Sense of Place pada Ruang Publik Kawasan Perumahan Terencana di Kota Medan Chapter III VI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan penelitian metode campuran
(kualitatif dan kuantitatif) , dimana
pendekatan penelitian metode campuran adalah desain penelitian dengan asumsi
filosofi serta metode penyelidikan. Sebagai sebuah metodologi,hal ini melibatkan
asumsi filosofi yang memandu arah dalam pengumpulan dan analisis data serta
campuran dari data kualitatif dan kuantitatif dalam studi tunggal atau serangkaian
studi. Alasan
utama adalah bahwa penggunaan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dalam kombinasi memberikan pemahaman yang lebih baik dari masalah
penelitian yang baik pendekatan sendiri. (Creswell and Plano Clark,2007)
Menurut Sumanto (1995), metode kualitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian
ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu
mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa
sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Dan
metode kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel
dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan
17
Universitas Sumatera Utara
18
simbol – simbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi
yang berkaitan dengan variabel tersebut.
Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian campuran adalah suatu
metode penelitian yang mengkombinasikan atau mengabungkan antara metode
kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan
obyektif.
Metode Mixed dapat di aplikasikan secara beragam kedalamtahap-tahap
penelitian seperti berikut ini:
1.
Bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk eksperimen lapangan dan
wawancara etnografis mendlam yang dilakukan secara srimultan dan
terintegrasi,
2.
Pengumpulan data yang memasukan item wawancara tertutup dengan
memasukan jawaban numeric,
3.
Analisis data yang memasukan analisis factor dengan bentuk skala likert
dari satu bagian survey ditambah dengan penggunaan metode komparasi
tetap.
3.2.
Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor sense
of place ( place attachment, place identity, dan place dependence) yang terjadi
di ruang publik pada perumahan kecil, menengah dan besar.
Universitas Sumatera Utara
19
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau studi populasi (Sabar, 2007). Populasi dalam
penelitian ini adalah penghuni yang melakukan aktivitas di ruang publik pada
perumahan terencana di kota Medan.
Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah bagian atau jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel pada penelitian ini adalah
pegguna ruang publik yang ada pada perumahan terencana di kota Medan.
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Menurut buku Metode Pemetaan Sosial (2013), peneliti membuat catatan
lapangan yang isinya adalah kejadian-kejadian yang menimpa pelaku (informan)
pada waktu diwawancarai dan diobservasi, termasuk juga di dalam catatan
lapangan kondisi si pelaku (informan). Ini diperlukan untuk mengetahui tingkah
laku ketika mengalami masalah sosial yang dirasakannya.
Beberapa cara-cara pengumpulan data:
a.
Peneliti harus menetapkan batas-batas penelitian agar fokus penelitian
tidak menyebar kemana-mana sehingga sulit untuk diidentifikasi.
b.
Mengumpulkan informasi. Dari batas penelitian yang telah ditetapkan,
maka juga ditetapkan informan-informan yang harus diwawancarai dan
diobservasi untuk dimintai informasi tentang kondisi sosial yang
dirasakannya.
Universitas Sumatera Utara
20
c.
Menetapkan aturan untuk mencatat informasi.
rangkaian
proses
penelitian
sangat
Ini diperlukan agar
terfokus
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Di dalam penelitian ini akan menggunakan metode pengamatan dan
pembagian kuesioner. (Tabel 3.1).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3.1 Metoda Pengumpulan Data
VARIABEL
Place
Attachment
INDIKATOR
Akses menuju ruang
publik
Gambaran pemikiran penghuni perumahan mengenai
dukungan sosial yang ada di dalam perumahan kecil,
menengah, dan besar.
Pendapat dari penghuni mengenai peristiwa kriminal yang
pernah terjadi selama beraktivitas di ruang publik pada
perumahan kecil, menengah, dan besar.
Pendapat dari penghuni mengenai gangguan yang pernah
terjadi selama beraktivitas di ruang publik pada perumahan
kecil, menengah, dan besar.
Gambaran pemikiran penghuni perumahan apakah
mempunyai keinginan untuk merenovasi rumah atau
berpindah ke perumahan lain.
Pendapat dari penghuni perumahan mengenai aksesmenuju
ruang publik yang tersedia di perumahan kecil, menengah,
dan besar.
Kepuasan terhadap
ruang publik
Pendapat dari penghuni perumahan mengenai kepuasan
penghuni terhadap ruang publik yang tersedia di perumahan
kecil, menengah, dan besar.
Dukungan sosial
Kriminalitas
Gangguan dalam Sosial
Keinginan untuk
merenovasi/berpindah
Place Identity
Place
Dependence
DATA YANG DIPERLUKAN
Kualitas lingkungan
Pendapat dari penghuni dari masing-masing perumahan kecil,
menengah dan besar mengenai kualitas ruang publik yang ada
di perumahan.
METODA PENGUMPULAN
DATA
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Universitas Sumatera Utara
22
3.5.
Kawasan Penelitian
Kawasan penelitian ini akan dilakukan di 12 Perumahan Terencana di
Kota Medan, dimana dari 12 perumahan tersebut akan diklasifikasi berdasarkan
jumlah unit rumah yang ada di perumahan-perumahan tersebut, yaitu:
1.
Perumahan kecil
: Perumahan Taman Anggrek Setia Budi
Perumahan Grand Monaco
2.
Perumahan Menengah
: Royal Sumatera Residence
Perumahan Bumi Asri
Villa Zeqita Residence
Perumahan Citra Wisata
Perumahan Johor Indah Permai
3.
Perumahan Besar
: Perumahan Cemara Asri
Perumahan Taman Setia Budi Indah
Perumnas Helvetia
Perumnas Simalingkar
Perumahan Citra Garden
Ruang publik pada perumahan-perumahan terencana tersebut yang akan
diteliti adalah ruang terbuka hijau (taman), jalan utama, dan tempat
berbelanja (fasilitas perumahan).
Universitas Sumatera Utara
23
3.6.
Metode Analisa Data
Data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti termasuk juga catatan
lapangan yang dikelompokkan oleh peneliti atas dasar aktivitas khusus yang ada
dan diteliti.
Kemudian dari pengelompokkan data tersebut, data-data itu
kemudian diabstraksikan dan dikaitkan satu dengan lainnya sebagai satu kesatuan
kejadian dan fakta yang terintergrasi. Dari abstraksi tersebut maka akan tampak
pranata sosial yang berlaku di wilayah atau komuniti setempat. (Gambar 3.2.).
Metoda Analisa Data
Faktor Sense of
Place
Ruang Publik
Dependence
Ruang Terbuka
Attachment
Jalan Primer
Identity
Fasilitas Perumahan
Gambar 3.1 Metoda Analisa Data
Pada penelitian, metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah
metode SPSS untuk mendapatkan data yang diperlukan (Tabel 3.2).
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 3.2 Metoda Analisa Data
VARIABEL
Place
Attachment
INDIKATOR
DATA YANG DIPERLUKAN
METODA ANALISA DATA
Dukungan sosial
Data dukungan sosial yang terdapat di dalam
perumahan kecil, menengah, dan besar.
SPSS
Kriminalitas
Tingkat kriminalitas yang pernah terjadi di perumahan
kecil, menengah, dan besar.
SPSS
Gangguan dalam Sosial
Keinginan untuk
merenovasi/berpindah
Place Identity
Akses menuju ruang publik
Kepuasan terhadap ruang
publik
Place
Dependence
Kualitas lingkungan
Jumlah penghuni yang pernah mengalami gangguan
saat beraktivitas di ruang publik pada perumahan
kecil, menengah, dan besar.
Jumlah penghuni perumahan yang berkeinginan untuk
merenovasi rumah atau berpindah ke perumahan lain.
Kemudahan akses menuju ruang publik
perumahan kecil, menengah, dan besar.
SPSS
SPSS
pada
SPSS
Jumlah penghuni perumahan yang merasa puas atau
tidak terhadap ruang publik yang ada di dalam
perumahan kecil, menengah, dan besar.
SPSS
Pendapat dari penghuni dari masing-masing
perumahan kecil, menengah dan besar mengenai
kualitas ruang publik yang ada di perumahan.
SPSS
Universitas Sumatera Utara
25
3.7. Kerangka Penelitian
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
KAWASAN KAJIAN
4.1.
Lokasi Perumahan di Kota Medan
Perumahan-perumahan terencana yang akan menjadi lokasi penelitian tersebar
di seluruh kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Lletak Kota Medan pada peta Sumatera
Sumber: www.google.com
Terdapat tiga jenis perumahan yang akan diteliti, yaitu perumahan kecil,
perumahan menengah, dan perumahan besar.
Dari masing-masing perumahan
berjarak dekat ataupun jauh antar perumahan satu dengan yang lainnya dan terletak di
berbagai kecamatan di kota Medan (Gambar 4.2 ).
26
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 4.2 Letak perumahan pada peta kota Medan
Sumber: Google Earth
4.2.
Perumahan Kecil
Perumahan kecil, dengan jumlah rumah kurang dari 300 unit, yang terdapat di
kota Medan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
28
4.2.1.
Taman Anggrek Setia Budi
Perumahan Taman Anggrek Setia Budi berada di Flamboyan Raya,
Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera
Utara. Pencapaian untuk ke perumahan ini dapat melalui Jalan Setia Budi (Gambar
4.3).
Gambar 4.3 Peta Pencapaian Perumahan Taman Anggrek Setia Budi
Sumber: Google Map
Gambar 4.4 Master Plan Perumahan Taman Anggrek Setia Budi
Sumber: Analisis 2016
Universitas Sumatera Utara
29
Pembagian kuesioner dilakukan di ruang terbuka, jalan primer dan fasilitas
perumahan. (Gambar 4.4). Sarana yang terdapat di dalam perumahan ini adalah
kolam renang, lapangan olahraga serta taman olahraga. Di perumahan ini hanya
memiliki satu lapangan olahraga yang sebenarnya merupakan lapangan bulu tangkis.
Namun lapangan ini sering dimultifungsikan sebagai tempat untuk melakukan
berbagai aktivitas lainnya seperti lapangan bermain bagi anak-anak, lapangan sepak
bola, dan sebagainya.
Gambar4.5 Lapangan olahraga
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.6 Kolam Renang
Sumber: Analisis 2016
Universitas Sumatera Utara
30
4.2.2. Perumahan Grand Monaco
Perumahan Grand Monaco terletak di Jalan Eka Surya, Namorambe, Medan
Sumatera Utara. Pencapaian untuk perumahan ini dapat melalui Jalan Eka Surya
maupun Jalan Sidodadi. Pintu masuk utama perumahan berada di Jalan Eka Surya,
dan bisa dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. Sedangkan pada Jalan Sidodadi
yang merupakan pintu samping perumahan biasanya hanya dilewati oleh pejalan
kaki. (Gambar 4.7).
Gambar 4.7 Peta Pencapaian Perumahan Grand Monaco
Sumber: Google Map
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 4.8 Master Plan Perumahan Grand Monaco
Sumber: Analisis 2016
Tahun pembangunan perumahan ini dimulai dari tahun 2011. Perumahan ini
memiliki dua tipe rumah, yaitu tipe 90 dan tipe 110. Jumlah unit di dalam perumahan
diperkirakan akan dibangun sebanyak 400 unit dengan dua tahap pembangunan yaitu
yaitu tahap 1 sejumlah 260 unit hunian dan tahap 2 sejumpah 140 unit hunian.
Namun pada saat melakukan penelitian jumlah unit yang baru dibangun masih kurang
dari 300 unit Perumahan ini tidak memiliki banyak fasilitas, bahkan fasilitas seperti
pertokoan berada di luar perumahan sehingga penghuni harus berjalan keluar terlebih
dahulu untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Fasilitas perumahan yang akan
dibangun adalah karaoke dan kolam
renang.
Penghuni perumahan cenderung
beraktivitas di jalan primer. (Gambar 4.8)
Universitas Sumatera Utara
32
Gambar 4.9 Jalan Primer Perumahan Grand Monaco
Sumber: Analisis 2016
4.3.
Kajian Perumahan Menengah
Perumahan menengah, dengan jumlah rumah antara 300-1000 unit, yang
terdapat di kota Medan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah sebagai
berikut:
4.3.1. Perumahan Citra Wisata
Perumahan Citra Wisata berlokasi di jl. Karya Wisata, Medan Johor, Medan,
Sumatera Utara, Indonesia. Pencapaian untuk ke perumahan ini adalah melalui Jl.
Jamin Ginting. Sesampainya di Simpang Pos, berbelok ke kiri ke Jl. A.H. Nasution,
kemudai berbelok ke kanan menuju Jl. Karya Wisata. (Gambar 4.10).
Universitas Sumatera Utara
33
Gambar 4.10. Peta Pencapaian Perumahan Citra Wisata
Sumber: Google Map
Perumahan ini memiliki luas sekitar 19 hektar dengan jumlah rumah di
perumahan ini adalah 545 unit, yang terbagi ke dalam beberapa blok. Perumahan ini
memilikit tiga jenis tipologi rumah, yaitu rumah deret, rumah maisonette, dan rumah
toko. Rumah toko dapat ditemukan sebelum pintu masuk utama perumahan.
Gambar 4.11 Master Plan Perumahan Citra Wisata
Sumber: Analisis 2016
Sarana yang tersedia dalam Perumahan Citra Wisata antara lain, supermarket,
panti asuhan, masjid, sarana rekreasi (kolam renang, tempat bersantai atau gazebo
Universitas Sumatera Utara
34
dan danau), sarana olahraga (lapangan basket dan lapangan bulu tangkis), dan
beberapa café serta tempat makan.
Penelitian dilakuakan di ruang terbuka serta
fasilitas perumahan (Gambar 4.11). Penghuni erumahan melakukan banyak kegiatan
di tepi danau, terutama pada sore hari, seperti jogging, piknik, atau sekedar dudukduduk. Ada juga yang melakukan olahraga air di danau seperti bermain kayak
(Gambar 4.12)
Gambar 4.12 Danau dan Ruang Terbuka Perumahan Citra Wisata
Sumber: Analisis 2016
4.3.2. Perumahan Johor Indah Permai
Perumahan Johor Indah Permai berada di Jalan Karya Wisata, Medan
Johor,Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Perumahan ini terletak tidah jauh dari
Perumahan Citra Wisata.
Perumahan Johor Indah Permai dapat dicapai melalui
Jamin Ginting (Gambar 4.13).
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 4.13 Peta Pencapaian Perumahan Johor Indah Permai
Sumber: Google Map
Gambar 4.14 Master Plan Perumahan Johor Indah Permai
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas sekitar 19 ha dengan jumlah rumah sekitar 800
unit. Tipe rumah pada perumahan ini umumnya berbentuk rumah deret. Sarana yang
Universitas Sumatera Utara
36
terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai antara lain adalah masjid dan lapangan.
Masjid yang terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai bernama Masjid
Baitturahman, sedangkan lapangan yang terdapat pada Perumahan Johor Indah
Permai terdapat 3 lapangan antara lain adalah lapangan tenis, bulu tangkis, dan
lapangan bola. Ruang publik yang diteliti adalah ruang terbuka yang terdapat di
depan mesjid (Gambar 4.14).
4.3.3. Perumahan Bumi Asri
Perumahan Bumi Asri berlokasi di Jalan Asrama, Kelurahan Cinta Damai,
Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara (Gambar 4.15).
Gambar 4.15 Peta Pencapaian Perumahan Bumi Asri
Sumber: Google Map
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 4.16 Master Plan Perumahan Bumi Asri
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas sekitar 39 hektar, dengan deretan hunian pada
pintu masuk yang memiliki fungsi komersil Sarana yang terdapat pada perumahan ini
adalah waterpark dan lapangan olahraga. Namun, akibat suatu hal, waterpark di
perumahan sudah tidak berfungsi lagi, sehingga hanya tersisa lapangan olahraga yang
menjadi fasilitas yang disediakan oleh pihak perumahan (Gambar 4.16).
4.3.4. Perumahan Royal Sumatera
Perumahan Royal Sumatera berada di Jalan Djamin Ginting, Padang Bulan,
Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan. Perumahan ini dapat dicapai
melalui Jl. Jamin Ginting (Gambar 4.17).
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 4.17 Peta Pencapaian Perumahan Royal Sumatera
Sumber: Google Map
Gambar 4.18 Master Plan Perumahan Royal Sumatera
Sumber: Analisis 2016
Perumahan yang memiliki luas sebesar 250 ha ini tersusun menjadi beberapa
cluster dan dijaga oleh pos keamanan lengkap dengan gerbang Sarana yang terdapat
di perumahan ini lapangan golf dan club house yang terdiri dari beberapa toko
Universitas Sumatera Utara
39
(Gambar 4.18). Selain itu, di dekat pintu masuk utama perumahan, pada sisi kiri
terdapat Sekolah Internasional Singapore (SIS) yang dijaga dengan gerbang portal
sehingga tak sembarang orang bisa masuk ke dalam sekolah.
Jalan di dalam
perumahan cukup besar, sehingga penghuni perumahan sering melakukan kegiatan
jalan sore ataupun berolahraga di jalan. Terdapat juga taman-taman yang berbentuk
lingkaran di tiap persimpangan jalan sehingga penghuni yang beraktivitas sore dapat
duduk-duduk dan beristirahat disana (Gambar 4.19).
Gambar 4.19. Aktivitas di sarana Perumahan Royal Sumatera
Sumber: Analisis 2016
4.3.5. Villa Zeqita Residence
Villa Zeqita berada di Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Medan.
Perumahan ini memiliki ±350 unit rumah. Untuk mencapai perumahan ini, kita bisa
melewati jalan Jamin Ginting tau Setiabudi. Permahan ini sangat mudah dijumpai
karena perumahan ini berada di pinggir jalan Jamin Ginting KM 12,5 (Gambar 4.20).
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 4.20 Peta Pencapaian Villa Zeqita Residence
Sumber: Google Map
Gambar 4.21 Master Plan Villa Zeqita Residence
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas 10 ha dengan 354 unit hunian didalamnya
(Gambar 4.21). Terdapat beberapa fasilitas yang mendukung perumahan dan bersifat
semi publik karena hanya bisa dipakai oleh penghuni perumahan, antara lain kolam
renang, balai perumahan, minimart, dan café. Semua fasilitas tersebut dapat dijumpai
sebelum memasuki ke area rumah karena letak fasilitas perumahan berada di depan,
sedangkan letak rumah-rumah berada agak belakang. Jalan masuk perumahan ini
Universitas Sumatera Utara
41
sangat luas, sehingga sangat mendukung dan memudahkan sirkulasi bagi pengguna
kendaraan maupun pejalan kaki. (Gambar 4.22).
Gambar 4.22 Keadaan Jalan Primer Villa Zeqita Residence
Sumber: Analisis 2016
4.4.
Kajian Perumahan Besar
4.4.1. Perumahan Taman Setia Budi Indah
Perumahan Taman Setia Budi Indah 1 Medan terletak di jalan arteri ring road,
Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera
Utara. Untuk dapat mencapai perumahan dapat melalui jalan Dr. Mansyur, kemudian
akan berjumpa dengan
simpang setiabudi berbelok ke kiri. Berjalan lurus terus
sampai melewati 2 lampu lalu lintas, kemudian berbelok ke kanan dan akan sampai
pada pintu masuk perumahan (Gambar 4.23).
Universitas Sumatera Utara
42
Universitas Sumatera Utara
43
antara lain lapangan bola, lapangan golf, swalayan, warung makan, ATM, lahan
kosong, Masjid, dan sekolah (Gambar 4.24)
4.4.2. Perumahan Cemara Asri
Perumahan Cemara Asri berada di Jalan Cemara Boulevard, Percut Sei Tuan,
Deliserdang, Sumatera Utara, Indonesia. Pencapaian menuju perumahan ini dapat
melalui Jalan Krakatau. dan Jalan H.Anif. Pada Perumahan Cemara Asri sebenarnya
terdapat 1 pintu masuk, yaitu dari Jl. Cemara Boulevard, namun ada juga jalan masuk
kecil yang terdapat di belakang Cemara Asri yang dapat dilewati sebuah mobil dan
sebuah sepeda motor (Gambar 4.25).
Gambar 4.25 Peta Pencapaian Perumahan Cemara Asri
Sumber: Google Map
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 4.26 Master Plan Perumahan Cemara Asri
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas sekitar 142 ha dan terdiri dari beberapa tipe
rumah, yaitu rumah deret, rumah Maissonette, rumah Kopel, dan Ruko (Rumah
Toko).
Sarana yang terdapat pada Perumahan Cemara Asri antara lain adalah
masjid, vihara, kolam renang, sekolah, danau bangau dan sebuah taman berbentuk
lingkaran yang dikenal dengan nama bundaran.
Pada sore hari banyak terdapat
pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar bundaran, terutama pada hari sabtu dan
minggu.
Masjid yang terdapat pada Perumahan Cemara Asri bernama Masjid
Musannif, sedangkan viharanya merupakan vihara Maitreya. Terdapat dua sekolah di
dalam Perumahan Cemara Asri, yaitu Sekolah Chandra Kusuma dan Sekolah
Maitreya (Gambar 4.26). Selain itu terdapat minimart di dalam perumahan. bukan
hanya penghuni perumahan yang menggunakan fasilitas tersebut, namun juga banyak
pengunjung dari luar perumahan yang datang ke perumahan ini untuk menikmati
fasilitas-fasilitas yang ada di dalam perumahan ini.
Universitas Sumatera Utara
45
Gambar 4.27 Ruang Terbuka Perumahan Cemara Asri
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.28 Fasilitas Perumahan Cemara Asri
Sumber: Analisis 2016
4.4.3. Perumahan Citra Garden
Perumahan Cita Garden berlokasi di. Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Perumahan ini dibangun pada tahun 2004
dan selesai pada tahun 2010. Untuk mencapai perumahan ini dapat melalui Jalan
Jamin Ginting (Gambar 4.29).
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.29 Peta Pencapaian Perumahan Citra Garden
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.30 Master Plan Perumahan Citra Garden
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas ± 26 hektar dan memiliki beberapa tipologi
hunian.Pusat perbelanjaan Carrefour yang terletak di sebelah perumahan merupakan
suatu kelebihan dari perumahan karena memudahkan penghuni perumahan berbelanja
Universitas Sumatera Utara
47
kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, terdapat sarana pendidikan, yaitu Sekolah
Internasional Piaget dan tempat kursus Kumon.
Terdapat kolam renang dan
waterpark di dalam perumahan yang bisa diakses baik penghuni maupun pengunjung
dari luar perumahan. ruang terbuka yang terdapat di perumahan ini adalah lapangan
olahraga dan taman. (Gambar 4.30)
4.4.4. Perumnas Simalingkar
Perumnas Simalingkar berlokasi di Jalan Kapitan Purba, Kabupaten Deli
Serdang, Kecamatan Pancur Batu, Medan, Sumatera Utara dan
merupakan milik pemerintah.
Perumahan ini
Pencapain menuju Perumnas Simalingkar dapat
melalui Jalan Djamin Ginting. Perumnas ini berada di sebelah Perumahan Royal
Sumatera (Gambar 4.31)
Gambar 4.31 Peta Pencapaian menuju Perumnas Simalingkar
Sumber: Analisis 2016
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 4.32 Master Plan Perumnas Simalingkar
Sumber: Analisis 2016
Tipe rumah yang terdapat di perumnas ini kebanyakan adalah rumah deret
berlantai 1. Jumlah rumah yang terdapat di perumanas mencapai lebih dari 1000
rumah (Gambar 4.32). Padatnya penghuni perumahan simalingkar sehingga tidak
terdapat lahan kosong yang dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau. Sarana yang
terdapat di perumahan ini berupa toko-toko dan sekolah.
Jalan primer biasa
digunakan penghuni untuk beraktivitas. Namun banyaknya angkutan umum yang
berlalu lalang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan.
Universitas Sumatera Utara
49
4.4.5. Perumnas Helvetia
Perumnas Helvetia dapat dicapai peru melaluli jalan besar yaitu Jalan
Sumarsono. Di dalam perumnas ini memiliki banyak jalan sekunder (Gambar 4.32).
Gambar 4.33 Peta Pencapaian Perumnas Helvetia
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.34 Master Plan Perumnas Helvetia
Sumber: Analisis 2016
Perumnas ini memiliki luas sekitar 95 hektar berbeda dengan perumahan
lainnya, untuk menemukan batas perumnas ini cukup sulit karena tidak memiliki
penanda perumahan.
Sama seperti Perumnas Simalingkar, tidak terdapat lahan
kosong untuk dijadikan ruang terbuka hijau dikarenakan padatnya rumah-rumah
penduduk perumnas. Sarana yang terdapat di perumnas ini adalah minimart dan
toko-toko (Gambar 4.34).
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Lokasi Kawasan Penelitian
Dari survei didapatkan hasil berupa jawaban dari responden-responden
yang ditanyai pada saat survei. Survei dilakukan pada tiga kategori perumahan,
yaitu
1.
Perumahan Kecil, dengan jumlah rumah < 300 unit. Perumahanperumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Taman Anggrek
Setia Budi dan Perumahan Grand Monaco.
2.
Perumahan
Menengah,
dengan
jumlah
rumah
300-1000
unit.
Perumahan-perumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Royal
Sumatera
Residence,
Perumahan
Bumi
Asri,
Villa
Zeqita
Residence,Perumahan Citra Wisata, dan Perumahan Johor Indah Permai.
3.
Perumahan Besar, dengan jumlah rumah > 1000 unit.
Perumahan-
perumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Cemara Asri,
Perumahan Taman Setia Budi Indah, Perumnas Helvetia, Perumnas
Simalingkar, dan Perumahan Citra Garden.
50
Universitas Sumatera Utara
51
5.2.
Sense of Place
Berikut ini merupakan hasil analisa Sense of place dimana dilakukan
perbandingan antara 3 jenis perumahan berdasarkan pertanyaan yang dikaitkan
dengan faktor identity dan dependence, attachment.
5.2.1. Place identity pada ruang terbuka
1.
Tahu akan Ruang Terbuka
Gambar 5.1 Diagram Batang Tahu akan Ruang Terbuka
Berdasarkan hasil survei, responden pada perumahan kecil dan menengah
tahu akan ruang terbuka yang ada di dalam perumahan. Namun pada perumahan
besar, masih terdapat sebagian kecil penghuni perumahan yang belum mengetahui
adanya ruang terbuka di dalam perumahan dikarenakan tidak terdapat ruang
terbuka pada perumahan yang dihuni, yaitu Perumnas Simalingkar dan Perumnas
Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
52
2.
Kemudahan akses terhadap Ruang Terbuka
Gambar 5.2 Diagram Batang Kemudahan Akses menuju Ruang
Terbuka
Seperti yang dilihat pada gambar 5.2, pada perumahan kecil sebanyak
100% responden menjawab bahwa akses menuju ruang terbuka
perumahan
sangat mudah. Hal ini bisa dikarenakan posisi ruang terbuka yang berada di pusat
perumahan. Pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden menjawab
akses menuju fasilitas perumahan mudah, dengan alasan dekat dengan rumah
ataupun lokasi yang berada di pusat perumahan. Sedangkan sisanya sebanyak
28,57% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan.
Contohnya ruang terbuka terletak di sebelah pusat perbelanjaan di Perumahan
Citra Garden yang letaknya cukup jauh dari rumah-rumah penghuni sehingga
terkadang penghuni perumahan merasa malas untuk menikmati fasilitas tersebut.
Hasil survei pada perumahan besar didapatkan bahwa sebanyak 90,48%
Universitas Sumatera Utara
53
responden memilih jawaban mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan, dan
sisanya 9,52% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses dikarenakan jauh
dari rumah.
3.
Kepuasan terhadap Ruang Terbuka
Gambar 5.3 Diagram Batang Kepuasan terhadap Ruang Terbuka
Hasil survei pada tiga jenis perumahan mengenai kepuasan penghuni
perumahan terhadap ruang terbuka yang tersedia di perumahan menunjukkan
hasil bahwa semua penghuni pada perumahan kecil merasa puas terhadap ruang
terbuka yang tersedia.
Untuk perumahan menengah, sebanyak 14,29% dari
responden memilih tidak puas terhadap ruang terbuka yang ada di perumahan.
Sama seperti perumahan menengah, pada perumahan besar sebagian besar
responden menjawab tidak puas dengan ruang terbuka yang tersedia di dalam
Universitas Sumatera Utara
54
perumahan (Gambar 5.3). Studi mengatakan bahwa identifikasi tempat suatu
perumahan mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni terhadap lingkungan
perumahan, terutama dengan aspek-aspek sosial dari lingkungan perumahan.
(Fleury-Bahi, F_eloneau, & Marchand, 2008). Sehingga perumahan yang ruang
terbukanya dengan tingkat kepuasan rendah bisa terbilang tidak memiliki nilai
sosial yang tinggi.
4.
Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka
Gambar 5.4 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka
Pengizinan untuk memakai ruang terbuka memang berlakuk untuk
beberapa perumahan terencana. Seperti pada perumahan besar, terdapat sebagian
kecil responden yang mengatakan perlunya pengizinan untuk memakai ruang
terbuka; untuk acara pribadi. Namun pada perumahan kecil seperti Perumahan
Taman Anggrek Setia Budi, tidak perlu dilakukan pengizinan untuk memakai
Universitas Sumatera Utara
55
ruang terbuka yang tersedia di perumahan. Hal yang sama juga berlaku pada
perumahan menengah, dimana tidak perlu meminta izin kepada pihak perumahan
untuk dapat menggunakan ruang terbuka di dalam perumahan ( Gambar 5.4).
5.
Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka
Gambar 5.5 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka
Frekuensi pemakain ruang terbuka pada tiap-tiap perumahan berbeda.
Seperti pada gambar 4.5., pada perumahan kecil sebanyak 25% responden
memilih pilihan sering , 25% responden memilih kadang-kadang, dan 50%
responden memilih jarang menggunakan ruang terbuka di perumahan. pada
perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih kadang-kadang
menggunakan ruang terbuka, dan sisanya memilih sering dan jarang.
Pada
perumahan besar, sebanyak 19,05% responden memilih tidak pernah sama sekali
Universitas Sumatera Utara
56
memakai ruang terbuka, dikarenakan akses yang cukup jauh dari rumah ( Gambar
5.5).
6.
Kenyamanan di Ruang Terbuka
Gambar 5.6 Diagram Batang kenyamanan Terhadap Ruang
Terbuka
Kenyamanan
merupakan
faktor
penting
bagi
penghuni
dalam
menggunakan ruang publik yang tersedia di perumahan. Pada perumahan kecil,
semua responden menjawab nyaman selama beraktivitas di ruang terbuka. Hal
yang sama juga terjadi di perumahan menengah. Semua responden menjawab
sudah nyaman selama menggunakan ruang terbuka sebagai wadah beraktivitas.
Sedangkan pada perumahan besar, terdapat respon yang masih belum nyaman
selama beraktivitas di ruang terbuka (Gambar 5.6).
Universitas Sumatera Utara
57
5.2.2. Place Dependence pada ruang terbuka
1.
Kemampuan Ruang Terbuka Mendukung Aktivitas Penghuni
Gambar 5.7 Diagram Batang Kemampuan Ruang Terbuka
Kemampuan suatu ruang terbuka dilihat dari apakah ruang terbuka
tersebut bisa memenuhi kebutuhan dari penghuni perumahan dan mencakup
jumlah penggunanya. Berdasarkan hasil survei, ruang terbuka pada perumahan
diakui responden sudah memiliki kemampuang tersebut.
Sedangkan pada
perumahan menengah, sebanyak 14,29% responden menjawab masih belum
memiliki kemampuan tersebut. Sama seperti perumahan menengah, perumahan
besar juga masih belum diakui memiliki kemampuan tersebut oleh sebagian kecil
responden (Gambar 5.7).
Universitas Sumatera Utara
58
5 .2.3. Place Attachment pada ruang terbuka
1.
Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka
Gambar 5.8 Diagram Batang Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka
Ikatan batin dengan suatu tempat biasanya terjadi pada tingkat individu
ataupun komunitas (Hummon D,in Altman & Low, 1992).
Sehingga acara
bersama seperti komunitas sangat berpengaruh terhadap keterikatan seseorang
dengan suatu tempat. Hasil survei menunjukkan tidak semua jenis perumahan
memiliki kegiatan bersama. Pada perumahan kecil, sebanyak 75% responden
menjawab terdapat kegiatan bersama di ruang terbuka, seperti senam, acara
perumahan, dan anak-anak bermain bersama.
kegiatan bersama di perumahan kecil.
Sisanya menjawab tidak ada
Berbeda dengan perumahan kecil,
responden yang menjawab tidak terdapat kegiatan ruang terbuka lebih tinggi,
Universitas Sumatera Utara
59
yaitu 71,43%. Ini dikarenakan letak perumahan yang cukup jauh dari kota,
sehingga terdapat penghuni perumahan jarang melakukan kegiatan di ruang
terbuka. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% menjawab ada
kegiatan bersama di ruang terbuka. Contohnya adalaha Perumahan Cemara Asri,
dimana memiliki ruang terbuka berupa taman besar di pusat perumahan dan
banyak penghuni maupun pengunjung dari luar yang sering melakukan kegiatan
disana, seperti olahraga bersama (Gambar 5.8).
2.
Peristiwa Kriminal di Ruang Terbuka
Gambar 5.9 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Ruang
Terbuka
Peristiwa kriminal adalah hal paling dihindari oleh para penghuni
perumahan baik yang sedang berada di dalam rumah ataupun beraktivitas di luar
Universitas Sumatera Utara
60
rumah, seperti di ruang terbuka.
Berdasarkan hasil survei, responden pada
perumahan kecil menjawab tidak pernah terjadi peristiwa kriminal di ruang
terbuka pada perumahan tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada perumahan
menengah.
Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 38,10% responden
menjawab pernah terjadi peristiwa kriminal, seperti pencurian motor di
Perumahan Cemara Asri (Gambar 5.9).
3.
Gangguan saat Beraktivitas di Ruang Terbuka
Gambar 5.10 Diagram Batang Gangguan di Ruang Terbuka
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.10, penghuni pada perumahan
kecil tidak pernah mengalami gangguan pada saat beraktivitas di ruang terbuka
perumahan, dikarenkan Sama halnya dengan di perumahan kecil, penghuni pada
Universitas Sumatera Utara
61
perumahan menengah juga tidak pernah mengalami gangguan pada saat
beraktivitas di ruang terbuka perumahan.
Namun hal yang berbeda dengan
perumahan besar, dimana sebanyak 9,52% responden menjawab adanya gangguan
saat beraktivitas di ruang terbuka perumahan.
sedangkan sisanya 90,48%
responden menjawab tidak mengalami gangguan saat beraktivitas di ruang
terbuka.
5.2.4. Place Identity pada jalan primer
1.
Kepuasan terhadap Jalan Primer
Gambar 5.11 Diagram Batang Kepuasan terhadap Jalan Primer
Hasil survei pada tiga jenis perumahan mengenai kepuasan penghuni
perumahan terhadap jalan primer yang tersedia di perumahan menunjukkan hasil
bahwa semua penghuni pada perumahan kecil merasa puas terhadap jalan primer
Universitas Sumatera Utara
62
perumahan. Sama seperti perumahan kecil, pada perumahan menengah, semua
responden merasa puas terhadap jalan primer perumahan.
Sedangkan pada
perumahan besar, sebanyak 76,19% responden menjawab sudah merasa puas
terhadap jalan primer perumahan, dikarenakan jalan yang luas, sedangkan
sebanyak 23,81% responden menjawab tidak puas terhadap jalan primer,
dikarenakan kerusakan jalan maupun terlalu banyak kendaraan bermotor sehingga
dapat membahayakan bagi pengguna jalan (Gambar 5.11).
2.
Pengizinan Pemakaian Jalan Primer
Gambar 5.12 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Jalan Primer
Pada perumahan besar, terdapat sebagian kecil responden yang
mengatakan perlunya pengizinan untuk memakai ruang terbuka; untuk acara
pribadi. Namun pada perumahan kecil seperti Perumahan Taman Anggrek Setia
Universitas Sumatera Utara
63
Budi, tidak perlu dilakukan pengizinan untuk memakai ruang terbuka yang
tersedia di perumahan. Hal yang sama juga berlaku pada perumahan menengah,
dimana responden mengatakan tidak perlu melakukan pengizinan dalam
menggunakan jalan primer. Pada perumahan besar, seperti Perumahan Cemara
Asri, sebanyak 14,29% responden menjawab perlu dilakukan pengizinan
penggunaan jalan primer, seperti pemasangan tenda pedagang kaki lima pada
pinggir jalan primer (Gambar 5.12).
3.
Frekuensi Pemakaian Jalan Primer
Gambar 5.13 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Jalan Primer
Frekuensi pemakain ruang terbuka pada tiap-tiap perumahan berbeda.
Pada gambar 5.13, pada perumahan kecil sebanyak 50% responden memilih
sering dan 50% responden memilih kadang-kadang menggunakan ruang terbuka
Universitas Sumatera Utara
64
di perumahan. pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih
kadang-kadang menggunakan ruang terbuka, dan sisanya memilih sering dan
jarang.
Sama seperti perumahan menengah, sebanyak 71,43%
responden
memilih sering menggunakan jalan primer dan sisanya 28,57% responden
memilih kadang-kadang menggunakan jalan primer di perumahan.
4.
Kenyamanan di Jalan Primer
Gambar 5.14 Diagram Batang Kenyamanan terhadap Jalan
Primer
Jalan primer digunakan sebagai jalan utama masuk dan keluar para
penghuni perumahan, sehingga jalan primer tersebut harus memberikan kesan
nyaman terhadap penggunanya. Responden pada perumahan kecil sudah merasa
nyaman dengan jalan primer perumahan. Hal ini bisa dikarenakan jalan primer
yang tidak terlalu besar seperti di perumahan besar, dan tidak terdapat terlalu
Universitas Sumatera Utara
65
banyak kendaraan yang berlalu lalang sehingga anak-anak juga dapat bermain di
jalan dan dapat dengan mudah diawasi oleh orang tua dari rumah mereka masingmasing. Pada perumahan menengah, dengan rata-rata lebar jalan primer kurang
lebih 7-8 meter, memiliki kenyamanan yang sudah cocok dengan para responden.
Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% responden menjawab sudah
nyaman dengan jalan primer perumahan, dan 23,81% lainnya menjawab masih
belum merasa nyaman, dikarenakan pada beberapa perumahan besar masih
terdapat keadaan jalan yang kurang baik dan pernah terjadi kejadian kriminal
seperti pencurian motor (Gambar 5.14).
5.2.5. Place Dependence pada jalan primer
1.
Sirkulasi perumahan dalam mendukung aktivitas penghuni
Gambar 5.15 Diagram Batang Sirkulasi Perumahan
Jalan merupakan salah faktor penting dalam kehidupan sehari-hari
sehingga sirkulasi dalam suatu perumahan haruslah memiliki kualitas yang bagus
dan dapat mendukung aktivitas para penghuni di perumahan terencana. Setelah
Universitas Sumatera Utara
66
melakukan survei, perumahan kecil memiliki sirkulas jalan primer yang baik dan
dapat mendukung aktivitas penghuni. Pada perumahan menengah juga memiliki
sirkulasi yang sudah baik.
Perumahan besar, pada umumnya memiliki jalan
utama yang lebar dan mampu mendukung aktivitas penghuni, sehingga para
responden memilih pilihan sirkulasi perumahan sudah mampu mendukung
aktivitas penghuni (Gambar 5.15).
5.2.6. Place Attachment pada jalan primer
1.
Penggunaan jalan primer untuk aktivitas pribadi
Gambar 5.16 Diagram Batang Penggunaan Jalan Primer untuk Aktivitas Pribadi
Orang-orang yang tinggal di perumahan tentu mempunyai acara pribadi
masing-masing, seperti acara pernikahan, ulang tahun, open house, dan
sebagainya.
Agar lebih ekonomis dan sudah menjadi bagian dari tradisi
masyarakat pada umumnya, maka orang-orang tersebut melakukannya di rumah
sendiri, dan menggunakan jalan sebagai wadah aktivitas tersebut. Dilihat dari
hasil survei, ternyata pada ketiga jenis perumahan terdapat aktivitas yang
Universitas Sumatera Utara
67
menggunakan jalan primer sebagai wadah aktivitas penghuni, seperti pemasangan
tenda secara besar-besaran sehingga menutupi badan jalan. Tentu saja hal ini bisa
dikatakan cukup mengganggu penghuni yang lain (Gambar 5.16).
2.
Peristiwa Kriminal di Jalan Primer
Gambar 5.17 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Jalan Primer
Peristiwa kriminal rawan terjadi dimana saja, termasuk dijalan primer di
dalam perumahan, baik kecil, menengah, maupun besar. Berdasarkan hasil survei,
pada perumahan kecil seperti Perumahan Grand Monaco dan Taman Anggrek
Setia Budi, tidak pernah terjadi peristiwa kriminal pada jalan primer di dalam
perumahan. Hal yang sama juga terdapat pada perumahan menengah seperti
Universitas Sumatera Utara
68
Perumahan Citra Wisata ataupun Villa Zeqita Residence. Menurut peneliti, tidak
pernah terjadinya peristiwa kriminal pada jalan primer di dalam perumahan
dikarenakan adanya pos keamanan pada pintu masuk utama perumahan dan
satpam yang berkeliling perumahan guna menjaga keamanan perumahan serta
tidak sembarang orang dapat masuk ke perumahan karena harus mempunyai kartu
masuk perumahan untuk dapat mengakses ke dalam perumahan sehingga para
penghuni merasa nyaman beraktivitas di jalan primer perumahan.
Pada
perumahan besar, sebanyak 100% responden menjawab tidak pernah terjadi
peristiwa kriminal pada jalan primer perumahan (Gambar 5.17).
Universitas Sumatera Utara
69
3.
Gangguan saat Beraktivitas di Jalan Primer
Gambar 5.18 Diagram Batang Gangguan saat beraktivitas di
Jalan Primer
Seperti yang dapat dilihat pada grafik di atas, penghuni pada perumahan
kecil tidak pernah mengalami gangguan pada saat beraktivitas di jalan primer
perumahan, dikarenkan luas jalan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu banyak
kendaraan yang berlalu lalang, sehingga anak-anak di perumahan dapat bermain
dengan bebas.
Sama halnya dengan di perumahan kecil, penghuni pada
perumahan menengah juga tidak pernah mengalami gangguan pada saat
beraktivitas di jalan primer perumahan.
Namun hal yang berbeda dengan
perumahan besar, dimana sebanyak 38,10% responden menjawab adanya
gangguan saat beraktivitas di jalan primer perumahan. Contohnya pada Perumnas
Universitas Sumatera Utara
70
Simalingkar, dimana banyak kendaraan bermotor seperti angkutan kota yang
berlalu lalang sehingga penghuni perumahan yang ingin beraktivitas di jalan
primer merasa terganggu (Gambar 5.18).
5.2.7. Place Identity pada fasilitas perumahan
1.
Tahu akan Fasilitas Perumahan
Gambar 5.19 Diagram Batang Tahu akan Fasilitas Perumahan
Hasil survei mengenai pengetahuan penghuni akan fasilitas perumahan
yang tersedia pada masing-masing perumahan kecil, menengah, dan besar
menunjukkan bahwa 100% responden pada perumahan kecil tahu akan fasilitas
perumahan, seperti pada Perumahan Taman Anggrek Setia Budi terdapat fasilitas
kolam renang dan lapangan olahraga kecil.
Letak fasilitas perumahan yang
Universitas Sumatera Utara
71
berada di pusat perumahan memudahkan penghuni untuk dapat melihat dan
mengetahui tentang adanya fasilitas perumahan tersebut.
Sebanyak 100%
responden pada perumahan menengah juga menjawab tahu akan fasilitas
perumahan. Contohnya pada Perumahan Citra Wisata yang mempunyai fasilitas
kolam renang yang berada di pusat perumahan. Pada perumahan besar, didapatkan
hasil bahwa sebanyak 90,48% responden memilih jawaban tahu akan fasilitas
perumahan yang terdapat di dalam perumahan.
Sedangkan
sisanya 9,52%
memilih jawaban tidak tahu akan fasilitas perumahan. Hal ini dapat dikarenakan
lokasi fasilitas yang terlalu jauh ataupun penghuni perumahan yang baru pindah
ke perumahan tersebut (Gambar 5.19).
Universitas Sumatera Utara
72
2.
Kemudahan Akses Menuju Fasilitas Perumahan
Gambar 5.20 Diagram Batang Kemudahan Akses Fasilitas Perumahan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada perumahan kecil,
menengah, dan besar, terdapat beberapa responden yang menanggapi pertanyaan
mengenai kemudahan akses menuju fasilitas perumahan dengan pilihan tdak.
Pada perumahan kecil, sebanyak 75% responden menjawab bahwa akses menuju
fasilitas perumahan sangat mudah.
Hal ini bisa dikarenakan posisi fasilitas
perumahan yang berada dekat dengan rumah mereka. Sedangkan 25% responden
menjawab tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan.
Hal ini
dikarenakan posisi rumah penghuni yang cukup jauh dari fasilitas perumahan
sehingga penghuni bisa merasa malas untuk pergi menikmati fasilitas perumahan.
Pada perumahan menengah, sebanyak 85,71% responden menjawab akses menuju
Universitas Sumatera Utara
73
fasilitas perumahan mudah, dengan alasan dekat dengan rumah ataupun lokasi
yang berada di pusat perumahan. Sedangkan sisanya sebanyak 14,29% memilih
jawaban tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan.
Contohnya
fasilitas pusat perbelanjaan pada Perumahan Citra Garden yang letaknya cukup
jauh dari rumah-rumah penghuni sehingga terkadang penghuni perumahan merasa
malas untuk menikmati fasilitas tersebut. Hasil survei pada perumahan besar
didapatkan bahwa sebanyak 90,48% responden memilih jawaban mudah untuk
mengakses ke fasilitas perumahan, dan sisanya 9,52% memilih jawaban tidak
muda untuk mengakses dikarenakan jauh dari rumah (Gambar 5.20).
Universitas Sumatera Utara
74
3.
Kepuasan terhadap Fasilitas Perumahan
Gambar 5.21 Diagram Batang Kepuasan terhadap Fasilitas Perumahan
Fasilitas perumahan di suatu perumahan terencana yang baik adalah yang
berada dalam kondisi yang baik dan dapat memberikan rasa nyaman dan aman
terhadap pemakainya.
Berdasarkan hasil survei pada perumahan kecil, sebanyak
75% responden menjawab sudah puas terhadap fasilitas perumahan yang
tersedia.(Gambar 5.21). Contohnya pada Perumahan Taman Anggrek Setia Budi,
terdapat fasilitas kolam renang yang dimana anak-anak yang berenang pada hari
libur ataupun akhir pekan. Kolam renang yang tidak memiliki kedalaman yang
terlalu dalam membuat anak-
Universitas Sumatera Utara
75
anak dapat berenang dengan nyaman dan orang tua juga merasa lebih
tenang dan aman apabila membiarkan anak-anak mereka berenang disana.
Gambar 5.22. Kolam renang pada Perumahan Taman Anggrek
Setia Budi
Sedangkan sebanyak 25%
responden menjawab tidak puas terhadap
fasilitas perumahan yang tersedia. Hal ini bisa dikarenakan perumahan kecil tidak
memiliki terlalu banyak fasilitas perumahan sehingga satu fasilitas dapat
digunakan sebagai fasilitas multifungsi. Seperti pada Perumahan Taman Anggrek
Setia Budi, terdapat satu lapangan terbuka yang pada awalnya difungsikan sebagai
lapangan bulu tangkis. Namun sekarang fungsinya bukan hanya sebagai lapangan
bulu tangkis, melainkan lapangan bola, tempat bermain anak, dan aktivitas luar
lainnya yang bisa dilakukan di lapangan tersebut. Ada juga perumahan kecil yang
tidak memiliki fasilitas perumahan sehingga ada penghuni yang merasa tidak puas
dengan perumahan tersebut.
Pada perumahan menengah, sebanyak 71,43%
responden menjawab sudah puas dengan fasilitas yang disediakan oleh pihak
perumahan, seperti lapangan golf pada Perumahan Royal Sumatera.
Tetapi
sebanyak 28,57% responden menjawab tidak puas dengan fasilitas perumahan.
hal ini dapat diakibatkan oleh kurangnya perawatan fasilitas sehingga penghuni
perumahan tidak dapat menikmati fasilitas perumahan dengan baik, seperti kolam
Universitas Sumatera Utara
76
renang pada Perumahan Bumi Asri yang sekarang tidak terawat dengan baik.
Sedangkan pada perumahan besar, 90,48% responden menjawab sudah puas
dengan fasilitas perumahan sekarang. Seperti pada Perumahan Cemara Asri yang
memiliki banyak fasilitas seperti kolam renang, rumah ibadah, minimart, dan
sebagainya, dimana fasilitas tersebut mampu memenuhi kebutuhan penghuni
perumahan. Sebanyak 9,52% responden menjawab tidak puas dengan fasilitas
perumahan. Asumsi peneliti mengenai hal ini lebih banyak terjadi di Perumnas,
seperti Perumnas Simalingkar dan Perumnas Helvetia, dimana tidak terdapat
fasilitas perumahan dikarenakan tidak terdapat lahan kosong yang dapat dijadikan
sebagai fasilitas (Gambar 5.21).
Universitas Sumatera Utara
77
4.
Frekuensi Penggunaan Fasilitas Perumahan
Gambar 5.23 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Fasilitas Perumahan
Mengenai frekuensi pemakaian fasilitas perumahan, berdasarkan hasil
pembagian kuesioner pada perumahan kecil, sebanyak 50% responden menjawab
jarang menggunakan fasilitas perumahan, dan 50% responden lainnya menjawab
tidak pernah sama sekali menggunakan fasilitas perumahan. Pada perumahan
menengah, responden yang sering memakai fasilitas perumahan sebagai hiburan
pada hari libur atau akhir minggu adalah sebesar 71,43%, sedangkan 14,29 %
responden menjawab kadang-kadang, dan sisanya 14,29% menjawab tidak
pernaha sama sekali memakai fasilitas perumahan.
Ternyata tidak semua
penghuni yang memakai fasilitas perumahan di perumahan besar yang
menyediakan banyak fasilitas seperti Perumahan Cemara Asri, berupa kolam
Universitas Sumatera Utara
78
renang, tempat ibadah, area berjualan, dan sebagainya.
Sebanyak 33,33%
responden memilih jawaban sering memakai fasilitas perumahan, 38,10%
memilih jawaban kadang-kadang, 19,05% memilih jawaban jarang, dan sisanya
9,52% memilih jawaban tidak pernah sama sekali (Gambar 5.23).
5.
Kenyamanan di Fasilitas Perumahan
Gambar 5.24 Diagram Batang Kenyamanan terhadap Fasilitas Perumahan
Kenyamanan di dalam fasilitas perumahan sangat penting karena hal
tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat membuat fasilitas tersebut
“hidup” dan banyak dikunjungi oleh penghuni perumahan.
Penelitian pada
perumahan kecil mendapatkan hasil bahwa sebanyak 75% responden menjawab
sudah nyaman dengan fasilitas perumahan yang ada.
Sedangkan sisanya 25%
menjawab tidak nyaman dengan fasilitas perumahan. Hal ini dapat dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
79
kondisi fasilitas yang ada ataupun jumlah fasilitas yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan penghuni perumahan. Pada perumahan menengah, didapatkan hasil
sebanyak 85,71% responden memilih jawaban nyaman terhadap fasilitas
perumahan. Dan sisanya 14,29% responden menjawab tidak nyaman terhadap
fasilitas di perumahan yang mereka huni. Sedangkan hasil survei di perumahan
besar, didapatkan sebanyak 90,48% responden menjawab sudah nyaman terhadap
fasilitas yang disediakan di perumahan yang mereka huni.
Sisanya 9,52%
responden menjawab tidak nyaman terhadap fasilitas yang terdapat di perumahan
yang mereka huni (Gambar 5.24).
Universitas Sumatera Utara
80
5.2.8. Place Dependence pada fasilitas perumahan
1.
Kemampuan Fasilitas Perumahan mendukung Aktivitas Penghuni
Gambar 5.25 Diagram Batang Kemampuan Fasilitas Perumahan
Fasilitas perumahan yang baik harus memiliki kemampuan yang dapat
mendukung aktivitas penghuni perumahan yang memakai fasilitas tersebut.
Berdasarkan hasil survei pada perumahan kecil, sebanyak 75% respoden
menjawab fasilitas yang ada di perumahan yang mereka huni sudah mampu
mendukung aktivitas mereka. Seperti pada Perumahan Taman Anggrek Setia
Budi yang memiliki fasilitas kolam renang yang cukup besar dimana anak-anak
sering berenang disana. 25% responden lainnya menjawab fasilitas perumahan
masih belum mampu mendukung aktivitas mereka. Contohnya pada Perumahan
Grand Monaco yang tidak memiliki fasilitas perumahan yang memadai. Pada
Universitas Sumatera Utara
81
perumahan menengah, didapatkan sebanyak 85,71% responden menjawab bahwa
fasilitas di dalam perumahan menengah sudah mampu mendukung aktivitas
mereka. Dan sisanya 14,29% menjawab fasilitas di dalam perumahan menengah
belum mampu mendukung aktivitas mereka. Survei pada perumahan besar
menghasilkan sebanyak 90,48% responden menjawab fasilitas perumahan sudah
mampu mendukung aktivitas mereka, seperti pada Perumahan Cemara Asri yang
memiliki fasilitas minimart dan sekolah sehingga penghuni perumahan
bergantung kepada fasiltias tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Gambar
5.26).
Gambar 5.26 Minimart pada Perumahan Besar
Sedangkan sisanya 9,52% responden menjawab fasilitas di perumahan besar
belum mampu mendukung aktivitas mereka (Gambar 5.25).
Asumsi peneliti
mengenai hal ini adalah dikarenakan tidak tersedianya fasilitas perumahan yang
memadai. Contohnya Perumnas Simalingkar dan Perumnas Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
82
5.2.9. Place Attachment pada fasilitas perumahan
1.
Kegiatan Bersama di Fasilitas Perumahan
Gamb
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan penelitian metode campuran
(kualitatif dan kuantitatif) , dimana
pendekatan penelitian metode campuran adalah desain penelitian dengan asumsi
filosofi serta metode penyelidikan. Sebagai sebuah metodologi,hal ini melibatkan
asumsi filosofi yang memandu arah dalam pengumpulan dan analisis data serta
campuran dari data kualitatif dan kuantitatif dalam studi tunggal atau serangkaian
studi. Alasan
utama adalah bahwa penggunaan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dalam kombinasi memberikan pemahaman yang lebih baik dari masalah
penelitian yang baik pendekatan sendiri. (Creswell and Plano Clark,2007)
Menurut Sumanto (1995), metode kualitatif adalah metode yang lebih
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah
daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian
ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu
mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa
sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Dan
metode kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran
secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel
dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan
17
Universitas Sumatera Utara
18
simbol – simbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi
yang berkaitan dengan variabel tersebut.
Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian campuran adalah suatu
metode penelitian yang mengkombinasikan atau mengabungkan antara metode
kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan
obyektif.
Metode Mixed dapat di aplikasikan secara beragam kedalamtahap-tahap
penelitian seperti berikut ini:
1.
Bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk eksperimen lapangan dan
wawancara etnografis mendlam yang dilakukan secara srimultan dan
terintegrasi,
2.
Pengumpulan data yang memasukan item wawancara tertutup dengan
memasukan jawaban numeric,
3.
Analisis data yang memasukan analisis factor dengan bentuk skala likert
dari satu bagian survey ditambah dengan penggunaan metode komparasi
tetap.
3.2.
Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor sense
of place ( place attachment, place identity, dan place dependence) yang terjadi
di ruang publik pada perumahan kecil, menengah dan besar.
Universitas Sumatera Utara
19
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau studi populasi (Sabar, 2007). Populasi dalam
penelitian ini adalah penghuni yang melakukan aktivitas di ruang publik pada
perumahan terencana di kota Medan.
Menurut Sugiyono (2011), sampel adalah bagian atau jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel pada penelitian ini adalah
pegguna ruang publik yang ada pada perumahan terencana di kota Medan.
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Menurut buku Metode Pemetaan Sosial (2013), peneliti membuat catatan
lapangan yang isinya adalah kejadian-kejadian yang menimpa pelaku (informan)
pada waktu diwawancarai dan diobservasi, termasuk juga di dalam catatan
lapangan kondisi si pelaku (informan). Ini diperlukan untuk mengetahui tingkah
laku ketika mengalami masalah sosial yang dirasakannya.
Beberapa cara-cara pengumpulan data:
a.
Peneliti harus menetapkan batas-batas penelitian agar fokus penelitian
tidak menyebar kemana-mana sehingga sulit untuk diidentifikasi.
b.
Mengumpulkan informasi. Dari batas penelitian yang telah ditetapkan,
maka juga ditetapkan informan-informan yang harus diwawancarai dan
diobservasi untuk dimintai informasi tentang kondisi sosial yang
dirasakannya.
Universitas Sumatera Utara
20
c.
Menetapkan aturan untuk mencatat informasi.
rangkaian
proses
penelitian
sangat
Ini diperlukan agar
terfokus
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Di dalam penelitian ini akan menggunakan metode pengamatan dan
pembagian kuesioner. (Tabel 3.1).
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 3.1 Metoda Pengumpulan Data
VARIABEL
Place
Attachment
INDIKATOR
Akses menuju ruang
publik
Gambaran pemikiran penghuni perumahan mengenai
dukungan sosial yang ada di dalam perumahan kecil,
menengah, dan besar.
Pendapat dari penghuni mengenai peristiwa kriminal yang
pernah terjadi selama beraktivitas di ruang publik pada
perumahan kecil, menengah, dan besar.
Pendapat dari penghuni mengenai gangguan yang pernah
terjadi selama beraktivitas di ruang publik pada perumahan
kecil, menengah, dan besar.
Gambaran pemikiran penghuni perumahan apakah
mempunyai keinginan untuk merenovasi rumah atau
berpindah ke perumahan lain.
Pendapat dari penghuni perumahan mengenai aksesmenuju
ruang publik yang tersedia di perumahan kecil, menengah,
dan besar.
Kepuasan terhadap
ruang publik
Pendapat dari penghuni perumahan mengenai kepuasan
penghuni terhadap ruang publik yang tersedia di perumahan
kecil, menengah, dan besar.
Dukungan sosial
Kriminalitas
Gangguan dalam Sosial
Keinginan untuk
merenovasi/berpindah
Place Identity
Place
Dependence
DATA YANG DIPERLUKAN
Kualitas lingkungan
Pendapat dari penghuni dari masing-masing perumahan kecil,
menengah dan besar mengenai kualitas ruang publik yang ada
di perumahan.
METODA PENGUMPULAN
DATA
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner
Universitas Sumatera Utara
22
3.5.
Kawasan Penelitian
Kawasan penelitian ini akan dilakukan di 12 Perumahan Terencana di
Kota Medan, dimana dari 12 perumahan tersebut akan diklasifikasi berdasarkan
jumlah unit rumah yang ada di perumahan-perumahan tersebut, yaitu:
1.
Perumahan kecil
: Perumahan Taman Anggrek Setia Budi
Perumahan Grand Monaco
2.
Perumahan Menengah
: Royal Sumatera Residence
Perumahan Bumi Asri
Villa Zeqita Residence
Perumahan Citra Wisata
Perumahan Johor Indah Permai
3.
Perumahan Besar
: Perumahan Cemara Asri
Perumahan Taman Setia Budi Indah
Perumnas Helvetia
Perumnas Simalingkar
Perumahan Citra Garden
Ruang publik pada perumahan-perumahan terencana tersebut yang akan
diteliti adalah ruang terbuka hijau (taman), jalan utama, dan tempat
berbelanja (fasilitas perumahan).
Universitas Sumatera Utara
23
3.6.
Metode Analisa Data
Data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti termasuk juga catatan
lapangan yang dikelompokkan oleh peneliti atas dasar aktivitas khusus yang ada
dan diteliti.
Kemudian dari pengelompokkan data tersebut, data-data itu
kemudian diabstraksikan dan dikaitkan satu dengan lainnya sebagai satu kesatuan
kejadian dan fakta yang terintergrasi. Dari abstraksi tersebut maka akan tampak
pranata sosial yang berlaku di wilayah atau komuniti setempat. (Gambar 3.2.).
Metoda Analisa Data
Faktor Sense of
Place
Ruang Publik
Dependence
Ruang Terbuka
Attachment
Jalan Primer
Identity
Fasilitas Perumahan
Gambar 3.1 Metoda Analisa Data
Pada penelitian, metode yang digunakan untuk menganalisa data adalah
metode SPSS untuk mendapatkan data yang diperlukan (Tabel 3.2).
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 3.2 Metoda Analisa Data
VARIABEL
Place
Attachment
INDIKATOR
DATA YANG DIPERLUKAN
METODA ANALISA DATA
Dukungan sosial
Data dukungan sosial yang terdapat di dalam
perumahan kecil, menengah, dan besar.
SPSS
Kriminalitas
Tingkat kriminalitas yang pernah terjadi di perumahan
kecil, menengah, dan besar.
SPSS
Gangguan dalam Sosial
Keinginan untuk
merenovasi/berpindah
Place Identity
Akses menuju ruang publik
Kepuasan terhadap ruang
publik
Place
Dependence
Kualitas lingkungan
Jumlah penghuni yang pernah mengalami gangguan
saat beraktivitas di ruang publik pada perumahan
kecil, menengah, dan besar.
Jumlah penghuni perumahan yang berkeinginan untuk
merenovasi rumah atau berpindah ke perumahan lain.
Kemudahan akses menuju ruang publik
perumahan kecil, menengah, dan besar.
SPSS
SPSS
pada
SPSS
Jumlah penghuni perumahan yang merasa puas atau
tidak terhadap ruang publik yang ada di dalam
perumahan kecil, menengah, dan besar.
SPSS
Pendapat dari penghuni dari masing-masing
perumahan kecil, menengah dan besar mengenai
kualitas ruang publik yang ada di perumahan.
SPSS
Universitas Sumatera Utara
25
3.7. Kerangka Penelitian
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
KAWASAN KAJIAN
4.1.
Lokasi Perumahan di Kota Medan
Perumahan-perumahan terencana yang akan menjadi lokasi penelitian tersebar
di seluruh kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Gambar 4.1).
Gambar 4.1 Lletak Kota Medan pada peta Sumatera
Sumber: www.google.com
Terdapat tiga jenis perumahan yang akan diteliti, yaitu perumahan kecil,
perumahan menengah, dan perumahan besar.
Dari masing-masing perumahan
berjarak dekat ataupun jauh antar perumahan satu dengan yang lainnya dan terletak di
berbagai kecamatan di kota Medan (Gambar 4.2 ).
26
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 4.2 Letak perumahan pada peta kota Medan
Sumber: Google Earth
4.2.
Perumahan Kecil
Perumahan kecil, dengan jumlah rumah kurang dari 300 unit, yang terdapat di
kota Medan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
28
4.2.1.
Taman Anggrek Setia Budi
Perumahan Taman Anggrek Setia Budi berada di Flamboyan Raya,
Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera
Utara. Pencapaian untuk ke perumahan ini dapat melalui Jalan Setia Budi (Gambar
4.3).
Gambar 4.3 Peta Pencapaian Perumahan Taman Anggrek Setia Budi
Sumber: Google Map
Gambar 4.4 Master Plan Perumahan Taman Anggrek Setia Budi
Sumber: Analisis 2016
Universitas Sumatera Utara
29
Pembagian kuesioner dilakukan di ruang terbuka, jalan primer dan fasilitas
perumahan. (Gambar 4.4). Sarana yang terdapat di dalam perumahan ini adalah
kolam renang, lapangan olahraga serta taman olahraga. Di perumahan ini hanya
memiliki satu lapangan olahraga yang sebenarnya merupakan lapangan bulu tangkis.
Namun lapangan ini sering dimultifungsikan sebagai tempat untuk melakukan
berbagai aktivitas lainnya seperti lapangan bermain bagi anak-anak, lapangan sepak
bola, dan sebagainya.
Gambar4.5 Lapangan olahraga
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.6 Kolam Renang
Sumber: Analisis 2016
Universitas Sumatera Utara
30
4.2.2. Perumahan Grand Monaco
Perumahan Grand Monaco terletak di Jalan Eka Surya, Namorambe, Medan
Sumatera Utara. Pencapaian untuk perumahan ini dapat melalui Jalan Eka Surya
maupun Jalan Sidodadi. Pintu masuk utama perumahan berada di Jalan Eka Surya,
dan bisa dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. Sedangkan pada Jalan Sidodadi
yang merupakan pintu samping perumahan biasanya hanya dilewati oleh pejalan
kaki. (Gambar 4.7).
Gambar 4.7 Peta Pencapaian Perumahan Grand Monaco
Sumber: Google Map
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 4.8 Master Plan Perumahan Grand Monaco
Sumber: Analisis 2016
Tahun pembangunan perumahan ini dimulai dari tahun 2011. Perumahan ini
memiliki dua tipe rumah, yaitu tipe 90 dan tipe 110. Jumlah unit di dalam perumahan
diperkirakan akan dibangun sebanyak 400 unit dengan dua tahap pembangunan yaitu
yaitu tahap 1 sejumlah 260 unit hunian dan tahap 2 sejumpah 140 unit hunian.
Namun pada saat melakukan penelitian jumlah unit yang baru dibangun masih kurang
dari 300 unit Perumahan ini tidak memiliki banyak fasilitas, bahkan fasilitas seperti
pertokoan berada di luar perumahan sehingga penghuni harus berjalan keluar terlebih
dahulu untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Fasilitas perumahan yang akan
dibangun adalah karaoke dan kolam
renang.
Penghuni perumahan cenderung
beraktivitas di jalan primer. (Gambar 4.8)
Universitas Sumatera Utara
32
Gambar 4.9 Jalan Primer Perumahan Grand Monaco
Sumber: Analisis 2016
4.3.
Kajian Perumahan Menengah
Perumahan menengah, dengan jumlah rumah antara 300-1000 unit, yang
terdapat di kota Medan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah sebagai
berikut:
4.3.1. Perumahan Citra Wisata
Perumahan Citra Wisata berlokasi di jl. Karya Wisata, Medan Johor, Medan,
Sumatera Utara, Indonesia. Pencapaian untuk ke perumahan ini adalah melalui Jl.
Jamin Ginting. Sesampainya di Simpang Pos, berbelok ke kiri ke Jl. A.H. Nasution,
kemudai berbelok ke kanan menuju Jl. Karya Wisata. (Gambar 4.10).
Universitas Sumatera Utara
33
Gambar 4.10. Peta Pencapaian Perumahan Citra Wisata
Sumber: Google Map
Perumahan ini memiliki luas sekitar 19 hektar dengan jumlah rumah di
perumahan ini adalah 545 unit, yang terbagi ke dalam beberapa blok. Perumahan ini
memilikit tiga jenis tipologi rumah, yaitu rumah deret, rumah maisonette, dan rumah
toko. Rumah toko dapat ditemukan sebelum pintu masuk utama perumahan.
Gambar 4.11 Master Plan Perumahan Citra Wisata
Sumber: Analisis 2016
Sarana yang tersedia dalam Perumahan Citra Wisata antara lain, supermarket,
panti asuhan, masjid, sarana rekreasi (kolam renang, tempat bersantai atau gazebo
Universitas Sumatera Utara
34
dan danau), sarana olahraga (lapangan basket dan lapangan bulu tangkis), dan
beberapa café serta tempat makan.
Penelitian dilakuakan di ruang terbuka serta
fasilitas perumahan (Gambar 4.11). Penghuni erumahan melakukan banyak kegiatan
di tepi danau, terutama pada sore hari, seperti jogging, piknik, atau sekedar dudukduduk. Ada juga yang melakukan olahraga air di danau seperti bermain kayak
(Gambar 4.12)
Gambar 4.12 Danau dan Ruang Terbuka Perumahan Citra Wisata
Sumber: Analisis 2016
4.3.2. Perumahan Johor Indah Permai
Perumahan Johor Indah Permai berada di Jalan Karya Wisata, Medan
Johor,Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Perumahan ini terletak tidah jauh dari
Perumahan Citra Wisata.
Perumahan Johor Indah Permai dapat dicapai melalui
Jamin Ginting (Gambar 4.13).
Universitas Sumatera Utara
35
Gambar 4.13 Peta Pencapaian Perumahan Johor Indah Permai
Sumber: Google Map
Gambar 4.14 Master Plan Perumahan Johor Indah Permai
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas sekitar 19 ha dengan jumlah rumah sekitar 800
unit. Tipe rumah pada perumahan ini umumnya berbentuk rumah deret. Sarana yang
Universitas Sumatera Utara
36
terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai antara lain adalah masjid dan lapangan.
Masjid yang terdapat pada Perumahan Johor Indah Permai bernama Masjid
Baitturahman, sedangkan lapangan yang terdapat pada Perumahan Johor Indah
Permai terdapat 3 lapangan antara lain adalah lapangan tenis, bulu tangkis, dan
lapangan bola. Ruang publik yang diteliti adalah ruang terbuka yang terdapat di
depan mesjid (Gambar 4.14).
4.3.3. Perumahan Bumi Asri
Perumahan Bumi Asri berlokasi di Jalan Asrama, Kelurahan Cinta Damai,
Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara (Gambar 4.15).
Gambar 4.15 Peta Pencapaian Perumahan Bumi Asri
Sumber: Google Map
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 4.16 Master Plan Perumahan Bumi Asri
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas sekitar 39 hektar, dengan deretan hunian pada
pintu masuk yang memiliki fungsi komersil Sarana yang terdapat pada perumahan ini
adalah waterpark dan lapangan olahraga. Namun, akibat suatu hal, waterpark di
perumahan sudah tidak berfungsi lagi, sehingga hanya tersisa lapangan olahraga yang
menjadi fasilitas yang disediakan oleh pihak perumahan (Gambar 4.16).
4.3.4. Perumahan Royal Sumatera
Perumahan Royal Sumatera berada di Jalan Djamin Ginting, Padang Bulan,
Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan. Perumahan ini dapat dicapai
melalui Jl. Jamin Ginting (Gambar 4.17).
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 4.17 Peta Pencapaian Perumahan Royal Sumatera
Sumber: Google Map
Gambar 4.18 Master Plan Perumahan Royal Sumatera
Sumber: Analisis 2016
Perumahan yang memiliki luas sebesar 250 ha ini tersusun menjadi beberapa
cluster dan dijaga oleh pos keamanan lengkap dengan gerbang Sarana yang terdapat
di perumahan ini lapangan golf dan club house yang terdiri dari beberapa toko
Universitas Sumatera Utara
39
(Gambar 4.18). Selain itu, di dekat pintu masuk utama perumahan, pada sisi kiri
terdapat Sekolah Internasional Singapore (SIS) yang dijaga dengan gerbang portal
sehingga tak sembarang orang bisa masuk ke dalam sekolah.
Jalan di dalam
perumahan cukup besar, sehingga penghuni perumahan sering melakukan kegiatan
jalan sore ataupun berolahraga di jalan. Terdapat juga taman-taman yang berbentuk
lingkaran di tiap persimpangan jalan sehingga penghuni yang beraktivitas sore dapat
duduk-duduk dan beristirahat disana (Gambar 4.19).
Gambar 4.19. Aktivitas di sarana Perumahan Royal Sumatera
Sumber: Analisis 2016
4.3.5. Villa Zeqita Residence
Villa Zeqita berada di Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Medan.
Perumahan ini memiliki ±350 unit rumah. Untuk mencapai perumahan ini, kita bisa
melewati jalan Jamin Ginting tau Setiabudi. Permahan ini sangat mudah dijumpai
karena perumahan ini berada di pinggir jalan Jamin Ginting KM 12,5 (Gambar 4.20).
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 4.20 Peta Pencapaian Villa Zeqita Residence
Sumber: Google Map
Gambar 4.21 Master Plan Villa Zeqita Residence
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas 10 ha dengan 354 unit hunian didalamnya
(Gambar 4.21). Terdapat beberapa fasilitas yang mendukung perumahan dan bersifat
semi publik karena hanya bisa dipakai oleh penghuni perumahan, antara lain kolam
renang, balai perumahan, minimart, dan café. Semua fasilitas tersebut dapat dijumpai
sebelum memasuki ke area rumah karena letak fasilitas perumahan berada di depan,
sedangkan letak rumah-rumah berada agak belakang. Jalan masuk perumahan ini
Universitas Sumatera Utara
41
sangat luas, sehingga sangat mendukung dan memudahkan sirkulasi bagi pengguna
kendaraan maupun pejalan kaki. (Gambar 4.22).
Gambar 4.22 Keadaan Jalan Primer Villa Zeqita Residence
Sumber: Analisis 2016
4.4.
Kajian Perumahan Besar
4.4.1. Perumahan Taman Setia Budi Indah
Perumahan Taman Setia Budi Indah 1 Medan terletak di jalan arteri ring road,
Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera
Utara. Untuk dapat mencapai perumahan dapat melalui jalan Dr. Mansyur, kemudian
akan berjumpa dengan
simpang setiabudi berbelok ke kiri. Berjalan lurus terus
sampai melewati 2 lampu lalu lintas, kemudian berbelok ke kanan dan akan sampai
pada pintu masuk perumahan (Gambar 4.23).
Universitas Sumatera Utara
42
Universitas Sumatera Utara
43
antara lain lapangan bola, lapangan golf, swalayan, warung makan, ATM, lahan
kosong, Masjid, dan sekolah (Gambar 4.24)
4.4.2. Perumahan Cemara Asri
Perumahan Cemara Asri berada di Jalan Cemara Boulevard, Percut Sei Tuan,
Deliserdang, Sumatera Utara, Indonesia. Pencapaian menuju perumahan ini dapat
melalui Jalan Krakatau. dan Jalan H.Anif. Pada Perumahan Cemara Asri sebenarnya
terdapat 1 pintu masuk, yaitu dari Jl. Cemara Boulevard, namun ada juga jalan masuk
kecil yang terdapat di belakang Cemara Asri yang dapat dilewati sebuah mobil dan
sebuah sepeda motor (Gambar 4.25).
Gambar 4.25 Peta Pencapaian Perumahan Cemara Asri
Sumber: Google Map
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 4.26 Master Plan Perumahan Cemara Asri
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas sekitar 142 ha dan terdiri dari beberapa tipe
rumah, yaitu rumah deret, rumah Maissonette, rumah Kopel, dan Ruko (Rumah
Toko).
Sarana yang terdapat pada Perumahan Cemara Asri antara lain adalah
masjid, vihara, kolam renang, sekolah, danau bangau dan sebuah taman berbentuk
lingkaran yang dikenal dengan nama bundaran.
Pada sore hari banyak terdapat
pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar bundaran, terutama pada hari sabtu dan
minggu.
Masjid yang terdapat pada Perumahan Cemara Asri bernama Masjid
Musannif, sedangkan viharanya merupakan vihara Maitreya. Terdapat dua sekolah di
dalam Perumahan Cemara Asri, yaitu Sekolah Chandra Kusuma dan Sekolah
Maitreya (Gambar 4.26). Selain itu terdapat minimart di dalam perumahan. bukan
hanya penghuni perumahan yang menggunakan fasilitas tersebut, namun juga banyak
pengunjung dari luar perumahan yang datang ke perumahan ini untuk menikmati
fasilitas-fasilitas yang ada di dalam perumahan ini.
Universitas Sumatera Utara
45
Gambar 4.27 Ruang Terbuka Perumahan Cemara Asri
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.28 Fasilitas Perumahan Cemara Asri
Sumber: Analisis 2016
4.4.3. Perumahan Citra Garden
Perumahan Cita Garden berlokasi di. Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara. Perumahan ini dibangun pada tahun 2004
dan selesai pada tahun 2010. Untuk mencapai perumahan ini dapat melalui Jalan
Jamin Ginting (Gambar 4.29).
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.29 Peta Pencapaian Perumahan Citra Garden
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.30 Master Plan Perumahan Citra Garden
Sumber: Analisis 2016
Perumahan ini memiliki luas ± 26 hektar dan memiliki beberapa tipologi
hunian.Pusat perbelanjaan Carrefour yang terletak di sebelah perumahan merupakan
suatu kelebihan dari perumahan karena memudahkan penghuni perumahan berbelanja
Universitas Sumatera Utara
47
kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, terdapat sarana pendidikan, yaitu Sekolah
Internasional Piaget dan tempat kursus Kumon.
Terdapat kolam renang dan
waterpark di dalam perumahan yang bisa diakses baik penghuni maupun pengunjung
dari luar perumahan. ruang terbuka yang terdapat di perumahan ini adalah lapangan
olahraga dan taman. (Gambar 4.30)
4.4.4. Perumnas Simalingkar
Perumnas Simalingkar berlokasi di Jalan Kapitan Purba, Kabupaten Deli
Serdang, Kecamatan Pancur Batu, Medan, Sumatera Utara dan
merupakan milik pemerintah.
Perumahan ini
Pencapain menuju Perumnas Simalingkar dapat
melalui Jalan Djamin Ginting. Perumnas ini berada di sebelah Perumahan Royal
Sumatera (Gambar 4.31)
Gambar 4.31 Peta Pencapaian menuju Perumnas Simalingkar
Sumber: Analisis 2016
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 4.32 Master Plan Perumnas Simalingkar
Sumber: Analisis 2016
Tipe rumah yang terdapat di perumnas ini kebanyakan adalah rumah deret
berlantai 1. Jumlah rumah yang terdapat di perumanas mencapai lebih dari 1000
rumah (Gambar 4.32). Padatnya penghuni perumahan simalingkar sehingga tidak
terdapat lahan kosong yang dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau. Sarana yang
terdapat di perumahan ini berupa toko-toko dan sekolah.
Jalan primer biasa
digunakan penghuni untuk beraktivitas. Namun banyaknya angkutan umum yang
berlalu lalang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan.
Universitas Sumatera Utara
49
4.4.5. Perumnas Helvetia
Perumnas Helvetia dapat dicapai peru melaluli jalan besar yaitu Jalan
Sumarsono. Di dalam perumnas ini memiliki banyak jalan sekunder (Gambar 4.32).
Gambar 4.33 Peta Pencapaian Perumnas Helvetia
Sumber: Analisis 2016
Gambar 4.34 Master Plan Perumnas Helvetia
Sumber: Analisis 2016
Perumnas ini memiliki luas sekitar 95 hektar berbeda dengan perumahan
lainnya, untuk menemukan batas perumnas ini cukup sulit karena tidak memiliki
penanda perumahan.
Sama seperti Perumnas Simalingkar, tidak terdapat lahan
kosong untuk dijadikan ruang terbuka hijau dikarenakan padatnya rumah-rumah
penduduk perumnas. Sarana yang terdapat di perumnas ini adalah minimart dan
toko-toko (Gambar 4.34).
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Lokasi Kawasan Penelitian
Dari survei didapatkan hasil berupa jawaban dari responden-responden
yang ditanyai pada saat survei. Survei dilakukan pada tiga kategori perumahan,
yaitu
1.
Perumahan Kecil, dengan jumlah rumah < 300 unit. Perumahanperumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Taman Anggrek
Setia Budi dan Perumahan Grand Monaco.
2.
Perumahan
Menengah,
dengan
jumlah
rumah
300-1000
unit.
Perumahan-perumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Royal
Sumatera
Residence,
Perumahan
Bumi
Asri,
Villa
Zeqita
Residence,Perumahan Citra Wisata, dan Perumahan Johor Indah Permai.
3.
Perumahan Besar, dengan jumlah rumah > 1000 unit.
Perumahan-
perumahan terencana yang dipilih adalah Perumahan Cemara Asri,
Perumahan Taman Setia Budi Indah, Perumnas Helvetia, Perumnas
Simalingkar, dan Perumahan Citra Garden.
50
Universitas Sumatera Utara
51
5.2.
Sense of Place
Berikut ini merupakan hasil analisa Sense of place dimana dilakukan
perbandingan antara 3 jenis perumahan berdasarkan pertanyaan yang dikaitkan
dengan faktor identity dan dependence, attachment.
5.2.1. Place identity pada ruang terbuka
1.
Tahu akan Ruang Terbuka
Gambar 5.1 Diagram Batang Tahu akan Ruang Terbuka
Berdasarkan hasil survei, responden pada perumahan kecil dan menengah
tahu akan ruang terbuka yang ada di dalam perumahan. Namun pada perumahan
besar, masih terdapat sebagian kecil penghuni perumahan yang belum mengetahui
adanya ruang terbuka di dalam perumahan dikarenakan tidak terdapat ruang
terbuka pada perumahan yang dihuni, yaitu Perumnas Simalingkar dan Perumnas
Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
52
2.
Kemudahan akses terhadap Ruang Terbuka
Gambar 5.2 Diagram Batang Kemudahan Akses menuju Ruang
Terbuka
Seperti yang dilihat pada gambar 5.2, pada perumahan kecil sebanyak
100% responden menjawab bahwa akses menuju ruang terbuka
perumahan
sangat mudah. Hal ini bisa dikarenakan posisi ruang terbuka yang berada di pusat
perumahan. Pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden menjawab
akses menuju fasilitas perumahan mudah, dengan alasan dekat dengan rumah
ataupun lokasi yang berada di pusat perumahan. Sedangkan sisanya sebanyak
28,57% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan.
Contohnya ruang terbuka terletak di sebelah pusat perbelanjaan di Perumahan
Citra Garden yang letaknya cukup jauh dari rumah-rumah penghuni sehingga
terkadang penghuni perumahan merasa malas untuk menikmati fasilitas tersebut.
Hasil survei pada perumahan besar didapatkan bahwa sebanyak 90,48%
Universitas Sumatera Utara
53
responden memilih jawaban mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan, dan
sisanya 9,52% memilih jawaban tidak mudah untuk mengakses dikarenakan jauh
dari rumah.
3.
Kepuasan terhadap Ruang Terbuka
Gambar 5.3 Diagram Batang Kepuasan terhadap Ruang Terbuka
Hasil survei pada tiga jenis perumahan mengenai kepuasan penghuni
perumahan terhadap ruang terbuka yang tersedia di perumahan menunjukkan
hasil bahwa semua penghuni pada perumahan kecil merasa puas terhadap ruang
terbuka yang tersedia.
Untuk perumahan menengah, sebanyak 14,29% dari
responden memilih tidak puas terhadap ruang terbuka yang ada di perumahan.
Sama seperti perumahan menengah, pada perumahan besar sebagian besar
responden menjawab tidak puas dengan ruang terbuka yang tersedia di dalam
Universitas Sumatera Utara
54
perumahan (Gambar 5.3). Studi mengatakan bahwa identifikasi tempat suatu
perumahan mempengaruhi tingkat kepuasan penghuni terhadap lingkungan
perumahan, terutama dengan aspek-aspek sosial dari lingkungan perumahan.
(Fleury-Bahi, F_eloneau, & Marchand, 2008). Sehingga perumahan yang ruang
terbukanya dengan tingkat kepuasan rendah bisa terbilang tidak memiliki nilai
sosial yang tinggi.
4.
Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka
Gambar 5.4 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Ruang Terbuka
Pengizinan untuk memakai ruang terbuka memang berlakuk untuk
beberapa perumahan terencana. Seperti pada perumahan besar, terdapat sebagian
kecil responden yang mengatakan perlunya pengizinan untuk memakai ruang
terbuka; untuk acara pribadi. Namun pada perumahan kecil seperti Perumahan
Taman Anggrek Setia Budi, tidak perlu dilakukan pengizinan untuk memakai
Universitas Sumatera Utara
55
ruang terbuka yang tersedia di perumahan. Hal yang sama juga berlaku pada
perumahan menengah, dimana tidak perlu meminta izin kepada pihak perumahan
untuk dapat menggunakan ruang terbuka di dalam perumahan ( Gambar 5.4).
5.
Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka
Gambar 5.5 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Ruang Terbuka
Frekuensi pemakain ruang terbuka pada tiap-tiap perumahan berbeda.
Seperti pada gambar 4.5., pada perumahan kecil sebanyak 25% responden
memilih pilihan sering , 25% responden memilih kadang-kadang, dan 50%
responden memilih jarang menggunakan ruang terbuka di perumahan. pada
perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih kadang-kadang
menggunakan ruang terbuka, dan sisanya memilih sering dan jarang.
Pada
perumahan besar, sebanyak 19,05% responden memilih tidak pernah sama sekali
Universitas Sumatera Utara
56
memakai ruang terbuka, dikarenakan akses yang cukup jauh dari rumah ( Gambar
5.5).
6.
Kenyamanan di Ruang Terbuka
Gambar 5.6 Diagram Batang kenyamanan Terhadap Ruang
Terbuka
Kenyamanan
merupakan
faktor
penting
bagi
penghuni
dalam
menggunakan ruang publik yang tersedia di perumahan. Pada perumahan kecil,
semua responden menjawab nyaman selama beraktivitas di ruang terbuka. Hal
yang sama juga terjadi di perumahan menengah. Semua responden menjawab
sudah nyaman selama menggunakan ruang terbuka sebagai wadah beraktivitas.
Sedangkan pada perumahan besar, terdapat respon yang masih belum nyaman
selama beraktivitas di ruang terbuka (Gambar 5.6).
Universitas Sumatera Utara
57
5.2.2. Place Dependence pada ruang terbuka
1.
Kemampuan Ruang Terbuka Mendukung Aktivitas Penghuni
Gambar 5.7 Diagram Batang Kemampuan Ruang Terbuka
Kemampuan suatu ruang terbuka dilihat dari apakah ruang terbuka
tersebut bisa memenuhi kebutuhan dari penghuni perumahan dan mencakup
jumlah penggunanya. Berdasarkan hasil survei, ruang terbuka pada perumahan
diakui responden sudah memiliki kemampuang tersebut.
Sedangkan pada
perumahan menengah, sebanyak 14,29% responden menjawab masih belum
memiliki kemampuan tersebut. Sama seperti perumahan menengah, perumahan
besar juga masih belum diakui memiliki kemampuan tersebut oleh sebagian kecil
responden (Gambar 5.7).
Universitas Sumatera Utara
58
5 .2.3. Place Attachment pada ruang terbuka
1.
Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka
Gambar 5.8 Diagram Batang Kegiatan Bersama di Ruang Terbuka
Ikatan batin dengan suatu tempat biasanya terjadi pada tingkat individu
ataupun komunitas (Hummon D,in Altman & Low, 1992).
Sehingga acara
bersama seperti komunitas sangat berpengaruh terhadap keterikatan seseorang
dengan suatu tempat. Hasil survei menunjukkan tidak semua jenis perumahan
memiliki kegiatan bersama. Pada perumahan kecil, sebanyak 75% responden
menjawab terdapat kegiatan bersama di ruang terbuka, seperti senam, acara
perumahan, dan anak-anak bermain bersama.
kegiatan bersama di perumahan kecil.
Sisanya menjawab tidak ada
Berbeda dengan perumahan kecil,
responden yang menjawab tidak terdapat kegiatan ruang terbuka lebih tinggi,
Universitas Sumatera Utara
59
yaitu 71,43%. Ini dikarenakan letak perumahan yang cukup jauh dari kota,
sehingga terdapat penghuni perumahan jarang melakukan kegiatan di ruang
terbuka. Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% menjawab ada
kegiatan bersama di ruang terbuka. Contohnya adalaha Perumahan Cemara Asri,
dimana memiliki ruang terbuka berupa taman besar di pusat perumahan dan
banyak penghuni maupun pengunjung dari luar yang sering melakukan kegiatan
disana, seperti olahraga bersama (Gambar 5.8).
2.
Peristiwa Kriminal di Ruang Terbuka
Gambar 5.9 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Ruang
Terbuka
Peristiwa kriminal adalah hal paling dihindari oleh para penghuni
perumahan baik yang sedang berada di dalam rumah ataupun beraktivitas di luar
Universitas Sumatera Utara
60
rumah, seperti di ruang terbuka.
Berdasarkan hasil survei, responden pada
perumahan kecil menjawab tidak pernah terjadi peristiwa kriminal di ruang
terbuka pada perumahan tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada perumahan
menengah.
Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 38,10% responden
menjawab pernah terjadi peristiwa kriminal, seperti pencurian motor di
Perumahan Cemara Asri (Gambar 5.9).
3.
Gangguan saat Beraktivitas di Ruang Terbuka
Gambar 5.10 Diagram Batang Gangguan di Ruang Terbuka
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.10, penghuni pada perumahan
kecil tidak pernah mengalami gangguan pada saat beraktivitas di ruang terbuka
perumahan, dikarenkan Sama halnya dengan di perumahan kecil, penghuni pada
Universitas Sumatera Utara
61
perumahan menengah juga tidak pernah mengalami gangguan pada saat
beraktivitas di ruang terbuka perumahan.
Namun hal yang berbeda dengan
perumahan besar, dimana sebanyak 9,52% responden menjawab adanya gangguan
saat beraktivitas di ruang terbuka perumahan.
sedangkan sisanya 90,48%
responden menjawab tidak mengalami gangguan saat beraktivitas di ruang
terbuka.
5.2.4. Place Identity pada jalan primer
1.
Kepuasan terhadap Jalan Primer
Gambar 5.11 Diagram Batang Kepuasan terhadap Jalan Primer
Hasil survei pada tiga jenis perumahan mengenai kepuasan penghuni
perumahan terhadap jalan primer yang tersedia di perumahan menunjukkan hasil
bahwa semua penghuni pada perumahan kecil merasa puas terhadap jalan primer
Universitas Sumatera Utara
62
perumahan. Sama seperti perumahan kecil, pada perumahan menengah, semua
responden merasa puas terhadap jalan primer perumahan.
Sedangkan pada
perumahan besar, sebanyak 76,19% responden menjawab sudah merasa puas
terhadap jalan primer perumahan, dikarenakan jalan yang luas, sedangkan
sebanyak 23,81% responden menjawab tidak puas terhadap jalan primer,
dikarenakan kerusakan jalan maupun terlalu banyak kendaraan bermotor sehingga
dapat membahayakan bagi pengguna jalan (Gambar 5.11).
2.
Pengizinan Pemakaian Jalan Primer
Gambar 5.12 Diagram Batang Pengizinan Pemakaian Jalan Primer
Pada perumahan besar, terdapat sebagian kecil responden yang
mengatakan perlunya pengizinan untuk memakai ruang terbuka; untuk acara
pribadi. Namun pada perumahan kecil seperti Perumahan Taman Anggrek Setia
Universitas Sumatera Utara
63
Budi, tidak perlu dilakukan pengizinan untuk memakai ruang terbuka yang
tersedia di perumahan. Hal yang sama juga berlaku pada perumahan menengah,
dimana responden mengatakan tidak perlu melakukan pengizinan dalam
menggunakan jalan primer. Pada perumahan besar, seperti Perumahan Cemara
Asri, sebanyak 14,29% responden menjawab perlu dilakukan pengizinan
penggunaan jalan primer, seperti pemasangan tenda pedagang kaki lima pada
pinggir jalan primer (Gambar 5.12).
3.
Frekuensi Pemakaian Jalan Primer
Gambar 5.13 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Jalan Primer
Frekuensi pemakain ruang terbuka pada tiap-tiap perumahan berbeda.
Pada gambar 5.13, pada perumahan kecil sebanyak 50% responden memilih
sering dan 50% responden memilih kadang-kadang menggunakan ruang terbuka
Universitas Sumatera Utara
64
di perumahan. pada perumahan menengah, sebanyak 71,43% responden memilih
kadang-kadang menggunakan ruang terbuka, dan sisanya memilih sering dan
jarang.
Sama seperti perumahan menengah, sebanyak 71,43%
responden
memilih sering menggunakan jalan primer dan sisanya 28,57% responden
memilih kadang-kadang menggunakan jalan primer di perumahan.
4.
Kenyamanan di Jalan Primer
Gambar 5.14 Diagram Batang Kenyamanan terhadap Jalan
Primer
Jalan primer digunakan sebagai jalan utama masuk dan keluar para
penghuni perumahan, sehingga jalan primer tersebut harus memberikan kesan
nyaman terhadap penggunanya. Responden pada perumahan kecil sudah merasa
nyaman dengan jalan primer perumahan. Hal ini bisa dikarenakan jalan primer
yang tidak terlalu besar seperti di perumahan besar, dan tidak terdapat terlalu
Universitas Sumatera Utara
65
banyak kendaraan yang berlalu lalang sehingga anak-anak juga dapat bermain di
jalan dan dapat dengan mudah diawasi oleh orang tua dari rumah mereka masingmasing. Pada perumahan menengah, dengan rata-rata lebar jalan primer kurang
lebih 7-8 meter, memiliki kenyamanan yang sudah cocok dengan para responden.
Sedangkan pada perumahan besar, sebanyak 76,19% responden menjawab sudah
nyaman dengan jalan primer perumahan, dan 23,81% lainnya menjawab masih
belum merasa nyaman, dikarenakan pada beberapa perumahan besar masih
terdapat keadaan jalan yang kurang baik dan pernah terjadi kejadian kriminal
seperti pencurian motor (Gambar 5.14).
5.2.5. Place Dependence pada jalan primer
1.
Sirkulasi perumahan dalam mendukung aktivitas penghuni
Gambar 5.15 Diagram Batang Sirkulasi Perumahan
Jalan merupakan salah faktor penting dalam kehidupan sehari-hari
sehingga sirkulasi dalam suatu perumahan haruslah memiliki kualitas yang bagus
dan dapat mendukung aktivitas para penghuni di perumahan terencana. Setelah
Universitas Sumatera Utara
66
melakukan survei, perumahan kecil memiliki sirkulas jalan primer yang baik dan
dapat mendukung aktivitas penghuni. Pada perumahan menengah juga memiliki
sirkulasi yang sudah baik.
Perumahan besar, pada umumnya memiliki jalan
utama yang lebar dan mampu mendukung aktivitas penghuni, sehingga para
responden memilih pilihan sirkulasi perumahan sudah mampu mendukung
aktivitas penghuni (Gambar 5.15).
5.2.6. Place Attachment pada jalan primer
1.
Penggunaan jalan primer untuk aktivitas pribadi
Gambar 5.16 Diagram Batang Penggunaan Jalan Primer untuk Aktivitas Pribadi
Orang-orang yang tinggal di perumahan tentu mempunyai acara pribadi
masing-masing, seperti acara pernikahan, ulang tahun, open house, dan
sebagainya.
Agar lebih ekonomis dan sudah menjadi bagian dari tradisi
masyarakat pada umumnya, maka orang-orang tersebut melakukannya di rumah
sendiri, dan menggunakan jalan sebagai wadah aktivitas tersebut. Dilihat dari
hasil survei, ternyata pada ketiga jenis perumahan terdapat aktivitas yang
Universitas Sumatera Utara
67
menggunakan jalan primer sebagai wadah aktivitas penghuni, seperti pemasangan
tenda secara besar-besaran sehingga menutupi badan jalan. Tentu saja hal ini bisa
dikatakan cukup mengganggu penghuni yang lain (Gambar 5.16).
2.
Peristiwa Kriminal di Jalan Primer
Gambar 5.17 Diagram Batang Peristiwa Kriminal di Jalan Primer
Peristiwa kriminal rawan terjadi dimana saja, termasuk dijalan primer di
dalam perumahan, baik kecil, menengah, maupun besar. Berdasarkan hasil survei,
pada perumahan kecil seperti Perumahan Grand Monaco dan Taman Anggrek
Setia Budi, tidak pernah terjadi peristiwa kriminal pada jalan primer di dalam
perumahan. Hal yang sama juga terdapat pada perumahan menengah seperti
Universitas Sumatera Utara
68
Perumahan Citra Wisata ataupun Villa Zeqita Residence. Menurut peneliti, tidak
pernah terjadinya peristiwa kriminal pada jalan primer di dalam perumahan
dikarenakan adanya pos keamanan pada pintu masuk utama perumahan dan
satpam yang berkeliling perumahan guna menjaga keamanan perumahan serta
tidak sembarang orang dapat masuk ke perumahan karena harus mempunyai kartu
masuk perumahan untuk dapat mengakses ke dalam perumahan sehingga para
penghuni merasa nyaman beraktivitas di jalan primer perumahan.
Pada
perumahan besar, sebanyak 100% responden menjawab tidak pernah terjadi
peristiwa kriminal pada jalan primer perumahan (Gambar 5.17).
Universitas Sumatera Utara
69
3.
Gangguan saat Beraktivitas di Jalan Primer
Gambar 5.18 Diagram Batang Gangguan saat beraktivitas di
Jalan Primer
Seperti yang dapat dilihat pada grafik di atas, penghuni pada perumahan
kecil tidak pernah mengalami gangguan pada saat beraktivitas di jalan primer
perumahan, dikarenkan luas jalan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu banyak
kendaraan yang berlalu lalang, sehingga anak-anak di perumahan dapat bermain
dengan bebas.
Sama halnya dengan di perumahan kecil, penghuni pada
perumahan menengah juga tidak pernah mengalami gangguan pada saat
beraktivitas di jalan primer perumahan.
Namun hal yang berbeda dengan
perumahan besar, dimana sebanyak 38,10% responden menjawab adanya
gangguan saat beraktivitas di jalan primer perumahan. Contohnya pada Perumnas
Universitas Sumatera Utara
70
Simalingkar, dimana banyak kendaraan bermotor seperti angkutan kota yang
berlalu lalang sehingga penghuni perumahan yang ingin beraktivitas di jalan
primer merasa terganggu (Gambar 5.18).
5.2.7. Place Identity pada fasilitas perumahan
1.
Tahu akan Fasilitas Perumahan
Gambar 5.19 Diagram Batang Tahu akan Fasilitas Perumahan
Hasil survei mengenai pengetahuan penghuni akan fasilitas perumahan
yang tersedia pada masing-masing perumahan kecil, menengah, dan besar
menunjukkan bahwa 100% responden pada perumahan kecil tahu akan fasilitas
perumahan, seperti pada Perumahan Taman Anggrek Setia Budi terdapat fasilitas
kolam renang dan lapangan olahraga kecil.
Letak fasilitas perumahan yang
Universitas Sumatera Utara
71
berada di pusat perumahan memudahkan penghuni untuk dapat melihat dan
mengetahui tentang adanya fasilitas perumahan tersebut.
Sebanyak 100%
responden pada perumahan menengah juga menjawab tahu akan fasilitas
perumahan. Contohnya pada Perumahan Citra Wisata yang mempunyai fasilitas
kolam renang yang berada di pusat perumahan. Pada perumahan besar, didapatkan
hasil bahwa sebanyak 90,48% responden memilih jawaban tahu akan fasilitas
perumahan yang terdapat di dalam perumahan.
Sedangkan
sisanya 9,52%
memilih jawaban tidak tahu akan fasilitas perumahan. Hal ini dapat dikarenakan
lokasi fasilitas yang terlalu jauh ataupun penghuni perumahan yang baru pindah
ke perumahan tersebut (Gambar 5.19).
Universitas Sumatera Utara
72
2.
Kemudahan Akses Menuju Fasilitas Perumahan
Gambar 5.20 Diagram Batang Kemudahan Akses Fasilitas Perumahan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada perumahan kecil,
menengah, dan besar, terdapat beberapa responden yang menanggapi pertanyaan
mengenai kemudahan akses menuju fasilitas perumahan dengan pilihan tdak.
Pada perumahan kecil, sebanyak 75% responden menjawab bahwa akses menuju
fasilitas perumahan sangat mudah.
Hal ini bisa dikarenakan posisi fasilitas
perumahan yang berada dekat dengan rumah mereka. Sedangkan 25% responden
menjawab tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan.
Hal ini
dikarenakan posisi rumah penghuni yang cukup jauh dari fasilitas perumahan
sehingga penghuni bisa merasa malas untuk pergi menikmati fasilitas perumahan.
Pada perumahan menengah, sebanyak 85,71% responden menjawab akses menuju
Universitas Sumatera Utara
73
fasilitas perumahan mudah, dengan alasan dekat dengan rumah ataupun lokasi
yang berada di pusat perumahan. Sedangkan sisanya sebanyak 14,29% memilih
jawaban tidak mudah untuk mengakses ke fasilitas perumahan.
Contohnya
fasilitas pusat perbelanjaan pada Perumahan Citra Garden yang letaknya cukup
jauh dari rumah-rumah penghuni sehingga terkadang penghuni perumahan merasa
malas untuk menikmati fasilitas tersebut. Hasil survei pada perumahan besar
didapatkan bahwa sebanyak 90,48% responden memilih jawaban mudah untuk
mengakses ke fasilitas perumahan, dan sisanya 9,52% memilih jawaban tidak
muda untuk mengakses dikarenakan jauh dari rumah (Gambar 5.20).
Universitas Sumatera Utara
74
3.
Kepuasan terhadap Fasilitas Perumahan
Gambar 5.21 Diagram Batang Kepuasan terhadap Fasilitas Perumahan
Fasilitas perumahan di suatu perumahan terencana yang baik adalah yang
berada dalam kondisi yang baik dan dapat memberikan rasa nyaman dan aman
terhadap pemakainya.
Berdasarkan hasil survei pada perumahan kecil, sebanyak
75% responden menjawab sudah puas terhadap fasilitas perumahan yang
tersedia.(Gambar 5.21). Contohnya pada Perumahan Taman Anggrek Setia Budi,
terdapat fasilitas kolam renang yang dimana anak-anak yang berenang pada hari
libur ataupun akhir pekan. Kolam renang yang tidak memiliki kedalaman yang
terlalu dalam membuat anak-
Universitas Sumatera Utara
75
anak dapat berenang dengan nyaman dan orang tua juga merasa lebih
tenang dan aman apabila membiarkan anak-anak mereka berenang disana.
Gambar 5.22. Kolam renang pada Perumahan Taman Anggrek
Setia Budi
Sedangkan sebanyak 25%
responden menjawab tidak puas terhadap
fasilitas perumahan yang tersedia. Hal ini bisa dikarenakan perumahan kecil tidak
memiliki terlalu banyak fasilitas perumahan sehingga satu fasilitas dapat
digunakan sebagai fasilitas multifungsi. Seperti pada Perumahan Taman Anggrek
Setia Budi, terdapat satu lapangan terbuka yang pada awalnya difungsikan sebagai
lapangan bulu tangkis. Namun sekarang fungsinya bukan hanya sebagai lapangan
bulu tangkis, melainkan lapangan bola, tempat bermain anak, dan aktivitas luar
lainnya yang bisa dilakukan di lapangan tersebut. Ada juga perumahan kecil yang
tidak memiliki fasilitas perumahan sehingga ada penghuni yang merasa tidak puas
dengan perumahan tersebut.
Pada perumahan menengah, sebanyak 71,43%
responden menjawab sudah puas dengan fasilitas yang disediakan oleh pihak
perumahan, seperti lapangan golf pada Perumahan Royal Sumatera.
Tetapi
sebanyak 28,57% responden menjawab tidak puas dengan fasilitas perumahan.
hal ini dapat diakibatkan oleh kurangnya perawatan fasilitas sehingga penghuni
perumahan tidak dapat menikmati fasilitas perumahan dengan baik, seperti kolam
Universitas Sumatera Utara
76
renang pada Perumahan Bumi Asri yang sekarang tidak terawat dengan baik.
Sedangkan pada perumahan besar, 90,48% responden menjawab sudah puas
dengan fasilitas perumahan sekarang. Seperti pada Perumahan Cemara Asri yang
memiliki banyak fasilitas seperti kolam renang, rumah ibadah, minimart, dan
sebagainya, dimana fasilitas tersebut mampu memenuhi kebutuhan penghuni
perumahan. Sebanyak 9,52% responden menjawab tidak puas dengan fasilitas
perumahan. Asumsi peneliti mengenai hal ini lebih banyak terjadi di Perumnas,
seperti Perumnas Simalingkar dan Perumnas Helvetia, dimana tidak terdapat
fasilitas perumahan dikarenakan tidak terdapat lahan kosong yang dapat dijadikan
sebagai fasilitas (Gambar 5.21).
Universitas Sumatera Utara
77
4.
Frekuensi Penggunaan Fasilitas Perumahan
Gambar 5.23 Diagram Batang Frekuensi Pemakaian Fasilitas Perumahan
Mengenai frekuensi pemakaian fasilitas perumahan, berdasarkan hasil
pembagian kuesioner pada perumahan kecil, sebanyak 50% responden menjawab
jarang menggunakan fasilitas perumahan, dan 50% responden lainnya menjawab
tidak pernah sama sekali menggunakan fasilitas perumahan. Pada perumahan
menengah, responden yang sering memakai fasilitas perumahan sebagai hiburan
pada hari libur atau akhir minggu adalah sebesar 71,43%, sedangkan 14,29 %
responden menjawab kadang-kadang, dan sisanya 14,29% menjawab tidak
pernaha sama sekali memakai fasilitas perumahan.
Ternyata tidak semua
penghuni yang memakai fasilitas perumahan di perumahan besar yang
menyediakan banyak fasilitas seperti Perumahan Cemara Asri, berupa kolam
Universitas Sumatera Utara
78
renang, tempat ibadah, area berjualan, dan sebagainya.
Sebanyak 33,33%
responden memilih jawaban sering memakai fasilitas perumahan, 38,10%
memilih jawaban kadang-kadang, 19,05% memilih jawaban jarang, dan sisanya
9,52% memilih jawaban tidak pernah sama sekali (Gambar 5.23).
5.
Kenyamanan di Fasilitas Perumahan
Gambar 5.24 Diagram Batang Kenyamanan terhadap Fasilitas Perumahan
Kenyamanan di dalam fasilitas perumahan sangat penting karena hal
tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat membuat fasilitas tersebut
“hidup” dan banyak dikunjungi oleh penghuni perumahan.
Penelitian pada
perumahan kecil mendapatkan hasil bahwa sebanyak 75% responden menjawab
sudah nyaman dengan fasilitas perumahan yang ada.
Sedangkan sisanya 25%
menjawab tidak nyaman dengan fasilitas perumahan. Hal ini dapat dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
79
kondisi fasilitas yang ada ataupun jumlah fasilitas yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan penghuni perumahan. Pada perumahan menengah, didapatkan hasil
sebanyak 85,71% responden memilih jawaban nyaman terhadap fasilitas
perumahan. Dan sisanya 14,29% responden menjawab tidak nyaman terhadap
fasilitas di perumahan yang mereka huni. Sedangkan hasil survei di perumahan
besar, didapatkan sebanyak 90,48% responden menjawab sudah nyaman terhadap
fasilitas yang disediakan di perumahan yang mereka huni.
Sisanya 9,52%
responden menjawab tidak nyaman terhadap fasilitas yang terdapat di perumahan
yang mereka huni (Gambar 5.24).
Universitas Sumatera Utara
80
5.2.8. Place Dependence pada fasilitas perumahan
1.
Kemampuan Fasilitas Perumahan mendukung Aktivitas Penghuni
Gambar 5.25 Diagram Batang Kemampuan Fasilitas Perumahan
Fasilitas perumahan yang baik harus memiliki kemampuan yang dapat
mendukung aktivitas penghuni perumahan yang memakai fasilitas tersebut.
Berdasarkan hasil survei pada perumahan kecil, sebanyak 75% respoden
menjawab fasilitas yang ada di perumahan yang mereka huni sudah mampu
mendukung aktivitas mereka. Seperti pada Perumahan Taman Anggrek Setia
Budi yang memiliki fasilitas kolam renang yang cukup besar dimana anak-anak
sering berenang disana. 25% responden lainnya menjawab fasilitas perumahan
masih belum mampu mendukung aktivitas mereka. Contohnya pada Perumahan
Grand Monaco yang tidak memiliki fasilitas perumahan yang memadai. Pada
Universitas Sumatera Utara
81
perumahan menengah, didapatkan sebanyak 85,71% responden menjawab bahwa
fasilitas di dalam perumahan menengah sudah mampu mendukung aktivitas
mereka. Dan sisanya 14,29% menjawab fasilitas di dalam perumahan menengah
belum mampu mendukung aktivitas mereka. Survei pada perumahan besar
menghasilkan sebanyak 90,48% responden menjawab fasilitas perumahan sudah
mampu mendukung aktivitas mereka, seperti pada Perumahan Cemara Asri yang
memiliki fasilitas minimart dan sekolah sehingga penghuni perumahan
bergantung kepada fasiltias tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka. (Gambar
5.26).
Gambar 5.26 Minimart pada Perumahan Besar
Sedangkan sisanya 9,52% responden menjawab fasilitas di perumahan besar
belum mampu mendukung aktivitas mereka (Gambar 5.25).
Asumsi peneliti
mengenai hal ini adalah dikarenakan tidak tersedianya fasilitas perumahan yang
memadai. Contohnya Perumnas Simalingkar dan Perumnas Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
82
5.2.9. Place Attachment pada fasilitas perumahan
1.
Kegiatan Bersama di Fasilitas Perumahan
Gamb