Fenomena Tawuran Antar Mahasiswa: Studi Deskriptif Pada Mahasiswa i Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Mahasiswa sejatinya merupakan kaum cendekiawan yang merupakan kaum yang
pada dasarnya harus mengedepankan sikap untuk bertindak berdasarkan akal sehat atau
rasionalitas berpikir. Ini dikarenakan oleh mahasiswa berada pada tingkatan yang terdidik
atau yang terpelajar di antara masyarakat. Karena itu pulalah mahasiswa disebut sebagai agen
perubahan (agent of change), dimana masyarakat akan bertumpu pada mereka ketika ada
sebuah persoalan bangsa yang terjadi yang mana mahasiswa memiliki peran utama berakar
dari intelektualitas serta rasionalitas yang mereka dapatkan dari perguruan tinggi. Namun
belakangan, seiring dengan banyaknya bermunculan berbagai kasus tawuran antar mahasiswa
itu sendiri, publik menjadi punya sudut pandang yang berbeda; mahasiswa negeri ini
diidentikkan dengan yang menyukai tindak kekerasan tanpa ada pemikiran bahwa yang
mereka lakukan itu sifatnya destruktif atau merusak, baik itu pada fasilitas yang ada di
Universitas maupun berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki kampus. Tak heran pula jika
dampak yang ditimbulkan berupa korban luka maupun korban jiwa.
Kasus tawuran antar mahasiswa di Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu
contohnya. Dengan dilandasi berbagai faktor, kejadian ini jelas tidak menggembirakan karena
pada dasarnya Universitas Sumatera Utara seperti halnya perguruan tinggi lainnya di negeri
ini merupakan tempat menuntut ilmu agar mahasiswa dapat menjadi berguna di tengahtengah masyarakat kelak. Universitas Sumatera Utara jelas menjadi sedikit tercoreng dengan
konflik kekerasan yang dipertontonkan mahasiswa ini. Hal ini jelas tidak bisa terus-menerus
terjadi jika tidak mau nama besar perguruan tinggi yang terbesar di luar pulau Jawa ini
menjadi tenggelam. Karena itulah diperlukan adanya resolusi bagaimana agar hal semacam

ini tidak terulang lagi ke depannya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deskriptif yang mencoba
memberikan gambaran bagaimana fenomena tawuran ini bisa terjadi di Universitas Sumatera
Utara serta mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana solidaritas yang terbangun di antara
mahasiswa yang malah berujung pada tindakan kekerasan. Lokasi penelitian ini dilakukan di
kompleks Universitas Sumatera Utara serta beberapa wawancara yang dilakukan di tempat
tinggal beberapa informan dengan tujuan agar penulis maupun informan mampu melakukan
wawancara dengan suasana yang tenang dan santai.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara menginterpretasi datadata penelitian, baik hasil observasi maupun hasil wawancara, tawuran yang terjadi
disebabkan oleh adanya kesalahpahaman dalam memaknai arti solidaritas yang sebenarnya.
Atau mungkin boleh dikatakan adanya pergeseran makna akan solidaritas antar mahasiswa di
dalam fakultas yang sama yang mengarah untuk berperilaku kasar ketika dihadapkan pada
masalah yang sebenarnya sepele yang berkaitan dengan kelompok mahasiswa yang telah
dianggap merupakan pesaing dalam hal fakultas dengan mahasiswa yang paling disegani di
Universitas Sumatera Utara. Hal mana yang cukup disayangkan karena solidaritas yang
seharusnya merupakan sebuah jalan adanya hubungan yang sifatnya positif, bukannya malah
negatif – destruktif.
Kasus tawuran antar mahasiswa ini jelas tidak diinginkan lagi terjadi ke depannya.
Apalagi jika masalah pemicunya merupakan masalah sepele, yang menjadi besar dikarenakan
oleh pemahaman yang salah tentang makna solidaritas yang dianut. Setiap kelompok

mahasiswa yang terlibat mengedepankan apa yang diesbut sebagai ego fakultas. Pandangan
yang menyatakan bahwa kelompoknya yang in-group akan jelas tidak menerima keberadaan
kelompok lain yang out-group karena dianggap jelas perbedaan yang tak bisa diterima.
Sehingga dengan demikian tercipta sekat-sekat sosial di antara mahasiswa itu.

Universitas Sumatera Utara