Pengaruh kenaikan nilai tukar dollar Ame

NAMA

: HERI HERMAWAN

NIM

: 1410101006

MATA KULIAH

: EKONOMI MONETER

DOLLAR NAIK MASYARAKAT BISA APA ?
Akhir-akhir ini Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi dikarenakan nilai tukar
rupiah menurun sampai menembus angka Rp. 14.000/USD. Penyebab penurunan nilai tukar
rupiah bukan semata-mata di karenakan pemerintah yang tidak bisa mengatasi masalah
tersebut tetapi di karenakan faktor eksternal, kenaikan nilai dollar sendiri tidak hanya terjadi
di Indonesia saja tetapi juga terjadi di Negara lainnya. Tahun 2008 Amerika mengalami krisis
ekonomi yang membuat nilai tukar dollar Amerika menurun dan memaksa Amerika untuk
memperbaiki simtem perekonomiannya. Dalam misi perbaikan perekonomian, Amerika
membuat kebijakan yang di sebut Quantitativ Easing yaitu dengan menyuntikkan dana

stimulus untuk membangkitkan gairah ekonomi Amerika dari terpaan krisis atau bisa
dikatakan Amerika memompa dollar baru secara terus menerus yang di gunakan sebagai
stimulus ekonomi untuk dapat memutar roda perekonomian Amerika, sehingga oleh para
investor dollar banyak di investasikan di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Setelah keadaan perekonomian membaik Amerika mengeluarkan kebijakan baru yaitu
Tappering Off dengan kata lain Amerika memotong dana stimulus yang membuat investor
kembali ke Amerika. Termasuk Indonesia yang merasakan dana stimulus tersebut menjadi
sepi investor. Dollar pun akhirnya kembali ke Amerika dan keberadaannya menjadi langka
nilainya pun semakin naik. Membuat neraca perdagangan Indonesia yang tidak stabil, barang
hasil Indonesia yang menjadi andalan ekspor seperti batu bara, kelapa sawit dan lainnya
melemah dan ekspor pun menurun tetapi di sisi lain impor dilakukan secara terus menerus.
Imbas dari menurunya nilai tukar rupiah yaitu harga barang yang di impor menjadi
lebih mahal, sebagai contoh kedelai. Para pengusaha tahu dan tempe banyak yang mengeluh
di karenakan mahalnya bahan pokok untuk membuat tahu dan tempe akhirnya memaksa
pengusaha gulung tikar karena tidak mampu membeli bahan pokok.
Intinya semua barang yang di impor dari luar negeri harganya menjadi lebih mahal
dan membuat masyarakat harus merogoh kantong yang cukup dalam untuk membelinya

tetapi tidak berdampak pada barang asli hasil Indonesia sendiri yang bahannya tidak perlu di
impor dari luar negeri, karena untuk pembelian bahan baku menggunakan mata uang rupiah

dan tidak terpengaruh oleh naiknya nilai tukar dollar.