PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEW
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN
CONTEXSTUAL AND LEARNING
Reza Rachmadtullah, Prayuningtyas Angger Wardani
Mahasiswa S3 Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
rezarachmadtullaheza@yahoo.com
ayuningtyaswardhani@yahoo.com
Abstrack : The purpose of this study was to determine how the application of methods
Contextual Learning And, to improve learning outcomes Civic Education about my hero. Research
conducted at the Elementary School District 22 Mempawah Mempawah West Kalimantan, with
research subjects fifth grade students totaling 30 people. This research is an action using a model
Kemmis and McTaggart, conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementing
action, observation, and reflection action. The data collection process through tests mastery of
learning outcomes Civics students, especially the material to understand the meaning and
relevance of the symbols of the precepts of Pancasila in the understanding of Pancasila as a whole,
and nontes be the observation of the implementation of the method of learning through methods
Contexstual And Learning by using observation sheet activities of teachers and students,
interviews, field notes, and documentation of results. The results showed an increase learning
outcomes Citizenship Education about understanding the meaning and relevance of symbols in
understanding the precepts of Pancasila Pancasila as a whole. This is evidenced by the value of
learning outcomes Citizenship Education students about the hero in the first cycle is 50% of
students who completed an average of 69 classes, were increased in the second cycle reaches 80%
of students who completed, with an average grade 77. Activities of teachers and students
according to the steps of this method reach 100% at the end of the second cycle.
Keywords: Learning Outcomes, Contexstual Method And Learning, Civic Education
Abstrack : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan metode Contexstual
And Learning, untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang
pahlawanku. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar 22 Mempawah Kabupaten Mempawah
Kalimantan Barat, dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart, dilakukan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan,
dan refleksi tindakan. Proses pengumpulan data melalui tes penguasaan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa khususnya materi memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila
pancasila dalam memahami pancasila secara utuh, dan nontes berupa hasil observasi pelaksanaan
metode pembelajaran melalui metode Contexstual And Learning dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa, wawancara, catatan lapangan, dan hasil dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang
memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila pancasila dalam memahami pancasila secara
utuh. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa tentang
pahlawanku pada siklus I yaitu 50% siswa yang tuntas dengan rata-rata kelas 69, meningkat pada
siklus II mencapai 80% siswa yang tuntas, dengan rata-rata kelas 77. Aktivitas guru dan siswa
sesuai langkah-langkah metode ini mencapai 100% pada akhir siklus II.
Kata kunci: Hasil Belajar, Metode Contexstual And Learning, Pendidikan Kewarganegaraan
116
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Ada
berbagai
rumusan
Untuk
yang
mendukung
tersebut
dikemukakan orang dalam upaya menjawab
tentunya
pertanyaan dengan melihat pendidikan dari
ataupun cara-cara yang akan membuat
salah satu aspek kehidupan tertentu atau
peserta
kacamata
tertentu.
memahami materi apa yang akan kita
Misalnya pandangan sosiologik melihat
sampaikan yang nantinya kapasitas kita
pendidikan
disiplin
keilmuan
diperlukan
hal
didik
mampu
metode-metode
menyerap
dan
sosial
bahwa
tentu saja akan menjadi seorang pendidik.
sebagai
usaha
Selain dengan metode atau cara-cara yang
pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai
efektif kita juga harus mampu memahami
kepada generasi berikutnya. Sedangkan
peserta didik secara personal maupun
pandangan Psikologik melihat pendidikan
secara kelompok.
pedidikan
dari
aspek
itu
adalah
Dalam makalah yang akan kami
dari aspek tingkah laku individu, antara lain
sebagai
paparkan kali ini yaitu menganai Prinsip
perkembangan kapasitas individu secara
Belajar dan Pembelajaran yang nantinya
optimal. Pandangan dari sudut ekonomi
akan membantu seorang pendidik untuk
antara lain melihat bahwa pendidikan itu
lebih memahami dan lebih mengenal
adalah sebagai usaha penanaman modal
peserta didiknya
mengartikan
insan
pendidikan
(Human
Investmen),
dan
Pendidikan mempunyai peranan yang
yang
terakhir dilihat dari sudut pandang politik
sangat
antara lain melihatnya sebagai pembinaan
perkembangan dan kelangsungan hidup
usaha kader bangsa.
suatu bangsa. Karena kualitas kehidupan
Dari uraian diatas kita dapat menarik
bangsa
benang merahnya bahwa pendidikan itu
adalah
suatu
kebutuhan
yang
penting
sangat
untuk
ditentukan
menjamin
oleh
faktor
pendidikan. Oleh karena itu pembaharuan
akan
pendidikan harus selalu dilakukan untuk
menjamin kelangsungan hidup bagi setiap
meningkatkan kualitas pendidikan nosional.
manusia. Hal ini telah terbukti dengan
Kemajuan sustu bangsa hanya dapat dicapai
adanya proses dari pendidikan itu sendiri
melalui penataan-penataan pendidikan yang
dimana pada masa sekarang ini, seseorang
yang
peranan
berpendidikan
penting
akan
dalam
baik. Upaya peningkatkan mutu pendidikan
memegang
setiap
itu diharapkan dapat menaikan harkat dan
aspek
martabat manusia indonesia. Oleh karena
kehidupan dalam masyarakat.
117
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
itu, maka pendidikan harus adaftif terhadap
tidak
perubahan zaman.
kognitif saja tetapi mencakup semua aspek
hanya
menekankan
pada
aspek
Untuk memperbaiki mutu pendidikan
yang bertujuan untuk mengembangkan
yang ada sekarang ini salah satunya dalam
potensi individu agar menjadi warga negara
mengembangkan potensi siswa untuk aktif,
yang aktif dan partisipatif. Sedangkan
kreatif
untuk tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
dan
mandiri
dalam
proses
pembelajaran sehingga tujuan pendidikan
di
yang akan dicapai dapat tercapai dengan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan
baik. Penyelenggaraan pendidikan tidak
yang dapat memberikan bekal siswa dalam
dapat dilepaskan dari tujuan pendidikan
menghadapi
yang
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
hendak
dicapai
berdasarkan
sekolah
lebih
ditekankan
kehidupan
pada
sehari-hari.
pada
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
bangsa
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
bidang
dan Menengah adalah mata pelajaran yang
kehidupan, salah satunya adalah bidang
memfokuskan pada pembentukan warga
pendidikan yang diajarkan di sekolah yaitu
negara
bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
pembangunan
nasional,
yang
hakikatnya
dilaksanakan
indonesia
meliputi
oleh
seluruh
Peran mata pelajaran
Kewarganegaraan
bertujuan
di
agar
mengembangkan
siswa
pengetahuan
memahami
dan
mampu
untuk menjadi warga negara Indonesia yang
Pendidikan
Sekolah
yang
Dasar
cerdas, terampil, dan berkarakter yang
mampu
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
dan
keterampilan yang berguna bagi siswa
Azis Wahab (2000:18) menyatakan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan ialah
dan bernegara. Dalam proses pembelajaran
media pengajaran yang meng-Indonesiakan
Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan
para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh
adanya keaktifan, supaya siswa mampu
tanggung jawab. Karena itu, program
mengembangkan
Pendidikan
pola
pemikiranya
Kewarganegaraan
sehingga dapat berfikir kritis dan rasional
konsep-konsep
sehingga
akan
politik dan hukum negara, serta teori umum
berkembang kearah yang lebih baik. Mata
yang lain yang cocok dengan target
pelajaran
tersebut. Dapat diartikan bahwa Melalui
hasil
belajarnya
Pendidikan
pun
Kewarganegaraan
118
umum
memuat
ketatanegaraan,
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Pendidikan Kewarganegaraan, siswa dan
adalah
warga
Indonesia
didasarkan pada pembentukan semangat
seluruhnya diharapkan mampu “memahami,
kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada
menganalisa,
masalah-
tekad suatu masyarakat untuk membangun
masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
masa depan bersama di bawah satu negara
bangsa dan negaranya secara konsisten dan
yang sama. Walaupun warga masyarakaat
berkesinambungan dengan cita-cita dan
itu berbeda-beda agama, ras, etnik, atau
tujuan nasional seperti yang digariskan
golongannya Pendidikan.
negara
dan
Republik
menjawab
negara
yang
pembentuknya
Kenyatannya di lapangan, dari data
dalam Pembukaan Undang-Undang Tahun
yang didapat nilai rata-rata untuk mata
1945.
pelajaran
Minto Rahayu (2009:17) bertujuan
Pendidikan
Kewarganegaraan
dengan
kelas V semester gasal yaitu 58,2 dengan
dasar
batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu
hubungan warga negara Indonesia yang
75. Berdasarkan data tersebut peserta didik
pancasila dengan negara dan sesama warga
yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya
negara
sebesar
membekali
dan
pengetahuan
memantapkan
dan
dengan
kemampuan
kemampuan
dasar
40%,
sedangkan
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai
memperoleh
pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
ketuntasan minimal.
nilai
di
bawah
sisanya
batas
memiliki kepribadian yang mantap,berpikir
Data di atas peneliti dapatkan setelah
kritis, bersikap rasional, esistensi dan
melakukan wawancara dengan pendidik
dinamis,
kelas V di SD tersebut. Rendahnya prestasi
berpandangan
luas,
bersikap
demokrasi dan berkeadaban.
belajar peserta didik tersebut antara lain
Dapat diartikan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan
di
Indonesia
disebabkan oleh faktor dari pendidik dan
dapat
peserta didik. Agar hasil belajar pada mata
diharapkan mempersiapkan peserta didik
pelajaran
menjadi warga negara yang memiliki
dapat meningkat dari data sebelumnya,
komitmen yang kuat dan konsisten untuk
pendidik harus memberikan inovasi dalam
mempertahankan
Kesatuan
proses pembelajaran. Salah satu cara yang
negara
dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi
kesatuan republik indonesia adalah negara
tugas mengajar adalah pendidik hendaknya
kesatuan
mempunyai
Republik
Negara
Indonesia.
modern.
Hakikat
Negara
kebangsaan
119
Pendidikan
Kewarganegaraan
kemampuan
dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
mengembangkan metode mengajar. Metode
satu
permasalahan/konteks
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
permasalahan/konteks lainnya.
ke
materi pelajaran yang dilakukan oleh
Menurut Johnson (2002:5) tentang
pendidik agar terjadi proses belajar pada
contextula teaching and laearning sebagai
diri peserta didik dalam upaya untuk
berikut: Contextual teaching and learning
mencapai tujuan (Sobri Sutrisno, 2014).
is a system of instruction based on the
Khususnya dalam hal ini adalah metode
philosophy that students learn when they
untuk menunjang proses pembelajaran pada
see meaning in academic material, and they
mata
see meaning in school-work when they can
pelajaran
Kewarganegaraan.
pembelajaran
Pendidikan
Pemilihan
juga
perlu
metode
connect
diperhatikan
new
information
with
prior
knowledge and their own experience
karena tidak semua materi dapat diajarkan
Dapat diartikan bahwa Contextula
dengan hanya satu metode pembelajaran.
Teaching And Laearning merupakan sistem
Pendidik hendaknya dapat memilih metode
pengajaran berdasarkan
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
siswa belajar ketika mereka melihat makna
materi yang hendak diajarkan. Hal ini
dari materi akademik, dan mereka melihat
dimaksudkan agar pengajaran Pendidikan
makna
Kewarganegaraan dapat berlangsung secara
mereka bisa menghubungkan informasi
efektif, efisien, dan tidak membosankan.
baru dengan informasi atau pengetahuan
Dalam
penelitian
ini
peneliti
dari
pekerjaan
filosofi
sekolah
bahwa
ketika
yang sudah ada dan merupakan pengalaman
menggunakan metode Contextual Teaching
siswa itu sendiri.
Menurut Elaine B. Johnson (2002:25)
and Learning atau yang selanjutnya disebut
Laearning
dalam Contextula Teaching And Laearning,
merupakan suatu proses pendidikan yang
minimal ada 3 (tiga) prinsip utama yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa
sering digunakan, yaitu sebagai berikut; (1)
untuk memahami makna materi pelajaran
prinsip
yang dipelajarinya dengan
(interdepence); (2) prinsip perbedaan; dan
Contextula
Teaching
And
mengaitkan
saling
materi tersebut dengan konteks kehidupan
(3)
mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki
organization).
pengetahuan/keterampilan
secara
dijelaskan dari ketiga prinsip tersebut
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari
bahwa (1) prinsip saling ketergantungan
yang
120
pengorganisasian
ketergantungan
Secara
diri
(self
khusus
dapat
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dimaksudkan di sini bahwa pembelajaran
METODE
kontekstual merupakan pembelajaran yang
menekankan
bahan
tindakan kelas (classroom action research).
pelajaran dengan bahan lainnya, antara teori
Desain intervensi tindakan/rancangan siklus
dan praktik, antara bahan yang bersifat
dalam penelitian ini menggunakan model
konsep dengan penerapan dalam kehidupan
Kemmis
nyata. (2) Prinsip perbedaan, mendorong
menggunakan sistem spiral yang dimulai
peserta didik menghasilkan keberagaman
dari
perbedaan dan keunikan melalui berpikir
(acting), pengamatan (observing), refleksi
kritis dan kreatif. (3) pengorganisasian diri,
(reflecting),
proses pembelajaran diatur, dipertahankan,
perencanaan kembali (replanning) sebagai
dan disadari oleh peserta didik sendiri,
dasar untuk strategi pemecahan masalah.
dalam
hubungan
rangka
antara
Penelitian ini merupakan penelitian
merealisasikan
seluruh
dan
perencanaan
dan
melalui
dua
learning
dengan
kondisi
consists
of
(planning),
dilanjutkan
dengan
tindakan
lagi
ke
Penelitian tindakan ini dilakukan
potensinya. “The contextual teaching and
system
Mc.Taggart,
eight
siklus,
yang
dan
disesuaikan
hasil
refleksi
components: making connections that hold
ketercapaian peningkatan yang diharapkan
meaning, self-regulated learning, doing
pada siklus sebelumnya, sesuai dengan
significant work, collaboration, critical and
tindakan yang dilakukan. Pada siklus
creative thinking, nurturing the individual,
pertama belum berhasil, maka dilanjutkan
reaching
pada siklus berikutnya.
high
standards,
and
using
Pada tahap perencanaan tindakan
authentic assessment”.
Proses
pembelajaran
kontekstual
yang meliputi perencanaan umum dan
memiliki 8 (delapan) komponen yakni
perencanaan khusus. Perencanaan umum
(1)melakukan hubungan yang bermakna;
meliputi perencanaan waktu pelaksanaan
(2) mengerjakan pekerjaan yang berarti; (3)
penelitian yang akan dilakukan selama
mengatur cara belajar mandiri; (4) bekerja
sama;(5)
kurang
berpikir kritis dan kreatif; (6)
lebih
dua
bulan.
Peneliti
mengadakan pertemuan dengan kepala
mengasuh atau memelihara pribadi siswa;
sekolah untuk konsultasi, dan pertemuan
(7) mencapai standar yang tinggi; dan (8)
menggunakan
penilaian
yang
dengan
autentik
rekan
mendiskusikan
(sebenarnya).
121
sejawat
peneliti
untuk
langkah-langkah
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
pelaksanaan
penelitian.
Selain
itu
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam
direncanakan pengaturan kondisi kelas,
dua siklus, masing-masing siklus dilakukan
persiapan materi pelajaran serta media/alat
2 kali tindakan dengan alokasi waktu 1 kali
pembelajaran yang diperlukan, pembuatan
tindakan adalah 2 x 35 menit sesuai dengan
kisi-kisi instrumen observasi tindakan, dan
program pembelajaran.
kisi-kisi instrumen hasil belajar siswa
Instrumen pengumpulan data yang
tentang pahlawanku.
Adapun
digunakan sebagai bahan penilaian terhadap
perencanaan
khusus
kegiatan proses dan hasil belajar siswa
disesuaikan dengan jadwal pembelajaran
adalah
dan
pengumpulan data yang telah dipersiapkan,
disusun
dalam
tiap
pelaksanaan
menggunakan
instrumen
tindakan. Dalam hal ini peneliti membuat
seperti
rencana pembelajaran sesuai Kurikulum
Kewarganegaraan
yang
observasi/pengamatan ketika menjalankan
berlaku,
menyiapkan
media
tes
hasil
belajar
dan
Pendidikan
berupa
lembar
pembelajaran yang diperlukan pada setiap
metode
pelaksanaan tindakan, menyiapkan lembar
Laearning Oleh sebab itu teknik penilaian
observasi tindakan dan instrumen evaluasi
yang digunakan disesuaikan dengan objek
hasil belajar siswa tentang pahlawanku,
yang dinilai dan disesuaikan dengan tujuan
serta pengumpulan data lainnya berkaitan
penilaian. Untuk menilai aktivitas proses
dengan penelitian ini.
dan hasil belajar siswa, teknik penilaian
Tahapan
pelaksanaan
yang
tindakan
Contextula
dipergunakan
Teaching
adalah
And
dengan
merupakan realisasi tindakan pada dasarnya
mengumpulkan data dengan menggunakan
disesuaikan dengan setting tindakan yang
tes hasil belajar berupa tes soal uraian serta
telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
lembar
pembelajaran
Tindakan
observasi/pengamatan.
langkah-
Kegiatan
dilaksanakan
(RPP).
sejalan
dengan
penilaian
berupa
observasi
lembar
(observing)
langkah metode pembelajaran Contextula
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
Teaching
telah
tindakan yang bertujuan untuk mengenali,
direncanakan, untuk meningkatkan hasil
merekam dan mendokumentasikan proses
belajar
pembelajaran
And
siswa
Laearning
tentang
yang
pahlawanku.
122
yang
terjadi,
berkenaan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dengan kegiatan guru dan siswa selama
Peneliti
dan
kolaborator
tindakan dilakukan. Observer mengamati
mengevaluasi kekurangan atau kelemahan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
serta kemajuan-kemajuan yang diperoleh
menggunakan lembar observasi aktivitas
guru dan siswa. Selain itu dalam kegiatan
guru dan siswa, sambil merekam atau
refleksi,
mendokumentasikannya.
antara hasil belajar siswa tentang tema
Hasil
rekaman
dilakukan
juga
perbandingan
dan dokumentasi penting dilakukan agar
pahlawanku,
data yang diperlukan dalam penelitian ini
diberikan tindakan. Apabila belum terjadi
dapat dijaring secara lengkap dan akurat.
peningkatan hasil belajar siswa, maka
Selain itu peneliti mencatat semua peristiwa
penelitian
atau hal yang terjadi di kelas selama proses
berikutnya.
pembelajaran berlangsung.
dilakukan dan telah terjadi peningkatan
Tahapan
merupakan
refleksi
upaya
mengkaji
pada
siklus
beberapa
siklus
secara
sesuai dengan kriteria yang akan dicapai,
maka peneliti dapat mengakhiri penelitian.
Selanjutnya pada siklus berikutnya
untuk
dilaksanakan berdasarkan analisis data hasil
berikutnya.
observasi, pemaknaan data hasil observasi,
Tahapan ini yang dilakukan oleh peneliti
penjelasan hasil analisis dan kesimpulan
dan
pelaksanaan
mengenai presentase teratasi atau tidaknya
dilakukan
permasalahan dalam pembelajaran, serta
menyempurnakan
tindakan
kolaborator
tindakan.
evaluasi
Setelah
sesudah
hasil belajar, tentang tema pahlawanku
berdasarkan data yang telah terkumpul,
melakukan
dilanjutkan
dan
tindakan
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
kemudian
sebelum
Kegiatan
setelah
refleksi
secara kolaboratif, dengan mendiskusikan
faktor-faktor
hasil analisis lembar observasi, catatan
petimbangan
lapangan,
dalam penelitian ini.
serta
faktor
penyebab
lainnya
belum
yang
tercapainya
menjadi
target
permasalahan lainnya yang terjadi selama
pembelajaran di kelas. Hasil refleksi ini
HASIL
menjadi acuan revisi untuk menentukan
Dilihat dari hasil analisis data selama
perencanaan kembali (replanning) pada
tindakan mulai siklus I sampai siklus II
siklus berikutnya.
terlihat adanya peningkatan dari semua data
123
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
yang diambil. Data tes berupa skor dalam
keterkaitan simbol-simbol sila pancasila
memahami makna dan keterkaitan simbol-
dalam memahami pancasila secara utuh
simbol sila pancasila dalam memahami
melalui metode Contextula Teaching And
pancasila secara utuh melalui metode
Laearning yaitu 6 siswa mendapat nilai 50-
Contextula
59 (20%), 9 siswa mendapat nilai 60-69
Teaching
mangalami
And
peningkatan,
Laearning
hasil
(30%), 9 siswa mendapat nilai 70-79
pada
(30%), 5 siswa mendapat nilai 80-89
perkembangan hasil yang dicapai mulai dari
(16,67%), 1 siswa mendapat nilai 90-100
siklus I meliputi data hasil observasi yang
(3,33%).
analisisnya
dapat
dan
dilihat
diperoleh dari lembar observasi tindakan
guru dan siswa.
Hasil
PEMBAHASAN
pada
siklus
I
pertemuan
Meningkatkan
kemampuan
pertama lembar observasi guru dalam
memahami makna dan keterkaitan simbol-
pembelajaran Contextula Teaching And
simbol sila pancasila dalam memahami
Laearning mencapai 33,33% dan kemudian
pancasila secara utuh melalui metode
menjadi 44,44%. Hasil pada siklus I
Contextula Teaching And Laearning, maka
pertemuan pertama lembar observasi siswa
siswa
dalam pembelajaran Contextula Teaching
menghayati
And Laearning mencapai 44,44% dan
permainan
kemudian menjadi 76,92%. Peningkatan ini
Laearning. Selain siswa dilatih untuk
menunjukkan bahwa metode Contextula
berdiskusi
Teaching And Laearning yang diterapkan
bekerja sama untuk saling memperbaiki
pada
dapat
pemeranannya dalam permainan tersebut.
membuat perubahan yang cukup bagi
Pada tindakan siklus I ini siswa belum
keberhasilan
terbiasa bermain peran dalam berdiskusi
proses
pembelajaran
guru
dalam
ini
proses
dengan
pembelajarannya.
dilatih
untuk
lebih
aktif
pemeranannya
Contextula
dengan
teman
Teaching
kelompoknya
lainnya
dengan
dan
dalam
And
dan
satu
Selanjutnya pada hasil instrumen tes
kelompok sehingga mereka kelihatannya
siklus I dengan presentase ketuntasan
masih bingung. Dengan demikian hasil dari
belajar adalah 50%, memahami makna dan
proses pembelajaran dan hasil tes pada
124
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
siklus I ini masih jauh dari target yang
keberhasilan
diharapkan pada penelitian ini.
pembelajarannya.
guru
dalam
proses
Selanjutnya pada siklus II, siswa
Selanjutnya pada hasil instrumen tes
diberikan motivasi dalam meningkatkan
siklus II dengan presentase ketuntasan 80%,
pemeranannya dalam permainan Contextula
memahami makna dan keterkaitan simbol-
Teaching And Laearning dan memberikan
simbol sila pancasila dalam memahami
latihan yang maksimal terhadap kelompok
pancasila secara utuh melalui metode
masing-masing pemeran. Setiap kelompok
Contextula Teaching And Laearning yaitu 3
di berikan motivasi hadiah berupa buku
siswa mendapat nilai 50-59 (10%), 3 siswa
bacaan dan alat-alat tulis bagi kelompok
mendapat nilai 60-69 (10%), 6 siswa
yang tampil
siklus
mendapat nilai 70-79 (20%), 15 siswa
sebelumnya yakni siklus I. Dengan adanya
mendapat nilai 80-89 (50%), 1 siswa
pemberian hadiah ini siswa berlomba-
mendapat nilai 90-100 (33,33%).
lebih bagus dari
lomba untuk tampil lebih bagus dan penuh
Dengan demikian hasil yang telah
semangat. Dengan demikian hasil yang
meningkat secara signifikan pada siklus II
diperoleh pada siklus II meningkat.
ini sebagaimana harapan peneliti telah
Hasil
pada
siklus
II
pertemuan
tercapai,
maka
penelitian
ini
tidak
pertama lembar observasi guru dalam
dilanjutkan lagi karena telah mencapai hasil
pembelajaran Contextula Teaching And
yang diharapkan. Namun terdapat 6 siswa
Laearning mencapai 66,66% dan kemudian
tidak tuntas karena mencapai nilai yang
menjadi 100%. Hasil pada siklus II
dicapai pada siklus II di bawah KKM.
pertemuan pertama lembar observasi siswa
dalam pembelajaran Contextula Teaching
SIMPULAN
And Laearning mencapai 66,66% dan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kemudian menjadi 100%. Peningkatan ini
tentang
menunjukkan bahwa metode Contextula
Pendidikan
Teaching And Laearning yang diterapkan
metode
pada
Laearning pada siklus I dan siklus II
proses
pembelajaran
ini
dapat
membuat perubahan yang cukup bagi
peningkatan
belajar
Kewarganegaraan
melalui
Contextula
menghasilkan
125
hasil
Teaching
kesimpulan
And
bahwa
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
Pembelajaran Contextula Teaching And
Pembelajaran
Laearning dapat meningkatkan kegairahan
Kewarganegaraan dan Habituasi di
siswa
sehingga
Sekolah Dasar Untuk Membangun
dalam
Karakter Siswa (Studi Kasus Pada
dalam
mengurangi
pembelajaran
kejenuhan
siswa
Pendidikan
menerima pelajaran. Dalam pembelajaran
Madrasah
Tsanawiyah
perlu diberikan reward atas penghargaan
Sawahgede
Cianjur).
kepada
Universitas Pendidikan Indonesia.
siswa
motivasi
yang
bagi
berhasil
sebagai
Negeri
Bandung:
siswa
lainnya
untuk
hasil
belajar
yang
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
dikehendaki. Hasil belajar siswa dari siklus
Numbered Head Together (NHT)
I dan siklus II meningkat secara signifikan
Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa
dengan KKM 70. Hasil siklus I dari 30
Kelas V SD Negeri 1 Klegung 1
siswa hanya 15 orang yang dinyatakan
Tempel.
lulus, dengan rata-rata kelas 69 presentase
Negeri Yogyakarta.
meningkatkan
Arbayta,
50%. Kemudian perbaikan pembelajaran
Yogyakarta:
Pengaruh
Universitas
Teori Klasik dan Riset Modern Edisi
LAEARNING dilanjutkan pada siklus II
Ketiga Jilid 1. Jakarta: ErlanggA.
dengan rata-rata kelas 77 presentase 80%
Johnson, (2002). Contextual Teaching and
mengalami peningkatan dari siklus I. Dari
Learning: What It Is and Why It’s
jumlah 30 orang hanya 6 orang siswa yang
Here to Stay .USA: Sage Publications
tidak tuntas
Ltd.
M.Sobry
DAFTAR RUJUKAN
Sutikno,
Model-Model
Abdul Aziz Wahab,(2002)
Teori dan
Pendidikan
Kewarganegaraan
(20014)
Metode&
Pembelajaran
.Lombok.
dan
McCoach, D. Besty, Robert K. Gable, dan
.Bandung:
John P.Madura, 2013. Instrument
Alfabeta
Development in the Affective Domain:
Aisah, Siti. 2010. Pola Integrasi Nilai-nilai
Pendidikan
Layla.2015
Friedman, S. Howard. 2008. Kepribadian
metode CONTEXTULA TEACHING AND
Landasan
Alvyta
Keluarga
School and Corporate Aplication 3rd
dalam
Edition. New York: Springer.
126
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Minto
Rahayu,
(2009).
Kewarganegaraan
Menghidupi
Jati
Pendidikan
RahayuMinto.2009.PKn
“Perjuangan
Diri
Menghidupi
Bangsa”
Tahun
Bangsa
Winarko, Jarot. 2010. Multiple Intelligences
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
22
Diri
.Jakarta: Grasindo.
Jakarta: Grasindo,2009
Nomor
Jati
Perjuangan
2006
Anak Cerdas, Ceria, Berakhlak.
tentang
Banten: PT. Happy Holy Kids
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
127
KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN
CONTEXSTUAL AND LEARNING
Reza Rachmadtullah, Prayuningtyas Angger Wardani
Mahasiswa S3 Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
rezarachmadtullaheza@yahoo.com
ayuningtyaswardhani@yahoo.com
Abstrack : The purpose of this study was to determine how the application of methods
Contextual Learning And, to improve learning outcomes Civic Education about my hero. Research
conducted at the Elementary School District 22 Mempawah Mempawah West Kalimantan, with
research subjects fifth grade students totaling 30 people. This research is an action using a model
Kemmis and McTaggart, conducted in two cycles. Each cycle consists of planning, implementing
action, observation, and reflection action. The data collection process through tests mastery of
learning outcomes Civics students, especially the material to understand the meaning and
relevance of the symbols of the precepts of Pancasila in the understanding of Pancasila as a whole,
and nontes be the observation of the implementation of the method of learning through methods
Contexstual And Learning by using observation sheet activities of teachers and students,
interviews, field notes, and documentation of results. The results showed an increase learning
outcomes Citizenship Education about understanding the meaning and relevance of symbols in
understanding the precepts of Pancasila Pancasila as a whole. This is evidenced by the value of
learning outcomes Citizenship Education students about the hero in the first cycle is 50% of
students who completed an average of 69 classes, were increased in the second cycle reaches 80%
of students who completed, with an average grade 77. Activities of teachers and students
according to the steps of this method reach 100% at the end of the second cycle.
Keywords: Learning Outcomes, Contexstual Method And Learning, Civic Education
Abstrack : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penerapan metode Contexstual
And Learning, untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang
pahlawanku. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar 22 Mempawah Kabupaten Mempawah
Kalimantan Barat, dengan subjek penelitian siswa kelas V yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart, dilakukan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan,
dan refleksi tindakan. Proses pengumpulan data melalui tes penguasaan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa khususnya materi memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila
pancasila dalam memahami pancasila secara utuh, dan nontes berupa hasil observasi pelaksanaan
metode pembelajaran melalui metode Contexstual And Learning dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa, wawancara, catatan lapangan, dan hasil dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang
memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila pancasila dalam memahami pancasila secara
utuh. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa tentang
pahlawanku pada siklus I yaitu 50% siswa yang tuntas dengan rata-rata kelas 69, meningkat pada
siklus II mencapai 80% siswa yang tuntas, dengan rata-rata kelas 77. Aktivitas guru dan siswa
sesuai langkah-langkah metode ini mencapai 100% pada akhir siklus II.
Kata kunci: Hasil Belajar, Metode Contexstual And Learning, Pendidikan Kewarganegaraan
116
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Ada
berbagai
rumusan
Untuk
yang
mendukung
tersebut
dikemukakan orang dalam upaya menjawab
tentunya
pertanyaan dengan melihat pendidikan dari
ataupun cara-cara yang akan membuat
salah satu aspek kehidupan tertentu atau
peserta
kacamata
tertentu.
memahami materi apa yang akan kita
Misalnya pandangan sosiologik melihat
sampaikan yang nantinya kapasitas kita
pendidikan
disiplin
keilmuan
diperlukan
hal
didik
mampu
metode-metode
menyerap
dan
sosial
bahwa
tentu saja akan menjadi seorang pendidik.
sebagai
usaha
Selain dengan metode atau cara-cara yang
pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai
efektif kita juga harus mampu memahami
kepada generasi berikutnya. Sedangkan
peserta didik secara personal maupun
pandangan Psikologik melihat pendidikan
secara kelompok.
pedidikan
dari
aspek
itu
adalah
Dalam makalah yang akan kami
dari aspek tingkah laku individu, antara lain
sebagai
paparkan kali ini yaitu menganai Prinsip
perkembangan kapasitas individu secara
Belajar dan Pembelajaran yang nantinya
optimal. Pandangan dari sudut ekonomi
akan membantu seorang pendidik untuk
antara lain melihat bahwa pendidikan itu
lebih memahami dan lebih mengenal
adalah sebagai usaha penanaman modal
peserta didiknya
mengartikan
insan
pendidikan
(Human
Investmen),
dan
Pendidikan mempunyai peranan yang
yang
terakhir dilihat dari sudut pandang politik
sangat
antara lain melihatnya sebagai pembinaan
perkembangan dan kelangsungan hidup
usaha kader bangsa.
suatu bangsa. Karena kualitas kehidupan
Dari uraian diatas kita dapat menarik
bangsa
benang merahnya bahwa pendidikan itu
adalah
suatu
kebutuhan
yang
penting
sangat
untuk
ditentukan
menjamin
oleh
faktor
pendidikan. Oleh karena itu pembaharuan
akan
pendidikan harus selalu dilakukan untuk
menjamin kelangsungan hidup bagi setiap
meningkatkan kualitas pendidikan nosional.
manusia. Hal ini telah terbukti dengan
Kemajuan sustu bangsa hanya dapat dicapai
adanya proses dari pendidikan itu sendiri
melalui penataan-penataan pendidikan yang
dimana pada masa sekarang ini, seseorang
yang
peranan
berpendidikan
penting
akan
dalam
baik. Upaya peningkatkan mutu pendidikan
memegang
setiap
itu diharapkan dapat menaikan harkat dan
aspek
martabat manusia indonesia. Oleh karena
kehidupan dalam masyarakat.
117
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
itu, maka pendidikan harus adaftif terhadap
tidak
perubahan zaman.
kognitif saja tetapi mencakup semua aspek
hanya
menekankan
pada
aspek
Untuk memperbaiki mutu pendidikan
yang bertujuan untuk mengembangkan
yang ada sekarang ini salah satunya dalam
potensi individu agar menjadi warga negara
mengembangkan potensi siswa untuk aktif,
yang aktif dan partisipatif. Sedangkan
kreatif
untuk tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
dan
mandiri
dalam
proses
pembelajaran sehingga tujuan pendidikan
di
yang akan dicapai dapat tercapai dengan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan
baik. Penyelenggaraan pendidikan tidak
yang dapat memberikan bekal siswa dalam
dapat dilepaskan dari tujuan pendidikan
menghadapi
yang
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
hendak
dicapai
berdasarkan
sekolah
lebih
ditekankan
kehidupan
pada
sehari-hari.
pada
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
bangsa
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
bidang
dan Menengah adalah mata pelajaran yang
kehidupan, salah satunya adalah bidang
memfokuskan pada pembentukan warga
pendidikan yang diajarkan di sekolah yaitu
negara
bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
pembangunan
nasional,
yang
hakikatnya
dilaksanakan
indonesia
meliputi
oleh
seluruh
Peran mata pelajaran
Kewarganegaraan
bertujuan
di
agar
mengembangkan
siswa
pengetahuan
memahami
dan
mampu
untuk menjadi warga negara Indonesia yang
Pendidikan
Sekolah
yang
Dasar
cerdas, terampil, dan berkarakter yang
mampu
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
dan
keterampilan yang berguna bagi siswa
Azis Wahab (2000:18) menyatakan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan ialah
dan bernegara. Dalam proses pembelajaran
media pengajaran yang meng-Indonesiakan
Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan
para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh
adanya keaktifan, supaya siswa mampu
tanggung jawab. Karena itu, program
mengembangkan
Pendidikan
pola
pemikiranya
Kewarganegaraan
sehingga dapat berfikir kritis dan rasional
konsep-konsep
sehingga
akan
politik dan hukum negara, serta teori umum
berkembang kearah yang lebih baik. Mata
yang lain yang cocok dengan target
pelajaran
tersebut. Dapat diartikan bahwa Melalui
hasil
belajarnya
Pendidikan
pun
Kewarganegaraan
118
umum
memuat
ketatanegaraan,
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Pendidikan Kewarganegaraan, siswa dan
adalah
warga
Indonesia
didasarkan pada pembentukan semangat
seluruhnya diharapkan mampu “memahami,
kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada
menganalisa,
masalah-
tekad suatu masyarakat untuk membangun
masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
masa depan bersama di bawah satu negara
bangsa dan negaranya secara konsisten dan
yang sama. Walaupun warga masyarakaat
berkesinambungan dengan cita-cita dan
itu berbeda-beda agama, ras, etnik, atau
tujuan nasional seperti yang digariskan
golongannya Pendidikan.
negara
dan
Republik
menjawab
negara
yang
pembentuknya
Kenyatannya di lapangan, dari data
dalam Pembukaan Undang-Undang Tahun
yang didapat nilai rata-rata untuk mata
1945.
pelajaran
Minto Rahayu (2009:17) bertujuan
Pendidikan
Kewarganegaraan
dengan
kelas V semester gasal yaitu 58,2 dengan
dasar
batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu
hubungan warga negara Indonesia yang
75. Berdasarkan data tersebut peserta didik
pancasila dengan negara dan sesama warga
yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya
negara
sebesar
membekali
dan
pengetahuan
memantapkan
dan
dengan
kemampuan
kemampuan
dasar
40%,
sedangkan
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai
memperoleh
pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
ketuntasan minimal.
nilai
di
bawah
sisanya
batas
memiliki kepribadian yang mantap,berpikir
Data di atas peneliti dapatkan setelah
kritis, bersikap rasional, esistensi dan
melakukan wawancara dengan pendidik
dinamis,
kelas V di SD tersebut. Rendahnya prestasi
berpandangan
luas,
bersikap
demokrasi dan berkeadaban.
belajar peserta didik tersebut antara lain
Dapat diartikan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan
di
Indonesia
disebabkan oleh faktor dari pendidik dan
dapat
peserta didik. Agar hasil belajar pada mata
diharapkan mempersiapkan peserta didik
pelajaran
menjadi warga negara yang memiliki
dapat meningkat dari data sebelumnya,
komitmen yang kuat dan konsisten untuk
pendidik harus memberikan inovasi dalam
mempertahankan
Kesatuan
proses pembelajaran. Salah satu cara yang
negara
dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi
kesatuan republik indonesia adalah negara
tugas mengajar adalah pendidik hendaknya
kesatuan
mempunyai
Republik
Negara
Indonesia.
modern.
Hakikat
Negara
kebangsaan
119
Pendidikan
Kewarganegaraan
kemampuan
dalam
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
mengembangkan metode mengajar. Metode
satu
permasalahan/konteks
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
permasalahan/konteks lainnya.
ke
materi pelajaran yang dilakukan oleh
Menurut Johnson (2002:5) tentang
pendidik agar terjadi proses belajar pada
contextula teaching and laearning sebagai
diri peserta didik dalam upaya untuk
berikut: Contextual teaching and learning
mencapai tujuan (Sobri Sutrisno, 2014).
is a system of instruction based on the
Khususnya dalam hal ini adalah metode
philosophy that students learn when they
untuk menunjang proses pembelajaran pada
see meaning in academic material, and they
mata
see meaning in school-work when they can
pelajaran
Kewarganegaraan.
pembelajaran
Pendidikan
Pemilihan
juga
perlu
metode
connect
diperhatikan
new
information
with
prior
knowledge and their own experience
karena tidak semua materi dapat diajarkan
Dapat diartikan bahwa Contextula
dengan hanya satu metode pembelajaran.
Teaching And Laearning merupakan sistem
Pendidik hendaknya dapat memilih metode
pengajaran berdasarkan
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan
siswa belajar ketika mereka melihat makna
materi yang hendak diajarkan. Hal ini
dari materi akademik, dan mereka melihat
dimaksudkan agar pengajaran Pendidikan
makna
Kewarganegaraan dapat berlangsung secara
mereka bisa menghubungkan informasi
efektif, efisien, dan tidak membosankan.
baru dengan informasi atau pengetahuan
Dalam
penelitian
ini
peneliti
dari
pekerjaan
filosofi
sekolah
bahwa
ketika
yang sudah ada dan merupakan pengalaman
menggunakan metode Contextual Teaching
siswa itu sendiri.
Menurut Elaine B. Johnson (2002:25)
and Learning atau yang selanjutnya disebut
Laearning
dalam Contextula Teaching And Laearning,
merupakan suatu proses pendidikan yang
minimal ada 3 (tiga) prinsip utama yang
holistik dan bertujuan memotivasi siswa
sering digunakan, yaitu sebagai berikut; (1)
untuk memahami makna materi pelajaran
prinsip
yang dipelajarinya dengan
(interdepence); (2) prinsip perbedaan; dan
Contextula
Teaching
And
mengaitkan
saling
materi tersebut dengan konteks kehidupan
(3)
mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki
organization).
pengetahuan/keterampilan
secara
dijelaskan dari ketiga prinsip tersebut
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari
bahwa (1) prinsip saling ketergantungan
yang
120
pengorganisasian
ketergantungan
Secara
diri
(self
khusus
dapat
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dimaksudkan di sini bahwa pembelajaran
METODE
kontekstual merupakan pembelajaran yang
menekankan
bahan
tindakan kelas (classroom action research).
pelajaran dengan bahan lainnya, antara teori
Desain intervensi tindakan/rancangan siklus
dan praktik, antara bahan yang bersifat
dalam penelitian ini menggunakan model
konsep dengan penerapan dalam kehidupan
Kemmis
nyata. (2) Prinsip perbedaan, mendorong
menggunakan sistem spiral yang dimulai
peserta didik menghasilkan keberagaman
dari
perbedaan dan keunikan melalui berpikir
(acting), pengamatan (observing), refleksi
kritis dan kreatif. (3) pengorganisasian diri,
(reflecting),
proses pembelajaran diatur, dipertahankan,
perencanaan kembali (replanning) sebagai
dan disadari oleh peserta didik sendiri,
dasar untuk strategi pemecahan masalah.
dalam
hubungan
rangka
antara
Penelitian ini merupakan penelitian
merealisasikan
seluruh
dan
perencanaan
dan
melalui
dua
learning
dengan
kondisi
consists
of
(planning),
dilanjutkan
dengan
tindakan
lagi
ke
Penelitian tindakan ini dilakukan
potensinya. “The contextual teaching and
system
Mc.Taggart,
eight
siklus,
yang
dan
disesuaikan
hasil
refleksi
components: making connections that hold
ketercapaian peningkatan yang diharapkan
meaning, self-regulated learning, doing
pada siklus sebelumnya, sesuai dengan
significant work, collaboration, critical and
tindakan yang dilakukan. Pada siklus
creative thinking, nurturing the individual,
pertama belum berhasil, maka dilanjutkan
reaching
pada siklus berikutnya.
high
standards,
and
using
Pada tahap perencanaan tindakan
authentic assessment”.
Proses
pembelajaran
kontekstual
yang meliputi perencanaan umum dan
memiliki 8 (delapan) komponen yakni
perencanaan khusus. Perencanaan umum
(1)melakukan hubungan yang bermakna;
meliputi perencanaan waktu pelaksanaan
(2) mengerjakan pekerjaan yang berarti; (3)
penelitian yang akan dilakukan selama
mengatur cara belajar mandiri; (4) bekerja
sama;(5)
kurang
berpikir kritis dan kreatif; (6)
lebih
dua
bulan.
Peneliti
mengadakan pertemuan dengan kepala
mengasuh atau memelihara pribadi siswa;
sekolah untuk konsultasi, dan pertemuan
(7) mencapai standar yang tinggi; dan (8)
menggunakan
penilaian
yang
dengan
autentik
rekan
mendiskusikan
(sebenarnya).
121
sejawat
peneliti
untuk
langkah-langkah
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
pelaksanaan
penelitian.
Selain
itu
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam
direncanakan pengaturan kondisi kelas,
dua siklus, masing-masing siklus dilakukan
persiapan materi pelajaran serta media/alat
2 kali tindakan dengan alokasi waktu 1 kali
pembelajaran yang diperlukan, pembuatan
tindakan adalah 2 x 35 menit sesuai dengan
kisi-kisi instrumen observasi tindakan, dan
program pembelajaran.
kisi-kisi instrumen hasil belajar siswa
Instrumen pengumpulan data yang
tentang pahlawanku.
Adapun
digunakan sebagai bahan penilaian terhadap
perencanaan
khusus
kegiatan proses dan hasil belajar siswa
disesuaikan dengan jadwal pembelajaran
adalah
dan
pengumpulan data yang telah dipersiapkan,
disusun
dalam
tiap
pelaksanaan
menggunakan
instrumen
tindakan. Dalam hal ini peneliti membuat
seperti
rencana pembelajaran sesuai Kurikulum
Kewarganegaraan
yang
observasi/pengamatan ketika menjalankan
berlaku,
menyiapkan
media
tes
hasil
belajar
dan
Pendidikan
berupa
lembar
pembelajaran yang diperlukan pada setiap
metode
pelaksanaan tindakan, menyiapkan lembar
Laearning Oleh sebab itu teknik penilaian
observasi tindakan dan instrumen evaluasi
yang digunakan disesuaikan dengan objek
hasil belajar siswa tentang pahlawanku,
yang dinilai dan disesuaikan dengan tujuan
serta pengumpulan data lainnya berkaitan
penilaian. Untuk menilai aktivitas proses
dengan penelitian ini.
dan hasil belajar siswa, teknik penilaian
Tahapan
pelaksanaan
yang
tindakan
Contextula
dipergunakan
Teaching
adalah
And
dengan
merupakan realisasi tindakan pada dasarnya
mengumpulkan data dengan menggunakan
disesuaikan dengan setting tindakan yang
tes hasil belajar berupa tes soal uraian serta
telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
lembar
pembelajaran
Tindakan
observasi/pengamatan.
langkah-
Kegiatan
dilaksanakan
(RPP).
sejalan
dengan
penilaian
berupa
observasi
lembar
(observing)
langkah metode pembelajaran Contextula
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
Teaching
telah
tindakan yang bertujuan untuk mengenali,
direncanakan, untuk meningkatkan hasil
merekam dan mendokumentasikan proses
belajar
pembelajaran
And
siswa
Laearning
tentang
yang
pahlawanku.
122
yang
terjadi,
berkenaan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dengan kegiatan guru dan siswa selama
Peneliti
dan
kolaborator
tindakan dilakukan. Observer mengamati
mengevaluasi kekurangan atau kelemahan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
serta kemajuan-kemajuan yang diperoleh
menggunakan lembar observasi aktivitas
guru dan siswa. Selain itu dalam kegiatan
guru dan siswa, sambil merekam atau
refleksi,
mendokumentasikannya.
antara hasil belajar siswa tentang tema
Hasil
rekaman
dilakukan
juga
perbandingan
dan dokumentasi penting dilakukan agar
pahlawanku,
data yang diperlukan dalam penelitian ini
diberikan tindakan. Apabila belum terjadi
dapat dijaring secara lengkap dan akurat.
peningkatan hasil belajar siswa, maka
Selain itu peneliti mencatat semua peristiwa
penelitian
atau hal yang terjadi di kelas selama proses
berikutnya.
pembelajaran berlangsung.
dilakukan dan telah terjadi peningkatan
Tahapan
merupakan
refleksi
upaya
mengkaji
pada
siklus
beberapa
siklus
secara
sesuai dengan kriteria yang akan dicapai,
maka peneliti dapat mengakhiri penelitian.
Selanjutnya pada siklus berikutnya
untuk
dilaksanakan berdasarkan analisis data hasil
berikutnya.
observasi, pemaknaan data hasil observasi,
Tahapan ini yang dilakukan oleh peneliti
penjelasan hasil analisis dan kesimpulan
dan
pelaksanaan
mengenai presentase teratasi atau tidaknya
dilakukan
permasalahan dalam pembelajaran, serta
menyempurnakan
tindakan
kolaborator
tindakan.
evaluasi
Setelah
sesudah
hasil belajar, tentang tema pahlawanku
berdasarkan data yang telah terkumpul,
melakukan
dilanjutkan
dan
tindakan
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan,
kemudian
sebelum
Kegiatan
setelah
refleksi
secara kolaboratif, dengan mendiskusikan
faktor-faktor
hasil analisis lembar observasi, catatan
petimbangan
lapangan,
dalam penelitian ini.
serta
faktor
penyebab
lainnya
belum
yang
tercapainya
menjadi
target
permasalahan lainnya yang terjadi selama
pembelajaran di kelas. Hasil refleksi ini
HASIL
menjadi acuan revisi untuk menentukan
Dilihat dari hasil analisis data selama
perencanaan kembali (replanning) pada
tindakan mulai siklus I sampai siklus II
siklus berikutnya.
terlihat adanya peningkatan dari semua data
123
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
yang diambil. Data tes berupa skor dalam
keterkaitan simbol-simbol sila pancasila
memahami makna dan keterkaitan simbol-
dalam memahami pancasila secara utuh
simbol sila pancasila dalam memahami
melalui metode Contextula Teaching And
pancasila secara utuh melalui metode
Laearning yaitu 6 siswa mendapat nilai 50-
Contextula
59 (20%), 9 siswa mendapat nilai 60-69
Teaching
mangalami
And
peningkatan,
Laearning
hasil
(30%), 9 siswa mendapat nilai 70-79
pada
(30%), 5 siswa mendapat nilai 80-89
perkembangan hasil yang dicapai mulai dari
(16,67%), 1 siswa mendapat nilai 90-100
siklus I meliputi data hasil observasi yang
(3,33%).
analisisnya
dapat
dan
dilihat
diperoleh dari lembar observasi tindakan
guru dan siswa.
Hasil
PEMBAHASAN
pada
siklus
I
pertemuan
Meningkatkan
kemampuan
pertama lembar observasi guru dalam
memahami makna dan keterkaitan simbol-
pembelajaran Contextula Teaching And
simbol sila pancasila dalam memahami
Laearning mencapai 33,33% dan kemudian
pancasila secara utuh melalui metode
menjadi 44,44%. Hasil pada siklus I
Contextula Teaching And Laearning, maka
pertemuan pertama lembar observasi siswa
siswa
dalam pembelajaran Contextula Teaching
menghayati
And Laearning mencapai 44,44% dan
permainan
kemudian menjadi 76,92%. Peningkatan ini
Laearning. Selain siswa dilatih untuk
menunjukkan bahwa metode Contextula
berdiskusi
Teaching And Laearning yang diterapkan
bekerja sama untuk saling memperbaiki
pada
dapat
pemeranannya dalam permainan tersebut.
membuat perubahan yang cukup bagi
Pada tindakan siklus I ini siswa belum
keberhasilan
terbiasa bermain peran dalam berdiskusi
proses
pembelajaran
guru
dalam
ini
proses
dengan
pembelajarannya.
dilatih
untuk
lebih
aktif
pemeranannya
Contextula
dengan
teman
Teaching
kelompoknya
lainnya
dengan
dan
dalam
And
dan
satu
Selanjutnya pada hasil instrumen tes
kelompok sehingga mereka kelihatannya
siklus I dengan presentase ketuntasan
masih bingung. Dengan demikian hasil dari
belajar adalah 50%, memahami makna dan
proses pembelajaran dan hasil tes pada
124
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
siklus I ini masih jauh dari target yang
keberhasilan
diharapkan pada penelitian ini.
pembelajarannya.
guru
dalam
proses
Selanjutnya pada siklus II, siswa
Selanjutnya pada hasil instrumen tes
diberikan motivasi dalam meningkatkan
siklus II dengan presentase ketuntasan 80%,
pemeranannya dalam permainan Contextula
memahami makna dan keterkaitan simbol-
Teaching And Laearning dan memberikan
simbol sila pancasila dalam memahami
latihan yang maksimal terhadap kelompok
pancasila secara utuh melalui metode
masing-masing pemeran. Setiap kelompok
Contextula Teaching And Laearning yaitu 3
di berikan motivasi hadiah berupa buku
siswa mendapat nilai 50-59 (10%), 3 siswa
bacaan dan alat-alat tulis bagi kelompok
mendapat nilai 60-69 (10%), 6 siswa
yang tampil
siklus
mendapat nilai 70-79 (20%), 15 siswa
sebelumnya yakni siklus I. Dengan adanya
mendapat nilai 80-89 (50%), 1 siswa
pemberian hadiah ini siswa berlomba-
mendapat nilai 90-100 (33,33%).
lebih bagus dari
lomba untuk tampil lebih bagus dan penuh
Dengan demikian hasil yang telah
semangat. Dengan demikian hasil yang
meningkat secara signifikan pada siklus II
diperoleh pada siklus II meningkat.
ini sebagaimana harapan peneliti telah
Hasil
pada
siklus
II
pertemuan
tercapai,
maka
penelitian
ini
tidak
pertama lembar observasi guru dalam
dilanjutkan lagi karena telah mencapai hasil
pembelajaran Contextula Teaching And
yang diharapkan. Namun terdapat 6 siswa
Laearning mencapai 66,66% dan kemudian
tidak tuntas karena mencapai nilai yang
menjadi 100%. Hasil pada siklus II
dicapai pada siklus II di bawah KKM.
pertemuan pertama lembar observasi siswa
dalam pembelajaran Contextula Teaching
SIMPULAN
And Laearning mencapai 66,66% dan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kemudian menjadi 100%. Peningkatan ini
tentang
menunjukkan bahwa metode Contextula
Pendidikan
Teaching And Laearning yang diterapkan
metode
pada
Laearning pada siklus I dan siklus II
proses
pembelajaran
ini
dapat
membuat perubahan yang cukup bagi
peningkatan
belajar
Kewarganegaraan
melalui
Contextula
menghasilkan
125
hasil
Teaching
kesimpulan
And
bahwa
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran
Contexstual And Learning
Reza rachmadtullah, Prayuningtyas A.W
Pembelajaran Contextula Teaching And
Pembelajaran
Laearning dapat meningkatkan kegairahan
Kewarganegaraan dan Habituasi di
siswa
sehingga
Sekolah Dasar Untuk Membangun
dalam
Karakter Siswa (Studi Kasus Pada
dalam
mengurangi
pembelajaran
kejenuhan
siswa
Pendidikan
menerima pelajaran. Dalam pembelajaran
Madrasah
Tsanawiyah
perlu diberikan reward atas penghargaan
Sawahgede
Cianjur).
kepada
Universitas Pendidikan Indonesia.
siswa
motivasi
yang
bagi
berhasil
sebagai
Negeri
Bandung:
siswa
lainnya
untuk
hasil
belajar
yang
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
dikehendaki. Hasil belajar siswa dari siklus
Numbered Head Together (NHT)
I dan siklus II meningkat secara signifikan
Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa
dengan KKM 70. Hasil siklus I dari 30
Kelas V SD Negeri 1 Klegung 1
siswa hanya 15 orang yang dinyatakan
Tempel.
lulus, dengan rata-rata kelas 69 presentase
Negeri Yogyakarta.
meningkatkan
Arbayta,
50%. Kemudian perbaikan pembelajaran
Yogyakarta:
Pengaruh
Universitas
Teori Klasik dan Riset Modern Edisi
LAEARNING dilanjutkan pada siklus II
Ketiga Jilid 1. Jakarta: ErlanggA.
dengan rata-rata kelas 77 presentase 80%
Johnson, (2002). Contextual Teaching and
mengalami peningkatan dari siklus I. Dari
Learning: What It Is and Why It’s
jumlah 30 orang hanya 6 orang siswa yang
Here to Stay .USA: Sage Publications
tidak tuntas
Ltd.
M.Sobry
DAFTAR RUJUKAN
Sutikno,
Model-Model
Abdul Aziz Wahab,(2002)
Teori dan
Pendidikan
Kewarganegaraan
(20014)
Metode&
Pembelajaran
.Lombok.
dan
McCoach, D. Besty, Robert K. Gable, dan
.Bandung:
John P.Madura, 2013. Instrument
Alfabeta
Development in the Affective Domain:
Aisah, Siti. 2010. Pola Integrasi Nilai-nilai
Pendidikan
Layla.2015
Friedman, S. Howard. 2008. Kepribadian
metode CONTEXTULA TEACHING AND
Landasan
Alvyta
Keluarga
School and Corporate Aplication 3rd
dalam
Edition. New York: Springer.
126
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Minto
Rahayu,
(2009).
Kewarganegaraan
Menghidupi
Jati
Pendidikan
RahayuMinto.2009.PKn
“Perjuangan
Diri
Menghidupi
Bangsa”
Tahun
Bangsa
Winarko, Jarot. 2010. Multiple Intelligences
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
22
Diri
.Jakarta: Grasindo.
Jakarta: Grasindo,2009
Nomor
Jati
Perjuangan
2006
Anak Cerdas, Ceria, Berakhlak.
tentang
Banten: PT. Happy Holy Kids
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
127