Pola Hubungan Legislatif dan Eksekutif Dalam Penyusunan Anggaran Pembelanjaan Biaya Daerah Tahun 2015 di Kabupaten Labuhanbatu

BAB II
PROFIL DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU T/A 2014-2015

2.1 Gambaran Umum Geografis, Administratif dan Demografi Kabupaten
Labuhanbatu
Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut
Belanda datang kesebuah kampung di Hulu Labuhanbilik tepatnya di Desa Sei
Rakyat sekarang. Di kampung ini Belanda membangun tempat pendaratan kapal
dari batu beton. Tempat ini berkembang menjadi tempat persinggahan dan
pendaratan kapal yang kemudian menjadi kampung besar dengan nama
Pelabuhanbatu. Masyarakat mempersingkat sebutannya menjadi Labuhanbatu,
nama ini kemudian melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Kabupaten
Labuhanbatu.
Sebelum kemerdekaan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu terdapat 4
kesultanan, yaitu a) Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang, b)
Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir, c) Kesultanan Bilah
berkedudukan di Negeri Lama, dan d) Kesultanan Panai berkedudukan di
Labuhanbilik Setelah kemerdekaan keempat kesultanan ini menjadi wilayah
Kabupaten Labuhanbatu sesuai ketetapan komite nasional daerah keresidenan
Sumatera Timur tanggal 19 Juni 1946.
Kabupaten Labuhanbatu secara geografis terletak pada kordinat antara

1º41’ - 2º44’ LU (Lintang Utara) dan 99º33 - 100º22 BT (Bujur Timur) dengan
ketinggian 0 – 700 meter diatas permukaan laut (dpl). Kabupaten Labuhanbatu

45
Universitas Sumatera Utara

merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur di bagian
timur Provinsi Sumatera Utara.
Sebelum pemekaran, wilaya administratif Kabupaten Labuhanbatu terdiri
atas 22 Kecamatan dan 243 desa/kelurahan. Dengan dikeluarkannya UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan di Provinsi Sumatera Utara, maka wilayah administratif
Kabupaten Labuhanbatu Ibukotanya Rantauprapat setelah dimekarkan menjadi 3
(tiga) bagian menempati area seluas 922.318 Ha (9.223,18 km2) atau setara
dengan 12,87% dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, terdiri dari 9
Kecamatan dan 98 desa/kelurahan. Dari pemekaran tersebut, posisi Kabupaten
Labuhanbatu berada diantara Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan.
Saat ini secara administrasi, wilayah Kabupaten Labuhanbatu sebalah

utara berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka, di
bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

dan

Kabupaten Padang Lawas Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Labuhanbatu Utara dan sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Riau.
Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari kawasan pamai dan Kawasan non
pantai Kawasan pantai terdapat di wilayah 3 (tiga) kecamatan, yakni Kecamatan
Panai Tengah, Kecamatan Panai Hilir, dan Kecamatan Panai Hulu. Sedangkan
kawasan non pantai terdapat di wilayah 6 (enam) kecamatan lainya, yaitu

46
Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Bilah Barat, Kecamatan Rantau Utara, Kecamatan Rantau Selatan,
Kecamatan Bilah Hulu, Kecamatan Pangkatan dan Kecamatan Bilah Hilir.
Meskipun telah mekar, Kabupaten Labuhanbatu tetap memiliki wilayah
yang bervariasi dari laut hingga bukit. Akibat kawasan Labuhanbatu yang berada
di sekitar wilayah laut dan daratan, maka Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

memproyeksikan sebuah rencana strategis penataan ruang. Tujuan penataan ruang
Kabupaten

Labuhanbatu

pada

prinsipnya

merupakan

sarana/alat

yang

menggambarkan perencanaan ruang Kabupaten Labuhanbatu dalam mewujudkan
tujuan pembangunan Kabupaten Labuhanbatu masa kini maupun akan datang
sesuai kebutuhan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat
ditetapkan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu, adalah :
”Mewujudkan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Sebagai Pusat Jasa Dan Agro

Industri Yang Berdaya Saing Dengan Mengoptimalkan Posisi Strategis Dan
Potensi Perkebunan Dan

Industri Yang

Berwawasan

Lingkungan

Dan

Berkelanjutan”
Sektor pertanian dan perkebunan memberikan kontribusi 23,4% dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Labuhanbatu, sehingga menjadi sektor kedua
terbesar dalam struktur perekonomian kabupaten. Sektor ini digerakkan oleh sub
sektor perkebunan rakyat, dimana kelapa sawit dan karet menjadi komoditas
utama. Produksi kelapa sawit sebesar 413.864 Ton dengan luas panen 32.463 Ha,
sementara produksi getah karet sebesar 17.642 Ton dengan luas panen 18.777 Ha.
Di samping kedua komoditas, komoditas yang cukup menonjol adalah kelapa
yang menghasilkan produksi sebesar 3.163 Ton dengan luas panen 3.389 Ha.


47
Universitas Sumatera Utara

Secara keseluruhan, perkebunan rakyat memiliki luas panen terbesar dan
mengambil porsi terbesar dalam struktur mata pencaharian penduduk. Kemudian
dari sub sektor pertanian tanaman pangan juga memiliki peran penting, dimana
padi sawah merupakan komoditas utama. Produksi padi adalah sebesar 88.532
Ton dengan luas panen 24.257 Ha. Selanjutnya, sub sektor perikanan juga
memiliki peran menonjol terutama perikanan laut, dimana sentra perikanan berada
di Kecamatan Pantai Hilir dan lokasi pemasaran ke Kota Tanjung Balai. Sektor
pertambangan memberikan kontribusi yang terbatas dalam perekonomian
kabupaten, yaitu hanya 1,22% dalam pembentukan PDRB kabupaten. Sektor ini
digerakkan oleh beberapa kegiatan penambangan Galian-C yang tersebar di
beberapa kecamatan.
Untuk lebih jelasnya mengenai Luas Wilayah, Peta Orientasi Terhadap
Provinsi Sumatera Utara dan Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu dapat
dilihat pada Tabel 2.1 :
Tabel 2.1 : Perbandingan Wilayah Admnistratif per Kecamatan di Kabupaten
Labuhanbatu

Jumlah

Luas Wilayah
Administrasi

No

Terbangun

Kecamatan
Desa

Kelurahan

(%) thd
Ha

(%) thd
Ha


total

total

1

Bilah Hulu

24

-

29.323

11.45

-

-


2

Pangkatan

7

-

35.547

13.88

-

-

48
Universitas Sumatera Utara

3


Bilah Barat

10

-

20.298

7.92

-

-

4

Bilah Hilir

11


2

43.083

16.82

-

-

5

Panai Hulu

7

-

27.631


10.79

-

-

6

Panai Tengah

9

1

48.374

18.89

-

-

7

Panai Hilir

7

1

34.203

13.35

-

-

8

Rantau Selatan

-

9

6.432

2.51

-

-

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015

Tabel 2.2 : Rasio Jumlah Penduduk di Kabupaten Labuhanbatu

Tahun 2014

No. Kabupaten

Jlh

Kepadatan

Penduduk

Penduduk

(jiwa)

(jiwa/km2)

1. Labuhanbatu 415.110

162.065

Jlh

Jlh

Rasio

Rasio

Penduduk

Penduduk

Jenis

Beban

Laki-laki

Perempuan Kelamin Tanggungan

(jiwa)
209.924

(jiwa)

(x100)

205.186

102,30

(x100)
61,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015
Kabupaten Labuhanbatu memiliki sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang potensial serta kondisi sosial budaya. Sosial budaya di daerah
Labuhanbatu di wamai oleh corak heterogenitas penduduk yang terdiri dari
berbagai suku, ras, dan agama dengan pola budaya yang berbeda dan hingga saat
ini terbina dalam toleransi yang cukup baik, sehingga hubungan kekearabatan
berlangsung cukup baik dan harmonis.

49
Universitas Sumatera Utara

Masalah kependudukan dari tahun ke tahun selalu mendapat perhatian
lebih dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah pada khususnya. Di mana
masalah kependudukan ini sangat berkaitan emt dengan pembangunan fasilitas fasilitas publlik diantaranya, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.
Berdasarkan hasil Pendafraran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B), jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2009
sebanyak 417.584 jiwa dengan pertmnbuhan sebesar 2,03% mengakibatkan
kepadatan penduduk daerah Labuhanbatu meningkat dari 159,72 jiwa /Kmz
menjadi 163,03 jiwa/Kmz. Komposisi penduduk menurut gender Kabupaten
Labuhanbatu terdiri dari 210.358 jiwa penduduk laki - laki (50,38%) dan 207.226
jiwa penduduk perempuan (49,62%). Jumlah rumah tangga yang ada di
Kabupaten Labuhanbatu sebesar 93.943, yang rata - rata 4jiwa per rumah tangga.
Anngka sex rasio sebesar 101,5% yang berarti pedcembangan penduduk laki - laki
lebih besar dibanding dengan penduduk perempuan.
Penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoritas bersuku batak yaitu
sebanyak 187.349 jiwa kemudian diikuti dengan suku jawa sebanyak 166.792
jiwa, suku melayu sebanyak 28.072 jiwa dan suku lainya 26.567 jiwa, suku
minang sebanyak 4.478 jiwa, dan suku aceh sebanyak 1.159 jiwa. Sedangkan
agama yang dianut penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoritas agama islam
sebanyak 345.959 jiwa, kristen protestan sebanyak 49.799 jiwa, kristen katolik
sebanyak 9.860 jiwa, budha sebanyak 8.096 jiwa, dan hindu sebanyak 382 jiwa,
dan lainya sebanyak 321 jiwa.

50
Universitas Sumatera Utara

2.2 Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu yang beribukota di Rantau Prapat adalah salah
satu kabupaten yang ada di provinsiSumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu
mempunyai berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada
persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan
pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses
yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
Secara administratif, pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu (Induk) yang terdiri
atas 9 (sembilan) wilayah Kecamatan dengan 75 (tujuh puluh lima) Desa dan 23
(dua puluh tiga) Kelurahan serta 172 (seratus tujuh puluh dua) lingkungan dan
494 (empat ratus sembilan puluh empat) Dusun31 dipimpin oleh Bupati dr. H.
Tigor Panusunan Siregar dan Suhari Pane yang didukung oleh Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),Partai Peduli Rakyat
Nasional (PPRN), Partai Buruh dan Partai Damai Sejahtera (PDS) memperoleh
legitimasi sah lewat kontestasi Pemilihan Kepala daerah tahun 2010 hingga masa
bakti tahun 2015.
Visi Pembangunan Labuhanbatu 2010-2015 adalah “Labuhanbatu Mandiri
2015 menuju “Labuhanbatu Sejahtera 2020”.32

Berdasarkan penjabarannya,

31

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu selatan
di Provinsi Sumatera Utara dan Undang Nomor 23 Tahun 20018 tentang Pembentukan
Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara
32
RPJMD Kabupaten Labuhanbatu 2010-2015 : “Mandiri adalah suatu tata kehidupan masyarakat
yang ditandai dengan suatu kondisi di mana masyarakat berkemampuan untuk memenuhi lima
komponen dasar berupa terpenuhinya kebutuhan hidup dasar manusia yakni pangan,sandang
papan,pendidikan dan kesehatan Kesejahteraan masyarakat di tandai oleh semakin
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberikan perhatian
utama pada terpenuhinya kebutuhan dasar pokok manusia yang meliputi pangan ,papan,

51
Universitas Sumatera Utara

pencapaian Pemerintahan Daerah yang hendak diraih oleh Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu tidak hanya sekedar kemajuan dibidang fisik dan ekonomi saja ,
akan tetapi berupaya untuk dapat meraih kemajuan –kemajuan pada dimensi
mental – Spritual (berahklakul karimah ), keagamaan, kebudayuaan dan non
fisik,agar kehidupan masyarakat benar-benar sejahtera lahir dan batin. Misi
Pembangunan Labuhanbatu dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
tersebut adalah menyelenggarakan Pemerintahan yang efesien,efektif,bersih dan
demokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara
optimal.33
Dalam mencapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan administrasi
pemerintahan serta program dan kegiatan pemerintah, Kepada Daerah
berkewajiban membentuk perangkat daerah yang merupakan organisasi atau
sandang,kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja ,yang didukung oleh infrastruktur sosial
budaya ekonomi yang memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan ada
upaya pengentsan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.”
33
RPJMD Kabupaten Labuhanbatu 2010-2015 :
1. Meningkatkan kecerdasasan dan kualitas sumber daya kmanusia /SDM yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,melalui pelayanan pendidikanyang merata dan
berkualitas.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu ,terjangkau dan brkeadilan serta
memperdayakan masyarakat dan keluarga untuk mendorong tumbuhnyaparadigma hidup sehat
, termasuk pengobatan gratis ,bagi keluarga yang kurag mampu.
3. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong secara sungguh-sunguh
sentra-sentra ekonomi rakyat utamanyaperkebunan, pertanian,industri,perdagangan dan jasa
yang brwawasan lingkungan ,lembaga keuangan dan dan koperasi, yang didukung oleh
infrastruktur yang mememadai.
4. Meningkatkan pelaksanaan penegakan hokum yang berorientasi pada pemberantasan Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme menuju terciptanya Good Governance.
5. Melakukan revitalisasi bidang pertanian dalam rangka penigkatan pendapatan masyarakat.
6. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi pembangunan
melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja
7. Pemerataan pembangunan dan hasilnya,serta pengembangan kawasan,baik untuk
pengembangan wilayah maupun kebutuhan investasi; dan
8. Mengembangkan paham kebangsaan dan mendorong berkembangnya kehidupan beragama
guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakatMemperbaiki dan menyempurnakan
kelemahan dan kekurangan yang terjadi penyelenggaraan pemerintahan yang lalu (Ika Bina En
Pabolo).

52
Universitas Sumatera Utara

lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Perangkat Daerah
dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik,
potensi, dan kebutuhan Daerah.Dasar utama penyusunan organisasi perangkat
daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan,
namun

tidak

berarti

setiap

penanganan

urusan

pemerintahan

harus

dibentuk kedalam organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah sematamata didasarkan pada pertimbangan rasional untuk melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangandaerah secara efektif dan efisien.
Penataan Organisasi Perangkat Daerah serta penyusunan struktur
organisasi

pada

Satuan

KerjaPerangkat

Daerah

(SKPD)

saat

ini

dilakukan berdasarkan pada kerangka regulasi serta kebutuhan obyektif dan
kondisi lingkungan strategis daerah. Kerangka regulasi yang dimaksud adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 sebagai perubahan terhadap
Peraturan Pemerintah sebelumnya. Selain PP No. 41/2007, penataan kelembagaan
perangkat daerah juga memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
memiliki relevansi dengan program penataan organisasi.
Adapun Regulasi Pemerintah yang menjadi dasar pedoman pembentukan
perangkat daerah Kabupaten Labuhanbatu, adalah : 1) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) dan 2)

53
Universitas Sumatera Utara

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741). Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah.
Skema 2.1 :

Model Kelembagaan Pemerintah Daerah berdasarkan PP No.
41/2007.34

BUPATI DAN DPRD

JABATAN

SEKRETARIS DAERAH

KARIR

BADAN-BADAN DAN
KANTOR-KANTOR

DINAS-DINAS

STAF PENDUKUNG &
SEKRETARIS DEWAN

STAFF OPERASIONAL

STAFF OPERASIONAL

STAFF OPERASIONAL
JABATAN

Sumber : Adaptasi dari Peraturan Pemerintah Nomor. 41 tahun 2007,
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.
Implementasi regulasi perundangan perangkat daerah diharapkan dapat
menciptakan kelembagaan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang

34

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) : “ Pada tingkat puncak, atau dimensi politis, ada jabatan Bupati/Walikota
dan Legislatif. Dua macam jabatan ini merupakan hasil dari pilihan masyarakat. Pada lapis
kedua, ada jabatan Sekretaris Daerah. Jabatan Sekretaris Daerah selama ini dianggap sebagai
jabatan administratif atau karir puncak di daerah. Pada lapis ketiga, ada jabatan lini opersional
dan pendukung. Pada lapis keempat, ada staf operasional dan staf pendukung.”

54
Universitas Sumatera Utara

mampu menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat, situasi dan kondisi perubahan
paradigma, visi, dan misi yang berkembang dewasa ini. Pengembangan organisasi
yang lebih proporsional, datar (flat), hierarki yang pendek, bersifat jejaring,
fleksibel dan adaptif. Dengan restrukturisasi birokrasi, diharapkan daerah lebih
mampu berprakarsa dan efisien dalam mengambil kebijakan perencanaan,
pelaksanaan, atau pun pengawasan pembangunan 35.
Restrukrisasi birokrasi di Kabupaten Labuhanbatu diwujudkan dengan
membentuk Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu yang didasarkan kepada Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu,
yang terdiri atas ; 1) Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 34 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
Kabupaten Labuhanbatu, 2) Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 35
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas yang ada di
Kabupaten Labuhanbatu, 3) Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 36
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Labuhanbatu, dan 4) Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu
Nomor 37 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan di Kabupaten Labuhanbatu.
Lebih lanjut, Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah
Kabupaten Labuhanbatu berada dibawah koordinasi Sekretariat Daerah yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati. Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok
35

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) : Ringkasan Eksekutif Rekomendasi Kebijakan Penataan Kelembagaan
Pemerintahan Daerah

55
Universitas Sumatera Utara

membantu Bupati dalam menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dinas daerah
dan lembaga teknis, antara lain ; 1) Menyusun Kebijakan Pemerintah Daerah, 2)
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah, 3)
Memantu dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah, 4)
Membina administrasi dan aparatur Pemerintah Daerah, dan 5) melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Labuhanbatu, terdiri atas ; 1) Sekretaris Daerah, 2) Staf Ahli Bupati Bidang
Hukum dan Politik, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Staf Ahli Bidang
Pembangunan, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan, dan Staf Ahli Bidang Ekonomi
dan Keuangan, 3) Asisten Administrasi Pemerintahan Bagian Pemerintahan
Umum, Bagian Pertanahan, Bagian Hukum, 4) Asisten Administrasi Perekonomian,
Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Bagian Ekonomi dan Pembangunan,
Bagian Kesejahteraan Rakyat, dan Bagian Humas, 5) Asisten Administrasi Umum
Bagian Organisasi dan PAN, Bagian Umum dan Protokoler, Bagian Keuangan
dan Bagian Pengolahan Data Elektronik.
Demi
Pemerintahan

tercapainya

efektifitas

dan

Kabupaten

Labuhanbatu

efisiensi

tugas

mendelegasikan

pemerintahan,

tugas

wewenang

operasional dan administratif kepada Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu yang
terdiri atas ; Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Bina Marga, Pengairan,
Pertambangan dan Energi, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Dinas Pasar dan Kebersihan, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

56
Universitas Sumatera Utara

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan Dinas Kelautan, Perikanan dan
Peternakan.
Sedangkan dalam menunjang kinerja SKPD, maka turut dibentuk
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu yang meliputi ; Inspektorat
Kabupaten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan
Kepegawaian Daerah, Badan Lingkungan Hidup (BLH), Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa/Kelurahan, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, Kantor
Informasi Penyuluh Pertanian, Kantor Ketahanan Pangan, Kantor Arsip,
Perpustakaan dan Dokumentasi, dan Rumah Sakit Umum Daerah.
Secara ringkas, Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah
Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada skema :

57
Universitas Sumatera Utara

Skema 2.2 :

Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu
BUPATI
WAKIL BUPATI

DPRD

SEKRETARIS DAERAH

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

ASISTEN
ADMINISTASI PEMERINTAHAN
- Bag. Pemerintahan Umum
- Bag. Pertanahan
- Bag. Hukum

-

- Bag. Ekonomi dan Pembangunan
- Bag. Kesejahteraan Rakyat
- Bag. Hubungan Masyarakat

KECAMATAN

DESA/KELURAHAN

Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Dinas Pasar dan Kebersihan
Dinas Kehutanan dan Perkebunanan
Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan

- Bag. Umum & Protokoler
- Bag. Persidangan
- Bag. Keuangan

ASISTEN
ADMINISTRASI UMUM

ASISTEN
ADMINSTRASI PEREKONOMIAN, PEMBANGUNAN DAN KESRA

DINAS DAERAH
-

SEKRETARIAT DPRD

STAF AHLI:
1. Bid. Hukum & Politik
2. Bid. Pemerintahan
3. Bid. Pembangunan
4. Bid. Kemasyarakatan & Sdm
5. Bid. Ekonomi & Keuangan

Bag. Organisasi dan PAN
Bag. Umum dan Protokoler
Bag. Keuangan
Bag. Pengelolaan Data Elektronik

LEMBAGA TEKNIS DAERAH
-

SATPOL PP

Inspektorat Kabupaten
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Badan Lingkungan Hidup
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Kantor Informasi Penyuluhan Pertanian
Kantor Ketahanan Pangan
Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi
Rumah Sakit Umum Daerah

Sumber : labuhanbatukab.go.id
58
Universitas Sumatera Utara

2.3 Gambaran Umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Labuhanbatu 2014-201936
Pada pemilu tahun 2014 partai politik yang menjadi peserta pemilu di
Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 12 partai politik. Berdasarkan rekapitulasi
KPU Labuhanbatu, seluruh partai politik tersebut dapat mengirimkan utusannya
masing-masing di DPRD Kabupaten Labuhanbatu yang berjumlah 45 kursi.
Konfigurasi perolehan kursi didominasi oleh PDI Perjuangan sebanyak 6 kursi,
kemudian disusul Partai Demokrat yang juga mendapatkan 6 kursi, Partai Golkar,
Partai Hanura, dan PPP yang juga sama-sama memperoleh 5 kursi, Partai Gerinda
sebanyak 4 kursi, Partai Nasdem, PKB, dan PAN sebanyak 3 kursi, PBB dan
PKPI sebanyak 2 kursi, PKS sebanyak 1 kursi. Berikut disajikan data anggota
DPRD Labuhanbatu periode 2014-2019 :
Tabel 2.3 : Daftar Anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Periode 2014-2019
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
36

Nama Anggota DPRD / DAPIL
Arjan Priadi, A.Md,
Dapil 2
HM Arsyad Rangkuti,
Dapil 3
Sri Indra Jaya,
Dapil 5
Marisi Ulises Hasibuan, SH,
Dapil 1
Ilham Pohan,
Dapil 3
Ema Wibasari Pasaribu,
Dapil 5
Herlina Hasibuan, SH,
Dapil 5
Dahlan Bukhari, ST,
Dapil 1
Ir. Mara Munte,
Dapil 2
Abd Rahman Haiky,
Dapil 2
Suparji, SE,
Dapil 3
Aminuddin Manurung, SE,
Dapil 4
Parsono,
Dapil 5
Hj. Ellya Rosa Siregar, S.Pd,
Dapil 1
Truly Simanjuntak, SMIP,
Dapil 1

Partai Politik
Partai Nasdem

PKB
PKS

PDIP

Partai Golkar

Dokumen DPRD Kabupaten Labuhanbatu

59
Universitas Sumatera Utara

16. Hj. Meika Riyanti Siregar, SH,
Dapil 2
17. Hj. Nurmaya Shofa Tanjung,
Dapil 3
18. David Siregar,
Dapil 4
19. Dipatopan, SE,
Dapil 1
20. Abdul Roni Harahap,
Dapil 2
21. Abdul Karim Hasibuan, SH,
Dapil 3
22. Budiono,
Dapil 4
23. Kamaluddin Rambe,
Dapil 1
24. Akhyar P Simbolon, SE,
Dapil 2
25. Suriana,
Dapil 3
26. Hj. T. Meliana, S.Psi. M.Sp,
Dapil 4
27. Eka Purnama Sari, S.ST,
Dapil 4
28. Irham,
Dapil 5
29. Ir. Manor Ritonga,
Dapil 1
30 Ahmad Jais,
Dapil 2
31. Drs. Zulham Irianto,
Dapil 4
32. Hj. Siti Rohaiyah,
Dapil 1
33. Hj. Siti Raudah,
Dapil 2
34. Azmain, SP,
Dapil 3
35. H. Ilham, S.Pd,
Dapil 4
36. Muniruddin, S.Ag,
Dapil 5
37. Daniel Saut Parlindungan Tambunan, Dapil 1
38. Hj. Juraidah Harahap, A.Md,
Dapil 2
39. Saurina R Pangaribuan,
Dapil 3
40 Nurjannah Ritonga,
Dapil 4
41. Gunawan Hutabarat, ST,
Dapil 4
42. Akhmat Saipul Sirait,
Dapil 2
43. Mara Abidin Hasibuan,
Dapil 3
44. Osman Naibaho, SE,
Dapil 3
45. Daniel Saut Parlindungan Tambunan, Dapil 5
Sumber : Dokumen DPRD Kabupaten Labuhanbatu 2014

Partai Gerindra
Partai Gerindra

Partai Demokrat

PAN

PPP

Partai Hanura

PBB
PKPI

Selanjutnya, berdasarkan peraturan dan tata tertib DPRD Kabupaten
Labuhanbatu, anggota legislatif Kabupaten Labuhanbatu dibagi kembali atas
beberapa fraksi. Fraksi merupakan pengelompokan Anggota DPRD berdasarkan
kekuatan Partai Politik yang mencerminkan Partai Politik peserta pemilu yang
bukan merupakan Alat Kelengkapan Dewan. Fraksi memiliki tugas menentukan
dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut urusan Fraksi, meningkatkan
kualitas, kemampuan, efisiensi dan efektifitas kerja anggota. Delapan Fraksi

60
Universitas Sumatera Utara

DPRD Kabupaten Labuhanbatu ditetapkan, dalam Rapat Paripurna pada masa
persidangan pertama di gedung dewan setempat, Rabu 22 Oktober 2014.
Kedelapan fraksi DPRD Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari enam murni dan dua
fraksi gabungan, dijabarkan sebagai berikut
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Fraksi PDI-Perjuangan yaitu; Penasehat : Dahlan Bukhari,
Ketua : Aminuddin Manurung, Wakil ketua : Abdul Rahman
Haiky, Wakil Ketua : Akhmad Saipul Sirait, Sekretaris :
Parsono, Wakil Sekretaris : Suparjie, Bendahara : Mara Munthe
dan anggota : Mara Abidin Hasibuan.
Fraksi Demokrat, yaitu; Penasehat : Suriana, Ketua : Irham,
Wakil Ketua : Hj T Meliana, Sekretaris : Eka Purnama Sari,
Wakil Sekretaris : Akhyar P Simbolon, dan Bendahara :
Kamaluddin Rambe.
Fraksi Golkar, yaitu; Penasehat : Hj Meika Riyanti Siregar,
Ketua : Hj Ellya Rosa Siregar, Wakil Ketua : Hj Nurmaya Shopa
Tanjung, Sekretaris : Trully Simanjuntak dan Bendahara : David
Siregar.
Fraksi Hanura, yaitu; Penasehat : Gunawan Hutabarat, Ketua :
Hj Juraidah Harahap, Wakil Ketua : H Burhanuddin Harahap,
Sekretaris : Saurina R Pangaribuan, dan Bendahara : Nurjannah
Ritonga.
Fraksi PPP, yaitu; Ketua : Muniruddin, Wakil Ketua : H Ilham
Pohan, Sekretaris : Hj Siti Rohaiyah dan dua anggota masingmasing Azmain serta Hj Siti Raudah.
Fraksi Gerindra, yaitu; Ketua : Abdul Karim Hasibuan, Wakil
Ketua : Dipa Topan, Sekretaris : Budiono dan anggota : H Abdul
Roni Harahap.
Fraksi Perubahan terdiri dari gabungan NasDem, PKB dan
PKPI, Ketua : Ilham Pohan, Wakil Ketua : Osman Naibaho,
Sekretaris : Sri Indra Jaya dan empat anggota di antaranya,
Marisi Ulises Hasibuan, HM Arsyad Rangkuti, Ema Wibasari
Pasaribu, Arjan Priadi dan Daniel SP Tambunan.
Fraksi gabungan dari PAN dan PKS diberi nama Fraksi
Amanat Keadilan dengan komposisi Ketua : Manor Ritonga,
Wakil Ketua : Ahmad Zais Rambe, Sekretaris : Herlina Hasibuan
serta anggota : Zulham Irianto.

61
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan dalam menjalankan fungsinya, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah membentuk alat kelengkapan dewan. Alat kelengkapan dewan terdiri atas
Pimpinan DPRD, Badan Musyawarah, Komisi, Badan Legislasi, Badan
Anggaran, Badan Kehormatan dan Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan
dibentuk oleh Rapat Paripurna, Susunan Alat Kelangkapan DPRD ditetapkan oleh
DPRD dalam rapat Paripurna atas usul Fraksi-fraksi dan di umumkan dalam
Rapat Paripurna. Alat kelengkapan DPRD ini mengatur tata kerja sendiri dengan
persetujuan Pimpinan DPRD.
Pimpinan DPRD Kabupaten Labuhanbatu bersifat kolektif terdiri dari
seorang Ketua dan tiga orang Wakil Ketua yang mencerminkan Fraksi-fraksi.
Masa jabatan Pimpinan DPRD dipilih dari dan oleh Anggota DPRD dalam Rapat
Paripurna. Adapun susunan Pimpinan DPRD Kabupaten Labuhanbatu dijabat oleh
Dahlan Bukhari (PDI-P) sebagai Ketua, Suriana (Demokrat) sebagai Wakil Ketua
I, Hj Meika Riyanti Siregar (Golkar) sebagai Wakil Ketua II, dan Gunawan
Hutabarat (Hanura) sebagai Wakil Ketua III.
Pimpinan DPRD tersebut mempunyai tugas ; memimpin sidang-sidang dan
menyimpulkan hasil sidang untuk mengambil keputusan, menyusun rencana kerja
dan mengadakan pembagian kerja Ketua dan Wakil Ketua, menjadi juru bicara
DPRD, melaksanakan dan memasyarakatkan putusan DPRD, mengadakan
konsultasi dengan Kepala Daerah dan Instansi Pemerintah lainnya sesuai dengan
putusan DPRD, mewakili DPRD dan/atau alat kelengkapan DPRD di pengadilan,
melaksanakan putusan DPRD berkenaan dengan penetapan sanksi atau

62
Universitas Sumatera Utara

rehabilitasi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya dalam Rapat Paripurna DPRD.
Berdasarkan Undang-undang Pemerintahan Daerah nomor 23 tahun 2014
pasal 166 ayat (1) DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan lebih dari 35 (tiga
puluh lima) orang membentuk 4 (empat) komisi. Komisi yang dimaksud
merupakan Alat Kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD
pada permulaan masa keanggotan DPRD. Setiap anggota DPRD di wajibkan
menjadi anggota dari salah satu Komisi yang ada di DPRD atas usul dari fraksi
masing-masing kecuali Pimpinan DPRD. Sementara untuk Anggoota DPRD
Pengganti Antar Waktu menduduki tempat anggota yang di gantikannya. Komisi
mempunyai tugas ; mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta
keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia dan Daerah, melakukan
pembahasan terhadap rancangan Peraturan Daerah, dan rancangan keputusan
DPRD,

melakukan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

pembangunan,

pemerintahan, dan kemasyarakatan sesuai dengan bidang komisi masing-masing,
membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang di
sampaikan oleh Kepala Daerah dan masyarakat kepada DPRD, menerima,
menampung dan membahas serta menindak lanjuti aspirasi masyarakat,
memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah, melakukan
kunjungan kerja Komisi yang bersangkutan atas persetujuan Pimpinan DPRD,
mengadakan rapat kerja dan dengar pendapat, mengajukan usul kepada Pimpinan
DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang masing-masing komisi, dan

63
Universitas Sumatera Utara

memberikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan
tugas komisi.
Jumlah serta bidang tugas masing-masing Komisi pada DPRD
Labuhanbatu terdiri 4 Komisi yang di tetapkan.; 1) Komisi A (Bidang
Pemerintahan) yang meliputi urusan Pemerintahan, Ketertiban, Penerangan/ Pers,
Hukum/Perundangan-Undangan,

Kepegawaian/Aparatur,

Perizinan,

Sosial

Politik, Organisasi Masyarakat dan Pertanahan. Diketua oleh HM Arsyad
Rangkuti, wakil ketua : Muniruddin SAg, sekretaris : Nurjannah Ritonga, anggota
: Ilham Pohan, Irham Nasution, Parsono dan Aminuddin Manurung. 2) Komisi B
(Bidang Perekonomian dan Keuangan) yang meliputi urusan Perdagangan,
Perindustrian, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan,
Pengadaan Pangan, Logistik, Koperasi, Pariwisata, Keuangan Daerah, Perpajakan,
Retribusi, Perbankan, Perusahaan Daerah, Perusahaan Patungan, Dunia Usaha dan
Penanaman Modal. Diketuai oleh H Burhanuddin Harahap, wakil ketua : Mara
Munte, sekretaris : Emma Wibasari Pasaribu, anggota : Arjan Priyadi, Ajmain,
Mara Abidin Hasibuan, Hj. Ellya Rosa Siregar, dan Eka Purnama Sari, Komisi C
(Bidang Pembangunan) yang meliputi urusan Pekerjaan umum, Tata Kota,
Pertamanan, Kebersihan, Perhubungan, Pertambangan dan Energi, Perumbahan
Rakyat dan Lingkungan Hidup. Diketua oleh Hj Siti Rohaya, wakil ketua : Osman
Naibaho MSi, sekretaris : Abdurahman Haiky, anggota : Marisi Ulises Hasibuan
SH, Hj Siti Raudoh, Ahyar P Simbolon, Trully Simanjuntak, Hj T Meliana dan Hj
Juraidah Harahap, serta Komisi D (Bidang Kesejahteraan Rakyat) yang meliputi
urusan Ketangakerjaan, Agama, Kebudayaan, Sosial, Kesehatan, Kependudukan

64
Universitas Sumatera Utara

dan Keluarga Berencana, Transmigrasi, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Kepemudaan dan Olahraga, Peran Wanita. Diketuai oleh Suparji,
wakil ketua : Kamaluddin Rambe, sekretaris : H Ilham, anggota : Daniel Saut P
Tambunan, Sri Indrajaya, Hj. Nurmaya Sofa Tanjung, H Irham, Saurina R
Pangaribuan dan Ahmad Saipul Sirait.
Lebih lanjut, terkait struktur alat kelengkapan DPRD yang diatur pada
pasal 168 Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Labuhanbatu dilengkapi 4 Badan
yang terdiri dari Badan Musyawarah, Badan Anggaran, Badan Legislasi dan
Badan Kehormatan.
Badan Musyawarah (Banmus) merupakan Alat Kelangkapan DPRD yang
bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD.
Anggota Badan Musyawarah ditetapkan setelah terbentuknya Pimpinan DPRD,
Komisi-komisi, Panitia Anggaran dan Fraksi. Anggota Badan Musyawarah terdiri
dari unsur fraksi berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan sebanyakbanyaknya tidak lebih dari setengah anggota DPRD. Badan Musyawarah
mempunyai tugas ; memberikan pertimbangan tentang penetapan program kerja
DPRD baik diminta atau tidak, menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat
DPRD, memutuskan pilihan mengenai isi risalah rapat apabila timbul perbedaan
pendapat,

memberikan

saran

pendapat

untuk

memperlancar

kegiatan,

merekomendasikan pembentukan panitia khusus

65
Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan Tata Tertib DPRD Kabupaten Labuhanbatu Ketua dan
Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah Pimpinan Badan Musyawarah
sedangkan Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Badan
Musyawarah bukan anggota. Dengan demikian susunan Pimpinan dan
Keanggotaan Badan Musyawarah dijabarkan sebagai berikut : Ketua : Dahlan
Bukhari, sekretaris : Agus Salim Siregar, anggota : Emma Wibasari Pasaribu, Sri
Indra Jaya, Marisi Ulises Hasibuan SH, H Ilham, Hj Siti Raudoh, Hj Juraidah
Harahap, Nurjannah Ritonga, Ahyar P Simbolon, Hj T Meliana, Parsono,
Abdurahman Haiky dan Mara Munte.
Badan Anggaran (Banggar) merupakan alat kelengkapan DPRD yang
bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan
DPRD. Badan Anggaran terdiri dari Pimpinan DPRD, satu wakil dari setiap
komisi dan utusan fraksi berdasarkan pertimbangan jumlah Anggota. Masa
keanggotaan Badan Anggaran dapat dirubah setiap tahun. Badan Anggaran
mempunyai tugas ; memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam
mempersiapkan anggaran pendapatan dan belanja daerah selambatlambatnya lima
bulan sebelum ditetapkannya anggaran pendapatan dan belanja daerah berupa
poko-pokok pikiran DPRD, memberikan saran dan pendapat kepada Kepala
Daerah dalam mempersiapkan penetapan, perubahan dan perhitungan APBD
sebelum ditetapkan dalam rapart paripurna, memberikan saran dan pendapat
kepada DPRD mengenai para rancangan APBD, rancangan APBD baik
penetapan, perubahan dan perhitungan APBD yang telah disampaikan Kepala
Daerah, memberikan saran dan pendapat terhadap rancangan perhitungan

66
Universitas Sumatera Utara

anggaran yang oleh Kepala Daerah kepada DPRD, dan menyusun anggaran
belanja DPRD dan memberikan saran terhadap penyusunan anggaran belanja
sekretariat DPRD. Susunan Pimpinan dan Keanggotaan Badan Anggaran adalah
sebagai berikut : Ketua : Dahlan Bukhari, sekretaris : Agus Salim Siregar, anggota
: Ilham Pohan, Osman Naibaho, HM Arsyad Rangkuti, Muniruddin, Hj Siti
Rohaiya, Burhanuddin Harahap, Saurina R Pangaribuan, Irham Nasution,
Kamaluddin Rambe, Aminuddin Manurung, Suparji dan Ahmad Saipul Sirait.
Badan Legislasi (Baleg) dibentuk oleh DPRD pada permulaan masa
keanggotaan DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.
Jumlah anggotanya ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan
pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pimpinan Badan Legislasi terdiri dari
l (satu) orang Ketua dan paling banyak 3 (tiga) dan dipilih dalam rapat Badan
Legislasi yang dipimpin oleh Pimpinan DPRD Kabupaten setelah susunan dan
keanggotaan Badan Legislasi ditetapkan.
Badan Legislasi dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada
Pimpinan DPRD. Tugas Badan Legislasi adalah memberikan pertimbangan dan
menyelesaikan rancangan Peraturan Daerah yang disusun antara DPRD dan
Eksekutif berdasarkan program prioritas melalui koordinasi dengan komisi
dan/atau panitia khusus. Badan Legislasi (Baleg) dipimpin oleh Eka Purnamasari
dan anggotanya adalah Daniel SP Tambunan, Arjan Priyadi, Mara Abidin
Hasibuan, Ajmain, Hj Juraidah Harahap, Parsono dan Marisi Ulises Hasibuan SH.

67
Universitas Sumatera Utara

Badan Kehormatan (BK) merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat
tetap dan ditetapkan dengan keputusan DPRD. Anggotanya Badan Kehormatan
dipilih dari dan oleh anggota DPRD dengan jumlah lima (lima) 5 orang. Pimpinan
Badan Kehormatan terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua yang
dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehormatan.
Tugas Badan Kehormatan adalah mengamati, mengevaluasi, disiplin, etika
dan moral para anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat, kehormatan
sesuai dengan kode etik DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya Badan
Kehormatan dapat menyampaikan rekomendasi kepada Pimpinan DPRD berupa
rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti adanya pelanggaran yang dilakukan
anggota DPRD. Badan Kehormatan (BK) diketuai Mara Abidin Hasibuan,
anggota Ilham Pohan, Saurina R Pangaribuan, Irham Nasution dan Hj Siti
Raudoh.
Mengenai struktur dan alat kelengkapan Dewan, Pimpinan DPRD dapat
membentuk alat kelengkapan lain apabila diperlukan yang bersifat tidak tetap
berupa Panitia Khusus dengan Keputusan DPRD. Anggota Panitia Khusus terdiri
atas anggota komisi terkait yang mewakili semua unsur fraksi. Ketua, Wakil
Ketua dan Sekretaris Panitia Khusus dipilih dari dan oleh anggota. Dalam
melaksanakan tugas Panitia Khusus bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD.
Masa kerja Panitia Khusus ditetntukan oleh Pimpinan DPRD.

68
Universitas Sumatera Utara

2.4 Rincian Dokumen Pelaksanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu 20142015
Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa
pemerintah daerah memiliki peluang yang luas untuk mengembangkan dan
membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing.
Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip
anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan
daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah
Kabupaten Labuhanbatu. Namun, pemerintah daerah juga harus menanggung
konsekuensi yang sesuai, yakni daerah harus memberikan pertanggungjawaban
atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efisien dan efektif,
khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada
masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan konsekuensi
yang dimiliki oleh pemerintah daerah adalah dengan menyusun dan melaporkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada pemerintah pusat dan
masyarakat luas. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
dimaksud adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang juga
merupakan instrumen utama untuk melaksanakan kebijakan yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.

69
Universitas Sumatera Utara

APBD merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan
gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai
penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan
daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan
dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja, guna
mewujudkan visi dan misi daerah.
APBD tersebut harus menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan,
sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh dari suatu kegiatan atau proyek yang
dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat. Selain
itu, masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana
ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.
Namun dalam perkembangannya, sistematika anggaran berbasis kinerja
muncul sebagai pengganti dari anggaran yang bersifat tradisional. Anggaran
berbasis kinerja pada dasarnya memiliki makna yang mendalam yaitu suatu
pendekatan sistematis dalam proses penyusunan anggaran yang mengaitkan
pengeluaran yang dilakukan organisasi pemerintahan di daerah dengan kinerja
yang dihasilkannya serta menggunakan informasi kinerja yang terencana. Proses
penyusunan anggaran pemerintah daerah, dimulai dengan dokumen-dokumen
70
Universitas Sumatera Utara

perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sedangkan, pada tingkat
satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), dokumen-dokumen tersebut meliputi
Rencana Stratejik (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dalam implementasinya penerapkan
penganggaran berbasis kinerja tidak hanya dibuktikan dengan adanya dokumendokumen tersebut, melainkan substansi dari dokumen tersebut harus ada
keselarasan antar dokumen-dokumen dengan memperhatikan indikator kinerja
yang hendak dicapai. Indikator-indikator kinerja di SKPD dituangkan dalam
Renja SKPD seyogyanya terdapat keselarasan dalam pencapaian indikator kinerja
yang termuat dalam Renstra SKPD. Indikator kinerja Renja SKPD harus selaras
dengan indikator-indikator kinerja yang dituang dalam RKA SKPD. Keselarasan
indikator kinerja secara otomatis akan dapat mengaitkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai dalam dokumen perencanaan strategis (Renstra SKPD) yang
selanjutnya dituangkan dalam program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
SKPD.
Perkembangan APBD Kabupaten Labuhanbatu selama kurun waktu dua tahun
(2014 - 2015) kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi kebijakan
penerimaan keuangan daerah dan pengeluaran keuangan daerah seperti yang
digambarkan pada Tabel 2.4 berikut :

71
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.4 : Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2014 dan 2015
No.

Tahun

Realisasi Anggaran

2014

2015

A

Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)

965,922,141,497

1,050,104,470,027

a.1

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

107,270,501,235

146.290.700.510

a.1.1

Pajak daerah

44.785.167.000

62.700.000.000

a.1.2

Retribusi daerah
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang
dipisahkan

37.921.717.000

48.241.585.126

7.000.000.000

15.500.000.000

a.1.4

Lain-lain pendapatan daerah yang sah

17.563.617.235

19.849.115.384

a.2

Dana Perimbangan (Transfer)

656.577.223.000

691.229.138.517

a.2.1

Dana bagi hasil

54.876.305.000

46.276.938.517

a.2.2

Dana alokasi umum

561.476.208.000

593.025.840.000

a.2.3

Dana alokasi khusus

40.224.710.000

51.926.360.000

a.3

Lain-lain Pendapatan yang Sah

202.074.417.262

212.584.631.000

a.3.1

Hibah

--

1.250.000.000

a.3.2

Dana darurat

--

--

a.3.3

Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada
kab./kota

89.965.870.000

77.965.870.000

a.3.4

Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus

81.980.341.000

116.914.633.000

a.3.5

Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah
daerah lainnya

30.128.206.262

11.000.000.000

A 3.6

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

--

5.454.128.000

B

Belanja (b1 + b.2)

1,002,405,604,995

1,121,966,245,591

b.1

Belanja Tidak Langsung

524,260,254,889

614,552,796,353

b.1.1

Belanja pegawai

490.599.095.972

537.665.009.436

b.1.2

Bunga

77.079.917

77.079.917

b.1.3

Subsidi

_

_

b.1.4

Hibah

13.814.000.000

54.734.000.000

b.1.5

Bantuan sosial

5.632.500.000

1.000.000.000

b.1.6

Belanja bagi hasil

1.500.000.000

1.500.000.000

b.1.7

Bantuan keuangan

11.137.579.000

18.141.707.000

a.1.3

72
Universitas Sumatera Utara

b.1.8

Belanja tidak terduga

b.2

Belanja Langsung

b.2.1

Belanja pegawai

b.2.2

Belanja barang dan jasa

b.2.3

Belanja modal

1.500.000.000

1.435.000.000

478,145,350,106

507,413,449,238

57.053.473.220

62.313.284.100

164.364.274.968

212.315.978.592

256.727.601.918

232.784.186.546

Sumber : Disadur dari Perda APBD Kabupaten Labuhanbatu tahun 2014 dan
tahun 2015
Dari penjabaran tabel tersebut, dapat dinilai secara seksama peningkatan
anggaran Kabupaten Labuhanbatu kurun waktu 2014-2014. Pada skema
pendapatan daerah, terjadi peningkatan signifikan pada Pendapatan Asli Daerah
(PAD), sedangkan pada struktur pengeluaran, terjadi peningkatan signifikan pada
pos Belanja Yidak Langsung.
Kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah dalam proses
pembangunan di daerah di Kabupaten Labuhanbatu. APBD juga merupakan
alat/wadah untuk menampung berbagai kepentingan publik yang diwujudkan
melalui program dan kegiatan. APBD merupakan instrumen kebijakan yaitu
sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat
di daerah yang harus mencerminkan kebutuhan riil masyarakat sesuai dengan
potensi dan karakteristik daerah serta dapat memenuhi tuntutan terciptanya
anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan akuntabilitas publik.
Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik dan dilaksanakan
dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih optimal. APBD juga
menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya pengembangan kapabilitas dan

73
Universitas Sumatera Utara

efektivitas pemerintah daerah. Proses pembangunan di era otonomi daerah
memberikan celah dan peluang yang besar bagi Pemerintah Daerah dalam
menentukan kebijakan dan arah pembangunan yang mengutamakan potensi serta
keunggulan daerah sesuai dengan karakteristik daerah sehingga esensi dari
dokumen APBD yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan dari semangat
otonomi daerah itu sendiri. Pemerintah Daerah juga dituntut melakukan
pengelolaan keuangan daerah yang tertib, transparan dan akuntabel agar tujuan
utama dapat tercapai yaitu mewujudkan good governance dan clean goverment.

74
Universitas Sumatera Utara