Perawatan Ibu Nifas Perspektif Budaya Leukhon di Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue

ABSTRAK

Nifas adalah periode waktu setelah lahirnya placenta sampai 40 hari
kemudian. Pada masa nifas terjadi proses pemulihan alat reproduksi menjadi keadaan
seperti sebelum hamil. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perawatan masa
nifas (bak afu-afu) yang dilakukan pada suku Leukhon di Desa Lubuk baik
Kecamatan Alafan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Jumlah
informan 10 orang terdiri dari 3 orang ibu nifas, 1 orang ibu yang mempunyai bayi
umur 11 bulan, 2 orang kader posyandu, 2 orang dukun dan 2 orang tokoh
masyarakat.Proses pengumpulan data melalui wawancara dengan informan dengan
menggunakan alat perekam suara. Pengumpulan data berlangsung pada bulan Juni
2014 di Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ibu nifas pada suku Leukhon
didasari oleh budaya. Jenis perawatan nifas yang dilakukan selama masa nifas antara
lain penggunaan kapur sirih dan minyak makan, mandi air daun-daunan, penggunaan
gurita, penggunaan batu hangat (bulancing), pengasapan (naite), pantangan
makanan,minum obat kampung (jamu), kusuk atau urut, dan larangan keluar rumah
selama 40 hari. Perawatan nifas tersebut ada yang sesuai dengan kesehatan ada yang
merugikan kesehatan. Yang terutama merugikan kesehatan adalah pengasapan dan
pantang makanan.

Disarankan pada Puskesmas Alafan untuk mengembangkan upaya promosi
kesehatan yang sasarannya tidak hanya pada ibu nifas tetapi juga mencakup
masyarakat generasi sebelumnya (orang tua) tentang pengaruh perawatan nifas secara
tradisional yaitu kebiasaan berpantang makanan dan pengasapan pada masa nifas
yang dapat berpengaruh bagi kesehatan ibu dan bayi.

Kata Kunci : Perawatan Nifas, Budaya, Suku Leukhon

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Nifas (the period of confinement) is the period from the placenta is born to the
next 40 days. In this period, reproduction organ restores to the condition before
pregnancy. The objective of the research was to find out the treatment during nifas
(bak afu-afu) period conducted by Leukhon tribe in Lubuk baik Alafan Subdistrict.
The research used qualitative phenomenology type of research. There were
ten informants that consisted of three nifas mothers, one mother who had a 11 yearold baby, two posyandu cadres, and two public figures. The data were gathered by
conducting interviews with the informants, using a tape recorder in Alafan
Subdistrict, Simeulue District, in June, 2014.

The result of the research showed that the treatment of nifas mothers in
Leukhon tribe was based on culture. Nifas treatment was done by using kapur sirih
(lime chewed with a betel quid) and cooking oil, bathing with water and leaves, using
gurita (abdominal belt), using warm stone (bulancing), fumigation (naite), restricted
to certain foods, drinking traditional medicine, massaging, and prohibiting to go out
of the house for 40 days. This nifas treatment could harm health and could give the
benefit for health. Those which harmed health was fumigation and restricted to
certain foods.
It is recommended that the management of Alafan Puskesmas develop health
promotion not only to mothers but also to the whole community, including the old
generation, about the traditional nifas treatment, particularly about restricted to
certain foods and fumigation which can harm the health of mothers and their babies.

Keywords : Nifas Treatment, Leukhon Tribe

Universitas Sumatera Utara