Bioteknologi dalam perspektif islam (1)

MAKALAH INDIVIDU
BIOTEKNOLOGI
“Konsep Bioteknologi dan Pandangan Islam”

OLEH:
Fuada Haerana

Rifai

70100112023
Farmasi A

Dosen : Prof. Dr. H. M. Natsir Djide, M. Si., Apt.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI
SAMATA-GOWA
2014

KATA PENGANTAR
‫حبيســــــــــــــحم اللحه ال رريحرمحن ال ررححييـــــم‬

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Konsep bioteknologi dan
pandangan Islam” ini.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang sangat penting
dalam proses pembelajaran kami untuk mata kuliah Bioteknologi di Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Aamiin.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...................................................................

B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................
BAB II PEMABAHASAN ........................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................
B. SARAN ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)
sangat berkembang dengan pesat. Perkembangan IPTEK adalah sebuah
fenomena dan fakta yang berlangsung secara terus menerus dalam kehidupan.
Pada awal abad 20 bioteknologi modern mulai berkembang diawali dengan
penemuan antibiotic. Perkembangan selanjutnya didukung oleh penemuan

dibidang biokimia, biologi sel, mikrobiologi dan lain-lain. Perkembangan

teknologi sel mencapai puncak dengan ditemukanya proses kloning atau kultur
jaringan.
Apabila kita cermati, sebenarnya apa yang dikerjakan para ilmuwan itu
merupakan upaya menyingkap rahasia hukum-hukum Allah (sunnatulloh)
yang telah ada bersamaan dengan penciptaan alam semesta ini. Di dalamnya
sama sekali tidak ada unsur penciptaan, karena tidak mengadakan sesuatu dari
ketidakadaanya, tetapi hanya menyingkap rahasia yang sudah ada. Maka,
dengan semakin majunya sains dan teknologi sebenarnya akan semakin
menambah pembendaharaan tanda-tanda kebesaran Allah Sang Pencipta,
kesempurnaan kekuasaan-Nya dan kerapihan hikmah-Nya. Semua ini
seharusnya akan semakin memantapkan keimanan dan ketaqwaan kepada Nya,
bukan malah sebaliknya. Firman Allah SWT:
“....Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
(Q.S. Faathir :28)
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal . (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan

sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S.
Ali Imron : 190-191)
Bioteknologi telah banyak dimanfaatkan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup manusia. Melalui bioteknologi telah diperoleh berbagai
macam bahan makanan, contohnya tempe, keju dan yogurt. Oleh karena itu,
penerapan bioteknologi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
telah mendorong saya untuk menyusun makalah ini dan mempertimbangkan
bagaimana islam memandang konsep bioteknologi secara umum.
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana konsep dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan manusia
sekarang ini ?
b. Bagaimana islam memandang konsep dan penerapan bioteknologi ?
c. Bagaimana dampak bioteknologi dalam era modernisasi seperti sekarang?
C. Tujuan
a. Mengetahui konsep dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan
manusia.

b. Mengetahui dan memahami pandangan islam mengenai konsep dan
penerapan bioteknologi.
c. Mengetahui dampak bioteknologi dalam era modernisasi.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Bioteknologi dan penerapannya

Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang
menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna
kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi.
Dalam bioteknologi biasanya digunakan mikroorganisme atau bagianbagiannya untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan. Penerapan
bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan
perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan. Bioteknologi dibagi
menjadi 2, yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lainnya. Berdasarkan
pengertian bioteknologi tersebut, maka terdapat 4 prinsip dasar bioteknologi,
yaitu 1) penggunaan agen biologi, 2) menggunakan metode tertentu,
3) dihasilkannya suatu produk turunan, dan 4) melibatkan banyak disiplin ilmu.
Bioteknologi digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang pengolahan
makanan, bidang kesehatan, bidang pertaniaan dan perkebunan, serta bidang

lingkungan.
a. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana yang
menerapkan ilmu biologi dan biokimia. Rekayasa yang terjadi masih
dalam tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional menggunakan
jasad hidup secara utuh. Biotektologi konvensioanal tidak dipakai untuk
pembuatan produk secara mahal dan menggunakan biaya yang relatif
rendah, selain itu ilmu yang digunakan pun biasanya diwariskan secara
turun-temurun.
b. Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi
dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Teknik
yang sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi genetik pada
suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan
yang diinginkan. Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern
adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu
proses biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya
dalam tabung percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga
dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk
menghasilkan organisme transgenik. Organisme transgenik adalah
organisme yang urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah
diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.

Adapun aplikasi bioteknologi ini antara lain:
1. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Medis dan Kesehatan

Penerapan ini disebut sebagai bioteknologi merah, diawali dengan tahap
analisa atau diagnosa suatu penyakit dan pengobatan sebuah penyakit.
Beberapa contoh bioteknologi di bidang medis dan kesahatan misalnya
penggunaan mikroorganisme pada antibiotik atau vaksin, penggunaan
mikroorganisme pada hormon pada penyakit diabetes mellitus, bayi tabung,
Antibodi Monoklonal, penggunaan sel induk untuk pengibatan penyakit
sroke, dan terapi gen untuk penyembuhan penyakit genetis.
a) Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber
tunggal.
Manfaat
antibodi
monoklonal,
antara
lain:
untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam
urine wanita hamil

 mengikat racun dan menonaktifkannya
 mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan
lain.
b) Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh
yang berasal dari mikroorganisme.Vaksin didapat dari virus dan bakteri
yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme
tersebut.
c) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu
dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada
di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang
diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi
secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika
Serikat dan Inggris.
d) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme
untuk memproduksi hormon.Hormon-hormon yang telah diproduksi,
misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan testosteron.



2. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dan Peternakan
Bioteknologi ini disebut bioteknologi hijau, dilakukan dengan
memodifikasi genetik dan rekayasa genetika untuk memperoleh varietas
unggul, produksi tinggi, kandungan gizi tinggi, tahan hama, patogen, dan
herbisida. Hal ini memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu
pemuliaan tanaman (plant breeding) dan kehidupan manusia bahkan
berdampak pada kemajuan ekonomi manusia itu sendiri.

a. Bioteknologi bidang pertanian
Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat.Akibatnya,
banyak lahan pertanian yang tergeser, lebih-lebih di daerah sekitar
perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian harus
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk
mendukung hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan bioteknologi
di bidang pertanian.Beberapa penerapan bioteknologi pertanian
sebagai berikut
1) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNA
dan RNA. Pada tumbuhan polong-polongan sering ditemukan

nodul pada akarnya. Di dalam nodul tersebut terdapat bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara,
sehingga tumbuhan polong-polongan dapat mencukupi kebutuhan
nitrogennya sendiri.Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba
mengembangkan agar bakteri Rhizobium dapat hidup di dalam
akar selain tumbuhan polong-polongan. Di samping, itu juga
berupaya meningkatkan kemampuan bakteri dalam mengikat
nitrogen dengan teknik rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau
meniadakan penggunaan pupuk nitrogen yang dewasa ini banyak
digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang
merugikan.
2) Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa
genetika dengan rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk
mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka
diperlukan gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen
tersebut, kemudian disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel
tanaman kentang tersebut, kemudian ditumbuhkan menjadi
tanaman kentang yang tahan penyakit.Selanjutnya tanaman kentang

tersebut dapat diperbanyak dan disebarluaskan.
b. Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk
peternakan.Produk tersebut, misalnya berupa hormon pertumbuhan
yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan rekayasa
genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan atau BST
(Bovin Somatotropin Hormon). Hormon tersebut direkayasa dari
bakteri yang, jika diinfeksikan pada hewan dapat mendorong
pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai 20%.

3. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Sumber Energi
Bioteknologi ini disebut dengan bioteknologi abu-abu, digunakan
untuk meningkatkan kualitas produk dan pengelolaan sumber energi.
Sebagai contoh adalah proses degradasi minyak maupun logam berat di
dalam air limbah dengan bantuan mikroorganisme, sehingga limbah
menjadi aman jika dibuang ke lautan bebas, atau pencairan sumber minyak
atau mineral dengan bantuan mikroba. Alternatif bahan bakar masa depan
untuk menggantikan minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol.
Biogas dibuat dalam fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran
makhluk hidup. Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang
dibakar dan digunakan untuk bahan bakar.
Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat
yang hidup di desa yang telah menerapkan teknologi fermenter gasbio
untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi fermenter tersebut
adalah feses hewan, daun-daunan, kertas, dan lain-lain yang akan
diuraikan oleh bakteri dalam fermenter. Sedangkan teknologi gasohol telah
dikembangkan oleh negara Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar
tahun 1970. Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu
yang melimpah.Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak
menimbulkan
polusi.
4. Bioteknologi Pangan
Aplikasi Bioteknologi Bidang Pengolahan Pangan- Beberapa contoh
Bioteknologi tradisional di bidang pangan misalnya, tempe dibuat dari
kedelai menggunakan jamur Rhizopus, tape dibuat dari ketela pohon atau
pisang dengan menggunakan Khamir Saccharomyces cereviceae, keju dan
yoghurt dibuat dari susu sapi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus.
a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu menggunakan
bakteri Lactobacillus substilis atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri
yang di manfaatkan mampu mendegradasi protein dalam susu menjadi
asam laktat. Proses degradasi ini disebut fermentasi asam laktat dan
hasil akhirnya dinamakan yoghurt.
b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju

Keju merupakan contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal.
Keju dibuat dengan bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal
sebagai bakteri asam laktat atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus
mengubah laktosa menjadi asam laktat dan menyebabkan susu
menggumpal. Pada pembuatan keju, kondisi pH harus rendah. Kondisi
pH yang rendah membuat susu mengental. Akibatnya protein pada susu
berubah menjadi semi solid yang disebut curd. Proses ini dibantu dengan
menambahkan enzim renin. Enzim renin dapat diekstrak dari perut anak
sapi. Namun, saat ini enzim renin dapat diproduksi dalam skala besar
dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.
Setelah susu berubah menjadi curd, garam ditambahkan. Garam ini
selain untuk menambahkan rasa, berfungsi juga sebagai bahan pengawet.
Bakteri kemudian ditambahkan sesuai dengan tipe keju yang akan dibuat.
Bakteri yang ditambahkan ini disebut bakteri pematang. Bakteri
pematang berguna memecah protein dan lemak yang terdapat dalam keju.
Beberapa jenis keju mempunyai karakteristik tertentu dengan
ditambahkan mikroba lain, seperti jamur. Contohnya terdapat pada keju
biru, yang mempunyai karakteristik berwarna biru karena ditambahkan
jamur pada curd kejunya. Untuk mempercepat produksi keju, dapat
ditambahkan enzim bakteri selain bakteri pematang itu sendiri.
c. Aplikasi Bioteknologi pada Tempe
Tempe adalah makanan khas Indonesia. Tempe merupakan
makanan yang terkenal di Asia Tenggara dan juga merupakan salah satu
contoh produk hasil bioteknologi. Tempe terbuat dari kacang kedelai.
Karena terbuat dari kacang kedelai yang merupakan sumber protein
tinggi, tempe juga merupakan makanan yang mempunyai nilai gizi
tinggi.
Tempe dibuat dari kacang kedelai dengan dibantu oleh aktivitas
jamur Rhizopus oryzae. Proses pembuatan tempe cukup sederhana dan
mudah dilakukan. Kacang kedelai dicuci bersih, lalu direbus hingga
setengah matang. Kemudian, kacang kedelai setengah matang direndam
dalam air selama kurang lebih 12 jam (semalaman). Dengan
direndamnya kacang kedelai, dapat menciptakan kondisi asam sehingga
mikroba yang biasanya membusukkan makanan dapat dicegah. Setelah
direndam, kacang kedelai kembali dicuci bersih dan direbus kembali
hingga matang.
Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan
setelah dingin ditambahkan ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur

Rhizopus oryzae. Kacang kedelai yang telah dicampur dengan ragi
tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik yang dilubangi.
Setelah dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam.
Akhirnya diperoleh tempe sebagai produk bioteknologi.
d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu
Tahu juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi. Sebagai
orang Indonesia, Anda pasti telah mengenal makanan yang bernama
tahu, bukan? Tahu, seperti juga tempe, terbuat dari kacang kedelai. Tahu
dibuat dengan cara mencuci kacang kedelai hingga bersih dan
merendamnya selama satu malam. Setelah lunak, kacang kedelai
digiling menjadi seperti bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan,
bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur bakteri yang dapat
menciptakan kondisi asam. Beberapa jenis bakteri yang sering
digunakan dalam pembuatan tahu ini adalah bakteri asam laktat. Bubur
tahu yang telah ditambahkan bakteri asam laktat ini lalu
dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.
e. Aplikasi Bioteknologi Modern pada Makanan
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada
1992. Saat itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin
untuk memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah
tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk. Secara
umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat
dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produkproduk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman
pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil
modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya,
jagung tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi
dengan zat dan vitamin yang ditingkatkan (golden rice), gandum
dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan banyak hasil pertanian
lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan bioteknologi
modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat
membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan
vaksin hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah
yang berbuah lebih cepat.
5. Bioteknologi pengolahan limbah

Kaleng, kertas bekas, dan sisa makanan, sisa aktivitas pertanian
atau industri merupakan bahan yang biasanya sudah tak dikehendaki oleh
manusia.Bahan-bahan
tersebut
dinamakan
limbah
atau
sampah.Keberadaan limbah sangat mengancam lingkungan.Oleh karena
itu, harus ada upaya untuk menanganinya. Penanganan sampah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan ditimbun, dibakar, atau
didaur ulang. Di antara semua cara tersebut yang paling baik adalah
dengan daur ulang. Salah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah
diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis. Proses
pirolisis yaitu proses dekomposisi bahan-bahan sampah dengan suhu
tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah dapat diubah
menjadi arang, gas (misal: metana) dan bahan anorganik.
Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan
bakar. Kelebihan bahan bakar hasil proses ini adalah rendahnya kandungan
sulfur, sehingga cukup mengurangi tingkat pencemaran. Bahan hasil
perombakan zat-zat makroorganik (dari hewan, tumbuhan, manusia
ataupun gabungannya) secara biologiskimiawi dengan bantuan
mikroorganisme (misalnya bakteri, jamur) serta oleh hewan-hewan kecil
disebut kompos.
Dalam pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme.
Jenis mikroorganisme yang diperlukan dalam pembuatan kompos
bergantung pada bahan organik yang digunakan serta proses yang
berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob). Selama
proses pengomposan terjadilah penguraian, misalnya selulosa,
pembentukan asam organik terutama asam humat yang penting dalam
pembuatan
humus.
Hasil
pengomposan
bermanfaat
sebagai
pupuk.Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah, misalnya
menguraikan minyak, air limbah, dan plastik. Cara lain dalam mengatasi
polusi minyak, yaitu dengan menggunakan pengemulsi yang menyebabkan
minyak bercampur dengan air sehingga dapat dipecah oleh mikroba. Salah
satu zat pengemulsi, yaitu polisakarida yang disebut emulsan, diproduksi
oleh bakteri Acinetobacter calcoaceticus.Dengan bioteknologi, pengolahan
limbah menjadi terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara
bioteknologi melibatkan kerja bakteri-bakteri aerob dan anaerob.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah
melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat
menghasilkan produk secara efektif dan efisien.Dewasa ini, bioteknologi tidak
hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah mencakup berbagai

bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi,
dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk
masa-masa yang akan datang. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai
berikut:
a.

Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam
rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk
hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur
yang sama, sehingga dapat direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut
akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk
mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui
transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
1) Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang
lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan inti yang
diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel katak.Inti
sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat
diploid.Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga
terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum
membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang
berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotongpotong menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti
tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya
terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing
ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis
kelamin yang sama.
2) Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun
berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh
pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan sitoplasma
(plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara
lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan
membentuk spesies baru. Di dalam fusi sel diperlukan adanya:
a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);
b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat);
c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
3) Teknologi plasmid

Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri
atau ragi di luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
a) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;
b) dapat beraplikasi diri;
c) dapat berpindah ke sel bakteri lain;
d) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau
pemindah gen ke dalam sel target.
4) Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari
sumber yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen
yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut juga
rekombinasi gen. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasanalasan sebagai berikut.
1) Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama.
2) DNA dapat disambungkan
B. Pandangan Islam mengenai Bioteknologi
Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat
manusia dengan membawa risalah islam yang sempurna dan mampu
menjawab setiap masalah yang muncul dalam kehidupan manusia hingga hari
qiyamat. Sebagaimana firman-Nya:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah
Aku cukupkan atas kalian nikmat-Ku dan telah Aku ridloi islam sebagai
agama bagi kalian..” (QS. Al-Maidah: 3).
Dan firman-Nya :
” Dan telah kami turunkan atasmu Al-Qur’an yang menjelaskan segala
sesuatu” (QS. An-Nahl : 89)
Allah pun telah mewajibkan setiap muslim untuk menyesuaikan seluruh
aktivitasnya dengan perintah dan larangan-Nya seperti yang dibawa oleh
Rasulullah SAW. Firman Allah SWT:
“Dan apa saja yang diperintahkan oleh Rasul kepada kalian maka kerjakanlah,
dan apa saja yang dilarang oleh Rasul kepada kalian, maka tinggalkanlah”.
(QS. Al-Hasyr:7)
Oleh karena itu seorang muslim yang taat akan menilai sesuatu itu baik
jika sesuatu tersebut baik menurut Islam dan sesuatu akan dinilai jelek jika
menurut Islam jelek, sebagaimana kaidah syara’ :

Al-hasanu maa hasanahu as-syar’u wal qobiihu maa qobiihahu assyar’u.
“Baik itu adalah apa-apa yang baik menurut syara’ dan buruk itu adalah
apa-apa yang buruk menurut syara’”
Penemuan-penemuan ilmiah meskipun merupakan hasil eksperimen
ilmiah yang bersifat universal tidak didasarkan pada pandangan hidup (aqidah)
tertentu, tetapi penggunaan dan pengambilannya tetap akan didasarkan pada
pandangan hidup tertentu. Para ilmuwan sekuler yang berazaskan manfaat
semata tidak akan memperhitungkan aspek apapun kecuali bahwa penemuan
itu akan mendatangkan nilai materi yaitu kemanfaatan. Mereka tidak akan
mempertimbangkan lagi apakah penemuan itu sesuai atau tidak dengan nilainilai rohani, akhlaq, dan kemanusiaan, sebab nilai-nilai tersebut memang
bukan standar perbuatan mereka. Sebaliknya ilmuwan muslim yang
menjadikan standar hidupnya halal dan haram, hanya akan melakukan
penelitian pada apa-apa yang dihalalkan oleh Allah SWT, dan tidak akan
melakukan penelitian pada apa-apa yang telah Alloh haramkan meskipun ada
unsur manfaat, karena justru manfaat itu ada pada pelaksanaan hukum syara’,
sesuai dengan kaidah syara’ :
Haitsuma yakuunu assyar’u takuunul mashlahah
“Dimana ada hukum syara’ disana ada maslahat (manfaat)”.
 Hukum syara’ terhadap aplikasi bioteknologi pada tanaman dan hewan
Aplikasi bioteknologi yang diterapkan pada tanaman dan hewan dengan
tujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas, produktifitasnya atau usaha
untuk mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia untuk menggantikan
obat-obat kimia yang sering menimbulkan efek samping pada kesehatan,
hukumnya boleh (ja’iz) selama tidak ada dalil yang mengharamkannya, sesuai
dengan kaidah:
Al-ashlu fil asyyaai al-ibaahah maa lam yarid daliilut tahriim
“Hukum asal dari sesuatu itu halal (mubah) sebelum ada dalil yang
mengharamkannya“
Jika pengembangan teknologi tersebut dalam upaya mencari obat-obatan
untuk mengobati penyakit manusia hukumnya sunnah, mengikuti hukum
berobat, Rosulullah SAW bersabda :

”..Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia
menciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!”.
Bahkan pada kondisi umat manusia sangat memerlukan teknologi tersebut
yang tidak bisa ditangani secara konvensional dan menyangkut kelangsungan
hidup manusia hukumnya dapat menjadi fardlu kifayah.
Berbagai aplikasi bioteknologi pada tanaman dan hewan disamping
mendatangkan manfaat yang besar, diduga membawa pula konsekuensi yang
merugikan/membahayakan. Bahaya atau kerugian yang terjadi dapat berupa
ancaman terhadap eksistensi tanaman atau hewan tersebut, lingkungan meliputi
manusia, alam dan ekosistem hewani di sekitarnya. Sebagai contoh HEMATECH
LLC, perusahaan bioteknologi dari Sioux Falls, South Dakota, Iowa, Amerika
Serikat, berpatungan dengan Kirin Brewery dari Jepang berupaya memproduksi
antibodi manusia lewat sapi. Mereka mengkloning sapi dengan cara menyintesis
rangkaian gen yang bisa memproduksi antibodi manusia di laboratorium dan
nyambungkan ke sel kulit sapi. Sel kulit sapi itu kemudian digabungkan ke sel
telur sapi yang telah diambil intinya. Hasil penggabungan dirangsang untuk
tumbuh sebagai embrio, lantas diimplantasikan ke rahim induk sapi. Diharapkan,
gen manusia akan aktif di tubuh sapi kloning dan memproduksi antibodi yang
diperlukan saat sapi diinfeksi dengan sejumlah virus dan bakteri.
Kenyataannya, produksi antibodi sangat minim karena tidak banyak gen
manusia yang aktif dalam sel sapi. Upaya Hematech dianggap sebagai suatu
terobosan. Tahap selanjutnya, mereka mengupayakan agar gen manusia menjadi
aktif dengan menekan sistem kekebalan tubuh sapi. Upaya ini perlu waktu tiga
sampai empat tahun sebelum dilakukan uji klinis. Meski bertujuan mulia, upaya
itu tak lepas dari tantangan. Utamanya dari para aktivis penyayang binatang.
Menurut mereka, kloning tidak berperikemanusiaan. Kegagalan kloning pada
binatang cukup tinggi. Dari 672 embrio yang dibuat, hanya enam anak sapi yang
lahir hidup. Dari jumlah itupun, dua ekor mati dalam tempo 48 jam setelah lahir.
Kekhawatiran lainnya adalah, bisa saja antibodi yang diproduksi lewat sapi
tercemar penyakit sapi gila. Selain itu, ada juga masalah etika yaitu adanya
pencampuran gen manusia ke sapi dinilai mengaburkan batasan antar spesies
makhluk hidup, khususnya antara manusia dengan binatang.
Oleh karena alasan adanya bahaya negatif seperti tersebut, pengembangan
bioteknologi harus selalu diawasi dan diuji secara seksama sebelum dilepas ke
masyarakat luas. Jika terbukti akan mendatangkan bahaya kepada manusia atau
lingkungan maka hukumnya menjadi haram berdasarkan kaidah ushul:
Al-ashlu fil mudloori at-tahriim

“Hukum asal yang membahayakan adalah haram“
Demikian pula pengembangan bioteknologi pada tanaman dan hewan
hukumnya haram jika materi yang digunakan adalah materi yang diharamkan
oleh Allah, seperti babi dan anjing. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Nabi
SAW bersabda:
”Allah telah melaknat orang Yahudi, telah diharamkan kepada mereka lemak
(syuhum), tetapi mereka menjualnya dan memakan hasil penjualannya.
Sesungguhnya Allah jika telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan
sesuatu maka diharamkan pula bagi mereka harganya”.
Hukum syara’ pada proses dan produk bioteknologi pada manusia
Kloning pada manusia dilihat dari bentuknya ada dua, yaitu :
1) Kloning embrio (perbanyakan embrio identik)
2) Kloning manusia (dalam pengertian kloning yang berasal dari sel somatik
manusia.
Hukum syara’ dari kedua jenis kloning tersebut adalah sebagai beikut:
a. Kloning embrio
Kloning embrio adalah proses penggandaan pada fase sel zigot (sel
telur yang telah dibuahi) untuk mendapatkan anak kembar identik. Dr.
Martin Nijs, ketua team peneliti kedokteran Belgia, tanggal 9 Maret 1997
telah mengumumkan bahwa teamnya telah mengklon anak kembar pada
empat tahun sebelumya dan klon tersebut tumbuh baik sampai saat
dilaporkan.
Kloning embrio ini dibolehkan oleh syara’, apabila sel sperma yang
membuahi berasal dari suami yang sah dan masih hidup, dan sel telur yang
dibuahi juga berasal dari isteri yang sah, dan klon yang dihasilkan harus
ditanam kembali untuk ditumbuhkan ke dalam rahim isteri pemilik sel telur
tersebut. Tetapi jika klon embrio yang dihasilkan tersebut ditanamkan pada
rahim wanita lain (ibu pengganti), atau sperma dan sel telurnya bukan dari
pasangan suami isteri yang sah, atau klon embrio di tanamkan pada rahim
isteri setelah suaminya meninggal, maka semuanya itu hukumnya haram,
karena telah mencampur adukan dan menghilangkan nasab, dan gugurnya
pernikahan atas orang yang sudah meninggal. Diriwayatkan dari Abu
Hurairoh bahwa dia telah mendengar Rasululloh SAW bersabda ketika turun
ayat li’an:

“Siapa saja perempuan yang memasukkan nasab (seseorang) kepada suatu
kaum yang bukan dari mereka, maka dia tidak akan mendapatkan apa pun
dari Alloh dan Alloh tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga.
Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya padahal dia melihat
(kemiripannya), maka Alloh akan tertutup darinya dan Alloh akan
membeberkan perbuatannya itu dihadapan orang-orang terdahulu dan
kemudian (pada hari kiamat nanti).” (HR. Ad-Darimi).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., dia mengatakan bahwa Rosululloh SAW
bersabda :
“Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya,
atau seorang budak bertuan kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat
laknat dari Alloh, para malaikat dan seluruh umat manusia” (HR. Ibnu
Majah).
b. Kloning sel somatik
Kloning manusia adalah upaya membuat keturunan dengan kode genetik
yang sama dengan tetuanya. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil sel
somatik dari tubuh tetua, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan
selanjutnya digabungkan pada sel telur (ovum) wanita—yang telah
dihilangkan intinya—dengan bantuan cairan kimia dan kejutan listrik.
Setelah proses penggabungan (fusi) ini terjadi, sel telur yang telah berisi inti
sel tetua ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan agar sel tersebut
membelah secara mitosis, berkembang, berdiferensiasi dan berubah menjadi
janin sempurna. Janin tersebut akan dilahirkan secara alami dan memiliki
kode genetik yang sama persis dengan tetuanya. Kloning manusia apapun
tujuannya akan menjadi bencana dan sumber kerusakan bagi dunia. Kloning
manusia menurut hukum islam haram dilakukan, dan dalil-dalil
keharamannya menurut Abdul Qodim Zallum, adalah sebagai berikut:
Anak-anak produk kloning dihasilkan melalui cara yang tidak alami sesuai
fitrah manusia. Padahal Alloh telah menetapkan cara pembuahan yang alami
yaitu melalui pembuahan sel sperma suami pada sel telur istri yang sah.
Alloh berfirman:
“dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki
dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan …”(QS. An-Najm: 45).
“ Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Alloh menciptakannya, dan
menyempurnakannya.” (QS. Al-Qiyamah: 37-38).

Anak-anak produk kloning dari tetua perempuan tidak akan mempunyai
ayah. Dan jika inti sel dari tetua perempuan kemudian ditransfer ke dalam
rahim perempuan lainnya juga tidak akan punya ibu. Ini merupakan
tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi seperti ini tidak
terdapat ayah dan ibu. Hal ini bertentangan dengan firman Alloh SWT:
“Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang lakilaki dan seorang perempuan.. (QS. Al-Hujurat: 13).
“ Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapakbapak mereka”…(QS. Al-Ahzab: 5).
Kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis keturunan), padahal
Islam telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Kloning yang bertujuan
memproduksi manusia unggul dalam hal kecerdasan, kekuatan fisik,
kesehatan, kecantikan, dsb..jelas mengharuskan adanya seleksi terhadap
orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut, tanpa mempertimbangkan
apakah suami-istri atau bukan, sudah menikah atau belum. Inti sel somatik
yang akan diklon diambil dari orang yang memiliki sifat-sifat yang
diinginkan, dan sel telur akan diambil dari perempuan yang terpilih, dan
diletakkan pada rahim perempuan yang terpilih juga. Semua ini jelas akan
mengakibatkan hilangnya nasab dan bercampur aduknya nasab.
Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan
banyak sekali hukum syara’, seperti hukum tentang perkawinan, nasab,
nafkah, waris, hak wan kewajiban antara bapak dan anak, perawatan anak,
hubungan kemahroman, hubungan ashobah, dll.
Menjadikan manusia sebagai bahan penelitian merupakan pelecehan
terhadap nilai kemuliaan manusia. Seperti telah diuraikan diatas teknologi
kloning memiliki tingkat keberhasilan sangat rendah, seperti percobaan pada
sapi, dari 672 embrio yang dibuat hanya empat anak sapi yang lahir hidup.
Dapat dibayangkan ratusan, ribuan atau jutaan embrio/janin atau bahkan
sudah berupa bayi manusia dibuang sebagai sampah sisa
percobaan. Naudzubillahi min dzalik.
C. Dampak Bioteknologi


Dampak positif bioteknologi.
Beberapa dampak positif dari adanya bioteknologi, adalah :
1) Meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit
tanaman, misalnya tanaman transgenik kebal hama

2) Meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas )
pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan. Dengan temuan
bibit unggul.
3) Meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan
tertentu, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
4) Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan
logam ( biohidrometalurgi )
5) Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan,
Seperti : bacteri pemakan plastik dan parafin, bacteri penghasil bahan
plastik biodegradable,
6) Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energi. Misalnya :
bioethanol, biogas
7) Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit
tertentu. Misalnya : penyakit kelainan genetis dg terapi gen, hormon
insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, vaksin.
8) Mengatasi masalah pelestarian species langka dan hampir punah. Dengan
teknologi transplantasi nukleus, hewan / tumbuhan langka bisa
dilestarikan dan lain sebagainya.
 Dampak negative bioteknologi.
Beberapa dampak negative akibat timbulnya bioteknologi, adalah :
1) Munculnya pencemaran biologis, berupa penyebaran organisme
transgenik yang tak terkendali.
2) Gangguan keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika
populasi.
3) Kerusakan tatanan sosial masyarakat , ketika kloning pada manusia
tidak terkendali.
4) Tersingkirnya berbagai plasma nutfah alami / lokal. Flora dan fauna
lokal "terdesak" oleh kehadiran flora dan fauna transgenik.
5) Menimbulkan pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan
bioteknologi dengan tokoh-tokoh kemanusiaan dan agama.
6) Timbulnya reaksi alergi pada manusia yang mengkonsumsi tanaman /
hewan transgenik
7) Munculnya penyakit-penyakit baru dan kerentanan terhadap penyakit
akibat pemanfaatan tanaman / hewan transgenik.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau
biomassa dan perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan.
Bioteknologi dibagi menjadi 2, yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern.
b. Pengembangan bioteknologi harus selalu diawasi dan diuji secara seksama
sebelum dilepas ke masyarakat luas. Ilmuwan muslim yang menjadikan
standar hidupnya halal dan haram, hanya akan melakukan penelitian pada
apa-apa yang dihalalkan oleh Allah SWT, dan tidak akan melakukan
penelitian pada apa-apa yang telah Allah haramkan meskipun ada unsur
manfaat, karena justru manfaat itu ada pada pelaksanaan hukum syara’.
c. Produk bioteknologi dapat memberi dampak positif ataupun negatif namun
dampak ini dapat diringankan jika disikapi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.M. 1990. Diraasat fi al-fikru al-islamy. Daarul Bayariq.

Bakry, N. F.A, Sukri dan M.T.A Auskary. 1996. Bioteknologi dan al-Qur’an
referensi dakwah da’i modern. Gema Insani Press. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pen gembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 1998 .
Pedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati Produk Bioteknologi
Pertanian Hasil Rekayasa Genetik Seri Hewan. Jakarta
Hadipermono. S. 1995. Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika. Wali Demak Press.
Surabaya.
Kompas. 29 Desember 2002. Kelahiran manusia kloning diragukan.
Suara Muhammadiyah No. 8 Th ke-82. Implikasi Rekayasa Genetik.
Suara Muhammadiyah No. 16 Th. Ke-82. 1997. Klonasi ditinjau dari syari’ah
Islam.
VOA

News.com. 22/01/2003. Kloning Manusia di Amerika
Serikat
Widodo R. Memilih Antara Pangan Alamiah dengan Rekayasa
Genetik.Teknologi Pangan dan Gizi . Untag Surabaya.

Zallum, A.Q. 1997. Hukmu asy-syar’i fi al-istinsakh, naqlul a’dlaa’, al-ijhadl,
athfaal anabib, ajhizatul in’asy ath-thibbiyah, al-hayah wal maut. Darul
Ummah. Beirut, Libanon.
http://claudio-xp.blogspot.com/2014/01/bioteknologi-modern-dan
convesional.html (diakses 4 mei 2014, 14.00 Wita)
http://ratih-cayoo.blogspot.com/2011/06/kloning-manusia-dalam-perspektifislam.html (diakses 4 mei 2014, 14.00 Wita)