Pengaruh Teknik Upright Position Terhadap Regurgitasi pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN

3.1.

Kerangka Konseptual
Kerangka

konseptual

dalam

penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengidentifikasi pengaruh teknik upright position terhadap regurgitasi pada bayi

baru lahir, maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Bayi baru lahir di
Wilayah kerja
Puskesmas
Medan Sunggal
yang mengalami
RGE normal.

Frekuensi Regurgitasi
(Pre-intervensi)

Intervensi dengan
Teknik upright position
selama ±30 menit

Frekuensi regurgitasi
(Post-intervensi)

Penyebab regurgitasi



Asi/susu yang diberiakan melebihi



kapasitas lambung bayi



Posisi menyusui



Bayi yang telalu aktif



Immaturitas Spingter Cardiac


15

Universitas Sumatera Utara

16

3.2 DefInisi Operasional
NO
1.

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

Variabel


Merupakan tindakan

Kuesioner

Penerapan

Independen

yang dilakukan

teknik

Teknik

untuk mecegah

upright

terjadinya regurgitasi


position

Upright
Position

Skala

dengan cara
mengangkat bayi
tegak dengan kepala
menghadap kewajah
ibu dan membiarkan
kaki bayi
menggantung

Universitas Sumatera Utara

17

2.


Variabel

Regurgitasi

Dependen

merupakan

Regurgitasi

keluarnya isi

dalam

lambung melalui

sehari

Regurgitasi


Kuesioner

Frekuensi

Ordinal

mulut dan kadangkadang juga melalui
hidung setelah
diberikan asi.
Penilaian dilakukan
dengan menghitung
Frekuensi
Regurgitasi yaitu
jumlah kejadian
regurgitasi dalam 1
hari (24 jam)

Universitas Sumatera Utara


BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan. Desain
yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan quasi experiment dalam 1
grup (one group pratest-posttest design) yaitu rancangan yang dilakukan dengan
cara sebelum diberikan perlakuan variabel diukur terlebih dahulu (pre-test) setelah
itu dilakukan perlakuan dan setelah perlakuan dilakukan pengukuran kembali
(post- test) pada variabel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh teknik upright position terhadap regurgitasi pada bayi baru lahir di
Wilayah kerja Puskesmas Medan Sunggal. Rancangan penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut :

Pretest

Perlakuan

01


X

Posttest
02

Keterangan:
01 : Melakukan penilaian frekuensi regurgitasi pada bayi baru lahir sebelum
dilakukan teknik upright position
X : Penerapan teknik upright position
02 : Melakukan penilaian frekuensi regurgitasi pada bayi baru lahir setelah
dilakukan teknik upright position

18

Universitas Sumatera Utara

19

4.2. Populasi, sampel dan teknik sampling

4.2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu-ibu yang memiliki bayi baru lahir (0 sampai dengan 28 hari ) di Wilayah
Kerja Puskesmas Medan Sunggal sebanyak 64 responden.
4.2.2. Sampel
Sample penelitian adalah sekelompok individu yang merupakan bagian
dari populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau
melakukan pengamatan/pengukuran pada suatu unit. Penentuan sampel pada
penelitian ini mengacu pada kriteria inklusi dan eklusi. Adapun kriteria sampel
untuk penelitian ini adalah:
1) Ibu- ibu yang memiliki Bayi Baru Lahir yang pernah mengalami regurgitasi
2) Bersedia mengikuti instruksi teknik upright position sesuai jadwal.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30 responden.
Karena keterbatasan waktu dan biaya dalam melakukan penelitian, maka peneliti
mengambil sampel sebanyak 30 responden.

Universitas Sumatera Utara

20


4.2.3. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability
sampling dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu sesuai yang
dikehendaki oleh peneliti sendiri.
4.3.

Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian mulai dilakukan pada bulan April 2017 sampai dengan Juni

2017. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal.
Peneliti ingin meneliti disini dikarenakan jumlah responden yg diharapkan lebih
banyak.
4.4.

Pertimbangan Etik
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan

permasalahan etik yaitu penelitian ini dapat dilakukan setelah mendapat izin dari
institusi pendidikan dan persetujuan dari komisi etik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya mengirimkan surat izin permohonan
penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan pengumpulan
data dimana peneliti meminta persetujuan responden sesuai dengan kode etik yang
berlaku tanpa ada unsur paksaan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
memperkenalkan diri dan memberi penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan dan
manfaat kegiatan penelitian kepada responden.
Hak-hak responden dalam penelitian dan kerahasiaan akan terjaga. Jika
responden bersedia untuk diteliti maka responden terlebih dahulu menandatangani
lembar persetujuan yang telah dibuat. Responden berhak menentukan sendiri

Universitas Sumatera Utara

21

kesediaan berpartisipasi sampai akhir penelitian walaupun penelitian masih
berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dalam informed consent
yang berupa persetujuan partisipasi secara tulisan atau yang ditandatangani oleh
responden sebelum penelitian dilaksanakan. Jika responden tidak bersedia atau
menolak untuk berpartisipasi maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati
hak-hak responden. Dalam menjaga kerahasiaan informasi responden, peneliti
tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup memakai
inisial responden dan hanya diketahui oleh peneliti dan responden. Rahasia
informasi responden dijamin oleh peneliti.
4.5.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan kuesioner untuk menjaring responden untuk mengetahui frekuensi
gumoh bayi dalam sehari. Sebelumnya para ibu responden diberikan penjelasan
tentang cara pengisian kuesioner frekuensi gumoh.
4.6.

Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian

4.6.1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Polit & Beck, 2012). Adapun pengujian validitas
yang dilakukan yaitu pengujian validitas isi (conten validity) yaitu instrumen
dibuat berdasarkan isi, menjelaskan isi dan uji validitas secara komputerisasi.
Polit dan Beck (2012) menyatakan bahwa penilaian expert (tenaga ahli) terhadap
keterkaitan antara masing-masing item dinyatakan dalam 4 poin skala yaitu
1=tidak relevan, 2=agak relevan, 3=cukup relevan, 4= sangat relevan.

Universitas Sumatera Utara

22

Nilai CVI setiap item yang dihitung oleh para expert yaitu nilai 3 atau 4
(merupakan nilai yang dianggap relevan) dibagi dengan jumlah expert. Misalnya
item yang dinilai dikatakan cukup atau sangat relevan jika terdapat 4 dari 5
dengan nilai CVI minimal 0,80.
Kuesioner ini telah di validkan oleh ibu R. Ramondang Siregar S.Kep, Ns,
M.Kes (kepala Departement Maternitas di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara) beliau seorang yang ahli dalam keperawatan maternitas. Adapun hasil
validitas ini yaitu 1 dimana hasil menunjukan instrumen penelitian ini Valid.
4.6.2. Uji Reliabilitas
Kuesioner sebagian disusun oleh peneliti sendiri maka perlu dilakukan uji
reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau
kemampuan alat ukur secara konsisten terhadap objek yang akan diukur pada
kelompok yang sama. Kuesioner akan dikatakan reliabe apabila hasil pengukuran
itu tetap konsisiten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2012). Uji
coba ini dimaksud untuk mengetahui kendala atau hambatan dalam mengisi
kuesioner yang akan dilaksanakan nantinya pada pengumpulan data serta melihat
kevalidan dan reliabilitas dari instrumen yang digunakan.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha secara
komputerisasi. Polit & Back (2012) mengatakan interpretasi nilai reliabilitas
dengan Cronbach alpha minimal 0,71 pada umumnya adekuat, namun nilai 0,80
merupakan nilai yang lebih diharapkan.

Universitas Sumatera Utara

23

Instrumen yang sudah valid selanjutnya dilakukan uji coba kepada 10
responden. Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Sunggal. Hasil pengujian dengan menentukan nilai Cronbach
Alpha sebesar 0,75

4.7. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan pertama kali adalah
mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Keperaatan Universitas Sumatera Utara serta mengajukan surat permohonan izin
melaksanakan penelitian di wilayah kerja puskesmas Medan Sunggal. Setelah
mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu-ibu yang
memiliki bayi baru lahir. Bayi baru lahir dari 0 bulan sampai 28 hari .
Tahapan prosedur pengumpulan data :
1. Sebelum pelaksanaan teknik upright position
a. Tahap penilaian awal frekuensi regurgitasi pada bayi baru lahir (pretest)
Menanyakan kepada ibu yang memiliki bayi baru lahir apakah bayi pernah
mengalami regurgitasi dan berapa kali dalam sehari bayi mengalami regurgitasi,
kemudian peneliti memberikan inform consent kepada ibu yang memiliki bayi
baru lahir. Peneliti memberikan kuesioner kepada ibu yang memiliki bayi baru
lahir sebelum dilakukannya teknik upright position dan meminta ibu menuliskan
no telepon atau kontak yang dapat dihubungin.

Universitas Sumatera Utara

24

2.

Intervensi teknik upright position
Setelah responden menyetujui inform consent peneliti menjelaskan

bagaimana teknik upright position dilakukan. Teknik upright position dilakukan
oleh ibu yang memiliki bayi baru lahir dengan cara :
1). Memegang bayi dibawah ketiak, menahan / menyangga pada bagian
kepala dan leher bayi dengan jari
2). Membiarkan kaki bayi menjuntai / mengayun-ayun dengan bebas
3). Memegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu
4). Mengangkat bayi secara perlahan sampai badannya teregang. Regangan
ini dapat membantu mengeluarkan udara dari dalam perut.
5). Miringkan bayi dari samping ke samping dengan hati-hati / pelanpelan, lakukan selama 30 detik dan ulangi gerakan
6). Membuat suasana menyenangkan bagi bayi
7). Saat bayi tampak akan bersendawa memindahkan wajah bayi dari
hadapan wajah ibu dan meletakkan diatas bahu.
Intervensi diberikan selama 15 menit untuk satu kali latihan yang dipimpin
oleh peneliti sendiri dengan cara menunjukkan video tentang upright position dan
ditonton oleh keluarga yang memiliki bayi baru lahir.
3. Sesudah intervensi teknik upright position
Peneliti menanyakan kembali apakah teknik upright position dilakukan
oleh ibu, kemudian berapa kali dalam sehari bayi mengalami regurgitasi setelah
dilakukan teknik upright position dan peneliti memberikan kuesioner kembali

Universitas Sumatera Utara

25

kepada ibu yang memiliki bayi baru lahir setelah diberikan intervensi tentang
upright position.
4.8. Rencana Analisa Data
4.8.1. Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara
memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban
dan pertanyaan.
2. Coding
Peneliti mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk
angka, (kode) untuk mempermudah peneliti saat menganalisa data.
3. Scoring
Peneliti memberikan skor pada setiap variabel sesuai dengan jenis data dan
pertanyaan.
4. Entry Data
Peneliti memproses data agar dapat dianalisis dengan menggunakan data
dari kuesioner dimasukkan secara komputerisasi.
5. Tabulation
Peneliti memeriksa kembali data yang telah dimasukkan agar terbebas dari
kesalahan sebelum dilakukan analisa data.

Universitas Sumatera Utara

26

4.9.

Analisa Data
Analisa data yang peneliti lakukan adalah analisa univariat dan bivariat.

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi, seperti data
demografi. Data yang telah terkumpul usia bayi baru lahir, usia gestasi dan berat
badan bayi baru lahir. Analisa bivariat merupakan analisa untuk mengetahui
interaksi dua variable, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif
(Saryono, 2008).

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan

variable dependen dan variable independen. Untuk mengetahui keefektifan teknik
Upright Position dilakukan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α= 0.05.
Nilai interpretasi pada analisa bivariat jika p-value> 0.05 berarti Ha
ditolak, artinya tidak ada pengaruh upright position terhadap regurgitasi. Jika pvalue< 0.05 berarti Ha diterima, artinya ada pengaruh upright position terhadap
pengurangan frekuensi regurgitasi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan terkait pengaruh
teknik upright position terhadap regurgitasi pada bayi baru lahir diwilayah kerja
puskesmas medan sunggal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 April
sampai dengan 16 Juni 2017. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu berdiskusi tentang pihak Puskesmas Medan Sunggal tentang penelitian
yang dilakukan terutama terkait dengan pengambilan data ibu yang memiliki bayi
baru lahir dibulan April 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal. Pihak
Puskesmas menyarankan untuk mengambil data ibu yang memiliki bayi baru lahir
di beberapa klinik yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal.
Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal terdapat 5 klinik, tetapi pihak
Puskesmas hanya menyarankan 3 klinik yaitu klinik Mariani, klinik Junita dan
klinik Diana. Pihak Puskesmas menyarankan di beberapa klinik tersebut karena di
klinik tersebut memiliki jumlah ibu yang memiliki bayi cukup banyak dibanding
dengan klinik lainnya. Dari klinik diana terdapat 20 orang ibu yang memiliki bayi
baru lahir dibulan April, dari klinik junita terdapat 25 orang ibu dan dari klinik
Mariani didapatkan data ibu yang melahirkan dibulan April sebanyak 19 orang,
maka didapatkan total dari jumlah keseluruhan data sebanyak 64 orang ibu yang
memiliki bayi baru lahir. Tetapi di dalam penelitian ini, peneliti memilih 30
responden sebagai sampel penelitian karena peneliti memiliki waktu yang
terbatas.

27

Universitas Sumatera Utara

28

Selama proses penelitian berlangsung ada beberapa kesulitan yang dialami
peneliti, diantaranya sebagian ibu menolak ketika peneliti menelpon, selain itu
juga sebagian ibu tidak melakukan prosedur pelaksanakan teknik upright position
sampai evaluasi (sebanyak 18 orang) sehingga responden yang drop out melebihi
dari yang diperkirakan. Selama penelitian, peneliti selalu memantau, menelpon
dan mengingatkan apakah teknik upright position dilakukan oleh ibu bayi.
Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti memperkenalkan diri,
menyebutkan identitas dari peneliti, menyebutkan tujuan dan maksud dari
penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya sebelum intervensi diberikan peneliti
terlebih dahulu memberikan kuesioner dan menanyakan terkait dengan pertanyaan
yang akan diteliti oleh peneliti, kemudian peneliti memberikan intervensi. Setelah
diberikan intervensi peneliti menanyakan apakah ibu sudah mengerti tentang apa
yang peneliti lakukan dan meminta ibu untuk melakukan teknik upright position
dihadapan peneliti. Peneliti melihat apakah tindakan yang ibu lakukan sudah
benar. Jika ibu benar-benar sudah memahami bagaimana teknik upright position
dilakukan maka peneliti meminta ijin kepada ibu untuk melakukan teknik tersebut
setelah ibu selesai memberikan asi kepada bayinya.
Peneliti memberitahukan kepada ibu bahwa peneliti akan sering datang ke
rumah ibu untuk memantau apakah teknik upright position berpengaruh terhadap
regurgitasi pada bayi baru lahir. Sebelum peneliti datang ke rumah responden
terlebih dahulu peneliti menelpon ibu responden dan mulai memantau dengan
mendatangi rumah responden, setelah mendapatkan hasil maka peneliti

Universitas Sumatera Utara

29

menanyakan kembali apakah regurgitasi yang dialami responden berkurang
dengan melakukan teknik upright position.
Tahapan intervensi teknik upright position yang dilakukan saat peneliti
melakukan penelitian terlampir di lampiran 5.
5.1.1. Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah bayi baru
lahir yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal dengan jumlah 30
orang. Adapun karakteristik responden meliputi jenis kelamin bayi baru lahir dan
usia bayi baru lahir.
Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan presentase berdasarkan karakteristik BBL di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal (n=30).
Data Demografi
Jenis Kelamin Bayi
Laki-laki
Perempuan

Frekuensi (f)

Presentasi (%)

12
18

40%
60%

Usia Bayi
1 Minggu
2 Minggu
3 Minggu
4 Minggu

12
8
6
4

40,0%
26,7%
20,0%
13,3%

Usia Gestasi
38 Minggu - 42 Minggu
36 Minggu - 37 Minggu

17
13

56,7 %
43,3%

Berat Badan BBL
2500 - 4000 g
2000 - 2500 g

15
15

50,0 %
50,0 %

Universitas Sumatera Utara

30

5.1.2. Frekuensi Regurgitasi sebelum intervensi teknik upright position pada bayi
baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal (n=30)
Frekuensi Regurgitasi
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

Frekuensi (f)
1
5
11
13

Persentasi (%)
3,3 %
16,7 %
36,7 %
43,3 %

Pada tabel 5.1.5 sebelum diberikan intervensi teknik upright position
terdapat 13 orang bayi mengalami frekuensi regurgitasi 4 kali dalam sehari, 11
orang bayi mengalami frekuensi regurgitasi 3 kali dalam sehari, 5 orang bayi
mengalami frekuensi regurgitasi 2 kali dalam sehari dan 1 orang bayi mengalami
kejadian regurgitasi 1 kali dalam sehari.
5.1.3. Frekuensi regurgitasi sesudah intervensi teknik upright position pada bayi
baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal (n=30)
Frekuensi Regurgitasi
0 ( tidak regurgitasi )

Frekuensi (f)
12

Persentasi (p)
40,0%

1 x dalam sehari

14

46,7%

2 x dalam sehari

4

13,3%

3 x dalam sehari

0

0,0%

4 x dalam sehari

0

0,0%

Berdasarkan tabel 5.1.3 setelah diberikan intervensi teknik upright position
12 orang bayi tidak mengalami regurgitasi, 14 orang bayi mengalami regurgitasi
sebanyak 2 kali dalam sehari , 4 orang bayi 2 kali dalam sehari.
Untuk menambah informasi, maka peneliti melakukan crosstab pada data
demografi (karakteristik BBL) dengan frekuensi regurgitasi yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel 5.1.4, 5.1.5 dan 5.1.6

Universitas Sumatera Utara

31

5.1.4. Frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah intervensi teknik upright
position dilihat berdasarkan usia gestasi bayi baru lahir di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Sunggal (n=30)
Usia Gestasi

38 Minggu - 42
Minggu

36 Minggu –37
Minggu

Frekuensi
Regurgitasi
sebelum
0(tidak
regurgitasi
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

f

%

0

0,0 %

1
4
9
3
17

5,9 %
23,5 %
52,9 %
17,6 %

0

0,0%

0
1
2
10
13

0,0 %
7,7 %
15,4 %
76,9 %

Frekuensi
Regurgitasi
sesudah
0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

f

%

7

41,2 %

8
2
0
0
17

47,1 %
11,8 %
0,0 %
0,0 %

0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

5

38,5 %

6
2
0
0
13

46,2 %
15,4 %
0,0 %
0,0 %

Universitas Sumatera Utara

32

5.1.5. Frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah intervensi teknik upright
position dilihat berdasarkan usia bayi baru lahir saat di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Sunggal (n=30)
Usia Bayi Baru
Lahir

Frekuensi
Regurgitasi
sebelum

f

%

1 Minggu
1 - sd < 2
Minggu

0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

0

0,0 %

2 Minggu
2 - sd < 3
Minggu

0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

0

3 Minggu
3 - sd < 4
Minggu

0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

0

4 Minggu
4 Minggu

0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

0

0
1
5
6
12

0
1
2
5
8

0
1
3
2
6

1
2
1
0
4

f

%

0(tidak
regurgitasi)
0,0 % 1 x dalam sehari
8,3 % 2 x dalam sehari
41,7 % 3 x dalam sehari
50,0 % 4 x dalam sehari

5

41,7 %

6
1
0
0
12

50,0 %
8,3 %
0,0 %
0,0 %

0,0%

0(tidak
regurgitasi)
0,0 % 1 x dalam sehari
12,5 % 2 x dalam sehari
25,0 % 3 x dalam sehari
62,5 % 4 x dalam sehari

1

12,5 %

6
1
0
0
8

75,0 %
25,0 %
0,0 %
0,0 %

0,0%

0(tidak
regurgitasi)
0,0 % 1 x dalam sehari
16,7 % 2 x dalam sehari
50,0 % 3 x dalam sehari
33,3 % 4 x dalam sehari

2

3,3 %

2
2
0
0
6

3,3 %
3,3 %
0,0 %
0,0 %

0,0%

4

33,0 %

0
0
0
0
4

0,0 %
0,0 %
0,0 %
0,0 %

Frekuensi
Regurgitasi
setelah

0(tidak
regurgitasi)
25,0 % 1 x dalam sehari
50,0 % 2 x dalam sehari
25,0 % 3 x dalam sehari
0,0 % 4 x dalam sehari

Universitas Sumatera Utara

33

5.1.6. Frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah intervensi teknik upright
position dilihat berdasarkan berat badan bayi baru lahir saat di Wilayah
Kerja Puskesmas Medan Sunggal (n=30)
Berat Badan
BBL
2500 - 4000 g

2000 - 2500 g

Frekuensi
Regurgitasi
sebelum
0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari
0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

f

%

0

0,0%

1
4
8
2
15
0

6,7 %
26,7 %
53,3 %
13,3 %

0
1
3
11
15

0,0 %
6,7 %
20,0 %
73,3 %

0,0%

Frekuensi
Regurgitasi
setelah
0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari
0(tidak
regurgitasi)
1 x dalam sehari
2 x dalam sehari
3 x dalam sehari
4 x dalam sehari

f

%

7

46,7 %

8
0
0
0
15
5

53,3 %
0,0 %
0,0 %
0,0 %

6
4
0
0
15

40,0 %
26,7 %
0,0 %
0,0 %

33,3 %

5.1.7. Uji normalitas data sebelum dan sesudah intervensi teknik upright
position
No

1

Wilcoxon

Variabel

Data sebelum
Data sesudah

n

P

30
30

0,847
0,691

Berdasarkan tabel 5.1.7 telah dilakukan uji normalitas yang didapatkan
nilai p sebelum dilakukan teknik upright position 0,847 dan setelah iberikan
intervensi dengan teknik upright position 0,691.

Universitas Sumatera Utara

34

5.1.8. Perbedaan frekuensi regurgitasi sebelum dan sesudah intervensi teknik
Upright Position
Untuk mengetahui perbedaan regurgitasi sebelum intervensi dan sesudah
intervensi maka dilakukan uji wilcoxon untuk membandingkan data sebelum dan
sesudah intervensi teknik upright position. Hasil yang didapat dilihat pada tabel

Sebelum
Setelah

n

Median
(minimum-maksimum)

P

30
30

3 (2-4)
1 (0-2)

0,000

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa nilai p yang diperoleh adalah
0,000. Jika p (0,000) < α (0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara regurgitasi sebelum dan sesudah diberikan
intervensi teknik upright position

Universitas Sumatera Utara

35

5.2. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan
frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah pemberian tindakan upright position
pada bayi baru lahir usia 0 sampai 28 hari. Teknik upright position adalah teknik
yang dilakukan dengan cara mengangkat bayi secara perlahan sampai badannya
teregang. Pada posisi yang seperti ini memungkinkan asi atau susu yang telah
diberikan lebih cepat turun dan adanya gaya gravitasi yang akan mendorong asi
atau susu ke bawah.
Jika dilihat frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah pemberian tindakan
upright position berdasarkan usia bayi baru lahir maka dapat dilihat frekuensi
regurgitasi pada bayi baru lahir sebelum diberikan tindakan upright position, bayi
yang memiliki usia 1 minggu paling banyak mengalami regurgitasi dalam sehari
sebanyak 4 kali, bayi yang usia 2 minggu paling banyak mengalami regurgitasi
sebanyak 4 kali dalam sehari, bayi yang usia 3 minggu banyak mengalami
regurgitasi sebanyak 3 kali dalam sehari dan bayi yang memiliki usia 4 minggu
paling banyak mengalami regurgitasi 2 kali dalam sehari. Hal ini menunjukkan
usia bayi akan mempengaruhi frekuensi regurgitasi. Salah satu faktor yang
berhubungan dengan penurunan frekuensi regurgitasi adalah faktor usia bayi
seperti yang dikemukakan oleh Depkes (2010) bahwa seiring dengan
bertambahnya usia maka regurgitasi akan berkurang.

Universitas Sumatera Utara

36

Setelah diberikan tindakan teknik upright position frekuensi bayi baru lahir
yang berusia 1 minggu 5 orang bayi tidak mengalami regurgitasi dan 6 orang bayi
mengalami regurgitasi 1 kali dalam sehari. Bayi yang berusia 2 minggu paling
banyak mengalami regurgitasi 1 kali dalam sehari sebanyak 6 orang dan bayi yang
berusia 4 minggu tidak pernah mengalami regurgitasi setelah diberikan teknik
upright position.
Frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah diberikan intervensi teknik upright
position yang dilihat berdasarkan usia gestasi bayi baru lahir. Sebagian bayi memiliki usia
gestasi normal (38 minggu – 42 minggu) dan sebagian bayi memiliki usia gestasi tidak
normal tetapi tidak terlalu rendah (36 minggu – 37 minggu). Bayi yang memiliki usia
gestasi 36 minggu – 37 minggu lebih sering mengalami regurgitasi sebanyak 4 kali dalam
sehari dibandingkan dengan bayi yang memiliki usia gestasi 38 - 42 minggu yang paling
banyak mengalami regurgitasi 3 kali dalam sehari. Setelah diberi tindakan teknik upright
position bayi yang memiliki usia gestasi 36 – 42 minggu paling banyak mengalami
regurgitasi 1 x dalam sehari sebanyak 6 orang dan bayi yang memiliki usia gestasi 38 –
42 minggu paling sedikit mengalami regurgitasi 2 kali dalam sehari sebanyak 2 orang.
Hal tersebut menujukkan bahwa bayi yang memiliki usia gestasi yang tidak normal lebih
mudah mengalami regurgitasi karna Spingter cardiac antara esophagus dan lambung

masih immatur.
Pada penelitian ini memiliki 15 bayi yang mempunyai berat badan normal
(2500 – 4000 g) ketika lahir dan sebagian bayi lagi memiliki berat badan 20002500 g. Sebelum diberikan tindakan teknik upright position bayi yang memiliki
berat badan 2500 – 4000g ketika lahir mengalami regurgitasi paling banyak 3 kali
dalam sehari sebanyak 8 orang tetapi pada bayi yang memiliki berat badan 2000 –

Universitas Sumatera Utara

37

2500 g ketika lahir paling banyak mengalami regurgitasi 4 kali dalam sehari
sebanyak 11 orang. Setelah diberi pemberian teknik upright position bayi yang
memiliki berat badan 2500 – 400 g paling bayak mengalami regurgitasi 1 kali
dalam sehari sebanyak 8 orang sedangkan bayi yang memiliki berat badan 2000 –
2500 g lebih sering mengalami regurgitasi 1 kali dalam sehari sebanyak 6 orang.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa berat badan bayi ketika lahir juga
mempengaruhi jumlah frekuensi regurgitasi yang dialami bayi.
Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan tindakan upright position
banyak responden yang mengalami kejadian regurgitasi setelah bayi disusui, bayi
dalam penelitian ini mengalami regurgitasi dengan frekuensi yang bervariasi.
Regurgitasi merupakan keadaan fisiologis pada bayi berusia kurang dari satu
tahun, terutama kurang dari enam bulan, tapi dengan sering bertambahnya usia
regurgitasi akan berkurang ataupun akan menghilang dengan sendirinya.
Regurgitasi yang dialami bayi dapat menyebabkan bayi menjadi rewel
sering menangis, menggeliat ketika stelah diberi susu dan bayi merasakan tidak
nyaman dengan kejadian tersebut. Jika terjadi regurgitasi secara berlebihan,
frekuensi sering dan terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan masalah
tesendiri, yang bisa mengakibatkan gangguan pada bayi. Baik gangguan
pertumbuhan karena asupan gizi berkurang karna asupan makan tersebut keluar
lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung yang ikut
keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai regurgitasi melalui hidung dan
bahkan disertai muntah, dapat menyebabkan bayi tersedak (Rukiyah dan Yulianti,
2010).

Universitas Sumatera Utara

38

Bayi biasanya tertidur setelah diberi susu atau disusui oleh ibunya,
kemudian selang beberapa menit bayi mengeluarkan kembali susu yang telah
diberikan oleh ibunya, setelah itu bayi merasakan hal yang tidak nyaman dengan
menunjukan tangisannya dan bayi menjadi rewel dengan menggeliatkan
tubuhnya. Hal tersebut dapat mengganggu pertumbuhan perkembangan bayi
apabila terjadi secara terus menerus.
Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi tindakan teknik upright position
pada 30 responden berdampak positif setelah dilakukan selama 1 bulan. Hal ini
dibuktikan adanya penurunan frekuensi regurgitasi pada semua responden dengan
kejadian regurgitasi yang bervariasi. Penurunan regurgitasi disebabkan oleh
kondisi bayi, frekuensi dan ketekunan ibu bayi saat melakukan intervensi teknik
upright position ini.
Ibu mengatakan bahwa menyendawakan bayi dengan teknik upright
position setelah bayi diberi susu dapat mengurangi penurunan frekuensi
regurgitasi dalam sehari. Bayi menjadi tidak rewel dan merasa nyaman ketika
bayi disendawakan. Regurgitasi yang dialami bayi tidak lagi terlalu sering
dirasakan bayi sebelum diberikan intervensi teknik upright position. Hal ini
dengan teknik upright position yang dapat mengurangi frekuensi regurgitasi.
(Beherman, Kliegmen, dan Ervin 2008). Ibu merasakan sangat senang dengan
diberikan teknik upright Position dan dapat melakukannya dirumah dengan
sederhana untuk mengurangi kejadian regurgitasi pada bayinya. Ibu tidak lagi
khawatir atau cemas dengan kejadian regurgitasi yang dialami bayi sebelumnya,

Universitas Sumatera Utara

39

karena pada setiap ibu yang memiliki bayi dapat melakukan teknik tersebut
dengan mudah dan santai.
5.2.1. Perbedaan frekuensi regurgitasi sebelum dan sesudah intervensi Teknik
Upright Position
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Sunggal, maka didapatkan hasil uji Wilcoxon diperoleh p (0,000). Hal ini
berarti terdapat perbedaan antara mean frekuensi regurgitasi sebelum diberikan
intervensi teknik upright position dengan regurgitasi setelah diberikan intervensi
teknik upright position. Adanya perbedaan yang signifikan tersebut menunjukkan
bahwa teknik upright position dapat dilakukan oleh ibu-ibu yang memiliki bayi.
Adanya perbedaan regurgitasi sebelum dan setelah ini disebabkan latihan teknik
upright position merupakan teknik yang sederhana dan mudah dipahami oleh ibuibu. Hal ini juga terbukti selama intervensi berlangsung bayi merasakan kondisi
yang enak, tenang dan rileks.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

.

6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh teknik upright position terhadap regurgitasi
pada bayi baru lahir yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal,
berdasarkan hasil uji Wilcoxon diketahui bahwa p = 0,000, hal ini menunjukkan
bahwa nilai p < 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap regurgitasi pada bayi baru lahir.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi Orang tua bayi
Dari hasil penelitian ini disarankan bagi ibu yang memiliki bayi agar dapat
melakukan teknik upright position untuk mengurangi kejadian regurgitasi saat
bayi setelah diberi susu.
6.2.2. Tenaga Kesehatan
Tenanga kesehatan hendaknya senantiasa melakukan sosialisasi ke warga
bahwa pentingnya menyendawakan bayi setelah menyusui, mengajarkan
bagaimana menyendawakan bayinya dengan benar dan cara-cara pencegahan
regurgitasi lainnya.
6.2.3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan metode yang berbeda dan
jumlah variabel yang berbeda agar hasilnya bervariasi.
40

Universitas Sumatera Utara