PENGEMBANGAN E MODULE BERBASIS WEB SEBAG (1)

PENGEMBANGAN E-MODULE BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK STANDAR KOMPETENSI
MEMAHAMI FUNGSI DAN PROSES KERJA BERBAGAI PERALATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BAGI SISWA
KELAS X SMA NEGERI 9 MALANG
Kartikadyota Kusumaningtyas, Syaad Patmanthara, Triyanna Widiyaningtyas
Universitas Negeri Malang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK: Tujuan pengembangan ini adalah untuk menyusun materi, merancang
aplikasi e-module berbasis web yang menekankan pada sistem pembelajaran tuntas
(mastery learning) untuk standar kompetensi memahami fungsi dan proses kerja
berbagai peralatan TIK bagi siswa kelas X SMA Negeri 9 Malang serta menguji
kelayakan aplikasi e-module berbasis web. Model pengembangan yang digunakan
adalah model pengembangan menurut Sadiman yang digunakan sebagai model
pengembangan materi serta model pengembangan perangkat lunak Incremental yang
digunakan sebagai model pengembangan perangkat lunaknya. Hasil validasi kepada
ahli materi dan ahli media mencapai tingkat validitas sebesar 85% dan 97,83%. Hasil
uji coba perorangan siswa dan kelompok kecil mencapai tingkat validitas sebesar
85,83% dan 86,56%. Hasil uji lapangan mencapai 89,09%. Dengan merujuk pada
Akbar & Sriwiyana (2010:212), maka aplikasi e-module berbasis web dinyatakan
layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran di SMA Negeri 9 Malang.

Kata kunci: pengembangan, e-module, web, media pembelajaran interaktif

Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran, diantaranya adalah media pembelajaran. Seringkali proses pembelajaran sebagai suatu proses komunikasi dihadapkan pada berbagai kendala, yaitu kecenderungan verbal, ketidaksiapan, kurangnya minat, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan media pembelajaran yang berfungsi
sebagai perantara komunikasi antara guru dan siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 9 Malang
dapat diketahui bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di laboratorium
komputer sudah memadai. Namun permasalahan yang terjadi adalah media yang
digunakan oleh guru masih sederhana dan kurang dapat memberikan gambaran
nyata kepada siswa. Padahal materi yang terkandung membutuhkan gambaran
nyata dalam memperkenalkan perangkat keras komputer, menunjukkan cara kerja
jaringan telekomunikasi, modem dan satelit, serta memperkenalkan perangkat
lunak aplikasi komputer. Pola pembelajaran yang terjadi cenderung kurang

1

menarik dan kurang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan
aktivitas sesuai dengan kecepatan belajar yang dimiliki.
Salah satu media yang dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ada di

SMA Negeri 9 Malang adalah e-module berbasis web yang dikemas dengan
menyajikan materi lebih konkret dan berorientasi pada sistem pembelajaran tuntas,
artinya sistem tidak mengizinkan siswa untuk melanjutkan ke materi berikutnya
apabila materi yang ditempuh belum tuntas. Tujuan pengembangan ini adalah
untuk menyusun materi, merancang aplikasi e-module berbasis web yang menekankan pada sistem pembelajaran tuntas ( mastery learning) serta menguji
kelayakan aplikasi e-module berbasis web sebagai media pembelajaran interaktif.

METODE
Pengembangan aplikasi e-module berbasis web menggunakan dua model
pengembangan, yaitu (1) model pengembangan menurut Sadiman (2009:101)
sebagai model pengembangan yang akan digunakan untuk mengembangkan
materi, dan (2) model pengembangan perangkat lunak Incremental (Pressman,
2001:35) sebagai model pengembangan perangkat lunak aplikasinya. Kemudian
untuk mengintegrasikan materi ke dalam aplikasi e-module berbasis web digunakan model pengembangan variasi dari keduanya seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.

Gambar 1 Langkah-langkah Model Pengembangan Variasi

2


Uji coba media dilakukan untuk mengetahui kelayakan media tersebut. Ada
tiga tahap dalam uji coba, yakni: (1) uji coba perorangan ( one to one), mencakup
ahli materi, ahli media serta 3 siswa, (2) uji coba kelompok kecil ( small group
evaluation), terdiri dari 12 siswa, dan (3) uji lapangan (field evaluation ), terdiri

dari 40 siswa.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan ada dua, yaitu: (1) angket
analisis kebutuhan yang ditujukan kepada siswa untuk menjaring informasi
mengenai perlu atau tidaknya pengembangan aplikasi e-module berbasis web di
SMA Negeri 9 Malang, dan (2) angket penilaian yang digunakan untuk memperoleh penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa terhadap aplikasi e-module
berbasis web.
Butir angket penilaian disusun berdasarkan aspek dan kriteria penilaian
media pembelajaran menurut Wahono (2006) yang meliputi: (1) aspek rekayasa
perangkat lunak, (2) aspek desain pembelajaran, dan (3) aspek komunikasi visual.
Dasar aspek dan kriteria media pembelajaran, terutama dalam aspek rekayasa
perangkat lunak didukung oleh pendapat Rossi, dkk (2008:407) bahwa kebutuhan
kualitas suatu produk web antara lain perlu mempertimbangkan: (1) usability, (2)
fungsionality, (3) content, dan (4) reliability. Selain itu Simarmata (2010:261) juga

memberikan pendapat yang mendukung aspek komunikasi visual dalam penilaian

media pembelajaran antara lain: (1) presentasi, (2) keterbacaan konten, (3)
navigasi, dan (4) interaksi. Sedangkan untuk aspek desain pembelajaran, Setyosari
(dalam Akbar dan Sriwiyana, 2010:220) mengemukakan ada sepuluh poin yang
perlu dipertimbangkan yakni: (1) kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran,
(2) kesesuaian media dengan karakteristik pebelajar, (3) kesesuaian media dengan
lingkungan belajar, (4) kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media, (5)
dapat menjadi sumber belajar, (6) efisiensi media dalam kaitannya dengan waktu,
tenaga, dan biaya, (7) keamanan bagi pebelajar, (8) kemampuan media dalam
mengaktifkan siswa, (9) kemampuan media dalam mengembangkan suasana
belajar yang menyenangkan, dan (10) kualitas media.
Data yang diperoleh dari angket penilaian yang diberikan kepada ahli
materi, ahli media, dan siswa adalah data kuantitatif. Uji coba ahli materi dan ahli

3

media dimaksudkan untuk mengukur validitas atau kelayakan media pembelajaran
sebelum diujicobakan ke siswa. Sedangkan uji coba siswa yang meliputi uji coba
perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan dimaksudkan untuk mengetahui
validitas atau kelayakan media pembelajaran dalam lingkup perorangan, kelompok
kecil, dan lapangan. Dasar pengambilan keputusan untuk merevisi e-module berbasis web adalah dengan kriteria validasi media yang diadaptasi dari Akbar dan

Sriwiyana (2010:212) yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kriteria Validitas Analisis Persentase
NO
KRITERIA
TINGKAT VALIDASI
1

75,01% - 100,00%

Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)

2

50,01% - 75,00%

Cukup valid (dapat digunakan dengan revisi kecil)

3

25,01% - 50,00%


Tidak valid (tidak dapat digunakan)

4

00,00% - 25,00%

Sangat tidak valid (terlarang digunakan)

HASIL
Hasil Pengembangan Media
Hasil pengembangan media yang telah diuji kelayakannya yaitu e-module
berbasis web yang menekankan pada sistem pembelajaran tuntas (mastery
learning). Secara sederhana pola pengoperasian aplikasi e-module berbasis web

dimulai dengan komputer menyajikan materi yang dikemas menarik, interaktif,
dan dapat memberikan gambaran nyata kepada siswa (ditunjukkan Gambar 2).

Gambar 2 Salah Satu Antarmuka Halaman Materi di Modul Materi


4

Setelah siswa selesai mempelajari materi kemudian siswa memberikan
respons dengan cara menjawab soal latihan yang tersedia di Modul Evaluasi
sebagai evaluasi pembelajaran (ditunjukkan Gambar 3).

Gambar 3 Antarmuka Halaman Soal di Modul Evaluasi

Selanjutnya komputer akan mengevaluasi jawaban siswa dan memberikan
umpan balik berupa nilai, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Umpan Balik Komputer Berupa Nilai

Apabila nilai yang diperoleh siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), maka siswa telah tuntas dalam menempuh materi tersebut dan
dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Namun apabila nilai yang diperoleh siswa
belum memenuhi KKM, maka siswa harus mengulangi materi tersebut. Jika siswa
yang belum tuntas mengakses materi berikutnya, maka sistem akan memberikan
pesan “Anda belum diperbolehkan melanjutkan ke materi ini!”.
Hasil Analisis Kebutuhan

5

Data hasil angket analisis kebutuhan yang disebarkan kepada siswa kelas X
SMA Negeri 9 Malang dapat disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Angket Analisis Kebutuhan
NO.
PERTANYAAN
1.
Apakah sudah/belum pernah menggunakan
aplikasi e-module berbasis web yang menyajikan
materi, latihan soal, dan rekap nilai?
2.
Apakah aplikasi e-module berbasis web
bermanfaat/tidak bermanfaat untuk SMA Negeri
9 Malang?
3.
Apakah setuju/tidak setuju aplikasi e-module
berbasis web dikembangkan di SMA Negeri 9
Malang?


JAWABAN
a. Belum
b. Sudah

PERSENTASE
92%
8%

a. Ya
b. Tidak

100%

a. Setuju
b. Tidak
setuju

100%

Dari data hasil analisis kebutuhan yang disajikan pada Tabel 2 dapat dilihat

bahwa mayoritas siswa di SMA Negeri 9 Malang belum pernah menggunakan
aplikasi pembelajaran berbasis web khususnya yang memiliki fitur penyajian
materi, modul evaluasi, dan rekap nilai. Respon positif disampaikan responden
dimana semua responden setuju jika aplikasi e-module berbasis web dikembangkan di SMA Negeri 9 Malang.

Hasil Uji Coba Produk
Hasil uji coba kepada ahli materi pada aspek rekayasa perangkat lunak,
aspek desain pembelajaran, dan aspek komunikasi visual masing-masing mencapai
tingkat validitas rata-rata sebesar 85%, 89,06%, dan 68,75%. Sedangkan hasil uji
coba kepada ahli media pada aspek rekayasa perangkat lunak, aspek desain pembelajaran, dan aspek komunikasi visual masing-masing mencapai tingkat validitas
rata-rata sebesar 96,43%, 100%, dan 95%.
Hasil uji coba perorangan kepada 3 orang siswa pada aspek rekayasa
perangkat lunak, aspek desain pembelajaran, dan aspek komunikasi visual masingmasing mencapai tingkat validitas rata-rata sebesar 83,33%, 87,50%, dan 83,33%.
Hasil uji coba kelompok kecil pada aspek rekayasa perangkat lunak, aspek desain
pembelajaran, dan aspek komunikasi visual masing-masing mencapai tingkat
validitas rata-rata sebesar 89,58%, 86,11%, dan 85,83%. Hasil uji lapangan
mencapai tingkat validitas total sebesar 89,09% dengan persentase rata-rata pada

6


aspek rekayasa perangkat lunak (90,42%), aspek desain pembelajaran (88,65%),
dan aspek komunikasi visual (89,38%).

Revisi Produk
Berdasarkan Hasil Analisis Ahli Materi
Berdasarkan informasi dan analisis data dari ahli materi, maka pengembang
melakukan revisi produk. Revisi pertama adalah menambahkan deskripsi tentang
produk pada halaman utama e-module berbasis web (ditunjukkan pada Gambar 5).

Gambar 5 Revisi pada Halaman Utama E-module Berbasis Web

Selanjutnya, revisi kedua dilakukan dengan menambahkan penjelasan pada
animasi topologi jaringan (ditunjukkan pada Gambar 6).

Gambar 6 Revisi Animasi Topologi Jaringan

Revisi ketiga dilakukan dengan menambahkan timer pada halaman soal
evaluasi yang dimaksudkan untuk membatasi waktu siswa dalam mengerjakan soal
agar lebih fokus dan tidak sempat untuk mencontek jawaban teman. Revisi
berikutnya yaitu mengganti header yang lebih atraktif

7

Berdasarkan Hasil Analisis Ahli Media
Berdasarkan informasi dan analisis data dari ahli media, maka pengembang
melakukan revisi produk. Revisi pertama dilakukan dengan membenahi desain
halaman web untuk meningkatkan kompatibilitas produk terhadap browser . Revisi
kedua dilakukan dengan mengubah peletakan navigasi menu “halaman awal” yang
sebelumnya ada di bawah halaman menjadi di atas halaman. Selanjutnya revisi
yang ketiga adalah mengganti icon navigasi sub menu pada halaman Modul
Evaluasi dengan icon yang berbeda (ditunjukkan Gambar 7).

Gambar 7 Revisi Icon Sub Menu di Halaman Modul Evaluasi

Berdasarkan Hasil Analisis Uji Coba Perorangan Siswa
Berdasarkan informasi dan analisis data uji coba perorangan siswa, maka
pengembang melakukan revisi produk. Revisi pertama dilakukan dengan memperjelas petunjuk pada gambar dan simulasi agar mudah dimengerti oleh siswa. Revisi
berikutnya adalah mengubah letak menu navigasi “daftar” (ditunjukkan pada
Gambar 8).

Gambar 8 Revisi Menu Navigasi “Daftar”

8

Berdasarkan Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Kecil
Berdasarkan informasi dan analisis data dari uji coba kelompok kecil, maka
pengembang melakukan revisi produk. Revisi produk dilakukan dengan memberikan jarak spasi antar kalimat/paragraf sehingga tulisan tidak terlalu rapat.
Berdasarkan Hasil Analisis Uji Lapangan
Berdasarkan informasi dan analisis data uji lapangan menunjukkan bahwa
tidak ada revisi produk yang perlu dilakukan. Dengan kata lain e-module berbasis
web telah memenuhi kriteria kelayakan dan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
pembelajaran.

KAJIAN DAN SARAN
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Berdasarkan hasil uji coba produk dan analisis data, aplikasi e-module
berbasis web dinyatakan layak dengan persentase 89,09% (pada uji lapangan)
sehingga aplikasi e-module berbasis web dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk standar kompetensi memahami fungsi dan proses kerja berbagai
peralatan TIK bagi siswa kelas X di SMA Negeri 9 Malang.

Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Saran Pemanfaatan Produk
Aplikasi e-module berbasis web digunakan sebagai media pembelajaran
interaktif yang membantu proses komunikasi guru di kelas sehingga disarankan
bagi guru untuk dapat merencanakan strategi pembelajaran yang tepat dalam
menggunakan e-module berbasis web. Selain itu, sebaiknya tiap komputer yang
telah terinstal flash player karena terdapat materi yang dilengkapi dengan animasi
flash yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran nyata kepada siswa.

9

Saran Diseminasi Produk
Penggunaan aplikasi e-module berbasis web dalam skala lebih luas perlu
mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, pengembangan aplikasi e-module
berbasis web ini dilakukan sebagai alternatif pemecahan masalah di SMA Negeri 9
Malang sehingga apabila diterapkan pada skala yang lebih luas, belum tentu emodule berbasis web ini dapat menjawab atas permasalahan yang ada disana.

Kedua, materi yang disajikan pada e-module berbasis web terbatas pada standar
kompetensi memahami fungsi dan proses kerja berbagai peralatan TIK karena
aplikasi ini tidak mendukung penambahan materi secara dinamis.
Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Materi yang disajikan sebaiknya dikemas secara dinamis sehingga
memungkinkan untuk melakukan penambahan atau pengurangan materi oleh
admin. Selain itu dapat pula ditambahkan fitur print report pada halaman admin
yang dapat digunakan untuk mencetak rekap nilai yang diperoleh siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Akbar, Sa’dun dan Sriwiyana, Hadi. 2010. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) . Yogyakarta: Cipta
Media.
Pressman, Roger S. 2001. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. New
York: McGraw-Hill.
Rossi, Gustavo, dkk. 2008. Web Engineering: Modelling and Implementing Web
Applications. London: Springer.
Sadiman, Arief S, dkk. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfataannya . Jakarta: Rajawali Pers.
Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Web. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wahono, Romi Satria. 2006. Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran .
(Online) (http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteriapenilaian-media-pembelajaran/) diakses tanggal 2 Januari 2012.

10