Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Padi dan Jagung Kabupaten Karo

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Tinjauan Pustaka
Menurut UU No. 18 Tahun 2012, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia
yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia
yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil
produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua
sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Tanaman padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi umat
manusia karena lebih dari setengah penduduk dunia tergantung pada tanaman ini
sebagai sumber bahan pangan. Hampir seluruh penduduk Indonesia memenuhi
kebutuhan bahan pangannya dari tanaman padi. Dengan demikian, tanaman padi
merupakan tanaman yang mempunyai nilai spiritual, budaya, ekonomi dan politik
yang penting bagi bangsa Indonesia karena memengaruhi hajat hidup orang
banyak (Utama, 2015).
Buah tanaman padi berupa beras adalah bahan makanan utama bagi lebih dari
1750 juta umat manusia yang menghuni negara-negara di Asia, termasuk
didalamnya lebih dari 120 juta umat Indonesia yang dari hari ke hari hidup dengan

makan nasi 3 kali sehari pagi, siang dan petang. Beras adalah suatu bahan
makanan yang merupakan sumber pemberi energi untuk umat manusia. Zat-zat

7

Universitas Sumatera Utara

8

gizi yang dikadung oleh beras adalah sangat mudah dicerna dan oleh karenanya
beras mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi (Siregar, 1981).
Menurut Sugeng (2001), makanan yang kita makan setiap hari bukan hanya
berfungsi untuk mengenyangkan perut saja, tetapi makanan itu harus mengandung
fungsi dan nilai gizi yang cukup seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Sebagai bahan makanan, nasi dan beberapa bahan makanan
pokok lainnya seperti jagung, ubi kayu dan ubi jalar merupakan sumber untuk
mendapatkan karbohidrat selain lemak.
Jagung termasuk bahan pangan utama kerdua setelah beras. Sebagai sumber
karbohidrat, jagung mempunyai manfaat yang cukup banyak antara lain sebagai
bahan pakan dan bahan baku industri. Seiring dengan adanya peningkatan

konsumsi protein hewani maka industri pakan banyak yang semakin meningkat
menuntut penyediaan jagung yang semakin besar (Purwono dan Rudi, 2005).
Produksi utama usaha tani tanaman jagung adalah biji. Biji jagung merupakan
sumber karbohidrat yang potensial untuk bahan pangan ataupun nonpangan.
Produksi sampingan berupa batang, daun dan kelobot dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pakan ternak ataupun pupuk kompos (Rukmana, 1997).
2. 2 Landasan Teori
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pengan dari hasil produksi dalam
negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama
tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Impor pangan adalah kegiatan memasukkan pangan ke dalam daerah pabean
negara Republik Indonesia yang meliputi wilaya darat, perairan dan ruang udara

Universitas Sumatera Utara

9

diatasnya, tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif, dan landas
kontinen. Impor pangan pokok hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan
dalam negeri dan cadangan pangan nasional tidak mencukupi. Impor pangan yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri wajib memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, gizi dan tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat (UU No 18, 2012).
Pemenuhan kebutuhan pangan yang mengandalkan produksi domestik merupakan
kebijakan yang lazim ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat
terutama pada negara yang jumlah penduduknya besar seperti Indonesia.
Kebijakan ini dianggap sebagai cara yang paling aman untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan pangan bila dibandingkan dengan pengadaan pangan
melalui impor (DKP, 2009).
1. Produksi
Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali dan/atau
mengubah bentuk pangan (UU No 18, 2012).
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian
sejumlah input (Sugiarto, dkk. 2007).
Menurut Sukimo (2005), faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input
dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi
dinyatakan


dalam

bentuk

rumus

seperti

berikut,

yaitu:

Universitas Sumatera Utara

10

Q = f ( K, L, R, T )
Dimana,
Q adalah output yang dihasilkan

L adalah input tenaga kerja (Labour)
K adalah input kapital (Capital)
R adalah kekayaan alam atau bahan mentah (raw material)
T adalah tingkat teknologi yang digunakan
Kenaikan pendapatan konsumen menyebabkan keragaman konsumsi pangan yang
pada akhirnya menyebabkan komposisi sumber kalori (karbohidrat, protein dan
lemak) mengalami perubahan. Pada pendapatan yang relative rendah, komposisi
kalori yang berasal dari karbohidrat relative lebih besar daripada karbohidrat yang
dikonsumsi golongan pendapatan tinggi. Sebaliknya, pada golongan pendapatan
tinggi, konsumsi protein dan lemak relative lebih besar dari pada golongan
pendapatan rendah (Hanafie, 2010).
2. Konsumsi
Menurut Pracoyo dan Antyo (2004), masing-masing rumah tangga mempunyai
perilaku konsumsi yang berbeda-beda, mencakup apa yang akan di konsumsi dan
bagaimana mengkonsumsinya. Adapun rumus persamaan konsumsi, sebagai
berikut:
C=a+b.Y
Dimana:
C= Konsumsi Agregat


Universitas Sumatera Utara

11

a = Konsumsi Otonom
b = Slop Garis ∆C/∆Y
Y = Kecendrungan Marginal untuk Mengkonsumsi
2. 3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengananalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
ketersediaan Padi dan Jagung di Kabupaten Karo yang telah dilakukan,
diantaranya:
Lestari,lisa (2013) dengan penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis di Sumatera Utara”
menggunakan metode penelitian regresi linier berganda dengan tahun periode
2001 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketersediaan Beras dan Cabai di
Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi oleh stok beras, produksi beras,
imporberas dan ekspor beras, sedangkan secara parsial ketersediaan beras dan
cabai hanya dipengaruhi produksi. Konsumsi beras dan cabai di Sumatera Utara
secara serempak dipengaruhi oleh jumlah penduduk, harga dan PDRB di
Sumatera Utara, sedangkan secara parsial konsumsi beras dan cabai hanya

dipengaruhi PDRB.
Wenny Mahdalena L.Gaol (2015)dengan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras dan Jagung Di ProvinsiSumatera
Utara”.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi ketersediaan beras dan jagung di Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berhubungan dengan ketersedian
beras dan jagung di Sumatera Utara dari tahun 1999-2013.Dari hasil penelitian

Universitas Sumatera Utara

12

diperolehbahwa ketersediaan beras di Sumatera Utara secara serempak
dipengaruhi oleh harga domestik, harga impor, harga kedelai, luas panen padi,
konsumsi beras, dan jumlah tenaga kerja. Ketersedian beras di Sumatera Utara
secara parsial dipengaruhi olehharga domestik, harga kedelai, konsumsi beras, dan
jumlah tenaga kerja.
Ketersediaan beras di Sumatera Utara secara parsial tidak dipengaruhi oleh harga
impor dan luas panen jagung.Ketersediaan jagung di Sumatera Utara secara
serempak dipengaruhi oleh luas panen jagung, harga domestik, jumlah penduduk,

tenaga kerja, dan nilai tukar.Ketersediaan jagung di Sumatera Utara secara parsial
dipengaruhi oleh luas panen jagungdan hargadomestik.Ketersediaan jagung di
Sumatera Utara secara parsial tidak dipengaruhi oleh jumlah penduduk, tenaga
kerja, dan nilai tukar rupiah.
2. 4

Kerangka Pemikiran

Menurut DKP (2010), kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan pangan dari
sektor pertanian mengacu pada Rancangan Strategis Pemangunan Pertanian
Tahun 2010-2014 yang diarahkan untuk mencapai “Empat Sukses yaitu sukses
dalam:
a) Swasembada berkelanjutan
b) Diversivikasi pangan
c) Nilai tambah, daya saing, dan ekspor
d) Peningkatan kesejahteraan petani.
Demi mendukung kebijkan pemerintah tentang swasembada pangan maka
ketersedian padi dan jagung di Kabupaten Karo harus lebih ditingkatkan kembali.

Universitas Sumatera Utara


13

Terjadinya peningkatan produksi dan ketersediaan pangan yang disertai dengan
harga pangan domestik yang relatif stabil serta peningkatan akses pangan melalui
program Raskin dan beberapa program pembangunan lainnya telah berkontribusi
dalam peningkatan konsumsi pangan.
Ketersediaan padi dapat dipengaruhi oleh luas panen, konsumsi beras, harga
domestik beras dan harga impor beras. Luas panen padi adalah luas areal
pertanaman padi yang berproduksi atau menghasilkan. Apabila luas panen padi
meningkat maka produksi pun akan meningkat.
Konsumsi beras juga sangat berpengaruh terhadap ketersediaan padi karena beras
merupakan hasil dari padi. Konsumsi beras erat hubungannya dengan jumlah
penduduk, jika jumlah penduduk semakin naik maka jumlah konsumsi beras juga
meningkat. Mengingat beras merupakan makanan pokok bangsa Indonesia.
Ketersediaan jagung dapat dipengaruhi oleh Pendapatan, luas panen dan harga
domestik jagung. Luas panen jagung adalah luas areal pertanaman jagung yang
berproduksi atau menghasilkan. Apabila luas panen jagung meningkat maka
produksi pun akan meningkat.
Adapun pendapatan adalah faktor yang dapat mempengaruhi impor yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan jagung dari dalam negeri. Harga domestik
jagung dapat mempengaruhi ketersediaan jagung. Apabila harga domestik jagung
naik, maka akan mendorong para petani untuk memproduksi jagung semakin
tinggi agar mendapat keuntungan lebih. Oleh karena itu jika produksi jagung
semakin tinggi maka ketersediaan jagung juga akan sama halnya yaitu semakin
tinggi atau banyak.Secara ringkas, dapat digambarkan pada skema berikut,

Universitas Sumatera Utara

14

Luas Panen Padi
Konsumsi Beras
Ketersediaan padi
Harga Domestik
Beras
Harga Impor
Beras

Kebijakan Pangan


Pendapatan
Luas Panen
Ketersediaan Jagung
Harga Domestik
Jagung

: Variabel yang Mempengaruhi
: Menyatakan Hubungan

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
2. 5Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran maka
hipotesis dalam penelitian dapat diketahui sebagai berikut:
1.

Variabel/faktor yang mempengaruhi ketersediaan padi yaitu luas panen
padi,konsumsi beras, harga domestik beras, harga impor beras dan faktor

Universitas Sumatera Utara

15

yang mempengaruhi ketersediaan jagung yaitu pendapatan, luas panen
jagung, dan harga domestik jagung.
2.

Ada pengaruhyang signifikan dari luas panen padi,konsumsi beras, harga
domestik beras, harga impor berasterhadap ketersediaan padi di Kabupaten
Karo baik secara parsial maupun secara agregat. Ada pengaruhyang
signifikan dari pendapatan, luas panen jagung, dan harga domestik jagung
terhadap ketersediaan jagung di Kabupaten Karo baik secara parsial maupun
secara agregat.

Universitas Sumatera Utara