FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PE

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU
WAJIB PAJAK DALAM PENGGUNAAN E-FILLING

Nama Dosen : Dr. Anik Yuesti, SE, MM

OLEH:
NAMA

: NI LUH ARI LIANTI

NIM

: 1702622010152

KELAS

: AKUNTANSI SIANG (A)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR
TAHUN 2018

ABSTRAK

Perilaku penerimaan Wajib Pajak terhadap sistem e-filling dapat berbentuk keinginan
untuk menggunakannya dimasa depan atau bagi wajib pajak yang telah menggunakan e-filling
berkeinginan untuk terus melanjutkan penggunaannya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesiapan teknologi informasi, persepsi
kegunaan, persepsi kemudahan, keamanan dan kerahasiaan terhadap minat wajib pajak dalam
penggunaan e-filling. Hasil analisis dari penelitian ini adalah kesiapan teknologi informasi,
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, keamanan dan kerahasiaan secara bersama berpengaruh
terhadap perilaku wajib pajak dalam penggunaan e-filling. Jadi sebaiknya Pemerintah harus lebih
mempermudah tata cara penggunaan e-filling dan lebih mensosialisasikan sistem e-filling bagi
wajib pajak.
Kata kunci: kesiapan teknologi informasi,kegunaan, kemudahan, keamanan dan kerahasiaan.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini banyak memberikan manfaat dan

kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. TI merujuk pada teknologi yang digunakan dalam
menyampaikan maupun mengolah informasi. Peranan TI dalam berbagai aspek bisnis dapat
dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitikberatkan pada pengaturan sistem informasi
dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan cepat,
tepat waktu, relevan, dan akurat.
Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi telah mengalami kemajuan
yang cukup pesat, terutama pada perkembangan teknologi internet. Salah satunya adalah kemajuan
teknologi dalam bidang pengearsipan yaitu dengan adanya inovasi baru dalam mengarsipkan data.
Arsip elektronik bersifat lebih praktis dan memiliki tingkat resiko yang lebih kecil dari pada arsip
secara manual. Teknologi ini telah digunakan oleh berbagai instansi-instansi dan juga pelaku
bisnis. Di bidang perpajakan, kantor Direktorat Jenderal Pajak telah menggunakan arsip
elektronik, yang digunakan untuk mendokumentasikan semua arsip-arsipnya. Hal ini merupakan
salah satu pembaharuan dalam sistem perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak,
dengan maksud untuk memudahkan, meningkatkan serta mengoptimalisasikan pelayanan kepada
Wajib Pajak.
Dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, Wajib pajak harus datang ke Kantor
Pelayanan Pajak ataupun dikirim melalui pos. Dengan itu maka diperlukan sumber daya manusia
yang banyak dan juga tempat yang luas, serta waktu proses yang lambat karena dikirim secara
manual. Untuk itu Kantor Pelayanan Pajak berupaya untuk melakukan pembaharuan sistem agar
kewajiban perpajakan dapat dilakukan secara online, karena dengan menggunakan fasilitas

internet informasi dapat diperoleh dengan sangat cepat dan juga mudah.
Menyikapi meningkatnya kebutuhan Wajib Pajak akan tingkat pelayanan yang semakin
baik, cepat, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi
biaya proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas, Direktorat Jenderal Pajak berusaha
untuk memenuhi aspirasi Wajib Pajak dengan mempermudah tata cara pelaporan SPT baik itu SPT
Masa maupun SPT Tahunan. Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal

Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan
secara Elektronik. Setelah sukses dengan program e-SPT kemudian Direktorat Jenderal Pajak
mengeluarkan kembali surat keputusan KEP-05/PJ/2005 yang ditetapkan pada tanggal 12 Januari
2005 tentang Tata Cara Penyampaian SPT secara elektronik (e-filling) Melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Pada tanggal 16 Desember 2008 Direktorat Jenderal Pajak merevisi
kembali dalam Peraturan DJP Nomor 47/PJ/2008.
e-filing yaitu sistem pelaporan atau penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT)

secara elektronik yang dilakukan melalui sistem on-line yang real time. Sistem ini bertujuan untuk
menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara online kepada Wajib Pajak, sehingga wajib pajak
orang pribadi dapat melakukannya dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan Wajib Pajak
badan dapat melakukannya dari kantor. Hal ini akan dapat membantu Wajib Pajak mengurangi
biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara

benar dan tepat waktu. e-filing juga membantu karena ada media pendukung dari Penyedia Jasa
Aplikasi (ASP) yang akan membantu dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Dengan
kata lain juga akan membantu Kantor Pajak dalam penerimaan laporan SPT dan menyingkat
kegiatan pendataan dan pengarsipan laporan SPT.
Namun, niat untuk menggunakan atau tidak menggunakan e-filling ditentukan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya jika sistem e-filling dirasakan bermanfaat dan
mudah digunakan, Wajib Pajak akan berniat untuk menggunakannya. Wajib Pajak akan enggan
untuk menggunakan jika e-filling dirasakan rumit dan kompleks. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya perilaku niat untuk menggunakan atau tidak berniat untuk menggunakan eFilling antara lain yaitu kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan,

keamanan dan kerahasiaan.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah kesiapan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap minat perilaku
penggunaan e-filling?
1.2.2 Apakah persepsi kegunaan penggunaan e-filling berpengaruh positif terhadap minat
perilaku penggunaan e-filling?
1.2.3 Apakah persepsi kemudahaan penggunaan e-filling berpengaruh positif terhadap minat
perilaku penggunaan e-filling?
1.2.4 Apakah keamanan dan kerahasiaan penggunaan e-filling berpengaruh positif terhadap

minat perilaku penggunaan e-filling?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan, keamanan dan kerahasiaan terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing.

PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Kesiapan Teknologi Informasi terhadap Minat Wajib Pajak dalam
Penggunaan E-filing
Menurut Desmayanti (2012), kesiapan teknologi pada dasarnya dipengaruhi oleh individu
itu sendiri, apakah dari dalam diri individu siap menerima teknologi khususnya dalam hal ini efilling. Jika Wajib Pajak bisa menerima sebuah teknologi baru maka Wajib Pajak tersebut tidak

ragu-ragu untuk melaporkan pajaknya menggunakan e-filling. Kesiapan teknologi informasi juga
mempengaruhi kemajuan pola pikir individu, artinya semakin individu siap menerima teknologi
yang baru berarti semakin maju pemikiran individu tersebut yaitu bisa beradaptasi dengan
teknologi yang semakin lama semakin berkembang ini.
Selain pengaruh individu itu sendiri ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapan teknologi
informasi yaitu teknologi itu sendiri yaitu internet dan komputer yang merupakan sarana dalam
menggunakan e-filing. Tidak semua wajib pajak menggunakan akses internet dalam menjalankan

kegiatan bisnisnya karena itulah internet juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi
penggunaan e-filing. Kesiapan teknologi tersebut dapat dilihat dari kemampuan Sumber Daya
Manusia dalam menggunakan teknologi informasi, tersedianya koneksi internet dan sarana dan
fasilitas software dan hardware yang baik, dapat memproses transaksi dengan tepat, setiap saat
dan sesuai dengan kebutuhan.
Desmayanti (2012) menyimpulkan bahwa Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak
berpengaruh signifikan positif terhadap Intensitas Perilaku Dalam Penggunaan e-filing. Llias, et
al. (2009) dalam Desmayanti (2012), mengungkapkan bahwa hubungan antara tingkat kesiapan

teknologi dan minat terhadap sistem e-filing berpengaruh positif.
Berdasarkan

pengertian-pengertian

kesiapan

teknologi

informasi


maka

penulis

menyimpulkan bahwa indikator kesiapan teknologi informasi meliputi 3 hal yaitu pemahaman
Sumber Daya Manusia berkaitan dengan penerimaan, penggunaan dan penggolahan data
menggunakan teknologi, keandalan internet berkaitan dengan kemampuan internet sebagai sarana
menggunakan sistem e-filing, dan keandalan software dan hardware komputer berkaitan dengan
kemampuan komputer sebagai sarana menggunakan sistem e-filing.

2.2 Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Minat Wajib Pajak dalam Penggunaan E-filing
Persepsi kegunaan (Perceived usefulness) merupakan sesuatu yang menyatakan individu
percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja dari individu.
Desmayanti (2012) Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan
suatu

teknologi

dipercaya akan


mendatangkan manfaat

bagi

setiap individu

yang

menggunakannya.
Adamson dan Shine (2003) menyebutkan bahwa hasil riset-riset empiris menunjukkan
bahwa Persepsi Kebermanfaatan merupakan faktor yang cukup kuat mempengaruhi penerimaan,
adopsi dan penggunaan sistem oleh pengguna.
Desmayanti (2012) menyimpulkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh signifikan
positif terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filing pada Wajib Pajak di Semarang.
Hasil yang sama juga disimpulkan oleh Susanto (2011) yaitu persepsi kegunaan berpengaruh
signifikan positif terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filing.
Berdasarkan pengertian-pengertian persepsi kegunaan maka penulis menyimpulkan bahwa
indikator persepsi kegunaan meliputi 3 hal yaitu peningkatan kinerja berkaitan dengan peningkatan
kinerja, produktivitas, efektifitas dan kualitas hasil pekerjaan, membuat pekerjaan jadi lebih
mudah berkaitan dengan pekerjaan dilakukan kapan saja, menjadi lebih cepat, lebih prakis dan

lebih efisien dan bermanfaat berkaitan dengan waktu tidak terbuang percuma, menghemat biaya
dan menghemat kertas.

2.3 Pengaruh Persepsi Kemudahaan terhadap Minat Wajib Pajak dalam Penggunaan Efiling
Persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai
suatu ukuran dimana individu percaya bahwa sistem teknologi dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan (Davis, 1989) dalam Desmayant (2012).
Suatu sistem dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi
kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut. Kemudahan
penggunaan dalam konteks ini bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu
sistem tetapi juga mengacu pada kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas dimana

pemakaian suatu sistem akan semakin memudahkan seseorang dalam bekerja dibanding
mengerjakan secara manual (Pratama, 2008 dalam Desmayanti, 2012).
Menurut Amijaya (2010) persepsi kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin
tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat
pemanfaatan teknologi informasi. Agarwal and Prasad (1999) berpendapat bahwa persepsi
kemudahan penggunaan sangat penting dalam penerimaan teknologi informasi baru. Liu and Ma
(2006) menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berdampak positif terhadap niat
perilaku menggunakan suatu sistem.

Studi yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para wajib pajak yang telah mencoba atau
menggunakan e-filing di Indonesia menunjukkan hasil bahwa persepsi kemudahan berpengaruh
signifikan terhadap persepsi kegunaan teknologi. Kemudahan pengguna akan mempengaruhi
penggunaan sistem e-filing. Jika pengguna menginteroretasikan bahwa sistem e-filing mudah
digunakan maka penggunaan sistem akan tercapai.
Berdasarkan pengertian-pengertian persepsi kemudahaan maka penulis menyimpulkan
bahwa indikator persepsi kemudahaan meliputi 3 hal yaitu sistem mudah digunakan berkaitan
dengan sistem sesuai dengan kebutuhan, fleksibel digunakan, tidak rumit, tidak melakukan
kesalahan dan tidak membutuhkan usaha yang keras. Tampilan jelas berkaitan dengan tampilan
jelas, mudah dibaca dan tidak mengalami kebingungan. Mudah di pelajari berkaitan dengan mudah
menguasai software dan hardware computer dan mudah mempelajari cara menggunakan e-filing.

2.4 Pengaruh Keamanan dan Kerahasiaan terhadap Minat Wajib Pajak dalam Penggunaan
E-filing

Menurut Desmayanti (2012), keamanan sistem informasi adalah manajemen pengelolaan
keamanan yang bertujuan mencegah, mengatasi, dan melindungi berbagai sistem informasi dari
resiko terjadinya tindakan ilegal seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan, dan perusakan
terhadap berbagai informasi yang di miliki. Kerahasiaan (Bahasa Inggris: secrecy) adalah praktik
pertukaran informasi antara sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan

menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut.
Suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat
diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh

suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga kerahasiaannya dengan cara data disimpan
oleh sistem sehingga pihak lain tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas (Dewi, 2009
dalam Desmayanti,2012).
Menurut Kirana (2010), jika data pengguna dapat disimpan secara aman maka akan
memperkecil kesempatan pihak lain untuk menyalahgunakan data pengguna sistem. Dalam sistem
e-filing ini aspek keamanan juga dapat dilihat dari tersedianya username dan password bagi Wajib

Pajak yang telah mendaftarkan diri untuk dapat melakukan pelaporan Surat pemberitahuan (SPT)
secara online. Digital certificate juga dapat digunakan sebagai proteksi data Surat Pemberitahuan
(SPT) dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga hanya dapat dibaca oleh sistem tertentu.
Poon (2008) menyimpulkan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh positif
terhadap tingkat penggunaan Teknologi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dewi (2009)
Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh negatif terhadap minat pengguna e-filing.
Berdasarkan

pengertian-pengertian

keamanan

dan

kerahasiaan

maka

penulis

menyimpulkan bahwa indikator keamanan dan kerahasiaan meliputi 3 hal yaitu resiko pengguna
berkaitan dengan resiko terhadap pihak luar (hacker ), penyimpanan data berkaitan dengan resiko
terhadap pihak dalam (pegawai pajak) dan kemampuan e-filing berkaitan dengan kemampuan
sistem dalam mengantisipasi masalah-masalah terkait data.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya.
1. Hasil analisis menunjukan bahwa kesiapan teknologi informasi, persepsi kegunaan,

persepsi kemudahan, keamanan dan kerahasiaan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap minat perilaku wajib pajak dalam penggunaan e-filling.
2. Persepsi kesiapan teknologi informasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap
perilaku wajib pajak dalam penggunaan e-filling.
3. Persepsi kegunaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku wajib pajak
dalam penggunaan e-filling.
4. Persepsi kemudahan berpengaruh positif secara signifikan terhadap perilaku wajib pajak
dalam penggunaan e-filling.
5. Persepsi keamanan dan kerahasiaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap
perilaku wajib pajak dalam penggunaan e-filling.

3.2 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah :
1. Direktorat Jenderal Pajak disarankan agar lebih meningkatkan interaksi sosial dengan WP
melalui sosialisasi agar pemanfaatan sistem e-filing dapat lebih meluas dan lebih banyak
digunakan oleh WP. Sebagai contoh melakukan promosi untuk mengenalkan sistem efiling kepada Wajib Pajak dan konsultan pajak.

2. Aturan perpajakan mengenai Tata Cara Pelaporan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan
Tahunan perlu diperbaiki, dibuat semudah mungkin dan tidak rumit, sehingga WP mau
menggunakan sistem e-filing untuk melakukan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Sugihanti, W.T. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Perilaku Wajib
Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Kota
Semarang). Skripsi. http://eprits.ac.id/28634/1/skripsi01.pdf. Diakses: 7 April 2018.

Dyanrosi, A. (2015). Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Minat Perilaku
Menggunakan

E-Filing.

Fakultas

Ilmu

Sosial

dan

Ilmu

Politik,

4(2).

https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/view/116. Diakses: 7 April 2018

Lie, I., & Sadjiarto, R. A. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak
Untuk Menggunakan e-Filing. Tax & Accounting Review, 3(2), 147.

Wowor, R. A., Morasa, J., & Elim, I. (2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU WAJIB PAJAK UNTUK MENGGUNAKAN eFILLING. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2(3).

Wibisono, L. T., & Toly, A. A. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib
Pajak Dalam Penggunaan E-Filing Di Surabaya. Tax & Accounting Review, 4(1), 246.
http://publication.petra.ac.id/index.php/akuntansi-pajak/article/view/3113.
April 2018.

Diakses:

9