Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran E

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya interaksi kegiatan pembelajaran di kelas, guru mempunyai
peranan yang penting. Guru harus berusaha secara terus menerus untuk membantu
peserta didik menggali dan mengembangkan potensinya. Strategi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah rencana cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Kegiatan belajar mengajar sangat memerlukan strategi
karena merupakan proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan dengan
penyusunan suatu cara agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.
Strategi pembelajaran dapat diartikan pula suatu rencana, cara pandang,
dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian
pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana
mepersiapkan materi, metode yang akan digunakan untuk menyampaikan materi
dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas
pembelajaran (Khanifatul, 2013:15).
Berdasarkan uraian diatas, strategi pembelajaran sangat penting dalam
membantu proses pembelajaran agar berjalan dengan optimal. Pada penerapan
strategi pembelajaran apapun diperlukan pula berbagai pertimbangan mulai dari

pemilihan strategi pembelajaran sampai dengan akhir yaitu proses evaluasi.
Berdasarkan evaluasi inilah dapat diketahui bagaimana suatu strategi dapat
berjalan dengan baik atau tidak. Macam strategi pembelajaran cukup beragam
salah satunya yakni strategi pembelajaran ekspositori, yang dalam makalah ini
akan diulas lebih dalam mengenai pengertian dan karakteristik strategi
pembelajaran ekspositori, langkah penerapan strategi ekspositori dan keunggulan
serta kelemahannya, dan aplikasi konkret strategi pembelajaran ekspositori dalam
proses pembelajaran sejarah.

1

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan karakteristik jenis strategi pembelajaran
ekspositori?
2. Bagaimana langkah penerapan strategi ekspositori dan keunggulan serta
kelemahannya?
3. Bagaimana aplikasi konkret strategi pembelajaran ekspositori dalam
pembelajaran sejarah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan pengertian dan karakteristik jenis strategi
pembelajaran ekspositori.
2. Untuk menganalisis langkah penerapan strategi ekspositori dan
keunggulan serta kelemahannya.
3. Untuk menjelaskan dan memahami aplikasi konkret strategi pembelajaran
ekspositori dalam pembelajaran sejarah.

2

BAB II
BAHASAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai (1) Pengertian dan Karakteristik Jenis
Strategi Pembelajaran Ekspositori, (2) Langkah Penerapan Strategi Ekspositori
dan Keunggulan serta Kelemahannya, (3) Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran
Ekspositori dalam Pembelajaran Sejarah.

2.1 Pengertian dan Karakteristik Jenis Strategi Pembelajaran Ekspositori
Pada interaksi kegiatan pembelajaran dikelas antara guru dan siswa
diperlukan adanya kerjasama antara keduanya untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan salah satu bentuk kerjasama yang dapat dilakukan
yakni penggunaan strategi dalam penyampaian materi. Strategi pembelajaran
ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan
keterangan terlebih dahulu defini, prinsip dan konsep materi pelajaran serta
memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah,
demonstrasi, tanya jawab dan penugasan (Mudhoffir:1990).
Menurut Wina Sanjaya (2011:178) strategi pembelajaran ekspositori
adalah salah satu diantara strategi pembelajaran yang menekankankan kepada
proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran
siswa dalam strategi ini adalah menyimak dan mendengarkan materi yang
disampaikan guru. Sedangkan menurut (Khanifatul, 2013:20) strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada peserta didik
dengan harapan peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara
optimal. Adapun pengertian menurut Roy Killen (dalam Sunardi 1990:86) strategi
ekspositori adalah strategi pembelajaran langsung dimana guru menyajikan bahan
dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.
Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.


3

Beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori menurut
Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas (2008:32) sebagai berikut.
1. Cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara
lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu
sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
2. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi,seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3. Memiliki tujuan utama pembelajaran yakni penguasaan materi pelajaran.
Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali
materi yang telah diuraikan.
4. Bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
centered approach). Hal ini dikarenakan dalam strategi ini guru

memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan
materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik,

dengan kemampuan akademik (academic achievement) siswa sebagai
fokus utama.

2.2 Langkah Penerapan Strategi Ekspositori dan Keunggulan serta
Kelemahannya
Pada penerapan strategi ekspositori diperlukan beberapa hal yang
merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Langkah-langkah penerapan
strategi ekspositori dipaparkan sebagai berikut.
1. Persiapan (preparation)
Langkah ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran (Sanjaya, 2011:159). Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan
persiapan adalah sebagai berikut.
a. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif,
b. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar,
c. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa,

4

d. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
strategi ekspositori sangan tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang
harus dilakukan dalam langkah persiapan, sebagai berikut.
a. Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif,
b. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai,
c. Bukalah file dalam otak siswa.

2. Penyajian (presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru
dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut ada bebarapa hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksaan langkah ini sebagai berikut.
a. Penggunaan bahasa,
b. Intonasi suara,
c. Menjaga kontak mata dengan siswa,
d. Menggunakan joke agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan
kalimat atau bahasa yang lucu.


3. Korelasi (correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
Langkah korelasi dilakukan tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya, maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir
dan kemampuan motorik siswa.

5

4. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada
siswa tentang kebenaran suatu paparan (siswa tidak merasa ragu lagi akan
penjelasan guru). Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut.
a. Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan,
b. Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah
disajikan.


Langkah penerapan mengenai strategi pembelajaran ekspositori
konkretnya memiliki dua metode dipaparkan sebagai berikut.
a. Metode Ceramah, dalam penerapan metode ceramah ini ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan dengan seksama oleh guru adalah bahan ajaran.
Sesuai dengan topik atau pokok bahasan, bahan ajaran dipilih dengan
mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, disusun
secara sistematis dan rinci, dilengkapi dengan contoh-contoh dan
pertanyaan. Dalam pelaksanaan mengajar, guru menceramahkan atau
menyampaikan bahan ajaran sesuai dengan sistematika yang telah
disusun. Untuk memperjelas bahan, guru dapat memberikan contohcontoh atau menerangkan dengan alat peraga. Agar para siswa berperan
lebih aktif, kegiatan ceramah dapat diselingi dengan Tanya-jawab.
Contoh-contoh dan pertanyaan yang akan diajukan guru hendaknya ditulis
dalam program/rencana pengajaran.

b. Metode Demonstrasi
Metode ini dapat digunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk
mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang memerlukan peragaan, atau
sebagai metode pelengkap dari metode ceramah. Untuk menerapkan
pokok bahasan cahaya, umpamanya, guru mengadakan demonstrasi

dengan cermin dan kaca pembesar. Untuk memperjelas perbedaan suara
beberapa jenis burung, guru mendemonstrasikan suara beberapa burung.

6

Demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh guru, tetapi para siswa bisa
diminta untuk mendemonstrasikan sesuatu. Hal-hal yang akan
didemonstrasikan oleh guru maupun oleh siswa hendaknya ditulisakan
secara rinci di beberapa rencana pengajaran (Ibrahim & Syaodih, 2003:4344).

Berdasarkan pemaparan sebelumnya mengenai langkah-langkah penerapan
strategi ekspositori dapat pula dipertimbangkan mengenai keunggulan dan
kelemahan jika menerapkan penggunaan strategi ini. Adapun keunggulan dan
kelemahan strategi pembelajaran ekspositori sebagai berikut.

Keunggulan strategi ekspositori:
1. Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pelajaran yang akan
diajarkan sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaian.
2. Strategi pembelajaran ekspositri dianggap sangat efektif apabila materi

pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas.
3. Siswa dapat mendengarkan materi melalui penuturan suatu materi
pelajaran dan bisa melihat atau mengobservasi melalui pelaksanaan
demonstrasi.
4. Dapat digunakan dalam jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar

Kelemahan strategi ekspositori:
1. Hanya dapat dilakuakan kepada siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak dengan baik, untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan tersebut perlu dipertimbangkan strategi lainya.
2. Strategi ekpositori tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap ndividu
baik perbedaan pengetahuan, minat, bakat, dan perbedaan gaya belajar.
3. Sulit mengembangkan kemapuan siswa dalam hal sosialisi hubungan
interpesonal dan kemampuan berpikir kritis karena diberikan melalui
ceramah.

7

4. Bergantung pada kmampuan guru dalam berkomunikasi dan mengelola
kelas.

5. Metode ini merupakan komunikasi satu arah atau one way communication,
karena one way communication itu maka kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan materi pembelajaran sangat terbatas, selain itu
komunikasi satu arah dapat mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki
siswa akan terbatas pada apa yanag diberikan guru.

2.3 Aplikasi Konkret Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam
Pembelajaran Sejarah
Aplikasi konkret mengenai strategi pembelajaran ekspositori dalam
pembelajaran sejarah dapat menerapkan materi yang berupa pemaparan peristiwa
bersejarah pada prakteknya diperlukan peranan guru yang mampu mengelola
kelas dan mampu menyampaikan materi secara menarik dan tidak membosankan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sofyana Hanani dalam Jurnal
Ilmiah IKIP Veteran Semarang diperoleh hasil aplikasi kongkret mengenai
strategi pembelajaran Ekspositori di Mts Muhammadiyah Tretep pada siklus I
sebagai berikut.
a. Banyak siswa yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat mengalami
kesulitan
b. Banyak siswa yang kurang sepenuhnya memperhatikan pada saat guru
mengajar
c. Banyak siswa yang belum terbiasa presentasi di depan kelas dan membuat
soal sendiri.
d. Banyak siswa yang belum terbiasa dengan strategi pembelajaran
ekspositori.

Berbagai permasalahan yang terdapat pada siklus I, Sofyana Hanani
(Mahasiswa Pendidikan Sejarah) mencoba mengevaluasi dan menerapkan strategi
pembelajaran ekspositori pada siklus II. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti
dipaparkan sebagai berikut.

8

a. Guru menjelaskan secara terperinci pada pokok bahasan kegiatan pokok
ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sejarah di
daerahnya.
b. Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih aktif lagi dalam proses
pembelajaran.
c. Siswa diminta untuk lebih serius dalam mempresentasikan pada pokok
bahasan hubungan kegiatan pembelajaran sejarah terkait sejarah lokal di
daerahnya.

Aplikasi konkret strategi ekspositori dalam pembelajaran sejarah menurut
Sofyana Hanani, dapat terbukti adanya perubahan dari siklus I hingga ke siklus II.
Perubahannya nampak pada kondisi siswa yang awalnya belum aktif dalam
pembelajaran kemudian menjadi aktif ketika dilakukan siklus ke II dengan
berbagai tindakan yang dilakukan guru contohnya pemberian motivasi saat
pembelajaran berlangsung.
Upaya yang dapat diterapkan dalam strategi ekspositori dapat berjalan
efektif jika memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a. Guru yang menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang
harus dipelajari siswa.
b. Apabila guru menginginkan siswa mempunyia model intelektual tertentu
misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran dapat
mengungkapkan bila diperlukan kembali.
c. Jika ingin membangkitkan pengetahuan siswa tentang topic tertentu jadi
materi pelajaran bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
d. Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu untuk kegiatan praktik.
e. Apabila seluruh siswa memilki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru
perlu menjelaskna untuk seluruh siswa.
f. Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang
berpusat pada siswa misalnya tidak ada sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.

9

g.

Jika guru tidak memilki waktu yang cukup untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.

Sejarah merupakan mata pelajaran yang berpotensi untuk menanamkan
rasa nasionalisme dan pendidikan karakter bagi peserta didik. Berbagai
permasalahan dalam pembelajaran sejarah sangatlah kompleks. Permasalahannya
sejarah dianggap membosankan dan menjadi mata pelajaran hafalan semata.
Berikut ini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan
pembelajaran sejarah menjadi menarik dan menyenangkan.

1. Menumbuhkan peserta didik mengenai Historical Thinking atau berpikir
historis
Pembelajaran sejarah mengajarkan sikap berpikir historis. Akan tetapi,
guru sejarah kurang menanamkan sikap berpikir historis artinya siswa tidak tahu
cara sejarawan bekerja, siswa hanya menganggap bahwa buku teks sejarah hanya
sekadar buku panduan saja. Hal tersebut perlu diajarkan agar siswa menjadi
paham bahwa sejarah itu unik, cara kerja sejarawan itu berpanduan pada metode
sejarah. Metode historis atau metode sejarah (1) pemilihan topik, topik harus
bernilai, menarik, dan orisinil, (2) Heuristik atau pengumpulan sumber) baik
sumber primer maupun sekunder, (3) Kritik sumber atau verifikasi sumber
(mengkritisi apakah sumber yang ditemukan adalah asli), (4) Interpretasi
(menafsirkan akan makna fakta, keterkaitan fakta satu dengan fakta yang lainnya),
(5) Historiografi (penulisan sejarah).

2. Menciptakan suasana belajar yang kondusif
Kondisi yang nyaman atau kondusif dalam pembelajaran sangat penting
untuk menumbuhkan rasa persahabatan antara guru dengan peserta didik sehingga
siswa tidak canggung untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi kepada
gurunya. Guru menjadi sahabat untuk tempat bertanya, teman diskusi, dan
mengungkapkan gagasan pengetahuan serta kompetensi peserta didik tanpa rasa
canggung (Mulyasa, 2010: 6).

10

Pembelajaran sejarah masih dianggap sebagai pembelajaran yang
membosankan bagi peserta didik karena terkait masa lampau, tahun-tahun, dan
sebagainya. Akan tetapi dengan terciptanya rasa nyaman atau kondusif tersebut
membuat pembelajaran sejarah menjadi efektif dan menyenangkan. Hal tersebut
berdampak pada senangnya siswa terhadap pelajaran sejarah dan peranan buku
teks sejarah menjadi efektif dikarenakan siswa menggunakan buku teks sejarah
sebagai panduan pembelajaran. Buku teks sejarah sangat kompleks dan perlu
dipahami bahwa buku teks bukan satu-satunya sumber. Berbagai alternatif juga
dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Peranan
buku teks dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Akan tetapi, guru sejarah
memiliki posisi yang penting dalam mengelola kelas dan memanfaatkan buku teks
tersebut.Peranan guru dalam mengelola kelas dengan baik terbukti pada sebuah
strategi yang diterapkan. Jika guru menggunakan strategi ekspositori maka, guru
sejarah akan memiliki kemampuan menyampaikan sebuah materi baik melalui
peristiwa bersejarah dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah dipahami.

3.Mengambil makna atau refleksi dari setiap mata pelajaran sejarah
Peranan refleksi sangat penting untuk mengetahui tingkat pemahaman bagi
siswa atau peserta didik. Sejarah yang ada di buku teks sejarah dituliskan dengan
kering, sehingga guru harus mengembangkan pembelajaran penuh makna kepada
siswa tidak hanya berpedoman pada buku teks sejarah yang ada. Metode
pengajaran yang diterapkan guru harus lebih menarik dan inovatif agar siswa
memandang bahwa sejarah itu sangat menyenangkan. Penerapan strategi yang
matang sangat diperlukan dalam ketercapaian sebuah tujuan pembelajaran. Pada
dasarnya jika guru menerapkan strategi ekspositori, maka guru akan
menggunakan pendekatan teacher centered learning atau berpusat pada guru dan
metode ceramah. Pada pembelajaran sejarah, guru tidak hanya memberikan
pemaparan fakta saja tetapi, pentingnya sebuah refleksi atau makna yang dapat
diambil oleh peserta didik. Pembelajaran sejarah sangat penting peranannya
dimana, sejarah bukan hanya prasasti saja tetapi setiap hal dalam hidup dalam
sejarah.

11

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Strategi pembelajaran ekspositori adalah metode pembelajaran yang
digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan
konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan
masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori, salah satunya adalah cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ekspositori.
Langkah-langkah penerapan strategi ekspositori mulai dari persiapan,
penyajian, korelasi, dan menyimpulkan. Langkah penerapannya mengenai strategi
ekspositori memiliki dua metode yaitu metode ceramah dan demonstrasi.
Pemilihan strategi ekspositori juga perlu mempertimbangkan materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa cukup luas dan kesempatan untuk mengontrol
pemahaman peserta didik sangat terbatas.
Aplikasi konkret mengenai strategi pembelajaran ekspositori dalam
pembelajaran sejarah dapat menerapkan materi yang berupa pemaparan peristiwa
bersejarah. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan pembelajaran sejarah
menjadi menarik dan menyenangkan antara lain menumbuhkan peserta didik
mengenai Historical Thinking atau berpikir historis, menciptakan suasana belajar
yang kondusif, dan mengambil makna atau refleksi dari setiap mata pelajaran
sejarah.

3.2 Saran
Makalah ini dapat dijadikan penambah pengetahuan tentang Aplikasi
Konkret Strategi Pembelajaran Ekspositori dalam Pembelajaran Sejarah.
Harapannya strategi pembelajaran terus mengalami perbaikan sehingga dapat
bermanfaat bagi guru sejarah dan berdampak pada keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran.

12

DAFTAR RUJUKAN
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya,
Jakarta :Depdiknas.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogyakarta: Ar-ruzz Media.
Mulyasa, E. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunardi, Nur.1990. Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional,
Bandung :Remaja Rosdakarya.
Wina Sanjaya.2011 Strategi Pembelajaran: berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta :Kencana Prenada Media.

13

14

1