Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, PT.XL Axiata ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat.

Penggunaan telepon selular atau lebih dikenal dengan nama ponsel semakin
meningkat. Jika pada awal munculnya telepon selular dianggap sebagai suatu
barang mewah dan hanya mampu dijangkau oleh kalangan tertentu saja, Maka
saat ini penggunaan telepon seluler semakin meluas diberbagai kalangan.Tidak
hanya kalangan pebisnis saja, namun juga dikalangan umum termasuk kini
dikalangan anak muda.Kebutuhan telepon seluler kini semakin dirasakan penting
sebagai barang yang sangat diperlukan untuk kelancaran komunikasi.Seiring
dengan kemajuan teknologi komunikasi, telepon seluler (ponsel) sudah tidak
dinilai sebagai barang yang eksklusif (Thomson, 1999). Ini artinya konsumen
memakai ponsel tidak hanya untuk memenuhi gaya hidup atau mengejar prestise,
namun sebagai alat komunikasi yang benar-benar dianggap penting dan
dibutuhkan. Data resmi Asosiasi Telepon Selular Indonesia (ATSI), dari 25
trilyun pendapatan operator telekomunikasi Indonesia di tahun 2001 sebanyak 40

persen atau senilai Rp. 10,5 trilyun, disumbang dari penjualan operator ponsel.
Jumlah pelanggan tersebut tiap tahun terus membengkak. Bahkan jumlah
pelanggan total operator ponsel akan bisa menyaingi jumlah pelanggan jumlah
pelanggan telepon saluran tetap/fixed line ditahun 2002. Saat ini jumlah pelanggan
selular masih dibawah fixed line, saat ini tercatat 6,73 juta pelanggan fixed line di
Indonesia.Anonim,( 2001).

Universitas Sumatera Utara

Melihat perkembangan dan pertumbuhan yang mengesankan selama ini
tentunya menimbulkan persaingan yang ketat antar operator telepon seluler.
Makin banyak pemain tentunya akan menguntungkan konsumen karena harga dan
layanan yang ditawarkan masing-masing operator bakal makin kompetitif .Dalam
kondisi semakin meningkatnya persaingan antara produk - produk sejenis (dalam
hal ini adalah persaingan dalam bisnis inidustri telekomunikasi), maka perusahaan
yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen. Perusahaan
yang mampu menciptakan dan mempertahankan pelangganlah yang akan sukses
dalam persaingan. Oleh sebab itulah perusahaan berusaha mencari konsumen
yang sebanyak-banyaknya dan pada akhirnya konsumen tersebut nantinya
diharapkan akan menjadi pelanggan yang loyal. Usaha untuk memperoleh

pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa
tahapan, mulai dari mencari pelanggan potensial sampai memperoleh partners
(Hurriyati, 2005: 128).
Ditengah gencarnya promosi menjual kartu perdana dengan harga murah
ini munculah suatu hal yang sangat ironi bagi perusahaan, yaitu tentang fenomena
tingginya Churn rate (tingkat kartu hangus).Menurut Indonesia Development
Monitoring Research (IDM) melaporkan bahwa hasil survei yang dilakukan IDM
tentang pengguna seluler di Indonesia adalah bahwa Persaingan bisnis
telekomunikasi sangatlah ketat. Para operator berlomba-lomba untuk menambah
jumlah customer base-nya. Dalam enam bulan terakhir 2008 perang penjualan
kartu perdana murah yang dilakukan para operator cukup marak. Kondisi ini
mendorong peningkatan Churn rate (kartu hangus), akibatnya kartu perdana kini
menjadi semacam Calling Card, hanya digunakan ketika pulsa masih ada dan bila

Universitas Sumatera Utara

sudah tidak ada pulsanya, kartu akan dibuang kemudian beralih ke kartu lain.
Churn rate di Indonesia bisa mencapai 26% dalam setahun, sementara yang
terjadi di Asean rata - ratanya mencapai 15%. Tingginya Churn rate, dipacu oleh
murahnya harga pulsa kartu perdana bila dibandingkan dengan pulsa isi ulang.

(www.detiknet.com)
Telepon bergerak selullar adalah perangkat telekomunikasi elektronik
yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon kabel lainnya
namun bisa dibawa kemana mana. Dan tidak perlu disambungkan dengan
jaringan.Telekomunikasi kabel selain berfungsi sebagai telepon, biasanya
mendukung layanan tambahan.Seperti Short Message Services (SMS), Multimedia
Message Services (MMS), E-mail dan akses internet, apliksi bisnis, permainan
serta fotography.
Pada tahun 2004 dan 2005, penerimaan dari industri telekomunikasi
seluler di Indonesia masing – masing US$ 2,5 Milyar dan US$ 2,8 Milyar yang
berarti bertumbuh 1,4% selama 2004 dan 2005. Industri telepon seluler
berkembang pesat di Indonesia sejak 15 tahun lalu, ini terlihat dari jumlah
pelanggan telepon seluler yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia
tercatat menempati posisi keempat di Asia setelah Korea Selatan, China dan
Jepang.
Pesatnya perkembangan bisnis seluler ini menarik investor asing masuk ke
Indonesia,

beberapa


operator

dari

kawasan

Asia

seperti

Singapore

Telecommunication Ltd (SingTel), Axiata Group Berhad (sebelumnya bernama
Telekom Malaysia) serta Maxis Communication Bhd dari Malaysia telah

Universitas Sumatera Utara

menancapkan bisnisnya ke Indonesia membeli saham operator selular di dalam
negeri yaitu Telkomsel dan XL Axiata (sebelumnya Excelcomindo).
Bahkan Indosat


yang sebelumnya BUMN telekomunikasi sudah

diprivatisasi, saat ini mayoritas sahamnya dikuasai asing yaitu Qatar Telecom
Group

sebesar

65%

dengan

membeli

41%

milik

STT


(Singapore

Telecommunication Tecnologies), sedangkan sisanya dari pasar melalui tender
offer, sementara pemerintah Indonesia hanya memiliki 15%. Indonesian
Comercial Newsletter. (2011)
Dalam menghadapi persaingan yang ketat,. Saat ini semua operator seluler
mulai

meninggalkan strategi tarif murah, saat ini operator seluler lebih

mengandalkan

layanan

data

dan

pelanggan


sebagai

sumber

utama

pemasukan.Indonesian Comercial Newsletter (2011)
Isu tarif adalah isu sensitif pada bisnis telekomunikasi saat ini.Sensitif
karena berdampak langsung kepada konsumen dan merupakan alat bagi operator
dalam menjaring pelanggan melalui strategi pemasaran.Tetapi posisi yang
berbeda antara regulator dan pelaku pasar secara politis acap kali memberikan
pengaruh signifikan terhadap struktur pasar.
Persaingan antar-operator menjadi isu terkait interkoneksi.Sebagaimana
layaknya industri yang kompetitif, persaingan menjadi suatu kelaziman. Suatu hal
yang unik di dalam jasa telekomunikasi, meski pada aras layanan saling bersaing,
namun pada aras pengelolaan jaringan semua harus bekerja sama dalam
interkoneksi. Untuk itu, setiap operator harus menyediakan akses ke sarana
penting interkoneksi, seperti menyediakan ruang untuk menaruh server miliki
operator pencari akses, mengijinkan operator mitra untuk memasang sambungan


Universitas Sumatera Utara

serat optik atau radio gelombang mikro di lingkungan sentralnya, dan
mengijinkan teknisi operator pencari mitra untuk memasuki gedung di mana
sambungan dilakukan.

Tabel 1.1. Jumlah Pelanggan Telkomsel, Indosat dan XL Tahun 2003 - 2006
Tahun

Telkomsel

Indosat

Excelkomindo

Prabayar

Pasca bayar

Prabayar


Pasca bayar

Prabayar

Pascabayar

2003

8,581,773

1,007,034

5,600,882

361,562

2,908,000

36,000


2004

14,963,000

1,328,000

9,214,663

539,944

3,743,000

48,000

2005

22,798,000

1,471,000


13,836,046

676,407

6,802,325

176,194

2006
28,415,000 1,572,000
Sumber: Dirjen Postel

13,978,831

676,407

8,057,580

176,194

Dari tabel diatas dapat kita lihat perbandingan jumlah pelanggan dari
ketiga perusahaan telekomunikasi yang terbesar di Indonesia. Berdasarkan tahun
2006 total jumlah pelanggan yang paling besar diperoleh oleh telkomsel. Artinya
penduduk Indonesia percaya ataupun puas dalam menggunakan produk
telkomsel.Kepercayaan pelanggan timbul dikarenakan fasilitas yang ditawarkan
oleh telkomsel baik.Adapun fasilitas yang dimaksud berupa jaringan atau koneksi,
pelayanan dalam pengaduan, harga yang memenuhi ataupun produk yang dikenal
oleh masyarakat.
Salah satu strategi yang digunakan oleh operator seluler untuk menarik
konsumen yang sebanyak-banyaknya adalah dengan memproduksi kartu perdana
secara massal dengan tingkat harga jual yang rendah (di bawah harga isi ulang
pulsa reguler). Strategi ini digunakan hampir oleh semua operator seluler dalam
upaya meningkatkan konsumennya

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2. Perbandingan Tarif Telkomsel, Indosat dan XL Tahun 2013 - 2015
Tarif
Telepon

Matrix
Rp. 900/menit(sesama
indosat)
Rp. 1.200/menit (operator
lain)

SMS

Rp. 150/sms

Halo
Rp.1.600/menit (sesama
telkomsel)
Rp. 1.260/menit (operator
lain)
Rp. 200 / sms (sesama
telkomsel)

Xl
Rp. 1000/menit (semua
operator)

Rp. 200/sms (semua
operator)

rp. 210/sms (operator lain)
Data

Rp. 200/100KB

Rp. 6/KB

Rp. 2000/5MB
Rp. 30.000/75MB

Sumber: www.indosatooredoo.co.id

Dalam hal peningkatan jumlah pelanggan membuat perusahaan berlomba
lomba untuk memberikan tariff yang menarik yang diharapkan akan
mempengaruhi dalam peningkatan jumlah pelanggan. Peningkatan jumlah
pelanggan akan memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan
pendapatan

perusahaan

karena

tujuan

perusahaan

adalah

meningkatkan

pendapatan untuk kelayakkan usahanya.
Persaingan prouk di pasar telekomunikasi sangat ketat, dimana para
operator terus berpacu adu strategi untuk merebut hati pelanggan.Strategi tidak
hanya pada penetrasi pasar tetapi juga dalam peningkatan layanannya dalam hal
jaringan, kualitas jaringan, inovasi produk, pelayanan pelanggan dan tariff yang
kompetisi dan wajar setara dengan manfaat produk.
Dalam memperebutkan pasar perusahaan tidak hanya fokus pada
peningkatan pendapatan dari tarif bicara (voice), tetapi juga harus meningkatkan
penampilan fitur layanan yang berbasis multimedia.Salah satu yang lagi trend saat
ini adalah MMS (Multimedia Mobile Service), SMS (Short Message Service),
Browsing atau Internet dan layanan terbaru 4G.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.3.Perbandingan Jumlah pelanggan terhadap jumlah penduduk Indonesia
dan jumlah jaringan yang tersediaTahun 2011-2015
Nama
Perusahaan

Tahun

Jumlah
Jaringan
Unit

Indosat

2011

19,253.00

51,700.00

244,808.2

19253

2012

21,930.00

58,500.00

248,037.8

21930

2013

24,280.00

59,600.00

252,864.0

24280

2014

40,229.00

63,200.00

254,500.0

40229

2015

50,687.00

69,700.00

254,900.0

50687

2011

42,622.00

107,017.00

244,808.2

42622

2012

54,297.00

125,146.00

248,037.8

54297

2013

69,864.00

131,513.00

252,864.0

69864

2014

85,420.00

140,585.00

254,500.0

85420

2015

96,915.00

144,600.00

254,900.0

96915

2011

28,273.00

46,359.00

244,808.2

28273

2012

39,452.00

45,750.00

248,037.8

39452

2013

44,946.00

60,549.00

252,864.0

44946

2014

52,012.00

59,643.00

254,500.0

52012

2015

58,879.00

42,100.00

254,900.0

58879

Telkomsel

Xl Axiata

Jumlah
Pelanggan
(Ribu jiwa)

Penduduk
Indonesia
(Ribu jiwa)

Jumlah
Pendapatan
(juta
rupiah)

Sumber :www.indosat.co.id, www.telkomsel.co.id, www.xl axiata.co.id,
www.worldbank.co.id. Sumber data diolah

Tabel diatas dapat dilihat perbandingan 3 perusahaan telekomunikasi yang
besar di Indonesia.Dengan demikian dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah
penduduk yang besar merupakan pasar yang potensial bagi providerpenyedia
jaringan komunikasi untuk memasarkan pulsa bagai masyarakat pengguna
handphone di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah pelanggan yang paling terbanyak dperoleh oleh telkomsel yaitu
sebanyak 144 juta jiwa pada hampir 50% dari jumlah penduduk Indonesia (pada
tahun 2015). Kemudian diikuti oleh indosat dan selanjutnya xl axiata. Dari tabel
ini dapat dilihat bahwasannya telekomunikasi bukan hanya sebagai barang mewah
atau barang baru, tetapi komunikasi merupakan kebutuhan yang penting.Hampir
semua penduduk dari anak SD sampai dengan yang sudah dewasa memiliki
handphone sebagai alat komunikasi. Sementara dari sisi penerimaan Negara yang
diperoleh dari industri telekomunikasi sebesar 3,17%. (BPS 2014). Artinya dunia
telekomunikasi turut memberikan kontribusi kepada Negara sebesra 3,17%. Maka
dari ini diharapkan pemerintah lebih serius mengawasai terhadap kebijakkan yang
diambil masing masing perusahaan.

Chart Title
300000
250000
200000
2011
150000
2012
100000

2013

50000

2014

0

2015

Gambar 1.1. Perbandingan Jumlah Pelanggan dan jaringan 3 Operator di
Indonesia Tahun 2011-2015

Universitas Sumatera Utara

160000
140000
120000
100000
Telkomsel
80000

Indosat

60000

Xl

40000
20000
0
2011

2012

2013

2014

2015

Gambar 1.2. Perbandingan Jumlah Pelanggan 3 Operator di Indonesia (Telkomsel,
Indosat, XL Axiata) Tahun 2011-2015Sumber Sumber

Chart Title
100000
80000
60000
Telkomsel

40000

Indosat

20000

XLAxiata

0
2011

2012
2013
2014
2015

Gambar 1.3.Perbandingan Pendapatan 3 Perusahaan OperatorTelkomsel, Indosat,
XL Axiata Tahun 2011-2015

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka menarik untuk disimak
bagaimanakah persaingan pasar telekomunikasi di Indonesia dengan mengamati 3
perusahaan telekeomunikasi yang besar di Indonesia yaitu Telkomsel, Indosat dan

Universitas Sumatera Utara

XL. Dan apakah faktor – faktor Jumlah Karyawan, Jumlah Pelanggan, Biaya
Promosi, Jumlah Jaringan dan Tarif berpengaruh terhadap pendapatan pada dunia
telekomunikasi di Indonesia.

1.2Perumusan masalah
Untuk melihat persaingan berdasarkan uraian pada latar belakang masalah
tersebut, maka peneliti membuat perumusan berdasarkan perperusahaan dan
gabungan dari ketiga perusahaan tersebut. Adapun penelitian tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1. Perumusan Masalah Telkomsel
1.

Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap
Pendapatan Telkomsel?

2.

Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Pendapatan Telkomsel?

3.

Apakah Promosi berpengaruh terhadap Pendapatan Telkomsel?

4.

Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever StationBerpengaruh terhadap
Pendapatan Telkomsel?

5.

Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPendapatan Telkomsel?

1.2.2. Perumusan Masalah Indosat
1.

Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap
Pendapatan Indosat?

2.

Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Pendapatan Indosat?

3.

Apakah Promosi berpengaruh terhadap Pendapatan Indosat?

4.

Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever Station Berpengaruh terhadap
Pendapatan Indosat?

Universitas Sumatera Utara

6.

Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPendapatan Indosat?

1.2.3. Perumusan Masalah XL Axiata
1.

Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap
Pendapatan XL?

2.

Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Pendapatan XL?

3.

Apakah Promosi berpengaruh terhadap Pendapatan XL?

4.

Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever Station Berpengaruh terhadap
Pendapatan XL?

5.

Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPendapatan XL?

1.2.4. Perumusan Masalah(Gabungan Telkomsel, Indosat dan XL)
1.

Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap
Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

2.

Apakah

Jumlah

Pelangganberpengaruh

terhadap

Persaingan

Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?
3.

Apakah Promosi berpengaruh terhadap Persaingan Telekomunikasi
(pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

4.

Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever Station Berpengaruh terhadap
Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat,xl)?

5.

Apakah

faktor

Harga

(tarif)

berpengaruh

terhadapPersaingan

Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat,xl)?

1.3.

Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1

Tujuan Penelitian Telkomsel

Universitas Sumatera Utara

1.

Untuk

menganalisis

pengaruh

Jumlah

tenaga

kerja/

jumlah

karyawanterhadap Pendapatan Telkomsel?
2.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Pendapatan
Telkomsel?

3.

Untuk menganalisis pengaruh promositerhadap Pendapatan Telkomsel?

4.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station
terhadapPendapatan Telkomsel?

5.

Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadapPendapatan Telkomsel?

1.3.2. Tujuan Penelitian Indosat
1.

Untuk

menganalisis

pengaruh

Jumlah

tenaga

kerja/

jumlah

karyawanterhadap Pendapatan Indosat?
2.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Pendapatan
Indosat?

3.

Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap Pendapatan Indosat?

4.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station
terhadapPendapatan Indosat?

5.

Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadap Pendapatan Indosat?

1.3.3. Tujuan Penelitian XL Axiata
1.

Untuk

menganalisis

pengaruh

Jumlah

tenaga

kerja/

jumlah

karyawanterhadap Pendapatan XL?
2.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Pendapatan
XL?

3.

Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap Pendapatan XL?

Universitas Sumatera Utara

4.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station
terhadap Pendapatan XL

5.

Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadap Pendapatan XL?

1.3.4. Tujuan Penelitian (Gabungan Telkomsel, Indosat, XL)
1.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah tenaga kerja/ jumlah karyawan
terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel,
indosat, xl)?

2.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Persaingan
Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

3.

Untuk

menganalisis

pengaruh

promosi

terhadap

Persaingan

Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?
4.

Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station
terhadapPersaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel,
indosat, xl)?

5.

Untuk

menganalisis

besar

pengaruh

tariff

terhadap

Persaingan

Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?
1.4

Manfaat Penelitian

penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1.

Sebagai sumber informasi bagi perusahaan,faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi dari persaingan dunia telekomunikasi di Indonesia

2.

Sebagai sumber informasi dan masukkan bagi perusahaan telekomunikasi
selular di Indonesia Khususnya PT. Indosat ,Tbk, PT. Telkomsel, PT. XL
Axiatadan pemerintah

menentukan langkah-langkah apa saja yang

diambil dalam menetapkan tarif

Universitas Sumatera Utara

3.

Sebagai sumber informasi bagi perusahaan telekomunikasi dalam
meningkatkan pendapatan

4.

Sebagai sumber informasi dan masukkan bagi pemerintah dalam
menentukan langkah – langkah yang harus diambil agar persaingan dunia
telekomunikasi di Indonesia menjadi adil dan menguntungkan bagi
perusahaan dan konsumen

5.

Sebagai bahan studi kepustakaan dan referensi dalam membuat penelitian
ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya
Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan.

Universitas Sumatera Utara