Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram Putih di Kota Medan

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI , DAN
KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Jamur Tiram
Jamur tiram (pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi
dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat,
lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor,
besi, kalsium, karbohidrat dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan
100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen
karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflamin,
77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah
100 kg/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik
untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6 persen sehingga cocok
untuk para pelaku diet (Alex, 2012).
Jika dikonsumsi dalam bentuk kering, jamur ini mengandung vitamin C
sebanyak 35-38 mg/100 gram dan vitamin B sebanyak 4,7-4,9 mg/100 gram.
Karena itu tidaklah mengherankan jika jamur tiram juga memiliki berbagai

macam khasiat untuk kesehatan tubuh, antara lain sebagai sumber protein nabati
yang rendah kolesterol sehingga dapat mencegah penyakit hipertensi dan serangan
jantung. Jamur tiram belum banyak diekspor dalam bentuk segar, biasanya dalam
bentuk chips atau crispy (Tim Redaksi Agromedia, 2006).
Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini
termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk

4

5

pencernaan. USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan
penelitian ada tikus menunjukkan bahan bahwa dengan pemberian menu jamur
tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga
40% dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur
tiram. Sehingga mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar
kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi
jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor (Alex,
2012).
2.1.2


Analisis Lingkungan
Menurut Sepriani (2015) Analisis lingkungan usaha akan sangat penting

dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk
melakukan tanggapan terhadap pilihan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha.
Lingkungan usaha dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri dari
variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen, serta lingkungan
eksternal yang terdiri dari variabel peluang dan ancaman di luar kontrol
manajemen usaha.
A.

Lingkungan Internal
Menurut David (2004) dalam Chalil (2013) Lingkungan internal merupakan

suatu kondisi yang ada di dalam suatu perusahan. Faktor internal perusahaan
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang
berasal

dari


kondisi

intern

perusahaan.

Analisis

lingkungan

internal

mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi
perusahaan. Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulankeunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani

6

atau yang ingin dilayani oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah
keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas

yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan, fungsional perusahaan
yang dapat diamati terdiri dari:
1. Aspek sumber daya karyawan perusahaan berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya manusia yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Aspek pemasaran adalah aspek yang selalu mendapatkan perhatian dalam
rangka mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aspek ini dapat
dikelompokkan ke dalam aspek produk, harga, saluran distribusi, dan promosi.
Pemasaran yang efektif dapat membuat perusahaan tetap bertahan dan
memperoleh keuntungan.
3. Aspek produksi dan operasi melihat apakah perusahaan menghasilkan produk
atau jasa, apakah perusahaan tersebut padat karya atau padat modal, dan
bagaimana perusahaan dapat mengembangkan sistem operasi yang dapat
menghasilkan produk dengan jumlah, waktu, dan biaya yang tepat. Produksi
dan operasi diupayakan berjalan seefisien mungkin untuk menciptakan produk
yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
4. Aspek keuangan berhubungan dengan cara mencari sumber dana yang paling
cepat guna membiayai kegiatan perusahaan, bagaimana dana tersebut
dialokasikan, dan bagaimana perusahaan mengontrol dana tersebut.
5. Aspek penelitian dan pengembangan menekan pada teknologi yang diguanakan
oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan sumber daya

khususnya sumber daya manusia. Aspek ini dapat dijadikan sebagai cara

7

memiliki keunggulan bersaing dengan menciptakan produk baru ataupun
dengan mengembangkan produk lama.
6. Aspek sistem informasi manajemen menekankan pada informasi yang
digunakan perusahaan untuk mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan
menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem informasi
manajemen

adalah

meningkatkan

kinerja

perusahaan

dengan


cara

meningkatkan kualitas keputusan manajerial.
B.

Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di luar

batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya. Sebenarnya terdapat dua
lingkungan eksternal yang terpisah: Lingkungan umum dan lingkungan industri
(Griffin, 2002).
Lingkungan Umum
Lingkungan umum perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya
di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
1. Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi
para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan
berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal
utama yang harus diperhatikan adalah undang-undang tentang lingkungan dan

perburuhan, peraturan tentang peningkatan pemasaran luar negri, stabilitas
pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja dan sistem
perpajakan.

8

2. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim bisnis
suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim
berbisnis. Beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan adalah siklus bisnis,
ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan
jasa, produktivitas dan, tenaga kerja.
3. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahanperubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat
diantisipasi oleh perusahaan.
4. Faktor Teknologi
Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus
selalu

mengikuti


perkembangan-perkembangan

teknologi

yang

dapat

diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan pada cara operasinya.
Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahaan berada.
1. Aspek Hambatan Masuk
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya
perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.

9


2. Aspek Daya Tawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan
harga atau pengurangan kualitas produk atau servis.
3. Aspek Daya Tawar Pembeli
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruuhi
perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu atau servis,
serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya.
4. Aspek Ketersediaan Barang Substitusi
Ancaman produk substitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada
switching cost yang sedikit dan jika produk substitusi itu mempunyai harga
yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk industri.
5. Aspek Persaingan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan oligopoli, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan, pada
persaingan pasar sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi
follower termasuk dalam hal harga produk.
6. Aspek kekuatan Stakeholder lainya
Pengaruh ini adalah berupa kekuatan yang diluar perusahaan yang mempunyai

pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang
dimaksud antar lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai
kepentingan lain, dan pemegang saham.

10

2.1.3 Peneliti Terdahulu
Machfira Ernisolia P (2014) dengan judul skripsi “Strategi Pemasaran
Agroindustri Pancake Durian Di Kota Medan”.Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret tahun 2014. Metode analisis yang digunakan adalah metode
deskriptif dan metode SWOT.Hasil Penelitian diperoleh : 1) Kekuatan
agroindustri dalam pemasaran pancakedurian di daerah penelitian adalah
penggunaan modal usaha pada agroindustri pancakedurian, jumlah produksi
pancakedurian per hari, harga jual produk pancakedurian per buah dan
transportasi dalam pemasaran produk pancakedurian. 2) Kelemahan agroindustri
pancakedurian di daerah penelitian adalah variasi produk yang dihasilkan
agroindustri pancake durian, jumlah tenaga kerja pada agroindustri pancakedurian
dan promosi/sistem penjualan produk pancake durian. 3) Peluang agroindustri
pancakedurian di daerah penelitian adalah ketersediaan bahan baku dalam

agroindustri pancakedurian, pangsa pasar produk pancakedurian dan tingkat selera
masyarakat

terhadap

produk

pancakedurian.

4)

Ancaman

agroindustri

pancakedurian di daerah penelitian adalah perusahaan pesaing agroindustri
pancakedurian,

pengeruh

pergantian

musim/cuaca

terhadap

agroindustri

pancakedurian dan daya beli masyarakat terhadap produk pancakedurian.
5)Strategi

yang

diperoleh

untuk

meningkatkan

pemasaran

agroindustri

pancakedurian di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO
(Strengths – Oppurtunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang yang ada dengan kegiatan, yaitu meningkatkan modal usahadengan
ketersediaan bahan baku, memanfaatkan peluang pasar dengan harga jual produk

11

dan memanfaatkan peluang pada tingkat selera masyarakat dengan meningkatkan
jumlah produksi.
Nur’Aidah Nasution (2014) dengan judul skripsi “Strategi Pemasaran
Cincau Hitam (Mesona Palustris) Di Kota Medan”.Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Februari 2014.Metode analisis yang digunakan adalah metode
deskriptif dan metode SWOT. Hasil penelitian diperoleh: 1) Saluran pemasaran
cincauhitam di Kota Medan terdiri dari dua jenis saluran pemasaran yaitu saluran
pertama pengusaha menjual langsung cincau hitam ke konsumen dan saluran
kedua pengusaha menjual cincau hitam ke pedagang/agen kemudian ke
konsumen. 2) Kekuatanindustri dalam pemasaran cincau hitamdi daerah penelitian
adalah penggunaan modal usaha, harga jual, kualitas produk, jumlah produksidan
jumlah tenaga kerja; Kelemahan industri cincau hitamadalah produk yang
dihasilkan, teknologi dalam proses produksi, dan promosi/sistem penjualan
produk; Peluang industri cincau hitam adalah ketersediaan bahan baku dan pangsa
pasar; Ancamanindustri cincau hitam adalah perusahaan pesaing dan pengaruh
musim/cuaca. 3) Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran industri
cincau hitamdi Kota Medan adalah strategi agresif atau strategi SO (StrengthsOpportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang
ada.
Noviarny Anggasta Lara S. (2015) dengan judul skripsi “Strategi
Pemasaran Jamur Tiram Putih (Pleurotus sp) di Kota Medan”. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode
analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan usaha dalam
pemasaran jamur tiram putih (Pleurotus sp) di daerah penelitian adalah

12

ketersediaan modal yang cukup, ketersediaan tenaga kerja, harga jual jamur tiram
putih yang stabil dan kemudahan sarana transportasi. Kelemahan usaha dalam
pemasaran jamur tiram putih (Pleurotus sp) di daerah penelitian adalah jumlah
produksi jamur tiram putih per hari yang belum mencukupi permintaan, kualitas
produk jamur tiram putih yang dihasilkan tidak tahan lama, sistem penjualan
jamur tiram putih. Peluang usaha dalam pemasaran jamur tiram putih (Pleurotus
sp) di daerah penelitian adalah pangsa pasar jamur tiram putih yang besar, daya
beli masyarakat yang besar terhadap jamur tiram putih, semakin meningkatnya
selera masyarakat terhadap jamur tiram putih. Ancaman usaha dalam pemasaran
jamur tiram putih (Pleurotus sp) di daerah penelitian adalah adanya persaingan
antara petani dan pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap usaha jamur tiram
putih. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram
(Pleurotus sp) di daerah penelitian adalah strategi SO (Strengths–Opportunities)
yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan
kegiatan yaitu, meningkatkan modal usaha jamur tiram putih, memanfaatkan
pangsa pasar dan daya beli masyarakat dengan harga jual produk yang stabil,
memanfaatkan pangsa pasar dengan kemudahan sarana transportasi.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh
berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditias (Rangkuti, 2008).

13

Menurut William J. Stanton (1984), yaitu: Pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan baik kepada para konsumen saat ini maupun
konsumen potensial.
Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi
merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan
keberadaan sosial ekonomi bagi suatu perusahaan adalah memuaskan kebutuhan
konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut
didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada
agresifnya tenagapenjual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk membeli
suatu produk. Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari
konsep pemasaran, artinya laba diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan
laba ini perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan
kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih
besar kepada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara
keseluruhan (Swastha, 2001).
Menurut Sarma (1994), pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan
agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk,
dan harga yang tepat dengan cara :
• Menggunakan kegunaan tempat (place utility), yaitu mengusahakan barang dan
jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen.
• Menaikkan kegunaan waktu (time utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa
dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan.

14

• Menaikkan kegunaan bentuk (form utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa
dari bentuk semula ke bentuk yang lebih di inginkan.
Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran
dalam perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja,
padahal dalam kenyataanya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi
berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba. Proses pemasaran
yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan
produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi dan
kebijakan harga, serta menerapkan system distribusi untuk menyampaikan barang
dan jasa kepada pelanggan (Downey, 1987).
2.2.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
yang member arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke
waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama
sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran
harus didasarkan atas analisa lingkungan internal perusahaan melalui analisa
keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan dan ancaman
yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya (Assauri, 2008). Strategi berkaitan
dengan empat elemen utama bauran pemasaran, yaitu:

15

a. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk
memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Dalam pengertian luas,
produk dapat mencakup apa saja yang ditawarkan, termasuk benda-benda fisik,
jasa, manusia, tempat, organisasi dan gagasan. Produk adalah pemecahan masalah
dalam pengertian bahwa produk tersebut memecahkan permasalahan konsumen
(McDonald dan Keegan, 1999).
Dalam pengembangan strategi pemasaran untuk produk, pemasar perlu
memperhatikan sekitar produk. Sekitar produk adalah penentu utama keberhasilan
periklanan. Sekitar produk diciptakan untuk meningkatkan nilai produk, dilakukan
antara lain melalui merek dan kemasan.
b. Strategi Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan layanannya (Swastha, 1999). Kartajaya (2001)
menyatakan harga sebagai suatu pengorbanan yang harus dilakukan oleh
konsumen untuk mendapatkan kualitas seperti yang dipersepsikan oleh konsumen
itu sendiri, jadi harga tidak dilihat dari nilai nominal saja.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menetapkan
kebijakan harga. Kotler (1997) menyatakan ada enam langkah prosedur untuk
menetapkan harga, yaitu (1) memilih tujuan menetapkan harga, (2) menentukan
permintaan, (3) memperkirakan biaya, (4) menganalisis biaya, harga dan
penawaran pesaing, (5) memilih metode penetapan harga dan (6) memilih harga
akhir.

16

c. Strategi Distribusi
Dalam menyalurkan produk, produsen menggunakan lembaga perantara
sebagai penyalurnya. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran
pemasaran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya kepada
konsumen dari titik produsen (Limbong dan Sitorus, 1987). Sedangkan menurut
Kotler (1997) saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa
siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Swastha (1999) menggolongkan dua bagian besar terhadap lembagalembaga pemasaran yakni terdiri dari perantara pedagang dan perantara agen.
Istilah pedagang digunakan untuk memberikan gambaran yang erat dalam
pemilikan barang. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu : (a)
produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar, (b) pedagang
besar, yang menjual barang kepada engusaha lain, (c) pengecer, yang menjual
barang kepada konsumen akhir.
Saluran pemasaran dibentuk dengan beberapa pertimbangan, diantaranya
produsen kekurangan sumber daya financial, pemasaran langsung tidak layak atau
tidak efisien dengan menjual produk secara langsung, dengan saluran pemasaran
dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. Peran dasar dari fungsi distribusi
suatu perusahaan adalah untuk memastikan bahwa produk yang tepat tersedia
pada saat yang tepat di lokasi yang tepat.

17

d. Strategi Promosi
Promosi adalah sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran (Slanton dan Lumbantoruan, 2001). Menurut Kotler
(1997) ada lima sarana komunikasi utama, yaitu periklanan, promosi, penjualan,
hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan secara pribadi, dan pemasaran
lanngsung.
Menurut McDonald dan Keegan (1999) dalam melakukan promosi hal yang
perlu untuk dipertimbangkan dan dijawab adalah mengapa (sasaran), dimana,
bagaimana (bentuk kreatif), kapan, dan berapa anggarannya. Salah satu hal
penting dalam merancang promosi adalah konsep positioning yang akan
diterapkan. Konsep positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen
memproses informasi. Positioning adalah tindakan yang dilakukan pemasar untuk
membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil
memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran
konsumennya (Kotler, 1997).
2.3

Kerangka Pemikiran
Tujuan utama pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling

menguntungkan antara pihak yang terkait. Tujuan ini diimplementasikan melalui
strategi pemasaran. Strategi pemasaran tidak dapat berdiri sendiri tetapi dibentuk
berdasarkan analisa lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.
Langkah awal yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pemasaran adalah
pernyataan misi dan tujuan perusahaan untuk mengetahui alasan perusahaan ada.
Berikutnya adalah audit pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

18

baik perusahaan menerapkan konsep pemasarannya. Audit meliputi lingkungan
eksternal dan internal.
Pertama, hasil audit pemasaran diringkaskan dalam bentuk analisis SWOT.
Analisis SWOT membahas tentang faktor-faktor internal dan eksternal strategis
yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan
dihadapi.
Kemudian, menentukan posisi strategis dengan memadukan faktor-faktor
internal dan eksternal. Dimana untuk titik koordinat x diperoleh dari selisih skor
terbobot faktor internal yaitu kekuatan dengan kelemahan, dan titik koordinat y
diperoleh dari selisih skor terbobot faktor eksternal yaitu peluang dengan ancaman
sehingga menghasilkan titik koordinat (x,y).
Analisis SWOT menghasilkan keputusan strategi mana yang menjadi
prioritas untuk menghasilkan strategi yang dapat direkomendasikan kepada Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Medan serta pihak-pihak yang terkait dalam
pemasaran olahan jamur tiram di daerah penelitian.

19

Faktor yang Mempengaruhi
Pemasaran

Faktor
Strategis

Eksternal

Internal

Kekuatan
Strength
(S)

Kelemahan
Weakness
(W)

Peluang
Opportunity
(O)

Strategi
dan
Matriks Posisi /
Kuadran

Keterangan :
: Menyatakan Pengaruh
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Ancaman
Threat
(T)