 4. Secara ringkas pembobotan pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Pembobotan Skala Likert
Untuk Pernyataan Positif Untuk Pernyataan Negatif
SS diberi 4 SS diberi 1
S diberi 3 S diberi 2
TS diberi 2 TS diberi 3
STS diberi 1 STS diberi 4
3. Format Wawancara
digunakan sebagai data penunjang untuk menjaring informasi mengenai kebijakan sekolah dalam implementasi Sekolah Adiwiyata, meliputi: 1) pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan; 2) pengembangan kurikulum berbasis lingkungan; 3) pengembangan kegiatan berbasis partisipatif; 4) pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah.
4. Format observasi,
digunakan untuk menjaring data proses pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di kelas.
(21)
43
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Analisis Data
Tahap Pertama meliputi reduksi data, pemusatan perhatian, dan penyederhanaan data. Dokumen-dokumen data yang diperoleh kemudian dipilih dan disederhanakan sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan dokumen difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan implementasi program sekolah adiwiyata dan pelaksanaan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
Tahap kedua yaitu kategorisasi data, dibagi menjadi:
1. Data kebijakan sekolah terkait implementasi Sekolah Adiwiyata
Tujuan dari bagian ini adalah mengkaji dokumen penting seperti visi dan misi sekolah, program strategis, kurikulum (termasuk rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kegiatan terkait lainnya seperti ekstrakurikuler). Dengan cara tersebut, bagian ini menganalisis secara kritis kebijakan pendidikan lingkungan di tingkat sekolah agar dapat melihat tata nilai apa yang mendasarinya. Oleh karena itu, dilakukan dalam dua jenis analisis (Maxwell & Metcalfe, 2000) yaitu:
a. Analisis makro terhadap aspek visual dan kebahasaan termasuk di dalamnya penggambaran dan metafora, pola dan kualitas bahasa, serta aspek sosio-historikal sewaktu program tersebut berjalan. Analisis ini dilakukan untuk komponen kebijakan yang tertuang dalam visi sekolah, tujuan sekolah, program strategis, RAPBS. Disamping melakukan analisis makro dilakukan juga analisis komparatif untuk melihat pola hubungan diantara dokumen penting. Analisis tingkat pertama bersifat ‘internal’ dengan memetakan tema
(22)
44
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau topik di level kebijakan sekolah terhadap konsep yang diajarkan guru sebagaimana tersaji dalam dokumen RPP dan kegiatan ekstrakurikuler. Sementara analisis tingkat kedua lebih bersifat
‘eksternal’ dengan merujuk kepada keseimbangan dan
salingtergantungan antara aspek sosial-ekonomi-ekologi untuk melihat prioritas pendidikan lingkungan secara lebih detil.
b. Analisis kategorisasi menurut Habermas yang menekankan setiap tindakan berdasarkan orientasi nilai yaitu teknikal, praktikal dan emansipatoris.
2. Data skala sikap siswa terhadap masalah linkungan
Data sikap siswa yang dijaring melalui skala sikap selanjutnya ditransfer dari data kualitatif ke data kuantitatif (melalui pembobotan). Selanjutnya dihitung rata-rata secara keseluruhan dan dihitung pula rata-rata capaian setiap indikator prinsip-prinsip etika lingkungan.
3. Data wawancara kepala sekolah
Data tersebut dinarasikan dan diseleksi untuk menunjang data lainnya 4. Data observasi
Data tersebut dinarasikan dan diseleksi untuk menunjang data lainnya
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama persiapan meliputi studi pendahuluan, studi literatur dan kegiatan administratif lainnya.
(23)
45
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tahap kedua yaitu pengambilan data penelitian meliputi kegiatan, pengumpulan dokumen surat keputusan kepala sekolah (visi sekolah, misi sekolah, tujuan sekolah, program strategis sekolah, Rencana Anggaran Pembelajaran dan Biaya Sekolah (RAPBS), kegiatan intrakulikuler, dan kegiatan ekstrakulikuler), Pembuatan, judgment dan revisi instrumen, observasi pembelajaran langsung, serta wawancara terhadap kepala sekolah. Tahap ketiga yaitu analisis data hasil penelitian. Tahap keempat adalah temuan dan pembahasan penelitian dan laporan.
G. Alur Penelitian
(24)
46
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar. 3.1 Alur Penelitian Perumusan Masalah
Studi Pendahuluan
Studi Pustaka
Pembuatan Instrumen (Lembaran Observasi, Pedoman
Wawancara dan Skala Sikap)
Judgment dan Revisi Instrumen
Pengambilan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Temuan Penentuan Subjek
(25)
87
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) telah disepakati pada tahun 2004 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH), Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri. Untuk mempercepat perkembangannya dalam pendidikan formal pemerintah mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata yang bertujuan untuk mendorong dan membentuk sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Sebagai salah satu piloting program tersebut, SMPN 7 Bandung telah mengimplementasikannya. Bentuk implementasi kebijakannya tertuang dalam Surat Keputusan sekolah yang berisi ketentuan-ketentuan, arahan, dan kerangka kerja program. Setelah dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja Maxwell & Metcalfe melalui analisis makro dan komparatif ditemukan kecenderungan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut bersifat praktikal.
Berkaitan dengan proses dan implementasi pembelajaran lingkungan hidup yang dilakukan di dalam kelas, ditemukan kecenderungan bahwa guru berusaha keras untuk mengintegrasikan antara pemahaman konsep dengan praktik pendidikan lingkungan agar sejalan dengan program sekolah adiwiyata. Kontekstualisasi materi dan penyederhanaan kegiatan pembelajaran agar menarik bagi siswa dilakukan oleh guru sebagai upaya menanamkan nilai-nilai praktis
(26)
88
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lingkungan. Walaupun demikian tantangan yang dihadapi oleh guru adalah mengintegrasikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi sebagai satu kesatuan sistem lingkungan.
Secara umum sikap siswa setelah kebijakan bergulir dan mendapatkan pembelajaran pendidikan lingkungan menunjukkan di atas rata-rata yaitu sebesar 2,88 (rata-rata skala 1 sampai dengan 4 adalah 2,5). Hal tersebut diperoleh menggunakan format skala sikap siswa tehadap lingkungan dengan berlandaskan enam prinsip etika lingkungan dari sembilan prinsip yang ada.
Terdapat hubungan antara kebijakan sekolah adiwiyata dengan implementasi pembelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan hidup. Kebijakan Sekolah Adiwiyata mampu memberikan tantangan bagi guru untuk bekerja keras memadukan standar kompetensi PLH dengan program tersebut. Implementasi yang berorientasi praktis dari kedua hal tersebut mampu memunculkan sikap positif siswa terhadap lingkungan.
B. Rekomendasi
1. Kebijakan implementasi pendidikan lingkungan hidup di sekolah hendaknya dibuat berdasarkan riset/kajian dengan memperhatikan aspek historis, sosio-kultural, ekonomi, dan ekologi dibanding hanya berdasarkan pada aspek politis.
2. Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di sekolah hendaknya lebih mengutamakan pada hal-hal praktis kehidupan sehari-hari disertai dengan
(27)
89
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penanaman nilai-nilai, pemecahan masalah dan kesadaran dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
3. Penggalian sikap siswa terhadap lingkungan sebaiknya dilakukan secara bertahap pada periode waktu tertentu. Hal ini dikarenakan perubahan sikap cenderung tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melibatkan interaksi dengan berbagai aspek.
4. Kerangka kerja yang dikemukakan oleh Maxwell & Metcalfe merupakan salah satu cara untuk menganalisis kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Oleh karena itu, peneliti menganjurkan untuk menggunakannya dalam penelitian sejenis.
(28)
90
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. (2010). Bagaimana Mengajarkan Pendidikan Lingkungan Hidup. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu// [25 Januari 2013]
Adisendjaja, Y.H. dan Romlah O. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup: Belajar dari Pengalaman dan Belajar dari Alam. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu// [25 Januari 2013]
Ajie, A.R. (2010). Hubungan Penguasaan Konsep Etika Lingkungan dengan Sikap Siswa SMA Terhadap Lingkungan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Anwar, H. (2009). Penilaian Sikap llmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. Vol 2 (5).
Ariyanto, D. (2009). Etika Lingkungan. [Online]. Tersedia:
http://etikalingkungan.multiply.com/journal/item/4 [11 Nopember 2009]
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Edwards, A. L. (1957). Techniques of Attitude Scale Construction. New York : Appleton-Century-Crofts, Inc.
Gerungan,W. A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.
IGES (2001). Report of the First Phase Strategic Research: Enviromental Education. [Online] http://portal.unesco.org/education/en/. [27 September 2007].
Kementrian Lingkungan Hidup (2004). Naskah Kesepakatan Nasional dan Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan. Indonesian Summit on Sustainable Development, Yogyakarta 6 Januari 2004.
(29)
91
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
_______. (2007). Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup. [Online]
http://www.menlh.go.id/pendidikanlh/kebijakan.php [27 September 2007].
_______. (2010). Pendidikan Lingkungan Hidup Perlu Diperkuat. [Online]
http://www.indonesia.go.id [2 Agustus 2010].
Maxwell. dan Metcalfe. (2000). Analysing environmental Education Curricula:
The Case of the IBO’s Enviromental Systems. Australian Journal of Environmental Education.
Muhtadi, A. (2003, Mei). Pengembangan Sikap dan Perilaku Siswa yang Bermoral dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah [Online], Majalah
Ilmiah Pembelajaran . Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/Pengemb%20sikap%20da
n%20perilaku%20bermoral%20di%20sekolah-majalah%20Ilmiah%20Pembelajaran-Mei-2011.pdf
Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Remaja Karya
Rahayuningsih, S.U. (2008). Psikologi Umum 2 [Online]. Tersedia: http://nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9095/bab1-sikap-1.pdf [25 Januari 2013].
Rahim. (2008). ”Etika Lingkungan dan Perspektif Filsafat”. Makalah, Malaysia. Ramdhani,N. (2005). Sikap & Beberapa Definisi untuk Memahaminya [Online].
Tersedia:http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wpcontent/uploads/2008/03/ definisi.pdf.
Sevilla,G. et al. (2006). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press
Sobirin (2007). “Menyongsong Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup”. Pikiran Rakyat (13 Januari 2007)
Syulasmi, A. (2010). Etika Lingkungan. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
(30)
92
Dian Hendriana, 2013
Kajian Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Surakusumah,W. (2009). Konsep Pendidikan Lingkungan di Sekolah : Model Uji Coba Sekolah Berwawasan Lingkungan [Online]. Tersedia : http://supertoolbar.ask.com/redirect?client=ie&tb=NG1V5&o=&src=kw&q
=wahyusurakusumah.wordpress.com&locale=en_US [25 Januari 2013]
Qualifications and Curriculum Authority. (1999). The National Curriculum for England, key stages 1-4. London: Department for Education and Employment of England.
Thlagale M. P. (2004). Enviromental Education as a Strategy Towards Sustainable Living for Rural Communities. Thesis of Department of Faculty of Education University of Pretoria. Tidak Diterbitkan.
Tim Adiwiyata Tingkat Nasional. (2012). Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
UNESCO (2003). UN Decade of Education for Sustainable Development (2005-2014). [Online] http://portal.unesco.org/education/en/ [3 Maret 2006]. Yusuf, S. (1998). Pengantar Psikologi. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan FIP UPI.
(1)
87
Dian Hendriana, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) telah disepakati pada
tahun 2004 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH), Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri. Untuk
mempercepat perkembangannya dalam pendidikan formal pemerintah
mencanangkan Program Sekolah Adiwiyata yang bertujuan untuk mendorong dan
membentuk sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Sebagai salah satu
piloting program tersebut, SMPN 7 Bandung telah mengimplementasikannya.
Bentuk implementasi kebijakannya tertuang dalam Surat Keputusan sekolah yang
berisi ketentuan-ketentuan, arahan, dan kerangka kerja program. Setelah dianalisis
dengan menggunakan kerangka kerja Maxwell & Metcalfe melalui analisis makro
dan komparatif ditemukan kecenderungan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut
bersifat praktikal.
Berkaitan dengan proses dan implementasi pembelajaran lingkungan hidup
yang dilakukan di dalam kelas, ditemukan kecenderungan bahwa guru berusaha
keras untuk mengintegrasikan antara pemahaman konsep dengan praktik
pendidikan lingkungan agar sejalan dengan program sekolah adiwiyata.
Kontekstualisasi materi dan penyederhanaan kegiatan pembelajaran agar menarik
(2)
Dian Hendriana, 2013
lingkungan. Walaupun demikian tantangan yang dihadapi oleh guru adalah
mengintegrasikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi sebagai satu kesatuan sistem
lingkungan.
Secara umum sikap siswa setelah kebijakan bergulir dan mendapatkan
pembelajaran pendidikan lingkungan menunjukkan di atas rata-rata yaitu sebesar
2,88 (rata-rata skala 1 sampai dengan 4 adalah 2,5). Hal tersebut diperoleh
menggunakan format skala sikap siswa tehadap lingkungan dengan berlandaskan
enam prinsip etika lingkungan dari sembilan prinsip yang ada.
Terdapat hubungan antara kebijakan sekolah adiwiyata dengan
implementasi pembelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan hidup. Kebijakan
Sekolah Adiwiyata mampu memberikan tantangan bagi guru untuk bekerja keras
memadukan standar kompetensi PLH dengan program tersebut. Implementasi
yang berorientasi praktis dari kedua hal tersebut mampu memunculkan sikap
positif siswa terhadap lingkungan.
B. Rekomendasi
1. Kebijakan implementasi pendidikan lingkungan hidup di sekolah hendaknya
dibuat berdasarkan riset/kajian dengan memperhatikan aspek historis,
sosio-kultural, ekonomi, dan ekologi dibanding hanya berdasarkan pada aspek
politis.
2. Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di sekolah hendaknya lebih
(3)
Dian Hendriana, 2013
penanaman nilai-nilai, pemecahan masalah dan kesadaran dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan.
3. Penggalian sikap siswa terhadap lingkungan sebaiknya dilakukan secara
bertahap pada periode waktu tertentu. Hal ini dikarenakan perubahan sikap
cenderung tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melibatkan interaksi dengan
berbagai aspek.
4. Kerangka kerja yang dikemukakan oleh Maxwell & Metcalfe merupakan
salah satu cara untuk menganalisis kebijakan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup. Oleh karena itu, peneliti menganjurkan untuk
(4)
Dian Hendriana, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H. (2010). Bagaimana Mengajarkan Pendidikan Lingkungan Hidup. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu// [25 Januari 2013]
Adisendjaja, Y.H. dan Romlah O. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup: Belajar dari Pengalaman dan Belajar dari Alam. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu// [25 Januari 2013]
Ajie, A.R. (2010). Hubungan Penguasaan Konsep Etika Lingkungan dengan Sikap Siswa SMA Terhadap Lingkungan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Anwar, H. (2009). Penilaian Sikap llmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu. Vol 2 (5).
Ariyanto, D. (2009). Etika Lingkungan. [Online]. Tersedia:
http://etikalingkungan.multiply.com/journal/item/4 [11 Nopember 2009]
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Edwards, A. L. (1957). Techniques of Attitude Scale Construction. New York : Appleton-Century-Crofts, Inc.
Gerungan,W. A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.
IGES (2001). Report of the First Phase Strategic Research: Enviromental Education. [Online] http://portal.unesco.org/education/en/. [27 September 2007].
Kementrian Lingkungan Hidup (2004). Naskah Kesepakatan Nasional dan Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan. Indonesian Summit on Sustainable Development, Yogyakarta 6 Januari 2004.
(5)
Dian Hendriana, 2013
_______. (2007). Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup. [Online]
http://www.menlh.go.id/pendidikanlh/kebijakan.php [27 September 2007].
_______. (2010). Pendidikan Lingkungan Hidup Perlu Diperkuat. [Online]
http://www.indonesia.go.id [2 Agustus 2010].
Maxwell. dan Metcalfe. (2000). Analysing environmental Education Curricula:
The Case of the IBO’s Enviromental Systems. Australian Journal of Environmental Education.
Muhtadi, A. (2003, Mei). Pengembangan Sikap dan Perilaku Siswa yang Bermoral dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah [Online], Majalah
Ilmiah Pembelajaran . Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/Pengemb%20sikap%20da
n%20perilaku%20bermoral%20di%20sekolah-majalah%20Ilmiah%20Pembelajaran-Mei-2011.pdf
Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Remaja Karya
Rahayuningsih, S.U. (2008). Psikologi Umum 2 [Online]. Tersedia: http://nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9095/bab1-sikap-1.pdf [25 Januari 2013].
Rahim. (2008). ”Etika Lingkungan dan Perspektif Filsafat”. Makalah, Malaysia. Ramdhani,N. (2005). Sikap & Beberapa Definisi untuk Memahaminya [Online].
Tersedia:http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wpcontent/uploads/2008/03/ definisi.pdf.
Sevilla,G. et al. (2006). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press
Sobirin (2007). “Menyongsong Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup”. Pikiran Rakyat (13 Januari 2007)
Syulasmi, A. (2010). Etika Lingkungan. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
(6)
Dian Hendriana, 2013
Surakusumah,W. (2009). Konsep Pendidikan Lingkungan di Sekolah : Model Uji Coba Sekolah Berwawasan Lingkungan [Online]. Tersedia : http://supertoolbar.ask.com/redirect?client=ie&tb=NG1V5&o=&src=kw&q
=wahyusurakusumah.wordpress.com&locale=en_US [25 Januari 2013]
Qualifications and Curriculum Authority. (1999). The National Curriculum for England, key stages 1-4. London: Department for Education and Employment of England.
Thlagale M. P. (2004). Enviromental Education as a Strategy Towards Sustainable Living for Rural Communities. Thesis of Department of Faculty of Education University of Pretoria. Tidak Diterbitkan.
Tim Adiwiyata Tingkat Nasional. (2012). Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
UNESCO (2003). UN Decade of Education for Sustainable Development (2005-2014). [Online] http://portal.unesco.org/education/en/ [3 Maret 2006].
Yusuf, S. (1998). Pengantar Psikologi. Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI.