Formulasi Tablet Efervesen dari Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma umifolia Lamk) dengan Variasi Jenis dan Jumlah Asam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Penggunaan tanaman tradisional sebagai jamu atau obat masih
berlangsung pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Jati belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) merupakan satu di antara sekian banyak tanaman obat yang
digunakan di Indonesia sebagai obat tradisional yang dipercaya dapat menurunkan
berat badan. Zat utama yang terkandung dalam seluruh bagian tanaman jati
belanda adalah tanin dan lendir atau musilago. Kandungan lainnya

yaitu

alkaloida, β-sitosterol, kafein, terpen, triterpen, karotenoid, flavonoid, resin, serta
minyak lemak (Suhiarmati dan Herti, 2003).
Sediaan daun jati belanda yang tersedia di pasaran berupa simplisia kering
(untuk disedu), kapsul dan tablet.Sediaan yang ada di pasaran,hanya sediaan
kapsul yang dapat menutupi rasa pahit dari daun jati belanda. Penelitian yang
dilakukan oleh Saing (2015) menyatakan bahwa pemberian kapsul ekstrak daun
jati belanda dosis 100 mg memberi efek penurunan berat badan rata-rata 1,2 kg
dan dosis 200 mg memberi efek penurunan berat rata-rata 2,68 kg selama 28 hari.

Berdasarkan uji toksisitas yang dilakukan oleh Utomo (2008) diketahui
bahwa ekstrak etanol daun jati belanda praktis tidak toksik, dimana dengan
pemberian dosis tunggal secara oral ekstrak etanol daun jati belanda sampai dosis
maksimum pada hewan uji (tikus) 6324,14 mg/kgbb atau sekitar 31,6 kali dosis
yang lazim dipakai pada manusia tidak menimbulkan kematian pada hewan uji.
Salah satu sediaan yang dapat dibuat untuk menutupi rasa pahit dari
daun jati belanda adalah dengan dibuat tablet efervesen. Tablet efervesenadalah

1
Universitas Sumatera Utara

tablet yang menghasilkan gas CO2 sebagai hasil reaksi dari asam organik dan basa
karbonat dengan cairan pelarutnya. Keuntungan dari bentuk sediaan ini adalah
dalam hal penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat
yang tepat sehingga mudah diabsorpsi oleh tubuh. Tablet efervesenjuga
menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu
memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Lachman, dkk, 1994).
Sediaan jati belanda dalam bentuk tablet efervesen belum diproduksi,
sehingga peneliti tertarik untuk membuat sediaan tablet efervesen dari ekstrak
daun jati belanda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Barus (2013)

bahwa formulasi tablet efervesen dari ekstrak kunyit putih dengan konsentrasi
effervescent mix yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap sifat
fisik tablet. Pada penelitian ini daun jati belanda diolah menjadi bentuk sediaan
tablet efervesen dengan variasi konsentrasi sumber asam dengan menggunakan
pengikat HPMC. Sumber asam yang digunakan merupakan kombinasi dari sitrat
dan asam tartrat.Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, granul yang
dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal.
Sedangkan asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lengket dan akan sukar
menjadi granul. Untuk menghasilkan reaksi efervesen membutuhkan 3 molekul
natrium bikarbonat untuk menetralisir 1 molekul asam sitrat dan 2 molekul
natrium bikarbonat untuk menetralisir satu molekul asam tartrat (Ansel, 1989).

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:

2
Universitas Sumatera Utara

a. Apakah ekstrak daun jati belanda yang diperoleh memenuhi persyaratan

karakterisasi.
b. Apakah ekstrak daun jati belanda dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet
efervesen.
c. Apakah variasi konsentrasi sumber asam berpengaruh terhadap sifat fisik
tablet efervesen dariekstrak daun jati belanda.
d. Apakah tablet efervesen dari ekstrak daun jati belanda dapat menarik
minat konsumen.

1.3 Hipotesis Masalah
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Ekstrak daun jati belanda yang diperoleh memenuhi persyaratan
karakterisasi.
b. Ekstrak daun jati belanda dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet
efervesen.
c. Variasi konsentrasi sumber asam berpengaruh terhadap sifat fisik tablet
efervesen dariekstrak daun jati belanda.
d. Tablet efervesen dari ekstrak daun jati belanda dapat menarik minat
konsumen.


1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:

a. Untuk mengetahui apakah ekstrak daun jati belanda yang diperoleh
memenuhi syarat karakterisasi.

3
Universitas Sumatera Utara

b. Untuk membuat sediaan tablet efervesen dari ekstrak jati belanda.
c. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi sumber asam terhadap
sifat fisik tablet efervesen dari ekstrak daun jati belanda.
d. Untuk mengetahui apakah tablet efervesen dari ekstrak daun jati belanda
dapat menarik minat konsumen.

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan daya guna dari daun
jati belanda, dan dapat memberikan alternatif bentuk sediaan untuk mengontrol
berat badan yang berasal dari bahan alam, sehingga dapat bermanfaat bagi bidang

kesehatan dan farmasi.

4
Universitas Sumatera Utara