IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK : Studi Deskriptif di TK Negeri Centeh Kota Bandung.

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK

( Studi Deskriptif di TK Negeri Centeh Kota Bandung) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh: Sri Ernawati

0902798

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK

(Studi Deskriptif di TK Negeri Centeh Kota Bandung) Oleh:

Sri Ernawati (0902798)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kurikulum pendidikan lingkungan hidup di Taman Kanak-Kanak, karena dalam mengembangkan kurikulum pendidikan lingkungan hidup sejak dini akan berdampak positif bagi perkembangan lingkungan hidup di Kota Bandung. Dalam pengembangan kurikulum ini dimaksudkan untuk para peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya. Serta melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan Nasional, maupun pembangunan lokal, sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan mengacu pada permasalahan: “(1) Bagaimana perencanaan pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung, (2), Bagaimana Pelaksanaan Program Pendidikan lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung, (3) Bagaimana Evaluasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung, (4) Apa kendala dalam penerapan Program Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskariptif. Teknik pengumpulan data dengan mengungkapkan secara faktual kondisi dilapangan berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan: pertama perencanaan pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung sudah Tersusun dengan baik. Kedua pelaksanaan dalam penididikan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung sudah berjalan dengan baik dengan mengacu dalam tiga ranah kompetensi yaitu, ranah kognitif, afektif, psikomotor. Ketiga dalam Evaluasi sudah terlaksana dengan optimal dan berkesinambungan dengan melakukan pengamatan atau observasi pada setiap pembelajaran. Keempat kendala yang dihadapi dalam pendidikan lingkungan hidup adalah keterlibatan orang tua dalam menanamkan konsep pendidikan lingkungan hidup di lingkungan rumah sehingga peran sekolah harus lebih ditingkatkan dalam kerjasama dengan orang tua. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, rekomendasi penulis: pertama untuk Dinas pendidikan untuk melakukan kajian ulang mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam implementasi program pendidikan lingkungan hidup. Penelitian selanjutnya agar lebih komperensif dalam meneliti pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR BAGAN... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Asumsi Dasar... 11

F. Pembatasan Istilah... 12

G. Metode Penelitian... 13

BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN KANAK-KANAK A. Konsep Dasar Kurikulum... 17

B. Konsep Implementasi Kurikulum... 24

C. Tahap-tahap Pelaksanaan Implementasi... 26

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kurikulum... 27

E. Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum... 29

F. Komponen-komponen Implementasi Kurikulum... 31

G. Kurikulum Muatan Lokal... 34

H. Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai Mulok... 35

I. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup... 39

1. Tujuan Kognitif pada Pendidikan Lingkungan Hidup... 40

2. Tujuan Afektif pada Pendidikan Lingkungan Hidup... 40

3. Tujuan Motorik Pendidikan Lingkungan Hidup... 40

J. Pendekatan Pendidikan Lingkungan... 42

K. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 55

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 56

C. Teknik Pengumpulan Data... 57

a. Observasi... 57


(4)

d. Dokumentasi... 63

D. Langkah-langkah Penelitian... 64

a. Tahap Pra- Lapangan... 64

b. Tahap Pekerjaan Lapangan... 64

c. Tahap Analisis data... 65

E. Langkah Pengolahan Data... 65

a. Reduksi data...66

b. Kategorisasi...66

c. Display data... 66

d. Kesimpulan dan Verifikasi... 67

F. Validitas... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 69

1. Deskripsi TK Negeri Centeh Kota Bandung... 69

2. Implementasi Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung... 75

a. Deskripsi Perencanaan Pendidikan Lingkungan Hidup TK Negeri Centeh Kota Bandung... 75

b. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup TK Negeri Centeh Kota Bandung... 109

a. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk mengembangkan Ranah Kognitif pada Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup... 118

b. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk mengembangkan Ranah afektif pada pembelajaran pendidikan lingkungan hidup... 120

c. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk mengembangkan Ranah psikomotor pada pembelajaran pendidikan Lingkungan Hidup... 123

a. Deskripsi Penilaian Pembelajaran Pendidikan lingkungan Hidup... 124

b. Kendala-kendala dalam penerapan Pendidikan ingkungan Hidup...126

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 128

1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman kanak-kanak... 129

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikkan Lingkungan Hidup di Taman kanak-kanak... 139

a. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pengembangan di Ranah kognitif... 141

b. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Pengembangan di Ranah Afektif... 143

c. Kegiatan Pembelajaran Pendidikan lingkungan hidup untuk mengempangkan di Ranah Psikomotor... 144

3. Penilaian pendidikan lingkungan Hidup... 156

4. Masalah dan kendala serta solusi Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup... 160


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan... 163

B. Rekomendasi... 166

a. Dinas Pendidikan... 166

b. TK Negeri Centeh Kota Bandung... 167

c. Penelitian Selanjutnya... 167

DAFTAR PUSTAKA... 169 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 Tabel Standar Kompetensi muatan Lokal Pendidikan Lingkungan hidup di Taman Kanak-Kanak... 46 4.1. Tabel Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK Negeri Centeh Kota Bandung... 72 4.2. Tabel siswa kelompok B Kelas Semangka... 74 4.3. Tabel Program Rencana Semester Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung... 77 4.4. Tabel Program Rencana Kegiatan Mingguan Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung... 88 4.5. Tabel Program Rencana Kegiatan Harian Pendidikan Lingkungan Hidup TK Negeri Centeh Kota Bandung... 92


(7)

DAFTAR BAGAN Bagan

4.1. Bagan Alur Perencanaan Program Pembelajaran Lingkungan

Hidup di TK Negeri Centeh Kota


(8)

DAFTAR GAMBAR Gambar

4.1. Gambar Foto Keadaan TK Negeri Centeh Kota Bandung... 71 4.2. Gambar Foto Kegiatan Operasi disetiap area didalam kelas dalam


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional yaitu:

“ Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan tersebut merupakan tujuan utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia baik dari segi spiritual, kognitif, afektif, emosi, sosial, dan kemandirian yang merupakan wujud kepribadian bangsa dan telah mengarahkan dunia pendidikan untuk mewujudkan bangsa yang berkarakter.

Menurut Oemar Hamalik(1995) bahwa pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan itu sendiri, pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri, pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas di lihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan Nasional.

Nasution (1995) mengatakan bahwa masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang. Terutama melalui pendidikan formal yang


(10)

diterima di sekolah. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang awal anak mengikuti jenjang pendidikan, pendidikan anak usia dini tidaklah semata-mata dapat menyekolahkan anak di sekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun lebih luas dari itu. Arti penting Pendidikan Anak Usia Dini menjadi perhatian internasional dan ketika mendefinisikan jenjang pendidikan (level of education) UNESCO dan perstujuan Negara-negara anggotanya menyebut jenjang pendidikan sebagai internasional standard classification of education (ISCED) dengan tujuh klasifikasi perjenjang mulai dari prasekolah sampai dengan jenjang pendidikan tinggi (jenjang prasekolah (level 0) disebut juga sebagai Pendidikan Anak Usia dini. Pendidikan Prasekolah adalah pendidikan bagi anak usia 3-5 tahun. Beberapa Negara memulainya lebih awal (2 tahun) dan beberapa Negara lain mengakhiri lebih lambat (6 Tahun). Untuk beberapa Negara Pendidikan Anak Usia Dini ini dimasukan kedalam pendidikan prasekolah dan pendidikan dasar.

NAEYC (National Association For the Education of Young Children) dalam NAEYC postion statement menyebutkan bahwa program Anak Usia Dini adalah program pada sekolah, pusat, atau lembaga lain yang memberikan layanan bagi anak sejak lahir hingga usia 8 tahun program tersebut termasuk penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (Family Child Care Home). Pendidkan Pra sekolah baik Swasta atau Negeri TK dan SD dalam pelayanan mereka mengelompokkan usia anak dalam 0-3 tahun (first three years of life) 3-5 tahun dan 6-8 tahun. Teori psikologi perkembangan mengelompokan manusia dalam tahap-tahap perkembangan tertentu mulai dari lahir sampai dengan meninggal. Tahap perkembangan tersebut akan menentukan tugas perkembangan


(11)

masing-masing manusia. Tahap dari lahir samapai sebelum anak memasuki usia sekolah atau awal sekolah disebut anak usia dini.

Dalam modul sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini DIREKTORAT PAUD 2004: 9) disebutkan bahwa Anak Usia Dini adalah:

1. Kelompok manusia berumur 0-6 tahun (di Indonesia berdasarkan UU No 20 Tahun 2003)

2. Kelompok manusia yang berumur 0-8 tahun (Eva Esa 1996 : Dede Supriadi 2005)

3. Kelompok anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus). Kecerdasan (daya pikir, daya cipta, daya kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat perkembangan yang sedang dimulai oleh anak.

4. Berdasarkan keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi kedalam empat tahapan yaitu masa bayi (usia lahir 12 bulan), masa balita (usia 1-3 tahun ) masa prasekolah (usia 3-6 tahun), masa kelas awal SD (Usia 6-8 tahun).

Pada masa rentang usia tersebut merupakan masa emas ketika perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa dan sosial berlangsung secara cepat. Dari lahir sampai kurang lebih dua tahun perkembangan anak sangat berkaitan dengan keadaan fisik dan kesehatannya. Oleh karenanya pendidikan anak usia dini sebagai jenjang pertama yang di ikuti anak sebagai pembentukan pribadi yang baik maka pembelajaran yang di butuhkan oleh anak harus dapat bermakna. Apa yang dicapai disekolah ditentukan oleh kurikulum sekolah itu sendiri. Yadi Rochyadi (1998) mengatakan bahwa salah satu pedoman pelaksanaan kurikulum adalah pedoman kegiatan pembelajaran. Pedoman ini memberi arahan, saran, serta wawasan kepada para pelaksana pendidikan dalam merencanakan,


(12)

menyelenggarakan dan menilai kegiatan pembelajaran. Karena setiap pemebelajaran mempunyai ciri khas yang berdampak terhadap pelaksana kegiatan pembelajaran. Pedoman kegiatan pembelajaran yang memberikan arahan yang bersifat umum, juga mencerminkan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kekhususan setiap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara Nasional dan kurikulum yang di sesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas pendidikan yang bersangkutan. Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik (Sukmadinata, 2000 : 58). Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Perkembangan dalam pengembangan kurikulum pada saat ini menerapkan Permen No 58 Tahun 2009 merupakan kurikulum yang operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan satuan pendidikan. Sejalan dengan kebijakan perkembangan Permen No 58 Tahun 2009, maka muatan lokal merupakan kegiatan integral dalam struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada jenjang pendidikan TK muatan lokal telah dilakukan.

Pengembangan kurikulum mulok di maksudkan terutama untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum sentralistik, yang bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya. Serta


(13)

mampu melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional, maupun pembangunan lokal, sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya.

Pada hakikatnya kurikulum muatan lokal merupakan perwujudan dari pasal 38 ayat 1 undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi

“ Pelaksanaan kegiatan pendidikan di dasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang di sesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas suatu pendidikan.”

Departemen Pendidikan Nasional menetapkan setidaknya empat strategi pokok pembangunan Nasional yaitu:(1) peningkatan dan pemerataan kesempatan pendidikan, (2) relevansi pendidikan, (3) kualitas pendidikan, dan (4), efisiensi pengelolaan pendidikan. Pemerintah telah mengambil kebijakan link and match yang dioperasikan melalui pengembangan kurikulum muatan lokal (Rumli 2004:2). Relevansi yang dimaksudkan ialah memaksimalkan muatan lokal untuk menghasilkan kemampuan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan.

Peningkatan pendidikan merupakan salah satu dari empat strategi pokok pembangunan pendidikan nasional. Pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui pengembangan kurikulum muatan lokal. Tetapi masih belum maksimal. Karenanya pengembangan kurikulum muatan lokal masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan untuk kepentingan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan


(14)

menyempurnakan kurikulumnya, menambah fasilitas dan sumber belajar maupun meningkatkan kemampuan guru. Kesadaran manusia memelihara dan menjaga lingkungannya menjadi sesuatu yang sangat penting. Penanaman kesadaran cinta lingkungan dan nilai-nilai kearifan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan alam bukanlah proses singkat. Hal itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Salah satu upaya penanaman dan pewarisan nilai-nilai etika lingkungan tersebut dilakukan melalui proses belajar pada institusi pendidikan, hingga akhirnya Bandung dan Wilayah pemerintah Propinsi Jawa Barat sesuai dengan kebijakan gubernur yang mewajibkan seluruh tingkat satuan pendidikan untuk menggunakan pendidikan lingkungan hidup sebagai salah satu muatan lokal yang diresmikan pada bulan januari 2007 dan disahkan pada tanggal 2 mei 2007 yang bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung yang menyatakan dari segi hasil yang diperoleh pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan pembelajaran masih kurang memadai. Hal ini disebabkan karena pendidikan lingkungan hidup belum bisa menghasilkan perubahan tingkah laku siswa. Masih banyak perilaku siswa yang tidak menggmbarkan perhatian kepada lingkungannya. Oleh karena itu untuk membiasakan siswa untuk lebih memperhatikan lingkungannya diperlukan proses pembelajaran yang memerlukan waktu yang sangat panjang salah satunya dengan bentuk kurikulum muatan lokal.

Menurut Iskandar (2007) gagasan Wali Kota Bandung untuk memberikan pendidikan lingkungan hidup di pendidikan dasar dan menengah di Kota Bandung adalah gagasan yang patut kita hargai dan perlu kita dukung karena merupakan


(15)

suatu usaha agar siswa dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap lingkungannya. Di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung kesadaran akan kondisi pendidikan lingkungan hidup seperti itu akan mengalami jalan panjang. Berdasarkan berbagai masukan dari banyak pihak khususnya dari Dewan Pemerintah Kehutanan dan lingkungan tatar sunda hidup sebagai muatan kurikulum disekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, perlunya kurikulum lingkungan hidup ini dirasakan sangat penting. Pendidikan lingkungan hidup ada berdasarkan banyak pemikiran akan fenomena yang sering terjadi dilingkungan sekitar kita seperti bencana banjir, pemanasan global, tsunami, gempa, tanah longsor, yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan. Dengan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup harapan penulis untuk bisa menambah kecintaannya terhadap alam dan dapat menjadi alat bagi siswa untuk menganalisis situasi dan kondisi alam dan lingkungannya hidup erat kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Karena guru bertindak sebagai fasilitator dalam mengembangkan kurikulum pendidikan lingkungan hidup. Peran guru sangat penting dan menjadi faktor yang utama dan perlu mendapat perhatian utama karena disamping kurikulum, baik buruknya kurikulum pada akhirnya tergantung pada kreativitas guru sebagai perencanaan dan pelaksanaan kurikulum.

Dalam pengembangan kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup, guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan hidup dengan rambu-rambu dari pemerintah kota setempat. Sukmadinata,


(16)

hasilnya sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan juga murid dalam kelas.” Pendapat tadi menujukan bahwa kurikulum pendidikan lingkungan hidup sangat luas materinya sehingga kita dapat memilih dan mengembangkan serta merencanakan sesuai dengan kebutuhan guru, orang tua, tokoh masyarakat serta pemerintah daerah sesuai dengan karakteristik anak usia dini.

TK Negeri Centeh Kota Bandung merupakan salah satu sekolah yang serius dalam melaksanakan kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup saat ini. Hasil pegamatan di lapangan dalam proses implementasi kurikulum lingkungan hidup di TK Negeri Centeh pun masih menjadi permasalahan utamanya bagi guru karena guru menjadi perencana, pelaksana, dalam pembelajaran lingkungan hidup. Karena di TK Negri Centeh tidak ada guru khusus untuk melaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan hidup. Guru kelas bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengevaluasi dari kegiatan lingkungan hidup itu sendiri yang pembelajaran yang mudah diterima oleh anak. Untuk itu peneliti ingin mengkaji dan mengenal “Implementasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-Kanak dengan menggunakan metode studi deskriptif di Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Kota Bandung.”


(17)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Perencanaan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun Ajaran 2011-2012?

2. Bagaimana Pelaksanaan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun Ajaran 2011-2012? 3. Bagaimana Evaluasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman

Kanak-Kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun Ajaran 2011-2012? 4. Apa Kendala dalam Penerapan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di

Taman Kanak-Kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran 2011-2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Perencanaan Kurikulum pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran 2011-2012.

2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran 2011-2012.


(18)

3. Untuk mengetahui Evaluasi Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran 2011-2012.

4. Untuk mengetahui Kendala dalam Penerapan Program Pendidikan Lingkungan Hidup di Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung Tahun ajaran 2011-2012.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Anak

Agar anak terbiasa bersikap empati terhadap lingkungan alam yang ada disekitar anak.

2. Bagi Guru

Guru dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman yang bermakna bagi anak untuk membangun kesadaran lingkungan dan berdisiplin terhadap lingkungan.

3. Bagi Sekolah

Dapat berperan secara optimal dalam mengembangkan kurikulum pendidikan lingkungan hidup.


(19)

E. Asumsi Dasar

Peneliti berasumsi bahwa pendidikan haruslah:

1. Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial.

2. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jenjang pendidikan prasekolah dan berlanjut pada jenjang berikutnya.

3. Mempunyai pendekatan yang bersifat interdisipliner, dengan menarik atau mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.

4. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peranan dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensinya dari keputusan tersebut.

5. Menghubungkan kepekaan terhadap lingkungan, pengetahuan, keterampilan memecahkan masalah.

6. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai pendidikan lingkungan hidup dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat praktis dan memberikan pengalaman langsung kepada pesrta didik.


(20)

F. Pembatasan Istilah

Pembatasan istilah dalam penelitian ini adalah mencakup dalam:

a. Implementasi menurut Hamalik (2007: 328) implementasi kurikulum mencakup kedalam tiga kegiatan pokok yaitu, pengembangan program, pelaksanaan program, dan evaluasi program.

- Pengembangan program pembelajaran mencakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada program bimbingan atau program remidial.

- Pelaksanaan program pembelajaran yakni, proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik tersebut.

- Evaluasi program pembelajaran adalah proses pelaksanaan semua kurikulum semester serta penilaian akhir, formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

b. Kurikulum jika didefinisikan yang tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 yang berbunyi: kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


(21)

c. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dengan mencegah timbulnya masalah baru.

d. Taman Kanak-kanak adalah jenjang pendidkan anak usia dini (yakni anak yang berada pada rentang usia enam tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Taman Kanak-kanak adalah tempat yang aman nyaman (safe and comfertable) untuk bermain sehingga pelaksanaan pendidikan di Tk harus mampu mnciptakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman sebagai wahana tumbuh kembang anak.

G. Metode Penelitian 1. Metode

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Adapaun tujuan dari penelitian kualitatif sendiri adalah untuk memberikan gambaran secara sitematis dan akurat dari fenomena-fenommena yang ada, atau hubungan–hubungan antara fenomena yang diteliti apa adanya tanpa perlakuan–perlakuan khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, alasan peneliti menggunakan metode deskriptif ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan di Tk Negeri Centeh Kota Bandung, merupakan upaya untuk memperoleh data


(22)

dan mengungkapkan secara faktual kondisi di lapangan berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi bukan menguji hipotesis tapi berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berada mengenai penerapan program pendidikan lingkungan hidup sehingga dapat terungkap dengan jelas tanpa ada rekayasa dari pihak manapun.

2. Lokasi dan Sumber Penelitian

Dalam peneitian deskriptif ini yang diambil sebagai subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab, benar-benar mengetahui,menguasai, dan banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran di kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan lingkungan hidup adalah peserta didik dari Taman Kanak-kanak Negeri Centeh Kota Bandung yang terletak di Jl. Pacar No 5 Kota Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelompok B kelas Semangka.

3. Teknik pengumpulan data

Untuk keperluan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu observasi, catatan lapangan (Field Notes), teknik wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Menurut Margono (2005), observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau


(23)

berlangsungnya peristiwa tersebut diamati melalui teknik pencatatan di lapangan dan daftar cek, catatan lapangan (field note) merupakan kegiatan menyusun kembali catatan-catatan yang diperoleh di lapangan kedalam bentuk uraian yang lebih rinci.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Adapun sifat wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara yang terstruktur dan tidak terstruktur.

c. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, di lihat, dialami, dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Molceng, 2005:153). Selain itu catatan lapangan merupakan buku jurnal harian yang di tulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh kegiatan pembelajaran serta sikap siswa dari awal sampai akhir pembelajaran (Septiadi, 2008).

d. Dokumentasi

Dokumentasi jika diartikan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak, terekam, yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumentasi menurut Paul otlet (1995) adalah


(24)

kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali dan penyebaran dokumen.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung. Sesuai dengan tujuannya maka metode yang yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata ( 2005: 60) “ pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok”.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa penelitian kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan mencatat secara rinci tentang apa yang terjadi. Menurut Sukamadinata ( 2005: 72) “ metode deskriptif dalam bidang pendidikan yaitu mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan juga implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang, dan satuan pendidikan”.

Sejalan dengan pendapat diatas Arikunto (1993) mengungkapkan bahwa metode deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala ataupun suatu keadaan. Alasan menggunakan penelitian deskriptif adalah agar memudahkan dalam proses


(26)

suatu situasi implementasi program pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung. Guna mencapai tujuan penelitian sebagaimana telah dipaparkan, maka peneliti harus mendapatkan gambaran utuh dan rinci mengenai implementasi program pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung. Dalam penyusunan suatu penelitian, peneliti tidak bisa bertindak sesuka hatinya tanpa mengindahkan rambu-rambu yang telah ada. Karena setiap penelitian harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:

1. Harus mengikut metode yang ketat, “ rigorous”, yang secara berdisiplin berpegang teguh pada aturan-aturan tertentu agar mencapai hasil yang objektif.

2. Harus sedapat mungkin membatasi kekeliruan atau kesalahan dalam data yang dikumpulkan maupun dalam penafsirannya.

3. Harus mempublikasikan hasil penelitian agar membukanya bagi kritik semua pihak untuk dibantah, ditolak, atau diterima. (Nasution, 1996)

Melalui penelitian deskriptif, maka data tentang implementasi program pendidikan lingkungan hidup terutama yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum pendidikan lingkungan hidup dapat diperoleh secra lengkap, mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian tercapai.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung yang terletak di jalan pacar No5 Bandung. Alasan mengambil lokasi tersebut karena dalam implementasi program pendidikan lingkungan hidup sudah terlihat lebih baik, dan mencari apakah ada kendala dalam proses perencanaan, pelaksanaan,


(27)

evaluasinya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengamatan secara langsung di lapangan. Sedangkan yang menjadi subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan peserta didik kelomppok B kelas semangka.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, peneliti terjun langsung ke lapangan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai dengan konteks-nya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (a) observasi, (b) catatan lapangan( field Note), (c) Wawancara, (d) Dokumentasi.

a. Observasi

Berkenaan dengan penggunaan observasi sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif sangat disarankan penggunaan observasi partisipatif terdiri dari : (1) observasi partisipatif pasif, (2) partisipatif aktif,(3) partsipatif moderat, dan (4) partisipatif sepenuhnya (Sanapiah, 1990: 79).

Dalam penelitian ini digunakan observasi partisipatif, yakni lebih menonjol dari sebagai peneliti atau pengamat meskipun kadang-kadang juga ikut serta seadanya sebagai pelaku kegiatan. Observasi partisipatif pasif dilakukan di kelas dan disekolah untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan lingkungan hidup, bagaimana persiapan mengajar yang dilakukan guru, cara guru menilai proses dan hasil belajar siswa, dan observasi terhadap aktivitas siswa merespon system pengajaran yang diberikan guru. Kegiatan observasi ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh semua data yang


(28)

responden yang diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sehingga responden berperilaku apa adanya atau tidak dibuat-buat.

Dari kegiatan observasi ini terdapat manfaat untuk peneliti, menurut Patton dalam Nasution (1998) dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut:

1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh.

2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “ biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.

4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar sedianya tidak akan terungkap oleh responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.


(29)

6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Berdasrakan uraian manfaat dari kegiatan observasi, maka dalam penelitian implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan observasi, maka tahapan dari observasi itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi lapangan sebagai objek penelitian. Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan menjelajah secara umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dilaksanakan. Semua data direkam, oleh karena itu hasil observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang sebelum tertata.

2. Observasi terfokus pada tahap ini peneliti sudah mulai mendapat masalah yang ditemukan sehingga peneliti sudah bisa terfokus pada suatu masalah yang ada di lapangan.

3. Observasi terseleksi pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Karena pada tahap ini peneliti telah menemukan masalah yang akan dipecahkan antara satu variabel dengan varabel yang lain.


(30)

b. Catatan lapangan (Field Note)

Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang subyek yang diteliti, aktivitas, ataupun tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan lingkungan hidup. Menurut Bogdan dan Biklen (1982) catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif . selain itu juga catatan lapangan merupakan buku jurnal harian yang di tulis peneliti secara bebas, buku ini mencatat seluruh kegiatan pembelajaran serta sikap siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. (Septiadi : 2008), adapun tahapan dalam kegiatan catatan lapangan adalah sebagai berikut:

1. Segera mencatat informasi, ketika kita di lapangan jika menumukan masalah yang berkaitan dengan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang diamati, dirasakan, didengar dari kepala sekolah maupun guru-guru yang berada di TK Negeri Centeh Kota Bandung. 2. Tunda Diskusi Hasil dari Pengamatan, ketika di lapangan menunda dalam

pembicaraan tentang hasil pengamatan, sebelum penelitian mampu untuk merekamnya secara baik, dan dituangkan dalam bentuk tulian juga penting untuk dilakukan agar tidak terjadi pengaburan makna yang akan diteliti. Artinya jika menemukan suatu masalah tertentu, hendaklah peneliti menahan diri untuk tidak mendusikan hal itu kepada orang lain atau dengan peneliti yang lainnya.


(31)

3. Memahami catatan lapangan dengan catatan singkat dalam hal ini peneliti harus dapat memahami tentang latar penelitian atau setting saat dilakukannya penelitian penggambaran tempat penelitian secara baik akan sangat berguna untuk kepentingan penelitin untuk memahami masalah yang akan ditelit di lapangan.

4. Mengurutkan peristiwa pada tahap ini peneliti harus bisa mengurutkan satu kejadian karena akan memudahkan peneliti untuk menyusun narasi berdasarkan kategori atau kejadian suatu peristiwa.

5. Menuliskan seluruh rangkaian kejadian dalam hal ini peneliti dapat menuliskan atau menuangkan seluruh percakapan ataupun kejadian yang telah diamati, didengar, dan dirasakan peneliti sebanyak mungkin dan apa adanya.

c. Wawancara

Untuk menunjang kelengkapan data yang dikumpulkan melalui teknik wawancara kepada beberapa responden yaitu, kepala TK Negeri Centeh Kota bandung dan guru-guru TK Negeri Centeh Kota Bandung.

“ Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan pencatatan data, informasi dan atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidk langsung antara pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarainya (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu melalui perantara orang lain, tidak langsung kepada sumbernya.” (Arifin 1988)


(32)

Sedangkan menurut Kartono (1990) memberikan suatu batasan terhadap “ interview atau wawancara itu adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara seseorang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.”

Jadi jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup adalah wawancara yang terstruktur dan tidak terstrktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara pasti berdasarkan pada sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan arah dan tujuan penelitian. Wawancara tidak terstrultur dilakukan secara khusus pada waktu yang telah disepakati bersama.

Adapun langkah-langkah wawancara di TK Negeri Centeh Kota bandung adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan kepada kepala Tk dan Guru Negeri Centeh Kota Bandung. 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3. Mengawali atau membuka alur wawancara. 4. Melangsungkan alur wawancara.

5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.


(33)

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik dalam pengumpulan data dengan cara meneliti, mempelajari dokumen-dokumen, buku-buku, arsip-arsip, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Menurut Arikunto (2002) “ dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah prasati, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.” Dalam penelitian ini dokumentasi pendidikan lingkungan hidup yang menjadi sumber data penulis yaitu berupa catatan program rancangan kegiatan semester, program rancangan bulanan, program rancangan mingguan, program rancangan harian serta evaluasi penilaian terhadap pendidikan lingkungan hidup itu sendiri, serta foto kegiatan yang dilakukan oleh guru di TK negeri Centeh Kota Bandung. Teknik dalam dokumentasi di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.

2. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.


(34)

D. Langkah –langkah Penelitian

Dalam implementasi program pendidikan lingkungan hidup Kota Bandung maka penulis mengambil langkah-langkah dalam penelitian yang digunakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung yaitu: pra-lapangan, kegiatan lapangan, dan analisis data. Uraian dari ketiga hal tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Pra-lapangan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu: (1) penyusunan rancangan penelitian, (2) memilih lapangan penelitian, (3) mengurus perizinan, (4) menjajaki dan menilai keadaan lingkungan, (5) menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap pekerjaan lapangan dalam penelitian ini terdapat tiga kegiatan utama yaitu: pertama memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pada tahap ini peneliti memahami latar panelitian seperti kondisi real dari TK Negeri Centeh Kota Bandung, mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental, peneliti menempatkan diri sebagai peneliti yang dikenal oleh narasumber/informn dari tempat TK Negeri Centeh Kota Bandung, termasuk mengatur waktu pelaksanaan yang disetujui oleh Kepala TK Negeri Centeh Kota Bandung dimulai dari Tanggal 15 september 2011 sampai dengan 22 juni 2012 untuk mengadakan penelitian dari Program Pendidikan Lingkungan Hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung.


(35)

Kedua adalah memasuki lapangan, pada tahap kedua pada tanggal 22 Oktober 2012 peneliti memaparkan apa yang akan dilakukan selama berada dilapangan atau berada dilapangan TK Negeri Centeh Kota Bandung, serta berkonsultasi untuk menjadwalkan observasi atau wawancara dalam rangka mengumpulkan data dengan KepalaTK Negeri Centeh Kota Bandung. Tahap ketiga adalah proses mengumpulkan data. Pada tahap ini peneliti ikut dalam proses pembelajaran pada saat observasi, wawancara, atau dokumentasi. Pada tahap ini juga dilakukan analisis data selama berada pada latar penelitian.

c. Tahap analisis data

Tahap ini dilakukan terutama untuk menganalisis data seperti data observasi kegiatan pembelajaran anak dan guru, data wawancara dengan koordinator dari pendidikan lingkungan hidup, guru kelas, wawancara kepala TK, catatan lapangan, yang diperoleh secara intensif. Kegiatan analisis data ini untuk menarik kesimpulan secara utuh dan kualitatif dengan dukungan berbagai konsep maupun kajian kepustakaan untuk disajikan sebagai hasil penelitian.

E. Langkah Pengolahan Data

Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam mulai dari kegiatan wawancara, observasi, maupun studi dokumentasi dilakukan secara terus menerus. Kegiatan analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dan juga setelah selesai mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti melakukan berapa kegiatan antara lain:


(36)

a. Reduksi Data

Reduksi merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan, pemusatan, perhatian dari data mentah yang telah kita peroleh. Data yang telah diperoleh kemudian dicatat secara diteliti dan rinci. Mereduksi data berarti juga merangkum, menajamkan, menggolongkan, serta memilih hal-hal pokok untuk dicari garis tengahnya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas untuk mempermudah kegiatan pengumpulan data selanjutnya.

b. Kategorisasi

Pada tahap kategorisasi ini, peneliti memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan untuk kemudian diberikan label. Kategorisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasikan data yang telah dirangkum ke dalam fokus permasalahan mengenai implementasi program yaitu perencanaan, proses, evaluasi, dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi.

c. Display data

Display data merupakan kegiatan penyusunan informasi yang telah dirangkum dan diklasifikasikan. Menurut Miles dan Huberman (2006: 17) penyajian merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Kegiatan penyajian data ini dapat dilakukan dengan pembuatan , tabel, dan narasi yang menjelaskan data hasil penelitian yang telah disusun. Hal ini


(37)

dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi untuk kemudian merencanakan kerja selanjutnya. Data yang telah didisplay dijadikan bahan untuk dilakukannya kegiatan analisis.

d. Kesimpulan dan vertifikasi

Langkah keempat dalam teknik analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membuat pernyataan-pernyataan yang mengacu pada permasalahan yang diteliti. Semakin jelas data yang diperoleh maka pada saat penarikan kesimpulan yang kredibel dengan dukungan data yang akurat. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat harus diverifikasi dengan melakukan tinjauan ulang pada catatan-catatan ataupun kegiatan peninjauan ulang kelapangan, untuk kemudian dilakukan triangulasi data.

F. Validitas

Untuk menjaga hasil validitas data dan keobjekan hasil penelitian dalam penelitian kualitatif tafsiran dan kesimpulan menggunakan uji validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Uji validitas pada penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2010) meliputi:

a. Validitas internal, dimana hasil wawancara dicek dengan hasil observasi dan dokumentasi.


(38)

b. Validitas eksternal, dimana peneliti mempertanggung jawabkan secara rinci sehingga memungkinkan pembaca lain mengaplikasikan hasil penelitian.

c. Realiabilitis, proses ini dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan akan data hasil penelitian dan dilakukan dengan car pencatatan lapangan, mengolah data, serta melaporkan hasil dari penelitian.


(39)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini berpijak pada deskripsi empirik mengenai implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup di taman kanak-kanak yang meliputi perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru, pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan kegiatan guru dan anak serta media yang digunakan, penilaian yang dilakukan guru, kendala atau masalah yang ada pada implementasi pendidikan lingkungan hidup yang terjadi dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penemuan pada bab sebelumnya sehingga dapat disimpulkan bahwa:

a. Perencanaan dalam implementasi kuriukulum pendidikan lingkungan hidup di TK negeri Centeh Kota Bandung dirumuskan kedalam perencanaan semester, perencanaan kegiatan mingguan, perencanaan kegiatan harian. Perencanaan tersebut dibuat secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan terpadu yang diorganisasi melalui tema-tema pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum permen 58 dengan dipadukan dengan kurikulum pendidikan lingkungan hidup kota bandung. Dengan dipertimbangkan kondisi dari lingkungan TK Negeri Centeh Kota Bandung dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan dan karekteristik perkembangan anak.

b. Pelaksanaan kurikulum pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung melibatkan tiga ranah kompetensi yang meliputi


(40)

kemampuan kognitif, kemampuan afektif, kemampuan psikomotor yang dikembangkan di TK Negeri Centeh Kota Bandung. Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup pada aspek kemampuan kognitif yang dikembangkan dalam pendidikan lingkunag hidup ini diantaranya adalah kemampuan memahami konsep mengingat nilai-nilai K3 dalam kehidupan dirumah, sekolah dan masyarakat. Dengan kegiatan pendidikan lingkungan hidup (PLH) “ membersihkan dan membereskan mainan dikelas (operasi disetiap area didalam kelas). Kemampuan afektif yang dikembangkan dalam pendidikan lingkungan hidup diantaranya adalah dengan cara menerima dan mereaksi tentang konsep dari pendidikan lingkungan hidup, menilai dari konsep pendidikan lingkungan hidup, mengembangkan, memadukan pendidikan lingkungan hidup, dalam implementasikan pada proses pembelajarannya seperti menerima konsep nilai-nilai ketertiban, kebersihan dan keindahan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kemampuan psikomotor yang dikembangkan dalam pendidikan lingkungan hidup diantaranya adalah memahami konsep dasar lingkungan, menerima konsep dasar lingkungan hidup, membiasakan diri untuk berbuat baik dalam memelihara lingkungan hidup, mengingat nilai-nilai K3 dalam kehidupan di rumah, sekolah dan masyarakat, menerima nilai-nilai ketertiban, kebersihan, dan keindahan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, membiasakan diri melakukan perbuatan yang baik dalam melaksanakan ketertiban, kebersihan, dan keindahan (K3).


(41)

c. Penilian pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan di TK Negeri Centeh Kota Bandung melibatkan penilaian terhadap hasil karya anak, penilaian dalam bentuk catatan observasi, penilaian berbentuk catatan perkembangan anak, penilaian dalam bentuk raport. Penilaian yang diberikan dituliskan dalam bentuk rancanagan satuan kegiatan harian dengan bentuk penghargaan berupa pujian. Penilaian dilakukan oleh guru kepada anak selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Kendala atau masalah dalam implementasi lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah (1) masalah yang terkait dengan kompetensi guru; (2) masalah terkait dengan keragaman kemampuan, bakat dan potensi anak dalam menyerap materi pendidikan lingkungan hidup dan (3) rendahnya kontrol pihak orang tua dalam memotret perkembangan kemampuan anak yang diperoleh oleh guru sehingga menuntut upaya kerjasama efektif dengan orang tua. Oleh karena itu solusi yang dilakukan oleh guru dan pihak lembaga TK Negeri Centeh Kota Bandung dalam upaya mengatasi problematika di atas adalah (1); mengupayakan kerjasama antar guru dengan saling mengingatkan dan membantu dalam pendidikan lingkungan hidup (2) guru selalu mempunyai wawasan yang luas agar berinovatif dalam mengembangkan materi pendidikan lingkungan hidup (3) guru dan pihak lembaga memberikan reward kepada setiap orang tua yang selalu melakukan kontrol perkembangan anak melalui buku komunikasi orang tua, guru dan pihak lembaga mengadakan pertemuan dengan orang tua.


(42)

B. Rekomendasi

Setelah melakukan analisis terhadap temuan-temuan penelitian terkait dengan implementasi pendidikan lingkungan hidup di Taman kanak-kanak terdapat beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada:

a. Dinas Pendidikan

Proses implementasi kurikulum muatan lokal untuk setiap jenjang pendidikan masih belum optimal, hal tersebut yang menjadi salah satu penyebab sulitnya pencapaian tujuan pendidikan lingkungan hidup dikota Bandung, untuk itu direkomendasikan dinas pendidikan untuk melakukan pengkajian ulang mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup di setiap satuan pendidikan.

b. Kepada pihak TK Negeri Centeh Kota Bandung.

a. Kegiatan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup baik dalam kegiatan pembelajaran maupun program pendidikan lingkungan hidup harus dirancang dan dilaksanakan secara terperinci, perancangan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup untuk mendatangkan ahli untuk memberikan masukan-masukan baik secara konsep maupun teori. Pakar pendidikan lingkungan hidup dapat menjadi partner dalam perencangan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup.


(43)

b. Kemampuan guru dan tim pengembangan pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung harus terus ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pengembangan profesionalisme dan pengembangan lingkungan hidup itu sendiri dengan cara melibatkan guru-guru mengikuti kegiatan seminar, pelatihan,workshop yang diadalakan oleh Dinas pendidikan untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia.

c. Media pembelajaran sebaiknya diperkaya dengan menggunakan multimedia, ataupun bentuk media lainnya.

d. Kegiatan pendidikan lingkungan hidup yang sudah sangat baik dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung dapat dilestarikan, apalagi bila dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan lain melalui kegiatan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup pada satu hari khusus tidak dikembangkan secara terpadu dengan pembelajaran lain. e. Sekolah dapat melakukan kegiatan pengembangan Pendidikan

Lingkungan Hidup yang lebih memasyarakat dan bersama dengan masyarakat membangun pendidkan lingkungan hidup secara bersama dengan mendatangkan tokoh masyarakat yang dekat lingkungan sekolah sehingga Implementasi Kurikulum Pendidikan Lingkungan hidup terintegrasi dengan masyarakat.

c. Peneliti selanjutnya.

Diharapkan untuk dapat meneliti mengenai pengaruh dan efektifitas implementasi kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup pada


(44)

tingkat satuan pendidikan agar dapat diketahui apakah kegiatan implementasi kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga menjadi kajian yang dapat dijadikan sebagai rujukan program perbaikan kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang relevan.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ali.(1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Alwasilah, A. Chaedar (2003), Pokoknya Kualitatif, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985).

Ansyar, Mocd dan H. Nurtain. (1993). Pengembangan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Depdikbud.

Cucu Eliyarti, (2005). Pemilihan dan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Dirjen Dikti: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007) Pedoman dan Acuan Pengembangan Muatan Lokal. Depdikbud Kanwil Propinsi Jawa Barat

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta.

Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3

Hamalik (2006). Pengembangan Sumber Daya Manusia Menajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Penedekatan Terpadu. Jakarta Bumi Aksara.

Hamalik (2000). Model-model Pengembangan Kurikulum. Bandung. Hamalik (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik (2006). Manajemen Implementasi Kurikulum. Draft I. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasan (1998). Evaluasi Kurikulum. Jakarta : P2LPTK

Kaligis.J.R.E. (1994/1995). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikdasmen.


(46)

Majid. (2005). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Mariyana, Rita. (2005). Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Nasution, S.(2003). Metode Reseaech, Jakarta : Bumi Aksara.

Nugraha, Ali dkk. (2005). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta Universitas Terbuka.

Sudjino, Anas. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sujino, N.Y. (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta UT. DIKNAS Soedijarto, (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Sukmadinata. (2001). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Kusumah Karya. Sukmadinata (2006). Metedologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda karya Undang-Undang Sistem Pendidikan Naional No. 20 Tahun 2003 pasal 31 Tentang Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Nasional.


(1)

c. Penilian pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan di TK Negeri Centeh Kota Bandung melibatkan penilaian terhadap hasil karya anak, penilaian dalam bentuk catatan observasi, penilaian berbentuk catatan perkembangan anak, penilaian dalam bentuk raport. Penilaian yang diberikan dituliskan dalam bentuk rancanagan satuan kegiatan harian dengan bentuk penghargaan berupa pujian. Penilaian dilakukan oleh guru kepada anak selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Kendala atau masalah dalam implementasi lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah (1) masalah yang terkait dengan kompetensi guru; (2) masalah terkait dengan keragaman kemampuan, bakat dan potensi anak dalam menyerap materi pendidikan lingkungan hidup dan (3) rendahnya kontrol pihak orang tua dalam memotret perkembangan kemampuan anak yang diperoleh oleh guru sehingga menuntut upaya kerjasama efektif dengan orang tua. Oleh karena itu solusi yang dilakukan oleh guru dan pihak lembaga TK Negeri Centeh Kota Bandung dalam upaya mengatasi problematika di atas adalah (1); mengupayakan kerjasama antar guru dengan saling mengingatkan dan membantu dalam pendidikan lingkungan hidup (2) guru selalu mempunyai wawasan yang luas agar berinovatif dalam mengembangkan materi pendidikan lingkungan hidup (3) guru dan pihak lembaga memberikan reward kepada setiap orang tua yang selalu melakukan kontrol perkembangan anak melalui buku komunikasi orang tua, guru dan pihak lembaga mengadakan pertemuan dengan orang tua.


(2)

B. Rekomendasi

Setelah melakukan analisis terhadap temuan-temuan penelitian terkait dengan implementasi pendidikan lingkungan hidup di Taman kanak-kanak terdapat beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada:

a. Dinas Pendidikan

Proses implementasi kurikulum muatan lokal untuk setiap jenjang pendidikan masih belum optimal, hal tersebut yang menjadi salah satu penyebab sulitnya pencapaian tujuan pendidikan lingkungan hidup dikota Bandung, untuk itu direkomendasikan dinas pendidikan untuk melakukan pengkajian ulang mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup di setiap satuan pendidikan.

b. Kepada pihak TK Negeri Centeh Kota Bandung.

a. Kegiatan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup baik dalam kegiatan pembelajaran maupun program pendidikan lingkungan hidup harus dirancang dan dilaksanakan secara terperinci, perancangan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup untuk mendatangkan ahli untuk memberikan masukan-masukan baik secara konsep maupun teori. Pakar pendidikan lingkungan hidup dapat menjadi partner dalam perencangan implementasi kurikulum pendidikan lingkungan hidup.


(3)

b. Kemampuan guru dan tim pengembangan pendidikan lingkungan hidup di TK Negeri Centeh Kota Bandung harus terus ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pengembangan profesionalisme dan pengembangan lingkungan hidup itu sendiri dengan cara melibatkan guru-guru mengikuti kegiatan seminar, pelatihan,workshop yang diadalakan oleh Dinas pendidikan untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia.

c. Media pembelajaran sebaiknya diperkaya dengan menggunakan multimedia, ataupun bentuk media lainnya.

d. Kegiatan pendidikan lingkungan hidup yang sudah sangat baik dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung dapat dilestarikan, apalagi bila dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan lain melalui kegiatan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup pada satu hari khusus tidak dikembangkan secara terpadu dengan pembelajaran lain. e. Sekolah dapat melakukan kegiatan pengembangan Pendidikan

Lingkungan Hidup yang lebih memasyarakat dan bersama dengan masyarakat membangun pendidkan lingkungan hidup secara bersama dengan mendatangkan tokoh masyarakat yang dekat lingkungan sekolah sehingga Implementasi Kurikulum Pendidikan Lingkungan hidup terintegrasi dengan masyarakat.

c. Peneliti selanjutnya.

Diharapkan untuk dapat meneliti mengenai pengaruh dan efektifitas implementasi kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup pada


(4)

tingkat satuan pendidikan agar dapat diketahui apakah kegiatan implementasi kurikulum muatan lokal pendidikan lingkungan hidup yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga menjadi kajian yang dapat dijadikan sebagai rujukan program perbaikan kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang relevan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali.(1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Alwasilah, A. Chaedar (2003), Pokoknya Kualitatif, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985).

Ansyar, Mocd dan H. Nurtain. (1993). Pengembangan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Depdikbud.

Cucu Eliyarti, (2005). Pemilihan dan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Dirjen Dikti: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2007) Pedoman dan Acuan Pengembangan Muatan Lokal. Depdikbud Kanwil Propinsi Jawa Barat

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta.

Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: YA3

Hamalik (2006). Pengembangan Sumber Daya Manusia Menajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Penedekatan Terpadu. Jakarta Bumi Aksara.

Hamalik (2000). Model-model Pengembangan Kurikulum. Bandung. Hamalik (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik (2006). Manajemen Implementasi Kurikulum. Draft I. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasan (1998). Evaluasi Kurikulum. Jakarta : P2LPTK

Kaligis.J.R.E. (1994/1995). Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikdasmen.


(6)

Majid. (2005). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Mariyana, Rita. (2005). Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Nasution, S.(2003). Metode Reseaech, Jakarta : Bumi Aksara.

Nugraha, Ali dkk. (2005). Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta Universitas Terbuka.

Sudjino, Anas. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sujino, N.Y. (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta UT. DIKNAS Soedijarto, (1993). Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Sukmadinata. (2001). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Kusumah Karya. Sukmadinata (2006). Metedologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda karya Undang-Undang Sistem Pendidikan Naional No. 20 Tahun 2003 pasal 31 Tentang Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Nasional.


Dokumen yang terkait

Gaya Hidup Wanita "Single Perent" Di Kota Bandung Dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent Dalam Lingkungan Kerjanya Di Kota Bandung)

1 25 105

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG.

0 3 30

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA DI TAMAN KANAK – KANAK : Penelitian Deskriptif pada Kelompok B TK Negeri Pembina Citarip Kotamadya Bandung Tahun Ajaran 2014–2015.

0 3 30

BEST PRACTICES PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA CITARIP KOTA BANDUNG: Penelitian Deskriptif Kualitatif di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Citarip Kota Bandung.

0 4 46

IMPLEMENTASI PROGRAM HOME VISIT DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA CITARIP : Studi Deskriptif Kualitatif Program Home Visit di TKN Pembina Citarip Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015.

0 1 41

KAJIAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA BANDUNG: Studi Kasus di SMPN 7 Kota Bandung.

0 1 30

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN BERMUATAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI : Studi Deskriptif di SMA Negeri 8 Bandung.

0 0 38

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN PADA ANAK USIA DINI :Studi Kasus tentang Program Pembelajaran Pendidikan Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Centeh Kota Bandung.

0 2 40

EFEKTIVITAS MEDIA DADU HURUF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Kuasi Eksperimen di Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung.

0 0 92

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SMA NEGERI 1 PREMBUN.

4 6 253