KARAKTERISTIK PAJANAN JARUM SUNTIK PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR.
KARAKTERISTIK PAJANAN JARUM SUNTIK PADA TENAGA
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR
Putu Herdita Sudiantara1, I Ketut Agus Somia2
1
2
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Samglah
ABSTRAK
Infeksi HIV merupakan masalah besar dibidang kesehatan dunia. Pada tahun
2012, Unaid mencatat 35,3 juta orang terinfeksi virus HIV. Tenaga kesehatan memiliki
resiko yang tinggi terinfeksi virus HIV dari pajanan jarum suntik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari paparan jarum suntik pada pekerja
kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh kasus pajanan jarum
suntik pada tenaga di RSUP Sanglah dalam periode Januari 2013 sampai September
2013. Dari periode Januari 2013 sampai September 2013, di klinik VCT RSUP Sanglah
Denpasar ditemukan 52 kasus. Frekuensi wanita terkena pajanan jarum suntik lebih
besar daripada laki-laki (59,6%). Menurut distribusi pekerjaan, mahasiswa kedokteran
paling sering terkena pajanan jarum suntik (42,3%). Berdasarkan kegiatan tenaga
kesehatan, pemasangan infus memiliki resiko tertinggi terkena pajanan (25%) dan
diikuti pengambilan sample darah (23,1%). Kasus pajanan jarum suntik di RSUP
Sanglah didominasi oleh mahasiswa kedokteran (42,3%). Pada sebagian besar dari
kasus tidak diberikan proflaksis (59%). Anti HIV stastus dari pasien yang terpajan
jarum suntik setelah tiga bulan adalah negatif.
Kata kunci : Pajanan jarum suntik, tenaga kesehatan, RSUP Sanglah periode 2013.
CHARACTERISTIC OF NEEDLE STICK INJURY ON HEALTH
CARE WORKERS IN RSUP SANGLAH DENPASAR
Putu Herdita Sudiantara, I Ketut Agus Somia
ABSTRACT
Background: HIV infection is biggest health problem in the world. In 2012 Unaid
noted that 35.3 million people get infections by HIV virus. Health care worker have a
high risk for HIV infection from needle stick injuries. Aim of this study to know about
the characteristics of needle stick injuries to health care workers in RSUP Sanglah,
Denpasar. The study design was descriptive study. The subject of this study has taken
from all case of needle stick injuries among health care worker in RSUP Sanglah on
period January 2013 until September 2013. On period January 2013 until September
2013 at Voluntary Counselling and Testing in RSUP Sanglah Denpasar were 52 cases.
The frequency of female who had needle stick injuries is bigger from male (59,6%).
Profession distribution show medical students were the most common who had needle
stick injuries (42.3%). From the health care workers activities were set a infusion drip
have a highest risk (25%) and followed by getting blood specimens (23,1%). Needle
stick injury case in RSUP Sanglah is dominated by medical student (42,3%). The most
type of case in this study didn’t give a prophylaxis (59%). Anti HIV status of needle
stick injuries people 3 month after exposed were negative.
Keywords: Needle stick injuries, health care workers, RSUP Sanglah, 2013 period.
yang terkontaminasi cairan tubuh pasien
PENDAHULUAN
Pajanan
Okupasi
atau
yang terinfeksi.
kecelakaan dalam bekerja bisa terjadi
Tenaga
kesehatan
sangat
dimana saja. Kecelakan dalam bekerja
berisiko terpapar berbagai penyakit
diakibatkan
menular. Hal ini dikarenakan tenaga
oleh
kelalaian
pekerja,
bekerja melebihi batas kemampuan atau
kesehatan
ergonomis yang buruk dalam bekerja.
langsung dengan pasien ataupun alat
Dalam
medis
bidang
kesehatan
kelalaian
bekerja
yang
telah
berhubungan
terkontaminasi.
dalam bekerja bisa terjadi pada siapa
Penyebaran penyakit dapat melalui
saja. Salah satunya adalah tertusuk
banyak cara seperti udara, kontak
jarum atau benda tajam di rumah sakit.
langsung ataupun cairan tubuh. Salah
Jarum suntik dan alat medis yang tajam
satu
merupakan alat medis yang bersentuhan
penularannya
langsung dengan jaringan tubuh dan
HIV/AIDS merupakan penyakit yang
darah pasien. Tenaga kesehatan yang
dapat ditularkan melalui jaringan tubuh
lalai dapat tertular melalui jarum suntik
dan cairan tubuh seperti darah. Data
penyakit
yang
adalah
tinggi
resiko
HIV/AIDS.
tentang
jumlah
kesehatan
kejadian
yang tertusuk
tenaga
jarum
di
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21
November – 25 November 2013 di
Indonesia masih sangat sedikit. Masi
klinik VCT RSUP Sanglah.
sangat jarang yang peduli tentang resiko
Populasi dan Sampel
dari pajanan jarum suntik. Tenaga
Populasi pada penelitian ini adalah
kesehatan masih tidak terlalu paham
tenaga kesehatan yang terpajan jarum
tentang pentingnya profilaksis setelah
suntik dan melakukan konseling ke
terpajan jarum suntik.1,2
klinik VCT RSUP Sanglah.
Penyakit
infeksi
HIV/AIDS
Sampel
pada
penelitian
ini
merupakan masalah bagi seluruh dunia.
adalah seluruh kasus pajanan jarum
Menurut UNAIDS pada tahun 2012
suntik yang tercatat pada rekaman
terdapat 35,3 juta orang yang mengidap
medik di klinik VCT RSUP Sanglah
HIV. Dan kasus baru terinfeksi HIV
pada tahun 2013.
pada tahun 2012 mencapai 2,3 juta
Definisi Operasional
orang. Dengan total yang meninggal
1. Tenaga kesehatan yang terpajan
mencapai 1,6 juta orang. UNAIDS juga
jarum suntik adalah seluruh tenaga
mencatat di asia selatan dan asia
kesehatan
tenggara terdapat 3,9 juta orang yang
suntik pada saat bekerja di fasilitas
mengidap virus ini.3 Di Indonesia Ditjen
kesehatan dan melakukan konseling
PP & PL Kemenkes RI melaporkan
ke klinik VCT RSUP Sanglah.
kasus HIV aids sampai juni 2013
mencapai 113.267 dengan provinsi Bali
tercatat 10.417 kasus.4
yang
terpajan
jarum
2. Sosiodemografi
a. Jenis kelamin
Jenis
kelamin
dibagi
ber-
dasarkan fenotipe menjadi dua
yaitu laki-laki dan perempuan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
studi
b. Umur
descriptive dari kasus pajanan jarum
Umur terakhir tenaga kesehatan
suntik pada tenaga kesehatan yang
yang tercantum pada identitas
melakukan VCT di klinik VCT RSUP
tenaga kesehatan
dipergunakan
c. Profesi
merupakan seluruh kasus di klinik VCT
Profesi
RSUP Sanglah dari bulan Januari 2013
pekerjaan tenaga kesehatan yang
sampai bulan November 2013.
diklasifikasikan menjadi dokter,
Tempat dan Waktu Penelitian
perawat, mahasiswa kedokteran,
sanglah.
Data
yang
merupakan
jenis
bidan, petugas lab dan cleaning
servis.
5. Kegiatan
terpajan
tenaga
kesehatan
adalah
kegiatan
saat
yang
3. Derajat berat pajanan merupakan
dilakukan seperti : tindakan operasi,
tingkat keparahan paparan terhadap
mengambil darah, memasang infus,
sampel.
dan lain-lain.
Derajat pajanan dibagi
menjadi :
a. Kode pajanan 1 (KP 1) pajanan
6. Pemberian
Profilaksis
adalah
pemberian
profilaksis
berupa
yang mengenai kulit bervolume
regimen
sedikit, setetes atau dalam waktu
Zidovudine,
singkat.
dan Efaviren.
ARV
yaitu
kombinasi
Lamivudine,
Aluvia
b. Kode pajanan 2 (KP 2) pajanan
7. Status HIV tenaga kesehatan setelah
yang mengenai kulit berupa
diberikan profilaksis adalah status
goresan superfisial.
tenaga kesehatan setelah 3 bulan
c. Kode pajanan 3 (KP 3) pajanan
oleh
jarum
suntik
yang
berlubang besar atau alat medis
pemberian
dievaluasi
profilaksi
dengan
tes
yang
antibodi
antiHIV serum.
tajam yang melukai jaringan/
tusukan tajam.
HASIL PENELITIAN
4. Lama pajanan adalah durasi waktu
Dijumpai 52 kasus tenaga kesehatan
antara pajanan sampai datang ke
RSUP Sanglah yang terpajan jarum
klinik
pajanan
suntik dan mencari pengobatan di klinik
digolongkan menjadi 72
2013 sampai dengan November 2013.
VCT.
Lama
jam.
Tabel 1. Distribusi pajanan jarum suntik berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Jumlah
Presentase
Laki-Laki
21
40,4
Perempuan
31
59,6
Total
52
100
Tabel 2. Distribusi pajanan jarum suntik berdasarkan umur
Kelompok umur
Frekuensi
(Tahun)
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR
Putu Herdita Sudiantara1, I Ketut Agus Somia2
1
2
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Samglah
ABSTRAK
Infeksi HIV merupakan masalah besar dibidang kesehatan dunia. Pada tahun
2012, Unaid mencatat 35,3 juta orang terinfeksi virus HIV. Tenaga kesehatan memiliki
resiko yang tinggi terinfeksi virus HIV dari pajanan jarum suntik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari paparan jarum suntik pada pekerja
kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh kasus pajanan jarum
suntik pada tenaga di RSUP Sanglah dalam periode Januari 2013 sampai September
2013. Dari periode Januari 2013 sampai September 2013, di klinik VCT RSUP Sanglah
Denpasar ditemukan 52 kasus. Frekuensi wanita terkena pajanan jarum suntik lebih
besar daripada laki-laki (59,6%). Menurut distribusi pekerjaan, mahasiswa kedokteran
paling sering terkena pajanan jarum suntik (42,3%). Berdasarkan kegiatan tenaga
kesehatan, pemasangan infus memiliki resiko tertinggi terkena pajanan (25%) dan
diikuti pengambilan sample darah (23,1%). Kasus pajanan jarum suntik di RSUP
Sanglah didominasi oleh mahasiswa kedokteran (42,3%). Pada sebagian besar dari
kasus tidak diberikan proflaksis (59%). Anti HIV stastus dari pasien yang terpajan
jarum suntik setelah tiga bulan adalah negatif.
Kata kunci : Pajanan jarum suntik, tenaga kesehatan, RSUP Sanglah periode 2013.
CHARACTERISTIC OF NEEDLE STICK INJURY ON HEALTH
CARE WORKERS IN RSUP SANGLAH DENPASAR
Putu Herdita Sudiantara, I Ketut Agus Somia
ABSTRACT
Background: HIV infection is biggest health problem in the world. In 2012 Unaid
noted that 35.3 million people get infections by HIV virus. Health care worker have a
high risk for HIV infection from needle stick injuries. Aim of this study to know about
the characteristics of needle stick injuries to health care workers in RSUP Sanglah,
Denpasar. The study design was descriptive study. The subject of this study has taken
from all case of needle stick injuries among health care worker in RSUP Sanglah on
period January 2013 until September 2013. On period January 2013 until September
2013 at Voluntary Counselling and Testing in RSUP Sanglah Denpasar were 52 cases.
The frequency of female who had needle stick injuries is bigger from male (59,6%).
Profession distribution show medical students were the most common who had needle
stick injuries (42.3%). From the health care workers activities were set a infusion drip
have a highest risk (25%) and followed by getting blood specimens (23,1%). Needle
stick injury case in RSUP Sanglah is dominated by medical student (42,3%). The most
type of case in this study didn’t give a prophylaxis (59%). Anti HIV status of needle
stick injuries people 3 month after exposed were negative.
Keywords: Needle stick injuries, health care workers, RSUP Sanglah, 2013 period.
yang terkontaminasi cairan tubuh pasien
PENDAHULUAN
Pajanan
Okupasi
atau
yang terinfeksi.
kecelakaan dalam bekerja bisa terjadi
Tenaga
kesehatan
sangat
dimana saja. Kecelakan dalam bekerja
berisiko terpapar berbagai penyakit
diakibatkan
menular. Hal ini dikarenakan tenaga
oleh
kelalaian
pekerja,
bekerja melebihi batas kemampuan atau
kesehatan
ergonomis yang buruk dalam bekerja.
langsung dengan pasien ataupun alat
Dalam
medis
bidang
kesehatan
kelalaian
bekerja
yang
telah
berhubungan
terkontaminasi.
dalam bekerja bisa terjadi pada siapa
Penyebaran penyakit dapat melalui
saja. Salah satunya adalah tertusuk
banyak cara seperti udara, kontak
jarum atau benda tajam di rumah sakit.
langsung ataupun cairan tubuh. Salah
Jarum suntik dan alat medis yang tajam
satu
merupakan alat medis yang bersentuhan
penularannya
langsung dengan jaringan tubuh dan
HIV/AIDS merupakan penyakit yang
darah pasien. Tenaga kesehatan yang
dapat ditularkan melalui jaringan tubuh
lalai dapat tertular melalui jarum suntik
dan cairan tubuh seperti darah. Data
penyakit
yang
adalah
tinggi
resiko
HIV/AIDS.
tentang
jumlah
kesehatan
kejadian
yang tertusuk
tenaga
jarum
di
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21
November – 25 November 2013 di
Indonesia masih sangat sedikit. Masi
klinik VCT RSUP Sanglah.
sangat jarang yang peduli tentang resiko
Populasi dan Sampel
dari pajanan jarum suntik. Tenaga
Populasi pada penelitian ini adalah
kesehatan masih tidak terlalu paham
tenaga kesehatan yang terpajan jarum
tentang pentingnya profilaksis setelah
suntik dan melakukan konseling ke
terpajan jarum suntik.1,2
klinik VCT RSUP Sanglah.
Penyakit
infeksi
HIV/AIDS
Sampel
pada
penelitian
ini
merupakan masalah bagi seluruh dunia.
adalah seluruh kasus pajanan jarum
Menurut UNAIDS pada tahun 2012
suntik yang tercatat pada rekaman
terdapat 35,3 juta orang yang mengidap
medik di klinik VCT RSUP Sanglah
HIV. Dan kasus baru terinfeksi HIV
pada tahun 2013.
pada tahun 2012 mencapai 2,3 juta
Definisi Operasional
orang. Dengan total yang meninggal
1. Tenaga kesehatan yang terpajan
mencapai 1,6 juta orang. UNAIDS juga
jarum suntik adalah seluruh tenaga
mencatat di asia selatan dan asia
kesehatan
tenggara terdapat 3,9 juta orang yang
suntik pada saat bekerja di fasilitas
mengidap virus ini.3 Di Indonesia Ditjen
kesehatan dan melakukan konseling
PP & PL Kemenkes RI melaporkan
ke klinik VCT RSUP Sanglah.
kasus HIV aids sampai juni 2013
mencapai 113.267 dengan provinsi Bali
tercatat 10.417 kasus.4
yang
terpajan
jarum
2. Sosiodemografi
a. Jenis kelamin
Jenis
kelamin
dibagi
ber-
dasarkan fenotipe menjadi dua
yaitu laki-laki dan perempuan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
studi
b. Umur
descriptive dari kasus pajanan jarum
Umur terakhir tenaga kesehatan
suntik pada tenaga kesehatan yang
yang tercantum pada identitas
melakukan VCT di klinik VCT RSUP
tenaga kesehatan
dipergunakan
c. Profesi
merupakan seluruh kasus di klinik VCT
Profesi
RSUP Sanglah dari bulan Januari 2013
pekerjaan tenaga kesehatan yang
sampai bulan November 2013.
diklasifikasikan menjadi dokter,
Tempat dan Waktu Penelitian
perawat, mahasiswa kedokteran,
sanglah.
Data
yang
merupakan
jenis
bidan, petugas lab dan cleaning
servis.
5. Kegiatan
terpajan
tenaga
kesehatan
adalah
kegiatan
saat
yang
3. Derajat berat pajanan merupakan
dilakukan seperti : tindakan operasi,
tingkat keparahan paparan terhadap
mengambil darah, memasang infus,
sampel.
dan lain-lain.
Derajat pajanan dibagi
menjadi :
a. Kode pajanan 1 (KP 1) pajanan
6. Pemberian
Profilaksis
adalah
pemberian
profilaksis
berupa
yang mengenai kulit bervolume
regimen
sedikit, setetes atau dalam waktu
Zidovudine,
singkat.
dan Efaviren.
ARV
yaitu
kombinasi
Lamivudine,
Aluvia
b. Kode pajanan 2 (KP 2) pajanan
7. Status HIV tenaga kesehatan setelah
yang mengenai kulit berupa
diberikan profilaksis adalah status
goresan superfisial.
tenaga kesehatan setelah 3 bulan
c. Kode pajanan 3 (KP 3) pajanan
oleh
jarum
suntik
yang
berlubang besar atau alat medis
pemberian
dievaluasi
profilaksi
dengan
tes
yang
antibodi
antiHIV serum.
tajam yang melukai jaringan/
tusukan tajam.
HASIL PENELITIAN
4. Lama pajanan adalah durasi waktu
Dijumpai 52 kasus tenaga kesehatan
antara pajanan sampai datang ke
RSUP Sanglah yang terpajan jarum
klinik
pajanan
suntik dan mencari pengobatan di klinik
digolongkan menjadi 72
2013 sampai dengan November 2013.
VCT.
Lama
jam.
Tabel 1. Distribusi pajanan jarum suntik berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Jumlah
Presentase
Laki-Laki
21
40,4
Perempuan
31
59,6
Total
52
100
Tabel 2. Distribusi pajanan jarum suntik berdasarkan umur
Kelompok umur
Frekuensi
(Tahun)